Raden Wijaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Kanzcech (bicara | kontrib)
 
(408 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{pp-protected|reason=Penambahan isi halaman tanpa sumber|small=yes}}
Raden Wijaya adalah salah satu menantu Kertanegara. Saat terjadi pemberontakan ia berusaha mati-matian mempertahankan Singasari. Tetapi sayang usahanya tidak berhasil. Akhirnya, bersama ketiga rekannya, Ranggalawe, Sora dan Nambi, ia melarikan diri ke Madura. Mereka bermaksud memohon perlindungan diri dari Adipati Lumajang, yakni Aria Wiraraja. Adipati ini, yang tadinya menyokong Jayakatwang menggulingkan Kertanegara, ternyata adalah ayah Ranggalawe dan Nambi. Kini sang Adipati sudah berubah haluan.
{{Refimprove}}<!--JANGAN DIHILANGKAN selagi klaim-klaim di artikel masih tanpa sumber-->
Arya Wiraraja lantas menasehati Raden Wijaya agar berpura-pura tunduk kepada Jayakatwang, sambil meminta sedikit daerah untuk tempat berdiam. Nasehat tersebut diiyakan.
{{Infobox raja
Jayakatwang yang tidak berprasangka apa-apa mengabulkan permintaan Raden Wijaya. Sang Raden diijinkan membuka hutan Tarik. Dengan bantuan sisa-sisa tentaranya dan pasukan Madura, dibersihkannyalah hutan itu sehingga layak ditempati. Sewaktu sedang bekerja, salah seorang tentaranya merasa haus. Lalu dimakannyalah buah maja. Ternyata rasanya pahit. Sejak saat itulah tempat tersebut dinamai Majapahit.
| name = Raden Wijaya
Sementara itu, armada Pasukan Mongol sampai di Jawa. Sebagian pasukan mendarat di Tuban, sebagian lagi di muara Kali Brantas. Dengan cepat Raden WIjaya membaca situasi. Ia segera menceritakan tragedi yang menimpa Kertanegara. Dalam kesempatan tersebut sekaligus diajaknya tentara Mongol itu menggulingkan Jayakatwang. Akhirnya pemimpin dari Gelang-gelang ini berhasil disingkirkan. Dan tak lama kemudian, dengan tipu muslihat yang jitu, Raden Wijaya dan pasukannya berhasil mengusir tentara Mongol pergi dari Pulau Jawa. Kejadian itu berlangsung pada tahun 1293 Masehi. Setelah ketertiban dapat dipulihkan, Raden Wijaya melanjutkan kejayaan Singasari dengan mendirikan kerajaan Majapahit.
| title = Nararya Sanggramawijaya Sri Maharaja Kertarajasa Jayawardhana
Raden Wijaya menjadi raja Majapahit yang pertama. Ia bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Sang raja tidak lupa mengikutsertakan ketiga rekan seperjuangannya dahulu dalam pemerintahan. Dilantiknya mereka menjadi pejabat tinggi. Ranggalawe menjadi Adipati Tuban, Sora menjadi penguasa di Daha (Kediri), sedangkan Nambi menjabat sebagai Perdana Menteri di istana. Tampak di sini, Nambi menduduki jabatan kelas satu dalam hirarki Majapahit, lebih tinggi dari kedua rekannya yang lain.
| image = Harihara Majapahit 1.JPG
