Ujunggebang, Susukan, Cirebon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Templat dengan kontrol karakter Unicode)
 
(31 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{desa
|foto = [[Berkas:Kuwu1.JPG|thumbjmpl|260px|rightka|Kantor Kuwu (Kepala Desa) Ujunggebang]]
|peta =
|nama =Ujunggebang
Baris 16:
 
== Geografi ==
[[Berkas:sawah1.JPG|thumbjmpl|300px|rightka|Areal Persawahan Sebelah Timur]]
Desa Ujunggebang terletak di koordinat {{coor dms|6|36|25|S|108|21|20|E|}}, berada pada 1 km dari jalur utama Pantura antara [[Cirebon]] - [[Jakarta]] via Palimanan, 30 Km dari IbukotaIbu kabupatenkota kabupaten (Sumber), 30 Km dari [[Kota Cirebon]].
 
Desa Ujunggebang berbatasan langsung dengan [[Luwungkencana, Susukan, Cirebon|desa Luwungkencana]] di sebelah [[barat]], [[Susukan, Susukan, Cirebon|desa Susukan]] di sebelah [[selatan]], [[Bunder, Susukan, Cirebon|desa Bunder]] di sebelah [[timur]], dan [[Kabupaten Indramayu]] di sebelah [[utara]].
Baris 28:
Salah satu bawahan Pangeran Carbon yang patuh, setia dan pemberani adalah [[Anyung Brata]] ("a"= aku, "nyung" = selalu siap siaga, "brata" = perang) yang selalu berada di barisan terdepan ketika terjadi kerusuhan, peperangan dan keributan, karena keberanainya itulah Anyung Brata selalu disayang oleh Pangeran Carbon sebagai panglima perang.
 
Untuk menambah keprawiraan dan pengetahuan keagamaannya, Pangeran Carbon dan Anyung Brata berguru ilmu kepada seorang wali yang dianggap mumpuni dalam kema'rifatan yakni [[Syekh Lemahabang]]/[[Syekh Siti Jenar]]/ Syekh Jabal Rantah.
Namun kemudian, Dewan Wali menganggap ajaran Syekh Lemahabang menyimpang karena tidak sesuai dengan syariat Islam, dan dianggap mengganggu proses penyebaran syariat Islam.
Baris 36:
Untuk menenangkan diri dan menahan diri jangan sampai terjadi perang saudara (perang kadang ibur batur), Anyung Brata membawa istri tercintanya Nyi Mas Kejaksan, puterinya, dan abdinya yang setia yaitu Ki Gawul (Ki Tambak) dan Ki Santani (Ki Bogo), yang berasal dari daerah Pasundan. Mereka meninggalkan Keraton Pakungwati ke arah barat daya Wilayah Keraton Pakungwati Cirebon di perbatasan wilayah Darma Ayu (Indramayu). Anyung Brata dan pengikutnya menyamar seperti masyarakat biasa lalu membuka hutan untuk dijadikan Pedukuhahan.
 
Untuk mengatasi kebutuhan akan perairan, dibuatlah sumur pertama yang diberi nama Satana (asat tapitetapi ana – sedikit tapitetapi ada). Karena air dari sumur tersebut terasa asin seperti air laut, Anyung Brata mencari lokasi/tanah yang tepat ke arah tenggara. Dan dibukalah sumur yang kedua, yang mengeluarkan air deras, rasanya tawar dan diberi nama Sumuran.
 
Tanah hasil bukaan hutan tersebut sangat subur, cocok untuk pertanian dan palawija. Anyung Brata membabat hutan untuk dijadikan sawah dan diberi nama Blok Sri Berkah ("sri" = padi, "berkah" diharapkan mendapat berokah) atau dinamai Si Berkat.
 
Sejarah yang sangat berkaitan dengan Ujunggebang adalah ketika seorang putri dari wilayah Darma Ayu ([[Indramayu]]) yang bernama Nyi Mas Pandansari atau disebut juga Nyi Mas Junti melarikan diri dari kejaran seorang saudagar kaya dari negeri [[Cina]] yang hendak meminangnya yang bernama Sam Po Kong/ Sam Po Toa Lang atau disebut Dampo Awang dan ditolong oleh Seorang wali bernama [[Syekh Bentong|Syekh Benthong]].
 
