Persib Bandung: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tertunda]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Juanjuhana (bicara | kontrib)
...
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(917 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Footballfootball club
| clubname = Persib Bandung
|current image = Logo Persib Bandung musim 2016.png
| image_size = 160px
|image = [[Berkas:Logo Persib.png|200px|Logo Persib]]
| upright = 0.9
|fullname = Persatuan Sepak Bola{{br}}Indonesia Bandung
| fullname = Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung
|nickname = ''Maung Bandung''{{br}}''Pangeran Biru''{{br}}
| nickname = {{ubl|{{lang|id|Pangeran Biru}} |{{lang|su|Maung Bandung}}}}
|founded = {{Start date and years ago|df=yes|1933|03|14}}
| short name = PSB, PSIB
|address = Jl. Sulanjana no.17 [[Bandung]]
| founded = {{Start date and age|df=yes|1919|1|5}}, sebagai {{lang|nl|Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond}} (BIVB)<ref>{{Cite web|title=PERSIB Umumkan Perubahan Hari Jadi|url=https://www.persib.co.id/article-details/persib-umumkan-perubahan-hari-jadi|website=www.persib.co.id|access-date=17 Desember 2023}}</ref><br>{{Start date and age|df=yes|1933|3|14}}, sebagai {{lang|nl|Persib Bandung}}
|ground = [[Stadion Si Jalak Harupat]] {{br}} [[Bandung]], [[Indonesia]]
|capacity ground = 45.000+
{{plainlist|
|chairman = {{flagicon|IDN}} [[Glenn Sugita]]
* [[Stadion Gelora Bandung Lautan Api]]<br>([[Daftar stadion sepak bola menurut kapasitas|Kapasitas]]: 38.000)
|chrtitle = Direktur Utama
* [[Stadion Si Jalak Harupat]]<br>([[Daftar stadion sepak bola menurut kapasitas|Kapasitas]]: 27.000)
|manager = {{flagicon|IDN}} [[H.Umuh Muchtar]]
}}
|coach = {{flagicon|IDN}} [[Djajang Nurjaman]]
| capacity =
|asisten pelatih =[[Heri Setiawan]], [[Anwar Sanusi]]
| owner = PT Persib Bandung Bermartabat
|league = [[Liga 1(2017)]]
| chrtitle = Presiden
|season = [[Indonesia Soccer Championship A 2016|2016]]
| chairman = [[Glenn Timothy Sugita]]
|position = 1
| mgrtitle = Manajer
|website = http://www.persib.co.id
| manajer = [[Haji (gelar)|H.]] [[Umuh Muchtar]]
| pattern_la1= | pattern_b1=_collarwhite| pattern_ra1= | leftarm1=0000cd | body1= | rightarm1=0000cd | shorts1=0000cd | socks1=0000cd
| coach = [[Bojan Hodak]]
| pattern_la2= | pattern_b2 =_collarblue | pattern_ra2= | leftarm2=ffffff | body2= | rightarm2=ffffff | shorts2=ffffff | socks2=ffffff
| asisten pelatih = [[Igor Tolić]]
| pattern_la3= | pattern_b3 =| pattern_ra3= | leftarm3=0A1354 | body3=0A1354 | rightarm3=0A1354 | shorts3=0A1354 | socks3=0A1354
| season = [[Liga 1 (Indonesia) 2023–2024|2023–24]]
|fansgroup = [[Hooligan]], [[Bobotoh]], [[Bomber]]
| league = [[Liga 1 (Indonesia)|Liga 1]]
| position = [[Liga 1 (Indonesia)|Liga 1]], 1 dari 18 '''(Juara)'''
| website = https://www.persib.co.id
| fansgroup = [[Bobotoh]]
| pattern_la1 = _persib2324h
| pattern_b1 = _persib2324h
| pattern_ra1 = _persib2324h
| pattern_sh1 = _persib2324h
| pattern_so1 =
| leftarm1 = 0C2C86
| body1 = 0C2C86
| rightarm1 = 0C2C86
| shorts1 = 0C2C86
| socks1 = 0C2C86
| pattern_la2 = _persib2324a
| pattern_b2 = _persib2324a
| pattern_ra2 = _persib2324a
| pattern_sh2 = _persib2324a
| pattern_so2 =
| leftarm2 = FFFFFF
| body2 = FFFFFF
| rightarm2 = FFFFFF
| shorts2 = FFFFFF
| socks2 = FFFFFF
| pattern_la3 = _persib2324t
| pattern_b3 = _persib2324t
| pattern_ra3 = _persib2324t
| pattern_sh3 = _persib2324t
| pattern_so3 =
| leftarm3 = 101B74
| body3 = 101B74
| rightarm3 = 101B74
| shorts3 = FFFFF
| socks3 = 101B74
| current = Persib Bandung musim 2023–2024
}}
 
{| class="infobox" style="font-size: 88%; width: 22em; text-align: center"
'''Persib''' (Persatuan Sepak Bola Indonesia Bapuk) adalah salah satu tim sepak bola anak emas yang berdiri pada [[14 MARET 1933]], klub ini berbasis di [[Bandung]], [[Jawa Barat]]. Persib saat ini bermain di [[Liga Super Indonesia]]. Julukan mereka adalah [[Maung Bandung]] dan [[Pangeran Biru]].
! colspan=3 style="font-size: 125%; background-color:#0000FF; color:white; text-align:center;"|
[[Berkas:Logo Persib.png|25px]] Persib Bandung
|- style="text-align: center"
|[[Berkas:Football pictogram.svg|40px]]<br />'''Tim utama'''
|[[Berkas:Football pictogram.svg|40px]]<br />'''[[Akademi Persib Bandung|Tim akademi]]'''
|[[Berkas:Football pictogram.svg|40px]]<br />'''[[Persib Putri|Tim wanita]]'''
|- style="font-size: 90%; text-align: center"
|[[Berkas:Football pictogram.svg|40px]]<br />'''[[Akademi Persib Bandung|U-19]]'''
|[[Berkas:Football pictogram.svg|40px]]<br />'''[[Bandung United F.C.|Tim satelit]]'''
|}
 
'''Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung''' (atau disingkat '''Persib''') adalah klub sepak bola profesional Indonesia yang berbasis di [[Kota Bandung]], [[Jawa Barat]]. Klub ini didirikan pada 5 Januari 1919 dengan nama '''Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond''' (BIVB).<ref name=":3">{{Cite web|title=PERSIB Umumkan Perubahan Hari Jadi|url=https://www.persib.co.id/article-details/persib-umumkan-perubahan-hari-jadi|website=www.persib.co.id|access-date=17 Desember 2023}}</ref> Saat ini Persib bermain di [[Liga 1 (Indonesia)|Liga 1 Indonesia]], julukan terkenal klub ini ''Maung Bandung'' dan ''Pangeran Biru''.
== Sejarah ==
{{listen
|filename=Jung maju maung Bandung (Ciptaan & dipopulerkan Kang Ibing).ogg
|title=Jung maju maung Bandung (Ciptaan & dipopulerkan Kang Ibing)
|description=''Jung maju maung Bandung'' adalah lagu karya ciptaan & dipopulerkan [[Kang Ibing|Raden Aang Kusmayatna Kusiyana Samba Kurnia Kusumadinata alias Kang Ibing]] sebagai bentuk kecintaannya kepada Persib
|pos=left
|format=[[ogg]]
|}}
Sebelum bernama Persib Bandung, di [[Kota Bandung]] berdiri [[Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond]] (BIVB) pada sekitar tahun [[1923]]. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah [[Mr. Syamsudin]] yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita [[Dewi Sartika]], yakni [[R. Atot]].
 
Persib merupakan salah satu klub [[Perserikatan]] yang ikut serta dalam membentuk federasi sepak bola Indonesia yaitu [[Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia|PSSI]]. Klub ini juga termasuk dalam klub dengan keuangan paling stabil di Liga 1 Indonesia dan termasuk daftar klub terkaya di [[Asia Tenggara]].{{fact}} Klub ini juga adalah klub yang belum pernah [[degradasi|ter-degradasi]] di sejarah persepak bolaan Indonesia...
Atot pulalah yang tercatat sebagai Komisaris Daerah [[Jawa Barat]] yang pertama. BIVB memanfaatkan [[lapangan Tegallega]] di depan [[tribun]] [[pacuan kuda]]. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan di luar [[kota]] seperti [[Yogyakarta]] dan [[Jatinegara]], [[Jakarta]].
 
== Sejarah ==
Pada tanggal [[19 April]] [[1930]], BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (sekarang [[Persebaya]]), MIVB ([[PPSM Magelang]]), MVB ([[PSM Madiun]]), VVB ([[Persis Solo]]), dan PSM ([[PSIM Yogyakarta]]) turut membidani kelahiran [[PSSI]] dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB berhasil masuk final [[kompetisi perserikatan]] pada tahun [[1933]] meski kalah dari VIJ Jakarta.
=== Masa-masa Awal ===
Sejarah Persib Bandung bermula dari berdirinya ''Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond'' (BIVB) pada 5 Januari 1919 berdasarkan temuan penelitian oleh para sejarawan yang diumumkan pada tahun 2023.<ref>{{Cite web|title=Persib|url=https://www.persib.co.id/article-details/persib-umumkan-perubahan-hari-jadi|website=www.persib.co.id|access-date=2023-12-18}}</ref> Temuan itu berdasar pada artikel koran Kaoem Moeda edisi 7 Januari 1919. BIVB merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu, dan fusi dari 13 klub di Bandung, yaitu KBS, BB (Bintang Bandoeng), STER (Steeds trappen en rennen), Diana (Doe is alles niet achteruit), Zwaluw, BIVC, BVC, KVC, VVC, Visser, NVC, Brom dan Pasar Ketjil.
 
Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah [[Mr. Syamsudin]] yang kemudian diteruskan oleh [[R. Atot]], putra dari pahlawan nasional [[Dewi Sartika]]. Atot juga tercatat sebagai Komisaris Daerah [[Jawa Barat]] yang pertama. BIVB memanfaatkan [[lapangan Tegallega]] di depan [[tribun]] [[pacuan kuda]]. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan di luar [[kota]] seperti [[Yogyakarta]] dan [[Jatinegara]], [[Jakarta]].<ref name=":0">{{Cite web|url=https://persib.co.id/about-club|title=Official Persib Web|website=persib.co.id|access-date=2019-07-13}}</ref>
BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal [[14 Maret]] 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih [[Anwar St. Pamoentjak]] sebagai Ketua Umum. Klub-klub yang bergabung ke dalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.
 
Pada tanggal [[19 April]] [[1930]], BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB ([[Persebaya]]), MIVB ([[PPSM Magelang]]), MVB ([[PSM Madiun]]), VVB ([[Persis Solo]]), dan PSM ([[PSIM Yogyakarta]]) turut membidani kelahiran [[PSSI]] dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan.
Persib kembali masuk final kompetisi perserikatan pada tahun [[1934]], dan kembali kalah dari VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian Persib kembali masuk final dan menderita kekalahan dari Persis Solo. Baru pada tahun [[1937]], Persib berhasil menjadi juara kompetisi setelah di final membalas kekalahan atas Persis.
 
BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal [[14 Maret]] 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang nama lengkap yang sama dengan PSIB, namun dengan penggantian singkatan menjadi Persib yang kemudian memilih [[Anwar St. Pamoentjak]] sebagai Ketua Umum. Klub-klub yang bergabung ke dalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.<ref name=":0" />
Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang-orang [[Belanda]] yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken (VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah-olah Persib merupakan perkumpulan "kelas dua". VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan-pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib ketika itu sering dilakukan di pinggiran Bandung, seperti Tegallega dan [[Ciroyom, Andir, Bandung|Ciroyom]]. Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang di dalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan di pusat kota, [[UNI]] dan [[SIDOLIG]].
 
