Efek rumah kaca: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 1 suntingan oleh 36.76.61.42 (bicara). |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(71 revisi perantara oleh 46 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{
[[Berkas:Greenhouse Effect id.png|
'''Efek rumah kaca''' adalah kemampuan [[Atmosfer Bumi|atmosfer]] untuk mempertahankan [[suhu]] udara panas yang nyaman dalam perubahan nilai yang kecil. Unsur pembentuk efek rumah kaca ialah [[gas rumah kaca]] yang menahan panas keluar dari [[Bumi]]. Peran utama adanya efek rumah kaca adalah suhu udara di bumi dapat berada pada nilai yang nyaman bagi [[makhluk hidup]]. Tanpa efek rumah kaca, Bumi akan memiliki suhu rata-rata yang sangat dingin serta dapat membahayakan keberlangsungan hidup dari makhluk hidup. Efek rumah kaca pertama kali diusulkan oleh [[Joseph Fourier]] pada tahun [[1824]], merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama [[planet]] atau [[satelit]]) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan [[atmosfer]]nya.
▲[[Berkas:Greenhouse Effect id.png|thumb|300px|right|Penggambaran tentang pertukaran energi antara matahari (sumber), permukaan bumi, atmosfer bumi dan angkasa (tempat pelepasan). Kemampuan atmosfer untuk menangkap dan melepaskan energi merupakan karakteristik yang menentukan efek rumah kaca.]]
[[Mars]], [[Venus]], dan benda langit yang memiliki atmosfer lainnya (seperti [[satelit alam]]i [[Saturnus]], [[Titan]]) memiliki efek rumah kaca,
Efek rumah kaca pada Bumi dapat terpisah untuk menunjuk pada dua hal yang berbeda:
* Efek Rumah Kaca Alami yang terjadi secara alami di bumi
* Efek Rumah Kaca Ditingkatkan terjadi akibat kegiatan manusia seiring dengan [[pemanasan global]].
== Peristilahan ==
Bumi menerima energi dari matahari dalam bentuk sinar ultraviolet (cahaya) dan melepaskan sebagian energi ini kembali ke ruang angkasa sebagai sinar inframerah (panas). Gas dapat menyerap sebagian energi keluar ini dan memancarkannya kembali sebagai panas. Gas-gas ini – yang meliputi, karbon dioksida, metana, nitrogen oksida dan lain-lain – disebut gas ‘rumah kaca’. Mereka bertindak seperti selimut yang mengelilingi Bumi dan membuatnya lebih hangat daripada yang seharusnya, sama seperti panel kaca dari rumah kaca memungkinkan energi matahari masuk tetapi mencegah sebagian panas keluar. Tanpa proses alami ini, yang dikenal sebagai efek rumah kaca, planet kita akan menjadi rata-rata sekitar 30 derajat Celcius lebih dingin31, sehingga efek rumah kaca yang terjadi secara alami sangat penting. Tetapi terlalu banyak efek akan menciptakan masalah. Kegiatan manusia dari generasi-generasi terakhir telah secara artifisial meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer dan para ilmuwan menyimpulkan bahwa inilah mengapa planet ini menghangat dalam sejarah. Tapi, karena gas rumah kaca bisa bertahan di atmosfer untuk waktu yang lama, bahkan jika semua emisi di seluruh dunia berhenti hari ini, iklim akan terus berubah. Efek rumah kaca bukanlah penemuan baru. Joseph Fourier menemukannya pada tahun 1824, John Tyndall bereksperimen pada tahun 1858, dan [[Svante August Arrhenius|Svante Arrhenius]] mengukurnya pada tahun 1896. Sejak itu para ilmuwan telah memberikan bukti yang berkembang tidak hanya bahwa konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer telah meningkat, tetapi juga bahwa ini meningkatkan ancaman menyebabkan perubahan iklim yang berbahaya. Pengukuran dari inti es Antartika menunjukkan bahwa selama sekitar 10.000 tahun sebelum [[Revolusi Industri]], konsentrasi karbon dioksida di atmosfer sekitar 280 bagian per juta (ppm) berdasarkan volume. Sejak itu telah meningkat pesat pada tahun 2013 dengan konsentrasi 400 ppm, sebuah ambang batas yang terakhir terjadi lebih dari tiga juta tahun yang lalu. Kemudian, suhu dunia rata-rata lebih hangat 3-4 derajat Celcius daripada saat ini dan permukaan laut jauh lebih tinggi.
