Tentara Keamanan Rakyat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(43 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox national military
|country = Indonesia
|name = Tentara Keamanan Rakyat
|native_name =
|image = IDN 1948 MiNr000L3 mt B002.jpg
|caption = Perangko daerah Indonesia tahun 1948 dengan gambar pasukan TKR
|founded = 5 Oktober 1945<br>(sebelumnya bernama Badan Keamanan Rakyat yang dibentuk dari eks KNIL dan PETA)
|current_form = [[Tentara Nasional Indonesia]]
|disbanded = 26 Januari 1946
|headquarters = [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]
|commander = [[Jenderal (Indonesia)|Jenderal]] [[Soedirman]]
|commander_title = [[Panglima Tentara Nasional Indonesia|Panglima Besar]]
|minister = [[Amir
|minister_title= [[Daftar Menteri Pertahanan Indonesia|Menteri Pertahanan]]
|history= {{tree list}}
* [[Revolusi Nasional Indonesia]]
** [[Pertempuran Lima Hari]]
** [[Pertempuran Surabaya]]
** [[Palagan Ambarawa]]
** [[Pertempuran Bojong Kokosan]]
{{tree list/end}}
|ranks =[[Kepangkatan Tentara Nasional Indonesia]]
|commander-in-chief=}}
'''Tentara Keamanan Rakyat''' (atau biasa disingkat dengan '''TKR''') adalah sebuah nama angkatan perang pertama yang dibentuk oleh [[Pemerintah Indonesia]], setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]]. TKR dibentuk pada tanggal 5 Oktober 1945 berdasarkan maklumat yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.{{sfn|Sejarah TNI jilid I|2000|p=17}} TKR dibentuk dari hasil peningkatan fungsi [[Badan Keamanan Rakyat]] (BKR) yang sudah ada sebelumnya dan tentara intinya diambil dari bekas [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda|KNIL]] & [[PETA]].{{sfn|Rahardjo|1995|p=67}}
Pembentukan angkatan perang ini bertujuan untuk mengatasi situasi yang mulai tidak aman, akibat kedatangan kembali tentara sekutu ke Indonesia setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu.
TKR terdiri dari TKR Darat, TKR Laut dan TKR Jawatan Penerbangan yang semuanya berasal dari perubahan BKR Darat, BKR Laut dan BKR udara.
Untuk memperluas fungsi ketentaraan dalam mempertahankan kemerdekaan dan menjaga keamanan rakyat Indonesia, pemerintah Indonesia kemudian mengganti nama Tentara Keamanan Rakyat menjadi '''Tentara Keselamatan Rakyat''' pada tanggal 7 Januari 1946 berdasarkan Penetapan Pemerintah No.2/SD 1946.
== Pembentukan ==
Pada tanggal 5 Oktober 1945 pemerintah mengeluarkan maklumat yang berisi tentang pembentukan tentara kebangsaan. [[Wakil Presiden Indonesia|Wakil Presiden]] [[Mohammad Hatta]] lalu memanggil bekas perwira [[KNIL]], Mayor [[Oerip Soemohardjo]] ke [[Jakarta]] untuk menyusun organisasi tentara.{{sfn|Hatta|2011|p=112}}
[[Berkas:Dharma Wiratama Museum 04.jpg|
Pada tanggal 9 Oktober 1945, [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] mengeluarkan seruan mobilisasi TKR yang isinya menyerukan kepada seluruh pemuda rakyat Indonesia baik yang belum maupun yang sudah pernah memperoleh latihan militer, untuk mendaftarkan diri sebagai anggota TKR. Pada tanggal 14 Oktober 1945 para perwira bekas KNIL bangsa Indonesia, mengeluarkan penyataan kepada pemerintah Indonesia dan Komite Nasional Indonesia Pusat, bahwa para perwira tersebut berdiri di belakang pemerintah Indonesia dan siap menerima perintah apapun.{{sfn|Sejarah TNI jilid I|2000|p=17}}
Pada tanggal 20 Oktober 1945 pemerintah mengangkat Suprijadi sebagai Pimpinan Tertinggi TKR dan Oerip Soemohardjo sebagai Kepala Staf Umum. Tetapi Suprijadi tidak pernah muncul untuk menduduki jabatannya. Setelah Mayor Oerip diangkat sebagai Kepala Staf Umum dengan pangkat Letnan Jenderal, Oerip dengan segera menyusun organisasi Markas Tertinggi TKR (MT-TKR), meniru Departemen Peperangan [[Hindia Belanda]].{{sfn|Sejarah TNI jilid I|2000|p=18}} Kemudian disusun juga organisasi Markas Besar Umum (MBU) yang merupakan bagian Markas Besar Tertinggi TKR.
