Kerajaan Amanatun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, replaced: akte → akta (2) using AWB
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(24 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Former Country||||
| native_name =
| conventional_long_name = Kerajaan Amanatun
| common_name = Kerajaan Amanatun
| continent = Asia
| region = Asia Tenggara
| status =
| government_type = Kerajaan
| image_flag =
| image_coat =
| year_start = ???
| event1 =
| year_event1 =
| event_end =
| year_end = 1962
| p1 = Kemaharajaan Majapahit
| flag_p1 = Majapahit fictitious flag.svg
| p2 = Kesultanan Gowa
| flag_p2 = Flag of the Sultanate of Gowa.svg
| s1 = Timor Portugis
| flag_s1 = Flag of Portugal.svg
| flag_s2 = Flag of Netherlands.svg
| image_map =
| image_map_caption =
| capital = [[Nunkolo, Nunkolo, Timor Tengah Selatan|Nunkolo]]
| common_languages = [[bahasa Uab Meto|Uab Meto]]
| religion = [[Kepercayaan asli]], [[Gereja Katolik Roma]], [[Protestanisme]], [[Islam]]
| currency =
| title_leader = Raja
| leader1 = Tnai Pah Banunaek
| year_leader1 = ???
| leader2 = Tsu Pah Banunaek
| year_leader2 = ???
| leader3 = Nopu Banunaek
| year_leader3 = ???
| leader4 = Bnao Banunaek I
| year_leader4 = ???
| leader5 = Nifu Banunaek
| year_leader5 = ???
| leader6 = Kianunaekli B
| year_leader6 = ???
| leader7 = Bnao Banunaek II
| year_leader7 = ???
| leader8 = Luan Banunaek
| year_leader8 = ???
| leader9 = Bnao Banunaek III
| year_leader9 = ???
| leader10 = Bnao Banunaek IV
| year_leader10 = ???
| leader11 = Bab'i Banunaek
| year_leader11 = ???
| leader12 = Bnao Banunaek V
| year_leader12 = 1766
| stat_year1 =
| stat_area1 =
| stat_pop1 =
| today = {{flag|Indonesia}}<br>{{flag|Timor-Leste}}
| s2 = Hindia Belanda
| s3 = Indonesia
| flag_s3 = Flag_of_Indonesia.svg
}}
 
'''Kerajaan Amanatun''' (Onam) terletak di pulau [[Timor Barat|Timor]] bagian barat, wilayah Indonesia dan merupakan kerajaan tua. Di era kemerdekaan kerajaan Amanatun bersama kerajaan Molo (Oenam) dan kerajaan Amanuban (Banam) membentuk kabupaten [[Timor Tengah Selatan]] (dalam [[bahasa Belanda]] disebut ''Zuid Midden Timor'') dengan ibu kota [[SoE]] - [[provinsi]] [[Nusa Tenggara Timur]].
 
Pada tahun [[1920]] kota SoE ditetapkan menjadi ibukotaibu kota ''Zuid Midden Timor'' (Timor Tengah Selatan) atas kesepakatan bersama dari ketiga Raja yakni Raja [[Lay Akun Oematan]] sebagai Raja [[Kerajaan Molo|Molo]], Raja [[Pae Nope]] sebagai Raja [[Kerajaan Amanuban|Amanuban]] dan Raja [[Kolo Banunaek]] sebagai Raja Amanatun.
 
Nama kota SoE sendiri sudah mulai dikenal pada tahun ±1905/1906 oleh pemerintah [[Hindia Belanda]]. Pada masa pemerintahan Belanda Kerajaan Amanuban dan Kerajaan Amanatun pernah berkantor bersama di [[Niki-niki]]. Hal ini disebabkan karena belum adanya jalan ke wilayah Amanatun dan [[Belanda]] takut ke sana.
 
Jauh sebelum datangnya [[bangsa]] [[Portugis]] dan [[Belanda]] di [[Indonesia]] maka kerajaan Amanatun sudah ada dan mempunyai pemerintahan sendiri yang asli.
 
