Bagansiapiapi (kota): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tokoh kelahiran Bagansiapiapi
k Membatalkan 1 suntingan by 180.248.30.100 (bicara) (TW)
Tag: Pembatalan
 
(211 revisi perantara oleh 41 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Ibukota kabupaten
|nama = Bagansiapiapi
|pulau=SumateraSumatra
|provinsi=Riau
|nama dati2 = Rokan Hilir
|kecamatan = [[Bangko, Rokan Hilir|Bangko]]
|timezone_DST peta =
|peta = Locator_bagansiapiapi_final.jpg|right|thumb|200px|Letak Bagansiapiapi di Provinsi Riau
|luas = 475,26
|luasref =<ref>Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hilir, (2014), ''Rokan Hilir Dalam Angka'', Hlm.7</ref>
Baris 12:
|population_note =
|penduduk = 73.360
|kodearea = +62 767
}}
{{Infobox settlement
|official_name = Bagansiapiapi
|native_name =
|nickname = Hong Kong van Andalas{{butuh rujukan}}
|motto =
|coordinates = {{coord|2|9|28.08|N|100|48|58.68|E|region:ID}}
|pushpin_map_caption = Letak Bagansiapiapi di [[PulauProvinsi Sumatera]], [[Indonesia]]Riau
|pushpin_map = Indonesia Riau#Indonesia Sumatra
|coordinates_region = ID
|timezone = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
|utc_offset = +7
|timezone_DST =
|utc_offset_DST =
|latd=2 |latm=9 |lats=28.08 |latNS=N
|longd=100 |longm=48 |longs=58.68 |longEW=E
|coordinates_display = title
|elevation_m =
|elevation_ft =
|postal_code_type =
|postal_code =
|area_code = [[Daftar kode telepon di Indonesia#Riau|+62 767]]
|website =
|footnotes =
}}
'''Bagansiapiapi''' ([[Jawi]]: باغانسيابيابي), juga dikenal sebagai '''BaganBaganapi''' ({{zh[[Hokkien]] [[Pe̍h-ōe-jī|t={{linktext|峇眼}}|s={{linktext|巴眼}}|p=Bāyǎn}}) atauPOJ]]: '''Baganapi'Bā-gán-a-pí''; ({{zh|t={{linktext|峇眼亞比}}|s={{linktext|巴眼亚比}}|p=Bāyǎnyàbǐ}}) atau hanya '''Bagan''' adalah [[ibu kota]] [[Kabupaten Rokan Hilir]], [[Provinsi Riau]], [[Indonesia]].
 
Kota Bagansiapiapi terletak di muara [[Sungai Rokan]], di pesisir utara Kabupaten Rokan Hilir, dan merupakan tempat yang strategis karena berdekatan dengan [[Selat Malaka]] yang merupakan lalu lintas perdagangan internasional. Kota Bagansiapiapi dijuluki sebagai Hong Kong van Andalas.
 
Selain sebagai ibu kota Kabupaten Rokan Hilir, Bagansiapiapi juga merupakan ibu kota [[Bangko, Rokan Hilir|Kecamatan Bangko]].
 
Bagansiapiapi pernah meraih predikat kota terbersih ke-2 tingkat Provinsi Riau setelah kota Bengkalis pada tahun 2011. Penyerahan piagam penghargaan diberikan oleh [[Gubernur Riau]] [[Rusli Zainal|H.M.Rusli Zainal]] bersamaan dengan peringatan [[Hari Ibu]] ke-85 pada tanggal 22 Desember 2011 di [[Pekanbaru]].<ref>PRO-ROKAN HILIR, (Sabtu, 24 Desember 2011), ''Bagansiapiapi Kota Terbersih Ke-2 Se-Riau'', [[Riau Pos]], hlm.26</ref> Pada peringatan Hari Konservasi Alam Nasional ke-13 di [[Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim|Taman Hutan Raya]] di Kecamatan [[Minas, Siak]] tanggal 14 Agustus 2022, kota Bagansiapiapi ditetapkan sebagai kota terbersih se-Provinsi Riau.<ref>{{Cite news|url=https://riaupos.jawapos.com/olahraga/15/08/2022/279797/bagansiapiapi-kota-terbersih-seriau.html|title=Bagansiapiapi Kota Terbersih Se-Riau|publisher=Riau Pos|date=15 Agustus 2022|accessdate=16 Agustus 2022}}</ref>
 
== Sejarah ==
[[Berkas:Inhokkiong Temple.JPG|thumbjmpl|Kelenteng Ing Hok Kiong di pusat kota Bagansiapiapi]]
Menelusuri sejarah kota Bagansiapiapi erat kaitannya dan tidak terlepas dari sejarah Rokan Hilir.
 
Di daerah Rokan Hilir terdapat tiga wilayah kenegerian yaitu negeri Kubu, Bangko, dan Tanah Putih yang masing-masing dipimpin seorang Kepala Negeri yang bertanggung jawab kepada Sultan [[Siak]]. Berkenaan dengan sistem administrasi pemerintah [[Hindia Belanda]], distrik pertama yang didirikan di sana adalah Tanah Putih pada tahun 1890.<ref>Lucas Partanda Koestoro, Taufiqurrahman Setiawan, Suprayitno, Fitriaty Harahap, Ratna, Rita Margaretha Setianingsih, (2011), ''Penelusuran Arkeologi Dan Sejarah Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau'', Balai Arkeologi Medan, No.25 hlm.33</ref>.
 
Berdasarkan ''Staatsblad 1894 No.94'', ''onderafdeeling'' Bagansiapiapi dengan ibu kota Bagansiapiapi, termasuk dalam ''afdeeling'' [[Bengkalis]], ''Residentie Ooskust van Sumatra'' terdiri dari tiga subdistrik yakni Bangko, Kubu, dan Tanah Putih.<ref>Shanty Setyawati, (2008), ''Pasang Surut Industri Perikanan Bagansiapiapi 1898-1936'', Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya-[[Universitas Indonesia]], BAB II hlm.13</ref>. Setelah Bagansiapiapi yang dipercaya dibuka oleh pemukim-pemukim Tionghoa berkembang pesat, pemerintah [[Hindia Belanda]] memindahkan pusat pemerintahan (kantor ''Controleur'') ke kota ini dari Tanah Putih pada tahun 1900.<ref> John G. Butcher, (Oct., 1996), ''The Salt Farm and Fishing Industry of Bagan Si Api Api'', ''Indonesia'', Vol.62 hlm.92 </ref>. Bagansiapiapi semakin berkembang setelah pemerintah [[Hindia Belanda]] membangun pelabuhan modern dan terlengkap untuk mengimbangi pelabuhan lainnya di [[Selat Malaka]] hingga [[Perang Dunia I]] usai.
 
Setelah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkandiproklamasikan, wilayah kewedanaan Bagansiapiapi yang meliputi [[Kubu, Rokan Hilir|Kubu]], [[Bangko, Rokan Hilir|Bangko]], dan [[Tanah Putih, Rokan Hilir|Tanah Putih]], digabungkan ke dalam [[Kabupaten Bengkalis]], [[Provinsi Riau]]. Selanjutnya bekas wilayah Kewedanaan Bagansiapiapi, yang terdiri dari [[Tanah Putih, Rokan Hilir|Kecamatan Tanah Putih]], [[Kubu, Rokan Hilir|Kecamatan Kubu]] dan [[Bangko, Rokan Hilir|Kecamatan Bangko]] ditambah [[Rimba Melintang, Rokan Hilir|Kecamatan Rimba Melintang]] dan [[Bagan Sinembah, Rokan Hilir|Kecamatan Bagan Sinembah]] kemudian pada tanggal 4 Oktober 1999 ditetapkan sebagai sebuah kabupaten baru di [[Provinsi Riau]] sesuai dengan UU RI Nomor 53 tahun 1999 dengan ibu kota [[Ujung Tanjung, Tanah Putih, Rokan Hilir|Ujung Tanjung]], sedangkan Bagansiapiapi ditetapkan sebagai ibu kota sementara.<ref>[http://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_53_Tahun_1999 "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 1999"], ''[[Wikisource]]'', (diakses pada 20 Desember 2011)</ref>.
 
Namun karena kondisi infrastruktur di [[Ujung Tanjung, Tanah Putih, Rokan Hilir|Ujung Tanjung]] yang masih merupakan sebuah desa di [[Tanah Putih, Rokan Hilir|Kecamatan Tanah Putih]] belum memungkinkan untuk dijadikan sebagai sebuah ibu kota kabupaten, maka akhirnya Bagansiapiapi, dengan infrastruktur kota yang jauh lebih baik, pada tanggal 24 Juni 2008 resmi ditetapkan sebagai ibu kota [[Kabupaten Rokan Hilir]] yang sah setelah [[Dewan Perwakilan Rakyat]] (DPR) menyetujui 12 Rancangan Undang-Undang (RUU) Pembentukan Kabupaten/Kota dan RUU atas perubahan ketiga atas UU Nomor 53 Tahun 1999 disahkan sebagai [[Undang-Undang]] dalam Rapat Paripurna.<ref>[http://www.indonesia.go.id/en/ministries/ministers/ministry-of-justice-and-human-right/724-hukum/248-dpr-sepakat-sahkan-ruu-pembentukan-12-daerah-otonom-baru.html "DPR Sepakat Sahkan RUU Pembentukan 12 Daerah Otonom Baru"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180412071214/http://www.indonesia.go.id/en/ministries/ministers/ministry-of-justice-and-human-right/724-hukum/248-dpr-sepakat-sahkan-ruu-pembentukan-12-daerah-otonom-baru.html |date=2018-04-12 }}, ''Portal Nasional RI'', (diakses pada 22 Desember 2011)</ref><ref>[http://www.riauterkini.com/politik.php?arr=19634 "DPR Sahkan IbukotaIbu kota Rohil Pindah ke Bagansiapiapi"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170415201433/http://www.riauterkini.com/politik.php?arr=19634 |date=2017-04-15 }}, ''Riau Terkini'', (diakses pada 24 Desember 2011)</ref>.
 
