Tarekat (Islam): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Clean up, replaced: hirarki → hierarki, removed stub tag using AWB
Marbath (bicara | kontrib)
 
(73 revisi perantara oleh 36 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Islamrefimprove}}
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}
{{Sufisme}}
{{Untuk|tarekat/ordo dalam agama Katolik|Ordo keagamaan Katolik}}
'''Tarekat''' ([[Bahasa Arab|Arab]]: <font size=4>طرقطريقة</font>, transliterasi: '''Tariqah'Tharīqah'') berartimerupakan "jalan"sebuah atauistilah "metode",yang danmerujuk mengacu padakepada aliran-aliran kegamaandalam dunia [[tasawuf]] atau sufisme dalam Islam. IaSecara secarabahasa konseptualberarti terkait dengan ''ḥaqīqah''"jalan" atau "kebenaran sejatimetode", yaitudan cita-citasecara idealkonseptual yangbermakna ingin"jalan dicapaikering olehdi paratengah pelakulaut"{{Cn}} aliran tersebut.ini Seorangjuga penuntutdi ilmuanggap{{Who}} agama"merujuk akankepada memulaisebuah pendekatannyaayat dengandalam mempelajariAlquran": [[syariat"''Dan Islam|hukum Islam]]sungguh, yaitutelah praktikKami eksoteriswahyukan ataupada duniawi IslamMusa, dan‘Tempuhlah kemudianperjalanan berlanjutdi padamalam jalanhari pendekatanbersama mistispara keagamaan yang berbentuk ''ṭarīqah''. Melalui praktik spiritualhamba-hamba-Ku, [dan] bimbinganbuatlah seoranguntuk pemimpinmereka tarekat,jalan calonkering penghayatdi tarekat akan berupaya untuk mencapaitengah laut''ḥaqīqah.''" (hakikat,Q.S. atauThāhā kebenaran[20]: hakiki77).{{Cn}}
 
Pemimpin sebuah tarekat biasa disebut sebagai ''Mursyīd'' (dari akar kata ''rasyada'', yang artinya: "penuntun"). Adapun para pengikut tarekat biasa disebut sebagai ''Murīd'' (dari akar kata ''arāda'', yang artinya: "yang menginginkan"), yang bermakna orang yang menginginkan untuk mendekat kepada Tuhan; atau ''Sālik'' (dari akar kata ''salaka'', yang artinya "yang memasuki"), yang bermakna orang yang memasuki atau menempuh jalan menuju Tuhan.{{Cn}}
== Arti tarekat ==
Kata tarekat berasal dari [[bahasa Arab]] ''thoriqoh'', jamaknya ''thoraiq'', yang berarti: (1) jalan atau petunjuk jalan atau cara, (2) Metode, system (al-uslub), (3) mazhab, aliran, haluan (al-mazhab), (4) keadaan (al-halah), (5) tiang tempat berteduh, tongkat, payung (‘amud al-mizalah).
 
Metafora ''tarekat'' sebagai "jalan" harus dipahami secara khusus, sehubungan dengan istilah ''syariat'' yang juga memiliki arti "jalan". Dalam hal ini ''tarekat'' bermakna sebagai jalan yang khusus atau individual, yang merupakan fase kedua dari skema umum tahapan perjalanan keagamaan: ''syariat'', ''tarekat'', ''hakikat'', dan ''makrifat''.{{Cn}}
Menurut Al-Jurjani ‘Ali bin Muhammad bin ‘Ali (740-816 M), tarekat ialah ''metode khusus yang dipakai oleh salik (para penempuh jalan) menuju Allah Ta’ala melalui tahapan-tahapan/maqamat''.
 
Ada banyak aliran tarekat yang berkembang di dunia Islam, beberapa diantaranya lahir dan besar di Indonesia.{{Cn}}
Dengan demikian tarekat memiliki dua pengertian, pertama ia berarti metode pemberian bimbingan spiritual kepada individu dalam mengarahkan kehidupannya menuju kedekatan diri dengan [[Tuhan]]. Kedua, tarekat sebagai persaudaraan kaum [[sufi]] (''sufi brotherhood'') yang ditandai dengan adannya lembaga formal seperti zawiyah, ribath, atau khanaqah.
 
