Takbiran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(7 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Tradision of mandar culture.jpg|jmpl|Tradisi takbiran di Sulawesi Barat, Indonesia]]
'''Takbiran''' di Indonesia merujuk pada aktivitas pemeluk agama Islam yakni mengucapkan kalimat [[takbir]] ([[Allahu Akbar]]) secara bersama-sama. Lebih spesifik lagi, aktivitas ini merujuk pada aktivitas perayaan mereka pada malam hari dalam menyambut datangnya hari raya [[Idul Fitri]] dan [[Idul Adha]].
'''Takbiran''' merujuk pada aktivitas mengucapkan kalimat [[takbir]] (الله أَكْبَر ''Allahu Akbar'') secara bersama-sama oleh [[Muslim|pemeluk agama Islam]]. Kalimat tersebut merupakan gabungan dialog antara Malaikat [[Jibril]], Nabi [[Ismail]], dan Nabi [[Ibrahim]] berturut-turut yang secara utuh berbunyi, "''Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa ilaaha Illahu Wallahu Akbar. Allahu Akbar Walillahilhamd."''<ref>{{Cite web|last=Toipah|date=2021-05-12|title=Sejarah Takbiran: Sebuah Dialog Antara Malaikat Jibril, Nabi Ismail, dan Nabi Ibrahim|url=https://iqra.id/sejarah-takbiran-sebuah-dialog-antara-malaikat-jibril-nabi-ismail-dan-nabi-ibrahim-235247/|website=iqra.id|language=id-ID|access-date=2023-04-21}}</ref> Di [[Indonesia]], takbiran umumnya merujuk pada aktivitas pada malam hari untuk menyambut datangnya hari [[Idulfitri]] dan [[Iduladha]] pada keesokan harinya. Aktivitas ini biasanya dilakukan dengan melakukan pawai di jalanan, kadang-kadang sambil membawa [[bedug|beduk]], [[obor]], dan [[lampion]]. Para peserta takbiran berjalan beriringan membentuk barisan untuk berkeliling kampung, mulai dari suatu [[masjid]] sampai tiba di masjid yang sama. Namun, ada juga takbiran yang dilakukan tanpa berkeliling dan hanya di dalam satu masjid saja.<ref name=":0">{{Cite web|first=|date=2018-05-24|title=Hukum Takbiran dan Berbagai Tradisi Uniknya di Indonesia|url=https://www.tokopedia.com/blog/tradisi-malam-takbiran-di-indonesia/?utm_medium=organic&utm_source=google|website=Tokopedia|access-date=21 April 2023}}</ref><ref>{{Cite web|last=Sekartaji|first=Sista|date=2013-07-31|title=Tradisi Takbiran Keliling di Indonesia – Kebudayaan Indonesia|url=https://kebudayaanindonesia.net/blog/2013/07/31/tradisi-takbiran-keliling-di-indonesia/|language=id-ID|access-date=2023-04-21}}</ref><ref>{{Cite web|last=Afrialldi|first=Riz|date=1 Mei 2022|title=Takbir Keliling: Dahulu, Kini dan Nanti|url=https://www.cxomedia.id/art-and-culture/20220427155620-24-174712/takbir-keliling-dahulu-kini-dan-nanti|website=cxomedia.id|language=id-ID|access-date=2023-04-21}}</ref>
 
Ada beberapa macam tradisi takbiran yang berbeda di tiap-tiap wilayah Indonesia. Contohnya di [[Gorontalo]] ada tradisi ''[[tumbilo tohe]]'', yakni perayaan warga Gorontalo yang meletakkan banyak obor di satu tanah lapang, bahkan bisa sampai ribuan, untuk membuat suatu bentuk tertentu, misalnya bentuk Al-Quran, ketupat, kaligrafi, dan lain sebagainya. Ada juga tradisi [[Festival meriam karbit|meriam karbit]] di [[Kota Pontianak|Pontianak]], yang diwarnai dengan peledakan meriam untuk menghasilkan bunyi ledakan yang sangat keras. Ledakan meriam ini dipercaya dapat mengusir roh jahat yang berusaha mengganggu pada saat malam takbiran.<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|last=Wening|first=Tyas|date=2019-06-03|title=Menjelang Idul Fitri, Simak Tradisi Unik Takbiran Berbagai Daerah di Indonesia, yuk! - Bobo|url=https://bobo.grid.id/read/081746948/menjelang-idul-fitri-simak-tradisi-unik-takbiran-berbagai-daerah-di-indonesia-yuk|website=bobo.grid.id|language=id|access-date=2023-04-21}}</ref>
Aktivitas ini biasanya dilakukan dengan melakukan pawai di jalanan, kadang-kadang sambil membawa [[beduk]] dan [[obor]].
 
Takbiran sering kali dimaknai sebagai ungkapan syukur dan mengagungkan kebesaran [[Allah (Islam)|Allah SWT]], sebagai bentuk perayaan atas kesuksesan [[Muslim|umat Islam]] dalam menunaikan ibadah di bulan Ramadan, serta sebagai bentuk persaudaraan dan kebersamaan umat Islam.<ref name=":1">{{Cite web|first=Agussalim|date=2023-04-20|title=Takbir Idul Fitri: Arti, Sejarah, dan Makna yang Tidak Banyak Orang Tahu|url=https://linimasa.suara.com/read/2023/04/20/224507/takbir-idul-fitri-arti-sejarah-dan-makna-yang-tidak-banyak-orang-tahu|website=suara.com|language=id|access-date=2023-04-21}}</ref>
{{Islam-stub}}
 
== Hukum ==
Terdapat pro dan kontra tentang takbiran. Pihak pro mengatakan boleh saja karena tidak ada [[Fikih|aturan]] yang melarangnya. Di sisi lain, pihak kontra mengatakan tidak dianjurkan karena kebanyakan ulama mengatakan bahwa tidak ada takbiran saat malam 1 Syawal, mereka mengatakan bahwa takbiran hanya dilakukan saat menuju tempat salat Idulfitri. <ref name=":0" />
 
Menurut sejarah pada zaman Nabi [[Muhammad]], takbiran dilakukan sejak magrib malam 1 [[Syawal]] hingga selesai [[Salat Id|salat Idulfitri]]. Muhammad juga melakukannya, beliau bertakbir di lapangan sampai selesai salat. Namun, pada masa kekhalifahan [[Umar bin Khattab]], takbiran diubah menjadi setelah shalat Idulfitri. Sejak saat itu, takbiran dilakukan pada pagi hari dan dilakukan secara berjamaah.<ref name=":0" /><ref name=":1" />
[[Kategori:Budaya Islam]]
 
== Referensi ==
<references />