Operasi Trikora: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(247 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox
| conflict
| partof = [[Pembebasan Irian Barat]] dan [[Perang Dingin]]
| image = Yos Sudarso Postage Stamp.jpg
| caption = Perangko Indonesia memperingati [[Pertempuran Laut Aru]]
| date = {{start and end dates|1961|12|19|1962|08|15|df=y}}
| place = [[Irian Barat]]
| result
* [[Perjanjian New York]] ditandatangani
* [[Irian Barat]] diserahkan ke [[PBB]] lalu ke [[Indonesia]]
* Awal dari [[Konflik Papua]]
| combatant1 = {{flag|Indonesia}}
'''Didukung oleh:'''<br>{{flag|Uni Soviet}}{{efn|group=infobox|dukungan angkatan udara dan angkatan laut}}
| combatant2 = {{flag|Belanda}}
* [[File:Morning Star flag.svg|22px]] [[Nugini Belanda]]
| commander1 = {{flagicon|Indonesia}} [[Soekarno]]<br />{{flagicon|Indonesia}} [[Soerjadi Soerjadarma]]<br />{{flagicon|Indonesia}} [[Abdul Haris Nasution]]<br />{{flagicon|Indonesia}} [[Ahmad Yani]]<br />{{flagicon|Indonesia}} [[Soeharto]]<br />{{flagicon|Indonesia}} [[Omar Dhani]]<br />{{flagicon|Indonesia}} [[Eddy Martadinata]]<br />{{flagicon|Indonesia}} [[Yos Sudarso]]{{KIA}}<br />{{flagicon|Indonesia}} [[Leonardus Benyamin Moerdani]]
| commander2 = {{flagicon|Belanda}} [[C.J. van Westenbrugge]]<br />[[File:Morning Star flag.svg|22px]] [[W.A. van Heuven]]
| strength1 = 13.000 tentara<br>7.000 pasukan terjun payung<br>4.500 marinir
| strength2 = 10.000 tentara<br>1.400 marinir<br>1.000 sukarelawan
| casualties1 = 214 tewas<ref name="25 Tahun Trikora p.192">{{cite book | title=25 tahun Trikora | via=Google Play Books | year=1988 | url=https://play.google.com/books/reader?id=650vAAAAMAAJ&pg=GBS.PR2&hl=en | language=id |pages=192 | publisher=Yayasan Badan Kontak Keluarga Besar Perintis Irian Barat | access-date=1 November 2021}}</ref><br />1 kapal motor torpedo tenggelam<br />2 kapal motor torpedo rusak
| casualties2 = Tidak diketahui
}}
'''Operasi Trikora''' (singkatan dari '''Operasi Tri Komando Rakyat''') adalah operasi militer gabungan [[Uni Soviet]]-[[Indonesia]] yang bertujuan untuk merebut dan mencaplok wilayah luar negeri Belanda di Nugini Belanda pada tahun 1961 dan 1962.
Setelah beberapa perundingan, [[Belanda]] menandatangani [[Perjanjian New York]] dengan [[Indonesia]] pada tanggal 15 Agustus 1962, menyerahkan kendali atas [[Irian Barat]] kepada [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]].
==Dimulainya operasi==
Pada tanggal 19 Desember [[1961]], [[Soekarno]] ([[Presiden Indonesia]]) mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara [[Yogyakarta]]. Trikora sendiri berisi:
# Gagalkan pendirian negara merdeka di Irian Barat
# Kibarkan [[bendera Indonesia|Sang Merah Putih]] di Irian Barat
# Bersiaplah untuk mobilisasi umum<ref>{{Cite web|last=Prinada|first=Yuda|title=Sejarah Operasi Trikora: Latar Belakang, Isi, Tujuan, dan Tokoh|url=https://tirto.id/sejarah-operasi-trikora-latar-belakang-isi-tujuan-dan-tokoh-gaV7|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-08-26}}</ref> yang mencakup seluruh rakyat Indonesia untuk membebaskan Irian Barat dari imperialisme Belanda<ref name="PIDATOSOEKARNO">{{Citation|title=Cuplikan Pidato Presiden Sukarno : TRIKORA di Yogyakarta tanggal 19 desember 1961.|url=https://www.youtube.com/watch?v=EExBGT-wBjc|accessdate=2023-08-26|language=id-ID}}</ref>{{efn|Beberapa sumber menyatakan komando ketiga Trikora adalah "Bersiaplah untuk mobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa",<ref>{{Cite web |last=Media |first=Kompas Cyber |date=2021-08-22 |title=Operasi Trikora, Upaya Indonesia Merebut Irian Barat Halaman all |url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/22/140000079/operasi-trikora-upaya-indonesia-merebut-irian-barat |access-date=2023-08-26 |website=KOMPAS.com |language=id}}</ref> padahal perkataan komando ini tidak dikatakan dalam pidato Soekarno.<ref name="PIDATOSOEKARNO"/>}}
Soekarno juga membentuk [[Komando Mandala]]. [[Mayor Jenderal]] [[Soeharto]] diangkat sebagai [[panglima]]. Tugas komando ini adalah untuk merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan [[operasi militer]] untuk menggabungkan [[Irian Barat]] dengan [[Indonesia]].
