Raci, Batangan, Pati: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Koreksi Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(10 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Rapikan}}
{{Desa
|dati2=Kabupaten
|kecamatan=Batangan
|kepadatan=... jiwa/km²
|kode pos=59186
|luas=... km²
|nama=Raci
|nama dati2=Pati
|penduduk=± 3.500 jiwa
|peta=
|provinsi=Jawa Tengah
|image=
|web=www.facebook.com/desa.raci
}}
'''Raci''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Batangan, Pati|Batangan]], [[Kabupaten Pati|Pati]], [[Jawa Tengah]], Indonesia.
==
Batas-batas wilayah Desa
* Sebelah [[utara]] berbatasan dengan [[Laut Jawa]].
* Sebelah [[timur]] berbatasan dengan [[Ketitangwetan, Batangan, Pati|Ketitang Wetan]].
* Sebelah [[selatan]] berbatasan dengan [[Ngening, Batangan, Pati|Desa Ngening.]]
* Sebelah [[barat]] berbatasan dengan [[Trimulyo, Juwana, Pati|Desa Trimulyo]]
==
# Dukuh Karang Turi
# Dukuh Demping
# Dukuh Ketitang Kulon
# Dukuh Mambung
# Dukuh Nyamplung
# Dukuh Sawahan
== Topografi
{{kembangkan bagian}}
Terdiri dari perkampungan, persawahan dan [[pertambakan]].
Tempat pendidikan / sekolahan yang ada di desa Raci, diantaranya:▼
#
▲# Mamik Eko Trimurti
▲== Tempat Pendidikan ==
▲Tempat pendidikan / sekolahan yang ada di desa Raci
# TK,
# SD,
# Madrasah (MI & MTS),
# TPQ
<!--
==
=== '''Pendahuluan''' ===
Sejarah Desa Raci adalah sejarah yang tidak diketahui asal usulnya secara pasti, karena tidak adanya prasasti atau naskah kuno yang menceritakan tentang terjadinya Desa Raci.
Yang kita dapatkan hanyalah sepenggal potongan-potongan kisah cerita orang tua, yang mana penulis beruasaha untuk menyatukan dan mencocokkan cerita tersebut dengan data / fakta yang ada sekarang ini.
Baris 58 ⟶ 62:
Ing kono Sunan Bonang dawuh, “yen kuwe kepingin nggiyarake kaweruhmu, tak golekke panggon. Ing sisih kulon kae isih ono bumi kang kebak ri bebondhotan, kuwi gaween padhepokkan.”
Ki Marto matur yen durung weruh panggonan mau. Sunan Bonang banjur dhawuh,
Ki marto banjur budhal sak keluarga nututi playune teken. Tekan kono Ki Marto Banjur nggawe padhepokan kang aran Pakuwon.
Sarehne Dipoyono lan Madiyah wis dewasa, dewek’e padha kepingin njembarake wilayahe, banjur mbabat alas. Dipoyono mempeng olehe mbabat alas, entuk sakpertelon wis katon padhang bentak ilak-ilak, banjur diwenehi jeneng bentak’an.
Madiyah amergo wong wadon ape mbabat alas ora bisa, dhewek’e duwe akal, alas diobong.
Baris 68 ⟶ 72:
Dipoyono anut ngobong alas, dhewek’e ngomong, “ning ngendi wae panggonan sing ketiban langesku, yo iku duwekku. Angin ora pati banter, parake lurus mengulon lan ngetan sitik, akhire wilayahe dipoyono desane mengulon nganti tekan ngebruk, ngetan nganti tekan mburi sekolahan SD Raci.
Madiyah dikawin karo Joko Taruna, banjur mapan ana ing alas sing diobong mau. Ing papan
Madiyah penggaweane dodolan jamu, saben dino ider jamu. Ora antara suwe anggone mlaku, dhewek’eweruh ana wong mati gemletak ana ndalan. Bareng ditilik’i jebul ora kawulane, banjur dipendhem ono sisih wetan, tapel wates, kon ndempingno desa. Panggonan mau banjur diarani kuburan ndemping (kuburan pinggir desa).