=== Asal-usul Usul Namanama Bagansiapiapi ===
[[Berkas:KAPAL-TONGKANG-BAGANSIAPIAPI.jpg|thumbjmpl|250px|Kapal Tongkang Bagansiapiapi Zaman Hindia Belanda]]
Menurut cerita masyarakat Bagansiapiapi secara turun temurun, nama Bagansiapiapi erat kaitannya dengan cerita awal kedatangan orang Tionghoa ke kota itu. Disebutkan bahwa orang Tionghoa yang pertama sekali datang ke Bagansiapiapi berasal dari daerah [[Songkhla]] di [[Thailand]]. Mereka sebenarnya adalah perantau-perantau Tionghoa yang berasal dari [[Distrik Tong'an]] (Tang Ua) di [[Xiamen]], wilayah [[Provinsi Fujian]], [[Tiongkok]] [[Selatan]]. Konflik yang terjadi antara orang-orang Tionghoa dengan penduduk [[Songkhla]], [[Thailand]] kelak menjadi penyebab terdamparnya mereka di Bagansiapiapi<ref>Lucas Partanda Koestoro, Taufiqurrahman Setiawan, Suprayitno, Fitriaty Harahap, Ratna, Rita Margaretha Setianingsih, (2011), ''Penelusuran Arkeologi Dan Sejarah Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau'', Balai Arkeologi Medan, No.25 hlm.33-34</ref>.
 
Dalam cerita dimaksud disebutkanDisebutkan bahwa pelarian tersebut dilakukan dengan menggunakan tiga perahu kayu (tongkang). Kejadian-kejadian selama dalam perjalanan menyebabkan hanya satu tongkang yang selamat sampai di darat. Itu adalah tongkang yang dipimpin oleh [[Ang Mie Kui]] bersama 17 orang penumpang lainnya. Tongkang yang selamat ini kebetulan membawa serta patung [[Dewa]] Tai Sun Ong Ya yang diletakkan di bagian haluan dan patung Dewa Ki Hu Ong Ya yang ditempatkan dalam magun/rumah tongkang.
 
Menurut keyakinan mereka, patung-patung ini akan memberi keselamatan selama pelayaran itu. Petunjuk akhirnya diberikan oleh sang Dewa, setelah mereka melihat cahaya api yang berkerlap-kerlip dan mereka mengikutinya sampai ke daratan. Di daerah tidak bertuan inilah mereka mendarat dan membangun tempat pemukiman baru yang kemudian dikenal dengan nama Bagansiapiapi. Adapun kata ''bagan'' sendiri mengandung makna sebagai tempat, daerah, atau alat penangkap [[ikan]].
 
Versi lain mengenai asal usul nama Bagansiapiapi adalah kata ''Bagan'' yang berasal dari nama alat atau tempat menangkap ikan (yakni bagan, [[bagang]], atau [[jermal]]), sementara ''api'' berasal dari nama [[pohon]] [[api-api]] yang banyak tumbuh di daerah pantai.<ref>Syahnan Rangkuti, (Jumat 27 Juni 2008), ''Terima Kasih Dewa Laut'', [[Kompas]], hlm.54</ref>.
 
=== Kota Nelayannelayan Dandan Galangangalangan Kapalkapal ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Vissershaven in Bagan Siapi-api Oost-Sumatra TMnr 10008073.jpg|thumbjmpl|250px|Pelabuhan Bagansiapiapi pada masa [[Hindia Belanda]]]]
[[Berkas:MENARA-AIR-LEIDINGWATER-BAGANSIAPIAPI.jpg|thumbjmpl|250px|Menara Air Leding "Leidingwater" Bagansiapiapi Zaman Hindia Belanda Tahun 1924]]
Dulu kota ini terkenal sebagai penghasil ikan terpenting, sehingga dijuluki sebagai kota ikan. Menurut beberapa sumber, di antaranya surat kabar ''De Indische Mercuur'' menulis bahwa pada tahun 1928, Bagansiapiapi adalah kota penghasil ikan terbesar kedua di dunia setelah kota [[Bergen]] di [[Norwegia]].<ref>De Indische Mercuur, 51, No.14, 1928:259, ''Bagan Si Api Api de Tweede Vischstad der Wereld''</ref><ref>Shanty Setyawati, (2008), ''Pasang Surut Industri Perikanan Bagansiapiapi 1898-1936'', Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya-[[Universitas Indonesia]], BAB I hlm.2</ref>.
 
Dalam perkembangannya, industri perikanan telah menjadikan Bagansiapiapi sebuah kota modern. Pada tahun 1934, Bagansiapiapi sudah memiliki fasilitas pengolahan air minum, pembangkit tenaga listrik dan unit pemadam kebakaran.<ref>Martinus Nijhoff, (1935), ''Encyclopaedie van Nederlandsch-Indie (ENI) VII'', hlm.1362</ref><ref name="Shanty Setyawati 2008">Shanty Setyawati, (2008), ''Pasang Surut Industri Perikanan Bagansiapiapi 1898-1936'', Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya-[[Universitas Indonesia]], BAB I hlm.3</ref>. Karena kemajuan yang dicapai kota ini dibandingkan daerah-daerah lain di ''afdeeling'' Bengkalis, Bagansiapiapi disebut ''Ville Lumiere'' (Kota Cahaya).<ref name="Shanty Setyawati 2008"/><ref>ANRI, MVO de Reel 16, (30/8/1934), ''Memorie van overgave van de onderafdeeling Bagan Si Api Api''</ref><ref>Shanty Setyawati, (2008), ''Pasang Surut Industri Perikanan Bagansiapiapi 1898-1936'', Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya-[[Universitas Indonesia]], BAB I hlm.3</ref>.
 
Berton-ton ikan, mulai dari ikan basah segar, ikan atau udang kering, ikan asin atau terasi, diekspor dari kota ini ke berbagai tempat. Dalam satu tahun, hasil tangkapan ikannya bisa mencapai 150.000 ton.<ref>Neli Triana, (Rabu, 24 Agustus 2005), ''Cahaya Kunang-kunang Meredup di Bagansiapiapi'', [[Kompas]], hlm.36</ref>. Ekspor hasil laut berkembang menjadi salah satu pilar ekonomi rakyat. Bagansiapiapi menduduki papan atas daerah-daerah penghasil ikan terbesar di dunia.
 
Pada tahun 1980-an, buku-buku pelajaran [[Ilmu Pengetahuan Sosial]] (IPS) di sekolah-sekolah dasar masih mencantumkan bahwa salah satu daerah penghasil ikan terbesar dan teramai di Indonesia adalah Bagansiapiapi,<ref>Orin Basuki, (Kamis, 9 Oktober 2003), ''Ketika Ikan Pun Mulai Menjauh'', [[Kompas]], hlm.33</ref>, yang pada saat itu masih masuk ke dalam wilayah [[Kabupaten Bengkalis]].
 
Akan tetapi julukan Bagansiapiapi sebagai kota ikan lama kelamaan memudar. Bila sebelumnya faktor alam yang menjadikannya demikian dikenal sebagai penghasil ikan, kelak diketahui bahwa faktor alam pula yang menyebabkan pemudarannya secara berangsur-angsur karena pesisir sekitar Bagansiapiapi mengalami pendangkalan dan sempit oleh endapan lumpur yang dibawa air Sungai Rokan.
 
Menurut data dari Dinas Perikanan Kabupaten Rokan Hilir, pada tahun 2000-2003, produktivitas ikan tangkap laut berkisar pada angka 70.000 ton per tahun. Namun, pada tahun 2004 tinggal 32.989 ton. Jumlah nelayan turun dari sekitar 100 menjadi 40-an saja.<ref>Neli Triana, (Senin, 11 Juli 2005), ''Ketika Bagansiapiapi Meredup'', [[Kompas]], hlm.35</ref>.
 