=== 1930-1994 : Era Perserikatan ===
Persib memenangkan "perang dingin" dan menjadi perkumpulan sepak bola satu-satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung di bawah VBBO seperti UNI dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO (sempat berganti menjadi PSBS sebagai suatu strategi) kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni [[Lapangan UNI]], Lapangan SIDOLIG (kini Stadion Persib), dan Lapangan SPARTA (kini [[Stadion Siliwangi]]). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.
Diawal keikutsertaanya di kompetisi ini pada tahun 1933, Persib dikalahkan oleh VIJ Jakarta. kemudian baru pada tahun 1937 Persib berhasil meraih juara setelah mengalahkan [[Persis Solo]] di pertandingan final di [[Stadion Sriwedari]] dengan skor 2-1.<ref>{{Cite web|last=Nugraha|first=Septian|date=2017-11-02|title=Romantisme Persib Bandung di Kota Solo|url=https://panditfootball.com/cerita/210354/romantisme-persib-bandung-di-kota-solo|website=Pandit Football Indonesia|access-date=2022-06-05|archive-date=2023-03-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20230323105315/https://www.panditfootball.com/cerita/210354/SPN/171102/romantisme-persib-bandung-di-kota-solo|dead-url=no}}</ref> Kemudian di tahun-tahun berikutnya Persib gagal mempertahankan gelar dan hanya berhasil menjadi juara 3 pada kompetisi tahun 1939.{{fact}}
 
==== Dekade 1940an ====
Ketika [[Indonesia]] jatuh ke tangan [[Jepang]], kegiatan persepak bolaan yang dinaungi organisasi dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga di seluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.
Memasuki awal dekade [[1940-an|40-an]], situasi politik dalam negeri ketika itu mengganggu jalannya Kompetisi Perserikatan. Saat itu, kompetisi hanya bisa digelar pada tahun [[1941]], [[1942]], [[1943]]. Pada tahun [[1941]] Bandung menjadi tuan rumah kompetisi perserikatan, tetapi Persib tidak mampu mencapai hasil yang maksimal.{{fact}}
 
Di era pendudukan Jepang, pemerintahan kolonial membredel seluruh perkumpulan sepak bola yang ada di tanah air, termasuk [[PSSI]]. Pemerintah [[Kolonial Jepang]] pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu, yakni ''Rengo Tai Iku Kai''.
Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan [[Jepang]]. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.
 
==== Dekade 1950an ====
Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar di berbagai kota, sehingga ada Persib di [[Tasikmalaya]], Persib di [[Sumedang]], dan Persib di [[Yogyakarta]]. Pada masa itu prajurit-prajurit [[Komando Daerah Militer III/Siliwangi|Siliwangi]] hijrah ke ibukota perjuangan [[Yogyakarta]].
Pada dekade [[1950-an|50-an]], prestasi Persib tidak begitu mencuat. Tahun [[1950]], Persib hanya menjadi ''runner-up'' dalam kejuaraan yang bersamaan dengan Kongres PSSI di [[Semarang]]. Persib gagal tampil sebagai juara setelah dikalahkan Persebaya di final, padahal skuat Persib saat itu diisi beberapa pemain timnas proyeksi [[Asian Games 1951]] seperti Anas dan [[Aang Witarsa]].<ref name=":0" />
 
Setelah hanya mampu menempati peringkat ketiga pada tahun [[1952]] di [[Surabaya]], [[1954]] di [[Jakarta]] dan [[1957]] di [[Padang]], Persib mulai menggeliat pada tahun [[1959]]. Sayang, Persib gagal menjadi juara ketika pada pertandingan terakhir dikalahkan PSM Makassar 1-2 di Lapangan Ikada, Jakarta.<ref>{{Cite web|url=http://www.bolanusantara.com/news/panasnya-rivlaitas-persib-dan-psm-di-era-perserikatan|title=Cerita Panasnya Rivalitas Persib dan PSM di Era Perserikatan|last=Pratama|first=T. Nugraha|website=Cerita Panasnya Rivalitas Persib dan PSM di Era Perserikatan|language=id|access-date=2019-07-13|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713155246/http://www.bolanusantara.com/news/panasnya-rivlaitas-persib-dan-psm-di-era-perserikatan|dead-url=yes}}</ref>
Baru tahun [[1948]] Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya. Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda (NICA) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, [[dokter Musa]], Munadi, [[H. Alexa]], [[Rd. Sugeng]] dengan Ketua Munadi.
 
PerjuanganPada Persibdekade rupanya berhasilini, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yangmengalami dilandasi semangat [[nasionalisme]]. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, dekade [[1950periode-an|50-an]] ini pun mencatat kejadianperiode penting. Padadimana periodewali [[1953]]-[[1957]] itulah Persib mengakhiri masa pindah-pindah sekretariat. Wali Kotakota Bandung saat itu [[R. Enoch]], membangun Sekretariatkantor sekretariat untuk Persib di [[Cilentah]]. Sebelum akhirnya atas upaya [[R. Soendoro]], Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di [[Jalan Gurame]].{{fact}}
 
==== Dekade 1960an ====
Pada masa itu, reputasi Persib sebagai salah satu jawara kompetisi perserikatan mulai dibangun. Selama kompetisi perserikatan, Persib tercatat pernah menjadi juara sebanyak empat kali yaitu pada tahun [[1961]], [[1986]], [[1990]], dan pada kompetisi terakhir pada tahun [[1994]]. Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua pada tahun [[1950]], [[1959]], [[1966]], [[1983]], dan [[1985]].
Pada musim kompetisi 1961, Persib berhasil menjuarai Kompetisi Perserikatan setelah memperoleh poin tertinggi di putaran final yang diikuti 7 kontestan.<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|url=https://www.indosport.com/sepakbola/20171116/persib-era-50an-yang-mengharumkan-nama-timnas/ade-dana|title=Persib Era 50an Yang Mengharumkan Nama Timnas|last=INDOSPORT.com|date=2017-11-16|website=INDOSPORT.com|language=en|access-date=2019-07-13|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713144619/https://www.indosport.com/sepakbola/20171116/persib-era-50an-yang-mengharumkan-nama-timnas/ade-dana|dead-url=no}}</ref> Tetapi setelah itu di tahun-tahun berikutnya prestasi Persib kembali melorot dan gagal mempertahankan gelar pada Kompetisi Perserikatan 1964 dan 1965 di Jakarta.<ref name=":0" />
 
==== Dekade 1970an ====
Keperkasaan tim Persib yang dikomandoi [[Robby Darwis]] pada kompetisi perserikatan terakhir terus berlanjut dengan keberhasilan mereka merengkuh juara Liga Indonesia pertama pada tahun [[1995]]. Persib yang saat itu tidak diperkuat pemain asing berhasil menembus dominasi tim tim eks galatama yang merajai babak penyisihan dan menempatkan tujuh tim di babak delapan besar. Persib akhirnya tampil menjadi juara setelah mengalahkan [[Petrokimia Putra]] melalui gol yang diciptakan oleh [[Sutiono Lamso]] pada menit ke-76.
Memasuki dekade [[1970-an]], tidak ada prestasi yang dicatatkan oleh Persib. Meskipun tidak meraih prestasi di kompetisi mayor, tetapi Persib masih berprestasi di kompetisi atau turnamen-turnamen seperti Surya Cup (Surabaya) [[1978]], Yusuf Cup (Makasar) dan Tugu Muda (Semarang), diketiga turnamen tersebut Persib mampu tampil sebagai juara.{{fact}}
 
==== Dekade 1980an ====
Sayangnya setelah juara, prestasi Persib cenderung menurun. Puncaknya terjadi saat mereka hampir saja terdegradasi ke Divisi I pada tahun [[2003]]. Beruntung, melalui drama babak playoff, tim berkostum biru-biru ini berhasil bertahan di [[Divisi Utama]].
{{Rapikan-naratif}}
Setelah berjuang dari tingkat zona, wilayah dan nasional, dengan materi pemain di antaranya Sobur, [[Adeng Hudaya]], [[Suryamin]], [[Encas Tonif]], dan [[Iwan Sunarya]], pada tahun [[1980]] Persib akhirnya kembali ke Divisi Utama bersama [[PSIS Semarang]], Persema Malang dan PSP Padang untuk melengkapi 6 tim lain di Divisi Utama yaitu [[Persija Jakarta]], [[PSMS Medan]], [[Persipura Jayapura]], [[PSM Makassar]], [[Persebaya Surabaya]] dan [[Persiraja Banda Aceh]].
 
Persib kembali ke Divisi Utama pada [[Divisi Utama PSSI 1983|Kompetisi Perserikatan 1983]], Meski pada putaran pertama Wilayah Barat di Stadion Imam Bonjol, Padang, hanya mencatat sekali kemenangan atas PSP Padang 2-1 (sisanya kalah 1-2 dari PSMS serta bermain imbang 2-2 dengan PSMS dan 0-0 dengan Persija), Persib memastikan diri lolos ke babak “4 Besar”, setelah mencetak 3 kemenangan dan sekali imbang di putaran kedua di Stadion Siliwangi.
Sebagai tim yang dikenal baik, Persib juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti [[Risnandar Soendoro]], [[Nandar Iskandar]], [[Adeng Hudaya]], [[Heri Kiswanto]], [[Ajat Sudrajat]], [[Yusuf Bachtiar]], [[Dadang Kurnia]], [[Robby Darwis]], [[Budiman]], [[Nur'alim]], [[Yaris Riyadi]] hingga generasi [[Erik Setiawan]] dan [[Eka Ramdani]] merupakan
sebagian pemain timnas hasil binaan Persib. Sampai saat ini Persib Bandung adalah tim Indonesia yang bisa di bilang paling dibanggakan oleh Indonesia karena prestasi dan kemampuannya.
 
Pada pertandingan pertama, gol-gol yang disumbangkan Adeng Hudaya (30), Wolter Sulu (52), Encas Tonif (66) dan Bambang Sukowiyono (72) mengantarkan Persib meraih kemenangan 4-0 atas Persiraja. Selanjutnya, PSP dibabat 5-0 lewat hattrick [[Ajat Sudrajat|Adjat Sudradjat]] pada menit 18, 38 dan 55, serta gol tambahan dari [[Bambang Sukowiyono]] (8) dan Robby Darwis (68). PSMS yang akhirnya tampil sebagai juara Wilayah Barat juga ditaklukan dengan skor 3-1 melalui gol Bambang Sukowiyono (12-pen.) dan dua gol Adjat Sudradjat pada menit 22 dan 66. Pada partai pamungkas Wilayah Barat, Persib bermain imbang tanpa gol dengan Persija.
=== Jalan panjang Persib ===
PERSIB Bandung selalu punya tempat istimewa di hati bolamania nasional. Kekaguman dan kecintaan mereka, para penggila sepak bola nasional, menyebar ke seantero negeri. Melewati batas wilayah [[Bandung]] dan [[Jawa Barat]], tempat jagoan Bandung dibidani. Kemegahan sepak bolanya tidak mampu ditepis. Selalu memanggil dan menggali perhatian para pecandu sepak bola nasional untuk tidak sekejap pun melepaskan perhatiannya pada sosok Persib Bandung.
 
Di babak “4 Besar” yang berlangsung di Stadion Utama Senayan, Persib dan PSMS bergabung dengan dua wakil Wilayah Timur, Persebaya Surabaya dan PSM Makassar. Persib akhirnya lolos ke grand final setelah mengalahkan Persebaya 2-1 lewat gol Wawan Karnawan (40) dan Wolter Sulu (60); kembali membekap PSMS 2-1 melalui dua gol yang diborong Adjat Sudradjat dan menghancurkan PSM Makassar 3-0 lewat gol Djafar Sidik (10), Yana Rodiana dan Bambang Sukowiyono (74).
Tak peduli prestasinya tengah tenggelam, pesona Pangeran Biru julukan lain Persib Bandung– tetap membius bolamania nasional. Stadion Siliwangi, Bandung, markas keramatnya, tidak pernah sepi dari dendang riang penggilanya. Bobotoh setianya tetap saja tumplek dan menyatu di sana. Tidak sekalipun mereka pergi menjauh. Apalagi berpaling hati. Tetap setia mendampingi timnya mesti air mata terus mengucur.
 
