Pekalongan, Winong, Pati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(20 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 8:
|kode pos =59181
|nama pemimpin =Ukhwatur Roi, S.Pd.I.
[[Berkas:Roi.jpg|thumbjmpl|rightka|150px|Ukhwatur Roi, S.Pd.I.]]
|luas =198,970 Ha
|penduduk =2.854870 jiwa (20142015)
}}
'''Desa Pekalongan''' merupakan salah satu dari 30 desa di
Baris 16:
[[Kabupaten Pati]] [[Jawa Tengah|Provinsi Jawa Tengah]], yang berlokasi di sebelah tenggara dari pusat Kota [[Kabupaten Pati]] dengan jarak tempuh kurang lebih 17 Km.
 
'''Desa Pekalongan''' tidak ada hubungannya dengan [[Kabupaten Pekalongan]] atau [[Kota Pekalongan]]. Secara kebetulan saja namanya yang sama, namuntetapi mempunyai sejarah yang berbeda- beda.
 
== Sejarah ==
Menurut cerita yang turun-temurun, orang pertama yang membuka '''Desa Pekalongan''' adalah '''Ki Ageng Rante Kencono Wulung''', yang biasa disebut Mbah Rante. Semua tokoh di desa ini sepakat mengenai peranan Mbah Rante tersebut sehingga ia dijuluki ''waliyyul qoryah'' (walinya desa). Karena itu, nama Mbah Rante selalu disebut oleh warga desa ini saat memanjatkan doa hajatan (selamatan). Dan, haulnya selalu diperingati setiap tahun. Salah satu kegiatan haul yang sering dilaksanakan adalah kirab budaya Jawa.<ref>[http://www.pasfmpati.com/radio/index.php/2268-masyarakat-desa-pekalongan-sedekah-bumi-gelar-kirab-budaya pasfmpati.com, 18 September 2015], diakses pada 28 Januari 2017</ref>
[[Berkas:Makam_Mbah_rante_Kencono_Wulung.jpg|thumbjmpl|rightka|250px|Makam Ki Ageng Rante Kencono Wulung.]]
Hanya saja, para tokoh desa tidak satu suara mengenai pertanyaan, apakah Mbah Rante mempunyai keturunan. Sebagian berpendapat bahwa nenek moyang warga desa ini adalah Mbah Rante, sementara sebagian yang lain berpendapat bahwa Mbah Rante tidak mempunyai keturunan.
 
Baris 31:
 
Desa-desa yang berbatasan dengan '''Desa Pekalongan''' adalah sebagai berikut:
* Sebelah Utara : berbatasan dengan Desa Winong [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]].
* Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Karangkongan dan Desa Pagendisan [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]].
* Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Kebolampang dan Danyangmulyo [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]].
* Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Winong [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]].
 
Luas wilayah 198,970 Ha yang dimiliki '''Desa Pekalongan''', terbagi menjagi kawasan hunian seluas 61,340 Ha, lahan pertanian 134,630 Ha, lapangan olah ragaolahraga 1 Ha, kuburan 1 Ha, dan lahan lainnya 3 Ha.<ref name="ReferenceA">Pemerintah Desa Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati, ''“Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Tahun 2015”'', tidak diterbitkan, 2015</ref>
 
== Silsilah ==
Di atas telah disebutkan, bahwa 4 (empat) orang yang menjadi leluhur atau sesepuh dari warga '''Desa Pekalongan''' adalah Lambu, Sastro Leksono, Sayyidin dan Sakidin. Hampir semua warga '''Desa Pekalongan''' keturunan dari empat bersaudara itu.
Sejarawan Desa Pekalongan, H. Sjahruman Djauhar, telah menulis silsilah warga desa ini dalam buku berjudul ''“Buku Keluarga Yunus Brawidjaja Desa Pekalongan Winong Pati Tahun 1835-2002”''. Berikut ini kutipan garis besarnya:
{| border="1" class="wikitable"
Baris 226:
|}
</onlyinclude>
 