Bagansiapiapi juga terkenal sebagai galangan kapal tradisional terbesar di Indonesia sebelum kemerdekaan.<ref>[http://us.detiknews.com/read/2005/11/29/143532/488683/10/galangan-kapal-terbesar-di-indonesia-gulung-tikar?nd992203605 "Galangan Kapal Terbesar di Indonesia Gulung Tikar"] {{Webarchive|url=https://archive.today/20120715133856/http://us.detiknews.com/read/2005/11/29/143532/488683/10/galangan-kapal-terbesar-di-indonesia-gulung-tikar?nd992203605 |date=2012-07-15 }} ''[[Detikcom]]'', (diakses pada 19 Desember 2011)</ref>. Perahu buatan Bagansiapiapi mampu menembus berbagai jenis karakteristik lautan sehingga digunakan juga di [[Pulau Jawa]], [[Nusa Tenggara]], dan [[Maluku]]. Di luar negeri, karyanya diminati nelayan-nelayan [[Srilanka]], [[India]], bahkan [[Amerika]].
 
Perahu produksi Bagansiapiapi memenuhi permintaan dari yang terkecil sekitar tiga-empat ton sampai 300 ton. Galangan kapal menjamur di era tahun 1940-an hingga pertengahan tahun 1980-an. Pada masa jayanya, nama kota Bagansiapiapi lebih terkenal daripada [[Pekanbaru]] maupun [[Provinsi Riau]].<ref>Neli Triana, (Rabu 24 Agustus 2005), ''Cahaya Kunang-kunang Meredup di Bagansiapiapi'', [[Kompas]], hlm.36</ref>.
 
Tapi kini usaha tersebut sudah mati suri karena keterbatasan bahan baku kayu dan sederetan [[Undang-Undang]] Tentang Kehutanan. Dalam UU itu disebutkan bahwa pemerintah pusat memiliki kuasa penuh dalam menentukan pembagian kawasan hutan. Dampaknya, para pencari kayu yang selama ini didominasi penduduk lokal, tidak lagi bisa menebang kayu untuk menjualnya ke pengusaha galangan kapal.
 
=== Komunitas Tionghoa ===
[[Berkas:Kapitan Bagan.JPG|thumbjmpl|Bekas peninggalan rumah Kapitan Bagansiapiapi]]
Bagansiapiapi memiliki [[komunitas]] [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] yang besar. Terdapat beberapa versi sejarah kedatangan pertama orang Tionghoa di Bagansiapiapi.
 
Menurut [[P.N. van Kampen]], orang Tionghoa sudah ada di Bagansiapiapi sejak tahun 1860.<ref>P.N. van Kampen, (1909), ''Aanteekeningen omtrent de Visscherij van Sumatra en Riouw'', Mededeelingen an het Visscherij-Station te Batavia 3, hlm.8</ref>. Versi lain mengenai kedatangan awal orang Tionghoa ke Bagansiapiapi adalah pada tahun 1875<ref>J.L.Vleming Jr., (1926), ''Het Chineesche Zaken-Laven in Nederlandsch-Indie'', Wetevreden:Landsdrukkerij, hlm.234</ref> saat sejumlah bajak laut tiba di Bagansiapiapi dari [[Songkhla]], [[Thailand]] yang dipimpin Si Bajak Laut Tua Kakek Wang.<ref>Wawancara dengan [[Sudarno Mahyudin]], Juli 2007, (Jumat 3 Maret 2000), ''Kakek Wang Si Bajak Laut Tua dan Ao Ke (Leluhur Yang Terhormat), Harian Indonesia, hlm.3</ref><ref>Shanty Setyawati, (2008), ''Pasang Surut Industri Perikanan Bagansiapiapi 1898-1936'', Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya-[[Universitas Indonesia]], BAB II hlm.19</ref>. Karena kekayaan ikan yang berlimpah di daerah ini, mereka memutuskan untuk menetap dan menjadi nelayan.
 
Menurut sumber lain yang layak dipercaya menyebutkan bahwa jauh pada masa [[Kaisar Tongzhi]] (1862-1874), yaitu pada zaman [[Dinasti Qing]], [[Hong Shifan]] dan 10 kawannya dari [[Distrik Tong'an]] , [[Provinsi Fujian]], [[Tiongkok]] [[Selatan]], datang ke kota itu dan mengembangkan usaha perikanan di sana. Menurut hasil cacah jiwa pada 1930, dari 9.811 orang Tionghoa yang bekerja di sektor perikanan di seluruh [[Hindia Belanda]], 54,7 % berada di [[SumateraSumatra Timur]] (terutama di Bagansiapiapi). Menurut statistik lainnya tahun 1928, sebagian terbesar dari 400 lebih usaha penangkaran ikan di pelabuhan itu milik orang Tionghoa.<ref>Kong Yuanzhi, (2005), ''Silang Budaya Tiongkok Indonesia'', Bhuana Ilmu Populer, hlm.407</ref>.
 
Komunitas Tionghoa di Bagansiapiapi sebagian besar merupakan suku [[Hokkian]], di mana leluhurnya sebagian besar berasal dari [[Distrik Tong'an]] (Tang Ua) di [[Xiamen]], [[Provinsi Fujian]], [[Tiongkok]] [[Selatan]]. Komunitas Tionghoa lainnya di Bagansiapiapi dengan jumlah cukup signifikan adalah berasal dari suku [[Tiociu]], sedangkan dari suku [[Hakka|Khek (Hakka)]], [[Hainan|Hailam (Hainan)]] dan [[Konghu]] dapat dijumpai dalam jumlah yang relatif lebih sedikit.
Baris 99 ⟶ 92:
Eksistensi komunitas Tionghoa yang kuat di Bagansiapiapi dapat dilihat dari banyaknya kelenteng yang berdiri. Di samping itu, terdapat berbagai perkumpulan marga Tionghoa, lengkap dengan kelentengnya masing-masing, di mana dari perkumpulan-perkumpulan marga inilah kebudayaan Tionghoa tetap terpelihara di Bagansiapiapi meskipun dibatasi pada masa [[rezim]] [[Orde Baru]].
 
Perkumpulan-perkumpulan marga tersebut di antaranya adalah Perkumpulan Marga [[Hong|Ang]] ''Liok Kui Tong''/Yayasan Sosial Marga Sad Eka (六桂堂), Perkumpulan Marga [[Huang (marga)|Ng]] ''Kang Ha Tong''/Yayasan Samvara Dharma Wijaya (江夏堂/黃氏宗親會), Perkumpulan Marga [[Chen|Tan]] ''Ying Chuan Tong'' (陳氏穎川堂), Perkumpulan Marga [[Lin|Lim]] ''Kiu Ling Tong'' (九龍堂), Perkumpulan Marga [[Cai|Coa]] ''Cei Yong Tong'' (濟陽堂), Perkumpulan Marga Gui, Perkumpulan Marga [[Xu (marga)|Kho]]/Yayasan Panca Bina Dharma Citra, Perkumpulan Marga [[Li]], Perkumpulan Marga [[Yang (marga)|Yeo]], Perkumpulan SukuOrang Tiociu ''Han Kang''/Yayasan Mulia Dharma Abadi (韓江公會), dan sebagainya.
 
== GeografiGeografis ==
|peta = [[Berkas:Locator_bagansiapiapi_final.jpg|right|thumb|200px|LetakPeta Bagansiapiapi di Provinsi Riau]]
Secara geografis, Bagansiapiapi terletak di [[Pulau SumateraSumatra]] pada titik koordinat 2,1578° Lintang Utara (2° 9' 28.08" N) dan 100,8163° Bujur Timur (100° 48' 58.68" E).<ref>[http://maps.google.co.id/maps?q=bagansiapiapi&hl=id&oe=utf-8&client=firefox-a&hnear=Bagansiapiapi,+Riau&t=m&z=14&vpsrc=0 "Peta Bagansiapiapi"] ''[[Google Maps]], (diakses pada 20 Desember 2011)</ref>.
 
Bagansiapiapi terletak di muara [[Sungai Rokan]] yang berdekatan dengan [[Selat Malaka]] yang merupakan lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional yang ramai.
 
Batas-batas wilayah Bagansiapiapi yang mencakup Kecamatan Bangko, sebagai berikut :
* Sebelah [[Utara]] berbatasan dengan [[Sinaboi, Rokan Hilir|Kecamatan Sinaboi]]
* Sebelah [[Selatan]] berbatasan dengan [[Rimba Melintang, Rokan Hilir|Kecamatan Rimba Melintang]]
Baris 112 ⟶ 106:
* Sebelah [[Timur]] berbatasan dengan [[Bukit Kapur, Dumai|Kecamatan Bukit Kapur]], [[Kota Dumai]]
 
Bagansiapiapi termasuk [[iklim|beriklim]] tropis, dengan jumlah curah [[hujan]] 2.710 &nbsp;mm/tahun<ref>[http://ponriau2012.com/index.php?option=com_content&view=article&id=65&Itemid=89 "Profil Kabupaten Rokan Hilir"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111221215856/http://ponriau2012.com/index.php?option=com_content&view=article&id=65&Itemid=89 |date=2011-12-21 }} ''PON RIAU 2012'', (diakses pada 20 Desember 2011)</ref> dan temperatur udaranya berkisar pada 24º-32&nbsp;°C. [[Musim kemarau]] biasanya terjadi pada bulan [[Februari]] s/d bulan [[Agustus]]. Sementara [[musim hujan]] terjadi pada bulan [[September]] s/d [[Januari]].
 
== Perekonomian ==
Sektor-sektor yang terutama menjadi penggerak roda perekonomian kota Bagansiapiapi di antaranya adalah sektor pertanian, kelautan, budidaya burung walet, pertanian, perkebunan, kehutanan, pariwisata dan jasa keuangan.
 