== Arti Tarekat ==
Bila ditinjau dari sisi lain tarekat itu mempunyai tiga sistem, yaitu: sistem kerahasiaan, sistem kekerabatan (persaudaraan) dan sistem hierarki seperti khalifah tawajjuh atau khalifah suluk, syekh atau mursyid, wali atau qutub. Kedudukan guru tarekat diperkokoh dengan ajaran wasilah dan silsilah. Keyakinan berwasilah dengan guru dipererat dengan kepercayaan karamah, barakah atau syafa’ah atau limpahan pertolongan dari guru.
Kata tarekat atau ''tharīqah'' ([[Bahasa Arab|Arab]]: <font size="4">طريقة</font>) berasal dari kata ''tharīq'' ([[Bahasa Arab|Arab]]: <font size="4">طريق</font>) yang memiliki bebeberapa arti: (1) jalan atau petunjuk jalan atau cara, (2) metode atau sistem (''uslub''), (3) mazhab, aliran, atau haluan (''mazhab''), (4) keadaan (''halah''), (5) tiang tempat berteduh, tongkat, atau payung (''‘amud al-mizalah''). Menurut Mulyadi Kartanegara, dalam konteks tradisi Arab, kata "tarekat" dimaknai sebagai: jalan kecil (jalan pintas) menuju wadi (oase) di gurun dan sulit dilalui karena terkadang sudah tertutup pasir.<ref>{{Cite book|last=Zaprulkhan|date=2016|url=http://www.rajagrafindo.co.id/produk/ilmu-tasawuf-sebuah-kajian-tematik-2/|title=Ilmu Tasawuf sebuah Kajian Tematik|location=Depok|publisher=PT. RajaGrafindo Persada|isbn=9789797699048|pages=87|url-status=live}}</ref>
 
Dalam konteks agama, Alwi Shihab mendefinisikan ''tarekat merupakan suatu metode tertentu yang ditempuh seseorang secara kontinyu untuk membersihkan jiwanya dengan mengikuti jalur dan tahapan-tahapan dalam upayanya mendekatkan diri kepada Allah Swt''.<ref>{{Cite book|last=Shihab|first=Alwi|date=2009|url=http://www.alwishihab.com/inspirasi/2014/9/20/antara-tasawuf-sunni-dan-tasawuf-falsafi-akar-tasawuf-di-indonesia|title=Akar Tasawuf di Indonesia: Antara Tasawuf Sunni dan Tasawuf Falsafi|location=Depok|publisher=Pustaka IMaN|pages=183|url-status=live}}</ref> Hal ini senada dengan pendapat Al-Jurjani ‘Ali bin Muhammad bin ‘Ali (740-816 M) bahwa tarekat ialah ''metode khusus yang dipakai oleh salik (para penempuh jalan) menuju Allah Ta’ala melalui berbagai maqamat (tahapan-tahapan)''.
Pengertian diatas menunjukkan Tarekat sebagai '''cabang''' atau '''aliran''' dalam paham '''[[tasawuf]]'''. Pengertian itu dapat ditemukan pada al-Thoriqoh al-Mu'tabarah al-Ahadiyyah, Tarekat Qadiriyah, THORIQOH NAQSYABANDIYAH, Tarekat Rifa'iah, Tarekat Samaniyah dll. Untuk di Indonesia ada juga yang menggunakan kata tarekat sebagai sebutan atau nama '''paham [[mistik]]''' yang dianutnya, dan tidak ada hubungannya secara langsung dengan paham tasawuf yang semula atau dengan tarekat besar dan kenamaan. Misalnya Tarekat Sulaiman Gayam (Bogor), Tarekat Khalawatiah Yusuf (Suawesi Selatan) boleh dikatakan hanya meminjam sebutannya saja. Bahkan di Manado ada juga Biara Nasrani yang menggunakan istilah Tarekat, seperti Tarekat SMS Joseph.
 
Dengan demikian tarekat memiliki dua pengertian: pertama, merupakan metode pemberian bimbingan spiritual kepada individu dalam mengarahkan kehidupannya menuju kedekatan diri dengan [[Tuhan]]; dan kedua, tarekat sebagai persaudaraan kaum [[sufi]] (''sufi brotherhood'') yang ditandai dengan adanya lembaga formal seperti zawiyah, ribath, atau khanaqah.
== Empat tingkatan spiritual ==
 