Rupanya Ranggalawe tidak puas dengan kebijakan raja terhadap mereka bertiga. Ia protes mengapa Nambi yang menjadi perdana menteri, bukannya Sora atau dia sendiri. Maka muncullah ketegangan di antara empat sahabat yang pernah bahu membahu menggempur Jayakatwang dan membangun Majapahit itu. Arya Wiraraja tidak berhasil meredakan ketegangan tersebut. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Mahapati, seorang yang berambisi menjadi patih amangkhubumi di Majapahit. Dialah sebetulnya biang keladi dari kerusuhan yang susul menyusul di awal Kerajaan Majapahit.
| caption = Arca [[Harihara]], perpaduan [[Siwa]] dan [[Wisnu]] yang menggambarkan Raden Wijaya, dari [[candi Simping]], [[Blitar]]. Koleksi [[Museum Nasional Republik Indonesia]].
Pada tahun 1295 Masehi, timbullah pemberontakan dari Ranggalawe. Gejolak ini merupakan kesempatan emas bagi Mahapati untuk menyingkirkan Adipati Tuban itu. Pada tahun itu juga, Ranggalawe gugur di tangan Kebo Anabrang, dalam suatu pertempuran antara pasukan Tuban dan pasukan Kerajaan. Namun kemudian Kebo Anabrang dibunuh oleh Sora karena tidak tega menyaksikan kematian sahabatnya itu. Peristiwa ini merupakan alasan bagus bagi Mahapati untuk menyingkirkan Sora.
| succession = [[Maharaja]] [[Majapahit]] ke-1
Mahapati kemudian menghasut raja untuk menghukum Sora. Amat berat bagi raja sebetulnya untuk menghukum rekan seperjuangannya itu. Tetapi dengan tipu muslihatnya, Mahapati berhasil memaksakan pertempuran antara pasukan Sora dan pasukan kerajaan. Dalam pertempuran yang pecah antara tahun 1298-1300 Masehi itu, Sora tewas.
| reign = 1293 – 1309
Nambi rupanya mengetahui dirinya akan menjadi giliran berikutnya dari rencana busuk Mahapati. Maka ia pun menyingkir ke Lumajang.
| coronation = 15 Kartika 1215 [[Saka]]<br /> (10 November 1293)
Pada tahun 1316 Masehi, Nambi memberontak di Lumajang. Akibatnya Nambi berserta keluarganya dibinasakan. Kemudian disusul Pemberontakan Semi (1318M) dan Ruti (1319M). Bahkan pasukan Kuti berhasil menduduki istana, sehingga Jayanegara harus menyingkir ke desa Badander. Akhirnya istana dapat direbut kembali. Setelah peristiwa tersebut, insyaflah raja bahwa semua pemberontakan itu sebetulnya diakibatkan oleh fitnah dan hasutan Mahapati. Maka ia pun ditangkap dan dihukum mati.
| full name = Nararya Sanggramawijaya
| successor = [[Jayanegara]]
| suc-type =
| heir =
| queen = * [[Tribhuwaneswari]]
| consort =
| spouse 1 = [[Tribhuwaneswari]]
| spouse 2 = [[Narendraduhita]]
| spouse 3 = [[Sri Jayendra Dyah Dewi Prajña Paramita|Jayendradewi]]
| spouse 4 = [[Gayatri]]
| spouse 5 = [[Dara Petak|Indreswari]]
| spouse 6 =
| issue = * [[Jayanegara]]
* [[Tribhuwana Wijayatunggadewi]]
* [[Dyah Wiyat|Rajadewi Maharajasa]]
| royal house = [[Wangsa Rajasa|Rajasa]]
| dynasty = [[Wangsa Rajasa]]
| royal anthem =
| father = [[Dyah Lembu Tal]] menurut Nagarakretagama<ref>https://historia.id/amp/kuno/articles/asal-usul-raden-wijaya-P14Rz</ref>
| mother =
| birth_name = Dyah Wijaya
| regnal name = Nararya Sanggramawijaya Sri Maharaja Kertarajasa Jayawardhana
| birth_date =
| birth_place =
| death_date = 1309
| death_place = Majapahit
| date of burial =
| place of burial = Didharmakan di [[candi simping]], [[Blitar]]
| religion = [[Hindu]]
}}
 
