Sutomo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bramidiotpunya (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dwinug (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(134 revisi perantara oleh 58 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Untuk|tokoh pendiri Budi Utomo|Bung TomoSoetomo}}
{{taknetral}}
{{Untuk|tokoh pendiri Budi Utomo|Bung Tomo}}
{{Untuk|kelompok sekolah di Kota Medan|Perguruan Sutomo}}
{{Infobox Officeholder
| honorific-prefix =
| name = {{PAGENAME|BUNG TOMO/SUTOMO}}<br>'Bung Tomo'
| image = Bung Tomo.jpg
| imagesize =
| caption ={{negara|Indonesia}}
| office = Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia|Menteri Tenaga Kerja =
| order = 10
| term_start = [[27 Agustus]] [[1964]]=
| term_end = [[26 Maret]] [[1966]]=
|alma_mater president =
|predecessor = [[Ahem Erningpradja]]
|successor predecessor = [[Awaluddin Djamin]]=
| successor =
|birth_date = {{birth date|1920|10|3}}
|birth_place office2 = {{negara|Indonesia}}Menteri Negara [[Surabaya]],Urusan [[JawaBekas Timur]],Pejuang [[Indonesia]]
| order2 = ke-1
|death_date = {{death date and age|1981|10|7|1920|10|3}}
| term_start2 = 12 Agustus 1955
|death_place = {{negara|Arab Saudi}} [[Padang Arafah]], [[Arab Saudi]]
| term_end2 = 24 Maret 1956
|nationality = {{negara|Indonesia}} [[Indonesia]]
|party president2 = [[Soekarno]]
|spouse primeminister2 = [[SulistinaBurhanuddin Harahap]]
|children predecessor2 =
|residence successor2 = [[Dahlan Ibrahim]]
| office3 = [[Menteri Sosial Indonesia]]<br><small>(ad-interim)
|alma_mater =
|occupation order3 =
|religion term_start3 = [[Islam]]18 Januari 1956
| term_end3 = 24 Maret 1956
| president3 = [[Soekarno]]
| primeminister3 = [[Burhanuddin Harahap]]
| predecessor3 = [[Soedibjo]]
| successor3 = [[Fatah Jasin]]
| birth_date = {{birth date|1920|10|3}}
| birth_place = [[Kota Surabaya|Soerabaja]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{death date and age|1981|10|7|1920|10|3}}
| death_place = {{negara|Arab Saudi}} = [[Padang Arafah]], [[Arab Saudi]]
| nationality = {{negara|Indonesia}} = [[Indonesia]]
| party = *Gerakan Rakyat Baru
*Pemuda Republik Indonesia
| awards = [[Pahlawan Nasional Indonesia]]
| spouse = [[Sulistina]]
| children =
| residence =
| alma_mater =
| occupation = [[Jurnalis]]
| allegiance = {{flag|Indonesia}}
| commands = [[Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia]]
| rank = [[Komandan]]
| battles = [[Revolusi Nasional Indonesia]]{{tree list}}
**[[Pertempuran Surabaya]]
}}
 
'''Sutomo''' ({{lahirmati|[[Surabaya]], [[Jawa Timur]]|3|10|1920|[[Padang Arafah]], [[Arab Saudi]]|7|10|1981}}),<ref name="sutomo">{{cite journal|last=Frederick|first=William H.|authorlink=|date=April 1982|title=In Memoriam: Sutomo|url=http://cip.cornell.edu/Dienst/UI/1.0/Summarize/seap.indo/1107016901|format=|journal=Indonesia|publisher=Cornell University Southeast Asia Program|volume=33|issue=|pages=127–128|doi=|id=seap.indo/1107016901|accessdate=|coauthors=}}
</ref> juga dikenal sebagai '''Bung Tomo''', adalah seorang pemimpin revolusioner dan militer Indonesia yang terkenal karena perannya dalam [[Revolusi Nasional Indonesia]] melawan [[Hindia Belanda|pemerintahan kolonial Belanda]]. Dia memainkan peran sentral dalam [[Pertempuran Surabaya]], yang terjadi antara pasukan Britania Raya dan Indonesia dari bulan Oktober hingga November 1945.
| last =Frederick | first =William H. | authorlink = | coauthors = | title =In Memoriam: Sutomo | journal =Indonesia | volume =33 | issue = | pages =127–128 | publisher =Cornell University outheast Asia Program | date =April 1982 | url =http://cip.cornell.edu/Dienst/UI/1.0/Summarize/seap.indo/1107016901 | doi = | id =seap.indo/1107016901 | accessdate =
| format = }}
</ref> lebih dikenal dengan sapaan akrab oleh rakyat sebagai '''Bung Tomo''', adalah pahlawan yang terkenal karena peranannya dalam membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda melalui tentara [[NICA]], yang berakhir dengan pertempuran [[10 November]] [[1945]] yang hingga kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
 
