Sutomo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(134 revisi perantara oleh 58 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
▲{{Untuk|tokoh pendiri Budi Utomo|Bung Tomo}}
{{Untuk|kelompok sekolah di Kota Medan|Perguruan Sutomo}}
{{Infobox Officeholder
| honorific-prefix =
| name = {{PAGENAME
| image = Bung Tomo.jpg
| imagesize =
| caption =
| office
| order =
| term_start
| term_end
|
| successor =
|birth_date = {{birth date|1920|10|3}}▼
|
| order2 = ke-1
|death_date = {{death date and age|1981|10|7|1920|10|3}}▼
| term_start2 = 12 Agustus 1955
|death_place = {{negara|Arab Saudi}} [[Padang Arafah]], [[Arab Saudi]]▼
| term_end2 = 24 Maret 1956
|nationality = {{negara|Indonesia}} [[Indonesia]]▼
|
|
|
|
| office3 = [[Menteri Sosial Indonesia]]<br><small>(ad-interim)
▲|alma_mater =
|
|
| term_end3 = 24 Maret 1956
| president3 = [[Soekarno]]
| primeminister3 = [[Burhanuddin Harahap]]
| predecessor3 = [[Soedibjo]]
| successor3 = [[Fatah Jasin]]
▲| birth_date = {{birth date|1920|10|3}}
| birth_place = [[Kota Surabaya|Soerabaja]], [[Hindia Belanda]]
▲| death_date = {{death date and age|1981|10|7|1920|10|3}}
| party = *Gerakan Rakyat Baru
*Pemuda Republik Indonesia
| awards = [[Pahlawan Nasional Indonesia]]
| spouse = [[Sulistina]]
| children =
| residence =
| alma_mater =
| occupation = [[Jurnalis]]
| allegiance = {{flag|Indonesia}}
| commands = [[Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia]]
| rank = [[Komandan]]
| battles = [[Revolusi Nasional Indonesia]]{{tree list}}
**[[Pertempuran Surabaya]]
}}
'''Sutomo''' ({{lahirmati|[[Surabaya]], [[Jawa Timur]]|3|10|1920|[[Padang Arafah]], [[Arab Saudi]]|7|10|1981}}),<ref name="sutomo">{{cite journal|last=Frederick|first=William H.|authorlink=|date=April 1982|title=In Memoriam: Sutomo|url=http://cip.cornell.edu/Dienst/UI/1.0/Summarize/seap.indo/1107016901|format=|journal=Indonesia|publisher=Cornell University Southeast Asia Program|volume=33|issue=|pages=127–128|doi=|id=seap.indo/1107016901|accessdate=|coauthors=}}
</ref> juga dikenal sebagai '''Bung Tomo''', adalah seorang pemimpin revolusioner dan militer Indonesia yang terkenal karena perannya dalam [[Revolusi Nasional Indonesia]] melawan [[Hindia Belanda|pemerintahan kolonial Belanda]]. Dia memainkan peran sentral dalam [[Pertempuran Surabaya]], yang terjadi antara pasukan Britania Raya dan Indonesia dari bulan Oktober hingga November 1945.
== Masa muda ==
Sutomo dilahirkan di
Sutomo sulung dari 6 orang bersaudara. Adiknya masing-masing bernama Sulastri, Suntari, Gatot Suprapto, Subastuti, dan Hartini.<ref>{{Cite news|last=Arfah|first=Hamzah|date=2016-09-01|title=Sosok Istri Bung Tomo di Mata Keponakannya|url=https://nasional.kompas.com/read/xml/2016/09/01/12492721/sosok.istri.bung.tomo.di.mata.keponakannya|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-05-13|editor-last=Djumena|editor-first=Erlangga}}</ref>
Walaupun dibesarkan dalam keluarga yang sangat menghargai pendidikan, tetapi pada usia 12 tahun, Sutomo terpaksa meninggalkan bangku [[MULO]] akibat dampak [[Depresi Besar|Despresi Besar]] yang melanda dunia. Untuk membantu keluarga, ia mulai bekerja secara serabutan. Meski begitu, belakangan Sutomo bisa masuk [[HBS]] secara korespondensi dan tercatat sebagai murid yang dianggap lulus meski tidak secara resmi.
