Hak cipta di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Crisco 1492 (bicara | kontrib) + |
Gibranalnn (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(47 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{
Di [[Indonesia]], masalah hak cipta diatur dalam '''Undang-undang Hak Cipta''', yaitu, yang berlaku saat ini, [[s:Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014
Hak cipta di Indonesia juga mengenal konsep "hak ekonomi" dan "hak moral". Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan, sedangkan hak moral adalah hak yang melekat pada diri pencipta atau pelaku (seni, rekaman, siaran) yang tidak dapat dihilangkan dengan alasan apa pun, walaupun hak cipta atau hak terkait telah dialihkan{{
== Sejarah hak cipta di Indonesia ==
Pada tahun [[1958]], [[Perdana Menteri Indonesia|Perdana Menteri]] [[Djuanda]] menyatakan Indonesia keluar dari [[Konvensi Bern]]. Meski alasan utamanya adalah "agar para intelektual Indonesia bisa memanfaatkan hasil karya, cipta, dan karya bangsa asing tanpa harus membayar royalti," keluarnya Indonesia dari Konvensi Bern ternyata juga memiliki alasan politis yang berkaitan dengan [[sengketa Irian Barat]]:<ref name="Simorangkir1961">{{Cite book|last=Simorangkir|first=JCT|date=1961|title=Hak Tjipta|location=Jakarta|publisher=Gunung Agung|url-status=live}} Sebagaimana dikutip dalam {{Cite book | last = Antons | first = Christoph | date = 2008 | chapter = Copyright Law Reform and the Information Society in Indonesia | chapter-url = https://ses.library.usyd.edu.au/bitstream/2123/2358/1/CopyrightAsiaPacific_Ch12.pdf | editor1-last = Fitzgerald | editor1-first = Brian | editor2-last = Gao | editor2-first = Fuping | editor3-last = O'Brien | editor3-first = Damien | editor4-last = Shi | editor4-first = Sampsung Xiaoxiang | title = Copyright Law, Digital Content and the Internet in the Asia-Pacific | url = https://eprints.qut.edu.au/13632/1/13632.pdf | location = Sydney | publisher = [[Sydney University Press]] | pages = 235–256 | isbn = 978-1920898-72-4}}</ref> ''Auteurswet [[1912]]'' ''Staatsblad'' Nomor 600 tahun 1912 (undang-undang yang sama, dengan perubahan signifikan, masih berlaku di Belanda) dianggap hukum kolonial dan pemerintah menyatakan Indonesia tidak ingin menjadi anggota Konvensi Bern hingga disahkannya undang-undang baru tentang hak cipta.<ref name="Simorangkir1961"/> Selain itu, tidak diundangnya Indonesia sebagai negara merdeka untuk menandatangani revisi Konvensi Bern di [[Brussel (kota)|Brussel]] pada tahun [[1948]]—saat Indonesia masih dalam [[Revolusi Nasional Indonesia|perang kemerdekaan]]—merupakan alasan lain.<ref name="Simorangkir1961"/>
Pada tahun [[1982]], [[Pemerintah Indonesia]] mencabut pengaturan tentang hak cipta berdasarkan ''Auteurswet 1912
Perubahan undang-undang tersebut juga tak lepas dari peran [[Indonesia]] dalam pergaulan antarnegara. Pada tahun [[1994]], pemerintah meratifikasi pembentukan [[Organisasi Perdagangan Dunia]] (''World Trade Organization'' – WTO), yang mencakup pula ''Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Propertyrights''
=== Jangka waktu perlindungan hak cipta ===
Di Indonesia, jangka waktu perlindungan hak cipta secara umum adalah ''sepanjang hidup penciptanya ditambah
=== Penegakan hukum atas hak cipta ===
Sanksi pidana atas pelanggaran hak cipta di [[Indonesia]] secara umum diancam hukuman [[penjara]]
== Perkecualian dan batasan hak cipta ==
Perkecualian hak cipta dalam hal ini berarti tidak berlakunya hak eksklusif yang diatur dalam hukum tentang hak cipta. Contoh perkecualian hak cipta adalah doktrin ''[[fair use]]'' atau ''fair dealing'' yang diterapkan pada beberapa negara yang memungkinkan perbanyakan ciptaan tanpa dianggap melanggar hak cipta.
