Salat Tasbih: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
(21 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}
'''Salat tasbih''' merupakan [[salat Sunnah]] yang di dalamnya pelaku [[salat]] akan membaca kalimat [[tasbih]] (kalimat "Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar") sebanyak 300 kali (4 raka'at masing-masing 75 kali tasbih). Salat ini diajarkan [[Rasulullah SAW]] kepada pamannya, [[Abbas bin Abdul Muthallib]]. Terdapat hadits yang menerangkan shalat tasbih, diantaranya hadits Ibnu 'Abbas radhiallahu'anhu, yang lafazh-nya diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam Sunan-nya (1297), seperti berikut:<blockquote>Rasulullah bersabda kepada Abbas bin Abdul Muththalib, "Wahai Abbas, wahai pamanku, maukah engkau aku beri? Maukah engkau aku kasih? Maukah engkau aku beri hadiah? Maukah engkau aku ajari sepuluh sifat (pekerti)? Jika engkau melakukannya, Allah mengampuni dosamu; dosa yang awal dan yang akhir, dosa yang lama dan yang baru, dosa yang tidak disengaja dan yang disengaja, dosa yang kecil dan yang besar, dosa yang rahasia dan terang-terangan, sepuluh macam (dosa). Engkau shalat empat rakaat. Pada setiap rakaat engkau membaca al-Fatihah dan satu surat (al-Quran). Jika engkau telah selesai membaca (surat) pada awal rakaat, sementara engkau masih berdiri, engkau membaca, ‘Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illa Allah, wallahu akbar sebanyak 15 kali. Kemudian ruku’, maka engkau ucapkan (dzikir) itu sebanyak 10 kali. Kemudian engkau angkat kepalamu dari ruku’, lalu ucapkan (dzikir) itu sebanyak 10 kali. Kemudian engkau turun sujud, ketika sujud engkau ucapkan (dzikir) itu sebanyak 10 kali. Kemudian engkau angkat kepalamu dari sujud, maka engkau ucapkan (dzikir) itu sebanyak 10 kali. Kemudian engkau bersujud, lalu ucapkan (dzikir) itu sebanyak 10 kali. Kemudian engkau angkat kepalamu, maka engkau ucapkan (dzikir) itu sebanyak 10 kali. Maka itulah 75 (dzikir) pada setiap satu rakaatnya. Engkau lakukan itu dalam empat rakaat. Jika engkau mampu melakukan (shalat) itu setiap hari sekali, maka lakukanlah! Jika engkau tidak melakukannya, maka (lakukan) setiap bulan sekali! Jika tidak, maka (lakukan) setiap tahun sekali! Jika engkau tidak melakukannya, maka (lakukan) sekali dalam umurmu"</blockquote>
== Hikmah ==
[[Hikmah]] [[salat]] adalah dapat mencegah perbuatan keji dan kemungkaran, tentu saja dari [[salat]] [[tasbih]] yang dilakukan dengan hati yang [[ikhlas]] diharapkan akan dapat pula seseorang yang melakukannya dicegah atau terjaga dari
==
Niat salat ini, sebagaimana juga salat-salat yang lain cukup diucapkan di dalam hati dan tidak perlu dilafalkan, tidak terdapat [[hadits|riwayat]] yang menyatakan keharusan untuk melafalkan niat akan tetapi yang terpenting adalah dengan niat hanya mengharapkan [[
Salat tasbih dilakukan 4 raka'at (jika dikerjakan siang maka 4 raka'at dengan sekali salam, jika malam 4 raka'at dengan dua salam
▲Salat tasbih dilakukan 4 raka'at (jika dikerjakan siang maka 4 raka'at dengan sekali salam, jika malam 4 raka'at dengan dua salam ) sebagaimana salat biasa dengan tambahan bacaan tasbih pada saat-saat berikut:
{| class="wikitable"
! No.
! Waktu
! Jumlah tasbih
! Jml. Tasbih▼
|-
| 1
| Setelah pembacaan
| 15 kali
|-
| 2
| Setelah tasbih ruku'
| 10
|-
| 3
| Setelah I'tidal
| 10
|-
| 4
| Setelah tasbih sujud pertama
| 10
|-
| 5
| Setelah duduk di antara dua sujud
| 10
|-
| 6
| Setelah tasbih sujud kedua
| 10
|-
| 7
| Setelah duduk istirahat sebelum berdiri
| 10
|-
!
!Jumlah total satu raka'at
!75
|-
!