== Penyebab ==
Baris 12 ⟶ 18:
Energi yang masuk ke Bumi:
* 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
* 25% diserap awan
Baris 19 ⟶ 26:
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO<sub>2</sub> dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan [[nitrogen dioksida]] (NO<sub>2</sub>) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan [[klorofluorokarbon]] (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
== Akibat ==
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan [[iklim]] yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya [[hutan]] dan [[ekosistem]] lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu [[air laut]] sehingga berakibat kepada beberapa pulau kecil tenggelam di negara [[Pulau|kepulauan]]
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan [[pemanasan global]] antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO<sub>2</sub> di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan [[suhu]] permukaan bumi menjadi meningkat.
Beberapa jenis gas seperti karbon dioksida dan metana dapat memerangkap panas di atmosfer bumi, melalui suatu fenomena yang disebut oleh para ilmuwan sebagai efek rumah kaca. Banyak kegiatan manusia mengeluarkan gas rumah kaca tersebut. Ketika kita membakar bahan bakar fosil seperti batubara dan minyak untuk menghasilkan listrik atau menggerakan mobil, atau ketika kita membakar hutan untuk lahan perkebunan semakin banyak emisi ini mencapai atmosfer. Sejak awal Revolusi Industri pada abad ke-18, gas ini semakin meningkat konsentrasinya. Pada saat bersamaan bumi perlahan-lahan mengalami pemanasan.
== Lihat pula ==▼
* [[Pendorong iklim]]▼
* [[Perdagangan emisi]]▼
* [[Protokol Kyoto]]▼
* [[Rumah kaca surya]]▼
Sejauh ini telah disepakati oleh banyak ilmuwan dari berbagai negara, bahwa efek rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim global adalah emisi gas rumah kaca (GRK) yang berasal baik dari alam maupun kegiatan manusia (anthropogenic). Adapaun GRK yang disepakati hingga 2012 ada 6 (enam) jenis yakni karbon dioksida (CO2), dinitroksida (N2O), metana (CH4), sulfurheksafluorida (SF6), perfluorkarbon (PFC5), dan hidrofluorokarbon (HFC5). Berdasarkan data yang terangkum dalam laporan IPCC tahun 2007, keseluruhan GRK terus mengalami peningkatan konsentrasi di atmosfer.
Perubahan iklim telah secara ilmiah dan banyak bukti adalah diakibatkan oleh apa yang dikenal dengan pemanasan global (global warming) sebagai akibat terjadinya efek rumah kaca pada atmosfer kita. Efek rumah kaca terjadi akibat adanya gas-gas rumah kaca (GRK) yang memerangkap panas radiasi matahari yang dipantulkan kembali ke angkasa oleh permukaan bumi. Pada dasarnya GRK ini dapat bersumber dari alam itu sendiri maupun dari aktivitas manusia. Namun berbagai data yang ada menunjukkan bahwa emisi GRK berasal juga dari aktivitas manusialah yang meningkatkan konsentrasinya di atmosfer.