Dalam Undang-undang Hak Cipta yang berlaku di [[Indonesia]], beberapa hal diatur sebagai dianggap tidak melanggar hak cipta (pasal 14–18). Pemakaian ciptaan tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta apabila sumbernya disebut atau dicantumkan dengan jelas dan hal itu dilakukan terbatas untuk kegiatan yang bersifat nonkomersial termasuk untuk kegiatan [[sosial]], misalnya, kegiatan dalam lingkup [[pendidikan]] dan [[ilmu pengetahuan]], kegiatan [[penelitian]] dan pengembangan, dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari penciptanya. Kepentingan yang wajar dalam hal ini adalah "kepentingan yang didasarkan pada keseimbangan dalam menikmati manfaat [[ekonomi]] atas suatu ciptaan". Termasuk dalam pengertian ini adalah pengambilan ciptaan untuk pertunjukan atau pementasan yang tidak dikenakan bayaran. Khusus untuk pengutipan karya tulis, penyebutan atau pencantuman sumber ciptaan yang dikutip harus dilakukan secara lengkap. Artinya, dengan mencantumkan sekurang-kurangnya nama pencipta, judul atau nama ciptaan, dan nama penerbit jika ada. Selain itu, seorang pemilik (bukan pemegang hak cipta) [[program komputer]] dibolehkan membuat salinan atas program komputer yang dimilikinya, untuk dijadikan cadangan semata-mata untuk digunakan sendiri{{
[[Berkas:RNC 04 protest 45.jpg|
Selain itu, Undang-undang Hak Cipta juga mengatur hak [[pemerintah Indonesia]] untuk memanfaatkan atau mewajibkan pihak tertentu memperbanyak ciptaan berhak cipta demi kepentingan umum atau kepentingan nasional (pasal 16 dan 18), ataupun melarang penyebaran ciptaan "yang apabila diumumkan dapat merendahkan nilai-nilai [[agama|keagamaan]], ataupun menimbulkan masalah [[kesukuan]] atau [[ras]], dapat menimbulkan gangguan atau bahaya terhadap [[pertahanan keamanan]] negara, bertentangan dengan [[norma]] [[kesusilaan]] umum yang berlaku dalam masyarakat, dan ketertiban umum" (pasal 17){{
Menurut UU No.
keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis lainnya (misalnya keputusan-keputusan yang memutuskan suatu sengketa). Di [[Amerika Serikat]], semua dokumen pemerintah, tidak peduli tanggalnya, berada dalam [[domain umum]], yaitu tidak berhak cipta.
Pasal
== Pendaftaran hak cipta di Indonesia ==▼
Di Indonesia, pencatatan ciptaan bukan merupakan suatu kewajiban bagi pencipta atau pemegang hak cipta. Pelindungan hak cipta timbul sejak ciptaan diwujudkan dan diumumkan.<ref>{{Cite web |url=https://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_28_Tahun_2014 |title=Angka 1 Ketentuan Umum Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta |access-date=2018-11-17 |archive-date=2020-06-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200611203536/https://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_28_Tahun_2014 |dead-url=no }}</ref> Namun, surat pencatatan ciptaan dapat dijadikan sebagai alat bukti awal dalam suatu sengketa.<ref>{{Cite web |url=http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/hukum/article/view/10895 |title=PENCATATAN CIPTAAN E-HAK CIPTA DAN KEDUDUKAN SURAT PENCATATAN CIPTAAN DALAM MENJAMIN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENCIPTA MENURUT UNDANG – UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA oleh M. Jeffry Stanzah Hutabarat dan Tatty A. Ramli |access-date=2018-11-17 |archive-date=2019-01-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190108044544/http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/hukum/article/view/10895 |dead-url=no }}</ref> Sesuai yang diatur pada bab X Undang-undang Hak Cipta, pendaftaran hak cipta diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), yang kini berada di bawah [[Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia]].<ref>{{Cite web |url=https://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_28_Tahun_2014 |title=Pasal 64 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta |access-date=2018-11-17 |archive-date=2020-06-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200611203536/https://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_28_Tahun_2014 |dead-url=no }}</ref> Pencipta atau pemegang hak cipta dapat mencatatkan ciptaannya secara langsung maupun dengan menunjuk perwakilan (Konsultan Kekayaan Intelektual).<ref>{{Cite web |url=https://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_28_Tahun_2014 |title=Ayat (1) Pasal 66 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta |access-date=2018-11-17 |archive-date=2020-06-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200611203536/https://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_28_Tahun_2014 |dead-url=no }}</ref> Permohonan pencatatan ciptaan dikenakan biaya.<ref>{{Cite web |url=https://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_28_Tahun_2014 |title=Huruf c ayat (2) Pasal 66 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta |access-date=2018-11-17 |archive-date=2020-06-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200611203536/https://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_28_Tahun_2014 |dead-url=no }}</ref> Ciptaan yang telah dicatatkan melalui DJKI masuk ke dalam daftar umum ciptaan.<ref>{{Cite web |url=https://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_28_Tahun_2014 |title=Ayat 1 Pasal 69 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta |access-date=2018-11-17 |archive-date=2020-06-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200611203536/https://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_28_Tahun_2014 |dead-url=no }}</ref> Daftar umum dapat diakses di [https://pdki-indonesia.dgip.go.id/ Pangkalan Data Kekayaan Intelektual] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230606203909/https://pdki-indonesia.dgip.go.id/ |date=2023-06-06 }} yang dikelola oleh DJKI.
