Barisan Selempang Merah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(50 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Orphan|date=
[[Berkas:Barisan Selempang Merah Kuala Tungkal Jambi.jpg|jmpl|250px|Sebagian pasukan Barisan Selempang Merah Kuala Tungkal pimpinan Panglima Haji Saman (tengah dudu]]
'''Barisan Selempang Merah''' atau '''BSM''' (baca; Selendang Merah), merupakan sejarah tersendiri yang berasal dari [[Kuala Tungkal (kota)|Kuala Tungkal]] [[Kabupaten Tanjung Jabung|Tanjung Jabung]] [[Jambi]]. Selempang Merah dalam arti kata sebenarnya, yaitu jenis kain [[selendang]] berwarna [[merah]] yang disediakan kepada setiap orang ketika menghadapi atau berhadapan dengan musuh, atau seutas kain selendang yang berwarna merah darah berukuran lebar 3 sampai 5 centi meter dan panjang 1½ sampai 2 meter yang telah berjahit tangan dan bertuliskan ayat-ayat al-Qur’an dengan tinta rajah-rajah yang diselempangkan dari atas bahu kiri ke bawah tangan hingga ke pinggang kanan pada saat melaksanakan pertempuran yang merupakan atribut atau tanda pengenal pejuang<ref>Bagaikan seorang piket menjaga pintu masuk. A. Murad Alwi, ''Wawancara'' oleh Muntholib SM, (Minggu, 20 Juni 1982). Yani. AZ, Ahmad, ''Memeluk Cermin yang Sesaat Buram: Balada Perjuangan Perang Kemerdekaan TNI Bersama Barisan Selempang Merah dan Rakyat Tanjung Jabung Tahun 1949,'' (Kuala Tungkal, 10 Juli 1999), hlm. 25.</ref> yang kedua ujungnya diikat sehingga tidak mudah lepas.<ref>Abdul Murad, ''Wawancara,'' (Kamis, 15 Agustus 2013).</ref>▼
Selempang Merah (SM) juga memiliki makna suatu ilmu kebatinan yang amalan-amalannya berasal 10 ayat tertentu dari al-Qur’an, juga hadits dan zikir-zikir yang diajarkan oleh para ulama guna melakukan ''perang sabil'' atau ''jihâd fî sabîlillâh''<ref>Zulkarnain Idris, ''Wawancara'' oleh Muntholib SM, (Kamis, 17 Juni 1982).</ref> dalam menghadapi musuh Tuhan dan kemungkaran. Jadi, istilah yang sebenarnya bukanlah selendang merah, tetapi adalah SM sebagai ijazah pengajian dan ajarannya tidaklah menyimpang dari ajaran Islam.<ref>A. Murad Alwi, Wawancara oleh Muntholib SM, (Minggu, 20 Juni 1982). Nashruddin, Abdul Mukti, ''Jambi Dalam Sejarah Nusantara,'' (Jambi, 1989), hlm. 513.</ref> Tetapi akan berbeda makna serta nilainya pada saat itu terutama kalau benda itu telah dipakaikan pada tubuh seseorang yang akan diberangkatkan ke medan pertempuran, si pemakainya
== Arti Selempang Merah ==▼
▲Barisan Selempang Merah atau BSM (baca; Selendang Merah), merupakan sejarah tersendiri yang berasal dari [[Kuala Tungkal (kota)|Kuala Tungkal]] [[Kabupaten Tanjung Jabung|Tanjung Jabung]] [[Jambi]]. Selempang Merah dalam arti kata sebenarnya, yaitu jenis kain [[selendang]] berwarna [[merah]] yang disediakan kepada setiap orang ketika menghadapi atau berhadapan dengan musuh, atau seutas kain selendang yang berwarna merah darah berukuran lebar 3 sampai 5 centi meter dan panjang 1½ sampai 2 meter yang telah berjahit tangan dan bertuliskan ayat-ayat al-Qur’an dengan tinta rajah-rajah yang diselempangkan dari atas bahu kiri ke bawah tangan hingga ke pinggang kanan pada saat melaksanakan pertempuran yang merupakan atribut atau tanda pengenal pejuang<ref>Bagaikan seorang piket menjaga pintu masuk. A. Murad Alwi, ''Wawancara'' oleh Muntholib SM, (Minggu, 20 Juni 1982). Yani. AZ, Ahmad, ''Memeluk Cermin yang Sesaat Buram: Balada Perjuangan Perang Kemerdekaan TNI Bersama Barisan Selempang Merah dan Rakyat Tanjung Jabung Tahun 1949,'' (Kuala Tungkal, 10 Juli 1999), hlm. 25.</ref> yang kedua ujungnya diikat sehingga tidak mudah lepas.<ref>Abdul Murad, ''Wawancara,'' (Kamis, 15 Agustus 2013).</ref>