Awalnya Markas Tertinggi TKR ditetapkan di [[Purwokerto]], tetapi berdasarkan saran dan pertimbangan strategi dari Oerip, markas tertinggi kemudian dipindahkan ke [[Yogyakarta]].{{sfn|Hatta|2011|p=113}} Purwokerto terletak di daerah yang lebarnya kira-kira 100
=== Pembentukan TKR Laut ===
Baris 41 ⟶ 48:
Untuk menciptakan keseragaman organisasi TKR, dilangsungkan pula perundingan antara pimpinan-pimpinan TKR Laut yaitu [[Mas Pardi]], [[Mohammad Nazir]], Sumarno, [[Raden Eddy Martadinata|RE Martadinata]], dan R Suardi dengan Oerip Soemohardjo selaku Kepala Staf Umum TKR. Hasil dari perundingan ini pada tanggal 1 Desember 1945, dibentuk Markas Tertinggi TKR Laut dan [[Mas Pardi]] ditetapkan sebagai sebagai Kepala Staf Umum TKR Laut dengan pangkat Laksamana III.{{sfn|Sejarah TNI jilid I|2000|p=25}}
Hasil perundingan juga diputuskan pembentukan divisi TKR Laut yang terdiri dari Divisi I [[Jawa Barat]] yang bermarkas di [[Cirebon]], Divisi II [[Jawa Tengah]] yang bermarkas di [[Purworejo]], Divisi III [[Jawa Timur]] yang bermarkas di [[Surabaya]]. Sementara itu pembentukan TKR Laut di [[
=== Pembentukan TKR Jawatan Penerbangan ===
Maklumat Pemerintah No.6 tanggal 5 Oktober 1945 mengharuskan TKR bertanggung jawab atas seluruh ketertiban dan keamanan baik di darat
Pada tanggal 12 Desember 1945, Markas Tertinggi TKR mengeluarkan pengumuman yang menyatakan dibentuknya bagian penerbangan sebagai bagian dari Markas Besar Umum.{{sfn|Sejarah TNI jilid I|2000|p=30}} Dengan demikian semua bagian penerbangan di seluruh Indonesia, termasuk prajurit dan pegawai pangkalan berada
== Struktur organisasi ==
Pada saat pertama disusun struktur organisasi TKR terdiri dari tiga bagian yaitu Markas Tertinggi TKR, Markas Besar Umum TKR yang terdiri dari bagian-bagian (administrasi, keuangan, persenjataan, perhubungan, kesehatan, urusan kereta api, pendidikan, perlengkapan, penyelidikan) dan Komandemen yang terdiri dari empat komandemen (komandemen I Jawa Barat, Komandeman II Jawa Tengah, Komandemen II Jawa Timur dan Komandeman
{| class="wikitable"
|-
!Komandemen TKR
!Komandan
!Lokasi Markas Besar
|-
|Komandemen Djawa Barat || Djenderal Major Didi Kartasasmita || ?, [[Jawa Barat]]
|-
|Komandemen Djawa Tengah || Djenderal Major [[Sudibjo]] <br> Djenderal Major Surachmat || ?, [[Jawa Tengah]]
|-
|Komandemen Djawa Timur || Djenderal Major [[Mustopo]] <br> Djenderal Major Muhammad Mangundiprodjo || ?, [[Jawa Timur]]
|-
|Komandemen Sumatra || Djenderal Major Suhardjo Hardjowardojo || ?, [[Sumatra]]
|}
{| class="wikitable"
|-
! colspan="4" | Satuan tempur dibawah komandemen
|-
!scope="col" style="width:150px"|Nama !! Markas !! Komandan !! Subordinat kepada
|-
|width=200|Divisi I TKR
|[[Serang]]
|Kolonel K.H. [[Syam'un]]
|Komandemen Djawa Barat
|-
|Divisi II TKR
|[[Linggajati|Linggardjati]]
|Kolonel [[Asikin]]
|Komandemen Djawa Barat
|-
|Divisi III TKR
|[[Bandung]]
|Kolonel [[Arudji Kartawinata]] <br> Kolonel [[A.H. Nasution]]
|Komandemen Djawa Barat
|-
|Divisi IV TKR
|[[Salatiga]]