=== Pertanian ===
Baris 121 ⟶ 115:
 
=== Perkebunan ===
Tanaman perkebunan yang merupakan komoditikomoditas yang cukup potensial di daerah Bagansiapiapi ialahadalah kelapa sawit, karet, dan kelapa.
 
=== Perikanan ===
Baris 131 ⟶ 125:
Industri galangan kapal kayu di sejumlah daerah di wilayah Kabupaten Rokan Hilir termasuk di kota Bagansiapiapi, yang sempat lesu beberapa tahun terakhir, dewasa ini sudah mulai bergairah kembali.
 
Hal tersebut ditandai dengan adanya berbagai aktivitas di pinggiran pantai kota Bagansiapiapi untuk membuat kapal kayu. Dengan aktifnya kembali industri kapal kayu tersebut, maka sektor perekonomian di Kecamatan Bangko bisa meningkat.<ref>[http://www.riaupos.co/daerah.php?act=full&id=3357&kat=7#.UMgacaz753c "Industri Kapal Kayu Mulai Bangkit Kembali"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200609011135/https://www.riaupos.co/daerah.php?act=full&id=3357&kat=7#.UMgacaz753c |date=2020-06-09 }}, ''[[Riau Pos]]'', (diakses pada 12 Desember 2012)</ref>.
 
=== Budidaya Burungburung Waletwalet ===
Setelah aktivitas perekonomian dari sektor perikanan semakin menurun, budidaya burung walet untuk diambil sarangnya telah menjadi alternatif usaha dan sangat jamak ditemukan di Bagansiapiapi, terutama di pusat kota, dimanadi mana banyak ruko-ruko dibangun 3 sampai 4 tingkat, dengan tingkat teratas dijadikan sebagai tempat budi daya burung walet, sedangkan tingkat 1-2 digunakan sebagai toko dan tempat tinggal.
 
Hasil pendataan lokasi yang telah dilaksanakan pihak Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Rokan Hilir yang dimulai sejak Januari hingga April 2012, ternyata di kota Bagansiapiapi, Kecamatan Bangko memiliki 900 tempat usaha budidaya burung walet.<ref>[http://www.riaupos.co/daerah.php?act=full&id=1200&kat=7 "Bagansiapiapi Miliki 900 Usaha Walet"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160304093944/http://www.riaupos.co/daerah.php?act=full&id=1200&kat=7 |date=2016-03-04 }}, ''[[Riau Pos]]'', (diakses pada 28 Agustus 2012)</ref>.
 
=== Pariwisata ===
Sektor pariwisata sekarang telah menjadi salah satu sektor andalan penunjang perekonomian Bagansiapiapiapi.
 
==== Perayaan Tahun Baru Imlek ====
[[Berkas:Patung_Shio_Naga_di_Jalan_Perdagangan-Bagansiapiapi.jpg|thumbjmpl|Replika Shio Naga di Jalan Perdagangan-Bagansiapiapi]]
 
Perayaan [[Tahun Baru Imlek]] (Sincia) di Bagansiapiapi sangat meriah, terutama pada malam pergantian tahun baru. [[Tahun Baru Imlek]] juga merupakan tradisi pulang kampung bagi orang Tionghoa yang merantau ke luar daerah untuk berkumpul kembali bersama keluarga. Perayaan Imlek di Bagansiapiapi berlangsung 15 hari sampai malam [[Cap Go Meh]]. Selama perayaan Tahun Baru Imlek, lampion beraneka bentuk dan ukuran menghiasi rumah-rumah penduduk, perkantoran, kelenteng dan vihara, bahkan di sepanjang jalan-jalan besar di pusat kota sehingga kota Bagansiapiapi seakan bermandikan cahaya lampion di malam hari. Hari ke-9 Imlek (''Cue Kao'') yang merupakan perayaan hari kelahiran Dewa Langit (''Thi Kong'') juga berlangsung sangat meriah di Bagansiapiapi.
Baris 152 ⟶ 146:
Pada malam [[Cap Go Meh]] akan berlangsung Pawai Lampion dengan lampion-lampion yang unik dari berbagai kelenteng yang ada di Bagansiapiapi. Pawai Lampion ini sekaligus merupakan Lomba Lampion yang akan memilih lampion terindah, terunik dan terbagus.
 
Statsiun televisi swasta nasional, [[MetroTV]] pernah meliput acara pergantian [[Tahun Baru Imlek]] 2561/2010 M secara langsung dari Bagansiapiapi yang dipusatkan di halaman depan [[Kelenteng]] Ing Hok Kiong (永福宮).<ref>[http://metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/02/13/4669/206/Imlek-2561-Indonesia-Tanah-Airku "Imlek 2561, Indonesia Tanah Airku"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100528010634/http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/02/13/4669/206/Imlek-2561-Indonesia-Tanah-Airku |date=2010-05-28 }}, ''[[MetroTV]]'', (diakses pada 19 Desember 2011)</ref>.
 
==== Ritual Bakar Tongkang ====
{{Main|Ritual Bakar Tongkang}}
[[Berkas:ritual_bakar_tongkang2Bakar tongkang prosesi.jpg|rightka|thumbjmpl|200px|Sebuah Tongkangtongkang yang diarak ke lokasi upacara]]
Dari sektor pariwisata, iven [[Ritual Bakar Tongkang]] telah menjadi ikon dan andalan pariwisata Kabupaten Rokan Hilir dan Provinsi Riau yang mampu menyedot puluhan ribuan wisatawan dalam dan luar negeri setiap tahun.<ref>[http://sumatra.bisnis.com/industri/pariwisata/1id448.html "Bakar Tongkang Bakal Sedot 30.000 Wisman"], ''BISNIS.COM'', (diakses pada 20 Desember 2011)</ref>.
 
Ritual Bakar Tongkang bertujuan untuk mengenang para leluhur orang Tionghoa dalam menemukan Bagansiapiapi dan sebagai wujud syukur kepada Dewa Ki Hu Ong Ya. Ritual Bakar Tongkang diadakan setiap tanggal 16 bulan kelima penanggalan Lunar (Imlek) setiap tahunnya, yang dalam bahasa Hokkian disebut "Go Ge Cap Lak".
 
Ritual Bakar Tongkang ini bahkan masuk dalam iven pariwisata nasional peringkat ke-10 di Indonesia di mana jumlah kunjungan wisatawan mencapai 40 ribuan.<ref>[http://mediacenter.riau.go.id/read/22369/ritual-bakar-tongkang-masuk-destinasi-wisata-.html "Ritual Bakar Tongkang Masuk Destinasi Wisata Dunia"], ''Mediacenter.riau.go.id'', (diakses pada 23 Juni 2016)</ref>
==== Wisata Kuliner Khas Bagansiapiapi ====
[[Berkas:Kwetiau Bagansiapiapi.jpg|right|thumb|200px|Kwetiau Bagansiapiapi]]
Kuliner khas Bagansiapiapi yang terkenal adalah masakan [[Tionghoa]] yang dikombinasikan dengan hasil bumi setempat, misalnya : [[Kwetiau Bagan]], [[Miso Bagan]], [[Nasi lemak]] Bagan, [[''Kari Peng'']] (Nasi Kari Bagan), ''Ham-ke'' (sejenis martabak dari kerang), ''Wantanmi'' (Mi Pangsit), ''Ke-mi'' (mi campur potongan mirip kwetiau), Tilongpan (mirip Cicongpan di Medan), ''Kiam-ke'', ''Lolia'' (Rujak Bagan), ''O-Lua'' (Rujak Pedas), ''O-Ke'', ''O-Yi'', dan sebagainya.
 
==== Wisata Kulinerkuliner Khaskhas Bagansiapiapi ====
Oleh-oleh khas Bagansiapiapi adalah [[Kacang pukul]] yang diproduksi masyarakat Tionghoa sejak turun temurun. Selain itu juga terkenal [[terasi]], [[kerupuk udang]], [[kerupuk singkong]], [[udang kering]] ([[Ebi]]), permen kelapa, kue ''Kiat-hong'', kue ''Lik-tao-ko'', kue ''Ang-che-nai-ko'', dan beragam jajanan khas lainnya yang tidak ditemukan di daerah lain.
Kuliner khas Bagansiapiapi yang terkenal adalah masakan [[Tionghoa]] yang dikombinasikan dengan hasil bumi setempat, misalnya : [[Kwetiaukwetiau Baganbagan]], [[Misomiso Baganbagan]], [[Nasinasi lemak]] Baganbagan, [[''Karikari Pengpeng'']] (Nasinasi Karikari Baganbagan), ''Hamham-ke'' (sejenis martabak dari kerang), ''Wantanmiwantanmi'' (Mimi Pangsitpangsit), ''Keke-mi'' (mi campurkuah yang dicampur dengan potongan-potongan mirip kwetiau), Tilongpan''tilongpan'' (mirip Cicongpan''cicongpan'' di Medan), ''Kiamkiam-ke'', ''Lolialolia'' (Rujak[[rujak]] Baganbagan), ''Oo-Lualua'' (Rujakrujak Pedasbagan pedas), ''Oo-Keke'', ''Oo-Yiyii'', dan sebagainya.
 