Persib dikenal bersaing ketat dengan [[PSMS Medan]] dalam perebutan gelar juara Perserikatan. Pertemuan mereka yang pertama di laga pamungkas Perserikatan terjadi pada [[Divisi Utama PSSI 1983|musim 1983]]. Tiada gol tercipta pada 90 menit pertandingan dan tambahan waktu, namun PSMS mampu mengalahkan Persib dengan keunggulan 3-2. Final [[Divisi Utama PSSI 1985|musim 1985]] yang dihelat di [[Stadion Utama Gelora Bung Karno|Stadion Utama Senayan]] pada 23 Februari 1985 dikenang sebagai partai yang ditonton 150.000 orang, catatan yang hingga kini belum dapat tersaingi.<ref>{{Cite web|url=https://www.bola.com/indonesia/read/2898281/duel-persib-vs-psms-1985-mencuri-perhatian-dunia|title=Duel Persib Vs PSMS 1985, Mencuri Perhatian Dunia|last=Bola.com|date=2017-03-25|website=bola.com|language=id|access-date=2019-11-30|archive-date=2021-01-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20210113063628/https://www.bola.com/indonesia/read/2898281/duel-persib-vs-psms-1985-mencuri-perhatian-dunia|dead-url=no}}</ref> Persib kembali ditekuk PSMS lewat adu penalti lagi-lagi yang berakhir 3-2 setelah skor 2-2 hingga akhir perpanjangan waktu laga itu.<ref>{{Cite web |url=https://bola.kompas.com/read/2017/03/25/11131398/jelang.psms.vs.persib.kenangan.rekor.150.000.penonton.di.senayan?page=all |title=Salinan arsip |access-date=2019-07-10 |archive-date=2019-06-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190602000903/https://bola.kompas.com/read/2017/03/25/11131398/jelang.psms.vs.persib.kenangan.rekor.150.000.penonton.di.senayan%3Fpage%3Dall |dead-url=no }}</ref>
Yang paling fenomenal Stadion Utama Senayan, Jakarta, selalu penuh oleh ribuan pendukung Persib dan bolamania nasional, jika jagoan Bandung menembus babak final Divisi Perserikatan dan Divisi Utama Liga Indonesia. Menjadi aset penyelenggara pertandingan yang paling menggiurkan adalah ikon yang tidak terbantahkan. Tidak terhapus oleh zaman.
 
Persib akhirnya mampu menjadi juara Divisi Utama pada [[Divisi Utama PSSI 1986|musim 1986]] untuk pertama kali sejak [[Kejuaraan Nasional PSSI 1961|musim 1961]] saat [[Adeng Hudaya]] dan kawan-kawan di final mengalahkan [[Perseman Manokwari]] 1-0 lewat gol tunggal [[Djajang Nurjaman|Djadjang Nurdjaman]].<ref name="digital">{{Cite web|url=https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2016/03/29/sejarah-singkat-persib-bandung-dari-masa-ke-masa|title=Sejarah Singkat Persib Bandung dari Masa ke Masa|last=digital|first=pikiran rakyat|website=Pikiran Rakyat|language=id|access-date=2019-07-13|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713144620/https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2016/03/29/sejarah-singkat-persib-bandung-dari-masa-ke-masa|dead-url=no}}</ref> Ketika itu skuat Persib dihuni pemain hasil binaan Marek Janota seperti Sobur, Boyke Adam, Wawan Hermawan (penjaga gawang), Wawan Karnawan, Ade Mulyono, Suryamin, Ujang Mulyana, Sarjono, Adeng Hudaya, Robby Darwis, Yoce Roni, Kornelis, Ajid Hermawan, [[Ajat Sudrajat|Ajat Sudradjat]], Yana Rodiana, Sam Triawan, Iwan Sunarya, Dede Rosadi, Djadjang Nurdjaman, [[Bambang Sukowiyono]], Suhendar, Kosasih dan Djafar Sidik. Pemain-pemain itu ditangani pelatih [[Nandar Iskandar]].
“Sungguh. Kalau siaran langsung sepak bola di Indonesia tidak dibagi rata antar stasiun televisi nasional, banyak stasiun yang ingin membeli hak siar pertandingan Persib,” jelas Asdedi, salah seorang produser televisi ANTV, sebelum hak siar jatuh ke stasiun televisi tersebut.
 
Usai kompetisi Perserikatan, Persib juga memenangkan Piala Sultan Hassanal Bolkiah. Di partai final, Persib yang saat itu meminjam libero [[Herry Kiswanto]] dari klub Galatama [[Krama Yudha Tiga Berlian]] serta Yusuf Bachtiar dari Perkesa 78 Sidoarjo, mengalahkan tim nasional Malaysia. Gol kemenangan Persib dilesakkan Yusuf, yang kemudian menjadi pemain kunci Persib di Liga Indonesia.<ref>{{Cite web|last=SKOR.ID|last2=SkorID|title=Pinjam Dua Pemain Galatama, Persib Juara Turnamen Internasional Pertama pada 1986|url=https://www.skor.id/bola-nasional/sk-01355018/pinjam-dua-pemain-galatama-persib-juara-turnamen-internasional-pertama-pada-1986|website=www.skor.id|language=id|access-date=2022-10-18|archive-date=2023-03-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20230323105316/https://www.skor.id/post/pinjam-dua-pemain-galatama-persib-juara-turnamen-internasional-pertama-pada-1986-01355018|dead-url=no}}</ref>
Tak aneh serombongan pemain nasional atau mantan nasional, bahkan yang baru muncul sekalipun di pentas sepak bola nasional, berlomba-lomba melamar untuk melebur ke tim “Maung Bandung”. Mereka percaya, namanya bakal cepat berkibar, dikenal banyak orang dan kembali dilirik tim nasional karena bisa mendarat di tim dengan reputasi besar di pentas sepak bola nasional.
 
Gelar juara bertahan Perserikatan gagal dipertahankan Persib pada musim berikutnya, [[Divisi Utama PSSI 1986-1987|1986/1987]]. Setelah lolos ke babak “6 Besar”, Persib tidak lolos ke grand final karena hanya berada di peringkat ketiga klasemen akhir. Nilai yang dikumpulkan Persib yaitu 6, hasil sekali menang dan 4 kali seri, sebenarnya sama dengan [[PSIS Semarang]].
”Persib adalah tim besar. Permainannya cantik. Pendukungnya luar biasa. Nama besarnya di pentas sepak bola nasional adalah garansi bagi kami untuk bisa menembus level nasional. Bermain di Persib adalah kesempatan besar mengembangkan karier sepak bola,” begitu ungkapan umum yang biasa dilontarkan pemain pendatang ketika pertama kali meleburkan dirinya dengan tim pujaan masyarakat Bandung dan Jawa Barat.
 
Namun, karena unggul dalam produktivitas gol, PSIS-lah yang akhirnya tampil di final dan menjadi juara dengan mengalahkan Persebaya 1-0. Dari 5 pertandingan yang dimainkan, Persib hanya mencetak dua gol melalui Adjat Sudradjat ketika bermain imbang 1-1 dengan Persipura dan Adeng Hudaya saat mengalahkan PSIS 1-0.
Back on track, begitulah fenomena yang menyertai langkah para pemain di tim Persib. Kebersamaan mereka menyemburkan hasrat berprestasi tinggi. Menggelorakan asa dan menjulangkan harkat diri sebagai pemain sepak bola jempolan yang beredar di pentas nasional. Hingga masa edarnya di Divisi Utama semakin panjang. Yang pada gilirannya menjadi salah satu legenda di semua hajatan kompetisi yang diakui [[PSSI]].
 
Persib kalah bersaing di musim [[1987]]/[[1988]] dari Persebaya yang akhirnya tampil sebagai juara dan Persija sebagai ''runner-up''. Pada masa itu pula, Persib menerima kunjungan klub Belanda [[PSV Eindhoven]] di tanggal 11 Juni 1987 di Stadion Siliwangi dalam sebuah laga persahabatan. Klub yang nantinya akan menjuarai [[Piala Champions]] 1987-88 itu memenangkan laga dengan skor 6-0 dengan gol dari Rene van der Gijp (menit 8), hattrick [[Eric Viscaal]] ('15, '40, '51) dan Jurrie Koolhof ('58, '63).<ref>{{Cite web|last=redaksi|date=2016-03-14|title=Sejarah Persib Bandung dalam 5 Ribu Kata|url=https://panditfootball.com/klasik/200840/sejarah-persib-bandung-dalam-5-ribu-kata|website=Pandit Football Indonesia|access-date=2019-07-13|archive-date=2016-10-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20161008062137/http://panditfootball.com/klasik/200840/sejarah-persib-bandung-dalam-5-ribu-kata|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|last=Abidin|first=Ahmad Fadhil|date=2016-09-25|title=Stadion Siliwangi, Tempat Berbagai Sejarah Persib Terukir|url=http://www.infobdg.com/v2/stadion-siliwangi-tempat-berbagai-sejarah-persib-terukir/|website=infobdg.com|language=en-US|access-date=2019-07-13|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713144619/http://www.infobdg.com/v2/stadion-siliwangi-tempat-berbagai-sejarah-persib-terukir/|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|title=Post Match Persib VS PSV Eindhoven (1987): “Bintang Sepakbola Dunia Mencicipi Siliwangi”.” {{!}} mengbal.com {{!}} Lalajo Maung|url=https://www.mengbal.com/2013/06/postmatch-persib-vs-psv-eindhoven-1987-%e2%80%9cbintang-sepakbola-dunia-mencicipi-siliwangi-%e2%80%9d/|language=en-US|archive-url=https://web.archive.org/web/20170607094228/http://www.mengbal.com/2013/06/postmatch-persib-vs-psv-eindhoven-1987-%E2%80%9Cbintang-sepakbola-dunia-mencicipi-siliwangi-%E2%80%9D/|archive-date=2017-06-07|dead-url=yes|access-date=2019-07-13}}</ref> Pada musim [[1989]]/[[1990]], di bawah besutan pelatih Ade Dana dan dua asistennya [[Dede Rusli]] dan [[Indra Thohir|Indra M. Thohir]], Persib kembali menjadi juara setelah pada babak grand final di Stadion Utama Senayan mengalahkan PSM Makassar 2-0 lewat gol bunuh diri [[Subangkit]] dan Dede Rosadi.<ref name=":1" />
“Saya memang banyak memperkuat klub yang beredar di Liga Indonesia. Tapi terasa tidak lengkap karier sepak bola saya karena tidak bisa menjadi bagian Persib. Padahal, saya begitu bernafsu ingin membela Persib setelah sukses bersama Bandung Raya. Entah kenapa manajemen tim Persib tidak sekalipun mau memalingkan pilihan pada diri saya,” sembur Kisito Piere Olinga ‘Kopa’ Atangana.
 
{{Quote box|quote=“Kita bisa menjadi juara di Piala Sultan Hassanal Bolkiah karena Persib memang sedang di puncak prestasi. Dan memenuhi pra syarat sebagai tim juara. Di semua lini permainan tidak ada sama sekali celah yang bisa mengandaskan impian kami dalam mengibarkan sepak bola prestasi. Teknis dan non teknis jempolan. Tidak ada sama sekali ganjalan untuk menjadi the champion. Juara memang tinggal menunggu waktu saja,”|source=[[Bambang Sukowiyono]] (1986)|width=30%|alignment=right}}
Besarnya animo pemain berlabuh di lambung “Maung Bandung” membuktikan Persib tim yang tak pernah terpinggirkan. Selalu jadi dambaan dan fokus utama pengembangan karier sepak bolanya. Mengenakan kaus kebesaran “Maung Bandung” praktis gengsi pemain melambung tinggi. Sekejap saja, mereka bisa jadi selebritis. Diburu tanda tangannya. Dimintakan wajahnya untuk menghiasi berbagai layar kaca. Baik itu di stasiun televisi lokal atau di telepon genggam berfasilitas kamera yang selalu dibawa bobotoh-nya.
 
==== Dekade 1990an ====
Selain karena Persib sudah menjadi ikon Jawa Barat, iklim sepak bolanya penuh warna. Benar-benar colourfull. Meriah sejak pembentukan tim hingga kompetisi usai digelar. Sejarah besarnya di pentas sepak bola nasional, dan fanatisme pendukungnya luar biasa adalah magnet yang tidak bisa dielakan begitu saja oleh pecandu bola nasional.
Pada [[Divisi Utama PSSI 1991–1992|musim 1991/92]], Persib lolos dari babak reguler Wilayah Barat ke babak “6 Besar” bersama PSMS dan PSDS Deli Serdang, Persib lolos ke semifinal berkat kemenangan 2-1 atas Persebaya lewat gol Kekey Zakaria menit ke-7 dan Robby Darwis menit 30 dan menjinakkan PSDS 1-0 melalui gol tunggal Dede Rosadi pada menit 62.
 