== Arsip sejarah ==
Dalam tex [[Dao Zhi]] dari tahun [[1350]] sejak [[dinastiDinasti SungSong]] sudah mengenal [[Timor]] dan ada beberapa [[pintu gerbang]] [[pelabuhan]] [[laut]] yang ramai yang dikunjungi di [[Timor]] dan salah satunya yang penting adalah di [[Batumiao-Batumean Fatumean Tun Am (Tun Am)]] yang sudah ramai dikunjungi oleh pedagang-pedagang [[Makasar]], [[Malaka]], [[Jawa]], [[India]], [[Cina]] dan kemudian [[Eropa]] seperti [[Spanyol]], [[Inggris]], [[Portugis]], [[Belanda]].
 
[[Timor]] (Xingcha Shenglan [[1436]]) menulis bahwa [[Timor]] ( Kih-ri Ti-mun) terletak di [[Timur]] [[Tiongkalo]] [[(Madura)]] yang mana pegunungannya ditumbuhi oleh pohon [[cendana]]. [[Pohon]] [[cendana]] ini mereka tebang dan dijadikan kayu bakar. Negara ini tidak memiliki produk lain selain [[cendana]]. Terdapat dua belas [[pelabuhan]] atau pemukiman [[pedagang]] yang masing-masing berada di bawah seorang ketua / pemimpin. Tanah pertaniannya subur dan makmur serta cuacanya hangat di siang hari dan dingin pada [[malam]] hari. Ketika kapal dagang tiba dan bersandar kaum wanita naik kekapal untuk berdagang. Barang yang diimpor adalah [[emas]], [[perak]] dan peralatan besi serta [[tembikar]]. Penduduk pribumi selalu membawa [[kayu cendana]] untuk [[barter|dibarterkan]] dengan pedagang. Mereka tidak akan melakukan barternisasi kalau [[Monarki|raja]] nya tidak hadir. Karenanya [[Monarki|raja]] selalu diminta untuk datang terlebih dahulu, ketika sebuah [[kapal]] [[dagang]] berlabuh maka [[Monarki|Raja]] akan datang ditemani oleh [[permaisuri]] dan anak-anaknya, para selir dan para pembantunya. Anggota rombongan [[Monarki|raja]] begitu banyak.
Baris 38 ⟶ 100:
 
=== Data VOC Raja-raja Timor (1758) ===
Data [[VOC]] 2933,tahun [[1758]] the [[National]] Archief [[Den Haag]] yang ditulis oleh [[Arnoldus Van Este]] (ayah dari W.A.Van Este) seorang Oppermester di [[Pos]] [[Belanda]] [[Kupang]] yang dilindungi oleh [[Commpany]] selama dua puluh lima tahun mencatat tentang [[Timorese kings]] yakni;
* [[Balthzazar Lote]] of [[Amabi]],
* [[Hermanus Saubaki]] of [[Amfoan-Sorbian|Amfoang-Sorbian]],
* [[Nay Kobe Taynof]] of [[Taebenu]],
* [[Don]] [[Louis]] [[Anthony]] of [[Amanubang|Amanuban]],
* [[Don]] [[Louis]] [[Nay Konnef]] of [[Amanatung|Amanatun]],
* [[Nay Seff]] of [[Waiwiku]] king of [[Dirman]],
* [[Lakar Madjeli]] of [[Sumba]],
* [[Don Bernardo]] of [[Amakono]],
* [[Avonusu]] of [[Amarasi]],
* and the regent of [[Batugede]] was a brother in-low of the king of [[Waihale]].
* The [[Solorese]] regent [[Sengaji]].
 
Baris 64 ⟶ 126:
 
=== Pemerintahan Residen Hazart di Timor ===
Residen [[J A Hazart]] merupakan residen [[Timor]] kelahiran [[Timor]] [[8 Agustus]] [[1773]]. Saat [[resident]] [[Hazart]] menjadi residet di [[Timor]] maka [[Monarki|raja]] [[Amanatun]] pada saat itu adalah [[Monarki|raja]] [[Muti Banunaek I]] (atau biasa disebut [[Monarki|Raja]] [[Kusat Muti]] ). [[Residen Hazart]] memerintah tahun [[1810-1811]], [[dimana]] pada tahun [[1811]] [[Nusantara]] diserahkan ke [[Inggris]] dan baru dikembalikan kepada [[Belanda]] tahun [[1816]] dan kembali [[residen Hazart]] [[berkuasa]] kembali. Banyak hal yang diperbuat [[Hazart]] saat menjadi [[residen]] [[Timor]] seperti :
- Daerah [[pertahanan]] [[VOC]] di [[pantai]] [[utara]] [[Timor]] ( Manulae hingga Pariti ) pada tahun [[1819]] dipenuhi oleh orang-orang [[Rote]] yang didatangkan oleh [[Belanda]] sebagai pagar hidup [[Belanda]] untuk mencegah serangan dari [[raja-raja]] [[Timor]] sepeti [[Amarasi]], [[Amanuban]], [[Amakono]], Amanatun.
 