== Latar belakang ==
Ketika [[Indonesia]] memproklamasikan kemerdekaannya pada [[17 Agustus]] [[1945]], Indonesia mengklaim seluruh wilayah [[Hindia Belanda]], termasuk [[Irian Barat|wilayah barat]] [[Pulau Papua]]. Namun pemerintah Belanda menentang hal ini dan Papua menjadi daerah yang diperebutkan antara Indonesia dan Belanda. Hal ini kemudian dibicarakan dalam beberapa pertemuan dan dalam berbagai forum internasional. Dalam [[Konferensi Malino]] perwakilan Irian Barat berupa [[Frans Kaisiepo]] menyatakan dukungannya agar wilayahnya merdeka bersama wilayah Indonesia lainnya dan mempromosikan nama ''Irian'' yang berasal dari kata biak<ref name="Kemdikbud 1983 p.72-73">{{Cite web|last1=Patiara|first1=John|last2=Renwarin|first2=Herman|last3=Soedharto|first3=Bondan|last4=Palangan|first4=M.|date=1983|title=Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialis dan Kolonialisme di Daerah Irian Jaya|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/14100/1/Sejarah%20perlawanan%20terhadap%20imperialisme%20dan%20kolonialisme%20di%20daerah%20irian%20jaya.PDF|website=Kemdikbud|pages=72–73| access-date=2021-11-03}}</ref> dan juga akronim ''Ikut Republik Indonesia Anti Nederland''.<ref name="Ayuwuragil 2018">{{cite web | last=Ayuwuragil | first=Kustin | title=Frans Kaisiepo dan 'Ikut Republik Indonesia Anti Nederland' | website=nasional | date=2018-08-17 | url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180816162950-20-322837/frans-kaisiepo-dan-ikut-republik-indonesia-anti-nederland | language=id | access-date=2023-05-01}}</ref> Sedangkan sejak [[Konferensi Denpasar]], perwakilan Irian Barat sudah tidak disertakan karena direncanakan tidak lagi menjadi bagian dari [[Negara Indonesia Timur]] bagian dari [[Republik Indonesia Serikat]] atas desakan dari Partai Katolik Belanda, walau Van Mook mengklaim didasari masalah keuangan dan perbedaan suku.<ref> {{cite news |last=Jenkins |first=Graham |date=23 December 1946 |title=Birth of New State of East Indonesia |page=5 |newspaper=[[The Argus (Melbourne)]] |issue=31,299 |location=Victoria, Australia |url=http://nla.gov.au/nla.news-article22393986 |access-date=15 July 2018 |via=National Library of Australia}} </ref>{{sfn|Agung|1996|p=95}}<ref> {{cite news |last=Jenkins |first=Graham |date=21 December 1946 |title=Netherlands to Keep Dutch N G |page=5 |newspaper=[[The Argus (Melbourne)]] |issue=31,298 |location=Victoria, Australia |url=http://nla.gov.au/nla.news-article22388200 |access-date=15 July 2018 |via=National Library of Australia}}</ref> Pengucilan tokoh-tokoh Papua dari konferensi ini diprotes oleh [[Nicolaas Jouwe]], [[Corinus Krey]], dan [[Marthen Indey]] dalam telegram kepada Van Mook tertanggal 12 Desember 1946, walau tidak digubris sehingga melahirkan pemberontakan PIDRIS (Partai Irian Dalam Republik Indonesia Serikat).<ref name="bio p43">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=43 |url=https://books.google.com/books?id=hG6fCgAAQBAJ |access-date=11 October 2022 |language=id}}</ref><ref name="bio pp42–43">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |pages=42–43|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=24 October 2020 |language=id}}</ref>
