Osman Al Sani Perkasa Alamsyah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(11 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{unreferenced|date=Maret 2018}}
[[Berkas:Sultan Otteman II Perkasa Alam Shah.JPG|thumb|250px|Sultan Osman Al Sani (Otteman II) Perkasa Alamsyah]]▼
'''Sultan Osman Al-Sani Perkasa Alamsyah''' dilahirkan pada 20 Agustus 1900 dengan nama Tengku Otteman di Istana Maimoon. 20 Desember berangkat ke Betawi untuk bersekolah lalu kembali ke Deli pada 1918. Kemudian pada tahun 1924 Dia dititah oleh Paduka Ayahandanya Sultan Amaluddin Sani Perkasa Alamsyah untuk bekerja di pejabat (Kantor) Tuanku Sultan. Sultan Osman Al-Sani Perkasa Alamsyah memerintah antara 1945-1967. Gelar setelah mangkat adalah ''Marhom Tawakkallah''.▼
{{Infobox royalty
Ketika sampai usia Tengku Otteman itu 25 tahun, Paduka ayahandanya berikhtiar untuk memperistrikannya. 7 Mei 1925 dilangsungkanlah pernikahan di antara Tengku Otteman dengan Raja Amnah putri dari Raja Chulan Raja Dihilir Negeri Perak (Malaysia), pernikahan itu berlangsung Agung di dua kerajaan, di deli dan di Perak. Setahun setelah itu pada tanggal 12 Maret, Gubernur Jendral Hindia Belanda mengeluarkan Besluit (Surat Resmi) yang menetapkan Tengku Otteman sebagai Tengku Mahkota.▼
| name = Osman
| image = COLLECTIE TROPENMUSEUM De prinsen van Deli Langkat en Serdang TMnr 10001178.jpg
| caption = Sultan Osman (tengah), bersama Tengku Amiruddin, Tengku Pangeran Bendahara Deli (kiri), dan Tengku Rajih Anwar, Tengku Putera Mahkota Serdang (kanan)
| succession = [[Sultan Deli]]
| reign = 4 Oktober 1945 – 5 Juni 1967
| coronation = 6 Oktober 1945
| predecessor = [[Amaluddin Al Sani Perkasa Alamsyah|Sultan Amaluddin Al Sani Perkasa Alamsyah]]
| successor = [[Azmi Perkasa Alam Alhaj|Sultan Azmi Perkasa Alam Alhaj]]
| birth_date = {{birth date|1900|8|20}}
| birth_place = [[Istana Maimun]], [[Medan]]
| death_date = {{death date and age|1967|6|5|1900|8|20}}
| death_place = [[Kuala Lumpur]], [[Malaysia]]
| burial_date =
| burial_place = [[Masjid Raya Al Mashun]]
| spouse = {{plainlist|
* {{marriage|Raja Amnah binti Raja Chulan|1925|1934|end=died}}
* {{marriage|Raja Nursyida binti Raja Harun Al Rasyid|1935}}
* {{marriage|Encik Mariam binti Abdullah|1935}}}}
| issue = {{plainlist|
* Tengku Maheran
* Tengku Nuzli
* Tengku Zelmi
* Tengku Mulfi
* Tengku Fauzi
* Tengku Zaira
* [[Azmi Perkasa Alam Alhaj|Sultan Azmi Perkasa Alam Alhaj]]
* Tengku Zaida
* Tengku Hamdy Osman Delikhan
* Tengku Husni Osman Delikhan
* Tengku Zickry Osman Delikhan
}}
| full name =
| regnal name = Tuanku Sultan Osman Al Sani Perkasa Alamsyah
| posthumous name =
| royal house =
| father = [[Amaluddin Al Sani Perkasa Alamsyah|Sultan Amaluddin Al Sani Perkasa Alamsyah]]
| mother = Tengku Maheran
| religion = [[Islam]]
}}
▲[[Berkas:Sultan
'''Seripaduka Tuanku Sultan Osman Al Sani Perkasa Alamsyah ibni Almarhum Sultan Amaluddin Al Sani Perkasa Alamsyah''' ({{lahirmati||20|8|1900||5|6|1967}}) adalah [[Sultan Deli]] ke–11 yang berkuasa sejak 1945 sampai kemangkatannya pada 1967.