Di semifinal, Persib dikalahkan PSM Makassar 1-2. Persib mencetak gol lewat tendangan penalti oleh Robby Darwis di menit 65, dan kebobolan 2 gol oleh PSM melalui Alimudin Usman pada menit 54 lewat tendangan penalti dan Kaharudin menit 79. Pada pertandingan perebutan tempat ketiga pun Persib dikalahkan Persebaya 1-2.<ref>{{Cite web|last=Suhendra|first=Endan|date=2020-02-29|title=29 Februari 1992: Kalah dari Persebaya di Play-off 3/4, Persib Catat Prestasi Terburuk Sejak 1983|url=https://bulao.id/2020/02/29/29-februari-1992-kalah-dari-persebaya-di-play-off-3-4-persib-catat-prestasi-terburuk-sejak-1983/|website=BULAO.ID|language=en-GB|access-date=2023-12-18}}</ref>
“Atmosfer sepak bola di Bandung benar-benar jempolan. Saya begitu kagum melihat dukungan penonton yang hebat dan luar biasa. Tidak hanya di partai sesungguhnya di ajang kompetisi, di partai uji coba pun penonton melimpah dan membludak hingga pinggir lapangan. Hebat,” puji Redouane Barkaoui, tukang gedor “Maung Bandung” asal Maroko.
 
Pada musim [[Divisi Utama PSSI 1993–1994|1993/1994]], yang merupakan Kompetisi Perserikatan terakhir sebelum dilebur menjadi Liga Indonesia (LI) pada musim [[Divisi Utama Liga Indonesia 1994–1995|1994/1995]], Persib kembali menjuarai Divisi Utama, setelah di final menjungkalkan PSM Makassar 2-0 pada tanggal 17 April 1994.<ref name=":1" />
“Atmosfer sepak bola di Bandung memang tiada duanya. Hasrat bobotoh mendukung timnya patut diapresiasi dengan prestasi membanggakan. Dukungan bobotoh yang tidak pernah surut adalah motivator utama saya dalam mengibarkan sepak bola prestasi bersama Persib”, sambung Christian Bekamenga Bekamengo, pemain asing termahal di Persib .
 
Dua gol kemenangan Persib pada partai final yang disaksikan lebih dari 100.000 penonton itu dicetak Yudi Guntara menit ke-26 dan Sutiono Lamso menit 71. Pada partai final itu, pelatih Indra M. Thohir yang didampingi Asisten Pelatih Djadjang Nurdjaman dan Emen Suwarman menurunkan formasi terbaiknya yaitu Aris Rinaldi (kiper); Robby Darwis, Roy Darwis, Yadi Mulyadi (belakang); Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi, Asep Kustiana, Yusuf Bachtiar, Yudi Guntara (gelandang), Kekey Zakaria, dan Sutiono Lamso (striker).<ref>{{Cite web|url=https://simamaung.com/17-april-mengenang-momen-sebagai-jawara-perserikatan-1994-bag-i/|title=17 April, Mengenang Momen Jawara Perserikatan 1994 (Bag I)|website=Persib Bandung Berita Online {{!}} simamaung.com|language=en-US|access-date=2019-07-13|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713144619/https://simamaung.com/17-april-mengenang-momen-sebagai-jawara-perserikatan-1994-bag-i/|dead-url=no}}</ref>
Perhatian bolamania nasional kepada Persib memang tidak pernah putus. Tradisi juara yang melekat di dirinya memungkinkan Persib terus menjadi bagian tidak terpisahkan dari masyarakat sepak bola Indonesia. Apa yang dibuat dan dihamparkan Persib, selalu jadi tolak ukur persepak bolaan nasional. Geliat Persib pasti mengundang orang untuk menengok. Dan memberikan perhatian lebih untuk lebih dalam menyimak dapur pacu jagoan Bandung.
 
=== 1994-2007: Bergulirnya Liga Indonesia ===
Tak aneh, dalam setiap hajatan sepak bola tingkat nasional, kehadiran jagoan Bandung selalu mendapat perhatian lebih dari bolamania nasional. Namanya selalu disebut-sebut jadi kandidat kuat mengalungkan gelar juara pada setiap hajatan sepak bola nasional yang diikutinya. Buntutnya lahirlah stigma yang berlaku umum di jagad sepak bola nasional.
PSSI memutuskan untuk mengakhiri dualisme kompetisi yaitu Perserikatan (amatir) dan Galatama (semiprofesional), dengan menggelar Liga Indonesia mulai musim [[1994]]-[[1995]], dan membuka keran bagi pemain asing. Sebanyak 34 tim, terdiri dari 16 eks Galatama dan 18 eks Perserikatan, tampil dalam kompetisi Liga Indonesia (LI).
 
Apa? Ini : Lebih baik kalah dari tim lain ketimbang dari Persib. Sukses mengalahkan Persib adalah kemenangan luar biasa. Bahkan nilai minimal yang dipetik tim lawan saat merumput di Stadion Siliwangi, kerap diidentikan dengan sebuah kemenangan. Melulu karena, Persib bukan tim sembarangan. Kualitas sepak bolanya mumpuni. Orkestra sepak bolanya, indah dan menghayutkan lawan-lawannya. Memberi kabar buruk pada lawan adalah kabisanya.
 
Indikatornya kemeriahan prestasi yang mengitari Persib Bandung sepanjang partisipasinya di pentas sepak bola nasional. Untuk pentas Divisi Utama Perserikatan misalnya, Persib mengalungi gelar juara sebanyak lima kali. Gelar itu disunting jagoan [[Bandung]] tahun [[1937]], [[1961]], [[1986]], [[1990]], [[1994]]. Bahkan kompetisi Liga Indonesia perdana [[1994]]/[[1995|95]] menjadi milik Persib, usai mematahkan perlawanan tim elit Petro Kimia Putra 1-0 di partai final lewat gol semata wayang yang disunting bomber Sutiono Lamso.
 
Tentu, bukan hanya event itu yang mewarnai perjalanan prestasi “Maung Bandung”. Masih banyak pentas lainnya yang memberi suka bagi penggila fanatiknya. Juara Surya Cup (Surabaya) [[1978]] digapai usai mematahkan perlawanan Persija 1-0. Gol emas itu disumbangkan Max Timesela. Dua tahun sebelumnya, gelar yang sama juga dipetik jagoan Bandung. Yusuf Cup [[1975]] dan [[1977]] juga dipuncaki anak-anak Bandung.
 
Bahkan, usai jadi runner-up Yusuf Cup VIII/1979, setahun kemudian Persib mencuri gelar juara di turnamen kebanggaan masyarakat Ujung Pandang. Masih pada tahun yang sama, Piala Gubernur Sumatera Selatan juga masuk ke lemari prestasi Persib meski jagoan Bandung hanya nangkring di peringkat ketiga.
 
“Sepanjang ingatan saya, hanya turnamen Marah Halim Cup (Medan) yang tidak pernah bisa di raih Persib. Tapi di turnamen lainnya yang tersebar di banyak daerah, macam Yusuf Cup (Makasar) dan Tugu Muda (Semarang), Persib sempat tampil sebagai juara,” cerita Encas Tonif, mantan pemain Persib era [[1970-an|70-an]]/[[1980-an|80-an]].
 
Di ajang regional, pesona Persib pun merona. Tahun [[1986]], usai Persib memuncaki kompetisi Perserikatan Divisi Utama, Piala Sultan Khasanah Bolkiah berhasil dibawa pulang ke Bumi Pajajaran. Di partai final, Persib yang mendapat tenaga tambahan dari libero terbaik Indonesia saat itu Herry Kiswanto, mengalahkan tim nasional Malaysia. Gol kemenangan jagoan Bandung dilesakan Yusuf Bachtiar, yang kemudian melegenda sebagai dirijen utama Persib di Liga Indonesia.
 
“Kita bisa menjadi juara di Piala Sultan Hasanal Bolkiah karena Persib memang sedang di puncak prestasi. Dan memenuhi pra syarat sebagai tim juara. Di semua lini permainan tidak ada sama sekali celah yang bisa mengandaskan impian kami dalam mengibarkan sepak bola prestasi. Teknis dan non teknis jempolan. Tidak ada sama sekali ganjalan untuk menjadi the champion. Juara memang tinggal menunggu waktu saja,” ungkap Bambang Sukowiyono.
 
Di ajang Piala Champion Asia 1995 aksi anak-anak Bandung pun gilang-gemilang. Tim besutan Indra M. Thohir membukakan mata sepak bola internasional. Bermodalkan dua kemenangan atas Bangkok Bank (Thailand) dan Pasay City (Philipina) pesaingnya di babak awal Persib yang datang dengan status tim amatir, di antara para raksasa Asia dengan sepak bola profesionalnya, mampu merangsek hingga babak perempatfinal wilayah Timur yang digelar di Stadion Siliwangi.
 
Sayang, tim pujaan masyarakat Tatar Pasundan tidak mampu berbuat lebih banyak lagi. Langkah raksasa mereka pun terhenti sampai di situ, setelah Verdy Kawasaki (Jepang) memberi luka 1-3, ditundukan Thai Farmers Bank (Thailand) 2-3, dan dihempang Ilhwa Chunwa (Korea Selatan) 1-4. Kendati begitu, Persib masih bisa tersenyum. Karena Indra M Thohir, sang sutradara terpilih sebagai pelatih terbaik Asia versi AFC (Asosiasi Sepak bola Asia).
 
“Kalah dan terhenti di babak perempatfinal Wilayah Timur memang sudah diprediksi. Lawan yang kita hadapi, kualitasnya jauh di atas lawan-lawan Persib di babak penyisihan sebelumnya. Tapi, apapun adanya, langkah Persib sudah terekam dalam sejarah perhelatan Piala Champion Asia. Tim amatir tetapi mentalnya sangat profesional, sulit dilahirkan lagi dalam waktu yang relatif pendek,” jelas Asep Kustiana, yang merobek gawang Chunwa lewat titik penalti.
 
Secara resmi, Persatuan sepak bola Indonesia Bandung (Persib) berdiri pada tanggal 14 Maret 1933. Menurut berbagai catatan, yang menjadi embrio Persib adalah sebuah klub yang dijadikan alat perjuangan kaum nasionalis bernama Bandoeng Inlandsche Voetball Bond (BIVB). Klub yang didirikan sekitar tahun [[1923]] ini, menjadi salah satu klub yang turut mendirikan Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada [[19 April]] [[1930]] di [[Yogyakarta]]. Tercatat, ketika itu BIVB dipimpin oleh seorang tokoh bernama Mr. Syamsoedin.
 
Berdasarkan catatan yang ada, pada tahun-tahun berikutnya, BIVB dipimpin oleh R. Atot, putra tokoh pejuang wanita Dewi Sartika. Pada saat itu, yang menjadi kandang BIVB adalah di Lapangan Tegallega, di depan tribun pacuan kuda. Ketika itu BIVB juga sudah mewakili Bandung dalam kejuaraan nasional. Tercatat BIVB pernah menjadi runner-up kejuaraan nasional pada tahun [[1933]] yang digelar di Surabaya, di bawah VIJ Jakarta. Prestasi serupa diraih BIVB pada kompetisi tahun berikutnya di Bandung. Namun, dalam beberapa tahun kemudian, BIVB menghilang dari peredaran.
 
Pada awal dekade [[1930-an|30-an]], di Bandung juga muncul dua perkumpulan sepak bola lain yaitu Persatuan sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetbal Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan muncullah perkumpulan sepak bola baru bernama Persib. Anwar St. Pamoentjak tercatat sebagai ketua umum pertamanya. Klub-klub yang menjadi anggota Persib ketika itu adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA dan Merapi.
 
Selain Persib, pada saat itu, di Bandung ada juga perkumpulan sepak bola milik orang-orang Belanda bernama Voetbal Bond Bandung & Omstreken (VBBO). Karena perkumpulan ini lebih banyak memainkan pertandingannya di Lapangan UNI dan SIDOLIG yang berada di pusat kota, orang-orang VBBO selalu memandang Persib sebagai perkumpulan kelas dua. Pasalnya, ketika itu Persib memang memainkan pertandingan-pertandingannya di pinggiran kota seperti Tegallega dan Ciroyom. Karena berada di tengah kota, warga kota Bandung pun lebih senang menyaksikan pertandingan VBBO.
 
Tapi, menjelang pendudukan Jepang, Persib menjadi satu-satunya perkumpulan sepak bola di Bandung, karena VBBO membubarkan diri. Saat itu, VBBO juga menyerahkan tiga lapangan yang biasa dipakainya yaitu UNI, SIDOLIG dan SPARTA (kini Stadion Siliwangi) kepada Persib. Selain itu, beberapa klub anggota VBBO seperti UNI dan SIDOLIG juga bergabung dengan Persib.
 