[[Berkas:Syariah-thariqah-hakikah2.jpg|thumb|250px|left|Bagan yang menggambarkan kedudukan tarekat dalam empat tingkatan spiritual (''[[syariat Islam|syari'ah]], tariqah, [[hakikat|haqiqah]],'' dan ''[[makrifat|ma'rifah]]'' yang dianggap tidak terlihat)]]
Bila ditinjau dari sisi lain, tarekat itu mempunyai tiga sistem, yaitu: sistem kerahasiaan, sistem kekerabatan (persaudaraan), dan sistem hierarki seperti khalifah tawajjuh atau khalifah suluk, syekh atau mursyid, wali atau qutub. Kedudukan guru tarekat diperkokoh dengan ajaran wasilah dan silsilah. Keyakinan berwasilah dengan guru dipererat dengan kepercayaan karamah, barakah atau syafa’ah atau limpahan pertolongan dari guru.
Kaum sufi berpendapat bahwa terdapat empat tingkatan spiritual umum dalam Islam, yaitu ''syari'at'', ''tariqah'', ''haqiqah'', dan tingkatan keempat ''ma'rifat'' yang merupakan tingkatan yang 'tak terlihat'. Tingkatan keempat dianggap merupakan inti dari wilayah hakikat, sebagai esensi dari seluruh tingkatan kedalaman spiritual beragama tersebut.
 
Pengertian di atas menunjukkan Tarekat sebagai '''cabang''' atau '''aliran''' dalam paham '''[[tasawuf]]'''. Pengertian itu dapat ditemukan pada berbagai tarekat yang ada, seperti al-Ahadiyyah, Qadiriyah, Naqsyabandiyah, Rifa'iah, Samaniyah, dan lain-lain. Untuk di Indonesia ada juga yang menggunakan kata tarekat sebagai sebutan atau nama '''paham [[mistik]]''' yang dianutnya, dan tidak ada hubungannya secara langsung dengan paham tasawuf yang semula atau dengan tarekat besar dan kenamaan.
 
== Empat Fase Perjalanan ==
[[Berkas:Syariah-thariqah-hakikah2.jpg|jmpl|250px|kanan|Bagan yang menggambarkan kedudukan tarekat dalam empat tingkatan spiritual (''[[syariat Islam|syari'ah]], tariqah, [[hakikat|haqiqah]],'' dan ''[[makrifat|ma'rifah]]'' yang dianggap tidak terlihat)]]
Kaum sufi berpendapat bahwa terdapat empat tingkatan spiritual umum dalam Islam, yaitu ''syari'ah'' (syariat), ''tariqah'' (tarekat), ''haqiqah'' (hakikat), dan ''ma'rifah'' (makrifat). Tingkatan keempat dianggap merupakan inti dari wilayah hakikat, sebagai esensi dari seluruh tingkatan kedalaman spiritual beragama tersebut. Dalam kitab ''Sirr al-Asrar'', [[Abdul Qadir al-Jailani|Syeikh Abdul Qadir al-Jailani]] memberikan penjelasan seraya mengutip sebuah hadits dan ayat berikut:<blockquote>Rasulullah saw pernah bersabda: "''Tidurnya orang alim jauh lebih mulia daripada ibadahnya orang bodoh''." ... Firman-Nya: "''Allah mewafatkan jiwa-jiwa ketika ajalnya tiba; adapun bagi yang belum sampai ajalnya, (Allah mewafatkannya) dalam tidur mereka. Kemudian Dia menahan jiwa-jiwa yang ajalnya telah tiba, dan membebaskan jiwa-jiwa yang lain (yang belum sampai ajalnya) hingga batas waktu yang telah ditentukan''." (Q.S. Az-Zumar: 42). Inilah yang dimaksud orang alim dalam hadits Nabi s.a.w. di atas. Mereka termasuk insan ruhani, manusia khusus, yang sekalipun ajal belum tiba tetapi mereka sudah kembali ke negeri asali sang jiwa, yakni negeri hakikat di semesta al-qurbah yang dekat dengan Allah Ta'ala. Negeri ini tidak akan dapat dicapai oleh mereka yang masih hidup kecuali dengan Ilmu '''Hakikat'''; dan ilmu ini tidak dapat diperoleh kecuali dengan menempuh jalan '''Syariat''', '''Thariqat''', dan '''Makrifat'''.<ref name=":0">{{Cite book|last=Al-Jailani|first=Syekh Abdul Qadir|date=2021|title=Sirrul Asrar|location=Jakarta|publisher=Qaf Media Kreativa|isbn=9786236219065|url-status=live}}</ref> </blockquote>Di dalam kitab tersebut Syeikh Abdul Qadir al-Jailani juga mengutip sebuah hadits: "''(Ilmu) syariat itu pohon, rantingnya thariqat, daunnya makrifat, dan buahnya hakikat''".<ref name=":0" />
 