Dalam [[Konferensi Meja Bundar]] tahun [[1949]], Belanda dan Indonesia tidak berhasil mencapai keputusan mengenai Irian Barat, tetapi setuju bahwa hal ini akan dibicarakan kembali dalam jangka waktu 1 tahun. Pada bulan Desember [[1950]], [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|PBB]] memutuskan bahwa Irian Barat memiliki hak merdeka sesuai dengan pasal 73e [[Piagam PBB]].{{citation needed}} Sejak tahun 1950 hingga 1953, terjadi perundingan antara Indonesia dan Belanda tentang status wilayah tersebut. Namun pada akhir tahun 1950, ketika struktur federasi [[Republik Indonesia Serikat|RIS]] berubah menjadi [[Republik Indonesia|kesatuan]], menyebabkan Belanda tidak lagi memiliki andil dalam pemerintahan Indonesia. Lalu pemerintah Belanda menggunakan hal ini sebagai dasar untuk tidak menjalankan perjanjian tentang Irian Barat seperti dalam [[konferensi Meja Bundar|KMB]]. Pada tanggal 15 Februari 1952, parlemen Belanda memasukan wilayah Papua menjadi wilayahnya secara resmi dan tidak mau melanjutkan perundingan dengan Indonesia.<ref name="George Kahin p.45">Audrey and George Kahin, ''Subversion as Foreign Policy'', p.45</ref><ref>Soedjati Djiwandono, ''Konfrontasi Revisited'', 1-2</ref> Pemerintah Belanda kemudian memulai persiapan untuk menjadikan Papua negara merdeka selambat-lambatnya pada tahun [[1970-an]].{{citation needed}} Setelah Indonesia beberapa kali melakukan infiltrasi ke wilayah Irian Barat, Belanda mempercepat program pendidikan di Irian Barat untuk persiapan kemerdekaan. Hasilnya antara lain adalah sebuah akademi angkatan laut yang berdiri pada [[1956]] dan tentara Papua pada [[1957]].{{citation needed}} Sebagai kelanjutan, pada [[17 Agustus]] [[1956]] Indonesia membentuk Provinsi Irian Barat dengan ibu kota di [[Soasiu]] yang berada di Pulau [[Tidore]], dengan gubernur pertamanya, [[Zainal Abidin Syah]] yang dilantik pada tanggal [[23 September]] 1956.<br />
Pada tanggal [[6 Maret]] [[1959]], harian ''[[New York Times]]'' melaporkan penemuan [[emas]] oleh pemerintah Belanda di dekat [[laut Arafura]]. Pada tahun [[1960]], [[Freeport Sulphur]] menandatangani perjanjian dengan Perserikatan Perusahaan Borneo Timur untuk mendirikan tambang [[tembaga]] di [[Timika]], tetapi tidak menyebut kandungan emas ataupun tembaga.{{citation needed}}
== Persiapan ==
=== Militer ===
Indonesia mulai mencari bantuan senjata dari luar negeri menjelang terjadinya konflik antara Indonesia dan Belanda. Indonesia mencoba meminta bantuan dari Amerika Serikat, tetapi gagal. Akhirnya, pada bulan [[Desember]] 1960, Jenderal [[A. H. Nasution]] pergi ke [[Moskwa]], [[Uni Soviet]], dan akhirnya berhasil mengadakan perjanjian jual-beli senjata dengan pemerintah Uni Soviet senilai 2,5 miliar [[dollar]] Amerika dengan persyaratan pembayaran jangka panjang. Setelah pembelian ini, [[TNI]] mengklaim bahwa Indonesia memiliki angkatan udara terkuat di belahan bumi selatan.<ref name="Sibero">
{{cite news
|last =Sibero
|first =Tarigan
|title =Kisah Heroik Merebut
|publisher =TNI
|date =3 Mei 2006
Baris 38 ⟶ 53:
}}
</ref>
[[Amerika Serikat]] tidak mendukung penyerahan