Oleh-oleh khas Bagansiapiapi adalah [[Kacangkacang pukul]] yang diproduksi masyarakat Tionghoa sejaksecara turun temurun. Selain itu juga terkenal [[terasi]], [[kerupuk udang]], [[kerupuk singkong]], [[udang kering]] ([[Ebiebi]]), permen kelapa, kue ''Kiatkiat-hong'', kue ''Liklik-tao-ko'', kue ''Angan-che-nai-ko'', dan beragam jajanan khas lainnya yang tidak ditemukan di daerah lain.
 
=== Perdagangan ===
Baris 170 ⟶ 166:
 
=== Jasa Keuangan ===
Bank-bank yang beroperasi di Bagansiapiapi di antaranya adalah [[Bank Rakyat Indonesia]], [[Bank Riau Kepri]], [[Bank Syariah Mandiri]], [[Bank Danamon Indonesia]] (Unit Simpan Pinjam), [[Bank Tabungan Pensiunan Nasional]] (Unit Mitra Usaha Rakyat) dan [[Bank Perkreditan Rakyat]] Rokan Hilir (BPR ROHIL).
 
Kantor Cabang [[Bank Rakyat Indonesia]] di Bagansiapiapi merupakan kantor cabang kedua yang dibuka di seluruh Indonesia sejak pendirian [[Bank Rakyat Indonesia]] tahun 1895 di [[Purwokerto]],<ref>{{cite web | url = http://riauterkini.com/usaha.php?arr=85021&judul=Tertua%20Kedua%20di%20Indonesia,Kantor%20Cabang%20BRI%20Bagansiapiapi%20Berulang%20Tahun%20ke-119 | title = Tertua Kedua di Indonesia, Kantor Cabang BRI Bagansiapiapi Berulang Tahun ke-119 | last = | first = | date = 16 Desember 2014 | publisher = Riau Terkini | access-date = 30 Maret 2016 | quote = | archive-date = 2016-04-12 | archive-url = https://web.archive.org/web/20160412232426/http://riauterkini.com/usaha.php?arr=85021&judul=Tertua%20Kedua%20di%20Indonesia,Kantor%20Cabang%20BRI%20Bagansiapiapi%20Berulang%20Tahun%20ke-119 | dead-url = yes }}</ref> sehingga kode Bank Rakyat Indonesia cabang Bagansiapiapi menggunakan nomor 0002.
| url =http://riauterkini.com/usaha.php?arr=85021&judul=Tertua%20Kedua%20di%20Indonesia,Kantor%20Cabang%20BRI%20Bagansiapiapi%20Berulang%20Tahun%20ke-119
| title =Tertua Kedua di Indonesia,
Kantor Cabang BRI Bagansiapiapi Berulang Tahun ke-119
| last =
| first =
| date = 16 Desember 2014
| website = http://riauterkini.com
| publisher = Riau Terkini
| access-date = 30 Maret 2016
| quote = }}</ref>, sehingga kode Bank Rakyat Indonesia cabang Bagansiapiapi menggunakan nomor 0002.
 
[[Bank Negara Indonesia]] secara resmi beroperasi kembali di Bagansiapiapi dengan pembukaan kantor kas baru yang berada di Jalan Aman pada tanggal 30 Maret 2016.<ref>[http://www.antarariau.com/berita/70847/---diresmikan-bupati-rohil-bni-buka-kantor-kas-baru-bagan-siapiapi "Diresmikan Bupati Rohil, BNI Buka Kantor Kas Baru Bagansiapiapi"] ''Antara Riau'', (diakses pada 01 April 2016)</ref>. BNI pernah hadir di Bagansiapiapi sejak tahun 1960-an, namun karena terjadi kemerosotan ekonomi Bagansiapiapi, BNI terpaksa menutup kantor cabangnya di awalpertengahan tahun 1990-an.
 
Bank Syariah Mandiri mulai beroperasi di Bagansiapiapi sejak 28 November 2011<ref>[http://www.syariahmandiri.co.id/2011/12/pemkab-rokan-hilir-ajak-bsm-jadi-mitra/ "Pemkab Rokan Hilir Ajak BSM Jadi Mitra"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111202172307/http://www.syariahmandiri.co.id/2011/12/pemkab-rokan-hilir-ajak-bsm-jadi-mitra/ |date=2011-12-02 }} ''[[Bank Syariah Mandiri]]'', (diakses pada 19 Desember 2011)</ref> yang diresmikan oleh Bupati Rokan Hilir, [[H. Annas Ma'munMaamun]].
 
== Kependudukan ==
Berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] Kabupaten Rokan Hilir dalam buku '''Rokan Hilir Dalam Angka 2014''', jumlah penduduk [[Bangko, Rokan Hilir|Kecamatan Bangko]] per 30 Juni 2013 yang sebagian besar meliputi kota Bagansiapiapi adalah 73.360 orang, terdiri dari penduduk laki-laki 37.979 orang dan perempuan 35.381 orang. Dengan demikian Kecamatan Bangko menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di Kabupaten Rokan Hilir setelah [[Bagan Sinembah, Rokan Hilir|Kecamatan Bagan Sinembah]] dan Pujud. Sementara jumlah keseluruhan penduduk Kabupaten Rokan Hilir per 30 Juni 2013 berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hilir adalah 618.355 orang, dengan jumlah penduduk laki-laki adalah 318.779 orang dan perempuan 299.576 orang.<ref>Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hilir, (2014), ''Rokan Hilir Dalam Angka'', Hlm.63</ref>.
 
Dari segi etnisitas, dewasa ini penduduk kota Bagansiapiapi sebagian besar merupakan suku [[Melayu]] dan [[Tionghoa]], sedangkan suku lainnya dalam jumlah yang cukup signifikan adalah suku [[Jawa]], [[Batak]], [[Minangkabau]], [[Nias]] dan [[Bugis]].
Baris 196 ⟶ 182:
[[Islam]] merupakan agama mayoritas yang terutama dipeluk oleh suku Melayu, Jawa, Minangkabau dan Bugis. Suku Tionghoa mayoritas memeluk kepercayaan [[Tridharma]] yang merupakan gabungan dari agama [[Buddha]], [[Konghucu]], dan [[Taoisme]], sementara yang menganut agama [[Kristen]], [[Katolik]] dan [[Islam]] juga ada meskipun dalam jumlah yang sedikit. Sedangkan suku Batak dan Nias pada umumnya menganut agama [[Kristen]] dan [[Katolik]].
 
Tempat ibadah yang representatif bagi umat Islam di Bagansiapiapi di antaranya adalah [[Masjid]] Raya Al-Ikhlas, Masjid Raya Al-Ihsan, Masjid Al-Kautsar., dan [[Masjid Laksamana Muhammad Cheng Ho Bagansiapiapi|Masjid Laksamana Muhammad Cheng Ho]].
 
Bagi umat Buddha dan kepercayaan Tridharma terdapat [[Vihara]] Buddha Sasana, Vihara [[Buddha Sakyamuni]], Vihara Buddha Kirti, Vihara [[Maitreya]] Dwipa, Kelenteng Ing Hok Kiong.
 
Untuk umat Katolik terdapat [[Gereja]] Katolik [[Santo]] [[Petrus]] dan [[Paulus]]. Sementara untuk umat Kristen terdapat Gereja [[Methodist]] Indonesia (GMI-Jemaat Wesley), Gereja [[HKBP]], Gereja Kristen [[Protestan]] Indonesia.
 
=== Bahasa Bagansiapiapi ===
Masyarakat Bagansiapiapi yang lebih dikenal sebagai [[Orang Bagan]], terdiri dari beragam suku di antaranya [[Melayu]], [[Batak]], [[Jawa]], [[Minang]], [[Tionghoa]], [[Bugis]], dan [[Nias]].
 
Letaknya yang jauh dari ibu kota [[Jakarta]], membuat komunitas [[Tionghoa]] setempat masih kental menggunakan bahasa daerah tanpa pencampuran dengan bahasa gaul ibu kota. Namun istilah "Bahasa Bagan" sering merujuk pada [[Bahasa Hokkian]] yang digunakan oleh masyarakat [[Tionghoa]] setempat.
Baris 209 ⟶ 195:
Bahasa Hokkian Bagansiapiapi masih kental dengan nuansa Tionghoa murni tanpa campuran dengan bahasa Indonesia, sehingga mirip dengan bahasa Hokkian yang dipergunakan di [[Xiamen]], [[Kabupaten Kinmen|Jinmen (Kim-men)]], dan [[Taiwan]].
 
Dikarenakan sebagian besar leluhur orang Hokkian di Bagansiapiapi berasal dari [[Distrik Tong'an]] (Tang Ua) yang dekat dengan Xiamen dan [[Quanzhou]], maka dialek bahasa Hokkian Bagansiapiapi bisa dimasukkan dalam varian campuran antara logat Xiamen dan Quanzhou (Cuanciu). Begitu juga dengan bahasa Hokkian yang dipergunakan di daerah Riau lainnya seperti [[Selatpanjang]] dan [[Bengkalis]] hampir sama dialeknya, karena kebanyakan leluhurnya berasal dari daerah [[Nan An]] (Lam Ua) yang dekat dengan Quanzhou.
 
