Yuli Ismartono: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual |
||
(17 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Orphan|date=Februari 2023}}
{{Infobox person
Selesai menamatkan studi, ia kembali ke Indonesia, dan bertemu dengan Ibu Herawati Diah yang menawarinya bergabung di harian Indonesian Observer. Sejak saat itu, ia tidak pernah mengenal pekerjaan lain, selain kegiatan jurnalistik yang ia tekuni sejak 1969. Di media yang satu ini, ia melewati karier jurnalistiknya selama satu tahun karena kemudian ia meneruskan studinya ke Amerika di Universitas Firencius, New York. Setelah itu, ia kembali lagi ke Indonesia dan menjadi editor untuk Jurnal Prisma edisi bahasa Inggris sekitar tahun 1977-1982. ▼
| name = Yuli Ismartono
| birth_date = {{birth date and age|1946|10|4}}
| birth_place = [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Indonesia]]
| occupation = [[Jurnalis]]
| spouse = John McBeth
| children = 2
}}
'''Yuli Ismartono''' ({{lahirmati||4|10|1946}}) adalah seorang [[jurnalis]] [[Indonesia]] yang semasa kariernya pernah menjabat sebagai wakil pemimpin redaksi [[Tempo (majalah Indonesia)|Tempo]] English. Ia lahir di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] pada [[4 Oktober]] [[1946]] dan terlahir sebagai anak seorang diplomat. Ia menyelesaikan kuliah S-1nya di [[Universitas Delhi]], [[India]] jurusan [[ilmu politik]].<ref>{{Cite web|url=https://www.weforum.org/people/yuli-ismartono/|title=Yuli Ismartono|website=World Economic Forum|access-date=2019-09-03}}</ref>
== Karier ==
Selepas dari Prisma, ia menjadi koresponden Majalah Tempo di Bangkok. Awalnya memang ia tidak bekerja untuk Majalah Tempo. Kepergiannya ke Bangkok dalam rangka mengikuti tugas suami. John Mcbeth, demikian nama suaminya, adalah salah seorang pejabat UNICEF yang ditugaskan di Bangkok. Karena kebetulan di Thailand dan sepanjang perbatasannya penuh daerah konflik sementara Tempo membutuhkan jurnalis yang bisa meliput, maka jadilah Yuli ditawari oleh Tempo untuk menjadi koresponden di sana yang ternyata banyak melahirkan pengalaman menarik baginya.▼
▲Selesai menamatkan studi, ia kembali ke Indonesia, dan bertemu dengan Ibu [[Herawati Diah]] yang menawarinya bergabung di [[Koran|harian]] Indonesian Observer. Sejak saat itu, ia tidak pernah mengenal pekerjaan lain, selain kegiatan jurnalistik yang ia tekuni sejak 1969. Di media yang satu ini, ia melewati karier jurnalistiknya selama satu tahun karena kemudian ia meneruskan studinya ke [[Amerika Serikat]] di Universitas Firencius, [[New York]]. Setelah itu, ia kembali lagi ke Indonesia dan menjadi editor untuk [[Prisma (majalah)|Jurnal Prisma]] edisi [[bahasa Inggris]] sekitar tahun
▲Selepas dari Prisma, ia menjadi [[koresponden]] [[Tempo (majalah Indonesia)|Majalah Tempo]] di [[Bangkok]]. Awalnya memang ia tidak bekerja untuk Majalah Tempo. Kepergiannya ke Bangkok dalam rangka mengikuti tugas suami. John
Semangat dirinya untuk meliput wilayah konflik cukup besar. Namun, cita-cita itu harus berhenti sejenak. Bersama dengan sejumlah karyawan Tempo lainnya di tahun 1993, Yuli harus berhenti bekerja karena Tempo diberedel pemerintah Indonesia pada zaman Orde Baru. Majalah Tempo diberedel bersama majalah Editor dan tabloid Detik yang memberitakan masalah pembelian kapal perang oleh Habibie semasa menjabat Menteri Riset dan Teknologi. Ketika tidak lagi di Tempo, Yuli pernah bergabung di SCTV pada divisi pemberitaan dan kehumasan. Sebelum kembali ke Tempo tahun 1999 ketika Tempo diperbolehkan terbit lagi, ia pernah menjadi staf kehumasan PT Freeport Indonesia di Papua.▼
▲Semangat dirinya untuk meliput wilayah konflik cukup besar. Namun, cita-cita itu harus berhenti sejenak. Bersama dengan sejumlah karyawan Tempo
<ref>{{Cite web|url=http://www.jurnalperempuan.org/tokoh/yuli-ismartono-jurnalis-perempuan-menantang-perang|title=Yuli Ismartono: Jurnalis Perempuan, Menantang Perang|website=Jurnal Perempuan|access-date=2016-12-08}}</ref>Yuli adalah ibu dari dua anak, yang pertama perempuan bernama [[Atikah Shubert]] yang saat ini adalah wartawan CNN dan James Lowai.▼
==
▲Yuli adalah ibu dari dua anak, yang pertama perempuan bernama [[Atika Shubert]] yang saat ini adalah wartawan [[CNN International]] untuk [[Berlin]] dan James Lowai.<ref>{{Cite web|url=http://www.jurnalperempuan.org/tokoh/yuli-ismartono-jurnalis-perempuan-menantang-perang|title=Yuli Ismartono: Jurnalis Perempuan, Menantang Perang|website=Jurnal Perempuan|access-date=2016-12-08}}</ref>
== Rujukan ==
{{reflist}}
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
|