== Masa muda ==
Sutomo dilahirkan di [[Kampung Blauran]], di pusat kota [[Kota Surabaya|Surabaya]]. Ayahnya bernama [[Kartawan Tjiptowidjojo]], seorangpriyayi kepala keluarga dari kelasgolongan menengah. Iayang pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahanpemerintah, sebagai staf pribadi di sebuah perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, danhingga pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda. IaKartawan mengaku mempunyai pertalian darah dengan beberapa pendampingpengikut dekat [[Diponegoro|Pangeran Diponegoro]] yang dikebumikan di [[Malang]].
 
IbunyaIbu Sutomo bernama Subastita, seorang perempuan berdarah campuran [[JawaSuku TengahJawa|Jawa]], [[Suku Sunda|Sunda]], dan [[Suku Madura|Madura]]. Iaanak pernahseorang bekerjadistributor sebagailokal polisimesin dijahit kotapraja,SINGER dandi pernahwilayah pulaSurabaya menjadi anggota [[Sarekat Islam]],yang sebelum ia pindah ke Surabaya danpernah menjadijadi distributorpolisi lokalkotapraja untukdan perusahaan mesin jahitanggota [[SingerSarekat Islam]].
 
Sutomo sulung dari 6 orang bersaudara. Adiknya masing-masing bernama Sulastri, Suntari, Gatot Suprapto, Subastuti, dan Hartini.<ref>{{Cite news|last=Arfah|first=Hamzah|date=2016-09-01|title=Sosok Istri Bung Tomo di Mata Keponakannya|url=https://nasional.kompas.com/read/xml/2016/09/01/12492721/sosok.istri.bung.tomo.di.mata.keponakannya|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-05-13|editor-last=Djumena|editor-first=Erlangga}}</ref>
Sutomo dibesarkan di rumah yang sangat menghargai pendidikan. Ia berbicara dengan terus terang dan penuh semangat. Ia suka bekerja keras untuk memperbaiki keadaan. Pada usia 12 tahun, ketika ia terpaksa meninggalkan pendidikannya di [[MULO]], Sutomo melakukan berbagai pekerjaan kecil-kecilan untuk mengatasi dampak depresi yang melanda dunia saat itu. Belakangan ia menyelesaikan pendidikan [[HBS]]-nya lewat korespondensi, namun tidak pernah resmi lulus.
 
Walaupun dibesarkan dalam keluarga yang sangat menghargai pendidikan, tetapi pada usia 12 tahun, Sutomo terpaksa meninggalkan bangku [[MULO]] akibat dampak [[Depresi Besar|Despresi Besar]] yang melanda dunia. Untuk membantu keluarga, ia mulai bekerja secara serabutan. Meski begitu, belakangan Sutomo bisa masuk [[HBS]] secara korespondensi dan tercatat sebagai murid yang dianggap lulus meski tidak secara resmi.
Sutomo kemudian bergabung dengan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Belakangan Sutomo menegaskan bahwa filsafat kepanduan, ditambah dengan kesadaran nasionalis yang diperolehnya dari kelompok ini dan dari kakeknya, merupakan pengganti yang baik untuk pendidikan formalnya. Pada usia 17 tahun, ia menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda. Sebelum pendudukan [[Jepang]] pada [[1942]], peringkat ini hanya dicapai oleh tiga orang Indonesia.
 