<nowiki>*</nowiki>Jaman mbiyen ndemping kalebu pinggir desa, ananging sak’iki dadi tengah desa. Sawahan
Banjur Madiyah nerusake lakune mengidul, ketemu wong bakul legen, ditakoni jarene wong Carang Soko, banjur papan kono diwenehi jeneng pasar soko. Madiyah tuku legen mau sing diwadahi bumbung pring, bareng diombe rasane seger mambu bung, banjur papan kono diwenehi jeneng Mambung (mambu bung/bumbung).
Baris 88 ⟶ 92:
Nyi Madiah iling marang ucapane mbiyen, banjur muni, “anak putuku mbesuk yen dadi nganten, weruh ana aku, ing kono bakal tak pangestoni. Trus saiki dadi adat mubeng punden.
Pungkasane cerita, gandheng Nyi Madiah nggawe jeneng petilasan ngaleh-ngaleh, dijumbuhake karo panggaweane ngracik jamu, papan kono diwenehi jeneng Raci Sidomulyo.
Mbah Madiah dimakamno ing sisih wetan jomblang raci. Dene sing kakung Ki Taruna dimakamno ing makam mambung. Dene reracik’aning jamu, tukul wit kemuning karo wit dora dadi punden.
''' '''
=== '''Versi Kedua''' ===
'''Kemiripan dengan Daerah Lain'''
Sudah menjadi rumus, bahwa jika ada daerah yang mempunyai nama sama, biasanya juga mempunyai sejarah yang sama. Seperti halnya kauman, disemua tempat yang bernama kauman, pasti di situ dekat alun-alun dan ada Masjid, karena kauman adalah tempat kaum/perkampungan muslim pada
Begitu juga dengan nama Raci, dengan mengetahui sejarah desa Raci dari daerah lain, maka kita juga akan mengetahui sejarah nama Desa Raci kita.
Berikut daerah -
1.
2.
3.
4.
5.
'''Berikut sejarah
Desa raci Wetan sebelum masa pemerintahan Demang Danipa berada di Raci Delanyar sedangkan di Raci Wetan sendiri dulunya dikenal dengan nama Desa Ngablak. Sehingga pada saat itu Demang Danipa adalah salah seorang yang bertempat tinggal di Desa Ngablak.
Pada masa pemerintahan Bupati Raden Badrun pada tahun 1910 M, Belanda mulai melancarkan strategi barunya, lalu Raden Badrun dipindahkan ke Jombang.
''Sumber:
Berdasarkan cerita di atas, dapat disimpulkan bahwa nama Raci berasal dari kata Raja Cilik, yang dipimpin oleh seorang Demang /Lurah.
Berdasarkan penuturan orang tua, bahwa Raci erat kaitannya dengan Kadipaten / kawedanan Juwana, banyak kerabat kawedanan Juwana yang tinggal di Raci, maka sangat dimungkinkan bahwa Raci adalah daerah perdikan, dengan level kekuasaan di bawah kawedanan, maka disebut Raci = Raja Cilik.
''' '''
== '''Asal Usul Nama Pedukuhan di Desa Raci''' ==
'''Asal usul Dukuh Sawahan'''
Dukuh sawahan,dinamakan sawahan karena daerah ini dulunya adalah sawah, lalu lambat laun karena pertumbuhan penduduk, akhirnya sawah tersebut didirikan rumah-rumah dan akhirnya jadi perkampungan.
'''Asal usul Dukuh Nyamplung'''
Ada beberapa teori tentang nama nyamplung
1. Dinamakan nyamplung karena dulu, orang-orang menggembalakan kerbaunya di daerah sini. Sudah kita ketahui bahwa kerbau itu suka mandi lumpur, jadi orang
Dinamakan nyamplung karena berasal dari kata nyemplung. Nggon nyemplunge kebo.