== Asosiasi Hak Cipta di Indonesia ==
Asosiasi Hak Cipta di Indonesia antara lain:<ref>Junus, E., Aspek Hukum dalam Sengketa Hak Kekayaan Intelektual Teori dan Praktik, 2003</ref>
* KCI
* ASIRI
* ASPILUKI
* APMINDO
* ASIREFI
* PAPPRI
* IKAPI
* MPA
* BSA
* YRCI
* [[Wahana Musik Indonesia|WAMI]]: Wahana Musik Indonesia
* RAI: Royalti Anugerah Indonesia
* SELMI: Sentra Lisensi Musik Indonesia
== Referensi ==
{{reflist}}
== Bacaan lanjutan ==
* [http://www.setneg.go.id/components/com_perundangan/docviewer.php?id=288&filename=UU_no_19_th_2002_penjelasan.pdf Penjelasan atas Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002].▼
* [http://www.setneg.go.id/components/com_perundangan/docviewer.php?id=288&filename=UU_no_19_th_2002.pdf Undang-Undang Republik Indonesia nomor 19 tahun 2002, tentang HAK CIPTA] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160409231522/http://portal.unesco.org/culture/admin/file_download.php/id_copyright_2002_en.pdf?URL_ID=30382&filename=11424187703id_copyright_2002_en.pdf&filetype=application%2Fpdf&filesize=162571&name=id_copyright_2002_en.pdf&location=user-S%2F |date=2016-04-09 }}
* {{note|konsultasi}}[http://www.dgip.go.id/ebscript/publicportal.cgi?.ucid=2604 Konsultasi seputar Hak Kekayaan Intelektual].▼
▲* [http://www.setneg.go.id/components/com_perundangan/docviewer.php?id=288&filename=UU_no_19_th_2002_penjelasan.pdf Penjelasan atas Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120713104527/http://www.setneg.go.id/components/com_perundangan/docviewer.php?id=288&filename=UU_no_19_th_2002_penjelasan.pdf |date=2012-07-13 }}.
▲* {{note|konsultasi}} [http://www.dgip.go.id/ebscript/publicportal.cgi?.ucid=2604 Konsultasi seputar Hak Kekayaan Intelektual] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111011232045/http://dgip.go.id/ebscript/publicportal.cgi?.ucid=2604 |date=2011-10-11 }}.
== Lihat pula ==
Baris 60 ⟶ 64:
== Pranala luar ==
{{commons}}
* {{id}} [http://www.dgip.go.id/article/articleview/36/1/9/ Tanya jawab hak cipta] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060927173253/http://www.dgip.go.id/article/articleview/36/1/9/ |date=2006-09-27 }} di situs Ditjen HKI Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
* {{en}} [http://onlinebooks.library.upenn.edu/okbooks.html#whatpd Masa berlaku hak cipta di berbagai negara] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230629180455/http://onlinebooks.library.upenn.edu/okbooks.html#whatpd |date=2023-06-29 }}, beserta pranala ke rangkuman atau salinan hukum yang mengaturnya
* {{en}} [http://www.kci.or.id/ Karya Cipta Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230512050637/https://www.kci.or.id/ |date=2023-05-12 }}—[[organisasi nirlaba]] bagi perlindungan dan administrasi hak cipta milik pencipta dari Indonesia
[[Kategori:
[[Kategori:Hukum di Indonesia]]
|