|Kolonel (Djenderal Major) G.P.H. [[Djatikusumo]]
|Komandemen Djawa Tengah
|-
|Divisi V TKR
|[[Purwokerto]]
|Kolonel R. [[Soedirman]] <br> Kolonel [[Sutirto]]
|Komandemen Djawa Tengah
|-
|Divisi IX TKR
|[[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]
|Kolonel R.P. Sudarsono
|Komandemen Djawa Tengah
|-
|Divisi X TKR
|[[Surakarta]]
|Kolonel [[Sutarto]]
|Komandemen Djawa Tengah
|-
|Divisi VI TKR
|[[Kediri]]
|Kolonel [[Sudiro]]
|Komandemen Djawa Timur
|-
|Divisi VII TKR
|[[Mojokerto|Modjokerto]]
|Djenderal Major [[Jonosewojo]] <br> Kolonel [[Soengkono]]
|Komandemen Djawa Timur
|-
|Divisi VIII TKR
|[[Malang]]
|Djenderal Major [[Imam Soedja’i]]
|Komandemen Djawa Timur
|-
|Divisi I TKR Sumatra
|[[Lahat]]
|Kolonel [[Maludin Simbolon]] <br> Kolonel [[Barlian]]
|Komandemen Sumatra
|-
|Divisi II TKR Sumatra
|[[Palembang]]
|Kolonel [[M. Nuh]] <br> Kolonel [[Hasan Kasim]] <br> Kolonel [[Bambang Utojo]]
|Komandemen Sumatra
|-
|Divisi III TKR Sumatra
|[[Bukittinggi]]
|Kolonel [[Dahlan Djambek]]
|Komandemen Sumatra
|-
|Divisi IV TKR Sumatra
|[[Medan]]
|Kolonel [[Achmad Tahir]] <br> Kolonel [[Hopman Sitompul]]
|Komandemen Sumatra
|-
|Divisi V TKR Sumatra
|[[Bireuen]]
|Kolonel [[Syamaun Gaharu|Sjamaun Gaharu]]
|Komandemen Sumatra
|-
|Divisi VI TKR Sumatra
|[[Sibolga]]
|Kolonel [[Mohammad Din gelar Sinar Terang]]
|Komandemen Sumatra
|}
{| class="wikitable"
|-
! colspan="4" | Satuan tempur dibawah organisasi lain
|-
!scope="col" style="width:150px"|Nama !! Markas !! Komandan !! Subordinat kepada
|-
|width=280|TKR Laut Djawa Barat
|[[Cirebon|Tjirebon]]
|Laksamana III [[Adam (perwira TNI-AL)|Adam]]
|TKR Laut
|-
|TKR Laut Djawa Tengah
|[[Kabupaten Purworejo|Poerworedjo]]
|Laksamana III [[Mohammad Nazir]]
|TKR Laut
|-
|TKR Laut Djawa Timur
|[[Kota Surabaya|Soerabaja]]
|Laksamana III [[A.R. Aris]]
|TKR Laut
|}
== Kepangkatan ==
Baris 57 ⟶ 186:
== Panglima pertama ==
{{main|Panglima Tentara Nasional Indonesia}}
Sampai dengan awal bulan November 1945, TKR tidak memiliki pimpinan tertinggi karena [[Suprijadi]] tidak pernah muncul untuk menduduki jabatannya. Maka untuk memilih pimpinan tertinggi, TKR mengadakan sebuah konferensi pada tanggal 12 November 1945 di Yogyakarta. Di bawah pimpinan Kepala Staf Umum TKR, dilakukan pemilihan Pimpinan Tertinggi TKR. Yang menghadiri pertemuan itu adalah para panglima divisi dan komandan resimen. Hadir pula [[Paku Buwono XII]], [[Hamengku Buwono IX]], [[Mangkunegoro VIII]] dan [[Paku Alam VIII]].{{sfn|Sejarah TNI jilid I|2000|p=24}}
Dalam konferensi itu terpilih Panglima Divisi V Komandeman Jawa Tengah, [[Kolonel]] [[Soedirman]] sebagai Pemimpin Tertinggi TKR. Pada tanggal 18 Desember 1945, [[Pemerintah Republik Indonesia]] secara resmi mengesahkan pengangkatan Soedirman menjadi Panglima Besar TKR dengan pangkat [[Jenderal]].
Baris 130 ⟶ 259:
* {{id}} [http://www.tni.mil.id/pages-10-sejarah-tni.html Sejarah pada situs web Tentara Nasional Indonesia]
{{Sejarah Tentara Nasional Indonesia}}{{Authority control}}
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
|