== Pemerintahan ==
Tidak diketahui secara tepat kapan pemerintahan '''Desa Pekalongan''' mulai beroperasi. Yang diketahui, bahwa Desa Pekalongan sudah mempunyai 6 (enam) kepala desa. Secara berurutan adalah Sapawi (Abdul Wahab), Abu Thoyib, Samari, Madpur, Ahmad Fahroni dan Ukhwatur Roi, S.Pd.I.
Baris 236 ⟶ 237:
||Kepala Desa||Ukhwatur Roi, S.Pd.I.
|-
||Sekretaris Desa||Purnomo,Sholikhul B.A.Huda
|-
||Kaur Keuangan ||Sudiyono-
|-
||Kaur Administrasi/Umum||JaparFaisal Akhyar
|-
|Kaur Perencanaan
||Kaur Pembantu Umum||Moh. Jamil
| -
|-
||Kasi Kesejahteraan Rakyat||Ah. Basith
Baris 249 ⟶ 251:
|-
||Kasi Pembangunan||Sabari
|-
||Perangkat Desa Lainnya||Rizaldi Ardiawan
|}
</onlyinclude>
Baris 255 ⟶ 259:
|- style="background-color:#cfc;"
||'''No.'''||'''Nama'''
|'''Jabatan'''
|-
||1.||Drs.Samsurrohman, AhS. ThohaAg
|Ketua
|-
||24.||AbdulWahono KoharAl Muis
|Wakil Ketua
|-
||3.||WahonoUlin Al MuisNuha
|Sekretaris
|-
||2.||Teguh Adi Dwi Briantono
||4.||Jundan Humaidillah, S.Ag.
|Anggota
|-
||5.||Gunarto, S.Pd.Khosyiatun
|Anggota
|-
||6.||Moh. Subhan Aly, S.H.Indriyati
|Anggota
|-
||7.||JauharRian Hilal, S.Pd.I.Hidayat
|Anggota
|-
||8.||Miftahurrohim, S.Pd.
|-
||9.||Sri Hidayati, S.Pd. SD.
|-
|}
Baris 281 ⟶ 289:
||'''Ketua RT / RW'''||'''Nama'''
|-
||Ketua RW 01||SutrimoSuharja
|-
||Ketua RT 01 RW 01||JatmikoTaufiq M. Nur
|-
||Ketua RT 02 RW 01||H. Dhofir Maqoshid, S.Ag., M.Pd.I.
|-
||Ketua RT 03 RW 01||H. SoehudSujiono
|-
||Ketua RT 04 RW 01||AliAhmad SubhanSholeh
|-
||Ketua RT 05 RW 01||Zaini DakimanSuhardi
|-
||Ketua RT 06 RW 01||Nur Mukhsin, S.Ag.Muhsin
|-
||Ketua RT 07 RW 01||Sufaat
|-
||Ketua RW 02||H. Ali ZuhdiSugiharto
|-
||Ketua RT 01 RW 02||RustamSukirmanto
|-
||Ketua RT 02 RW 02||BudiMoh Santoso, S.Ag.Masum
|-
||Ketua RT 03 RW 02||H.Nur Ali Syafa, S.H.Halim
|-
||Ketua RT 04 RW 02||Nurul Huda
Baris 315 ⟶ 323:
|}
</onlyinclude>
 
== Kependudukan ==
Menurut data statistik tahun 2014, jumlah penduduk '''Desa Pekalongan''' mencapai 2.854 jiwa. Yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 1.442 jiwa (50,53 %) dan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 1.412 jiwa (49,47 %).<ref>Pemerintah Desa Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati, ''“Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Tahun 2015”'', tidak diterbitkan, 2015<name="ReferenceA"/ref>
 
Berikut ini data berdasarkan mata pencarian:<ref>Pemerintah Desa Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati, ''“Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Tahun 2015”'', tidak diterbitkan, 2015<name="ReferenceA"/ref>
 