'''Raden Wijaya''' atau '''Dyah Wijaya''', atau yang dikenal dengan [[nama regnal]]nya, '''Kertarajasa Jayawardana''', adalah pendiri dan Maharaja pertama [[Majapahit]] yang memerintah pada tahun 1293 hingga kematiannya pada tahun 1309.
 
Menurut [[Nagarakretagama]] Raden Wijaya adalah anak dari [[Dyah Lembu Tal]], cucu [[Mahisa Campaka]] atau Narasinghamurti. Kakeknya ini, adalah anak dari [[Mahisa Wonga Teleng]], putra dari [[Ken Angrok]] dan [[Ken Dedes]]. Ken Angrok atau Sri Ranggah Rajasa adalah pendiri Dinasti Rajasa yang kemudian menurunkan raja-raja Singhasari dan Majapahit. Naskah ini memuji Lembu Tal sebagai seorang perwira yuda yang gagah berani dan merupakan Ayah dari Raden Wijaya.{{Butuh rujukan}}
 
Dari genealoginya, Wijaya juga merupakan keponakan Kertanagara, Adapun Kertanagara adalah keturunan dari [[Anusapati]], putra Ken Dedes dan [[Tunggul Ametung]].<ref> Slamet Mulyana, (1979). Nagarakretagama dan tafsir sejarahnya. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.[https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=457778]</ref>
 
Menurut [[Prasasti Kudadu]] (1294),tertulis bahwasanya Lembu Tal (ayah raden wijaya) adalah anak Narasinghamurti. Menurut [[Prasasti Balawi]] (1305), [[Prasasti Sukamerta]] (1296), dan Kakawin ''Nagarakretagama'', Raden Wijaya menikah dengan empat orang putri [[Kertanagara]], raja terakhir [[Kerajaan Singhasari]], yaitu [[Tribhuwaneswari]], [[Narendraduhita]], [[Jayendradewi]], dan [[Gayatri]].
 
Dengan Tribhuwaneswari, Wijaya mempunyai seorang putra bernama, Jayanagara. Dengan Gayatri, Wijaya memperoleh dua putri. Putri sulung bernama [[Dyah Gitarja|Tribhuwana Wijayatunggadewi]]. Putri bungsu bernama [[Dyah Wiyat|Rajadewi Maharajasa]].<ref>Historia: Asal-usul Raden Wijaya.[https://historia.id/amp/kuno/articles/asal-usul-raden-wijaya-P14Rz]</ref>
 
== Konflik dengan Mongol ==
{{Main|Invasi Yuan-Mongol ke Jawa}}
Pada tahun 1289, [[Kubilai Khan]] mengirim permintaan upeti kepada Kerajaan [[Singhasari]], namun permintaan tersebut ditolak oleh [[Kertanagara]], Raja Singhasari dan utusan tersebut dipermalukan dengan dipotong telinganya.<ref name=":6">{{Cite web|last=Fuaddah|first=Muflika Nur|title=Tega Mengiris Kuping Utusan Kubilai Khan dari Mongol, Raja dari Kerajaan Terkuat di Jawa Waktu Itu 'Wariskan' Kelicikan pada Bakal Pendiri Majapahit|url=https://intisari.grid.id/read/033181744/tega-mengiris-kuping-utusan-kubilai-khan-dari-mongol-raja-dari-kerajaan-terkuat-di-jawa-waktu-itu-wariskan-kelicikan-pada-bakal-pendiri-majapahit?page=all|work=Intisari Online|language=id|date=11 March 2022|access-date=27 December 2023}}</ref> Tak lama kemudian, terjadi pemberontakan melawan Singhasari di Kadipaten Gelang-Gelang (sekarang [[Kabupaten Madiun|Madiun]]) yang dipimpin oleh [[Jayakatwang]]. Kertanagara terbunuh dalam upaya memadamkan pemberontakan pada tahun 1292, dan Raden Wijaya melarikan diri ke [[Sumenep]], [[Madura]], bersama dengan gubernur wilayah itu, [[Aria Wiraraja|Arya Wiraraja]]. Di sana Raden Wijaya membuat rencana untuk mendirikan kerajaan baru. Wijaya berjanji akan membagi Jawa dengan Arya Wiraraja jika Arya Wiraraja dapat membantunya menggulingkan [[Kediri (kerajaan sejarah)|Kerajaan Kediri]] milik Jayakatwang. Saat masih muda, Wiraraja mengabdi pada Narasingamurti, kakek Raden Wijaya. Maka, ia pun bersedia membantu sang pangeran untuk menggulingkan Jayakatwang. Raden Wijaya bersumpah, jika ia berhasil merebut kembali tahta mertuanya, kekuasaannya akan dibagi dua, yaitu untuk dirinya sendiri dan untuk Wiraraja.{{Butuh rujukan}}
 
