Nuruddin al-Raniri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Cosmetic changes |
Tidak diperlukan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(60 revisi perantara oleh 37 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{refimprove|date=Oktober 2018}}
'''Ar Raniri''' (lengkap: ''Syeikh Nuruddin Muhammad ibnu 'Ali ibnu Hasanji ibnu Muhammad Hamid ar-Raniri al-Quraisyi'') adalah ulama penasehat [[Kesultanan Aceh]] pada masa kepemimpinan [[Sultan Iskandar Tsani]]. ▼
{{Infobox Ulama Muslim
|notability = Syekh Nuruddin ar-Raniri
|image = Berkas:Nuruddin ar-Raniry.png
|caption = Syekh Nuruddin bin Ali ar-Raniry al-Quraisyi
<!-- -------------- -->
|glr_islam_dpn = [[Syekh]]
|gelar_aka_dpn =
|gelar_aka_akhir =
|gelar_bangsawan =
|gelar_adat =
|gelar_lainnya1 =
|gelar_lainnya2 =
|gelar_lainnya3 =
<!-- -------------- -->
|jalur_ayah = Ibnu 'Ali ibnu Hasanji ibnu Muhammad Hamid ar-Raniri al-Quraisyi
|kunya =
|name = Nuruddin Muhammad bin Ali
|nama_arabic =
|nisbah = ar-Raniry al-Quraisyi
|nama_lainnya =
<!-- -------------- -->
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m =
|bln_lahir_h =
|bln_lahir_m =
|thn_lahir_h =
|thn_lahir_m =
|tempat_lahir = Ranir
|negara_dilahirkan = India {{negara|India}}
|nama_ayah =
|nama_ibu =
|nama_lahir =
|hari_lahir =
<!-- -------------- -->
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
|tempat_wafat =
|hari_wafat =
|tgl_wafat_h =
|tgl_wafat_m = 21
|bln_wafat_h =
|bln_wafat_m = September
|thn_wafat_h =
|thn_wafat_m = 1658
|hari_dimakamkan =
|tempat_makam =
|negara_makam =
}}
▲'''
Ar Raniri diperkirakan lahir sekitar akhir abad ke-16 di kota Ranir, [[India]], dan wafat pada [[21 September]] [[1658]]. Pada tahun [[1637]], Ar Raniri datang ke [[Aceh]], dan kemudian menjadi penasehat kesultanan di sana hingga tahun [[1644]].▼
▲
== Pengetahuan yang dikuasai ==
Ar Raniri memiliki [[pengetahuan]] luas yang meliputi
== Guru ==
.<ref>{{Cite book|last=Munawir|date=2019|url=http://digilib.uinkhas.ac.id/612/1/20%20tokoh%20tasawuf.pdf|title=20 Tokoh Tasawuf Indonesia dan Dunia|location=Temanggung|publisher=CV Raditeens|isbn=978-623-7456-30-8|editor-last=Suheri dan Fitria H., R.|pages=71|url-status=live}}</ref> Selain itu, ia menerima tarekat [[Qodiriyyah]] dari [[guru]] dia.{{Bio muslim butuh rujukan}}
▲Beliau di katakan telah berguru dengan Abu Hafs Sayyid Umar BaSyaiban yang yang di India lebih dikenal dengan Sayyid Umar Al-Idrus kerna adalah khalifah Tariqah Al-Idrus BaAlawi di India.
Putera Abu Hafs
▲Putera Abu Hafs iaitu Sayyid Abdul Rahman Tajudin yang datang dari Balqeum, Karnataka, India pula telah bernikah setelah berhijrah ke Jawa dengan Syarifah Khadijah, puteri Sultan Cirebon dari keturunan Sunan Gunung Jati.