Orang-orang [[Rote]] yang didatangkan [[Belanda]] ke [[Timor]] juga untuk menjadi tenaga kerja - [[budak]] [[Belanda]] untuk mengerjakan daerah-daerah subur / aluvial di sepanjang [[pantai]] sekitar 2000-3000 Ha untuk menghasilkan [[beras]]. Pada tahun [[1822]] [[Belanda]] juga mendatangkan lagi orang-orang [[Sabu]] ke [[Timor]] sebagai pasukan pembelah [[Belanda]] namun jumlah orang [[Sabu]] tidak sebanyak jumlah orang [[Rote]] karena karaktarkarakter orang [[Sabu]] yang suka memberontak. Kemudian [[Hazart]] menjadikan [[Kupang]] sebagai [[pelabuhan terbuka]] / [[pintu gerbang]] [[Timor]]. Kemudian [[residen Hazart]] juga merebut [[Atapupu]].Tahun [[1842]] [[Resident Hazart]] juga berhasil membuka [[lalulintas]] [[jalan]] ke [[Pariti]] dan pada tahun [[1879]] dibuka lagi [[jalan]] [[Kupang]] - [[Teno]].
 
Sumber pendapatan [[Monarki|raja]] pada saat itu adalah [[jagung]], [[cendana]] dan [[lilin]], [[dimana]] setengah hasil [[cendana]] dan [[lilin]] digunakan oleh [[Monarki|raja]] untuk mendapatkan [[emas]]. Pada tahun [[1870]] dicatat jumlah penduduk di kerajaan Amanatun sudah melebihi 12000 jiwa.
 
== Hubungan Liurai-Sonbai-Banunaek ==
Disebut kerajaan Amanatun kerena [[Monarki|Rajanya]] yakni [[Banunaek]] yang bernama lengkap [[Monarki|Raja]] [[Tnai Pah Banunaek]]) - Ukuran [[alam]] , badannya [[emas]] dan semua peralatannya juga terbuat dari [[emas]]. Amanatun terdiri dari dua suku kata yaitu Ama dan Mnatu. "Ama" berarti "Bapak" dan "Mnatu" berarti [["emas"]]. Jadi Amanatun berarti ''Bapak Emas''. '''Mal Noni''' adalah [[Cap]] Emas [[Monarki|Raja]] [[Banunaek]]. [[Monarki|Raja]] [[Amanatun]] yakni Banunaek tetap menetap di [[Tun]] [[Am]] ( Amanatun ) menjaga kampung halaman Tufe Ba Noni Fae Ba Noni - Tun Am '''[[Fatu Mean]]''', sedangkan Liuray kemudian ke bagian Timur [[pulau Timor]] ( [[matahari]] terbit) Nao Neu Neno Pean Neno Bolan dan kemudian dikenal dengan [[Monarki|Raja]] [[Belu]], sedangkan [[Sonbay]] ke bagian barat [[pulau Timor]] ( matahari terbenam ) Nao Neu Neno Tesan Neno Mofun es Mutis Bab Nae Pae Neno Oenam dan kemudian dikenal dengan [[Monarki|Raja]] [[Molo / Oenam]].
 
Nama [[Monarki|Raja]] pertama di [[pulau]] [[Timor]] adalah [[Liuray/Liu Lay/Riyu Ray/Mean/Maromak Oan]], [[Sonbay/Boynoni/Istana Kapal]], [[Banunaek/Luku Neno]]. [[Monarki|Raja]]] Pertama di daratan [[Timor]] ini adalah [[bangsawan]] dengan keluarganya serta rombongannya tiba pertama kali di pelabuhan [[NOE FANU]], pelabuhan yang termasyur dalam [[sejarah]] penghuni dataran [[pulau Timor]] dan pulau-pulau sekitarnya. Ketiga bangsawan bersaudara pertama yang adalah [[Monarki|raja]] [[pertama]] [[Timor]] ini datang bersama dengan ayah ibu mereka.
Baris 89 ⟶ 151:
Putra kedua Boynoni-[[Sonbay]], bersama rombongan menyusuri pegunungan kecil dari tanah [[Belu]] hingga gunung [[Mutis]]. Ia tiba di Netnoni dan bertemu dengan istrinya putri dari [[Kune Uf]]. Tempat kedudukannya di Batu Oenam " Batu Basah". Di sinilah Sonbay membuat [[istana]] kapalnya. [[Wilayah]] kekuasaannya meliputi [[Biboki]], [[Insana]], [[Oekusi]], [[Amfoan]], [[Miomafo]], Molo (Mollo), [[Fatu Leu- Kopan]], [[Maluku]], [[Alor]], [[Pantar]], [[Sabu]], [[Rote]].
 