▲Selempang Merah (SM) juga memiliki makna suatu ilmu kebatinan yang amalan-amalannya berasal 10 ayat tertentu dari al-Qur’an, juga hadits dan zikir-zikir yang diajarkan oleh para ulama guna melakukan ''perang sabil'' atau ''jihâd fî sabîlillâh''<ref>Zulkarnain Idris, ''Wawancara'' oleh Muntholib SM, (Kamis, 17 Juni 1982).</ref> dalam menghadapi musuh Tuhan dan kemungkaran. Jadi, istilah yang sebenarnya bukanlah selendang merah, tetapi adalah SM sebagai ijazah pengajian dan ajarannya tidaklah menyimpang dari ajaran Islam.<ref>A. Murad Alwi, Wawancara oleh Muntholib SM, (Minggu, 20 Juni 1982). Nashruddin, Abdul Mukti, ''Jambi Dalam Sejarah Nusantara,'' (Jambi, 1989), hlm. 513.</ref> Tetapi akan berbeda makna serta nilainya pada saat itu terutama kalau benda itu telah dipakaikan pada tubuh seseorang yang akan diberangkatkan ke medan pertempuran, si pemakainya nampak menyala-nyala mekar sebagai “bunga bangsa” yang walaupun banyak di antara mereka yang gugur di pangkuan ibu pertiwi dalam perjuangannya, namun pasti akan menyebarkan bibit atau benih yang bermutu untuk melanjutkan perjuangan bangsa dan negara. Dengan kata lain, SM sendiri pada saat itu selain sebagai tanda pengenal juga memberikan spirit dan semangat perjuangan kepada setiap pasukan khususnya bagi pemakainya.<ref>''Sejarah Perjuangan Tanjung Jabung Tungkal Area Front,'' (Kuala Tungkal, Tt), hlm. 1.</ref>
== Penamaan Barisan Selempang Merah ==
[[Berkas:Rode sjerp tungkal.jpg|jmpl|160px|Salah satu surat kabar Hindia Belanda yang memberitakan tentang Barisan Selempang Merah yang mereka sebut dengan De Rode Sjerp tahun 1949. ''(Het Nieuwsblad voor Sumatra, 19 Mei 1949)'']]
BSM adalah satu perkumpulan ilmu kebatinan yang bernafaskan Islam kemudian berwujud menjadi pasukan barisan perjuangan yang memakai selendang merah pada saat penyerbuan dengan cara menyelempangkan ke tubuh dengan tujuan untuk mengusir penjajah Belanda di mana amalan atau bacaan atau wiridnya berdasarkan (diambil) dari ayat-ayat suci al-Qur’an,<ref>Madhan AR, ''Wawancara'' oleh Muntholib SM, (Minggu, 20 Juni 1982).</ref> hadits nabi (sunnah Rasul) dan zikir (doa-doa) yang diajarkan wali Allah atau para ulama dan bukanlah sebuah tarikat yang mana perkumpulan itu kemudian menjelma menjadi nama suatu gerakan perjuangan kemerdekaan.<ref>Abdul Halim Kasim, ''Wawancara,'' SH, (Selasa, 10 November 2013).</ref> Di mana semangat pengikutnya sama dengan tentara yang dipimpin oleh para ulama dengan beranggotakan rakyat biasa bersama TNI dan Polisi yang ada pada saat itu dengan mengadakan serangan-serangan ke Kuala Tungkal khususnya yang menjadi tempat (pusat) kedudukan Belanda yang merupakan wujud kebangsaan untuk mempertahankan nilai proklamasi kemerdekaan Indonesia 1945, UUD 1945 dan Pancasila. Walaupun mayoritas anggota BSM tidak pernah mengikuti latihan untuk berperang, tetapi mereka tetap ikut berjuang bersama TNI untuk membela bangsa dan negara. Begitu murni/asli semangat rakyat di setiap Kepenghuluan yang ingin berjuang bersama-sama.<ref>Sakiban Sakila, ''Wawancara,'' (Jum’at, 2 Agustus 2013).</ref> Jadi, BSM adalah sebuah organisasi perjuangan (laskar rakyat) yang di dalamnya berkumpul orang-orang yang tidak pernah mengikuti latihan kemiliteran atau ketentaraan.