== Mempelajari tarekat ==
=== Syarat ===
[[Hasjim Asy'ari|Muhammad Hasyim Asy'ari]] sebagaimana dikutip oleh MuhammadMohammad Sholikhin, seorang peng-analisispenganalisis tarekat dan sufi, mengatakan bahwa ada delapan syarat dalam mempelajari tarekat:<ref name=isbn9786027703476>{{Cite book|last=Sholikhin|first=Mohammad|date=2012|title=Mukjizat (2008)dan hal.17{{spacedMisteri ndash}Lima Rukun Islam: Menjawab Tantangan Zaman|location=Yogyakarta|publisher=Al Barokah|isbn=9786027703476}18.l</ref>
* ''Qashd shahih'', menjalani tarekat dengan tujuan yang benar. Yaitu menjalaninya dengan sikap ubudiyyah, dan dengan niatan menghambakan diri kepada Tuhan.
* ''Shidq sharis'', haruslah memandang gurunya memiliki rahasia keistimewaan yang akan membawa muridnya ke hadapan Ilahi.
Baris 28 ⟶ 36:
* ''Husn al-khidmah'', mereka-mereka yang mempelajari tarekat haruslah mempertinggi pelayanan kepada guru, sesama, dan Allah SWT dengan jalan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
* ''Raf' al-himmah'', orang yang masuk tarekat haruslah membersihkan niat hatinya, yaitu mencari ''khashshah'' (pengetahuan khusus) dari Allah, bukan untuk tujuan duniawi.
* ''Nufudz al-'azimah'', orang yang mempelajari tarekat haruslah menjaga tekattekad dan tujuan, demi meraih makrifat ''khashshah'' tentang Allah.
 
=== Tujuan ===
Tujuan tarekat adalah membersihkan jiwa dan menjaga hawa-nafsu untuk melepaskan diri dari pelbagai bentuk ujub, takabur, riya', ''hubbud dunya'' (cinta dunia), dan sebagainya. Tawakal, rendah hati/tawadhu', ridha, mendapat makrifat dari Allah, juga menjadi tujuan tarekat.<ref name=Sh19-20>Sholikhin"isbn9786027703476" (2008) hal.19{{spaced ndash}}20.</ref>
 
== Tanggapan ==
Ada yang menganggap mereka yang menganggap orang-orang sufi dan tarekat sebagai orang yang bersih (''shafa'') dari kekotoran, penuh dengan pemikiran "dan yang baginya sama saja antara nilai [[emas]] dan [[batu]]-batuan," tulis Muhammad Sholikhin dalam bukunya. Ada pula yang menganggap mereka mencapai makna orang yang berkata benar, semulia-mulianya [[manusia]] setelah para [[Nabi]] sebagaimana firman Allah dalam QS. [[An-Nisa]] (4):69.<ref name=Sh19-20"isbn9786027703476" /> Namun, [[Ibnu Taimiyah]] mengatakan pendapat ini salah sama sekali. Yang benar, adalah "orang-orang yang berijtihad dalam ketaatannya kepada Allah."<ref>Sholikhin (2008)name="isbn9786027703476" hal.22.</ref>
 
== Tarekat-tarekat di Indonesia ==
Berikut ini adalah Thoriqohtarekat-thoriqohtarekat utama yang ada dan berkembang di Indonesia:
{{Col-begin}}
{{Col|2}}
* [[Tarekat Ba 'Alawiyyah]]
* [[Tarekat Idrisiyah]]
* [[Tarekat Kadisiyah]]
* [[Tarekat Khalwatiyah]]
* [[Tarekat Nahdlatul WathanMaulawiyah]]
* [[Tarekat Naqsyabandiyah]]
* [[Tarekat Qodiriyah wa NaqsyabandiyahQadiriyah]]
* [[Tarekat QodiriyahQadiriyah wa Naqsyabandiyah]]
* [[Tarekat Rifa'iah]]
* [[Tarekat Samaniyah]]
* [[Tarekat Shiddiqiyyah]]
* [[Tarekat Syadziliyah]]
* [[Tarekat Syattariyah]]
* [[Tarekat Tijaniyah]]
{{EndDivcol-end}}
 
Untuk mengkaji ribuan tarekat yang ada dan berkembang di seluruh dunia, seorang Pakar Ilmu Tarekat '''Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan''' <ref>{{Cite web|last=Internasional|first=Asyraf|title=Tentang Profil Shohibul Faroji|url=https://p2k.unkris.ac.id/id1/2-3065-2962/Shohibul-Faroji_51731_p2k-unkris.html}}</ref> dengan karyanya Tafsir Midadurrahman sebanyak 115 jilid dan menjadi mufassir yang mendapatkan penghargaan [[MURI]] sebagai Penulis tafsir terpanjang dan tertebal di seluruh dunia. Mengkaji penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an dengan perspektif ribuan tarekat. Dengan metode Sanadi.<ref>{{Cite web|last=MURI|first=Tafsir Midadurrahman|title=Tentang Tafsir Midadurrahman |url=https://penasantri.id/blog/2018/12/02/midadurahman-kitab-tafsir-tertebal-di-dunia/}}</ref>
 