Sutomo kemudianlalu bergabung dengan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Belakangan Sutomo menegaskan bahwa filsafat kepanduan, ditambah dengan kesadaran nasionalis yang diperolehnya dari kelompok ini dan dari kakeknya, merupakan pengganti yang baik untuk pendidikan formalnya. Pada usia 17 tahun, ia menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu[[Pramuka Garuda]]. Sebelum pendudukan [[Jepang]] pada [[1942]], peringkat ini hanya dicapai oleh tiga orang Indonesia.
== Pemimpin Perjuangan Pertempuran Surabaya 10 November 1945 ==
Sutomo pernah menjadi seorang jurnalis yang sukses. Kemudian ia bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial. Ketika ia terpilih pada [[1944]] untuk menjadi anggota [[Gerakan Rakyat Baru]] yang disponsori Jepang, hampir tak seorang pun yang mengenal dia. Namun semua ini mempersiapkan Sutomo untuk peranannya yang sangat penting, ketika pada Oktober dan November 1945, ia menjadi salah satu Pemimpin yang menggerakkan dan membangkitkan semangat rakyat Surabaya, yang pada waktu itu Surabaya diserang habis-habisan oleh pasukan Inggris yang mendarat untuk melucutkan senjata tentara pendudukan Jepang dan membebaskan tawanan Eropa. Sutomo terutama sekali dikenang karena seruan-seruan pembukaannya di dalam siaran-siaran radionya yang penuh dengan emosi.
 
Sutomo muda lebih banyak berkecimpung dalam bidang kewartawanan. Ia antaranya menjadi jurnalis lepas untuk harian ''Soeara Oemoem'', harian berbahasa Jawa ''Ekspres'', mingguan ''Pembela Rakyat'', dan majalah ''Poestaka Timoer''.
Meskipun Indonesia kalah dalam Pertempuran 10 November itu, kejadian ini tetap dicatat sebagai salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Kemerdekaan Indonesia.
 
== SetelahPertempuran kemerdekaan10 November 1945 ==
{{Main|Pertempuran Surabaya}}
=== Keluarga ===
Pada 1944, ia terpilih menjadi anggota "Gerakan Rakyat Baru" dan pengurus "Pemuda Republik Indonesia" di Surabaya, yang disponsori Jepang. Setelah ia bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial, inilah titik awal keterlibatannya dalam [[Revolusi Nasional Indonesia]]. Dengan posisinya itu, ia bisa mendapatkan akses radio yang lantas berperan besar untuk menyiarkan orasi-orasinya yang membakar semangat pemuda dan rakyat untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Sutomo menikahi [[Sulistina]] pada [[19 Juni]] [[1947]] dan dikaruniai 4 anak.
 
Kemudian, sejak 12 Oktober 1945 Bung Tomo juga menjadi pemimpin "[[Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia]]" (BPRI) di Surabaya melawan pasukan Inggris yang membantu pasukan pendudukan Belanda ([[Pemerintahan Sipil Hindia Belanda|NICA]]). Meskipun pada [[Pertempuran Surabaya]] 10 November 1945, akhirnya pihak Indonesia kalah, tetapi rakyat Surabaya dianggap berhasil memukul mundur pasukan Inggris untuk sementara waktu (pasukan Inggris mundur dari Indonesia pada November 1946) dan kejadian ini dicatat sebagai salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah sebagai titik awal Revolusi Nasional Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dan menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap [[kolonialisme]] dan [[Imperialisme]].{{sfn|Ricklefs|p=217}}
=== Karier ===
[[Berkas:Bung Tomo Menteri.jpg|180px|thumb|Bung Tomo menjabat Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang era [[Kabinet Burhanuddin Harahap]] pada tahun [[1955]].]]
[[Berkas:Bung Tomo PRI.jpg|180px|thumb|[[Bung Tomo]] memberikan pidato untuk [[Partai Rakyat Indonesia]] di [[Bandung]], [[September]] [[1955]].]]
Setelah kemerdekaan Indonesia, Sutomo sempat terjun dalam dunia politik pada tahun 1950-an, namun ia tidak merasa bahagia dan kemudian menghilang dari panggung politik. Pada akhir masa pemerintahan Soekarno dan awal pemerintahan [[Suharto]] yang mula-mula didukungnya, Sutomo kembali muncul sebagai tokoh nasional.
 