Sutomo kemudian bergabung dengan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Belakangan Sutomo menegaskan bahwa filsafat kepanduan, ditambah dengan kesadaran nasionalis yang diperolehnya dari kelompok ini dan dari kakeknya, merupakan pengganti yang baik untuk pendidikan formalnya. Pada usia 17 tahun, ia menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda. Sebelum pendudukan [[Jepang]] pada [[1942]], peringkat ini hanya dicapai oleh tiga orang Indonesia.▼
▲Sutomo
Sutomo muda lebih banyak berkecimpung dalam bidang kewartawanan. Ia antaranya menjadi jurnalis lepas untuk harian ''Soeara Oemoem'', harian berbahasa Jawa ''Ekspres'', mingguan ''Pembela Rakyat'', dan majalah ''Poestaka Timoer''.
==
{{Main|Pertempuran Surabaya}}
=== Keluarga ===▼
Pada 1944, ia terpilih menjadi anggota "Gerakan Rakyat Baru" dan pengurus "Pemuda Republik Indonesia" di Surabaya, yang disponsori Jepang. Setelah ia bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial, inilah titik awal keterlibatannya dalam [[Revolusi Nasional Indonesia]]. Dengan posisinya itu, ia bisa mendapatkan akses radio yang lantas berperan besar untuk menyiarkan orasi-orasinya yang membakar semangat pemuda dan rakyat untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Kemudian, sejak 12 Oktober 1945 Bung Tomo juga menjadi pemimpin "[[Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia]]" (BPRI) di Surabaya melawan pasukan Inggris yang membantu pasukan pendudukan Belanda ([[Pemerintahan Sipil Hindia Belanda|NICA]]). Meskipun pada [[Pertempuran Surabaya]] 10 November 1945, akhirnya pihak Indonesia kalah, tetapi rakyat Surabaya dianggap berhasil memukul mundur pasukan Inggris untuk sementara waktu (pasukan Inggris mundur dari Indonesia pada November 1946) dan kejadian ini dicatat sebagai salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah sebagai titik awal Revolusi Nasional Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dan menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap [[kolonialisme]] dan [[Imperialisme]].{{sfn|Ricklefs|p=217}}
== Pascaperang Kemerdekaan ==
Antara 1950-1956, Bung Tomo masuk dalam Kabinet Perdana Menteri [[Burhanuddin Harahap]] sebagai [[Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Indonesia|Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran]], merangkap [[Daftar Menteri Sosial Indonesia|Menteri Sosial (Ad Interim)]].
Hubungan Bung Tomo dengan Sukarno mulai memburuk di tahun 1952, dimana Sukarno menunjukkan kemarahan terhadap ketidaksetujuan Bung Tomo akan hubungannya dengan [[Hartini]], yang saat itu masih bersuami.<ref>{{Cite book|last=Taufiq|first=Fery|date=2020|url=https://books.google.com/books?id=E6A9EAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PT144&dq=Sukarno+Bung+tomo+hartini&hl=en|title=PEKIK TAKBIR BUNG TOMO Perjalanan Hidup, Kisah Cinta & Perjuangannya|publisher=Araska Publisher|isbn=978-623-7537-74-8|language=id}}</ref><ref>{{Cite web|last=Chairunnisa|first=Ninis|date=2017-11-12|title=Bung Tomo dan Bung Karno Pernah Bertengkar Sampai Banting Piring|url=https://nasional.tempo.co/read/1032955/bung-tomo-dan-bung-karno-pernah-bertengkar-sampai-banting-piring|website=Tempo|language=en|access-date=2022-12-04}}</ref> Sukarno dan Hartini kemudian menikah di tahun 1953.
Sejak 1956 Sutomo menjadi anggota anggota [[Konstituante]] mewakili [[Partai Rakyat Indonesia]]. Ia menjadi wakil rakyat hingga badan tersebut dibubarkan [[Soekarno|Sukarno]] lewat [[Dekrit Presiden Republik Indonesia 1959|Dekrit Presiden 1959]]. Sutomo memprotes keras kebijakan Sukarno tersebut, termasuk membawanya ke pengadilan meski akhirnya gugatan tersebut ditolak.<ref>{{Cite book|last=Hatta|first=Mohammad|date=1986|url=https://books.google.com/books?id=aHoMAAAAIAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=Bung+Tomo+menggugat+Sukarno+1960&q=Bung+Tomo+menggugat+Sukarno+1960&hl=en|title=Hati nurani melawan kezaliman: surat-surat Bung Hatta kepada Presiden Soekarno, 1957-1965|publisher=Penerbit Sinar Harapan|language=id}}</ref><ref>{{Cite web|last=MAPPAPA|first=Imam Wahyudiyanta, PASTI LIBERTI|title=Menggugat Presiden Ala Bung Tomo|url=https://news.detik.com/berita/d-3065035/menggugat-presiden-ala-bung-tomo|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2022-12-04}}</ref> Akibatnya perlahan ia menarik diri dari dunia politik dan pemerintahan.