!Jumlah total empat raka'at
!4
|}
[[Berkas:Bacaan-tasboh-sholat.png|nirbing|398x398px]]
''SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH WALA ILAHA ILLALLAHU ALLAHU AKBAR''<blockquote>Artinya: ''"Maha Suci Allah dan segala puji bagi Allah tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar.''"</blockquote>
== Perbedaan pendapat ulama ==
Para ulama berbeda pendapat mengenai salat tasbih, berikut adalah beberapa pendapat mereka
* Pertama: salat tasbih adalah ''mustahabbah'' (sunnah)<ref>Pendapat ini dikemukakan oleh sebagian ulama penganut [[Mazhab Syafi'i]]. Hadits [[Rasulullah SAW]] kepada pamannya [[Abbas bin Abdul Muthallib]] yang berbunyi:▼
▲Pendapat ini dikemukakan oleh sebagian ulama penganut [[Mazhab Syafi'i]]. Hadits [[Rasulullah SAW]] kepada pamannya [[Abbas bin Abdul Muthallib]] yang berbunyi:
* Kedua: salat tasbih boleh dilaksanakan (boleh tetapi tidak disunnahkan)<ref>Pendapat ini dikemukakan oleh ulama penganut [[Mazhab Hambali]]. Mereka berkata: "Tidak ada hadits yang tsabit (kuat) dan salat tersebut termasuk Fadhoilul A'maal, maka cukup berlandaskan hadits dhaif." Ibnu Qudamah berkata: "Jika ada orang yang melakukannya maka hal tersebut tidak mengapa, karena salat nawafil dan Fadhoilul A'maal tidak disyaratkan harus dengan berlandaskan hadits shahih" (Al-Mughny 2/33)</ref>▼
* Ketiga: salat tersebut tidak disyariatkan<ref>Imam Nawawi dalam Al-Majmu' berkata: "Perlu diteliti kembali tentang kesunahan pelaksanaan salat tasbih karena haditsnya dhoif, dan adanya perubahan susunan salat dalam salat tasbih yang berbeda dengan salat biasa. Dan hal tersebut hendaklah tidak dilakukan kalau tidak ada [[hadits]] yang menjelaskannya. Dan hadits yang menjelaskan salat tasbih tidak kuat".▼
Ibnu Qudamah menukil riwayat dari [[Imam Ahmad]] bahwa tidak ada hadis shahih yang menjelaskan hal tersebut. Ibnul Jauzi mengatakan bahwa hadits-hadits yang berkaitan dengan salat tasbih termasuk
Dalam kitab-kitab fiqih [[mazhab]] [[Mazhab Hanafi|Hanafiyah]] dan [[Mazhab Maliki|Malikiyah]] tidak pernah disebutkan perihal salat tasbih ini kecuali dalam Talkhis Al-Habir dari Ibnul Arabi bahwa dia berpendapat tidak ada hadits shahih maupun hasan yang menjelaskan tentang salat tasbih ini.</ref>▼
== Referensi ==▼
=== Catatan kaki ===
{{reflist}}
=== Bacaan lanjutan ===
▲Ibnu Qudamah berkata: "Jika ada orang yang melakukannya maka hal tersebut tidak mengapa, karena salat nawafil dan Fadhoilul A'maal tidak disyaratkan harus dengan berlandaskan hadits shahih" (Al-Mughny 2/33)
▲Imam Nawawi dalam Al-Majmu' berkata: "Perlu diteliti kembali tentang kesunahan pelaksanaan salat tasbih karena haditsnya dhoif, dan adanya perubahan susunan salat dalam salat tasbih yang berbeda dengan salat biasa. Dan hal tersebut hendaklah tidak dilakukan kalau tidak ada [[hadits]] yang menjelaskannya. Dan hadits yang menjelaskan salat tasbih tidak kuat".
▲Ibnu Qudamah menukil riwayat dari [[Imam Ahmad]] bahwa tidak ada hadis shahih yang menjelaskan hal tersebut. Ibnul Jauzi mengatakan bahwa hadits-hadits yang berkaitan dengan salat tasbih termasuk maudhu`. Ibnu Hajar berkata dalam At-Talkhis bahwa yang benar adalah seluruh riwayat hadits adalah dhaif meskipun hadits Ibnu Abbas mendekati syarat hasan, akan tetapi hadits itu syadz karena hanya diriwayatkan oleh satu orang rawi dan tidak ada hadits lain yang menguatkannya. Dan juga salat tasbih berbeda gerakannya dengan salat-salat yang lain.
▲Dalam kitab-kitab fiqih [[mazhab]] [[Mazhab Hanafi|Hanafiyah]] dan [[Mazhab Maliki|Malikiyah]] tidak pernah disebutkan perihal salat tasbih ini kecuali dalam Talkhis Al-Habir dari Ibnul Arabi bahwa dia berpendapat tidak ada hadits shahih maupun hasan yang menjelaskan tentang salat tasbih ini.
▲== Referensi ==
* Kumpulan Salat-Salat Sunnat, Drs. Moh. Rifa'i, CV Toha Putra, Semarang, 1993
* [http://al-badar.net/shalat-tasbih/ Cara, niat, dan doa shalat tasbih di Pondok Pesantren Al-Badar Parepare] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140808055708/http://al-badar.net/shalat-tasbih/ |date=2014-08-08 }}
* {{id}}{{id}} [http://www.dzikir.org/b_salat14.htm Tuntunan salat sunnat, Dzikir.org] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140808073309/http://www.dzikir.org/b_salat14.htm |date=2014-08-08 }}
* {{id}} [http://syariahonline.com/new_index.php/id/2/cn/9735 Konsultasi Salat Tasbih di SyariahOnline]
*
* [https://www.muslimina.id/tata-cara-shalat-tasbih-lengkap-doa-niat-manfaatnya/ Tata Cara Shalat Tasbih Riwayat Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas Beserta Doa Arab dan Latin]
{{Salat}}
|