== Pascaperang Kemerdekaan ==
Padahal, berbagai jabatan kenegaraan penting pernah disandang Bung Tomo. Ia pernah menjabat Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran sekaligus Menteri Sosial Ad Interim pada 1955-1956 di era Kabinet Perdana Menteri [[Burhanuddin Harahap]]. Bung Tomo juga tercatat sebagai anggota DPR pada 1956-1959 yang mewakili [[Partai Rakyat Indonesia]].
Antara 1950-1956, Bung Tomo masuk dalam Kabinet Perdana Menteri [[Burhanuddin Harahap]] sebagai [[Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Indonesia|Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran]], merangkap [[Daftar Menteri Sosial Indonesia|Menteri Sosial (Ad Interim)]].
 
Hubungan Bung Tomo dengan Sukarno mulai memburuk di tahun 1952, dimana Sukarno menunjukkan kemarahan terhadap ketidaksetujuan Bung Tomo akan hubungannya dengan [[Hartini]], yang saat itu masih bersuami.<ref>{{Cite book|last=Taufiq|first=Fery|date=2020|url=https://books.google.com/books?id=E6A9EAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PT144&dq=Sukarno+Bung+tomo+hartini&hl=en|title=PEKIK TAKBIR BUNG TOMO Perjalanan Hidup, Kisah Cinta & Perjuangannya|publisher=Araska Publisher|isbn=978-623-7537-74-8|language=id}}</ref><ref>{{Cite web|last=Chairunnisa|first=Ninis|date=2017-11-12|title=Bung Tomo dan Bung Karno Pernah Bertengkar Sampai Banting Piring|url=https://nasional.tempo.co/read/1032955/bung-tomo-dan-bung-karno-pernah-bertengkar-sampai-banting-piring|website=Tempo|language=en|access-date=2022-12-04}}</ref> Sukarno dan Hartini kemudian menikah di tahun 1953.
[[Berkas:BungTomo1974.jpg|180px|thumb|Bung Tomo di Jakarta pada tahun [[1974]].]]
Namun pada awal 1970-an, ia kembali berbeda pendapat dengan pemerintahan [[Orde Baru]]. Ia berbicara dengan keras terhadap program-program Suharto sehingga pada [[11 April]] [[1978]] ia ditahan oleh pemerintah Indonesia yang tampaknya khawatir akan kritik-kritiknya yang keras. Baru setahun kemudian ia dilepaskan oleh Suharto. Meskipun semangatnya tidak hancur di dalam penjara, Sutomo tampaknya tidak lagi berminat untuk bersikap vokal.
 
Sejak 1956 Sutomo menjadi anggota anggota [[Konstituante]] mewakili [[Partai Rakyat Indonesia]]. Ia menjadi wakil rakyat hingga badan tersebut dibubarkan [[Soekarno|Sukarno]] lewat [[Dekrit Presiden Republik Indonesia 1959|Dekrit Presiden 1959]]. Sutomo memprotes keras kebijakan Sukarno tersebut, termasuk membawanya ke pengadilan meski akhirnya gugatan tersebut ditolak.<ref>{{Cite book|last=Hatta|first=Mohammad|date=1986|url=https://books.google.com/books?id=aHoMAAAAIAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=Bung+Tomo+menggugat+Sukarno+1960&q=Bung+Tomo+menggugat+Sukarno+1960&hl=en|title=Hati nurani melawan kezaliman: surat-surat Bung Hatta kepada Presiden Soekarno, 1957-1965|publisher=Penerbit Sinar Harapan|language=id}}</ref><ref>{{Cite web|last=MAPPAPA|first=Imam Wahyudiyanta, PASTI LIBERTI|title=Menggugat Presiden Ala Bung Tomo|url=https://news.detik.com/berita/d-3065035/menggugat-presiden-ala-bung-tomo|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2022-12-04}}</ref> Akibatnya perlahan ia menarik diri dari dunia politik dan pemerintahan.
Ia masih tetap berminat terhadap masalah-masalah politik, namun ia tidak pernah mengangkat-angkat peranannya di dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ia sangat dekat dengan keluarga dan anak-anaknya, dan ia berusaha keras agar kelima anaknya berhasil dalam pendidikannya.
 