Indonesia membeli berbagai macam peralatan militer, antara lain 41 [[Helikopter]] [[MI-4]] (angkutan ringan), [[9 (angka)|9]] Helikopter [[MI-6]] (angkutan berat), [[30 (angka)|30]] [[pesawat jet]] [[MiG-15]], 49 pesawat buru sergap [[MiG-17]], [[10 (angka)|10]] pesawat buru sergap [[MiG-19]], [[20 (angka)|20]] pesawat pemburu [[supersonik]] [[MiG-21]], [[12 (angka)|12]] [[kapal selam]] kelas [[Kelas Whiskey (kapal selam)|Whiskey]], puluhan korvet, dan 1 buah [[Kapal penjelajah kelas Sverdlov]] (yang diberi nama sesuai dengan wilayah target operasi, yaitu [[KRI Irian]]). Dari jenis pesawat pengebom, terdapat sejumlah 22 pesawat pembom ringan [[Ilyushin Il-28]], 14 pesawat pembom jarak jauh [[TU-16 Badger|TU-16]], dan 12 pesawat TU-16 versi maritim yang dilengkapi dengan persenjataan [[peluru kendali anti kapal]] (rudal) ''air to surface'' jenis [[AS-1 Kennel]]. Sementara dari jenis pesawat angkut terdapat 26 pesawat angkut ringan jenis [[IL-14]] dan AQvia-14, 6 pesawat angkut berat jenis [[Antonov An-12]]B buatan [[Uni Soviet]] dan 10 pesawat angkut berat jenis [[C-130 Hercules]] buatan Amerika Serikat.<ref name="Sibero"/>
=== Landasan Udara ===
Untuk mencapai keunggulan udara, persiapan-persiapan pertama yang dilakukan [[AURI]] adalah memperbaiki pangkalan-pangkalan udara yang rusak akibat perang, yang akan dipergunakan untuk operasi - operasi infiltrasi maupun menghadapi operasi terbuka di daratan Irian Barat. [[Pangkalan Udara]] dan [[Landing Strip]] yang banyak terdapat di sepanjang perbatasan [[Maluku]] dan [[Irian Barat]], adalah peninggalan [[Jepang]]. Pangkalan Udara dan Landing Strip tersebut terakhir dipergunakan pada tahun 1945, dan setelah itu sudah tidak dipakai lagi. Keadaan [[Pangkalan Udara]] dan [[Landing Strip]] tersebut tidak terawat dan banyak yang rusak serta ditumbuhi ilalang dan pohon-pohon. Kesiapan operasional pangkalan udara dan landing strip itu pada akhir tahun [[1961]] adalah sebagai berikut:
* [[PAU Morotai]]
* PAU Amahai
* PAU Letfuan
* PAU Kendari
* PAU Kupang
* PAU Gorontalo
* PAU Jailolo
* PAU Pattimura
* PAU Liang
* PAU Lahat
* PAU Namlea
* [[PAU Langgur]]
* PAU Dokabarat
* PAU Selaru
=== Diplomasi ===
Indonesia mendekati negara-negara seperti [[India]], [[Pakistan]], [[Australia]], [[Selandia Baru]], [[Thailand]], [[Britania Raya]], [[Jerman]], dan [[
=== Ekonomi ===
Pada tanggal [[27 Desember]] [[1958]], presiden [[Soekarno]] mengeluarkan UU
Perusahaan-perusahaan yang dinasionalisasi seperti:
# Perusahaan Perkebunan
Baris 51 ⟶ 86:
# Perusahaan Listrik
# Perusahaan Perminyakan
# Rumah Sakit (CBZ)
Dan kebijakan-kebijakan lain seperti:
# Memindahkan pasar pelelangan [[tembakau]] Indonesia ke [[Bremen]] ([[Jerman Barat]])
Baris 59 ⟶ 94:
=== Konfrontasi Total ===
{{Main|Komando Mandala}}
Sesuai dengan perkembangan situasi Trikora diperjelas dengan Instruksi Panglima Besar Komodor Tertinggi Pembebasan Irian Barat No.1 kepada Panglima Mandala yang isinya sebagai berikut:
* Merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer dengan tujuan mengembalikan wilayah Irian Barat ke dalam kekuasaan Republik Indonesia.
Baris 65 ⟶ 101:
Strategi yang disusun oleh Panglima Mandala guna melaksanakan instruksi tersebut.
* Tahap Infiltrasi (penyusupan) (sampai akhir [[1962]]),yaitu dengan memasukkan 10 kompi di sekitar sasaran-sasaran tertentu untuk menciptakan daerah bebas de facto yang kuat sehingga sulit dihancurkan oleh musuh dan mengembangkan pengusaan wilayah dengan membawa serta rakyat Irian Barat.
* Tahap Eksploitasi (awal [[1963]]), yaitu mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer lawan dan menduduki semua pos-pos pertahanan musuh yang penting.
* Tahap Konsolidasi (awal [[1964]]),yaitu dengan menunjukkan kekuasaan dan menegakkan kedaulatan Republik Indonesia secara mutlak di seluruh Irian Barat.