== Riwayat Hidup ==
Kejadian ini dirayakan besar-besaran di Istana Maimoon pada 12 Juli 1926 dengan adat istiadat yang Qanun. Tuan Gewestelijk Sekretaris membacakan surat besluit itu dihadapan kumpulan orang-orang besar, orang bergelar, dan kaum kerabat di balairung Istana. Kemudian surat besluit itu diserahkan oleh Tuan Gubernur Jenderal Hindia Belanda kepada Tengku Mahkota yang sedang bersemayam diatas Pelaminan bertingkat 7, yang berwarna kuning bersendi hijau. Kemudian dititah menghadap Datuq Seri Indera Pahlawan Wazir Serbanyaman untuk membacakan Surat Cindra gelaran yang isinya sebagai berikut:▼
▲
=== Pernikahan dan Gelar Tengku Mahkota ===
▲Ketika sampai usia Tengku Otteman itu 25 tahun, Paduka ayahandanya berikhtiar untuk memperistrikannya. 7 Mei 1925 dilangsungkanlah pernikahan
▲Kejadian ini dirayakan besar-besaran di [[Istana Maimun|Istana Maimoon]] pada tanggal 12 Juli 1926 dengan adat istiadat yang Qanun. Tuan ''Gewestelijk'' Sekretaris membacakan surat besluit itu dihadapan kumpulan orang-orang besar, orang bergelar, dan kaum kerabat di balairung Istana. Kemudian surat besluit itu diserahkan oleh [[Dirk Fock|Tuan Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] kepada Tengku Mahkota yang sedang bersemayam diatas Pelaminan bertingkat 7
'''''Perman Sahifah Angkatan'''''
Baris 26 ⟶ 70:
''
Seketika setelah tamat bacaan Surat Cindra gelaran itu Bentara Kiri memberikan tanda alamat untuk menembakkan mariam sebanyak 7 das. Selesai daripada itu Tengku Mahkota berangkat turun dari Balairung Istana menuju Panca Persada diiringi oleh orang besar-besar, anak-anak raja agar dimuktabarkan lantik gelaran itu kepada sekalian hamba rakyat. bentara kiri berseru kepada sekalian mereka itu untuk mengangkat sembah, kemudian berangkatlah Tengku Mahkota menuju Mesjid Raya
Pada keesokan harinya diadakan pula Istiadat Pengurniaan Gelar kepada Raja Amnah (Istri Tengku Mahkota) bergelar “Tengku Puan Indera” dengan upacara kebesaran sebagaimana yang dilakukan. 16 Mei 1931, dengan kurnia dan kebenaran Paduka Ayahandanya berangkatlah Tengku Mahkota bertamasya ke Eropa bersama dengan Putera Mahkota Serdang dan adindanya [[Tengku Amiruddin]]. Kemudian mereka menghadap [[Wilhelmina dari Belanda|Ratu Wilhelmina]] dan keluarganya. Tengku Mahkota juga mengunjungi Negeri Mesir dan
=== Wafatnya Tengku Puan Indera dan Pernikahan Kedua ===
Pada 26 Januari 1934 Tengku Puan Indera mangkat dalam keadaan hamil. Almarhumah itu dikebumikan
=== Menjadi Sultan Deli ===
▲Pada keesokan harinya diadakan pula Istiadat Pengurniaan Gelar kepada Raja Amnah (Istri Tengku Mahkota) bergelar “Tengku Puan Indera” dengan upacara kebesaran sebagaimana yang dilakukan. 16 Mei 1931, dengan kurnia dan kebenaran Paduka Ayahandanya berangkatlah Tengku Mahkota bertamasya ke Eropa bersama dengan Putera Mahkota Serdang dan adindanya Tengku Amiruddin. Kemudian mereka menghadap Ratu Wilhelmina dan keluarganya. Tengku Mahkota juga mengunjungi Negeri Mesir dan lain-lain tempat di Egypte.
Sultan Osman Al-Sani Perkasa Alamsyah diangkat menjadi Sultan Deli XI pada tahun 1945, [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|tepat saat Indonesia menyatakan kemerdekaannya]]. Walaupun pada dasarnya Indonesia sudah merdeka, kedudukan sultan saat itu hanya setara kepala adat. Akan tetapi, keberadaan Sultan Deli masih di hormati. Pada tahun-tahun berikutnya Sultan Deli terus melaksanakan kekuasaannya sebagai [[Kepala Adat]].
== Wafat ==
▲Pada 26 Januari 1934 Tengku Puan Indera mangkat dalam keadaan hamil. Almarhumah itu dikebumikan dimesjid raya kota Ma’sum. Kemudian pada 16 Agustus 1934 Tengku Mahkota berangkat ke Pulau Pinang (Malaysia) terus menuju Kuala Kangsar, Perak (Malaysia) untuk menitipkan putra-putri nya disana karena Tengku Mahkota harus mengiringi Ayahandanya ke Betawi dalam rangka Perayaan upacara jubli Ratu Wilhelmina. 8 tahun kemudian oleh Paduka Ayahandanya dipinanglah Putri Raja Kecil Sulung Perak adinda dari Sultan Perak. Putri itu bernama Raja Nor Shida adinda dari Raja Nor Aziah istri Tengku Amiruddin (Adinda Tengku Mahkota). Perkahwinan antara Tengku Mahkota dan Raja Nor Shida dilangsungkan meriah pada 11 April 1935.
Sultan Osman Al-Sani Perkasa Alamsyah mangkat pada usia 67 tahun di [[Kuala Lumpur|Kuala Lumpur, Malaysia]] dan di makamkan di Komplek Pemakaman Sultan Deli di Mesjid Raya Al Mashun Medan.
{{S-start}}
{{S-reg}}
{{Succession box|
before=[[Amaluddin Al Sani Perkasa Alamsyah|Sultan Amaluddin Al Sani<br>Perkasa Alamsyah]]|
title=[[Sultan Deli]]|
years=1945–1967|
after=[[Azmi Perkasa Alam Alhaj|Sultan Azmi Perkasa Alam Alhaj]] |
}}
{{S-end}}
[[Kategori:Meninggal usia 66]]
[[Kategori:Tokoh Melayu Indonesia]]
[[Kategori:Sultan Deli]]
[[Kategori:Tokoh Sumatera Utara]]
[[Kategori:Tokoh dari Medan]]
[[Kategori:Tokoh dari Deli Serdang]]
|