Sayang, pada masa pendudukan Jepang, seluruh kegiatan persepak bolaan di tanar air, tak terkecuali Bandung dihentikan dan perkumpulannya dibredel. Persib pun mengalami hal yang sama, karena pemerintahan kolonial Jepang juga mendirikan sebuah perkumpulan yang memayungi seluruh kegiatan olahraga bernama Rengo Tai Iku Kai.
 
Kendati tidak eksis, namun semangat Persib tetap hidup di hati tokoh-tokoh sepak bola dan pejuang Bandung ketika itu. Tidak heran, ketika Indonesia merdeka dan Jepang terusir dari tanah air, Persib langsung kembali menunjukkan eksistensinya. Namun, karena situasi dan kondisi saat itu, Persib terpaksa didirikan kembali di [[Tasikmalaya]], Sumedang dan Yogyakarta. Pasalnya, para tokoh Persib yang kebanyakan pejuang dan prajurit Siliwangi ketika itu harus meninggalkan Bandung untuk hijrah ke Yogyakarta. Baru pada tahun [[1948]], Persib bisa dihidupkan kembali di Bandung oleh beberapa tokoh di antaranya dr. Musa, H. Alexa, Rd. Sugeng dan A. Munadi yang kemudian ditunjuk sebagai ketua.
 
Kendati demikian, kehadiran pemerintah kolonial Belanda yang masuk dengan mendompleng tentara sekutu (NICA) kembali merongrong eksistensi Persib. Pemerintah kolonial Belanda kembali ingin menghidupkan VBBO. Namun, upaya Belanda itu kembali gagal dan Persib tetap menjadi satu-satunya perkumpulan sepak bola di Bandung hingga saat ini.
 
=== 1930-1990an: Persib dan Kompetisi Perserikatan ===
 
Selain menjadi deklarator berdirinya PSSI pada tanggal [[19 April]] [[1930]] di Yogyakarta, Persib pun berperan besar dalam mendorong PSSI untuk menggelar kompetisi antar perserikatan yang menjadi anggotanya. Pada tahun 1937, kompetisi reguler yang sudah dirintis jauh-jauh hari itu akhirnya terlaksana. Kompetisi Perserikatan pertama digelar di Solo dan Persib tampil sebagai kampiun.
 
Tonggak sejarah emas itu ditorehkan Persib setelah menghancurkan raksasa sepak bola Indonesia ketika itu, Persis Solo 2-1 di Stadion Sriwedari, Solo. Berdasarkan sejumlah catatan yang ditemukan, sejumlah nama pemain yang memperkuat Persib di partai tersebut antara lain [[Enang Durasid]], [[Komar]], [[Jasin]], [[Arifin]], [[Kucid]], [[Edang]], [[Ibrahim Iskandar]], Saban, Sugondo, dan Adang.
 
Sayang, setahun kemudian Persib gagal mempertahankan gelarnya. Dalam kejuaraan yang kembali dipentaskan di [[Solo]], VIJ Jakarta tampil sebagai kampiun setelah menjungkalkan Persebaya Surabaya. Pada tahun [[1939]], dalam kejuaraan yang digelar di Yogyakarta, nama Persib kembali muncul, meski hanya menempati peringkat ketiga di bawah Persis dan tuan rumah PSIM. Sejumlah nama pemain yang tercatat memperkuat Persib ketika itu adalah Jasin, Komar, Sugondo, Enang, Durasid, Ana dan Z. Arifin. Pada tahun [[1940]], nama Persib kembali menghilang catatan.
 
Memasuki dekade [[1940-an|40-an]], situasi politik dalam negeri ketika itu banyak mengganggu jalannya Kompetisi Perserikatan. Apalagi, pemerintahan kolonial Jepang membredel seluruh perkumpulan sepak bola yang ada di tanah air, termasuk [[PSSI]]. Setelah Indonesia Merdeka, [[17 Agustus]] [[1945]], kompetisi belum juga bisa digulirkan, karena pemerintah kolonial Belanda kembali masuk ke Indonesia dengan mendompleng tentara sekutu (NICA). Pada dekade itu, Kompetisi Perserikatan hanya bisa digelar lima kali yaitu pada tahun [[1941]], [[1942]], [[1943]], [[1948]] dan [[1950]].
 
Pada tahun [[1941]], Persib gagal menjadi yang terbaik, meski kompetisi digelar di Bandung. Ketika itu, Persib kalah bersaing dengan Persis dan Persebaya yang akhirnya tampil sebagai juara dan runner-up. Dalam dua tahun berikutnya, ketika kejuaraan dipentaskan di [[Surabaya]] dan [[Yogyakarta]], nama Persib tidak masuk ke posisi “2 Besar” dan Persis kembali menjadi jawara secara berturut-turut. Persis juga tampil sebagai kampiun pada tahun [[1948]] di [[Yogyakarta]]. Tahun [[1950]], Persib hanya mampu menjadi runner-up dalam kejuaraan yang bersamaan dengan Kongres PSSI di [[Semarang]]. Persib gagal tampil sebagai juara setelah dikalahkan Persebaya. Beberapa nama pemain yang membela Persib saat itu antara lain Aang Witarsa, Amung, Anda, Ganda, Freddy Timisella, Sundawa, Toha, Leepel, Smith, Jahja, dan Wagiman.
 
Pada dekade [[1950-an|50-an]], prestasi Persib tidak begitu mencuat. Karena gagal bersaing dengan Persija di tingkat zona, pada tahun [[1951]], Persib gagal lolos ke putaran final. Setelah hanya mampu menempati peringkat ketiga pada tahun [[1952]] di [[Surabaya]], [[1954]] di [[Jakarta]] dan [[1957]] di [[Padang]], Persib mulai menggeliat pada tahun [[1959]]. Sayang, kesempatan untuk meraih gelar juara hilang ketika pada pertandingan terakhir dikalahkan PSM Makassar 1-2 di Lapangan Ikada, Jakarta. Dalam pertandingan itu, Persib sempat unggul lebih dulu lewat gol cepat Omo Suratmo, sebelum PSM membalikkan keadaan melalui dua gol Ramang dan Suwardi Arlan. Sebelum pertandingan penentuan melawan PSM itu, Persib tampil mengesankan dengan membekap Persija 3-1 melalui gol-gol Kiat Shek (menit 7), Parhim (17), Omo Suratmo (72), dan mencukur Persebaya 6-0 lewat sumbangan gol Aang Witarsa, Ade Dana, Kiat Shek, Omo (2 gol) dan Atik di Lapangan Ikada Jakarta. Selanjutkan, ketika bertanding di Padang, Persib mempermalukan tuan rumah PSP 3-2. Namun, pada saat memainkan partai home di Stadion Siliwangi melawan PSIS Semarang, Persib justru menyerah 1-2. Gol Omo pada menit 40, tidak mampu membantu Persib meraih kemenangan atas PSIS. Persib kembali membuka persaingan dengan PSM yang belum terkalahkan setelah mencukur PSMS Medan 8-1 lewat dua gol yang masing-masing dicetak Omo dan Unang, hattrick Parhim serta satu gol tambahan dari Kiat Shek.
 
Pada musim ini, materi pemain Persib antara lain Hehanusa, Iwan (kiper), Sulaeman, Hafid, Akbar, Rukma, Nandang, Atik, Parhim, Kiat Shek, Omo Suratmo, Sukarna, Aang Witarsa, Ade Dana, dan Unang. Penantian panjang Persib untuk kembali menjuarai Kompetisi Perserikatan berakhir pada tahun [[1961]]. Berbeda dengan musim sebelumnya, kali ini Persib memenangkan persaingan dengan PSM. Di putaran final yang diikuti tujuh kontestan, Persib mencatat 5 kali menang dan sekali imbang untuk mengumpulkan nilai 11, atau satu angka lebih baik ketimbang PSM. Anggota skuad Persib yang mengakhiri paceklik gelar Persib pada tahun [[1961]] itu adalah [[Simon Hehanusa]], [[Hermanus]], [[Juju]] (kiper), [[Ishak Udin]], Iljas Hadade, Rukma, Fatah Hidayat, Sunarto, Him Tjhiang, Ade Dana, Hengki Timisela, Wowo Sunaryo, Nazar, Omo Suratmo, Suhendar, dan Piece Timisela
 
Lima kemenangan yang diraih Persib pada putaran final dicatat pada saat menghantam Persema Malang 7-1 di Makassar, PSMS Medan 5-3, PSIS Semarang 6-2 di Bandung, Persebaya 2-1 dan Persija 3-1 di Semarang. Satu-satunya hasil imbang yang dicatat Wowo Sunaryo dan kawan-kawan adalah ketika bermain 0-0 dengan PSM dalam sebuah pertandingan yang diwarnai kerusuhan di Makassar. Pertandingan melawan PSM ini terpaksa dihentikan pada menit 85, karena penonton tuan rumah tidak bisa menerima keputusan wasit yang memberikan hukuman penalti setelah seorang pemain belakang mereka menyentuh bola dengan tangan di kotak terlarang.
 
Setelah itu, prestasi Persib kembali melorot dan gagal mempertahankan gelar pada Kompetisi Perserikatan 1964 dan 1965 di Jakarta. Setahun berikutnya, Persib harus puas menjadi runner up, karena harus kembali mengakui keunggulan PSM Makassar di Jakarta. Begitu juga pada tahun 1967, ketika PSMS tampil sebagai juara dengan menyisihkan Persebaya Surabaya.
 
Memasuki dekade [[1970-an]], catatan paling kelam harus dialami Persib. Dalam kurun waktu sepuluh tahun, praktis tidak ada prestasi membanggakan yang diraih. Pada tahun [[1971]], Persib kalah bersaing dengan PSMS Medan yang akhirnya tampil sebagai juara, Persebaya Surabaya (runner-up), Persija Jakarta (peringkat 3), PSM Makassar (4), PSL Langkat, Persema Malang dan Persipura Jayapura sehingga terlempar dari posisi “4 Besar”. Akibatnya, Persib tidak berhak tampil di Turnamen “Piala Soeharto” yang hanya diikuti oleh empat tim terbaik.
 
Dua tahun kemudian di Jakarta, Persib hanya mengakhiri kompetisi di peringkat ketujuh dari delapan kontestan dengan rekor sekali menang, sekali imbang dan 5 kali kalah. Satu-satunya kemenangan Persib dicatat pada partai pembuka ketika menjungkalkan juara bertahan, PSMS 3-1. Sedangkan lima kekalahan Persib dialami dari Persija 0-2 yang akhirnya tampil sebagai juara, Persipura Jayapura 0-2, Persebaya Surabaya 0-1, dan PSBI Blitar 0-1. Hasil imbang dicatat ketika bermain 2-2 dengan PSL Langkat. Kegagalan Persib sedikit terobati ketika salah seorang bintang muda Persib, Risnandar Soendoro dinobatkan sebagai pemain terbaik Kompetisi Perserikatan 1973.
 
Pada Kompetisi Perserikatan 1975, Persib benar-benar kehilangan tempat di jajaran elit sepak bola nasional. Saat itu, Persib tidak mampu meloloskan diri ke putaran final karena hanya menempati peringkat ketiga Pool D babak “18 Besar”. Dari 4 partai yang dimainkan di Stadion Menteng Jakarta, Persib hanya mencatat dua kemenangan dari PSM Makassar 2-0 lewat gol Encas Tonif pada menit 74 dan Teten menit 81 serta Gasko Kolaka 4-0 melalui hattrick Dedi Sutendi dan Akub.
 
Prestasi Persib kembali meningkat pada musim 1975-1978. Setelah menjuarai babak kualifikasi Grup B di Stadion Siliwangi Bandung dan Stadion Bima Cirebon, Persib lolos ke putaran final. Pada babak kualifikasi ini, Persib mencatat rekor tak terkalahkan dan tak pernah kebobolan dalam empat partai yang dimainkannya. Pada pertandingan pertama, gol-gol yang disumbangkan Atik (menit 29), Nandar Iskandar (41-pen.), Max Timisela (43), Teten (44) dan Herry Kiswanto (60) membawa Persib menundukkan PSKB Binjai 5-0.
 