Ibu kota kerajaan Amanatun di [[Nunkolo]]. Nunkolo menjadi ibukotaibu kota kerajaan Amanatun ketika [[Monarki|Raja]] [[Tsu Pah Banunaek]] menjadi raja Amanatun.
 
== Persehatian Perbatasan ==
 
Pada waktu [[Monarki|Raja]] [[Muti Banunaek II]] diasingkan ke [[Flores]] maka oleh pemerintah kolonial [[Hindia Belanda]] melakukan perpindahan batas kerajaan yang sudah ditetapkan oleh [[Monarki|Raja]] [[Liurai]] ( Belu) dengan [[Monarki|Raja]] [[Banunaek]] ( Amanatun).
Adapun perpindahan tersebut pada [[Juni 1917]] [[zaman]] [[Raja Kusa Banunaek]] [[dimana]] terjadi perpindahan batas antara kedua kerajaan tua ini yaitu perpindahan batas dari [[Betun]] ke [[We Baria Mata]] [[( Malaka )]], dan penandatanganan persehatian [[perbatasan]] ini oleh [[Belanda]] dibuat dan ditandatangani pada [[25 Juli 1917]]. Perpindahan batas ini sebagai reaksi balas dendam pemerintah [[kolonial]] [[Belanda]] terhadap raja Amanatun karena gugurnya tentara [[Belanda]] saat melakukan [[infasi]] ke Amanatun.
 
Baris 109 ⟶ 171:
Isi PERSETUJUAN OELOLOK I antara [[Kepala Daerah]] [[Swapraja Amanatun]] ( disatu pihak )dengan [[Kepala Daerah]] [[Swapraja Liurai]] ( pada pihak lain) menyetujui delapan kesepakatan yakni:
 
# Dalam penyelesaian "peristiwa rakyat Lotas" [[TIDAK AKAN DIGANGGU GUGAT]]" soal perbatasan antara [[Swapraja Amanatun]] dan [[swapraja]] [[Malaka]].
# Karena [[ketemukungan Lotas]] termasuk [[Distrik Noemanumuti]] temukung di wilayah Swapraja Amanatun maka rakyatnya secara teknis administrasi TAKLUK di bawah kepemerintahan Swapraja Amanatun.
# Untuk masalah adat pelaksanaannya tinggal tetap sebagai sediakala dengan catatan [[Kepala Daerah]] [[Swapraja Amanatun]] sebagai Ketua [[Adat]] harus mengetahuinya terlebih dahulu.
# Uang-uang [[pajak]] yang telah dipungut oleh pemerintahan Swapraja[[Belu]] dari rakyat ketemukungan Lotas HARUS DISERAHKAN KEPADA [[Kepala Daerah]] Swapraja Amanatun.
# Pengembalian rakyat Lotas oleh [[Kepala Daerah]] Swapraja [[Malaka]] dan penerimaannya oleh [[Kepala Daerah]] [[Swapraja Amanatun]] dilaksanakan disertai ketentuan-ketentuan hadat (adat) yang berlaku antara kedua belah pihak.
# Sesudah pengembalian [[rakyat]] ketemukungan Lotas pihak [[Dewan Pemerintah]] Swapraja Amanatun akan berusaha menjalankan kebijaksanaan agar tidak terulang lagi peristiwa-peristiwa yang disebut peristiwa rakyat Lotas.
# Dari kedua belah pihak, baik [[D.P.S Amanatun]] maupun [[Kepala Daerah]] Swapraja [[Malaka]] senantiasa akan dijalankan usaha untuk membujuk dan menasihati agar [[rakyat]] [[ketemukungan]] Lotas untuk kembali tunduk kepada [[Pemerintahan]] [[Swapraja Amantun]].
# Peristiwa-peristiwa yang bersifat [[pidana]] semata-mata terhadap [[rakyat]] [[ketemukungan]] Lotas diserahkan penyelesaiannya kepada pihak alat [[Negara]] .......,
 
Sedangkan Pertemuan kedua juga di [[Oelolok]] Swapraja Insana tanggal [[19 Oktober 1959]] juga menghasilkan dua (2) butir persetujuan.
 