Pada tahun 1293, pasukan Mongol datang untuk menghukum Kertanagara yang berani mencelakai utusan Kubilai Khan pada tahun 1289. Raden Wijaya sebagai pewaris Kertanagara bersedia menyerahkan diri asalkan ia terlebih dahulu ditolong untuk membebaskan diri dari Jayakatwang. Maka pasukan Mongol dan Majapahit pun bergabung untuk menyerbu ibu kota Kadiri. Saat itu, Kerajaan Kediri runtuh. Selanjutnya, Raden Wijaya berdasarkan masukan Wiraraja menyerang pasukan Mongol yang sedang merasakan euforia kemenangan melawan Kerajaan Kediri. Tak pelak, Wiraraja dengan berbagai taktiknya membawa kemenangan bagi Raden Wijaya untuk mengalahkan pasukan Mongol.
 
Inilah titik awal Raden Wijaya berkuasa dan menjadikan Tarik (Trowulan, Mojokerto) sebagai pusat kekuasaan yang kemudian menjadi Kerajaan Majapahit. Istilah Majapahit muncul karena di kawasan hutan Tarik banyak terdapat buah [[maja]] yang rasanya pahit. Raden Wijaya menjadi raja Majapahit pertama yang merdeka pada tahun 1293. Arya Wiraraja diangkat menjadi pasangguhan/senapati (panglima perang) Majapahit dengan gelar Rakryan Mantri Arya Wiraraja Makapramuka.<ref name=":7">{{Cite web|last=Mudjirahardjo|first=Panca|title=Arya Wiraraja I, Raja I Sumenep|url=http://pancamr.lecture.ub.ac.id/history/arya-wiraraja-i-raja-i-sumenep-dan-rakryan-mantri-arya-wiraraja-makapramuka/|work=Brawijaya University Official Website|language=id|access-date=28 December 2023}}</ref>
 
Putra Arya Wiraraja, [[Ranggalawe]] menjabat sebagai salah satu [[adipati]] Wijaya, tetapi di kemudian hari ia memberontak terhadap raja baru tersebut. Perwira terkenal lainnya adalah [[Lembu Sora]] dan [[Nambi]], keduanya juga memberontak terhadap Wijaya setelah berdirinya kerajaan [[Majapahit]]. Pemicu pemberontakan adalah meskipun mereka yang memberontak telah diberi jabatan, mereka tetap merasa tidak puas.<ref name=":8">{{Cite web|last=Putri|first=Risa Herdahita|title=Ranggalawe Melawan Majapahit|url=https://historia.id/kuno/articles/ranggalawe-melawan-majapahit-PRykE/page/1|website=Historia|language=id|date=10 July 2018|access-date=28 December 2023}}</ref><ref name=":9">{{Cite web|last=Putri|first=Risa Herdahita|title=Pemberontakan Terhadap Majapahit|url=https://historia.id/kuno/articles/pemberontakan-terhadap-majapahit-DLNbL/page/1|website=Historia|language=id|date=6 July 2018|access-date=28 December 2023}}</ref> Nambi sendiri kemudian juga memberontak pada masa pemerintahan [[Jayanegara]], pemberontakan Nambi berhasil dipadamkan pada tahun 1316.<ref name=":10">{{Cite web|last=Ardiansyah|first=Rahmad|title=Peristiwa Pemberontakan di Kerajaan Majapahit|url=https://idsejarah.net/2020/12/peristiwa-pemberontakan-di-kerajaan-majapahit.html|website=Idsejarah|language=id|date=2 December 2020|access-date=29 December 2023}}</ref>
 