Singkat Cerita, setelah melalui wilayah – wilayah yang dikemudian hari diberi nama Desa Junti Kedokan, Junti Kebon, Juntiwedhen dan Juntinyungat, singgahlah Nyi Mas Pandansari di sebuah sumur di Desa Cadangpinggan (wilayah Kertasemaya, Indramayu untuk sekadar melepas haus (selanjutnya sumur tersebut dikenal dengan nama Sumur Pandansari).
Baris 50:
Selanjutnya keselamatan Nyi Mas Pandansari/Nyi Mas Junti diserahkan kepada Anyung Brata. Kemudian Syekh Benthong pun melanjutkan perjalanan.
 
[[Berkas:Corypha umbraculifera 1913.jpg|thumbjmpl|200px|rightka|Lukisan Corypha umbraculifera (1913). Sebelah kanan adalah pohon yang berbunga]]
Karena khawatir keberadaan Nyi Mas Junti diketahui oleh Dampo Awang, maka Anyung Brata menyembunyikan Ny Mas Junti di puncak pohon Gebang (Corypha umbraculifera, sejenis palma tinggi besar dari daerah dataran rendah) yang daunnya lebat menyerupai kipas sehingga tidak terlihat.
 
Peristiwa tersebut diabadikan dengan memberikan nama pedukuhan tersebut dengan nama Pedukuhan Ujunggebang ("ujung" = pucuk, "gebang" = [[Gebang|pohon Gebang]]). Kini Pedukuhan Ujunggebang menjadi Desa Ujunggebang.
 
Terpedaya dengan Syeikh Benthong, Ki Dampo Awang mencari berputar-putar sehingga kelelahan dan beristirahat di tepi sebuah parit (kalen sepuluh)
Baris 69:
Setelah Anyung Brata wafat, sebagai balas jasa sebagai bayangkari keraton Pakungwati, dan untuk mempererat hubungan antara kawula dan gusti, Anyung Brata dimakamkan di kompleks Makam [[Sunan Gunung Jati]] di sebelah barat (blok Pamungkuran).
 
[[Berkas:Image013.jpg‎jpg|thumbjmpl|200px|leftkiri|Situs Nyi Buyut]]
Sedangkan jenazah Nyi Mas Kejaksan disemayamkan di pedukuhan Ujunggebang, begitu pun Nyi Mas Pandansari/ Nyi Mas Junti. Oleh karena itu setiap tahun acara Mapag Sri dan Unjungan, sebagian masyarakat dari Desa Juntikedokan, Juntikebon, Juntiwedhen dan Juntinyungat datang berziarah di Makam Nyi Mas Junti yang berada di Desa Ujunggebang.
 
Makam Nyi Mas Kejaksan dan Nyi Mas Junti dipelihara oleh abdinya yang setia yaitu Buyut Jembar sampai dengan keturunannya (sebagai juru kunci).
 
Adapun Ki Santani setelah wafat dimakamkan di Situs Ki Bogo yang berada di tengah pedukuhan, sementara Ki Gawul dimakamkan di pojok sebelah tenggara Desa Ujunggebang di dekat Kedungparen yang ditambak olehnya. Masyarakat Ujunggebang menyebutnya Situs Ki Tambak.<ref>Intisari oleh Razkal Rafa lenterawan dari "Asal usul desa Ujunggebang". Narasumber: Marsita S. Adhi Kusuma.</ref>
 
Wallahu a'lam bisshowab
 
(intisari oleh Razkal Rafa lenterawan dari "Asal-usul desa di Kabupaten Cirebon"; Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cirebon; Narasumber: Marsita S. Adhi Kusuma)
 
== Hasil Bumi ==
Sebagian besar masyarakat Ujunggebang berprofesi sebagai petani, baik sebagai petani pemilik maupun sebagai penggarap. Baberapa hasil bumi unggulan dari desa ini adalah:
* Padi
* Perkebunan Palawija : Cabe, Kacang Panjang, Paria, Emes, Labu
* Perkebunan buah.
* jamur
 