Baris 71 ⟶ 107:
== Konflik bersenjata ==
[[Berkas:Soekarno.jpg|
Soekarno membentuk [[Komando Mandala]], dengan Mayjen Soeharto sebagai Panglima Komando. Tugas komando Mandala adalah untuk merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan
*
*
* Dinas Dirgantara Angkatan Laut Kerajaan Belanda (''Marine Luchtvaartdienst/MLD'')<ref name="Pusjarah">{{cite web
| title =Pembebasan
| publisher =Pusjarah TNI
| url =http://www.sejarahtni.mil.id/index.php?cid=1900
| access-date =2007-09-05
| archive-date =2007-09-27
| archive-url =https://web.archive.org/web/20070927014928/http://www.sejarahtni.mil.id/index.php?cid=1900
| dead-url =yes
}}</ref>
Keadaan ini berubah sejak tahun 1958, di mana kekuatan militer Belanda terus bertambah dengan kesatuan dari ''Koninklijke Landmacht'' (Angkatan Darat Belanda) dan ''Marine Luchtvaartdienst''. Selain itu, [[batalyon]] infantri [[6 (angka)|6]] Angkatan Darat merupakan bagian dari Resimen Infantri ''Oranje Gelderland'' yang terdiri dari [[3 (angka)|3]] [[batalyon]] yang ditempatkan di [[Sorong]], [[Fakfak]], [[Merauke]], [[Kaimana]], dan [[Teminabuan]].<ref name="Pusjarah"/>
=== Operasi-operasi Indonesia ===
Sebuah operasi rahasia dijalankan untuk menyusupkan sukarelawan ke
Hampir semua kekuatan yang dilibatkan dalam Operasi Trikora sama sekali belum siap, bahkan semua kekuatan udara masih tetap di Pulau [[Jawa]]. Walaupun begitu, [[TNI Angkatan Darat]] lebih dulu melakukan penyusupan sukarelawan, dengan meminta bantuan [[TNI Angkatan Laut]] untuk mengangkut pasukannya menuju pantai
Misi itu sangat rahasia, sehingga hanya ada beberapa petinggi di markas besar TNI AU yang mengetahui tentang misi ini. Walaupun misi ini sebenarnya tidaklah rumit, TNI AU hanya bertugas untuk mengangkut pasukan dengan pesawat Hercules, hal lainnya tidak menjadi tanggung jawab TNI AU.<br />
[[Kepolisian Republik Indonesia]] juga menyiapkan pasukan [[Brigade Mobil]] yang tersusun dalam beberapa resimen tim pertempuran (RTP). Beberapa RTP Brimob ini digelar di kepulauan [[Pulau Ambon|Ambon]] sebagai persiapan menyerbu ke
=== Pertempuran laut Aru ===
{{Main|Pertempuran Laut Aru}}
Pertempuran Laut Aru pecah pada tanggal [[15 Januari]] 1962, ketika 3 kapal milik Indonesia yaitu [[KRI
Kapal Belanda menembakan tembakan peringatan yang jatuh di dekat KRI Harimau. Kolonel Sudomo memerintahkan untuk memberikan tembakan balasan,
=== Operasi penerjunan penerbang Indonesia ===
Pasukan Indonesia di bawah pimpinan Mayjen Soeharto melakukan operasi infiltrasi udara dengan menerjunkan penerbang menembus radar Belanda. Mereka diterjunkan di daerah pedalaman
Pada tanggal [[19 Mei]] 1962, sekitar 81 penerjun payung terbang dari [[Bandar Udara Pattimura]], [[Kota Ambon|Ambon]], dengan menaiki pesawat Hercules menuju daerah sekitar Kota Teminabuan untuk melakukan penerjunan. Saat persiapan keberangkatan, komandan pasukan menyampaikan bahwa mereka akan diterjunkan di sebuah perkebunan teh, selain itu juga disampaikan sandi-sandi panggilan, kode pengenal teman, dan lokasi titik kumpul, lalu mengadakan pemeriksaan kelengkapan perlengkapan anggotanya sebelum masuk ke pesawat Hercules. Pada pukul 03:30 WIT, pesawat Hercules yang dikemudikan Mayor Udara T.Z. Abidin terbang menuju daerah Teminabuan.<br />
Dalam waktu tidak lebih dari 1 [[menit]], proses pendaratan 81 penerjun payung selesai dan pesawat Hercules segera meninggalkan daerah Teminabuan. Keempat mesin Allison T56A-15 C-130B Hercules terbang menanjak untuk mencapai ketinggian yang tidak dapat dicapai oleh pesawat Neptune milik Belanda.<ref name="Sibero"/><br />
Baris 102 ⟶ 142:
|url =http://www.tni.mil.id/patriotweb/?action=NewsDetail&id=43&catid=80&ed=6
}}</ref> Lebih dari [[100 (angka)|100]] [[kapal perang]] dan 16.000 [[prajurit]] disiapkan dalam operasi tersebut.