== Memerintah (1293–1309) ==
=== Pendirian Majapahit ===
Pada bulan November 1292, pasukan Mongol mendarat di [[Kabupaten Tuban|Tuban]], Jawa Timur, dengan tujuan membalas dendam atas penghinaan Kertanegara terhadap utusan Mongol. Namun, Kertanegara sudah meninggal dunia. Raden Wijaya, yang merupakan menantu Kartanagara, awalnya bersekutu dengan bangsa Mongol dengan tujuan menyerang Kediri yang telah menjadi kerajaa terkuat di Jawa. Jayakatwang dapat dikalahkan dan dihancurkan pada tahun 1293. Kemudian, Raden Wijaya pun berbalik dan menyerang pasukan Mongol. Bangsa Mongol yang sudah lemah karena [[penyakit tropis]], iklim, dan [[kekuasaan kekaisaran]], terpaksa meninggalkan Jawa.<ref>"Beginning of the Mongol Collapse," Columbia University, [http://afe.easia.columbia.edu/mongols/china/china4_a.htm Asian Topics Online ]</ref> Raden Wijaya kemudian mendirikan kerajaan Majapahit sebagai raja pertama dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.<ref name="Coedes">{{Cite book |last=Cœdès |first=George |url=https://books.google.com/books?id=iDyJBFTdiwoC |title=The Indianized states of Southeast Asia |publisher=University of Hawaii Press |year=1968 |isbn=978-0-8248-0368-1 |authorlink=Georges Coedès}}</ref>{{rp|201,232–233}}
 
=== Kebijakan administrasi ===
Dalam memerintah Majapahit, Raden Wijaya mengangkat para pengikutnya yang dulu setia dalam perjuangan. [[Arya Wiraraja]] dan [[Ranggalawe]] sebagai pasangguhan, Nambi diangkat sebagai [[patih]] [[Majapahit]], Lembu Sora sebagai [[patih]] [[Daha]].
 
Pada tahun 1294 Wijaya juga memberikan anugerah kepada pemimpin desa Kudadu di wilayah [[Gunung Butak]] yang dulu melindunginya saat pelarian menuju [[Pulau Madura]]. Raden Wijaya juga membentuk [[Dharmaputra (jabatan)|Dharmaputra]], pasukan elit yang beranggotakan tujuh orang, yaitu [[Ra Kuti]], [[Ra Semi]], [[Ra Tanca]], [[Ra Wedeng]], [[Ra Yuyu]], [[Ra Banyak]], dan [[Ra Pangsa]].
 
Pada tahun 1295, Raden Wijaya mengangkat anaknya, [[Jayanagara]], sebagai [[yuwaraja]] atau raja muda di Kadiri atau Daha. Pemerintahannya diwakili oleh Lembu Sora yang disebutkan dalam [[Prasasti Pananggungan]] sebagai patih Daha.
 
===Pemberontakan Ranggalawe===
{{Main|Pertempuran Sungai Tambak Beras}}
Pada tahun 1295 seorang tokoh licik bernama [[Mahapati]] menghasut Ranggalawe untuk memberontak. Pemberontakan ini dipicu oleh pengangkatan Nambi sebagai patih, dan menjadi perang saudara pertama yang melanda Majapahit. Setelah Ranggalawe tewas, Wiraraja mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pasangguhan. Ia menagih janji Wijaya tentang pembagian wilayah kerajaan. Wijaya mengabulkannya. Maka, sejak saat itu, wilayah kerajaan Majapahit terbagi menjadi dua, di mana Majapahit sebelah barat dikuasai oleh Wijaya dan di timur dikuasai oleh Wiraraja dengan ibu kota di Lamajang (nama lama [[Lumajang]]).{{Butuh rujukan}}
 
Pemberontakan Ranggalawe tercatat pertama kali terjadi pada tahun 1295. Ranggalawe kalah dalam pertempuran melawan Kerajaan Majapahit dan tewas di tangan Mahisa Anabrang saat bertempur di sungai Tambak Beras. Pemberontakan Lembu Sora terjadi pada tahun 1301. Perang antara pasukan Majapahit dan pengikut Lembu Sora tidak dapat dihindari. Lembu Sora beserta pengikutnya Juru Demung dan Gajah Biru tewas dalam pertempuran ini. Nambi sendiri kemudian juga memberontak pada masa pemerintahan [[Jayanegara]], pemberontakan Nambi berhasil dipadamkan pada tahun 1316.<ref name=":10"/>
 
===Pembunuhan Lembu Sora===
{{Main|Ken Sora}}
Pada tahun 1300 terjadi peristiwa pembunuhan Lembu Sora, paman Ranggalawe. Pada saat pemberontakan Ranggalawe, Lembu Sora berada di pihak Majapahit. Namun, pada ''pertempuran Tambak Beras'' ketika Ranggalawe dibunuh dengan kejam oleh [[Kebo Anabrang]], Sora yang merupakan paman Ranggalawe merasa tidak tahan, kemudian berbalik membunuh Anabrang.
 