Menurut Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, nama-nama Tarekat <ref>{{Cite web|last=di dunia|first=nama tarekat|title=Nama dan Sejarah Tarekat Yang Berkembang Di Seluruh Dunia |url=https://shafalibrary9.wordpress.com/2024/11/09/nama-dan-sejarah-321-thariqah-yang-berkembang-di-seluruh-dunia/}}</ref> yang berkembang di seluruh dunia adalah : <ref>{{Cite web|last=tarekat|first=Nama dan Sejarah tarekat Yang Berkembang Di Seluruh Dunia |title=Nama dan Sejarah tarekat Yang Berkembang Di Seluruh Dunia |url=https://archive.org/details/sinopsis-buku-nama-sejarah-321-thariqah-sedunia/page/n7/mode/2up}}</ref>
 
1.             Tarekat Adamiyyah
 
2.             Tarekat Adliyyah
 
3.             Tarekat Af'aliyyah
 
4.             Tarekat Afuwiyyah
 
5.             Tarekat Adawiyyah Mahabatiyyah
 
6.             Tarekat Adhamiyyah
 
7.             Tarekat Ahadiyyah
 
8.             Tarekat Ahlulbaitiyyah
 
9.             Tarekat Ahrariyyah
 
10.          Tarekat Ahzabiyyah
 
11.          Tarekat Ajamiyyah
 
12.          Tarekat Akasiyyah
 
13.          Tarekat Akbariyyah
 
14.          Tarekat Akhiriyyah
 
15.          Tarekat Alawiyyah
 
16.          Tarekat Alimaaniyyah
 
17.          Tarekat Alimiyyah
 
18.          Tarekat Aliyyah
 
19.          Tarekat Al-Aminiyyah
 
20.          Tarekat Anfusiyyah
 
21.          Tarekat Anshariyyah
 
22.          Tarekat Arsyiyyah
 
23.          Tarekat Asmaiyyah
 
24.          Tarekat Asyrafiyyah
 
25.          Tarekat Auradiyyah
 
26.          Tarekat Awwaliyyyah
 
27.          Tarekat Awariful Awarif
 
28.          Tarekat Ayyubiyyah
 
29.          Tarekat Azhimiyyah
 
30.          Tarekat Aziziyyah
 
31.          Tarekat Azhmatkhaniyyah
 
32.          Tarekat Baaqiyyah
 
33.          Tarekat Badawiyyah
 
34.          Tarekat Badi'iyyah
 
35.          Tarekat Bahrudiniyyah
 
36.          Tarekat Bahruddiniyyah Syadziliyah
 
37.          Tarekat Bairamiyyah
 
38.          Tarekat Baitsiyyah
 
39.          Tarekat Baktasiyyah
 
40.          Tarekat Baqoiyyah
 
41.          Tarekat Bari'iyyah
 
42.          Tarekat Barkaatiyyah
 
43.          Tarekat Barriyyah
 
44.          Tarekat Baashiraaniyyah
 
45.          Tarekat Bashariyyah
 
46.          Tarekat Bashiiriyyah
 
47.          Tarekat Bashriyyah
 
48.          Tarekat Bashithiyyah
 
49.          Tarekat Bathiniyyah
 
50.          Tarekat Bunniyyah
 
51.          Tarekat Burhaniyyah
 
52.          Tarekat Busthamiyyah
 
53.          Tarekat Chistiyyah
 
54.          Tarekat Chistiyyah Khizriyyah
 
55.          Tarekat Chistiyyah Nizhamiyyah
 
56.          Tarekat Chistiyyah Sabiriyyah
 
57.          Tarekat Darqawiyyah
 
58.          Tarekat Dasuqiyyah
 
59.          Tarekat Dawudiyyah
 
60.          Tarekat Dhaarriyyah
 
61.          Tarekat Dhuhaiyyah
 
62.          Tarekat Dinariyyah
 
63.          Tarekat Dinawariyyah
 
64.          Tarekat Dzatiyyah
 
65.          Tarekat Dzulkifliyyah
 
66.          Tarekat Fadhiliyyah
 
67.          Tarekat Faqih Muqaddam
 
68.          Tarekat Fanaiyyah Wal Baqaiyyah
 