Pada awal [[Orde Baru]], Sutomo kembali muncul sebagai tokoh yang mulanya mendukung [[Soeharto|Suharto]]. Namun, sejak awal 1970-an, ia mulai banyak mengkritik program-program Suharto, termasuk salah satunya proyek pembangunan [[Taman Mini Indonesia Indah]]. Akibatnya pada 11 April 1978 ia ditangkap dan dipenjara selama setahun atas tuduhan melakukan aksi [[subversi]]f.
[[Berkas:Bung Tomo 071081.jpg|200px|thumb|[[Bung Tomo]] wafat pada [[7 Oktober]] [[1981]]. Jenazah beliau dimakamkan di TPU Ngagel, [[Surabaya]].]]
 
Sutomo sangat bersungguh-sungguh dalam kehidupan imannya, namun tidak menganggap dirinya sebagai seorang Muslim saleh, ataupun calon pembaharu dalam agama. Pada [[7 Oktober]] [[1981]] ia meninggal dunia di [[Padang Arafah]], ketika sedang menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan tradisi untuk memakamkan para jemaah haji yang meninggal dalam ziarah ke tanah suci, jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke tanah air dan dimakamkan bukan di sebuah Taman Makam Pahlawan, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di Surabaya.
Sekeluar dari penjara Sutomo tampaknya tidak lagi berminat untuk bersikap vokal pada pemerintah dan memilih memanfaatkan waktu bersama keluarga dan mendidik kelima anaknya. Selain itu Sutomo juga menjadi lebih bersungguh-sungguh dalam kehidupan imannya.
 
Sutomo sangat bersungguh-sungguh dalam kehidupan imannya, namun tidak menganggap dirinya sebagai seorang Muslim saleh, ataupun calon pembaharu dalam agama. Pada [[7 Oktober]] [[1981]], iaSutomo meninggal dunia di [[Padangjalan Arafahpandan]], ketikasaat sedang menunaikan ibadah [[haji]]. Berbeda dengan tradisi untuk memakamkan para jemaah haji yang meninggal dalam ziarah kedi tanah suci, jenazah Bung Tomo dibawa kembalipulang ke tanah air. danSesuai dimakamkanwasiatnya, bukanBung Tomo tidak dimakamkan di sebuahtaman Tamanmakam Makam Pahlawanpahlawan, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di Surabaya.
 