Pada awal [[Orde Baru]], Sutomo kembali muncul sebagai tokoh yang mulanya mendukung [[Soeharto|Suharto]]. Namun, sejak awal 1970-an, ia mulai banyak mengkritik program-program Suharto, termasuk salah satunya proyek pembangunan [[Taman Mini Indonesia Indah]]. Akibatnya pada 11 April 1978 ia ditangkap dan dipenjara selama setahun atas tuduhan melakukan aksi [[subversi]]f.
Sutomo sangat bersungguh-sungguh dalam kehidupan imannya, namun tidak menganggap dirinya sebagai seorang Muslim saleh, ataupun calon pembaharu dalam agama. Pada [[7 Oktober]] [[1981]] ia meninggal dunia di [[Padang Arafah]], ketika sedang menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan tradisi untuk memakamkan para jemaah haji yang meninggal dalam ziarah ke tanah suci, jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke tanah air dan dimakamkan bukan di sebuah Taman Makam Pahlawan, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di Surabaya.▼
Sekeluar dari penjara Sutomo tampaknya tidak lagi berminat untuk bersikap vokal pada pemerintah dan memilih memanfaatkan waktu bersama keluarga dan mendidik kelima anaknya. Selain itu Sutomo juga menjadi lebih bersungguh-sungguh dalam kehidupan imannya.
▲
== Gelar Pahlawan Nasional ==
Bung Tomo resmi dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional pada peringatan [[Hari Pahlawan (Indonesia)|Hari Pahlawan]] tahun 2008 di [[Istana Merdeka]]. Sang istri, Ny. Sulistina, menerima langsung surat keputusan bernomor 041/TK/Tahun 2008 yang diserahkan presiden.<ref>{{Cite news|date=2008-11-08|title=Bung Tomo untuk Generasi Muda|url=https://regional.kompas.com/read/2008/11/08/10263625/bung.tomo.untuk.generasi.muda|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-05-13}}</ref> Pengangkatan ini buah dari desakan berbagai pihak, termasuk [[Gerakan Pemuda Ansor|GP Ansor]] dan Fraksi Partai Golkar DPR.<ref>{{Cite news|last=Widiyanarko|first=Dian|date=2007-11-09|title=Pemerintah Didesak Beri Gelar Pahlawan pada Bung Tomo|url=https://news.okezone.com/read/2007/11/09/1/59809/pemerintah-didesak-beri-gelar-pahlawan-pada-bung-tomo|work=[[Okezone.com]]|language=id-ID|access-date=2021-05-13}}</ref>
== Kontroversi ==
{{wikisource|Berkas:Bungtomo.djvu|Bung Tomo}}
Pada
Bung Tomo menikahi [[Sulistina]], seorang bekas perawat [[Palang Merah Indonesia|PMI]], pada 19 Juni 1947 di [[Kota Malang|Malang]]. Pasangan ini dikaruniai empat orang anak, masing-masing bernama Tin "Titing" Sulistami (lahir 29 Juni 1948), Bambang Sulistomo (lahir 22 April 1950), Sri Sulistami (lahir 16 Agustus 1951), dan Ratna Sulistami (12 November 1958).<ref>{{Cite book|last=Sutomo|first=Sulistina|date=1995|url=https://www.worldcat.org/oclc/35230637|title=Bung Tomo, Suamiku|location=Jakarta|publisher=Pustaka Sinar Harapan|isbn=979-416-313-9|edition=|others=|oclc=35230637|url-status=live}}</ref>
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
* [
{{Pahlawan Indonesia}}
{{DEFAULTSORT:Sutomo, Sutomo}}
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]▼
[[Kategori:Anggota DPR]]▼
[[Kategori:Tokoh dari Surabaya]]▼
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]▼
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
▲[[Kategori:Tokoh dari Surabaya]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
▲[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]
[[Kategori:Anggota Konstituante Republik Indonesia]]
|