69.          Tarekat Fathimiyyah
 
70.          Tarekat Fattahiyyah
 
71.          Tarekat Firdausyiyyah
 
72.          Tarekat Ghaffariyyah
 
73.          Tarekat Ghafuriyyah
 
74.          Tarekat Ghaniyyah
 
75.          Tarekat Ghazaliyyah
 
76.          Tarekat Haadiyyah
 
77.          Tarekat Hafizhiyyah
 
78.          Tarekat Hakamiyyah
 
79.          Tarekat Hakimiyyah
 
80.          Tarekat Hallajiyyah
 
81.          Tarekat Halimiyyah
 
82.          Tarekat Hamidiyyah
 
83.          Tarekat Haqiqiyyah
 
84.          Tarekat Haqqiyyah
 
85.          Tarekat Haruniyyah
 
86.          Tarekat Hasanatiyyah
 
87.          Tarekat Hasaniyyah
 
88.          Tarekat Hasibiyyah
 
89.          Tarekat Hayaatiyyah
 
90.          Tarekat Hayyaaniyyah
 
91.          Tarekat Hayyiyyah
 
92.          Tarekat Hijjiyyah
 
93.          Tarekat Hikmatiyyah
 
94.          Tarekat Hiraiyyah
 
95.          Tarekat Hudiyyah
 
96.          Tarekat Hurairiyyah
 
97.          Tarekat Husainiyyah
 
98.          Tarekat Husnaiyyah
 
99.          Tarekat Ibrahimiyyah
 
100.       Tarekat Idrisiyyah
 
101.       Tarekat Ilmiyyah
 
102.       Tarekat Ilyasaiyyah
 
103.       Tarekat Ilyasiyyah
 
104.       Tarekat Iradatiyyah
 
105.       Tarekat Isawiyyah
 
106.       Tarekat Ishaqiyyah
 
107.       Tarekat Ismailiyyah
 
108.       Tarekat Isti’adatiyyah
 
109.       Tarekat Itsbatiyyah
 
110.       Tarekat Ittihadiyyah
 
111.       Tarekat Iyadhiyyah
 
112.       Tarekat Jabbariyyah
 
113.       Tarekat Ja’fariyyah
 
114.       Tarekat Jalaliyyah Ikramiyyah
 
115.       Tarekat Jaliliyyah
 
116.       Tarekat Jami'iyyah
 
117.       Tarekat Jannatiyyah
 
118.       Tarekat Jenariyyah
 
119.       Tarekat Junaidiyyah
 
120.       Tarekat Kabiriyyah
 
121.       Tarekat Kadisiyyah
 
122.       Tarekat Kahfiyyah
 
123.       Tarekat Kalamiyyah
 
124.       Tarekat Karimiyyah
 
125.       Tarekat Karkariyyah
 
126.       Tarekat Karkhiyyah
 
127.       Tarekat Khabiriyyah
 
128.       Tarekat Khafidhiyyah
 
129.       Tarekat Khairiyyah
 
130.       Tarekat Khaliqiyyah
 
131.       Tarekat Khalwatiyyah
 
132.       Tarekat Khalwatiyyah Qasimiyyah
 
133.       Tarekat Khalwatiyyah Sammaniyyah Thayyibiyyah Qaribiyyah
 
134.       Tarekat Kharaqaniyyah
 
135.       Tarekat Khatamiyyah Mirghiniyyah
 
136.       Tarekat Khatamun Nubuwwah
 
137.       Tarekat Khwajagan
 
138.       Tarekat Khidiriyyah
 
139.       Tarekat Khusnul Khatimah
 
140.       Tarekat Kubrawiyyah
 
141.       Tarekat Kutubillah
 
142.       Tarekat Lathifiyyah
 
143.       Tarekat Liqoiyyah
 
144.       Tarekat Luqmaniyyah
 
145.       Tarekat Luthfiyyah
 
146.       Tarekat Madyaniyyah
 
147.       Tarekat Mahabbatillah
 
148.       Tarekat Mahdiyyah
 
149.       Tarekat Maajidiyyah
 
150.       Tarekat Majiidiyyah
 
151.       Tarekat Malakutiyyah
 
152.       Tarekat Malamatiyyah
 
153.       Tarekat Malikiyyah
 
154.       Tarekat Malikiyyatil Mulkiyyah
 
155.       Tarekat Mani'iyyah
 
156.       Tarekat Ma'rifatillah
 
157.       Tarekat Masyisyiyyah
 
158.       Tarekat Matiniyah
 