== Peranan di Aceh ==
Ar-Raniri berperan penting saat berhasil memimpin [[ulama]] Aceh menghancurkan ajaran tasawuf falsafinya [[Hamzah al-Fansuri]] yang dikhawatirkan dapat merusak [[akidah]] umat Islam awam terutama yang baru memeluknya.{{Bio muslim butuh rujukan}} Tasawuf falsafi berasal dari ajaran [[Al-Hallaj]], [[Ibn 'Arabi]], dan [[Suhrawardi]], yang khas dengan [[doktrin]] [[Wihdatul Wujud]] (Menyatunya Kewujudan) di mana sewaktu dalam keadaan ''sukr'' ('mabuk' dalam kecintaan kepada Allah Ta'ala) dan ''fana' fi''llah ('hilang' bersama Allah), seseorang wali itu mungkin mengeluarkan kata-kata yang lahiriahnya
Maka oleh mereka yang tidak mengerti hakikat ucapan-ucapan tersebut, dapat membahayakan akidah dan menimbulkan fitnah pada masyarakat Islam. Karena individu-individu tersebut ''syuhud'' ('menyaksikan') hanya Allah sedang semua ciptaan termasuk dirinya sendiri tidak wujud dan kelihatan.{{Bio muslim butuh rujukan}} Maka dikatakan wahdatul wujud karena yang wajib wujudnya itu hanyalah Allah Ta'ala sedang para makhluk tidak berkewajiban untuk wujud tanpa kehendak Allah.{{Bio muslim butuh rujukan}} Sama seperti bayang-bayang pada pewayangan kulit.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Konstruksi wahdatul wujud ini jauh berbeda malah dapat dikatakan berlawanan dengan
Maka pluralisme (
Maka
Tasawuf falsafi diperkenalkan di Nusantara oleh Fansuri dan Syekh [[Siti Jenar]].{{Bio muslim butuh rujukan}} Syekh Siti Jenar kemudian
Al-Hallaj setelah dipancung lehernya, badannya masih dapat bergerak, dan lidahnya masih dapat [[berzikir]]. Darahnya pula mengalir mengeja asma
Di [[Jawa]], [[tasawuf falsafi]] bersinkretisme dengan [[aliran kebatinan]] dalam ajaran [[Hindu]] dan [[Budha]] sehingga menghasilkan ajaran kejawen.{{Bio muslim butuh rujukan}}
[[Ronggowarsito]] (Bapak Kebatinan Indonesia) dianggap sebagai penerus Siti Jenar. Karya-karyanya, seperti Suluk Jiwa, Serat Pamoring Kawula Gusti, Suluk Lukma Lelana, dan Serat Hidayat Jati, sering diaku-aku Ronggowarsito berdasarkan kitab dan sunnah.{{Bio muslim butuh rujukan}} Namun banyak terdapat kesalahan tafsir dan transformasi pemikiran dalam karya-karyanya itu.{{Bio muslim butuh rujukan}} Ronggowarsito hanya mengandalkan terjemahan buku-buku tasawuf dari bahasa Jawa dan tidak melakukan perbandingan dengan naskah asli bahasa Arab.{{Bio muslim butuh rujukan}} Tanpa referensi kepada kitab-kitab Arab yang ditulis oleh ulama ahli [[syariat]] dan [[hakikat]] yang mu'tabar seperti [[Syeikh Abdul Qadir Jailani]] dan [[Ibn 'Arabi]], maka ini adalah sangat berbahaya.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Ar-Raniri dikatakan pulang kembali ke India setelah
== Karya-karyanya ==
* ''[[Bustan al-Salatin]]'' (''Taman Raja-raja'')
* ''[[Shiratal Mustaqim]]'' (''Jalan yang Lurus'')
* ''[[Darul Fawaid Fi Syarah Al 'Aqaid]]''
* [[Fawaid Al Bahiyah]]
== Rujukan ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
* Sosok ulama Syekh Nur Al-Din Al-Raniri di [http://www.cybermq.com/ cyberMQ.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070601041222/http://www.cybermq.com/ |date=2007-06-01 }}, [http://www.cybermq.com/index.php?topikutama/detail/3/240/topikutama-240.html (Bag. 1)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071023111245/http://www.cybermq.com/index.php?topikutama%2Fdetail%2F3%2F240%2Ftopikutama-240.html |date=2007-10-23 }}, [http://www.cybermq.com/index.php?topikutama/detail/3/243/topikutama-243.html (Bag. 2)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071030053651/http://www.cybermq.com/index.php?topikutama%2Fdetail%2F3%2F243%2Ftopikutama-243.html |date=2007-10-30 }}, [http://www.cybermq.com/index.php?topikutama/detail/3/245/topikutama-245.html (Bag. 3)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210315163736/http://www.cybermq.com/index.php?topikutama%2Fdetail%2F3%2F245%2Ftopikutama-245.html |date=2021-03-15 }}, [http://www.cybermq.com/index.php?topikutama/detail/3/247/topikutama-247.html (Bag. 4)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071009124139/http://www.cybermq.com/index.php?topikutama%2Fdetail%2F3%2F247%2Ftopikutama-247.html |date=2007-10-09 }}, [http://www.cybermq.com/index.php?topikutama/detail/3/250/topikutama-250.html (Bag. 5)]
{{Ulama Aceh}}
{{Navbox Ulama Ahli Fiqih Mazhab Syafi'i}}
[[Kategori:Cendekiawan Muslim]]
[[Kategori:Sastra Melayu]]
[[Kategori:Kematian 1658]]
[[Kategori:
[[Kategori:Kesultanan Aceh]]
[[Kategori:Ahli fikih Indonesia]]
[[Kategori:Ahli hadis Indonesia]]
[[Kategori:Ulama Syafi'i Abad ke-11 H]]
[[Kategori:Ulama Aceh]]
[[Kategori:
[[Kategori:Setanis]]
|