Perencanaan tata ruang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k ~cite |
||
(12 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
Perencanaan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu. Usaha untuk mencapai tujuan tersebut dapat dicapai melalui perwujudan berbagai sasaran.<ref>{{Cite web|last=Muljarijadi|first=Bagdja|date=1 September 2011|title=Ruang Lingkup Perencanaan Wilayah|url=http://repository.ut.ac.id/4334/1/PWKL4309-M1.pdf#|website=Repository UT|access-date=11 Desember 2023}}</ref> '''Perencanaan tata ruang''' adalah ekspresi geografis yang merupakan cermin
Perencanaan tata ruang juga istilah yang digunakan untuk jurusan akademis, dimana berbagai teknik administrasi
Salah satu definisi awal perencanaan tata ruang diambil dari European Regional/Spatial Planning Charter (disebut juga Torremolinos Charter), yang diadopsi pada tahun [[1983]] oleh Konferensi Menteri Eropa yang bertanggung jawab atas Regional Planning (CEMAT), yang berbunyi: "''Perencanaan tata ruang memberikan ekspresi geografis terhadap kebijakan-kebijakan ekonomi, sosial, budaya, dan ekologis. Perencanaan tata ruang juga merupakan sebuah ilmu ilmiah, teknik administrasi, dan kebijakan, yang dikembangkan sebagai pendekatan lengkap dan antar-ilmu, yang diarahkan kepada pengembangan regional dan organisasi fisik terhadap sebuah strategi utama''."
Di Indonesia konsep perencanaan tata ruang mempunyai kaitan erat dengan konsep pengembangan wilayah. Konsep pengembangan wilayah telah dikembangkan antara lain oleh Sutami pada era 1970-an, dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur yang intensif akan mampu mempercepat terjadinya pengembangan wilayah, juga Poernomosidhi (era transisi) memberikan kontribusi lahirnya konsep hierarki kota-kota yang hierarki prasarana jalan melalui Orde Kota. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrasi dan atau aspek fungsional.<ref>{{Cite book|last=Heripoerwanto|first=Eko D.|date=2021|url=https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MSLK5106-M1.pdf|title=MSLK5106 – Tata Ruang Dan Lingkungan|location=Tangerang Selatan|publisher=Universitas Terbuka|isbn=9786233120418|pages=19|url-status=live}}</ref>
Selanjutnya Ruslan Diwiryo (era 1980-an) yang memperkenalkan konsep Pola dan Struktur ruang yang bahkan menjadi inspirasi utama bagi lahirnya UU No.24/1992 tentang Penataan Ruang. Pada era 90-an, konsep pengembangan wilayah mulai diarahkan untuk mengatasi kesenjangan wilayah, misal antara KTI dan KBI, antar kawasan dalam wilayah pulau, maupun antara kawasan perkotaan dan perdesaan. Perkembangan terakhir pada awal abad millennium, bahkan, mengarahkan konsep pengembangan wilayah sebagai alat untuk mewujudkan integrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baris 21:
* [[Arsitektur lansekap]]
{{ilmu-stub}}▼
[[Kategori:Perencanaan perkotaan]]
[[Kategori:Manajemen lahan]]
[[Kategori:Perencanaan tata ruang| ]]
▲{{ilmu-stub}}
|