159.       Tarekat Maulawiyah
 
160.       Tarekat Midadiyyah
 
161.       Tarekat Mi'rajiyyah
 
162.       Tarekat Muakhkhiriyyah
 
163.       Tarekat Mubdi'iyyah
 
164.       Tarekat Mudzilliyyah
 
165.       Tarekat Mughniyyah
 
166.       Tarekat Muhaiminiyyah
 
167.       Tarekat Muhajiriyyah
 
168.       Tarekat Muhammadiyyah
 
169.       Tarekat Muhammadiyyah Shufiyyah Kubra
 
170.       Tarekat Muhshiyyah
 
171.       Tarekat Muhyiyyah
 
172.       Tarekat Mu'idiyyah
 
173.       Tarekat Mu'izziyyah
 
174.       Tarekat Mujibiyyah
 
175.       Tarekat Mukhalafatiyyah
 
176.       Tarekat Mu'miniyyah
 
177.       Tarekat Mumitiyyah
 
178.       Tarekat Muntaqimiyyah
 
179.       Tarekat Muqaddimiyyah
 
180.       Tarekat Muqithiyyah
 
181.       Tarekat Muqsithiyyah
 
182.       Tarekat Muqtadiriyyah
 
183.       Tarekat Muridaniyyah
 
184.       Tarekat Musawiyyah
 
185.       Tarekat Mushawwiriyyah
 
186.       Tarekat Muta'aliyyah
 
187.       Tarekat Mutakabbiriyyah
 
188.       Tarekat Mutakallimaniyyah
 
189.       Tarekat Nabawiyyah
 
190.       Tarekat Nafi'iyyah
 
191.       Tarekat Naqsyabandiyah
 
192.       Tarekat Naqsyabandiyah Abul Ulaiyyah
 
193.       Tarekat Naqsyabandiyah Haqqaniyyah
 
194.       Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyyah
 
195.       Tarekat Naqsyabandiyah Mujaddidiyyah
 
196.       Tarekat Naqsyabandiyah Mun'imiyyah
 
197.       Tarekat Nassajiyyah
 
198.       Tarekat Nuhiyyah
 
199.       Tarekat Nuniyyah
 
200.       Tarekat Nurbuwatiyyah
 
201.       Tarekat Nur Muhammad
 
202.       Tarekat Nur Nubuwwah
 
203.       Tarekat Nuuriyyah
 
204.       Tarekat Qabidhiyyah
 
205.       Tarekat Qaadiraniyyah
 
206.       Tarekat Qaadiriyyah
 
207.       Tarekat Qadhaiyyah Qadariyyah
 
208.       Tarekat Qadiriyyah
 
209.       Tarekat Qadiriyyah Butasyisyah Shufiyyah
 
210.       Tarekat Qadiriyyah Ja’aliyyah
 
211.       Tarekat Qadiriyyah Kasanzaniyyah
 
212.       Tarekat Qadiriyyah Mukasyafiyyah
 
213.       Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah
 
214.       Tarekat Qadiriyyah Rifaiyyah Fadhiliyyah
 
215.       Tarekat Qadiriyyah Ubaidiyyah
 
216.       Tarekat Qaafiyyah
 
217.       Tarekat Qahhariyyah
 
218.       Tarekat Qawiyyah
 
219.       Tarekat Qayyumiyyah
 
220.       Tarekat Qidamiyyah
 
221.       Tarekat Qiyamiyyah
 
222.       Tarekat Quddusiyyah
 
223.       Tarekat Qudratiyyah
 
224.       Tarekat Qura'niyyah
 
225.       Tarekat Rafi'iyyah
 
226.       Tarekat Rahmaniyyah
 
227.       Tarekat Rahimiyyah
 
228.       Tarekat Raqibiyyah
 
229.       Tarekat Rasyidiyyah
 
230.       Tarekat Ratibiyyah
 
231.       Tarekat Raufiyyah
 
232.       Tarekat Razviyyah
 
233.       Tarekat Razzaqiyyah
 
234.       Tarekat Rifaiyyah
 
235.       Tarekat Rifaiyyah Aliyyah
 
236.       Tarekat Rudbariyyah
 
237.       Tarekat Rumiyyah
 
238.       Tarekat Ru'yatillah
 
239.       Tarekat Sa’adatiyyah
 
240.       Tarekat Safawiyyah
 
241.       Tarekat Sakandariyyah
 
242.       Tarekat Salamiyyah
 
243.       Tarekat Salmaniyyah
 
