Sakau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dhanes71 (bicara | kontrib)
k Menambahkan definisi dari putus obat
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
 
(15 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
''' Sakau''' atau '''putus obat''' adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sindrom dari efek yang disebabkan oleh penghentian pemberian obat. Hal ini merupakan hasil dari perubahan keseimbangan (neuro) fisiologis yang disebabkan oleh kehadiran obat.<ref>Simatupang, Abraham. 2016. ''Crash Course: Farmakologi Edisi Indonesia.'' Elsevier</ref> Putus obat juga merupakan seperangkat gejala yang terjadi ketika pecandu atau seorang individu melakukan penghentian pengunaan [[obat]] karena kecanduan atau ketergantungan yang sudah lama digunakan.<ref name="internet">{{cite web|title= Ketergantungan Obat|url=http://m.medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=79|accessdate= 17 Juni 2014}}</ref> Gejala putus obat ini terjadi jika pemakaian obat dihentikan atau jika efek obat dihalangi oleh suatu [[antagonis]].<ref name="internet"/> Pecandu yang mengalami gejala putus obat akan merasakan sakit dan dapat menunjukkan banyak gejala, seperti [[sakit kepala]], [[diare]] atau gemetar ([[tremor]]).<ref name="internet"/> Gejala putus obat dapat merupakan masalah yang serius dan bahkan bisa berakibat fatal.<ref name="internet"/>
[[Berkas:Gejala penghentian kokain.jpg|thumb|right|250px|Gejala pemutusan obat yang terjadi pada pecandu kokain]]
''' Putus Obat ''' adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sindrom dari efek yang disebabkan oleh penghentian pemberian obat. Hal ini merupakan hasil dari perubahan keseimbangan (neuro) fisiologis yang disebabkan oleh kehadiran obat.<ref>Simatupang, Abraham. 2016. ''Crash Course: Farmakologi Edisi Indonesia.'' Elsevier</ref> Putus obat juga merupakan seperangkat gejala yang terjadi ketika pecandu atau seorang individu melakukan penghentian pengunaan [[obat]] karena kecanduan atau ketergantungan yang sudah lama digunakan.<ref name="internet">{{cite web|title= Ketergantungan Obat|url=http://m.medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=79|accessdate= 17 Juni 2014}}</ref> Gejala putus obat ini terjadi jika pemakaian obat dihentikan atau jika efek obat dihalangi oleh suatu [[antagonis]].<ref name="internet"/> Pecandu yang mengalami gejala putus obat akan merasakan sakit dan dapat menunjukkan banyak gejala, seperti [[sakit kepala]], [[diare]] atau gemetar ([[tremor]]).<ref name="internet"/> Gejala putus obat dapat merupakan masalah yang seirus dan bahkan bisa berakibat fatal.<ref name="internet"/> Obat tidak hanya mempunyai efek yang baik atau untuk terapi akan tetapi obat juga akan menimbulkan efek samping atas penggunaan [[obat]] tersebut.<ref name="in">{{cite web|title= Say No To Drug|url=http://dinkes.kutaikartanegarakab.go.id/id/artikel.php?subaction=showfull&id=1247448886&archive=&start_from=&ucat=4&|accessdate= 17 Juni 2014}}</ref> Efek samping obat ini bisa ringan (pusing, mual atau gatal) dan bisa sangat berbahaya, merusak organ hati (hepatotoksik), merusak ginjal (neprotoksik) atau berpotensi menimbulkan [[sel]] [[kancer]] (carcinogenic).<ref name="in"/> [[Dokter]] akan memilihkan obat dengan efek samping minimal yang aman bagi pasiennya.<ref name="in"/> Sedangkan ada bebarapa obat yang memang tidak boleh digunakan karena mengakibatkan hal-hal yang fatal seperti halnya pengunaan obat adiktif.<ref name="in"/> Obat adiktif dalam masyarakat modern telah merasuki dunia dan kultur kita.<ref name="buk">{{cite book|author= David Arnot, dkk|title= Pustaka Kesehatan Populer Psikologi, Volume 2|publisher= PT Bhuana Ilmu Populer|location= Jakarta|year= 2009|page= 255}}</ref> Zat adiktif tidak hanya zat [[morfin]], [[heroin]], [[kokain]] dan [[crack]], tetapi zat yang secara sosial diterima yaitu tembakau dan alcohol.<ref name="buk"/> Apabila [[penderita]] ingin menghentikan kebiasaan pemakaian [[zat]] itu akan menderita gejala luar biasa, yang dinamakan gejala withdrawal atau gejala putus obat.<ref name="buk"/> Gejala ini bervariasi dari ringan sampai berat, bahkan bisa fatal.<ref name="buk"/> Akan tetapi kini bertapapun sulitnya pengobatan [[medis]] cukup menjanjikan untuk mengobati gejala putus obat dari zat adiktif.<ref name="buk"/>
 