== Tempat yang Menarik ==
[[Berkas:Balong2.jpg|thumbjmpl|300px|rightka|Suasana Balong pagi hari]]
* Situs Balong Indah
* Situs Nyibuyut
Baris 99 ⟶ 95:
* Sibedug
* Janggleng
* tegalTegal setra
 
== Transportasi ==
Baris 125 ⟶ 121:
=== Musholla/ Tajug ===
 
# Baitul Ihsan, blok Nyi Buyut pengasuh : Ust. Makhtum
# Al-Istiqomah, blok Ki Penggung pengasuh : Ust. Darsono
# Miftahul Ahlak, blok Lebu pengasuh : Ust. Mujib
# Baiturrohman, Blok Petapan pengasuh : Ust. Tarima
# Darul Hikmah, Blok Kitambak pengasuh : Ust. Muhtadi
# Miftahul Huda, Blok Tanjakan pengasuh : Ust. M. Robach
# Baitul Jannah, Blok Nyi Maja pengasuh : Ust. Yasin Faizbillah
# Syukrul Maula, Blok Karag Anyar pengasuh : Ust. H. Marzuki
# Al-Hidayah, Blok Kalen Sepuluh pengasuh : Ust. Kasimi
# Miftahul Iman, Blok Sibedug pengasuh : Usth. Sa'diyah
# Nur Hikmah, Blok Petapan pengasuh : Ust. Mukarom
# Yayasan Al-Amin, Blok Sibedug pengasuh : Ust. Lebe Saniti
# Yayasan Al-Istiqomah, Blok Karang Anyar pengasuh : Ust. Toha
# Majelis Ta'lim At-Taubah, Blok Karang laban pengasuh : Ust. Tono
# Baitul Muhtadin, Blok Petapan Pengasuh : Ust. Idris
# Miftahussudur, Blok Kalen sepuluh Pengasuh : Ust. Usman
# Al-Muawwanah, Blok Balong Pengasuh : Ust. Kholil
 
=== Kesenian Tradisional ===
* Sandiwara
* [[Kuda Lumping]]
* singaSinga depok/singa dangdut
* Macapat Cirebonan
 
Baris 158 ⟶ 154:
== Kepala Desa/ Kuwu ==
Nama-nama Kuwu Ujunggebang yang diketahui:
# Demang Baskara – 1799
# Rantisem 1799 – 1815
# Sinjran 1815 – 1823
# Rasijan 1823 – 1832
# Karmen 1832 – 1843
# Tap 1843 – 1847
# Kasam 1847 – 1867
# Nasitem 1867 – 1874
# Nasipan 1874 – 1880
# Wanti 1880 – 1890
# Wanakriya 1890 – 1906
# Jarih 1906 – 1909
# Latiyem 1909 – 1914
# Jatmina 1914 - 1915 (17 bulan)
# Sarmina 1915 – 1919
# Jaelani 1919 – 1924
# Latiyem 1924 – 1948
# Warnita 1948 – 1954
# Sukami 1954 – 1958
# Kasdiyah(Pjs.) 1958 – 1959
# Kasmita 1959 – 1966
# Ading (Pjs.) 1966 – 1968
# Rumita 1968 – 1987
# Waryuni (Pjs.) 1987 (3 bulan)
# Sunita (Pjs.) 1987 – 1988
# Kurman 1988 – 1996
# Nasika (Pjs.) 1997 – 1999
# Tarmadi (Pjs.) 2000 – 2001
# Drs. Tarudin, M.Si. 2001 – 2011
# Nono Paryono (Pjs.) 2011 – 2011
# Kasudin Mukamil 2011 – Sekarang2017
# Nono Paryono, SIP 2017 – Sekarang
 
== Galeri ==
Baris 212 ⟶ 209:
</gallery>
 
== Referensi ==
{{Susukan, Cirebon}}
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
 
{{Susukan, Cirebon}}
 
{{Authority control}}
{{kelurahan-stub}}