== Akhir dari konflik ==
Karena kekhawatiran bahwa pihak komunis akan mengambil keuntungan dalam
|url = http://dosfan.lib.uic.edu/ERC/frus/summaries/950306_FRUS_XXIII_1961-63.html
|title = 95/03/06 Foreign Relations, 1961-63, Vol XXIII, Southeast Asia
|accessdaymonth = 20 September
|accessyear = 2007
|author = United States Department of State
|language = Inggris
|access-date = 2007-09-20
|archive-date = 2015-08-13
|archive-url = https://web.archive.org/web/20150813035326/http://dosfan.lib.uic.edu/ERC/frus/summaries/950306_FRUS_XXIII_1961-63.html
|dead-url = yes
}}</ref><ref>{{cite web
|url = ftp://ftp.halcyon.com/pub/FWDP/Oceania/jfkpapua.txt
|title = Surat John F. Kennedy
|accessdaymonth = 20 September
|accessyear = 2007
|author = John F. Kennedy
|language = Inggris
|archiveurl =
|archivedate =
|access-date = 2007-09-20
|dead-url = no
}}</ref>
=== Persetujuan New York ===
Pada tanggal [[15 Agustus]] 1962, perundingan antara Indonesia dan Belanda dilaksanakan di Markas Besar [[PBB]] di [[New York]]. Pada perundingan itu, Indonesia diwakili oleh [[Soebandrio]], dan Belanda diwakili oleh [[Jan Herman van Roijen]] dan [[C.W.A. Schurmann]]. Isi dari Persetujuan [[New York]] adalah:
* Belanda akan menyerahkan pemerintahan
* Bendera PBB akan dikibarkan selama masa peralihan.
* Pengibaran bendera Indonesia dan Belanda akan diatur oleh perjanjian antara Sekretaris Jenderal PBB dan masing-masing pemerintah.
* UNTEA akan membantu polisi Papua dalam menangani keamanan. Tentara Belanda dan Indonesia berada di bawah Sekjen PBB dalam masa peralihan.
* Indonesia, dengan bantuan PBB, akan memberikan kesempatan bagi penduduk
*# musyawarah dengan perwakilan penduduk
*# penetapan tanggal penentuan pendapat
*# perumusan pertanyaan dalam penentuan pendapat mengenai kehendak penduduk Papua untuk
*#* tetap bergabung dengan Indonesia; atau
Baris 134 ⟶ 181:
*# hak semua penduduk [[dewasa]], [[laki-laki]] dan [[perempuan]], untuk ikut serta dalam penentuan pendapat yang akan diadakan sesuai dengan standar internasional
* Penentuan pendapat akan diadakan sebelum akhir tahun [[1969]].
Pada tanggal [[1 Mei]] [[1963]], UNTEA menyerahkan pemerintahan
=== Penentuan Pendapat Rakyat ===
{{main|Penentuan Pendapat Rakyat}}
Pada tahun 1969, diselenggarakan [[Penentuan Pendapat Rakyat]] (Pepera) yang diatur oleh Jenderal [[Sarwo Edhi Wibowo]]. Menurut anggota OPM Moses Werror, beberapa minggu sebelum Pepera, angkatan bersenjata Indonesia menangkap para pemimpin rakyat Papua dan mencoba membujuk mereka dengan cara sogokan dan ancaman untuk memilih penggabungan dengan Indonesia.<ref>{{cite web
|url = http://www2.gwu.edu/~nsarchiv/NSAEBB/NSAEBB128/
Baris 147 ⟶ 195:
|url = http://www.freewestpapua.org/docs/saltford.htm
|title = UNTEA and UNRWI: United Nations Involvement in West New Guinea During the 1960’s
|accessdaymonth = 20 September
|accessyear = 2007
|author = Saltford, John Francis
|language = Inggris
|quote = Indonesia's final preparation for the assembly meetings have been described by several people, including assembly members. They allege that members were isolated beforehand in camps for several weeks. Forbidden to contact friends and relatives and often under armed guard, they were then subjected to a series of threats and bribes by the authorities to do exactly as they were told.
