Johannes Emde: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De woning van een zendeling in Modjo Warno TMnr 5796-5.jpg|thumbjmpl|250px|Mojowarno, salah satu daerah tempat penginjilan Johannes Emde.]]
'''Johannes Emde''' ([[1774]]-[[1859]]) adalah salah seorang penginjil [[Jerman]] yang bekerja di [[Indonesia]].<ref name="Gerald"> {{en}}Gerald H. Anderson (ed.). 1998. Biographical Dictionary of Christian Missions. Grand Rapids Michigan: Eerdmans Publishing. hlm. 200.</ref> Ia menjadi salah satu pendiri dari gereja-gereja di [[Jawa Timur]].<ref name="Gerald"/> Di Surabaya ia diberi julukan "Santo [[Kota Surabaya|Surabaya]]".<ref name="Gerald"/>
 
== Riwayat singkat ==
Johannes Emde lahir di Arolsen, [[Jerman]] pada tahun 1774 dan meninggal pada tahun 1859.<ref name="Gerald"/> Di [[Indonesia]] Emde tinggal di Surabaya dan menikahi seorang perempuan Jawa di sana dari kalangan keraton Solo.<ref name="Gerald"/><ref name="Jan"> Jan. S. Aritonang. 2006. Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 89.</ref>
Ia mempunyai latar belakang pietisme yang kuat.<ref name="Jan"/> Meskipun menghormati masyarakat Jawa, Emde justru berusaha menjauhkan orang-orang yang diinjilinya dari budaya Jawa maupun agama [[Islam]]<ref name="Jan"/>
 
== Pekerjaan ==
Penginjilan yang dilakukan oleh Emde dilakukan dengan meminta anak-anak yang menyebarkan [[Injil Markus]] terjemahan [[Bruckner]] kepada orang yang bisa membaca di pasar Surabaya.<ref name="Soekotjo"> S.H. Soekotjo. 2009. Sejarah Gereja-gereja Kristen Jawa - jilid 1. Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen. hlm. 142-147.</ref> Salah satu orang yang menerima [[Injil Markus]] ini adalah seseorang yang bernama Kyai Midah asal Madura.<ref name="Soekotjo"/> Buku Injil ini menjadi bahan percakapan dengan teman-temannya karena buku ini sangat berbeda dan mengundang keingintahuan.<ref name="Soekotjo"/> Emde melengkapi pengetahuan masyarakat setempat tentang [[kekristenan]] dan mengingatkan bahwa orang Kristen itu harus dibaptiskan.<ref name="Soekotjo"/> Hal ini merupakan hal yang baru karena sebelumnya [[Coenrad Laurens Coolen]] tidak memberitahukan hal ini.<ref name="Soekotjo"/> Setelah mendapatkan pengajaran agama [[Kekristenan|Kristen]] dari Emde, Kyai Midah dan teman-temannya menerima baptisan dari Pdt. A.W. Meijer di Gereja Prostestan Surabaya.<ref name="Soekotjo"/> Mereka dibaptiskan pada tanggal 12 Desember 1843.<ref name="Soekotjo"/>
Pengetahuan Emde tentang kekristenan dapat dikatakan dangkal.<ref name="Soekotjo"/> Oleh karena itu, Emde memutuskan para pengikutnya dari budaya Jawa melalui beberapa larangan dan keharusan.<ref name="Soekotjo"/> Dengan demikian, jemaat Kristen Emde berbeda dengan jemaat Coolen.<ref name="Soekotjo"/> Jemaat Emde disebut dengan ''Kristen Landa'' karena perilaku budaya mereka diatur menurut budaya orang Belanda.<ref name="Soekotjo"/>
 
Baris 13:
Emde dan saudara-saudara seimannya juga mulai prihatin terhadap [[Alkitab Leydekker]] yang sulit dibaca. Sedikit demi sedikit mereka menyadurnya kembali dalam kata-kata yang lebih mudah dipahami. Naskah revisi mereka lalu diteliti di Jakarta oleh Ds. D. Lenting, seorang pendeta Belanda, dan Walter Henry Medhurst, seorang utusan Injil Inggris.
 
Hasil usaha bersama itu adalah suatu Perjanjian Baru lengkap, yang diterbitkan di Jakarta pada tahun 1835. Inilah yang dianggap Perjanjian Baru yang pertama-tama dicetak dalam bahasa Melayu Rendah. Orang-orang Kristen di Surabaya itu bukan hanya menyiapkan [http://www.majupenerjemah.top terjemahan]<ref>{{Cite web|url=http://www.majupenerjemah.top|title=Kantor Jasa Penerjemah Tersumpah dan Legalisasi|website=Kantor Jasa Penerjemah Tersumpah dan Legalisasi|language=id-ID|access-date=2016-11-28}}</ref> tersebut melainkan juga mengongkosinya.
 
Walaupun ada banyak kekurangannya, namun terjemahan <ref>{{Cite web|url=http://www.majupenerjemah.top|title=Kantor Jasa Penerjemah Tersumpah dan Legalisasi|website=Kantor Jasa Penerjemah Tersumpah dan Legalisasi|language=id-ID|access-date=2016-11-28}}</ref>baru itu cukup laris: Pada tahun [[1848]] persediaannya sudah habis. Perkumpulan Surabaya itu juga menyediakan Kitab Mazmur dengan cara yang agak sama seperti yang mereka pakai untuk Kitab Perjanjian Baru.<ref>Cermat, H.L. ''Alkitab: Dari Mana Datangnya?''. Lembaga Literatur Baptis, Bandung. Halaman 31-39.</ref><ref>Soesilo, Dr. Daud H., Ph.D. 2001. ''Mengenal Alkitab Anda''. Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta. Halaman 51-54.</ref>
 
== Referensi ==
Baris 31:
[[Kategori:Kelahiran 1774]]
[[Kategori:Kematian 1859]]
[[Kategori:Eropa-Tokoh Indonesia keturunan Jerman]]
[[Kategori:Jerman-Indonesia]]
[[Kategori:Sastra Jawa]]
[[Kategori:Penerjemah Alkitab]]