2. Kemungkinan kedua ialah nama nyamplung berasal dari banyaknya pohon nyamplung di daerah ini. Tapi hingga sekarang masyarakatnya sendiri tidak tahu apa itu pohon nyamplung, dan tanda-tanda kalau dulu banyak pohon nyamplung pun tida ada disana, jadi pendapat nomer satu lebih kuat
'''Asal usul Dukuh Demping'''
Baris 154 ⟶ 158:
'''Asal usul Dukuh Mambung'''
Sebelum kita mendiskripsikan arti kata mambung, perlu kita ketahui bahwa ada beberapa wilayah yang bernama mambung, misalkan mambung wiroto, kec. Kaliori, Rembang. Dan setiap nama tempat yang mempunyai nama sama, pasti ada kemiripan sejarah.
Secara topografi, Mambung – Raci dan Mambung wiroto, mempunyai kemiripan, yaitu area persawahan dengan tanah lempung berlumpur, daerah rawa, banyak kali. Bisa di identifikasikan bahwa arti mambung ialah daerah yang tanahnya lempung, berlumpur. Bisa juga Mambung berasal dari kata Mambeng, “banyune mambeng, ora iso mlaku”. Wallahu a’lam
Baris 160 ⟶ 164:
'''Asal Usul Dukuh Karang Turi'''
Karang Turi ialah kawasan daerah Sd Raci ke timur hingga pertigaan. Wilayah itu, orang tua
'''Asal Usul Dukuh Ketitang'''
Baris 176 ⟶ 180:
Tidak diketahui secara pasti asal usul nama ketitang, tapi dari Ketitang, Temanggung dapat diketahui bahwa wilayah ini adalah komplek pemakaman Bupati Kedhu. Bisa jadi Ketitang, Batangan, Pati adalah komplek pemakaman. Memang daerah Ketitang (brumbung) ini dulunya terkenal dengan makam pinggir jalan nya yang agak angker.
Bisa juga Ketitang / Titang itu bermakna jarang / arang-arang. “Takting titang” rumahnya jarang - jarang dan berjauhan.
'''Pecahnya Wilayah Ketitang Kulon dan Ketitang Wetan'''
Baris 182 ⟶ 186:
Antara Ketitang Kulon dan Ketitang Wetan di pisahkan oleh sawah yang cukup luas. Wilayah perkampungan orang ketitang kulon lebih dekat dengan pemerintahan Desa Raci daripada pemerintahan Desa Ketitang itu sendiri. Lalu secara administrative, wilayah Ketitang Kulon masuk desa Raci, dan KetitangWetan berdiri sendiri. Adapun nama lain ketitang wetan adalah brumbung, mungkin ada kaitannya antara mambung dan brumbung secara topografi sejarah.
'''
Dinamakan kali klatak karena kali tersebut dulunya dikasih jembatan yang terbuat dari papan kayu, sehingga akan berbunyi klatak-klatak jika ada orang yang melewatinya, maka wilayah tersebut dinamakan dengan klatak.
Baris 188 ⟶ 192:
'''Asal Usul Kali Seganten'''
Dinamakan kali seganten, konon katanya dulu nganten sepasar weweh dewek’an trus ilang nek kono.
'''Asal Usul Kali Jabang Bayi / Bang Bayi dan Kali Gedong'''
Baris 200 ⟶ 204:
Jomblang impress sebenarnya tidak segawat yang dibicarakan orang, karena kekurangan pengetahuanlah yang mengira bahwa jomblang tersebut gawat.
Jomblang ini sebenarnya dibangun fungsinya sebagai pengairan sawah, adapun pulau ditengah jomblang itu fungsinya adalah untuk menanggulangi ombak aliran air. Banyak jomblang di daerah lain yang tengahnya dikasih pulau agar gelombang air tidak terlalu besar.
'''Asal Usul Sumur Brumbung'''
Baris 208 ⟶ 212:
'''Asal Usul Pulo (sawahan Kidul)'''
Menurut cerita, pulo adalah makam tertua di Desa Raci, dinamakan pulo karena ini adalah bekas kuburan kuno, terasingkan, terpencil, menyendiri, lalu orang menyebutnya pulo.
-->
== Pranala luar ==
{{Batangan, Pati}}
{{Authority control}}
|