|access-date = 2007-09-20
|archive-date = 2006-07-17
|archive-url = https://web.archive.org/web/20060717031422/http://www.freewestpapua.org/docs/saltford.htm
|dead-url = yes
}}</ref>
Pepera ini disaksikan oleh dua utusan [[PBB]], tetapi mereka meninggalkan [[Papua]] setelah 200 suara (dari 1054) untuk integrasi.<ref>{{cite web
|url = http://tapol.gn.apc.org/reports/droogleverengsum.htm
|title = Act of Free Choice: The Papuans of Western New Guinea and the limitations of the right to self determination
Baris 160 ⟶ 213:
|author = The Indonesia Human Rights Campaign
|language = Inggris
}}</ref> Hasil PEPERA adalah Papua bergabung dengan Indonesia,
=== Setelah penggabungan ===
Setelah Irian Barat digabungkan dengan Indonesia sebagai Irian Jaya, Indonesia mengambil posisi sebagai berikut:
# Irian Barat telah menjadi daerah Republik Indonesia sejak [[17 Agustus]] [[1945]] namun masih dipegang oleh Belanda
# Belanda berjanji menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia dalam [[Konferensi Meja Bundar]]
# penggabungan Irian Barat dengan Indonesia adalah tindakan merebut kembali daerah Indonesia yang dikuasai Belanda
# penggabungan
Hal ini diajarkan di sekolah dan ditulis dalam buku teks sejarah nasional.<ref name="Sibero" /><ref name="Pusjarah" />
Setelah Jenderal Soeharto menjadi Presiden Indonesia, [[Freeport Sulphur]] adalah perusahaan asing pertama yang diberi izin tambang dengan jangka waktu 30 tahun mulai dari tahun [[1981]] (walaupun tambang ini telah beroperasi sejak tahun [[1972]]), dan kontrak ini diperpanjang pada tahun [[1991]] sampai tahun 2041. Setelah pembukaan [[tambang Grasberg]] pada tahun [[1988]], tambang ini menjadi tambang [[emas]] terbesar di dunia. Penduduk setempat dengan bantuan [[Organisasi Papua Merdeka]] memprotes berbagai tindakan pencemaran lingkungan hidup dan pelanggaran [[Hak Asasi Manusia]] yang dilakukan Freeport dan pemerintah Indonesia dengan berbagai cara, termasuk peledakan pipa gas dan penculikan beberapa pegawai Freeport dari [[Eropa]] dan Indonesia pada tahun [[1996]]. Dalam kejadian ini, 2 tawanan dibunuh dan sisanya dibebaskan.<br />
Pada tahun [[1980-an]], Indonesia memulai gerakan [[transmigrasi]], di mana puluhan ribu orang dari pulau [[Jawa]] dan [[
|url = http://www.newint.org/issue305/control.html
|title = Golden Promises: Indonesian migrants find themselves pawns in a war for control of West Papua
|accessdaymonth = 20 September
|accessyear = 2007
|author = Andrew Kilvert
|language = Inggris
|access-date = 2007-09-20
|archive-date = 2006-12-15
|archive-url = https://web.archive.org/web/20061215223731/http://www.newint.org/issue305/control.html
|dead-url = yes
}}</ref><ref>{{cite web
|url = http://dte.gn.apc.org/ctrans.htm
|title = Indonesia's Transmigration Programme - An Update
|accessdaymonth = 20 September
|accessyear = 2007
|author = M.Adriana Sri Adhiati & Armin Bobsien (ed.)
|language = Inggris
|access-date = 2007-09-20
|archive-date = 2012-02-02
|archive-url = https://www.webcitation.org/659eROpCD?url=http://dte.gn.apc.org/ctrans.htm
|dead-url = yes
}}</ref><ref>{{cite web
|url = http://wbln0018.worldbank.org/oed/oeddoclib.nsf/4e0750259652bf5885256808006a000d/4b8b0e01445d8351852567f5005d87b8?
|title = Transmigration in Indonesia
|accessdaymonth = 20 September
|accessyear = 2007
|author = The World Bank
|language = Inggris
|access-date = 2007-09-20
|archive-date = 2008-03-20
|archive-url = https://web.archive.org/web/20080320033136/http://wbln0018.worldbank.org/oed/oeddoclib.nsf/4e0750259652bf5885256808006a000d/4b8b0e01445d8351852567f5005d87b8
|dead-url = yes
}}</ref>
Pada tahun [[2000]], presiden [[Abdurrahman Wahid]] memberi [[otonomi]] khusus kepada provinsi [[Papua]] untuk meredam usaha [[separatis]]. Provinsi ini kemudian dibagi dua menjadi provinsi: [[Papua]] dan [[Irian Jaya Barat]] (sekarang [[Papua Barat]]) melalui instruksi Presiden [[Megawati Soekarnoputri]] pada tahun [[2001]].