Adapun yang membuat persetujuan yakni Pihak Pertama [[Kepala Daerah]] [[Swapraja Amanatun]] t.d.t '''[[L.L.D.L.Banunaek]]''' dan Pihak Kedua [[Kepala Daerah]] Swapraja [[Malaka]] t.d.t '''[[L.S.Teiserang|L.S.Teiseran]]''', dengan mengetahui Pihak Pertama D.P.S SoE [[( D.C.Saudale)]], Perakit Praja Kepala [[(J.L.Bire)]], Anggota DPS Amanatun [[( Ch.B.Tallo)]], Anggota DPS Amanatun [[( Th. Kabu)]], Fettor NoeManumuti [[( M.E.Faij)]], Fettor Noebokon [[( W.Nenometa)]], Fettor Noebone [[( L.Missa)]], Fettor Noebana [[( H.Mone)]]. Sedangkan yang mengetahui pihak kedua Pd ketua DPDS Belu [[( A.A.Bere Tallo]]- [[Monarki|Raja]] [[Kewar)]], Anggota DPS Belu ( P.W Djah...,), Nai Fatuaruij [[( E. Teiseran)]], Nai Umalor [[( L.K.Naruk)]], Loro Waiwiku [[( A. Kalan Berek)]], Nai Manulea [[( R.K.Taolin)]], Nai Mandeu [[( H.Tefa Seran)]], Perakit Tata Usaha [[(L.Lopes)]].
 
== Struktur kerajaan ==
Kerajaan Amanatun/Onam mempunyai empat orang fettor yaitu Fettor Noebana ([[Santean]]), Fettor Noebone ([[Sahan]]), Fettor Noemanumuti ([[Put'ain]]) dan fettor Noebokong ([[Anas]]) . Adapun nama pemimpin dari keempat fettor ini adalah fettor [[Nokas]] memimpin kefetoran noe Bana, Fettor [[Kobi]] [[Nitibani]] memimpin kefetoran noe Bone, Fettor [[Faij]] memimpin kefetoran noe Manu muti , dan fettor [[Nenometa]] memimpin kefetoran noe Bo kong. Di bawah fettor-fettor ini ada temukung-temukung besar dan temukung kecil yang diangkat oleh [[Monarki|Raja]]. Setiap temukung memimpin kelompok-kelompok masyarakat biasa (''to aana'') atau biasa disebut juga dengan kolo manu. Suku yang paling besar di dalam kerajaan Amanatun adalah suku Missa.
( Missa Moen Nima Nas Fua Fanu ).Fatu Kanaf dari suku Missa adalah [[Fatu Lunu]].
 