{| border="1" class="wikitable"
Baris 347 ⟶ 356:
|-
||12||Lain-lain||198||6,92
|-
||||Total||2.854||100
|}
</onlyinclude>
 
=== Pendidikan ===
'''Desa Pekalongan''' terkenal dengan warganya yang terpelajar. Walaupun untuk hidup sehari-hari saja warganya masih ada yang serba kekurangan, namuntetapi untuk pendidikan tidak boleh berkurang. Kalau perlu, utang pun dilakukan. Hampir sulit mencari pemuda-pemudi desa ini yang tidak melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Tidak heran bila pernah berdiri organisasi bernama Forum Komunikasi Mahasiswa dan Pelajar Pekalongan (FKMPP) tahun 1992 yang diketuai pertama kali oleh Drs. KH. Abdul Kafi, M.Ag.
 
Semangat belajar di desa ini dipengaruhi oleh beberapa faktor:
* Kuatnya pengaruh yang ditanamkan para pendahulu untuk selalu belajar
Secara formal, pada tahun 1930 telah berdiri lembaga pendidikan di '''Desa Pekalongan''', yaitu Matholi’ul Falah (di kemudian hari berubah nama menjadi [[Tarbiyatul Banin]]) yang didirikan oleh KH. Munji dan KH. Mahfudz Salam (ayahanda [[Sahal Mahfudz|KH. Sahal Mahfudz]]) dari Kajen. Pada masa awal, banyak guru dari Kajen dikirim untuk mengajar di '''Desa Pekalongan''', seperti KH. Sanaji dan KH. Ahmad Fahrurrozi.<ref>H. Sjahruman Djauhar, ''“Mengenal, Mengenang dan Memproduksikan Madrasah Tarbiyatul Banin”'', tidak diterbitkan, 2001</ref> Guru-guru itulah yang menanamkan semangat belajar kepada para pemuda kala itu, sehingga menular ke generasi sekarang.
* Adanya lembaga pendidikan yang jumlahnya cukup banyak untuk skala desa
Ada 2 sekolah tingkat dasar, 2 sekolah tingkat menengah pertama dan 3 sekolah menengah tingkat atas. Tidak ada alasan bagi anak-anak '''Desa Pekalongan''' untuk tidak belajar, karena sekolah ada di depan mata. Sekurang-kurangnya mereka bisa menikmati pendidikan sampai tingkat SLTA.
 
Walaupun sekolah yang ada di '''Desa Pekalongan''' kebanyakan sekolah agama, namuntetapi dalam kenyataannya para pemuda-pemudi tidak sedikit yang melanjutkan ke jenjang pendidikan umum, seperti [[Universitas Gajah Mada]], [[Universitas Diponegoro]], [[Universitas Muria Kudus]], [[Universitas Negeri Semarang]], [[Universitas Airlangga]] dan [[Sekolah Tinggi Akuntansi Negara]]. Yang membanggakan lagi, banyak dari mereka mendapatkan beasiswa selama pendidikan.
 
Hingga saat ini, sudah ada 3 (tiga) putra kelahiran '''Desa Pekalongan''' yang meraih gelar tertinggi di bidang akademik, yaitu doktor (S-3). Bahkan satu dari tiga itu juga meraih professor. Mereka adalah Prof. DR. Imam Asrori, M.Pd. (guru besar [[Universitas Negeri Malang]]), DR. Munjahid, M.Ag. (dosen [[Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta]]) dan DR. A. Zaenurrosyid, MA. (dosen [[Institut Pesantren Mathali’ul Falah|Institut Pesantren Mathali’ul Falah Kajen]]).
Baris 365 ⟶ 377:
Selain layak dijuluki “Desa Pendidikan”, '''Desa Pekalongan''' ini juga layak menyandang predikat “Desa Agamis”. Hal itu, karena kultur yang terbentuk menunjukkan semangat keberagamaannya yang kental. Misalnya, dari pagi anak-anak berangkat ke sekolah, lalu sore hari mereka berangkat ke [[Taman Pendidikan Al-Qur'an]] dan malam hari berangkat ke mushola untuk belajar mengaji lagi. Tidak hanya anak-anak. Bapak-bapak biasanya mengadakan pengajian tersendiri. Demikian pula ibu-ibu juga mengadakan pertemuan rutin bulanan.
 