== Gelar Pahlawan Nasional ==
Bung Tomo resmi dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional pada peringatan [[Hari Pahlawan (Indonesia)|Hari Pahlawan]] tahun 2008 di [[Istana Merdeka]]. Sang istri, Ny. Sulistina, menerima langsung surat keputusan bernomor 041/TK/Tahun 2008 yang diserahkan presiden.<ref>{{Cite news|date=2008-11-08|title=Bung Tomo untuk Generasi Muda|url=https://regional.kompas.com/read/2008/11/08/10263625/bung.tomo.untuk.generasi.muda|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-05-13}}</ref> Pengangkatan ini buah dari desakan berbagai pihak, termasuk [[Gerakan Pemuda Ansor|GP Ansor]] dan Fraksi Partai Golkar DPR.<ref>{{Cite news|last=Widiyanarko|first=Dian|date=2007-11-09|title=Pemerintah Didesak Beri Gelar Pahlawan pada Bung Tomo|url=https://news.okezone.com/read/2007/11/09/1/59809/pemerintah-didesak-beri-gelar-pahlawan-pada-bung-tomo|work=[[Okezone.com]]|language=id-ID|access-date=2021-05-13}}</ref>
Setelah pemerintah didesak oleh [[Gerakan Pemuda]] (GP) Ansor dan Fraksi Partai Golkar (FPG) agar memberikan gelar pahlawan kepada Bung Tomo pada [[9 November]] 2007.<ref>http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2007/11/09/1/59809/pemerintah-didesak-beri-gelar-pahlawan-pada-bung-tomo</ref> Akhirnya gelar pahlawan nasional diberikan ke Bung Tomo bertepatan pada peringatan [[Hari Pahlawan]] tanggal [[10 November]] [[2008]]. Keputusan ini disampaikan oleh [[Menteri Komunikasi dan Informatika]] [[Kabinet Indonesia Bersatu]], [[Muhammad Nuh]] pada tanggal [[2 November]] 2008 di Jakarta<ref>http://www.menkokesra.go.id/content/view/9676/39/</ref>.
 
== Kontroversi ==
{{wikisource|Berkas:Bungtomo.djvu|Bung Tomo}}
Pada tahun 1950-an di Surabaya, Bung Tomo berusahaberaspirasi sebagaiuntuk penolongmembantu kehidupan para tukang becak pertama yakni dengan mendirikanmenginisiasi pabriksebuah sabunperkumpulan koperasi. melaluiDengan uang iuran yang ditarik dari para tukang becak, untuklantas direncanakan pendirian pabrik sabun. Pabrikyang tersebutnantinya didirikanakan dikelola sepenuhnya oleh dan untuk tukang becak. akanAkan tetapi kelanjutan ide pendirian pabrik sabun tidakini berhasilberhenti dandi tengah jalan, tanpa adanyapernah pertanggungan-jawabanada pertanggungjawaban keuangan. <ref>[{{Cite web |url=http://ip52-214.cbn.net.id/id/arsip/1972/09/16/ILS/mbm.19720916.ILS60489.id.html |title=Da'wah pembangunan manusia becak ] |access-date=2010-11-10 |archive-date=2011-06-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110625012047/http://ip52-214.cbn.net.id/id/arsip/1972/09/16/ILS/mbm.19720916.ILS60489.id.html |dead-url=yes }}</ref>
 
=== Keluarga ===
Bung Tomo menikahi [[Sulistina]], seorang bekas perawat [[Palang Merah Indonesia|PMI]], pada 19 Juni 1947 di [[Kota Malang|Malang]]. Pasangan ini dikaruniai empat orang anak, masing-masing bernama Tin "Titing" Sulistami (lahir 29 Juni 1948), Bambang Sulistomo (lahir 22 April 1950), Sri Sulistami (lahir 16 Agustus 1951), dan Ratna Sulistami (12 November 1958).<ref>{{Cite book|last=Sutomo|first=Sulistina|date=1995|url=https://www.worldcat.org/oclc/35230637|title=Bung Tomo, Suamiku|location=Jakarta|publisher=Pustaka Sinar Harapan|isbn=979-416-313-9|edition=|others=|oclc=35230637|url-status=live}}</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
<references/>
 
== Pranala luar ==
* [httphttps://web.archive.org/web/20060921180717/http://cip.cornell.edu/DPubS/Repository/1.0/Disseminate/seap.indo/1107016901/body/pdf In Memoriam: Sutomo, oleh William H. Frederick] {{en}}
 
{{Pahlawan Indonesia}}
 
{{DEFAULTSORT:Sutomo, Sutomo}}
 
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Anggota DPR]]
[[Kategori:Tokoh dari Surabaya]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:AnggotaTokoh DPRJawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh dari Surabaya]]
[[Kategori:Tokoh JawaAngkatan Timur45]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]
[[Kategori:Anggota Konstituante Republik Indonesia]]