Selanjutnya, Persib membantai Persisum Sumbawa 6-0 dan membekap PSM Makassar 3-0 lewat dua gol Tjetjep pada menit 16 dan 59 serta Zulham Effendi, empat menit menjelang pertandingan usai. Pada pertandingan penutup, Persib mengalahkan Perseban Banjarmasin 2-0 melalui gol yang diciptakan Zulham Effendi dan Nandar Iskandar sekaligus memastikan diri lolos ke babak “8 Besar”.
 
Namun, pada putaran final yang digelar di Jakarta, Persib harus mengubur impiannya lolos ke semifinal. Meski sempat mencatat kemenangan 2-0 atas Persipura lewat gol Atik dan Nandar Iskandar, namun dalam dua pertandingan terakhir, Persib dibekap Persebaya 0-2 dan tuan rumah Persija 0-3. Catatan sekali menang dan 2 kali kalah ini menempatkan Persib di peringkat ketiga Grup G.
 
Sial buat Persib, mulai tahun [[1979]], PSSI mulai menerapkan pembagian divisi buat tim-tim perserikatan yang mengharuskan sistem promosi dan degradasi diberlakukan. Ketika itu PSSI menetapkan, Divisi Utama Perserikatan hanya dihuni 5 tim dan tiga tim terbawah di putaran final kompetisi [[1978]] harus terdegradasi ke Divisi I. Karena hanya menempati peringkat ketiga Grup G, Persib harus menghadapi peringkat ketiga Grup F, Persiraja Banda Aceh untuk mencari tim ketiga yang terlempar ke Divisi I. Dua tim yang otomotis terdegradasi adalah tim juru kunci Grup F PSBI Blitar dan Grup G Persipura Jayapura. Pada partai play-off ini, Persib menyerah 1-2 dari Persiraja yang memaksanya bertarung dari “kampung ke kampung” pada musim kompetisi berikutnya.
 
Pada musim pertamanya di Divisi I, Persib menjuarai Grup V yang merupakan babak kualifikasi pertama (tingkat zona). Di babak kedua tingkat nasional, Persib bergabung di Grup B bersama Perseden Denpasar, Persigowa Gowa dan PSP Padang. Persib memastikan diri lolos ke babak “6 Besar” setelah mencatat sekali menang, sekali imbang dan sekali kalah di Stadion Sriwedari Solo. Sebagai runner-up Grup B, Persib lolos bersama Perseden.
 
Lolosnya Persib ke babak “6 Besar” ditentukan pada partai terakhir ketika mengalahkan Perseden 3-0 lewat gol Risnandar melalui titik penalti pada menit 8, Tjetjep (35) dan Ismawadi (42). Dalam dua pertandingan sebelumnya, Persib dikalahkan PSP 0-1 dan bermain imbang 1-1 dengan Persigowa. Gol Persib ke gawang Persigowa dicetak Itang pada menit 42.
 
Namun, Persib yang tergabung di Grup D babak “6 Besar:, gagal kembali ke Divisi Utama, karena hanya mampu bermain imbang 0-0 dengan PSKB Binjai dan dikalahkan Persipura 1-2. Dalam pertandingan ini, dua gol Persipura dicetak Panus Korwa menit ke-2 dan Hengky Heipon menit 4. Sedangkan gol balasan Persib dicetak Atik pada menit 75.
 
Pada musim berikutnya, pengurus Persib melakukan terobosan dengan mendatangkan pelatih asal Polandia, Marek Janota. Ketika itu, Marek diberi tugas untuk membina para pemain muda Persib secara berkesinambungan. Kelak, pemain-pemain tersebut akan menjadi tulang punggung Persib senior. Sementara itu, tim Persib senior yang dipimpin Manajer H.M. Ruchiyat dan pelatih Risnandar serta dibantu dua sistennya, Wowo Sunaryo dan Suhendar terus berusaha bangkit.
 
Setelah berjuang dari tingkat zona, wilayah dan nasional, dengan materi pemain di antaranya Sobur, [[Adeng Hudaya]], [[Suryamin]], [[Encas Tonif]], dan [[Iwan Sunarya]], pada tahun [[1980]] Persib akhirnya kembali ke Divisi Utama bersama [[PSIS Semarang]], Persema Malang dan PSP Padang untuk melengkapi 6 tim lain di Divisi Utama yaitu [[Persija Jakarta]], [[PSMS Medan]], [[Persipura Jayapura]], [[PSM Makassar]], [[Persebaya Surabaya]] dan [[Persiraja Banda Aceh]].
 
Setelah kembali ke Divisi Utama pada Kompetisi Perserikatan [[1983]], Persib langsung unjuk gigi. Meski pada putaran pertama Wilayah Barat di Stadion Imam Bonjol, Padang, hanya mencatat sekali kemenangan atas PSP Padang 2-1 (sisanya kalah 1-2 dari PSMS serta bermain imbang 2-2 dengan PSMS dan 0-0 dengan Persija), Persib memastikan diri lolos ke babak “4 Besar”, setelah mencetak 3 kemenangan dan sekali imbang di putaran kedua di Stadion Siliwangi.
 
Pada pertandingan pertama, gol-gol yang disumbangkan Adeng Hudaya (30), Wolter Sulu (52), Encas Tonif (66) dan Bambang Sukowiyono (72) mengantarkan Persib meraih kemenangan 4-0 atas Persiraja. Selanjutnya, PSP dibabat 5-0 lewat hattrick Adjat Sudradjat pada menit 18, 38 dan 55, serta gol tambahan dari Bambang Sukowiyono (8) dan Robby Darwis (68). PSMS yang akhirnya tampil sebagai juara Wilayah Barat juga ditaklukan dengan skor 3-1 melalui gol Bambang Sukowiyono (12-pen.) dan dua gol Adjat Sudradjat pada menit 22 dan 66. Pada partai pamungkas Wilayah Barat, Persib bermain imbang tanpa gol dengan Persija.
 
Di babak “4 Besar” yang berlangsung di Stadion Utama Senayan, Persib dan PSMS bergabung dengan dua wakil Wilayah Timur, Persebaya Surabaya dan PSM Makassar. Persib akhirnya lolos ke grandfinal setelah mengalahkan Persebaya 2-1 lewat gol Wawan Karnawan (40) dan Wolter Sulu (60); kembali membekap PSMS 2-1 melalui dua gol yang diborong Adjat Sudradjat dan menghancurkan PSM Makassar 3-0 lewat gol Djafar Sidik (10), Yana Rodiana dan Bambang Sukowiyono (74).
 
Sebagai tim yang mencatat hasil sempurna, Persib diunggulkan untuk kembali merebut Piala Presiden. Namun, Persib yang tampil impresif akhirnya gagal karena harus mengakui keunggulan PSMS 2-3 melalui drama adu penalti, setelah bermain imbang tanpa gol dalam waktu normal. Dengan materi pemain yang tidak jauh berbeda, Persib mencatat hasil serupa. Pada pertandingan final ulangan, Persib kembali harus berduka karena kembali menyerah 1-2 dalam duel adu penalti dengan PSMS. Dalam waktu normal dan perpanjangan waktu, Persib dan PSMS bermain imbang 2-2 dalam partai final yang disaksikan sekitar 150.000 penonton yang memadati Stadion Utama Senayan.
 
Dua kegagalan pada musim [[1982]]/[[1983]] dan [[1983]]/[[1984]], tidak membuat Persib patah arang. Pada tahun [[1986]], [[Adeng Hudaya]] dan kawan-kawan akhirnya bisa membumikan Piala Presiden di Bandung setelah di final mengalahkan Perseman Manokwari 1-0 lewat gol tunggal Djadjang Nurdjaman.
 
Para pemain yang sukses mengakhiri penantian panjang Persib selama seperempat abad itu sebagian besar merupakan hasil binaan Marek Janota. Ketika itu skuad Persib dihuni Sobur, Boyke Adam, Wawan Hermawan (penjaga gawang), Wawan Karnawan, Ade Mulyono, Suryamin, Ujang Mulyana, Sarjono, Adeng Hudaya, Robby Darwis, Yoce Roni, Kornelis, Ajid Hermawan, Ajat Sudradjat, Yana Rodiana, Sam Triawan, Iwan Sunarya, Dede Rosadi, Djadjang Nurdjaman, Bambang Sukowiyono, Suhendar, Kosasih dan Djafar Sidik. Pemain-pemain berbakat itu ditangani pelatih Nandar Iskandar.
 
Sayang, Piala Presiden gagal dipertahankan Persib pada musim berikutnya, [[1986]]/[[1987]]. Setelah lolos ke babak “6 Besar”, Persib gagal lolos ke grandfinal karena hanya berada di peringkat ketiga klasemen akhir. Nilai yang dikumpulkan Persib yaitu 6, hasil sekali menang dan 4 kali seri, sebenarnya sama dengan [[PSIS Semarang]]. Namun, karena buruknya produktivitas gol, Persib harus memberikan tempat di grandfinal kepada PSIS yang akhirnya tampil sebagai juara dengan mengalahkan Persebaya 1-0. Dari 5 pertandingan yang dimainkan, Persib hanya mencetak dua gol melalui Adjat Sudradjat ketika bermain imbang 1-1 dengan Persipura dan Adeng Hudaya saat mengalahkan PSIS 1-0.
 
Pada musim berikutnya, [[1987]]/[[1988]], Persib mencatat hasil serupa. Ketika itu, Persib kalah bersaing dengan Persebaya yang akhirnya tampil sebagai juara dan Persija. Namun, pada musim [[1989]]/[[1990]], Persib kembali unjuk gigi. Di bawah besutan pelatih Ade Dana dan dua asistennya [[Dede Rusli]] dan [[Indra M. Thohir]], Persib tampil sebagai kampiun setelah pada babak grandfinal di Stadion Utama Senayan mengalahkan PSM Makassar 2-0 lewat gol bunuh diri Subangkit dan Dede Rosadi.
 
Mengawali dekade 90-an, Persib mengawali Kompetisi Perserikatan dengan kegagalan. Namun, setelah lolos dari babak reguler Wilayah Barat ke babak “6 Besar” bersama PSMS dan PSDS Deli Serdang, Persib masih sempat lolos ke semifinal berkat kemenangan 2-1 atas Persebaya lewat gol Kekey Zakaria menit ke-7 dan Robby Darwis menit 30 dan menjinakkan PSDS 1-0 melalui gol tunggal Dede Rosadi pada menit 62. Namun, di semifinal, Persib harus mengakui keunggulan PSM Makassar 1-2. Gol Robby Darwis melalui titik penalti pada menit 65 tidak mampu menyelamatkan Persib karena PSM mampu mencetak dua gol melalui Alimudin Usman pada menit 54 lewat titik penalti dan Kaharudin menit 79.
 
Kegagalan Persib makin lengkap ketika pada pertandingan perebutan tempat ketiga pun dikalahkan Persebaya 1-2. Bagi Persib, peringkat keempat ini menjadi prestasi terburuk sejak kebangkitan di awal dekade 80-an.
 
Tapi, seperti sudah menjadi garis tangan Persib, kegagalan itu langsung dibayar pada musim 1993/1994. Persib kembali jadi kampiun disertai catatan sejarah, karena musim 1993/1994 merupakan Kompetisi Perserikatan terakhir, sebelum dilebur menjadi Liga Indonesia (LI) pada musim 1994/1995. Persib berhasil membumikan Piala Presiden di Bandung untuk selamanya, setelah di final menjungkalkan PSM Makassar 2-0. Dua gol kemenangan Persib pada partai final yang disaksikan lebih dari 100.000 penonton itu dicetak Yudi Guntara menit ke-26 dan Sutiono Lamso menit 71. Pada partai final itu, pelatih Indra M. Thohir yang didampingi Asisten Pelatih Djadjang Nurdjaman dan Emen Suwarman menurunkan formasi terbaiknya yaitu Aris Rinaldi (kiper); Robby Darwis, Roy Darwis, Yadi Mulyadi (belakang); Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi, Asep Kustiana, Yusuf Bachtiar, Yudi Guntara (gelandang), Kekey Zakaria, dan Sutiono Lamso (striker).
 
=== 1990-an: Bergulirnya Liga Indonesia ===
Sebuah catatan sejarah dibuat PSSI pada pertengahan dekade 90-an. Setelah bertahun-tahun terjadi dualisme kompetisi yaitu Perserikatan (amatir) dan Galatama (semiprofesional), mulai musim [[1994]]-[[1995]], PSSI memutuskan menggabungkan kedua kompetisi sepak bola di tanah air tersebut dan membuka keran bagi pemain asing. Sebanyak 34 tim, terdiri dari 16 eks Galatama dan 18 eks Perserikatan, tampil dalam kompetisi bernama resmi Liga Indonesia (LI).
 