Banyak kyai (ahli ilmu agama) yang tinggal di '''Desa Pekalongan'''. Antara lain K. Ahmad Fadlil, KH. Masyhuri Marzuki, K. Hasyim Syukur, K. Abu Thoyib, KH. Syahri Ismail, KH. Jabir Hasan, KH. Zaini Surahman, KH. Habib Hasan, KH. Nur Yahya K. Lahuri, K. Sujono[https://www.mappkpdarma.web.id/2020/02/kisah-perjuangan-kh-sudjono-cholil.html Sudjono Kholil] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200206081654/https://www.mappkpdarma.web.id/2020/02/kisah-perjuangan-kh-sudjono-cholil.html |date=2020-02-06 }} dan K. Alwan Sahlan.
 
Banyak pula ditemukan penghafal Al-Quran di '''Desa Pekalongan'''. Mereka adalah K. Hamid Manan, Drs. KH. Abdul Kafi, M.Ag. (sekarang kepala KUA [[Winong, Pati|Kecamatan Winong]]), DR. Munjahid, M.Ag. (sekarang pindah ke [[Yogyakarta]]), Hanifah Rofi’i, Khadrowi, Ahmad Muslih, Musta’in Yasir, Hendri Marwan Anas, Amirotus Saidah, Sikhoh Nur Mukhsin, Mahmudah Arfat, Fariha Izzulmuna Hamid, Lutfiana dan Yun Nafi’Nafe’.
 
=== Kepemudaan ===
Baris 375 ⟶ 387:
 
=== Olah Raga ===
Olah ragaOlahraga yang diidolakan warga '''Desa Pekalongan''' adalah sepak bola. Hampir setiap sore para pemuda desa ini bermain sepakbolasepak bola. Tidak hanya untuk menghadapi kejuaraan. Mereka memang biasa bermain di lapangan. Karena selain untuk menjaga kesehatan, bermain sepakbolasepak bola juga ajang refreshing dan mempererat hubungan sesama warga desa.
 
Kebiasaan bermain sepakbolasepak bola itu memudahkan Tim sepakbolasepak bola '''Desa Pekalongan''' yang bernama Putra Kencana untuk mencari bibit-bibit unggul. Dari generasi ke generasi selalu ditemukan pemain-pemain handal. Berulang kali Putra Kencana menorehkan sejarah sebagai juara turnamen di tingkat [[Winong,_Pati Pati|Kecamatan Winong]]. Di antara pemain legendarisnya adalah Halimi, Imas, Dwi, Tiyo, Abdullah, Anshori, Sugiyono, Sugiarto, Budi Hartono, Umang, Sanusi, Suhari Jajuk dan Jundan Humaidillah.
Selain sepakbola,sepak olahbola, ragaolahraga lainnya yang dibanggakan di '''Desa Pekalongan''' adalah bola voli. Salah satu pemain andalannya adalah Putut. Pukulan smash-nya membuat penonton berdecak kagum.
 
=== Kesenian ===
Baris 394 ⟶ 406:
Grup ini seluruh pemainnya perempuan yang dipimpin oleh Shoimah. Biasa tampil di acara pengajian atau pertunjukan di dalam maupun luar desa.
* Grup Sholawatan Qolbun Salim
Grup sholawatan ini paling akhir lahirnya dan masih aktif hingga saat ini. Pernah tampil di Masjid Agung An-Nur Pati dan beberapa kali tampil di luar kota. Bahkan pernah diminta tampil di kediaman Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf di [[Kota Surakarta]].
* Sanggar Seni Kencono Laras
Sanggar seni yang digawangi oleh Sudadi dan Jaswadi ini berdiri pada tahun 2015. Sanggar ini terletak di RT. 03 RW. 01, dan memfokuskan diri pada kegiatan pelestarian seni karawitan/gamelan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan pada anak-anak dan generasi muda desa Pekalongan maupun luar desa Pekalongan.
 
