Kota Banda Aceh: Perbedaan antara revisi

}}

 

 

== Sejarah ==

 

 

 

Pada masa [[Sultan Iskandar Muda]], [[Banda Aceh]] tumbuh kembali sebagai pusat perdagangan maritim, khususnya untuk komoditas lada yang saat itu sangat tinggi permintaannya dari Eropa. Iskandar Muda menjadikan Banda Aceh sebagai taman dunia, yang dimulai dari komplek istana. Komplek istana Kesultanan Aceh juga dinamai Darud Dunya (Taman Dunia).

 

 

 

== Geografi ==

 

}}

 

 

== Pemerintahan ==

 

 

 

=== Radio ===

{|class="wikitable sortable"

!Nama!!Frekuensi

|-

|-

|-

|-

|-

|Binkara FM||FM 89.4

|-

|Serambi FM||FM 90.2

|-

|Seulaweut FM||FM 91.0

|-

|Three FM||FM 94.5

|A-Radio FM||FM 96.1

|-

|-

|Baiturrahman FM||FM 98.5

 

=== Televisi ===

 

!Frekuensi

!Nama

!Jaringan

!Pemilik

|-

| [[Visi Media Asia]]

|-

|-

|-

|-

|-

| [[Visi Media Asia]]

|-

|

|-

|}

 

== Pariwisata ==

Kota Banda Aceh sebagai ibu kota dari Kesultanan Aceh Darussalam yang dahulunya merupakan salah satu dari lima Kerajaan Islam terbesar di dunia menyimpan berbagai situs peninggalan sejarah dari berbagai masa, mulai dari masa Kesultanan, masa Kolonial Belanda, masa bergabung dalam bingkai NKRI, masa konflik hingga tsunami. Berbagai situs objek wisata tersebut antara lain adalah [[Masjid Raya Baiturrahman]], Komplek Taman Ghairah, [[Museum Sejarah Aceh]], [[Museum Tsunami Aceh]], Makam [[Iskandar Muda dari Aceh|Sultan Iskandar Muda]] dan berbagai macam situs peninggalan sejarah lainnya terdapat di berbagai sudut kota [[Islam]] tertua di [[Asia Tenggara]] ini.

 

== Galeri ==

</gallery>

 

== Kota kembar ==

# {{Flag icon|Yemen}} [[Sana'a]], [[Yaman]]

 

== Referensi ==

{{wikivoyage|Banda Aceh}}

{{Wikiportal|Indonesia}}

 

 

{{Kota Banda Aceh}}

{{Aceh}}