Thibbun Nabawi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 3 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(7 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Penyangkalan-medis}}
{{NPOV}}
'''Thibbun Nabawi''' merujuk pada tindakan dan perkataan (''[[hadis]]'') [[Nabi Islam]] [[Muhammad]] mengenai penyakit, pengobatan, dan kebersihan, maupun genre tulisan oleh para sarjana non-medis untuk mengumpulkan dan menjelaskan tradisi-tradisi tersebut.<ref name="Muzaffar Iqbal 2007">Muzaffar Iqbal, Science and Islam (Westport, CT: Greenwood press,2007),59</ref> Istilah ''Thibbun Nabawi'' ini dimunculkan oleh para dokter muslim sekitar abad ke-13 M untuk menunjukkan ilmu-ilmu kedokteran yang berada dalam bingkai keimanan pada Allah, sehingga terjaga dari kesyirikan, [[takhayul]] dan [[khurafat]].<ref>{{Cite web |url=http://muslimah.or.id/kesehatan-muslimah/fakta-thibbun-nabawi-habbatus-sauda-madu-dan-minyak-zaitun.html |title=Salinan arsip |access-date=2013-09-02 |archive-date=2013-09-04 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130904144552/http://muslimah.or.id/kesehatan-muslimah/fakta-thibbun-nabawi-habbatus-sauda-madu-dan-minyak-zaitun.html |dead-url=yes }}</ref>
 
== Definisi ==
Baris 7:
# Thibbun nabawi adalah segala sesuatu yang disebutkan oleh Al-Quran dan As-Sunnah yang Shahih yang berkaitan dengan kedokteran baik berupa pencegahan (penyakit) atau pengobatan.
# Thibbun nabawi adalah kumpulan apa shahih dari petunjuk Rasulullah Muhammad {{saw}} dalam kedokteran yang dia berobat dengannya atau untuk mengobati orang lain.
# Definisi thibbun nabawi adalah (metode) pengobatan Rasulullah {{saw}} yang dia ucapkan, dia tetapkan (akui), dia amalkan, merupakan pengobatan yang pasti (bukan sangkaan), bisa mengobati penyakit jasad, ruh dan inderaindra.
 
== Dasar hukumnya ==
Setiap penyakit itu ada obatnya, seperti hadits Rasulullah {{saw}} yang artinya:
{{cquote|“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia turunkan untuk penyakit itu obatnya.” (HR. Bukhari no. 5678 dan Muslim, dari Abu Hurairah)<ref>Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Hadits ini mencakup berbagai macam penyakit hati, rohani, dan jasmani, beserta obatnya. Sebagaimana Nabi menjelaskan bahwa kebodohan adalah sebuah penyakit, dia menjelaskan pula bahwa bertanya kepada ulama adalah obatnya” ([[Ad-Daa Wa Ad-Dawaa]], Ibnul Qayyim, hal. 11-12)</ref>}}
{{cquote|“Sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan penyakit kecuali Dia turunkan pula obatnya bersamanya. (Hanya saja) tidak mengetahui orang yang tidak mengetahuinya dan mengetahui orang yang mengetahuinya.” (HR. Ahmad 1/377, 413 dan 453.<ref>Dan hadits ini dishahihkan dalam Ash-Shahihah no. 451</ref>)}}
{{cquote|“Setiap penyakit ada obatnya. Maka bila obat itu mengenai penyakit akan sembuh dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim no. 5705)}}
{{cquote|"Barangsiapa berpura-pura jadi ''thabib'' (dokter) sedangkan ia tidak tahu mengenal pengobatan, maka dia harus bertanggung jawab (jika terjadi mala praktik)." (HR. Ibnu Majah no.3457<ref>http://id.lidwa.com/app/?k=ibnumajah&n=3457</ref> dan Abu Daud no.3971,<ref>http://id.lidwa.com/app/?k=abudaud&n=3971</ref>, dengan derajat hadits ...)}}
 