== Sarana dan Prasarana ==
=== Lembaga Pendidikan ===
Sebagaimana disinggung di atas, bahwa di '''Desa Pekalongan''' ditemukan banyak lembaga pendidikan. Yaitu sebagai berikut:
* Pendidikan Anak Usia Dini dan Raudhatul Athfal [[Tarbiyatul Banin]]
* Madrasah Ibtidaiyyah [[Tarbiyatul Banin]]
* Sekolah Dasar Negeri Pekalongan
* Madrasah Tsanawiyyah Negeri 1 Pati
Sekolah yang awalnya bernama MTs Negeri Winong ini berdiri tahun 1980.<ref>[https://jateng.kemenag.go.id/berita/342743/dies-natalis-mtsn-1-winong-pati jateng.kemenag.go.id, 15 Maret 2016] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170202053003/https://jateng.kemenag.go.id/berita/342743/dies-natalis-mtsn-1-winong-pati |date=2017-02-02 }}, diakses pada 28 Januari 2017</ref> Guru-gurunya untuk pertama kali banyak yang berasal dari luar kota. Lalu mereka menikah dengan penduduk setempat dan menetap di sini.
* Madrasah Tsanawiyyah [[Tarbiyatul Banin]]
* [[Madrasah Aliyah Darul Ma'la]]
* Sekolah Menengah Kejuruan Al-Falah
* Madrasah Aliyah [[Tarbiyatul Banin]]
Baris 417 ⟶ 431:
Di '''Desa Pekalongan''' terdapat masjid dan mushola di tiap-tiap RT.
* Masjid Darussalam
[[Berkas:Masjiddarussalampeka.jpg|thumbjmpl|rightka|250px|Suasana shalat Idul Fitri di Masjid Darussalam tahun 2015.]]
Masjid Darussalam dibangun di atas tanah wakaf H. Siraj. Didirikan oleh KH. Munji dari Kajen tahun 1935 atau selang 5 tahun setelah berdirinya [[Tarbiyatul Banin|Madrasah Tarbiyatul Banin]]. Masjid ini tergolong masjid pertama di [[Winong,_Pati Pati|Kecamatan Winong]]. Saat ini kepengurusan takmir masjid diketuai oleh H. Ali Syafa', S.H. (mantan Kepala KUA [[Winong,_Pati Pati|Kecamatan Winong]]).
* Mushola
Selain masjid, di '''Desa Pekalongan''' juga terdapat mushola (bahasa Jawa: langgar) di tiap-tiap RT. Berikut ini daftar nama mushola:
Baris 453 ⟶ 467:
||RT 03 RW 02||Al-Hikmah I||Drs. KH. Ahmad Adib Al Arif, M.Ag.
|-
||-||Al-Hikmah II||SholihulJauhar FuadHilal, S.Pd.I.
|-
||-||Al-Hilal||Wahib
Baris 473 ⟶ 487:
|}
</onlyinclude>
 
=== Perbelanjaan ===
Di '''Desa Pekalongan''' terdapat banyak sekali tempat-tempat perbelanjaan. Antara lain:
Baris 478 ⟶ 493:
# Toko Dua Dara
# Toko Kenzuze
# Swalayan Murni
=== Makam ===
'''Desa Pekalongan''' mempunyai 2 (dua) kuburan atau makam, yaitu Makam Toro dan Makam Muris. Selain Mbah Rante, warga Desa Pekalongan yang dimakamkan di Makam Toro adalah H. Hasan Mujarrot, KH. Masyhuri Marzuki dan K. Lahuri. Sedangkan warga Desa yang dimakamkan di Makam Muris adalah K. Umar, H. Ismail dan K. Abu Thoyib.