Sementara bahasa Hokkian yang dipergunakan di [[Medan]] dan [[Penang]] masuk dalam varian logat [[Zhangzhou]] (Cianciu).
 
=== Perantauan Wargawarga Bagansiapiapi ===
Bagansiapiapi yang pernah menyandang predikat kota penghasil ikan terbesar kedua di dunia dan galangan kapal tradisional terbesar di Indonesia, kini tinggal kenangan. Kaum muda yang sudah menamatkan sekolah di sana, mayoritas meneruskan pendidikan dan mencari pekerjaan ke luar kota karena belum hadirnya perguruan tinggi umum dan minimnya perusahaan sektor formal di Bagansiapiapi.
 
Para generasi muda mengais rejeki maupun meneruskan pendidikan ke kota-kota besar di tanah air. Kota-kota yang merupakan tujuan perantauan dalam jumlah yang signifikan adalah [[Jakarta]], [[Medan]], [[Pekanbaru]], [[Batam]], [[Surabaya]], [[Bandung]], dan kota-kota besar lainnya.
 
Mereka akan pulang ke kampung halaman mereka setahun sekali pada saat perayaan [[Tahun Baru Imlek]], sembahyang leluhur/ziarah makam [[Festival Qingming]] dan [[Ritual Bakar Tongkang]] atau Go Ge Cap Lak.
 
Di perantauan, mereka mendirikan berbagai perkumpulan seperti Himpunan Persaudaraan Tionghoa Rokan Hilir (HPT ROHIL) di Pekanbaru, Yayasan Rokan Jaya di Medan, dan Keluarga Besar Bagansiapiapi Tangerang.
 
== Perhubungan, Saranasarana dan Prasaranaprasarana Transportasitransportasi ==
Bagansiapiapi dapat diakses dengan mudah dari berbagai kota dengan menggunakan beragam moda transportasi, baik darat maupun laut. Dari ibu kota [[Provinsi Riau]], [[Pekanbaru]] dibutuhkan 6-7 jam perjalanan darat dengan jarak tempuh +/- 350 &nbsp;km melalui jalan lama, sedangkan dengan adanya [[Jalan Tol Pekanbaru–Dumai|'''''Jalan Tol Pekanbaru–Dumai''''']], perjalanan dari Bagansiapiapi ke Pekanbaru membutuhkan waktu 3 hingga 4 jam saja melalui GT Bathin Solapan atau memasuki GT Pinggir tepatnya di [[Duri, Mandau, Bengkalis|Kota Duri]]. Sementara dari ibu kota [[Provinsi Sumatera Utara]], [[Medan]], dibutuhkan 10-12 jam perjalanan darat melalui [[Jalan Raya Lintas TimurSumatra|'''''Jalan Lintas Sumatera''''']]. Dari [[Kota Dumai]] hanya dibutuhkan waktu tempuh 2-3 jam melalui jalan darat.
 
Pembangunan [[Jembatan Jumrah (Riau)|Jembatan Jumrah]] yang membentang di atas [[Sungai Rokan]], yang menjadi urat nadi jalan lintas Bagansiapiapi-Bagansiapiapi—[[Ujung Tanjung, Tanah Putih, Rokan Hilir|Ujung TanjungUjungtanjung]], merupakan tonggak terbukanya akses jalan darat menuju Bagansiapiapi sekaligus membebaskan Bagansiapiapi dari keterisoliranisolasi pada masa lalu yang hanya bisa diakses melalui jalur laut. Bayangkan untuk mencapai [[Kota Pekanbaru]], warga Bagansiapiapi harus menumpang kapal ke [[Kota Dumai]] dulu selama satu malam (sekitar 12 jam). Begitu juga jika akan bepergian ke [[Kota Medan]], harus naik kapal dulu selama satu malam juga ke [[Kota Tanjung Balai]] Asahan.
 
[[Jembatan Pedamaran]] I dengan panjang 1.020 meter dan Jembatan Pedamaran II yangdengan sedangpanjang 1.200 meter dibangun saatsejak initahun 2006 dan selesai tahun 2012, diresmikan pada tanggal 20 Juni 2016 oleh Bupati Rokan Hilir, Suyatno serta dihadiri langsung oleh Gubernur Riau, [[Arsyadjuliandi Rachman]]. Jembatan Pedamaran I dan II merupakan jembatan kembar yang akan menghubungkan daerah pesisir Bagansiapiapi dengan pesisir [[Bangko PusakoPekaitan, Rokan Hilir|Kecamatan Bangko PusakoPekaitan]], [[Bagan SinembahKubu, Rokan Hilir|Kecamatan Bagan SinembahKubu]], [[KubuPasir Limau Kapas, Rokan Hilir|Kecamatan KubuPasir Limau Kapas]] danhingga [[Pasirke Limauperbatasan Kapas,wilayah antara Kabupaten Rokan Hilir|Kecamatan Pasirdengan Limau[[Kabupaten KapasLabuhanbatu Selatan]], [[Provinsi Sumatera Utara]],<ref>[http://www.antarariau.com/berita/74608/bupati-resmikan-2-ikon-rohil-jembatan-padamaran-i-dan-ii "Bupati Resmikan 2 Ikon Rohil Jembatan Padamaran I dan II"], ''Antara Riau'', (diakses pada 22 Juni 2016)</ref> dengan melewati pulau di tengah-tengahnya yaitu [[Pulau Pedamaran]].
 
Jembatan ini memiliki arti yang sangat penting bagi Bagansiapiapi dan daerah sekitarnya karena akanmenjadi memperpendeksarana jarakpenghubung tempuhbagi kejalan berbagailintas daerahpesisir. diJalan bagianlintas Utarapesisir di Kabupaten Rokan Hilir, sepertiakan [[Baganmenghubungkan Batu]],beberapa [[Kubudaerah, Rokanyakni Hilir|Kubu]] dandari [[Panipahan, Pasir Limau Kapas, Rokan Hilir|Panipahan]], Kecamatan Pasir Limau Kapas ke Kubu, Kecamatan Kubu dengan panjang sekitar 60 kilometer, dari Kecamatan Kubu ke Pedamaran mencapai 23 kilometer. BegituSelanjutnya jugadari perjalananPedamaran daratke kota Bagansiapiapi dengan panjang mencapai 17 kilometer. Terakhir dari Bagansiapiapi ke Medan[[Sinaboi]] yangdan biasatembus ditempuhke dalamDumai waktudengan sekitarpanjang 1056 kilometer. Sedangkan jarak dari Bundaran Panipahan menuju Labuhan Batu, Sumatera Utara panjangnya mencapai 3 kilometer.<ref>Pro-12Rokan jamHilir, akan(Kamis, dapat23 dipersingkatJuni menjadi2016), kurang''Jembatan dariPedamaran 10Penghubung Jalan Pesisir'', [[Riau Pos]], jamhlm.34</ref>
 
Dengan demikian, Jembatan Pedamaran diharapkan akan membuka isolasi sejumlah daerah di pesisir Barat Laut Rokan Hilir. Proyek ini akan menghubungkan kota Panipahan sampai ke Dumai melalui Bagansiapiapi.
 
Bagi Kabupaten Rokan Hilir sendiri, keberadaan jalan lintas pesisir ini memiliki peranan yang cukup penting, salah satu di antaranya Kabupaten Rokan Hilir bisa menjadi daerah ''hinterland'' bagi Dumai.
Pembangunan Jalan Lintas Bagansiapiapi-Sinaboi sampai sekarang ini terus dibenahi dan ditingkatkan. Selain itu, jika rencana pembangunan jalan lintas Sinaboi-Dumai selesai dikerjakan, maka akan menjadi jalur alternatif Jalan Lintas Bagansiapiapi-Dumai. Jalan Lintas Sinaboi-Dumai nantinya bisa mempersingkat jarak tempuh, di mana dari Bagansiapiapi-Sinaboi hingga masuk ke Dumai hanya sekitar 78 km. Diharapkan pembangunan jalan lintas pesisir Timur Kabupaten Rokan Hilir-Kota Dumai mulai dari Bagansiapiapi-Sinaboi-Dumai akan mampu meningkatkan perekonomian, karena jalan lintas ini memiliki peranan yang cukup strategis yang menjadikan Dumai bisa diakses dari berbagai isi.
 
Sedangkan melalui jalur laut, rute yang dilayani dewasa ini adalah Bagansiapiapi-Panipahan dan Bagansiapiapi-[[Pulau Halang, Kubu, Rokan Hilir|Pulau Halang]]. Sementara rute Bagansiapiapi-[[Kota Tanjung Balai]] Asahan dan Bagansiapiapi-[[Kota Dumai]] sudah tidak tersedia lagi sejak dibukanya akses jalan darat.
Bagi Kabupaten Rokan Hilir sendiri, keberadaan jalan lintas ini memiliki peranan yang cukup penting, salah satu di antaranya Kabupaten Rokan Hilir bisa menjadi daerah ''hinterland'' bagi Dumai.
 