Ke-34 peserta dibagi ke dalam dua wilayah, Barat dan Timur. Di Wilayah Barat bercokol Arseto Solo, Bandung Raya, BPD Jateng, Mataram Putra, Medan Jaya, Pelita Jaya Jakarta, Persib Bandung, Persija Jakarta, Persijatim Jakarta Timur, Persiku Kudus, Persiraja Banda Aceh, Persita Tangerang, PS Bengkulu, PSDS Deli Serdang, PSMS Medan, Semen Padang, dan Warna Agung. Sedangkan di Wilayah Timur, ada Arema Malang, Assyabaab Salim Grup Surabaya (ASGS), Barito Putra, Gelora Dewata, Mitra Surabaya, Persebaya Surabaya, Persegres Gresik, Persema Malang, Persiba Balikpapan, Persipura Jayapura, Petrokimia Putra Gresik, PSIM Yogyakarta, PSIR Rembang, PSIS Semarang, PSM Makassar, Pupuk Kaltim Bontang, dan Putra Samarinda.
 
Ke-17 tim yang berada di masing-masing wilayah harus bertarung secara reguler dalam 32 pertandingan ''home'' ''and'' ''away''. Empat tim teratas berhak lolos ke babak “8 Besar”, dan dua tim terbawah di masing-masing wilayah degradasi ke Divisi I.
 
==== Liga Indonesia/1994-95 ====
{{Rapikan-naratif}}
Kendati keran pemain asing sudah dibuka lebar-lebar oleh PSSI, namun Persib tetap mengandalkan pemain lokal pada LI I/1994-95. Meskipun demikian, dominasi Persib yang sudah dipancangkan sejak pertengahan dekade 80-an, belum tergoyahkan. Dalam kompetisi gaya baru ini, Robby Darwis dan kawan-kawan tetap menjadi yang terbaik. Di final yang berlangsung di Stadion Utama Senayan, Jakarta, Persib menjungkalkan wakil Galatama, Petrokimia Putra, dengan skor tipis 1-0 lewat gol tunggal Sutiono Lamso pada menit 76.
Kendati keberadaan pemain asing sudah diperbolehkan PSSI, namun Persib tetap mengandalkan pemain lokal pada LI I/1994-95. Persib memulai kompetisi dengan hasil buruk. Pada partai pembuka, Persib dikalahkan [[Pelita Jaya FC|Pelita Jaya]] 0-1 melalui gol tunggal pemain asing asal [[Yugoslavia]] (sekarang [[Serbia]]), Dejan Gluscevic.Di babak reguler, dengan mengalami tiga kekalahan, Persib pun hanya lolos ke babak “8 Besar” sebagai ''runner-up'' di bawah Pelita Jaya.
 
Sukses tim asuhan Indra M. Thohir menjuarai LI I ini tergolong sangat mengejutkan dan di luar perkiraan banyak pemerhati sepak bola nasional. Selain hanya mengandalkan pemain lokal, sementara tim lain kebanyakan menggunakan jasa pemain asing, Persib pun memulai kompetisi dengan hasil buruk. Pada partai pembuka, Persib dikalahkan Pelita Jaya 0-1 melalui gol tunggal pemain asing asal Yugoslavia (sekarang Serbia-Montenegro), Dejan Gluscevic.
 
Di babak reguler, dengan mengalami tiga kekalahan, Persib pun hanya lolos ke babak “8 Besar” sebagai runner-up di bawah Pelita Jaya. Setelah lolos ke Senayan, Persib membukamemulai pertandingan Grup B, 20 Juli 1995, dengan hasil imbang tanpa gol0-0 dengan Petrokimia Putra. Dalam pertandingan ini, Petrokimia Putra menurunkan dua pemain asing andalannya, [[Jacksen F. Tiago]] (Brasil) dan penjaga gawang asal Trinidad & Tobago, Darryl Sinerine. Sementara pada pertandingan lain, ASGS membekap Medan Jaya 2-1.
 
Persib baru membuka peluang lolos ke semifinal setelah pada partai kedua, [[23 Juli]] [[1995]], menundukkan Medan Jaya 2-1 dan pada pertandingan lain, Petrokimia Putra kembali bermain imbang 2-2 dengan ASGS. Hasil ini membuat persaingan perebutan dua tiket dari Grup B semakin panas, terutama tiga tim yang masih punya peluang yaitu Persib, ASGS dan Petrokimia Putra.
 
Pada partai penentuan, [[26 Juli]] [[1995]], Persib tampil luar biasa ketika membekap pimpinan klasemen sementara,menundukkan ASGS dengan skor telak 3-0, sekaligus menempatkan diri dimelaju babakke semifinal sebagai juara Grup B. Persib akhirnya didampingi Petrokimia Putra yang menang 3-0 atas Medan Jaya.
 
Di babak semifinal, [[28 Juli]] [[1995]], Persib bertemu Barito Putra yang menjadi ''runner-up'' Grup A. Dalam pertandingan yang berlangsung sengit, Persib akhirnyamenang berhasil mematahkan perlawanan1-0 kerasatas Barito Putra lewat gol tunggal [[Kekey Zakaria]]. DenganMeskipun seabregsempat tudinganada Persibtuduhan diselamatkan wasit pada babak semifinal, [[Robbymereka Darwis]] dan kawan-kawan melengganglolos ke partai puncakfinal untuk kembali berhadapan dengan Petrokimia Putra yang menyingkirkan Pupuk Kaltim 1-0 berkat gol tunggal [[Widodo Cahyono Putro]].
 
Pada partaifinal puncak,yang berlangsung pada [[30 Juli]] [[1995]], Persib masuk ke lapangan di bawah sorak sorai puluhan ribu bobotoh yang memadati Stadion Utama Senayan, Jakarta. Sepertiseperti partai-partai sebelumnya, pada pertandingan final, pelatih Indra M. Thohir menurunkanmemainkan para thepemain winningsebagai teamberikut; Anwar Sanusi (kiper), Mulyana, Robby Darwis, Yadi Mulyadi (belakang), Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi, [[Yudi Guntara]], [[Asep Kustiana]], [[Yusuf Bachtiar]] (tengah), Kekey Zakaria, dan [[Sutiono Lamso]] (depan). Sutiono menjebol gawang Petrokimia Putra pada menit 76.
 
Penyerang Petrokimia [[Jacksen F. Tiago]] sempat mencetak gol di menit 30, namun dianulir oleh wasit Zulkifli Chaniago.<ref>{{Cite news|url=https://tirto.id/kisah-petrokimia-putra-mewarnai-sepakbola-gresik-cFz9|title=Kisah Petrokimia Putra Mewarnai Sepakbola Gresik|last=Teguh|first=Irfan|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2019-07-13|archive-date=2019-06-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20190607102304/https://tirto.id/kisah-petrokimia-putra-mewarnai-sepakbola-gresik-cFz9|dead-url=no}}</ref> Hingga pertandingan usai, Petrokimia Putra gagal membuat gol balasan di Stadion Utama Senayan sehingga Persib menjuarai Liga Indonesia I.<ref>{{Cite web|url=https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2017/07/31/klipingpr-persib-juara-liga-indonesia-pertama-406401|title=#KlipingPR Persib Juara Liga Indonesia Pertama|last=digital|first=pikiran rakyat|website=Pikiran Rakyat|language=id|access-date=2019-07-13|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713151630/https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2017/07/31/klipingpr-persib-juara-liga-indonesia-pertama-406401|dead-url=no}}</ref> Bagi Sutiono, golnya ke gawang Petrokimia Putra itu adalah yang ke-21 dan jumlah itu hingga saat ini belum terpecahkan oleh striker Persib lainnya.
Diwarnai kontroversi dianulirnya gol Jacksen F. Tiago, Persib akhirnya kembali menorehkan sejarah dengan menjuarai LI jilid pertama, setelah Sutiono Lamso menjebol gawang Petrokimia Putra pada menit 76. Hingga pertandingan usai, Petrokimia Putra gagal membuat gol balasan, yang membuat ribuan bobotoh berpesta pora di Stadion Utama Senayan Jakarta. Pesta serupa juga terjadi di Bandung dan seantero Jawa Barat.
 
Berkat keberhasilannya menjadi juara LI, Persib menjadi wakil Indonesia di [[Liga Champions Asia|Piala Champions Asia musim 1995]] (kini menjadi Liga Champions Asia). Pada babak pertama, mereka menang atas [[Bangkok Bank]] ([[Thailand]]) dengan agregat 2-1 dan [[Pasay City]] ([[Filipina]]) 5-2 di babak kedua kompetisi dan lolos ke babak perempatfinal wilayah Timur yang digelar di [[Stadion Siliwangi]].<ref name=":2">{{Cite news|url=https://www.viva.co.id/bola/liga-indonesia/567927-kisah-manis-persib-bandung-di-liga-champions-asia|title=Kisah Manis Persib Bandung di Liga Champions Asia - VIVA|date=2014-12-12|work=[[VIVA.co.id]]|language=id|access-date=2019-07-13|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713155244/https://www.viva.co.id/bola/liga-indonesia/567927-kisah-manis-persib-bandung-di-liga-champions-asia|dead-url=yes}}</ref>
Bagi Sutiono Lamso, golnya ke gawang Petrokimia Putra itu melengkapi koleksi golnya pada musim itu menjadi 21 gol. Sebuah rekor yang hingga saat ini belum terpecahkan oleh striker Persib lainnya.
 
Pada perempatfinal yang dimainkan dalam format fase grup, Persib menempati posisi terbawah grup karena mengalami kekalahan dari [[Verdy Kawasaki]] ([[Jepang]]) 1-3, [[Thai Farmers Bank]] ([[Thailand]]) 2-3, dan [[Seongnam FC|Ilhwa Chunwa]] ([[Korea Selatan]]) 1-4.<ref name=":2" /> Meskipun demikian, pelatih [[Indra Thohir]] mendapatkan gelar Pelatih Terbaik AFC 1995.<ref>{{Cite web|title=Kisah Indra Thohir, Pelatih Terbaik Asia 1995 sekaligus Legenda Persib|url=https://www.bola.net/indonesia/kisah-indra-thohir-pelatih-terbaik-asia-1995-sekaligus-legenda-persib-615b80.html|website=Bola.net|access-date=2022-04-11|archive-date=2022-04-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20220411044633/https://www.bola.net/indonesia/kisah-indra-thohir-pelatih-terbaik-asia-1995-sekaligus-legenda-persib-615b80.html|dead-url=no}}</ref>
Berkat keberhasilannya menjadi juara LI, Persib menjadi wakil Indonesia di kancah Piala Champions Asia. Di ajang ini, Persib sukses mencapai babak perempatfinal Wilayah Timur, salah satunya dengan menyingkirkan juara bertahan, Bangkok Bank (Thailand), di babak penyisihan.
 