Al-Qur`anul karim dan As-Sunnah yang shahih sarat dengan beragam penyembuhan dan obat yang bermanfaat dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga mestinya kita tidak terlebih dahulu berpaling dan meninggalkannya untuk beralih kepada pengobatan kimiawi yang ada pada masa sekarang ini.<ref>Shahih Ath-Thibbun Nabawi, hal. 5-6, Abu Anas Majid Al-Bankani Al-‘Iraqi</ref>
Baris 22:
[[Ibnul Qayyim]] juga berkata: “Berpalingnya manusia dari cara pengobatan nubuwwah seperti halnya berpalingnya mereka dari pengobatan dengan Al-Qur`an, yang merupakan obat bermanfaat.” (Ath-Thibbun Nabawi, hal. 6, 29) Dengan demikian, tidak sepantasnya seorang muslim menjadikan pengobatan nabawiyyah sekadar sebagai pengobatan alternatif. Justru sepantasnya dia menjadikannya sebagai cara pengobatan yang utama, karena kepastiannya datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala lewat lisan Rasul-Nya {{saw}}. Sementara pengobatan dengan obat-obatan kimiawi kepastiannya tidak seperti kepastian yang didapatkan dengan thibbun nabawi. Pengobatan yang diajarkan Nabi {{saw}} diyakini kesembuhannya karena bersumber dari wahyu. Sementara pengobatan dari selain Nabi kebanyakannya dugaan atau dengan pengalaman/ uji coba. ([[Fathul Bari]], 10/210)
 
Berkaitan dengan kesembuhan suatu penyakit, seseorang tidak boleh bersandar semata dengan pengobatan tertentu. Dan tidak boleh meyakini bahwa obatlah yang menyembuhkan sakitnya, tapitetapi kepada Dzat yang memberikan penyakit dan menurunkan obatnya sekaligus, yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana perkataan Nabi [[Ibrahim]] tentang Tuhannya:“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.” (Asy-Syu’ara`: 80)
 
Sebenarnya juga, sudah banyak hadits tentang Thibbun Nabawi yg menyentuh masalah herbal dengan pengobatan. Tapi, [[Al-Albani]] memasukkan sejumlah hadits-nya ke dalam ''Silsilah Hadits Dha'if''.<ref>Salah satu contoh, Hadits riwayat Nasa'i yg menyatakan tentang pengobatan memakai [[madu]]. Sebenarnya, hadits ini tidak salah, cuma sanad-nya saja yang bermasalah.</ref>
Baris 30:
{{main|Ruqyah}}
Ruqyah adalah metode penyembuhan dengan cara membacakan sesuatu pada orang yang sakit akibat dari ‘ain (mata hasad), sengatan hewan, sihir, racun, rasa sakit, sedih, gila, kerasukan, gangguan jin, dan lainnya.
Dari Aisyah radiallahu ‘anhaa berkata; {{cquote|“Bahawasanya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam apabila sakit baginda membaca sendiri Al-Muawwizat ,<ref>Surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq dan Surah An-Naas</ref>, kemudian meniup padanya. Dan apabila rasa sakitnya bertambah aku yang membacanya kemudian aku usapkan ke tangannya mengharap keberkahan dari surah-surah tersebut.” (HR. Al-Bukhari)}}
 