== Warisan ==
Berbagai monumen dan nama tempat di Indonesia diambil berdasarkan pidato dan Operasi Trikora. Beberapa monumen telah dibangun, di antaranya dua monumen di [[Jakarta]] ([[Monumen Pembebasan Irian Barat]] di [[Jakarta Pusat]] dan Monumen Trikora di dalam Markas Besar TNI di [[Jakarta Timur]]), [[Monumen Mandala|Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat]] dan [[Museum Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat]] di [[Makassar]], [[Sulawesi Selatan]], Monumen Jayawijaya di [[Tinangkung, Banggai Kepulauan|Tinangkung]], [[Kabupaten Banggai Kepulauan]], [[Sulawesi Tengah]],<ref>{{cite web |title=Sejarah Dibalik Berdirinya Monumen Trikora Jayawijaya Di Salakan |url=https://paulipu.com/monumen-trikora-jayawijaya-di-salakan/ |website=Paulipu |access-date=12 Oktober 2021}}</ref> serta monumen-monumen bernama "Monumen Trikora" atau "Tugu Trikora" di [[Bitung]], [[Sulawesi Utara]],<ref>{{cite web |last1=Prasetyo |date=2017 |title=Monumen Trikora Kota Bitung: Saksi Sejarah Yang Terpinggirkan |url=https://duasudara.com/monumen-trikora-kota-bitung/ |website=Duasudara |access-date=12 Oktober 2021}}</ref> [[Kabupaten Morotai]], [[Maluku Utara]],<ref>{{Cite news|date=2017 |title=Mengenal Monumen Trikora di Morotai |url=https://travel.detik.com/galeri-foto/d-5419696/mengenal-monumen-trikora-di-morotai |work=[[Detik.com|detikcom]] |access-date=12 Oktober 2021|first=Basri |last=Bachtiar }}</ref> dan [[Ambon]], [[Maluku]].<ref>{{cite web |title=Tugu Trikora di Pusaran Korupsi |date=2020 |url=https://siwalimanews.com/tugu-trikora-di-pusaran-korupsi/ |website=Siwalima |access-date=12 Oktober 2021}}</ref>
Penerjun payung yang terlibat dalam Operasi Trikora juga diabadikan dalam sejumlah monumen, seperti patung di [[Teminabuan, Sorong Selatan|Teminabuan]], [[Kabupaten Sorong Selatan]]<ref>{{cite web |last1=Paul |date=2019 |title=54 Tahun Tugu Trikora Telantar |url=https://kumparan.com/balleonews-admin/54-tahun-tugu-trikora-telantar-1549362468807670305 |website=Kumparan |access-date=12 Oktober 2021}}</ref> dan [[Kabupaten Fakfak]], [[Papua Barat]],<ref>{{cite web |title=Tugu TRIKORA Fakfak |date=2016|url=https://nanemma.blogspot.com/2016/05/tugu-trikora.html |website=Nan Emma |access-date=12 Oktober 2021}}</ref> serta patung L.B. Moerdani sebagai penerjun payung di [[Kabupaten Merauke]], Papua.<ref>{{cite web |title=Moerdani Monument in Merauke Regency, Papua Province |url=https://www.indonesia-tourism.com/papua/merauke/moerdani_monument.html |website=indonesia-tourism.com |access-date=12 Oktober 2021}}</ref>
Sebuah jalan pendek di utara [[Alun-alun Lor Keraton Ngayogyakarta Hadinngrat|Alun-Alun Utara]] [[Yogyakarta]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] sebelumnya sempat bernama Jalan Trikora sebelum diganti menjadi Jalan Pangurakan.<ref>{{cite web |last1=Redaksi Solopos.com |date=2013 |title=Desember, Tiga Ruas Jalan di Jogja akan Ganti Nama |url=https://www.solopos.com/desember-tiga-ruas-jalan-di-jogja-akan-ganti-nama-469540 |website=Solopos.com |access-date=12 Oktober 2021}}</ref> Jalan-jalan lain di berbagai kota di Indonesia, khususnya di Papua dan Papua Barat, juga dinamai Jalan Trikora. [[Puncak Trikora]] di [[Pegunungan Tengah, Papua|pegunungan tengah Papua]] juga dinamai dari operasi ini.
== Lihat juga ==
* [[Komando Mandala]]
* [[Operasi Naga]]
* [[Operasi Serigala]]
== Referensi ==
{{reflist|2}}
=== Catatan ===
{{Notelist}}
== Pranala luar ==
{{wikisourcepar|New York Agreement|Persetujuan New York}}
* [http://www.youtube.com/watch?v=xtFO0n8pfCc/The Dutch New Guinea Dispute 1949-1962]
* [http://papuaweb.org/dlib/ Dokumen Sejarah Papua] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070928000454/http://www.papuaweb.org/dlib/ |date=2007-09-28 }}
* [http://www.indomedia.com/intisari/2000/juli/aru7.htm Mengenang Tragedi di Laut Aru] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070701221706/http://www.indomedia.com/intisari/2000/juli/aru7.htm |date=2007-07-01 }}
* [http://www.youtube.com/watch?v=Rhqc89fTMgM Video Pidato Soekarno tentang
{{Bencana di Indonesia tahun 1960an}}
{{DEFAULTSORT:
[[Kategori:Perang yang melibatkan Indonesia]]
[[Kategori:Perang yang melibatkan Belanda]]
[[Kategori:Perang dalam tahun 1961]]
[[Kategori:Perang dalam tahun 1962]]
[[Kategori:
[[Kategori:Konflik dalam tahun
[[Kategori:Indonesia dalam tahun 1961]]
[[Kategori:Indonesia dalam tahun 1962]]
[[Kategori:Operasi militer yang melibatkan Indonesia|trikora]]
[[Kategori:Invasi oleh Indonesia]]
|