Seraung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Subbagian tk. satu dengan tiga "=")
 
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Gevlochten hoed TMnr A-6619.jpg|thumbjmpl|rightka|250px|Aneka macam motif seraung yang dibuat oleh orang Dayak.]]
'''Seraung''' adalah topi lebar khas [[Suku Dayak]].<ref name=KITNESIA>{{cite web |url=http://www.kidnesia.com/Kidnesia2014/Indonesiaku/Teropong-Daerah/Kalimantan-Timur/Seni-Budaya/Berlindung-di-Balik-Seraung |title=Berlindung Dibali Seraung |publisher=Kitnesia.com ||accessdate=18 Maret 2015}}</ref> Topi ini menjadi pelindung sehari-hari yang digunakan masyarakat [[Suku Dayak]] yang ada di [[Kalimantan]].<ref name=KUKAR.COM>[http://www.kutaikartanegara.com/senibudaya/index.php?menu=Seni_Kriya Kutaikartanegara.com] Laman ''Seni Kriya (Kerajinan Tangan)'' Diakses 18 Maret 2015.</ref> Memiliki ukuran yang lebar dan sekilas mirip dengan topi [[caping]] yang ada di pulauPulau [[jawaJawa]].<ref name=IndonesiaKaya>[http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/seraung-pelindung-kepala-khas-kalimantan IndonesiaKaya.com] Laman ''Seraung, Pelindung Kepala Khas Kalimantan'' Diakses 18 Maret 2015.</ref> Seraung merupakan topi khas [[Suku Dayak]] yang banyak kita temui di kawasan Kalimantan khususnya [[Dayak Kenyah]] yang tinggal di [[Lekaq Kidau]], [[Kalimantan Timur]].<ref name=IndonesiaKaya/>
 
Seraung terbuat dari daun biru atau orang dayak bilang daun ''sang'', sejenis daun palem lebar yang tumbuh di hutan-hutan Kalimantan.<ref name="KaltimPasifikAmoniak"> PT.Kaltim Pasifik Amoniak, (2013). ''Warisan Teknologi Kampung,Masyarakat Dayak Kalimantan Timur''. Bontang: PT.Kaltim Pasifik Amoniak. Hal. 162</ref> Daun ''sang'' sendiri saat ini sangat susah di dapatkan. Orang Dayak Kenyah di [[Datah Bilang Hilir]] harus menempuh 2,5 [[jam]] perjalanan menggunakan perahu ketinting, dan dilanjutkan berjalan kaki sekitar 2 jam untuk mencari daun sang yang pohonnya tumbuh di hutan.<ref name="KaltimPasifikAmoniak"/> Mereka kini mengganti bahan dasar seraung dengan sejenis pohon [[pandan]] atau [[kajang]] yang lebih mudah diperoleh.<ref name="KaltimPasifikAmoniak"/>
 
Seraung biasa dipakai ketika pergi ke luar rumah, terutama ketika beraktivitas di hutan.<ref name=KITNESIA/> Pada umumnya yang menggunakan seraung adalah kaum wanita suku Dayak. Para wanita mengenakan seraung untuk menutupi kepala mereka dari teriknya sinar matahari dan sekaligus sebagai pelindung mereka dari hewan buas yang ada dihutan.<ref name=IndonesiaGlobalPortal>[http://www.tnol.asia/arts-culture/20480-seraung-a-beautiful-dayak-artifact-.html Indonesia Global Portal] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150828020247/http://www.tnol.asia/arts-culture/20480-seraung-a-beautiful-dayak-artifact-.html |date=2015-08-28 }} Laman ''Seraung: A Beautiful Dayak Artifact'' Diakses 18 Maret 2015.</ref> Selain itu, seraung juga sering dikenakan dalam upacara-upacara adat.<ref name=BelindoMag>[http://belindomag.nl/id/seni-budaya/5-ragam-topi-khas-indonesia BelindoMag.com] Laman ''5 Ragam Topi Khas Indonesia'' Diakses 18 Maret 2015.</ref> Kini, seraung yang berwarna-warni cantik itu juga sering dipakai sebagai hiasan dinding. Bahkan, sebagai souvenir, dibuat juga seraung kecil-kecil yang memang khusus untuk hiasan.<ref name=BelindoMag/>
 
=== Proses Pembuatan ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Kleurenlithos getiteld Orang-Boekit uit de Afdeeling Amoentai en Dajaksche vrouw uit Longwai van haar werk huiswaarts keerend TMnr 5795-30.jpg|thumbjmpl|rightka|250px|Seraung yang digunakan oleh perempuan Dayak saat pergi ke hutan.]]
Pembuatan seraung diawali dengan menyiapkan bahan dasar berupa beberapa puluh bilah daun sang yang dijemur sekitar seminggu, kemudian dicuci hingga bersih sekitar lima menit untuk memudahkan proses pembukaan daun.<ref name="KaltimPasifikAmoniak"/> Daun yang telah terbuka diluruskan dengan cara digulung-gulungkan di tangan, lalu disimpan di bawah tikar agar lurus dan rata selama sekitar seminggu.<ref name="KaltimPasifikAmoniak"/> Daun sang yang sudah lurus dan rata inilah yang kemudian dianyam melingkar seperti kerucut.<ref name="KaltimPasifikAmoniak"/> Biasanya, daun-daun ini akan dilapis dengan kain yang berwarna cerah, lalu dihias dengan manik-manik atau sulaman.<ref name=KITNESIA/> Sementara itu bagian dalam topi seraung terbuat dari anyaman daun kering yang kemudian dijahit dengan tangan.<ref name=KompasCom>{{cite web |url=http://sains.kompas.com/read/2011/08/28/02451089/ Topi.Dayak.sampai.Patung.Asmat |title=Topi Dayak Sampai Patung Asmat |publisher=Kompas.com |accessdate= 13 Maret 2015 }}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Lingkaran topi diperkokoh dengan lidi dari daun kelapa.<ref name=KompasCom/> Bagian permukaan topi kemudian dilapisi potongan kain warna-warni sebelum diperindah dengan hiasan manik-manik.<ref name=KompasCom/> Manik-manik biasanya dirangkai menjadi motif-motif sulur khas Dayak.<ref name=KompasCom/>
 
Karena terbuat dari daun yang ringan dan mudah sobek, tutup kepala jenis seraung hanya bertahan sekitar satu sampai dua tahun.<ref name="KaltimPasifikAmoniak"/> Namun karena bahan dasarnya sulit didapat dan proses pembuatannya cukup rumit, seraung harganya cukup mahal.<ref name="KaltimPasifikAmoniak"/> Orang Dayak Kenyah di Datah Bilang Hilir menjual seraung berukuran besar (sekitar 60 sentimeter) seharga Rp. 70.000,- sedang yang lebih kecil (sekitar 40 sentimeter) Rp. 50.000.<ref name="KaltimPasifikAmoniak"/>
Baris 16:
 
[[Kategori:Topi]]
[[Kategori:Suku Dayak]]