Ahli pertanian di wilayah yang beriklim sedang yang ingin melindungi tanaman sayur mereka dari udara dingin, menanam sayur mereka di dalam bangunan yang hampir seluruhnya terbuat dari panel kaca – itulah rumah kaca. Pada siang hari ketika sinar matahari menembus kaca, sinarnya meningkatkan suhu di dalam rumah kaca.Udara panas ini tidak segera turun kembali dengan cepat karena radiasi di dalam rumah kaca merupakan jenis radiasi yang berbeda – memiliki gelombang yang lebih panjang – dan terhambat oleh kaca Anda tidak membutuhkan sebuah rumah kaca untuk merasakan efek yang serupa. Setiap ruangan yang tertutup yang memungkinkan sinar matahari menembusnya melalui kaca akan memerangkap udara panas.Begitupun, sebuah mobil yang sudah terjemur di bawah sinar matahari dengan semua jendelanya tertutup rapat akan menyebabkan kemudi menjadi terlalu panas untuk disentuh. Kini kita cenderung menganggap bahwa efek rumah kaca global membahayakan; padahal masalahnya adalah soal seberapa derajat.Tanpa karbon dioksida di udara untuk memerangkap sebagian panas,maka suhu rata-rata bumi akan berkisar -18 °C, terlalu dingin bagi kehidupan.Sayangnya, dari masa-masa ketika kita memiliki karbon dioksida yang pas, kita kini sudah menumpuknya secara berlebihan.
Efek rumah kaca – Suatu proses pemantulan energi panas ke atmosfer dalam bentuk sinar-sinar infra merah. Sinar-sinar infra merah ini diserap oleh karbondioksida dan di atmosfer yang menyebabkan kenaikan suhu
== Catatan kaki ==
<references group="lower-alpha" />
== Referensi ==
<references />
== Daftar pustaka ==
# {{cite book|last=Adibroto, dkk.|first=|date=|year=2011|url=http://www.drn.go.id/files/buku-adaptasi-iklim-2011-final.pdf|title=Iptek untuk Adaptasi Perubahan Iklim: Kajian Kebutuhan Tema Riset Prioritas|location=Jakarta|publisher=Penerbit Dewan Riset Nasional|isbn=978-979-9017-30-7|pages=|ref={{sfnref|Adibroto, dkk.|2011}}|url-status=live|access-date=2020-12-29|archive-date=2020-03-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20200331142756/http://www.drn.go.id/files/buku-adaptasi-iklim-2011-final.pdf|dead-url=yes}}
# {{cite book|last=UNDP Indonesia|first=|date=|year=2007|url=http://dp2m.umm.ac.id/files/file/UNDP%20%20Sisi%20Lain%20Perubahan%20Iklim%20ID.pdf|title=Sisi Lain Perubahan Iklim: Mengapa Indonesia Harus Beradaptasi untuk Melindungi Rakyat Miskinnya|location=Jakarta|publisher=United Nations Development Programme Indonesia|isbn=978-979-17069-0-2|pages=|ref={{sfnref|UNDP Indonesia|2007}}|url-status=live}}
# {{cite book|last=UNESCO|first=|date=|year=2019|url=https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf0000369431|title=Menyampaikan Pesan: Meliput Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan di Asia dan Pasifik: Buku Panduan untuk Jurnalis|location=Jakarta Selatan|publisher=United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization|isbn=978-92-3-0000806|pages=|ref={{sfnref|UNESCO|2019}}|url-status=live}}
#
== Bacaan lanjutan ==
* Earth Radiation Budget, [http://marine.rutgers.edu/mrs/education/class/yuri/erb.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060901043314/http://marine.rutgers.edu/mrs/education/class/yuri/erb.html |date=2006-09-01 }}
* Fleagle, RG and Businger, JA: An introduction to atmospheric physics, 2nd edition, 1980
* Fraser, Alistair B., Bad Greenhouse [http://www.ems.psu.edu/~fraser/Bad/BadGreenhouse.html]
Baris 42 ⟶ 66:
* Piexoto, JP and Oort, AH: Physics of Climate, American Institute of Physics, 1992 (quote: ''...the name water vapor-greenhouse effect is actually a misnomer since heating in the usual greenhouse is due to the reduction of convection'')
* Wood, R.W. (1909). Note on the Theory of the Greenhouse, ''Philosophical Magazine'' '''17''', p319–320. [http://www.wmconnolley.org.uk/sci/wood_rw.1909.html]
▲== Lihat pula ==
▲* [[Pendorong iklim]]
▲* [[Perdagangan emisi]]
▲* [[Protokol Kyoto]]
▲* [[Rumah kaca surya]]
{{Authority control}}
[[Kategori:Atmosfer]]
|