Peristiwa terbunuhnya Kebo Anabrang dijadikan alasan oleh Mahapati untuk menghasut Nambi, bahwa Lembu Sora akan memberontak terhadap Majapahit, sehingga terjadi suasana perpecahan antara Lembu Sora dan Nambi. Pada puncaknya, Lembu Sora dan kedua kawannya, yaitu ''Gajah Biru'' dan ''Jurudemung'' tewas dibantai kelompok Nambi sewaktu dalam perjalanan menuju istana Majapahit.
 
== Kematian ==
Menurut ''[[Nagarakretagama]]'', Raden Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309.<ref name=":0">Riana, I. K. (2009). ''Kakawin dēśa warṇnana, uthawi, Nāgara kṛtāgama: masa keemasan Majapahit''. Penerbit Buku Kompas.</ref> Ia dimakamkan di Antahpura dan dicandikan di [[Candi Simping|Simping]], [[Blitar]], sebagai Harihara, atau perpaduan [[Wisnu]] dan [[Siwa]]. Ia digantikan oleh putranya, [[Jayanagara]] sebagai Maharaja selanjutnya.
 
== Keluarga ==
Raden Wijaya merupakan cucu dari [[Mahisa Campaka]], anak dari Mahisa Wonga Teleng, anak dari Ken Angrok dan Ken Dedes.<ref name="SNI410">Poesponegoro & Notosusanto, hlm. 410.</ref> Ia merupakan putra dari Raden Lembu Tal, putra Mahisa Campaka (Narasinghamurti), penguasa Kediri bawahan [[Kerajaan Singasari|Tumapel]].
 
Raden Wijaya menikahi Sri Parameswari Dyah Dewi Tribhuwaneswari sebagai permaisurinya. Ia juga menikahi [[Dara Petak|Indreswari]], seorang gadis Melayu. Meskipun demikian, ia juga mengambil beberapa selir, diantaranya: Sri Mahadewi Dyah Dewi Narendraduhita, Sri Jayendradewi Dyah Dewi Prajnaparamita dan Sri Rajendradewi Dyah Dewi Gayatri.
 
Dari pernikahannya dengan [[Dara Petak|Indreswari]], Wijaya mempunyai seorang putra bernama [[Jayanagara]] yang kemudian diangkat menjadi anak Tribhuwaneswari. Dari hasil pernikahannya dengan dengan Gayatri, Wijaya memperoleh dua putri: [[Tribhuwana Wijayatunggadewi]] dan [[Dyah Wiyat|Rajadewi Maharajasa]].
 
== Referensi ==
{{reflist}}
== Bibliografi ==
* Marwati Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. 1990. ''Sejarah Nasional Indonesia Jilid II''. Jakarta: Balai Pustaka
* R.M. Mangkudimedja. 1979. ''Serat Pararaton Jilid 2''. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah
* [[Slamet Muljana]]. 2005. ''Menuju Puncak Kemegahan'' (terbitan ulang 1965). Yogyakarta: LKIS
* Slamet Muljana. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya''. Jakarta: Bhratara
{{kotak mulai}}
{{kotak suksesi|jabatan=Raja Majapahit|tahun=1293–1309|pendahulu=-|pengganti=[[Jayanagara]]}}
{{kotak selesai}}
 
== Lihat pula ==
* [[Invasi Yuan-Mongol ke Jawa]]
 
[[Kategori:Raja Majapahit|Wijaya, Raden]]
[[Kategori:Kerajaan Majapahit]]
[[Kategori:Kematian 1309|Wijaya]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Dinasti Rajasa]]