244.       Tarekat Sama’iyyah
 
245.       Tarekat Sammaniyyah
 
246.       Tarekat Sammaniyyah Khalwatiyyah Yaqutiyyah
 
247.       Tarekat Sammaniyyah Thayyibiyyah Bashriyyah
 
248.       Tarekat Sami’aniyyah
 
249.       Tarekat Sami'iyyah
 
250.       Tarekat Shabariyyah
 
251.       Tarekat Shahabiyyah
 
252.       Tarekat Shalatiyyah
 
253.       Tarekat Shalawatiyyah
 
254.       Tarekat Shaumiyyah
 
255.       Tarekat Sammaniyah
 
256.       Tarekat Shaburiyyah
 
257.       Tarekat Shalihiyyah
 
258.       Tarekat Shamadiyyah
 
259.       Tarekat Shidqiyyah
 
260.       Tarekat Shiddiqiyyah
 
261.       Tarekat Sufiyyah Ghautsiyyah Aliyyah
 
262.       Tarekat Suhrawardiyyah
 
263.       Tarekat Sulaimaniyyah
 
264.       Tarekat Sunaniyyah
 
265.       Tarekat Syadziliyah
 
266.       Tarekat Syadziliyyah Alawiyyah
 
267.       Tarekat Syadziliyyah Dasuqiyyah Burhaniyyah
 
268.       Tarekat Syadziliyyah Syaikhiyyah
 
269.       Tarekat Syahadatiyyah
 
270.       Tarekat Syahawiyyah Burhamiyyah
 
271.       Tarekat Syahidiyyah
 
272.       Tarekat Syakuriyyah
 
273.       Tarekat Syaqathiyyah
 
274.       Tarekat Syattariyah
 
275.       Tarekat Syibliyyah
 
276.       Tarekat Syuaibiyyah
 
277.       Tarekat Syukriyyah
 
278.       Tarekat Tadabburiyyah
 
279.       Tarekat Tafakkuriyyah
 
280.       Tarekat Tahajjudiyyah
 
281.       Tarekat Tahalliyyah
 
282.       Tarekat Tajalliyyah
 
283.       Tarekat Takhalliyyah
 
284.       Tarekat Tasbihiyyah
 
285.       Tarekat Tawwaabiyyah
 
286.       Tarekat Thahiriyyah
 
287.       Tarekat Thayyibiyyah
 
288.       Tarekat Tijaniyah
 
289.       Tarekat Tsuriyyah
 
290.       Tarekat Ulil Azmiyyah
 
291.       Tarekat Umariyyah
 
292.       Tarekat Utsmaniyyah
 
293.       Tarekat Waaliyyah
 
294.       Tarekat Wadudiyyah
 
295.       Tarekat Wafaiyyah
 
296.       Tarekat Wahdaniyyah
 
297.       Tarekat Wahdatus Syuhud
 
298.       Tarekat Wahdatul Wujud
 
299.       Tarekat Wahhabiyyah
 
300.       Tarekat Wahidiyyah
 
301.       Tarekat Wajidiyyah
 
302.       Tarekat Wujudiyyah
 
303.       Tarekat Wakiliyyah
 
304.       Tarekat Walisongo
 
305.       Tarekat Waliyyah
 
306.       Tarekat Waqi’atiyyah
 
307.       Tarekat Waritsiyyah
 
308.       Tarekat Wasi'iyyah
 
309.       Tarekat Yahyawiyyah
 
310.       Tarekat Ya'qubiyyah
 
311.       Tarekat Yasawiyyah
 
312.       Tarekat Yasiniyyah
 
313.       Tarekat Yunusiyyah
 
314.       Tarekat Yusufiyyah
 
315.       Tarekat Zahidiyyah
 
316.       Tarekat Zaidiyyah
 
317.       Tarekat Zakariyawiyyah
 
318.       Tarekat Zakatiyyah
 
319.       Tarekat Zarruqiyyah
 
320.       Tarekat Zhahiriyyah
 
321.       Tarekat Zuhudiyyah
 
== Lihat pula ==
* [[MistisismeMistisismemi]]
* [[Suluk]]
* [[Salik]]
Baris 65 ⟶ 717:
{{Reflist}}
 
{{Authority control}}
=== Daftar pustaka ===
* Sholikhin, Muhammad (2008). ''Mukjizat dan Misteri Lima Rukun Islam:Menjawab Tantangan Zaman''. [[Yogyakarta]]:Penerbit Mutiara Media. ISBN 978-979-878-01702.</ref>
 
[[Kategori:Tarekat Sufi| ]]
[[Kategori:Sufi]]
[[Kategori:Tarekat| ]]