Baris 130 ⟶ 192:
[[Monarki|Raja]] [[Muti Banunaek II]] memerintah [[1900]] - [[1915]]. [[Monarki|Raja]] [[Muti Banunaek II]] diasingkan ke [[Ende]], [[Flores]] pada [[1915]] oleh pemerintah kolonial [[Belanda]] karena [[Monarki|Raja]] [[Muti Banunaek II]] tidak mau takluk kepada [[Belanda]]. [[Monarki|Raja]] [[Muti Banunaek II]] mangkat di [[Ende]] [[Flores]] ± [[September/Oktober]] [[1918) . Makamnya tidak diketahui.[[Monarki|Raja]] [[Muti Banunaek II]] sejak diasingkan oleh [[Belanda]] hingga wafatnya tidak kembali lagi ke tanah [[Timor]] ( Amanatun).Ketika [[Belanda]] hendak menaklukan kerajaan Amanatun yang dipimpin oleh [[Monarki|Raja]] [[Muti Banunaek II]] tahun [[± 1911]] maka pasukan [[tentara]] [[Belanda]] yang sedang menuju ke [[wilayah]] Amanatun dihadang oleh [[Panglima]] [[Perang]] / Meo Naek ( Tui Nati Suil Toko ) dari kerajaan Amanatun yang bernama Meo Seki Tafuli. Komendan [[tentara]] [[Belanda]] di tembak mati oleh Meo Seki Tafuli dari jarak yang cukup jauh dari [[benteng]] [[Meo Seki Tafuli]] sebelumnya diucapkan kata-kata keramat ( fanu). [[Komendan]] [[Belanda]] yang tewas ini kemudian oleh [[rakyat]] Amanatun disebut MIN FAFI hingga sekarang.
=== Era Pasifikasi ===
Setelah tahun [[1900]] maka kerajaan kolonial [[Belanda]] mulai melakukan pasifikasi semua daerah di [[Nusantara]].Hal ini mencapai puncaknya pada tahun [[1942]], dan khususnya di [[pulau]] [[Timor]] terdapat empat [[Monarki|raja]] dan lima kaisar.Adapun empat [[Monarki|raja]] dan lima kaiser itu adalah :
Empat [[Monarki|raja]] di [[Timor]] ini adalah [[Monarki|raja]] [[Nahak T Seran]] di [[Malaka]] Wehali,[[Monarki|raja]] [[Josef Carmento Taolin]] di [[Insana]], [[Monarki|raja]] [[Noni Nope]] di [[Amanuban]], [[Monarki|raja]] [[Nisnoni]] di [[Kupang]], sedangka lima orang kaisaer di [[Timor]] yakni [[kaiser]] [[Wehali]] [[Nai Bria Nahak]] sonaf [[Liurai]], wafat [[1924]] dan dimakamkan baru pada [[tahun]] [[1933]], [[Kaiser]] [[Amanatun Banunaek]] di [[Nunkolo]], Kaiser [[Tamkese|Tamkesi]]-[[Biboki]], Kaiser Hanmeni Bai Lake, kaiser [[Oematan]] di [[Kapan]].
 
==== Korte Veklaring ====
Ada beberapa kontrak politik / [[korte veklaring]] yang pernah ditandatangani oleh [[Raja-raja]] - Kaiser Amanatun dengan pemerintah [[Hindia]] [[Belanda]] seperti :
 
* 1. Tanggal [[27 Juli 1908]] Korte veklaring I diteken oleh [[Monarki|Raja]] Muti Banunaek tanggal [[14 April 1909]].
Baris 149 ⟶ 211:
 
== Masa Kemerdekaan ==
Atas kehendak dari [[Monarki|Raja]] [[Lodoweyk]] [[Lourens]] [[Don]] [[Louis]] [[Banunaek]] ([[Monarki|Raja]] [[Laka Banunaek]]) yang mana [[Monarki|raja]] ini adalah [[Monarki|raja]] terakhir kerajaan Amanatun maka [[Oinlasi]] kemudian pada tahun [[1951]] dipilih dan ditetapkan menjadi ibukotaibu kota dan pusat pemerintahan swapraja Amanatun dengan pertimbangan aksesibilitas dengan [[kota]] [[SoE]]. Kota [[Oinlasi]] 46&nbsp;km letaknya dari [[Kota]] [[SoE]] dan hingga kini menjadi ibu [[kota]] kecamatan [[Amanatun Selatan]].
 