=== Bekam ===
Baris 52:
Antioksidan fenolat dalam madu memiliki daya aktif tinggi serta bisa meningkatkan perlawanan tubuh terhadap tekanan oksidasi (oxidative stress)
* Madu dan kesehatan mulut
Bila digunakan untuk bersikat gigi bisa memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi, mengobati sariawanseriawan dan gangguan mulut lain.
* Madu dan kulit kepala
Dengan menggunakan cairan madu berkadar 90% (madu dicampur air hangat) dua hari sekali di bagian-bagian yang terinfeksi di kepala dan wajah diurut pelan-pelan selama 2-3 menit, madu dapat membunuh kutu, menghilangkan ketombe, memanjangkan rambut, memperindah dan melembutkannya serta menyembuhkan penyakit kulit kepala.
Baris 82:
== Selainnya ==
Disebutkan pula khasiat dari beberapa bahan lainnya (di antaranya seperti air Zam-zam dan Daun Bidara) yang dapat dikategorikan sebagai Thibbun Nabawi. Dapat pula kita pergunakan ber[[puasa]] untuk pengobatan secara Thibbun Nabawi. Menurut catatan Mohammad Sholikhin, puasa itu malah bisa menyembuhkan sakit [[maag]]. Sebab, puasa yang kita lakukan telah didasari niat sebelum fajar bahwa kita pada esok harinya akan berpuasa dan berbuka sewaktu [[maghrib]]. Niat itu direkam oleh [[otak]] dan akan memengaruhi [[jam biologis]], yang seharusnya makan di waktu siang, tapitetapi terus hingga maghrib kelak. Padahal, rasa lapar dipengaruhi oleh [[hipofisis]] yang bekerja. Ini akan memengaruhi [[pankreas]] dan [[adrenalin]]. Pankreas inilah yang mengeluarkan [[insulin]] guna mencerna makanan termasuk [[karbohidrat]]. Jadi dengan puasa itulah, lambungpun mengering selama 13 jam. Dengan demikian, luka-luka dan borok-borok pada lambung ikut kering. Setelah berbuka-pun, kita dianjurkan meminum air hangat campur [[madu]] segelas sebagai obat luka pada lambung. Sehingga, bisa disimpulkan puasa dapat mengeringkan luka dan menjadi kunci untuk "mempuasakan" orang menjelang operasi di bidang [[medis]].<ref>{{Aut|Sholikhin, Muhammad}} (2008). ''Mukjizat dan Misteri Lima Rukun Islam: Menjawab Tantangan Zaman''. hal.130-31. [[Yogyakarta]]:Penerbit Mutiara Media. ISBN 978-979-8780-17-2.</ref>
 
== Kitab tentang pengobatan Islami ==
Ibnul Qayyim pada tahun 1300-an menulis karya yang penting dalam bidang thibbun nabawi, yang berjudul [[Ath-Thibbun Nabawi]] yang berisi 277 bab. Dia membahas beragam perawatan sesuai rekomendasi dari nabi, juga berkenaan dengan adabnya, malapraktik dan pentingnya kompetensi dari seorang dokter.<ref name="elgood">[[Cyril Elgood]] (1962) [http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1034700/ The Medicine Of the Prophet]. PubMed Central, 146-153.</ref>. Adab di dalam proses pengobatan terus memiliki kedudukan penting di dalam pengobatan Islami.<ref>[{{Cite web |url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/09/26/islamic-medicine-rise-southeast-asia.html |title=Islamic medicine on the rise in Southeast Asia] |access-date=2013-09-08 |archive-date=2016-01-30 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160130235804/http://www.thejakartapost.com/news/2011/09/26/islamic-medicine-rise-southeast-asia.html |dead-url=yes }}</ref><ref>Contoh kasus ketika dokter laki-laki harus memeriksa pasien wanita, atau berobat sambil berdoa, minum obat dengan tangan kanan, dan membaca basmalah sebelum melakukan tindakan, dll</ref>. Ulama lainnya, seperti [[As-Suyuthi]] juga memiliki dua buah kitab tentang thibbun Nabawi, juga Imam [[Adz-Dzahabi]] (w. 1348 M).
 
== Rujukan ==
Baris 97:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://kaahil.wordpress.com/2008/09/08/pengobatan-nabawiyyah-at-thibbun-nabawi-bukan-pengobatan-alternatif/ Dokter Pengobatan Nabawi]
* {{id}} [http://muslimah.or.id/kesehatan-muslimah/fakta-thibbun-nabawi-habbatus-sauda-madu-dan-minyak-zaitun.html Fakta thibbun nabawi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130904144552/http://muslimah.or.id/kesehatan-muslimah/fakta-thibbun-nabawi-habbatus-sauda-madu-dan-minyak-zaitun.html |date=2013-09-04 }}
 
{{Thibbun Nabawi}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Thibbun Nabawi| ]]
[[Kategori:IstilahDunia Islam abad pertengahan]]
[[Kategori:Kedokteran Islam abad pertengahan]]
[[Kategori:Muhammad]]