Jalur feri internasional yang pernah dibuka adalah rute Bagansiapiapi-[[Port Dickson]], [[Malaysia]] dengan jarak tempuh selama 2,5 jam hingga 3 jam. Pelayaran perdana Bagansiapiapi-Port Dickson menggunakan feri cepat Acob Express I dilakukan pada hari Rabu tanggal 11 Juni 2008 yang diresmikan Bupati Rokan Hilir [[H. Annas Ma'munMaamun]] didampingi [[Sekretaris Daerah]] [[Provinsi Riau]] pada saat itu, [[H.R.Mambang Mit]].<ref>Syahri Ramlan, (Kamis 19 Juni 2008), ''Hanya Tiga Jam Sampai di Negeri Jiran'', [[Riau Pos]], hlm.39</ref>.
Sedangkan melalui jalur laut, rute yang dilayani dewasa ini adalah Bagansiapiapi-Panipahan dan Bagansiapiapi-[[Pulau Halang, Kubu, Rokan Hilir|Pulau Halang]]. Sementara rute Bagansiapiapi-[[Kota Tanjung Balai]] Asahan dan Bagansiapiapi-[[Kota Dumai]] sudah tidak tersedia lagi sejak dibukanya akses jalan darat.
 
Dewasa ini, Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir telah menyiapkan lahan seluas 130 hektare yang terletak di Desa [[Teluk Bano I]] yang akan digunakan untuk rencana pembangunan bandar udara tingkat kabupaten. Desa Teluk Bano I dapat ditempuh dengan mobil sekitar 30 menit dari ibu kota Rokan Hilir, Bagansiapiapi.<ref>[http://halloriau.com/read-otonomi-9736-2011-04-24--tim-pusat-telah-lakukan-survey.html "Tim Pusat Telah Lakukan Survey"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160129103353/http://halloriau.com/read-otonomi-9736-2011-04-24--tim-pusat-telah-lakukan-survey.html |date=2016-01-29 }}, ''HalloRiau'', (diakses pada 19 Desember 2011)</ref>
Jalur feri internasional yang pernah dibuka adalah rute Bagansiapiapi-[[Port Dickson]], [[Malaysia]] dengan jarak tempuh selama 2,5 jam hingga 3 jam. Pelayaran perdana Bagansiapiapi-Port Dickson menggunakan feri cepat Acob Express I dilakukan pada hari Rabu tanggal 11 Juni 2008 yang diresmikan Bupati Rokan Hilir [[H. Annas Ma'mun]] didampingi [[Sekretaris Daerah]] [[Provinsi Riau]] pada saat itu, [[H.R.Mambang Mit]]<ref>Syahri Ramlan, (Kamis 19 Juni 2008), ''Hanya Tiga Jam Sampai di Negeri Jiran'', [[Riau Pos]], hlm.39</ref>.
 
Dewasa ini, Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir telah menyiapkanmengantongi lahanizin seluaspendirian 130Bandar hektareUdara yang(Bandara) terletak di Desa [[Teluk Bano I]] yangdari Menteri Perhubungan Republik Indonesia. Rencananya, tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir akan digunakanmelakukan untukpembebasan rencanalahan pembangunanyang bandarakan udaradijadikan tingkatsebagai kabupaten.lokasi Desabandara Telukdan Banopada Itahun dapat2013 ditempuhmendatang dengansegera mobildilakukan sekitarpembangunan 30bandara menityang dariterletak ibudi kota[[Bangko Pusako, Rokan Hilir,|Kecamatan BagansiapiapiBangko Pusako]].<ref>[http://www.halloriau.com/read-otonomirohil-973626573-20112012-0407-2408-pemkab-timkantongi-pusatizin-telahpembangunan-lakukanbandara-teluk-bano-survey.html "TimPemkab PusatKantongi TelahIzin LakukanPembangunan Bandara Teluk Bano Survey"], ''HalloRiau'', (diakses pada 1923 DesemberAgustus 20112012)</ref>.
 
Pelabuhan laut yang akan digunakan untuk terminal kargo dan penumpang juga akan dibangun di pesisir Sungai Rokan di kawasan perkantoran Batu Enam Bagansiapiapi. Pembangunan pelabuhan laut ini diharapkan dapat merangsang masuknya investor ke Kabupaten Rokan Hilir untuk menanamkan modalnya di daerah yang kaya akan migas, ikan, hasil pertanian serta perkebunan setelah melihat tersedianya berbagai sarana dan prasarana di kabupaten yang berjuluk "Negeri Seribu Kubah" ini.<ref>[http://www.antarariau.com/berita/26787/rokan-hilir-bakal-miliki-pelabuhan-kargo "Rokan Hilir Bakal Miliki Pelabuhan Kargo"], ''ANTARA Riau'', (diakses pada 02 Desember 2013)</ref>.
Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir telah mengantongi izin pendirian Bandar Udara (Bandara) Teluk Bano I dari Menteri Perhubungan Republik Indonesia. Rencananya, tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir akan melakukan pembebasan lahan yang akan dijadikan sebagai lokasi bandara dan pada tahun 2013 mendatang segera dilakukan pembangunan bandara yang terletak di [[Bangko Pusako, Rokan Hilir|Kecamatan Bangko Pusako]]<ref>[http://www.halloriau.com/read-rohil-26573-2012-07-08-pemkab-kantongi-izin-pembangunan-bandara-teluk-bano-.html "Pemkab Kantongi Izin Pembangunan Bandara Teluk Bano "], ''HalloRiau'', (diakses pada 23 Agustus 2012)</ref>.
 
Pelabuhan laut yang akan digunakan untuk terminal kargo dan penumpang juga akan dibangun di pesisir Sungai Rokan di kawasan perkantoran Batu Enam Bagansiapiapi. Pembangunan pelabuhan laut ini diharapkan dapat merangsang masuknya investor ke Kabupaten Rokan Hilir untuk menanamkan modalnya di daerah yang kaya akan migas, ikan, hasil pertanian serta perkebunan setelah melihat tersedianya berbagai sarana dan prasarana di kabupaten yang berjuluk "Negeri Seribu Kubah" ini<ref>[http://www.antarariau.com/berita/26787/rokan-hilir-bakal-miliki-pelabuhan-kargo "Rokan Hilir Bakal Miliki Pelabuhan Kargo"], ''ANTARA Riau'', (diakses pada 02 Desember 2013)</ref>.
 
Moda transportasi yang lazim dijumpai di Bagansiapiapi adalah becak dayung, sepeda dayung, dan sepeda motor. Becak motor (becak mesin) sekarang juga sudah bisa dijumpai di Bagansiapiapi. Sedangkan mobil dapat dijumpai dalam jumlah yang sedikit.
 
Mulai tahun 2013, plang nama jalan yang ada di kota Bagansiapiapi menggunakan tiga bahasa, yakni [[Bahasabahasa Indonesia]], [[Bahasaabjad Jawi|bahasa Arab Melayu]], dan [[Bahasabahasa Mandarin]] sehingga menambah keunikan dan ciri khas kota Bagansiapiapi yang mungkin tidak dimiliki kota lainnya di Indonesia.
 
== Pembangunan Kawasan Batu Enam Bagansiapiapi ==
Sebutan "batu" merupakan satuan ukuran jarak yang lazim dipergunakan oleh orang Melayu, di mana ukuran sebenarnya setara dengan ukuran [[mil]]/pal (1,5 - 1,6 &nbsp;km). Khusus dalam konteks Kawasan Batu Enam Bagansiapiapi ini, satuan batu di sini ukurannya kurang lebih setara 1 kilometer. Jadi Kawasan Batu Enam Bagansiapiapi merupakan suatu kawasan yang terletak kurang lebih 6 kilometer dari pusat kota lama Bagansiapiapi.
 
Kawasan Batu Enam Bagansiapiapi dibangun dan dikembangkan oleh Bupati Rokan Hilir, H. Annas Ma’mun, untuk menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Rokan Hilir dan pusat bisnis perdagangan. Kawasan Batu Enam ini mulai dibangun secara bertahap sejak tahun 2008. Di Kawasan Batu Enam Bagansiapiapi terdapat Kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir, Gedung Purna MTQ dan beberapa museum di antaranya Museum Sejarah Rokan Hilir, Museum Muslim, Museum Tionghoa, dan Museum Ikan. Di samping itu, bundaran Tugu Ikan juga bisa ditemukan di Kawasan Batu Enam ini yang menjadi jalur utama lalu lintas masuk dan keluar kota Bagansiapiapi.
 
Di tepian Sungai Rokan, tidak jauh dari Kawasan Batu Enam, juga telah dibangun Taman Wisata Budaya dan Water Boom.
 