''' Putus Obat '''tidak adalahhanya istilah yang digunakan untuk menggambarkan sindrom darimempunyai efek yang disebabkanbaik olehatau penghentianuntuk pemberianterapi obat.akan Hal ini merupakan hasil dari perubahan keseimbangan (neuro) fisiologis yang disebabkan oleh kehadiran obat.<ref>Simatupang, Abraham. 2016. ''Crash Course: Farmakologi Edisi Indonesia.'' Elsevier</ref> Putustetapi obat juga merupakanakan seperangkatmenimbulkan gejalaefek yangsamping terjadiatas ketika pecandu atau seorang individu melakukan penghentian pengunaanpenggunaan [[obat]] karena kecanduan atau ketergantungan yang sudah lama digunakantersebut.<ref name="internetin">{{cite web|title= KetergantunganSay ObatNo To Drug|url= http://mdinkes.medicastorekutaikartanegarakab.comgo.id/indexid/artikel.php?modsubaction=penyakitshowfull&id=791247448886&archive=&start_from=&ucat=4&|accessdate= 17 Juni 2014}}</ref>|archive-date= Gejala putus obat ini terjadi jika pemakaian obat dihentikan atau jika efek obat dihalangi oleh suatu [[antagonis]].<ref name2010-03-07|archive-url="internet"/> Pecandu yang mengalami gejala putus obat akan merasakan sakit dan dapat menunjukkan banyak gejala, seperti [[sakit kepala]], [[diare]] atau gemetar ([[tremor]]).<ref name="internet"https:/> Gejala putus obat dapat merupakan masalah yang seirus dan bahkan bisa berakibat fatal/web.<ref name="internet"archive.org/> Obat tidak hanya mempunyai efek yang baik atau untuk terapi akan tetapi obat juga akan menimbulkan efek samping atas penggunaan [[obat]] tersebut.<ref name="in">{{cite web|title= Say No To Drug|url=/20100307105026/http://dinkes.kutaikartanegarakab.go.id/id/artikel.php?subaction=showfull&id=1247448886&archive=&start_from=&ucat=4&|accessdatedead-url= 17 Juni 2014yes}}</ref> Efek samping obat ini bisa ringan (pusing, mual atau gatal) dan bisa sangat berbahaya, merusak organ hati (hepatotoksik), merusak ginjal (neprotoksik) atau berpotensi menimbulkan [[sel]] [[kancerkanker]] (carcinogenic).<ref name="in" /> [[Dokter]] akan memilihkan obat dengan efek samping minimal yang aman bagi pasiennya.<ref name="in" /> Sedangkan ada bebarapa obat yang memang tidak boleh digunakan karena mengakibatkan hal-hal yang fatal seperti halnya pengunaan obat adiktif.<ref name="in" /> Obat adiktif dalam masyarakat modern telah merasuki dunia dan kulturbudaya kita.<ref name="buk">{{cite book|author= David Arnot, dkk|title= Pustaka Kesehatan Populer Psikologi, Volume 2|publisher= PT Bhuana Ilmu Populer|location= Jakarta|year= 2009|page= 255}}</ref> Zat adiktif tidak hanya zat [[morfin]], [[heroin]], [[kokain]] dan [[crack]], tetapi zat yang secara sosial diterima yaitu tembakau dan alcohol.<ref name="buk" /> Apabila [[penderita]] ingin menghentikan kebiasaan pemakaian [[zat]] itu akan menderita gejala luar biasa, yang dinamakan gejala withdrawal atau gejala putus obat.<ref name="buk" /> Gejala ini bervariasi dari ringan sampai berat, bahkan bisa fatal.<ref name="buk" /> Akan tetapi kini bertapapunbetapapun sulitnya pengobatan [[medis]] cukup menjanjikan untuk mengobati gejala putus obat dari zat adiktif.<ref name="buk" />
== Rujukan ==
{{reflist}}
 
== Referensi ==
{{kedokteran-stub}}
{{reflist}}
 
[[Kategori:KesehatanKetergantungan obat]]
[[Kategori:PsikologiRehabilitasi obat]]
{{kedokteran-stub}}{{Farmasi-stub}}
[[Kategori:Kedokteran]]