Memasuki masa [[kemerdekaan]] [[Indonesia]] maka [[Monarki|Raja]] [[Lodoweyk]] [[Lourens]] [[Don]] [[Louis]] Banunaek kemudian menjadi [[Kepala]] [[Daerah]] Swapraja Amanatun. Yang menjadi Kepala [[Daerah]] Swapraja adalah [[Monarki|Raja]], sedangkan kalau Rajanya sudah wafat maka diangkat seorang Wakil Kepala Daerah Swapraja dari keturunan bangsawan tetapi dia bukan seorang [[Monarki|Raja]]. [[Monarki|Raja]] [[Lodoweyk.Lourens]].[[Don]].[[Louis]].[[Banunaek]] bersama dengan [[Raja-Raja]] di [[Nusa Tenggara Timur]] lainya tergabung di dalam [[Dewan]] [[Raja-Raja]] ikut berperan penting dalam pembentukan [[Provinsi]] [[Nusa Tenggara Timur]] [[dimana]] sebelumnya wilayah ini termasuk [[Provinsi]] [[Sunda Kecil]].hal ini terlihat dengan dikeluarkannya keputusan [[Presiden]] No 202/[[1956]] bahwa [[Nusa Tenggara]] dalam [[PP]] [[RIS]] No 21/[[1950]] [[Lembaran Negara]] RIS tahun 1950 No.59 menjadi tiga daerah tingkat satu dimaksud oleh [[Undang-Undang (Indonesia)|Undang-Undang]] No 1 tahun [[1957]] - UU No 64/1958 [[Nusa Tenggara]] menjadi tiga daerah [[Swatantra]] tingkat I. Kemudian UU no 69 tahun [[1958]] maka terbentuklah daerah Swatantra [[tingkat II]] di [[Nusa Tenggara Timur]] dengan 12 [[Kabupaten]] .
Baris 163 ⟶ 225:
Adapun [[Monarki|Raja]] Amanatun [[Loit Banunaek]] kemudian digantikan oleh Putranya sendiri yang bernama [[Monarki|Raja]] [[Muti Banunaek]] yang kemudian dikenal dengan nama [[Monarki|Raja]] [[Muti Banunaek ke II]]. [[Monarki|Raja]] [[Muti Banunaek II]] adalah putra pertama dari [[Monarki|Raja]] [[Loit Banunaek]]. Ibunda dari [[Monarki|Raja]] [[Muti Banunaek II]] berasal dari [[suku]] [[Missa]] yang adalah permaisuri dari [[Monarki|Raja]] [[Loit Banunaek]].[[Monarki|Raja]] [[Loit Banunaek]] juga mempunyai banyak kato (Isteri, dan tercatat bahwa ada dua orang kato / isteri dari berasal dari suku Missa.
 
Permaisuri (kato) dari [[Monarki|Raja]] [[Muti Banunaaek II]] bernama Kato bi Sopo Lassa, sedangkan [[Monarki|Raja]] [[Kolo Banunaek]] ([[Monarki|Raja]] [[Abraham]] [[Zacharias]] [[Banunaek]]) mempunyai permaisuri (Kato Naek) bernama bi [[Teni Tobe Misa]] dan mempunyai seorang putri tunggal bernama Fetnai Naek [[bi Loit Banunaek]]. Kato bi [[Teni Tobe Misa]] wafat di [[Oinlasi]] tahun [[1955]]. Makam ( Son Nate) dari permaisuri kato [[bi Teni Tobe Missa]] di [[Oinlasi]] ibukotaibu kota [[kecamatan]] [[Amanatun Selatan]].
 
[[Monarki|Raja]] [[Kolo Banunaek]] atau [[Monarki|Raja]] [[Abraham Zacharias Banunaek]] mempunyai banyak selir dan gundik-gundik dan mereka selalu berada di dalam [[istana]] [[Monarki|Raja]] [[Kolo Banunaek]] untuk melayani hingga sekarang di [[Nunkolo]], ( ''Sonaf Pub Kollo Hae Malunat'').Selain dari gundik-gundik dan selir-selir dari [[Monarki|raja]] [[Kolo Banunaek]] yang berada di dalam sonaf [[Nunkolo]] ( [[Istana Raja]] ) juga terdapat banyak pelayan dan hamba-hamba ( ate-ate) yang selalu berada dan melayani di dalam istana dari [[Monarki|Raja]] [[Kolo Banunaek]] di [[Nunkolo]], dan hingga kini keturunan dari hamba ( ate-ate) ini masih tetap berada di sekitar lingkungan sonaf [[Nunkolo]] hingga saat ini.
Baris 186 ⟶ 248:
* 10. [[Monarki|Raja]] [[Bnao Banunaek IV]]
* 11. [[Monarki|Raja]] [[Bab'i Banunaek]]
* 12. [[Monarki|Raja]] [[Bnao Banunaek V]] ([[Monarki|Raja]] [[Bnao Nunkolo]]) ± [[1766]]
* 13. [[Monarki|Raja]] [[Kusat Muti]] [[Muti Banunaek I]]) ± [[1832]]
* 14. [[Monarki|Raja]] [[Loit Banunaek]] ± [[1899]]
Baris 192 ⟶ 254:
[[September/Oktober]] [[1918]].Makam tidak diketahui.
* 16. [[Monarki|Raja]] [[Kusa Banunaek]] ( [[1916-1919]]) mangkat [[16 Juli]] [[1919]].
* 17. [[Monarki|Raja]] [[Abraham Zacharias Banunaek]] / [[Monarki|Raja]] [[Kolo Banunaek]] ([[1920]]-[[1946]]) , mangkat [[1969]]. Makam atau son nain di [[Nunkolo]].
* 18. [[Monarki|Raja]] [[Lodoweyk Lourens Don]] [[Louis]] [[Banunaek]] /[[Monarki|Raja]] [[Laka Banunaek]] ([[1946]]-[[1965]]), lahir : [[Nunkolo]], tanggal [[18 Agustus]] [[1925]].Mangkat [[26 April]] [[1990]] di [[Sonaf Amanuban]] di [[Niki-niki]]. Makam atau son nain di [[Oinlasi]].dimakamkan tanggal [[2 Mei]] [[1990]].
 