Patung Dewi [[Kwan Im]] dari material kuningan dengan tinggi mencapai puluhan meter direncanakan akan berdiri menghiasi tepian Sungai Rokan dengan posisi menghadap ke arah laut. Patung Dewi Kwan Im, meski belum berada di Bagansiapiapi, merupakan hasil sumbangan dari [[Gubernur]] [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], [[Hamengkubuwana X|Sri Sultan Hamengku Buwono X]]. Patung Dewi Kwan Im akan menjadi simbol keharmonisan kerukunan umat beragama di Bagansiapiapi khususnya dan Rokan Hilir umumnya. Selain itu, keberadaan Patung Dewi Kwan Im dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk meningkatkan sektor pariwisata di negeri berjuluk "Negeri Seribu Kubah" ini.<ref>[http://www.halloriau.com/read-rohil-20962-2012-02-19-patung-dwi-kwan-im-hiasi-tepian--sungai-rokan.html "Patung Dewi Kwan Im Hiasi Tepian Sungai Rokan"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20151121015823/http://www.halloriau.com/read-rohil-20962-2012-02-19-patung-dwi-kwan-im-hiasi-tepian--sungai-rokan.html |date=2015-11-21 }}, ''HalloRiau'', (diakses pada 08 September 2012)</ref>.
 
Di samping itu, sejumlah proyek prestisius akan dibangun Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir di Kawasan Batu Enam Bagansiapiapi, di antaranya Gedung Pramuka, Taman Pemuda, Kantor Bupati Rokan Hilir, Kantor DPRD Rokan Hilir, rumah dinas serta sejumlah proyek lainnya, termasuk penyediaan lahan 10 Hahektare untuk Sekolah Polisi Negara (SPN) dan lahan 4 Hahektare untuk Markas Pol Air Riau.<ref>[http://www.riauterkini.com/sosial.php?arr=50147 "Rohil Mulai Sejumlah Proyek Prestisius di Batu Enam"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160305104628/http://www.riauterkini.com/sosial.php?arr=50147 |date=2016-03-05 }}, ''Riau Terkini'', (diakses pada 08 September 2012)</ref>.
 
== Pendidikan ==
Baris 269 ⟶ 253:
Jenjang pendidikan formal yang tersedia di Bagansiapiapi dewasa ini sudah sampai tingkat Perguruan Tinggi, di antaranya terdapat Kelas Jauh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan [[Universitas Riau]] dan Sekolah Tinggi Agama Islam Ar-Ridha.
 
Di Bagansiapiapi terdapat lembaga pendidikan nasional yang sudah cukup tua yakni [[Perguruan Wahidin|Yayasan Perguruan Wahidin]], yang berubah status menjadi sekolah swasta nasional sejak tanggal 09 September 1957. Semula Yayasan Perguruan Wahidin merupakan sekolah Tionghoa dengan nama ''Tiong Hoa Kong Ouk'' (中華公學). Saat ini, Sekolah Yayasan Perguruan Wahidin merupakan lembaga pendidikan formal terbesar di Bagansiapiapi.
 
Sementara sekolah Tionghoa lainnya, ''Tah Tjong'' (大眾) ditutup oleh pemerintah [[Orde Baru]] setelah terjadinya [[Gerakan 30 September]] (G30S). Bangunannya diambil alih dan berubah menjadi SMP Negeri 1 Bangko. Ciri khas sekolah ini dengan dua patung singa di kiri kanan pintu masuk sampai sekarang masih bisa dilihat di SMP Negeri 1 Bangko.
 
Sekolah swasta lainnya di Bagansiapiapi di antaranya adalah Sekolah Methodist (Yayasan [[Perguruan Kristen Methodist Indonesia]]), Sekolah Bintang Laut ([[Yayasan Prayoga Riau]]), Sekolah Setia Budi, dan Sekolah Muhammadiyah.
 
== Tokoh Kelahiran Bagansiapiapi ==
* [[Arifin Achmad|Brigadir Jenderal TNI (Purn.) H. Arifin Achmad]], [[Daftar Gubernur Riau|Gubernur Riau]] periode 1966―1978
* [[Sumi Yang]] Presenter [[MetroTV]]
* [[Annas Maamun]], mantan [[Daftar Bupati Rokan Hilir|Bupati Rokan Hilir]] dan mantan Gubernur Riau
* [[Anthony Hong]] Presenter [[DAAI Mandarin]] dan [[Asia Kirana]] di [[DAAI TV]]
* [[Wan Thamrin Hasyim|Drs. H. Wan Thamrin Hasyim]], mantan [[Daftar Bupati Rokan Hilir|Bupati Rokan Hilir]] dan mantan Gubernur Riau
* [[Xiangyi Hong]] Pakar Feng Shui
* [[Tabrani Rab|Prof. dr. Tabrani Rab]], pendiri Yayasan Abdurrab dan penggagas Riau Merdeka
* [[Aulia Sani]], ahli kesehatan jantung Indonesia
* [[Karwandy Kwee]] (Kwee Tjoa Kwang), penyokong [[Revolusi Nasional Indonesia|pergerakan kemerdekaan Indonesia]]<ref>{{cite book|title=Prominent Indonesian Chinese - Biographical Sketches 4th Edition |publisher=Yusof Ishak Institute |date=2015|url=https://books.google.co.id/books?id=ZO6gCgAAQBAJ&pg=PA119&lpg=PA119&dq=kwee+tjoa+kwang&source=bl&ots=IIQTEdfXhM&sig=Wq6PJlKYXZ8GHQ8--VWzrA-25aY&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=kwee%20tjoa%20kwang&f=false |author=Leo Suryadinata |page=90|accessdate=10 Desember 2016}}</ref><ref>{{cite book|title=Tokoh-tokoh etnis Tionghoa di Indonesia |publisher= |date=15 Agustus 2008|url=https://books.google.co.id/books?id=lEGrOWWEvswC&pg=PA153&lpg=PA153&dq=tokoh+kelahiran+bagansiapiapi&source=bl&ots=JaruS8ih-j&sig=6MIYmp7uHG1lTTviN9mZEoaH4Ug&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=tokoh%20kelahiran%20bagansiapiapi&f=false |author=Drs. Sam Setyautama |page=153|accessdate=10 Desember 2016}}</ref>
* [[Sudarno Mahyudin]], seniman dan budayawan<ref>{{cite web |url=http://www.sagangonline.com/baca/Seniman%20&%20Budayawan/94/sudarno-mahyudin- |title=Sudarno Mahyudin |publisher=Sagang Online |date=7 Desember 2009 |author= |accessdate=9 Desember 2016 |archive-date=2019-07-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190708080950/http://www.sagangonline.com/baca/Seniman%20%26%20Budayawan/94/sudarno-mahyudin- |dead-url=yes }}</ref><ref>{{cite book|title=Buku Anugerah Seni 2007 Dewan Kesenian Riau |publisher=Dewan Kesenian Riau |date=17 Mei 2009|url=https://issuu.com/sagang/docs/dkr2007 |chapter= |page=26-27}}</ref>
* [[Anthony Hong]], Presenterpembawa acara [[DAAI Mandarin]] dan [[Asia Kirana]] di [[DAAI TV]]
* [[Sumi Yang]], Presenterpembawa acara [[MetroTV]]
* [[Xiangyi Hong]], Pakarpakar [[Feng Shui]]
* Syech H. Oesman Sahabuddin (1883 - 1946) Tokoh Agama, Imam Distrik Bagansiapiapi yang diangkat oleh Kesultanan Siak Sri Indrapura{{butuh rujukan}}
 
== Galeri ==
<gallery widths="150px" heights="100px">
Berkas:Jalan Perdagangan-Bagansiapiapi 2012.jpg|Suasana Jl. Perdagangan-Bagansiapiapi
Berkas:Masjid Raya Al-Ikhlas Bagansiapiapi 2012.jpg|Masjid Raya Al-Ikhlas Bagansiapiapi
Baris 297 ⟶ 289:
Berkas:Lampion-Lampion di Kelenteng Guang Gong-Bagansiapiapi.jpg|Lampion di Kelenteng Guan Gong-Bagansiapiapi
Berkas:Lampion Guan Gong di Kelenteng Guan Gong - Bagansiapiapi.jpg|Lampion Guan Gong di Kelenteng Guan Gong
 
</gallery>
 
== SumberLihat Referensipula ==
* [[Sinaboi, Rokan Hilir|Sinaboi]]
* [[Panipahan, Pasir Limau Kapas, Rokan Hilir|Panipahan]]
* [[Pulau Halang, Kubu, Rokan Hilir|Pulau Halang]]
* [[Pulau Berkey]]
 
== Referensi ==
{{Reflist|colwidth=30em}}
 
== Pranala luar ==
* [https://www.youtube.com/watch?v=QVDkFEDht10 Mengenal Lebih Dekat Bagansiapiapi]
* {{id}} [http://www.rohilkab.go.id Profil Singkat di Situs Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir]
* {{id}} [http://www.bagansiapiapi.net BON-Kenali lebih dekat komunitas Bagansiapiapi]
* {{id}} [http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/27/02241654/terima.kasih.dewa.laut "Terima Kasih Dewa Laut"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080701191821/http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/27/02241654/terima.kasih.dewa.laut |date=2008-07-01 }}, ''[[Kompas'']], 27 Juni 2008 - Artikel mengenai sejarah Bagansiapiapi
* [https://www.youtube.com/watch?v=R4kuNlM96IM&feature=youtu.be DAAI Mandarin 大愛與您分享 Jejak Tionghoa di Bagansiapiapi]
 
[[Kategori:Kabupaten Rokan Hilir]]
[[Kategori:Ibu kota kabupaten di Riau]]
[[Kategori:KotaBangko, BagansiapiapiRokan Hilir]]