Baris 19 ⟶ 18:
== Asal Usul ==
Tentera Selempang Merah (baca; Tentara Selempang Merah) yang disingkat TSM adalah sebuah gerakan perjuangan yang lahir (berasal) dari Johor Malaka (Malaysia) yang mana para Pemimpin dan anggota Barisan Selempang Merah (BSM) Kuala Tungkal mendapatkan pelajaran atau pelatihan langsung
''“Jika kamu menentang keganasan mereka ini, Tuhan akan bersama kamu. Gunakanlah senjata apapun yang ada pada kamu. Kalau kamu tidak menentangnya, kamu akan habis ditindasnya. Bangunlah menentang sekuat tenaga kamu, gunakanlah ayat-ayat al-Qur’an tertentu sebagaimana yang digunakan pada zaman Rasulullah ketika melawan orang kafir dahulu dan ayat-ayat yang digunakan dalam perang sabil pada zaman khalifah Islam terdahulu”.<ref>Artikel ini asli berbahasa Malaysia dan sebagian (yang dikutip) ditransliterasi ke dalam bahasa Indonesia. Lihat: Abdullah, Hairi, “Kebangkitan dan Gerakan Tentera Selendang Merah Dalam Sejarah Daerah Muar dan Batu Pahat”, ''Jebat: Malaysian Journal of History, Politics and Strategic Studies,'' (1973), hlm. 9.</ref>''
Baris 30 ⟶ 29:
Akan tetapi yang berbeda adalah, jika TSM Malaysia adalah suatu laskar rakyat yang menghancurkan komunis Cina<ref>Kalau boleh dikatakan penjajah yang disebut juga oleh orang Malaysia dengan Tentara Bintang Tiga.</ref> yang menjajah Malaysia tatkala itu. Sedangkan BSM yang ada di Tanjung Jabung khususnya Kuala Tungkal (Tungkal Area) adalah suatu Laskar Rakyat yang bertugas untuk mengusir dan menghancurkan penjajah Belanda yang terdiri dari KNIL, KM dan KL yang menduduki Kuala Tungkal dan perairan Tanjung Jabung yang sangat luas ini. Kemudian Tentara Selempang Merah (TSM) Malaysia ini sampai ke Kuala Tungkal dan dikenal dengan sebutan Barisan Selempang Merah (BSM).
Barisan Selempang Merah dipimpin oleh 4 Panglima:
1. Panglima Abdul Somad (Adul)
2. Panglima Haji Abdul Hamid
3. Panglima Camak
4. Panglima Haji Saman
[[Berkas:GURU ABDUSSHAMAD (PANGLIMA ADUL)...jpg|al=Het Nieuwsblad voor Sumatra, 19 Mei 1949|pus|jmpl|200px|Panglima Abdul Somad (Adul) Pemimpin Barisan Selempang Merah Kuala Tungkal 1949]]
[[Berkas:H. SAMAN PANGLIMA SELEMPANG MERAH KUALA TUNGKAL oke.jpg|al=|jmpl|200px|Panglima Haji Saman Pemimpin Barisan Selempang Merah Kuala Tungkal 1949|pus]]
== Referensi ==
<references responsive="" />
== Bacaan Penting ==
* Kementerian Penerangan RI, ''Propinsi Sumatera Tengah,'' (Jakarta, 1953), hlm. 277. https://books.google.co.id/books?id=bnkSAAAAMAAJ&dq=SELEMPANG%20MERAH%20TUNGKAL&pg=PA277#v=onepage&q=SELEMPANG%20MERAH%20TUNGKAL&f=false
* Dinas Sejarah Kodam II Bukit Barisan, ''Sejarah Perang Kemerdekaan di Sumatera 1945-1950,'' (Medan: Perc. Poloks, 1984), hlm. 520. https://books.google.co.id/books
* Payung, Bangun, Kolonel Maludin Simbolon: ''Liku-liku Perjuangannya dalam Pembangunan Bangsa,'' (Jakarta: Sinar Harapan, 1996), hlm. 94. https://books.google.co.id/books
[[Kategori:Perang Tungkal]]
[[Kategori:Perang yang melibatkan Indonesia]]
[[Kategori:Perang yang melibatkan Belanda]]
[[Kategori:Sejarah Jambi]]
|