== Sumber pustaka ==
* Benufinit,T.R.(2007). ''[[Sejarah]] [[Raja-raja]] dan [[Pulaunya]]'', UPTD [[Pendidikan]] dan [[Kebudayaan]], [[Kupang]],
* Banunaek,D.Y.Y.K (2007).''[[Raja-raja]] Amanatun yang [[Berkuasa]]'', Pustaka [[Pelajar]]-[[Yogyakarta]]
* Bosch.J (1938). Memorie van overgave de Resident [[Timor]] en Onderhorigheden.[[Kupang]]
* Dungen Gronovius.J.D van Den (1849) Het Amanatoeng Rijk op [[Timor]],
* Fransen Herderschee,B.H.(1909) Nota van toelichting bettrefende de Zelfbesturende [[landschappen]] en rijken van Midden [[Timor]].[[Kapan]]
* Goeneveldt,W.P.(2009) ''[[Nusantara]] dalam Catatan [[Tionghoa]]'', [[komunitas]] [[Bambu]], [[Jakarta]]
* Huitema (1950) Korte Beschowing Over het Landschap Amanatun.[[Kupang]]
Baris 207 ⟶ 269:
* Middelkoop,P. (1982)''Atoni Pah Meto'', [[BPK]] [[Gunung Mulia]].
* ------------ (1925) Reisdoor Amanatoen.
* ------------ (1951) De Geestesbeveging in [[Nunkolo]].
* Ormeling,F.J ''The [[Timor]] [[Problem]]'', J.B.Wolters: [[Groningen]]-Jakarta
* Parera,A.D.M. 1994( penyunting Drs Gregor Neonbasu, [[SVD]]), ''[[Sejarah Pemerintahan Raja-raja Timor]]'', Pustaka [[Sinar]] [[Harapan]]: [[Jakarta]].
* Ranawidjaja,U (1955).''Swapraja'', Djambatan,
* Reinjntjes,W.H.G (1948) Memorie Overgave Van de Onderafdeeling Zuid Midden [[Timor]],[[SoE]]
* Riedel.J.G ([[1885]]) [[Timor]] On Onderhoorigheden in 1878 en later.[[Amsterdam]].
Baris 216 ⟶ 278:
* Schulte Nordholt,H.G (1971) ''The [[Political System]] of Atoni of [[Timor]]'', The Hague: Martinus Nijhoff.
* Schullts,C (1927)Memorie Resident Van [[Timor]] en Onderhoorigheden.[[Kupang]]
* Swieten,TH. van (S) (1898) Huiselijk Leven der [[Timorese Christenen]].B.S.CB.Nijmegen.
* Venema (1916) Note Over Zuid Midden [[Timor]] Einlanden
* Wadu,J,dkk,(2003) ''[[Sejarah]] [[Pemerintahan]] [[Kabupaten]] [[Timor Tengah Selatan]]'',[[Lembaga]] [[Peneliti]] [[Universitas]] [[Nusa]] Cendana (UNDANA) dengan [[Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan]], Penfui-[[Kupang]].
* Weidner.Ch.(1929) Nota Van Toelchting bettrefende de Zelfbesturende Landshappen Amanatoeng in de Onderafdelling Zuid Midden [[Timor]].[[SoE]].
Baris 225 ⟶ 287:
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Amanatun]]
[[Kategori:Kerajaan di Nusa Tenggara Timur|Amanatun]]
[[Kategori:KabupatenBekas Timornegara Tengahdi SelatanAsia Tenggara]]