Malino, Tinggimoncong, Gowa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Cosmetic changes |
→Lain-lain: #1Lib1Ref #1Lib1RefID |
||
(42 revisi perantara oleh 31 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{kelurahan
|peta =
|nama =Malino
|provinsi =Sulawesi Selatan
|dati2 =Kabupaten
|nama dati2 =Gowa
|kecamatan =Tinggimoncong
|kode pos =92174
|luas = ... km²
|penduduk = ... jiwa
|kepadatan = ... jiwa/km²
}}
{{kegunaanlain|Malino}}
Terletak di sebelah selatan kota Makassar, dengan gunung-gunung yang sangat kaya dengan pemandangan batu [[Gamping]] dan [[pinus]]. Berbagai jenis [[tanaman Tropis]] yang indah,tumbuh dan berkembang dikota yang dingin ini. Selain itu, Malino pun menghasilkan buah-buahan dan [[sayuran]] khas yang tumbuh dilereng [[gunung Bawakaraeng]]. Sebagian masyarakat [[Sulawesi Selatan]] masih mengkulturkan gunung itu sebagai tempat suci dan keramatkan.▼
[[Berkas:Malino.JPG|jmpl|Monumen di Malino]]
[[Berkas:Kebun_Teh_Malino.jpg|jmpl|250px|Kebun Teh Malino]]
[[Berkas:Malino Waterfall.jpg|jmpl|250px|Air terjun Malino]]
'''Malino''' adalah [[kelurahan]] yang terletak di [[Tinggimoncong, Gowa|Kecamatan Tinggimoncong]], [[Kabupaten Gowa]], [[Sulawesi Selatan]]. Daerah yang terletak 64 km dari [[Kota Makassar]] ke arah timur laut ini merupakan salah satu [[objek wisata]] [[alam]] yang mempunyai daya tarik luar biasa, baik bagi masyarakat Sulawesi Selatan maupun pengunjung dari luar provinsi.
{{indo-stub}}▼
Di kawasan wisata Malino sendiri, terdapat hutan wisata, berupa pohon pinus yang tinggi berjejer di antara bukit dan lembah. Jalan menanjak dan berkelok-kelok dengan melintasi deretan pegunungan dan lembah yang indah bak lukisan alam, akan mengantarkan Anda ke kota Malino. Kawasan tersebut terkenal sebagai kawasan rekreasi dan wisata sejak zaman penjajahan Belanda.
▲
Perjalanan dari kota Makassar menuju daerah ini memakan waktu sekitar 1.5 jam. Wisata air terjun seribu tangga, [[air terjun Takapala]], [[Kebun Teh malino high land]], [[Lembah Biru]], bungker peninggalan Jepang, dan Gunung Bawakaraeng menjadi ciri khas kota Malino. Oleh-oleh khas daerah ini adalah buah [[Markisa]],[[dodol]] [[ketan]], [[Tenteng Malino]], [[terong belanda]], [[wajik]], dll. sayuran [[daun bawang]], [[sawi putih]], [[kol]], [[kembang kol]], sayur paling khas [[sayur pakis]], dll. Malino juga menjadi daerah penghasil beras bagi wilayah [[Sulawesi Selatan]].
== Sejarah ==
Sebelum muncul nama Malino, dulu rakyat setempat mengenalnya dengan nama kampung ‘Lapparak’. Laparrak dalam bahasa Makassar berarti datar, yang berarti pula hanya di tempat itulah yang merupakan daerah datar, di antara gunung-gunung yang berdiri kokoh. Kota Malino mulai dikenal dan semakin popular sejak zaman penjajahan Belanda, lebih-lebih setelah Gubernur Jenderal Caron pada tahun 1927 memerintah di “''Celebes on Onderhorighodon''” telah menjadikan Malino pada tahun 1927 sebagai tempat peristirahatan bagi para pegawai pemerintah.
== Peristiwa bersejarah ==
Malino menjadi lokasi penyelenggaran [[Konferensi Malino]] yang berlangsung pada tanggal 15–25 Juli 1946.<ref>{{Cite book|last=Aman|date=2015|url=https://staffnew.uny.ac.id/upload/132303695/penelitian/Sejarah%20Indonesia%20Masa%20Kemerdekaan_Dr.Aman,%20M.Pd.pdf|title=Sejarah Indonesia Masa Kemerdekaan: 1945–1998|location=Yogyakarta|publisher=Penerbit Ombak|isbn=978-602-258-312-7|pages=49|url-status=live}}</ref> Tujuan penyelenggaraan [[Konferensi Malino]] untuk membahas gagasan berdirinya [[Negara Indonesia Timur]] (NIT).
== Referensi ==
{{Reflist}}
== Pranala luar ==
* {{id}} [https://www.menjelajah.com/2020/05/tempat-wisata-di-malino-sulawesi-selatan.html Tempat Wisata di Malino Sulawesi Selatan]
{{Commonscat|Malino (Indonesia)}}
{{Tinggimoncong, Gowa}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Tempat wisata di Sulawesi Selatan]]
|