{{Kutipan|quote=“Kalah dan terhenti di babak perempatfinal Wilayah Timur memang sudah diprediksi. Lawan yang kita hadapi, kualitasnya jauh di atas lawan-lawan Persib di babak penyisihan sebelumnya. Tapi, apapun adanya, langkah Persib sudah terekam dalam sejarah perhelatan Piala Champion Asia. Tim amatir tetapi mentalnya sangat profesional, sulit dilahirkan lagi dalam waktu yang relatif pendek,”|source=Asep Kustiana, pencetak gol Persib ke gawang Ilhwa Chunma (sekarang [[Seongnam FC]])|Width=30%|Alignment=right}}
==== Liga Indonesia 1995-96 ====
 
Persib tercatat pernah menghadapi [[AC Milan]] dalam laga persahabatan tanggal 4 Juni 1994 di Stadion Utama Senayan. AC Milan kala itu dipimpin pelatih legendaris Italia [[Fabio Capello]], namun tidak diperkuat banyak pemain intinya karena akan bermain di [[Piala Dunia 1994|Piala Dunia]] di Amerika Serikat.<ref>{{Cite news|date=2020-04-17|title=Kilas Balik Persib Vs AC Milan pada 1994, Pujian Capello untuk Gelandang Maung Bandung|url=https://bola.kompas.com/read/2020/04/17/17300058/kilas-balik-persib-vs-ac-milan-pada-1994-pujian-capello-untuk-gelandang-maung|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-10-18|editor-last=Idris|editor-first=Firzie A.|last=Nugraha|first=Septian|archive-date=2022-10-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20221018193011/https://bola.kompas.com/read/2020/04/17/17300058/kilas-balik-persib-vs-ac-milan-pada-1994-pujian-capello-untuk-gelandang-maung|dead-url=no}}</ref> Tim asal Italia tersebut menghajar Persib 0-8 lewat gol [[Dejan Savićević]] ('17, '18), [[Gianlugi Lentini]] ('26), [[Paolo Baldieri]] ('27, '48, '58), Christian Antigori ('68), dan Stefano Desideri ('78).<ref>{{Cite web|url=https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2017/06/04/klipingpr-mengenang-lagi-pertandingan-ac-milan-vs-persib-402446|title=#KlipingPR Mengenang Lagi Pertandingan AC Milan vs Persib|last=digital|first=pikiran rakyat|website=Pikiran Rakyat|language=id|access-date=2019-07-13|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713151632/https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2017/06/04/klipingpr-mengenang-lagi-pertandingan-ac-milan-vs-persib-402446|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.goal.com/id/news/5650/sejarah-hari-ini/2014/06/03/4858508/sejarah-hari-ini-4-juni-persib-bandung-vs-ac-milan-1994|title=Sejarah Hari Ini: Persib Bandung vs AC Milan, 1994 {{!}} Goal.com|website=www.goal.com|access-date=2019-07-13|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713144620/https://www.goal.com/id/news/5650/sejarah-hari-ini/2014/06/03/4858508/sejarah-hari-ini-4-juni-persib-bandung-vs-ac-milan-1994|dead-url=no}}</ref>
Pada LI II/1995-96, pengurus Persib melakukan pergantian pelatih. Setelah mengantarkan Persib menjuarai LII/1995-96 dan perempatfinal Piala Champions Asia, Indra M. Thohir lengser. Sebagai penggantinya, Risnandar Soendoro melakukan langkah-langkah regenerasi dengan menyelipkan sejumlah pemain muda seperti Yaris Riyadi, Imam Riyadi dan Dadang Hidayat ke dalam skuad yang masih didominasi muka-muka lama.
 
=== Liga Super Indonesia (2008-2015) ===
Adapun pasukan Risnandar pada LI/II 1995-96 adalah Anwar Sanusi, Gatot Prasetyo (kiper), Nandang Kurnaedi, Hendra Komara, Roy Darwis, Mulyana, Robby Darwis, Nana Supriatna, Yadi Mulyadi, Dadang Hidayat (belakang), Yusuf Bachtiar, Yudi Guntara, Asep Kustiana, Asep Sumantri, Yaya Sunarya, Imam Riyadi, Yaris Riyadi, Mustika Hadi, Gengen (tengah), Sutiono Lamso, Kekey Zakaria, Asep Dayat, Asep Poni, dan Dadang Rusmana (depan).
{{Rapikan-naratif}}
[[Liga Indonesia]] mengalami perubahan setelah dibentuknya Liga Super Indonesia (LSI) sebagai liga divisi teratas menggantikan Divisi Utama yang menjadi liga tingkat kedua. Musim [[Liga Super Indonesia 2008–2009|2008–2009]] menjadi yang pertama dalam tajuk LSI. Klub tidak lagi diperbolehkan menerima bantuan dana dari pemerintah daerah, dan didirikanlah PT. Persib Bandung Bermartabat sebagai perusahaan yang menaungi Persib.<ref name="digital"/> [[Jaya Hartono]] membawa dua anak asuhnya di [[Deltras FC]], [[Hariono]] dan [[Waluyo]] ke dalam tim. Dua pemain muda, [[Irwan Wijasmara]] dan [[Wildansyah]], bergabung dari tim Diklat Persib. Persib mampu berada di peringkat 3 klasemen akhir dengan raihan 66 poin, hasil dari 20 menang, 6 seri dan 8 kalah.
 
Musim selanjutnya, yaitu [[Liga Super Indonesia 2009–2010|2009-10]] Persib ditinggal [[Eka Ramdani]] yang menerima tawaran [[Persisam]]. Kepindahannya ini sempat memicu kemarahan suporter. [[Lorenzo Cabanas]], [[Rafael Alves Bastos]], [[Nyeck Nyobe George Clement|Nyeck Nyobe]], Edi Kurnia, [[Zaenal Arief]], Suwita Pata, Hari Salisburi dan Waluyo juga meninggalkan klub. Sebagai gantinya, [[Budi Sudarsono]], Cucu Hidayat, Aji Nurpijal dan Christian Rene direkrut serta Dedi Haryanto dipromosikan dari tim Diklat. Dua pemain [[Timnas sepak bola Thailand|timnas Thailand]] [[Sinthaweechai Hathairattanakool]] dan [[Suchao Nuchnum]] direkrut Persib dengan status pinjaman. Persib mengakhiri musim dengan duduk di peringkat 4.
Setelah menyelesaikan 28 pertandingan di babak reguler Wilayah Barat, Persib menempati peringkat ketiga klasemen akhir dengan catatan 13 menang, 11 seri dan 4 kali kalah. Dari wilayah Barat, Persib lolos ke babak “12 Besar” bersama Mastrans Bandung Raya, Pelita Jaya Jakarta, Persita Tangerang, Persikab Kab. Bandung dan Mataram Indocement. Sedangkan 6 tim yang lolos dari Wilayah Timur adalah PSM Makassar, Mitra Surabaya, Pupuk Kaltim Bontang, Gelora Dewata, Persipura Jayapura dan Putra Samarinda.
 
Untuk musim [[Liga Super Indonesia 2014]], legiun asing Persib diisi oleh [[Vladimir Vujović]], [[Djibril Coulibaly]], dan [[Makan Konaté]]. Dalam sebuah laga ujicoba tanggal 14 Mei 2014 di Stadion Si Jalak Harupat, Persib menahan imbang raksasa Belanda, [[Ajax Amsterdam]] dengan skor 1-1.<ref>{{Cite news|url=https://bola.bisnis.com/read/20140515/58/227973/hasil-laga-persahabatan-persib-vs-ajax-skor-1-1-konate-hujan-pujian|title=Hasil Laga Persahabatan Persib vs Ajax Skor 1-1: Konate Hujan Pujian|work=[[Bisnis Indonesia|Bisnis.com]]|access-date=2019-07-13|last=Agus|first=Rustam|editor-last=Khoer|editor-first=Miftahul|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713144622/https://bola.bisnis.com/read/20140515/58/227973/hasil-laga-persahabatan-persib-vs-ajax-skor-1-1-konate-hujan-pujian|dead-url=no}}</ref>
Di babak “12 Besar” yang dibagi ke dalam tiga grup, Persib bergabung di Grup C bersama tuan rumah PSM, Persipura dan Mataram Indocement. Pada pertandingan pembuka di Stadion Mattoangin, Makassar, 24 September 1996, Persib langsung ditekuk Persipura 1-2. Sementara pada pertandingan lain, PSM membekap Mataram Indocement 1-0.
 
Pada musim reguler, Persib berada dibawah juara grup A [[Arema FC|Arema]] dengan 41 poin, berbanding dengan 44 poin yang diraih Arema. Persib kemudian memasuki Babak 8 Besar, tergolong ke dalam grup B bersama PBR, Mitra Kukar dan Persebaya. Dengan raihan 4 kemenangan, dan masing masing 1 seri dan kekalahan, Persib melaju ke semi-final untuk menghadapi Arema. Laga yang berlangsung di [[Stadion Gelora Sriwijaya]] mampu dimenangkan Persib dengan skor 3-1 setelah perpanjangan waktu, lewat gol Vujovic di menit 84, Atep di menit 91, dan Konate di menit 114 yang hanya dibalas [[Alberto Gonçalves Da Costa]] di menit 46.<ref>{{Cite web|url=https://labbola.com/ulasan-pertandingan-semifinal-isl-2014-persib-vs-arema-cronus-4-november-2014/|title=Ulasan Pertandingan - Semifinal ISL 2014: Persib vs Arema Cronus, 4 November 2014|date=2014-11-05|website=Labbola Sports Statistics & Data Management|language=en-GB|access-date=2019-07-13|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713155245/https://labbola.com/ulasan-pertandingan-semifinal-isl-2014-persib-vs-arema-cronus-4-november-2014/|dead-url=no}}</ref>
Dua hari kemudian, [[26 September]] [[1996]], Persib bangkit sekaligus membuka peluang untuk lolos ke babak semifinal sebagai runner-up terbaik, setelah memukul Mataram Indocement 2-0. Tiket semifinal di grup ini akhirnya menjadi milik PSM setelah pada hari yang sama mencatat kemenangan 1-0 atas Persipura.
 
Persipura adalah lawan Persib di laga final yang juga dilakoni di Gelora Sriwijaya pada 7 November 2014. [[Ian Kabes]] membuka skor dengan golnya di menit 5, namun [[Imanuel Wanggai]] mencatat gol bunuh diri di menit 45+1. Persib berbalik unggul lewat [[Muhammad Ridwan (pemain sepak bola)|M. Ridwan]] di menit 52, sebelum akhirnya kembali imbang oleh [[Boaz Solossa]] di menit 79. Adu penalti dimainkan setelah di babak perpanjangan waktu skor tetap 2-2. Boaz, [[Yohanes Pahabol]], dan [[Robertino Pugliara]] dari Persipura serta Konate, [[Ferdinand Sinaga]], [[Tony Sucipto]] dan [[Supardi Nasir]] berhasil mencetak gol di babak penalti. Penendang Persipura selanjutnya [[Nelson Alom]] tak berhasil, dan [[Ahmad Jufrianto]] mampu menaklukkan [[Yoo Jae-hoon]], sehingga memastikan Persib meraih gelar juara dengan skor 2-2 (3-5) di laga final.<ref>{{Cite web |url=https://bola.kompas.com/read/2014/11/07/21261838/Lewat.Drama.Adu.Penalti.Persib.Juara.ISL.2014 |title=Salinan arsip |access-date=2019-07-10 |archive-date=2019-07-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190710174502/https://bola.kompas.com/read/2014/11/07/21261838/Lewat.Drama.Adu.Penalti.Persib.Juara.ISL.2014 |dead-url=no }}</ref> Striker Persib Ferdinand Sinaga dinobatkan sebagai Pemain Terbaik LSI 2014.<ref>{{Cite web|url=https://www.beritasatu.com//223526/ferdinand-sinaga-pemain-terbaik-isl-musim-ini|title=Ferdinand Sinaga Pemain Terbaik ISL Musim Ini|last=BeritaSatu.com|website=beritasatu.com|language=id|access-date=2019-07-13|archive-date=2021-02-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20210207170423/https://www.beritasatu.com//223526/ferdinand-sinaga-pemain-terbaik-isl-musim-ini|dead-url=yes}}</ref>
Sayang, Persib akhirnya harus gagal mempertahankan gelar juara yang direbut tahun sebelumnya, karena pada partai penentuan, 28 September 1996, Robby Darwis dan kawan-kawan harus mengakui keunggulan PSM 0-1. PSM akhirnya didampingi Persipura ke babak semifinal setelah menjadi runner-up terbaik usai membantai Mataram Indocement 4-0.
 
Keberhasilan Persib menjuarai LSI 2014 disambut sangat meriah oleh Bobotoh yang turun ke jalanan kota Bandung. Ribuan orang termasuk Bobotoh dan warga biasa mendatangi selebrasi kemenangan yang berlangsung di Lapangan Gasibu, dengan para pemain Persib, pelatih, dan staf menaiki bus ''Bandros'' yang dikawal ketat oleh polisi.<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/14/11/09/neqe2w-persib-juara-isl-bandung-gelar-pesta-rakyat|title=Persib Juara ISL, Bandung Gelar Pesta Rakyat|date=2014-11-09|website=Republika Online|access-date=2019-07-13|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713144617/https://republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/14/11/09/neqe2w-persib-juara-isl-bandung-gelar-pesta-rakyat|dead-url=no}}</ref>
==== Liga Indonesia 1996-97 ====
 
=== Liga 1 (2017-sekarang) ===
Pergantian pelatih Persib kembali terjadi di awal perhelatan Liga Indonesia (LI) III/1996-97. Pengurus Persib kali ini menunjuk Nandar Iskandar sebagai arsitek “Maung Bandung”. Ketika itu, pengurus Persib juga memutuskan mengontrak Nandar untuk dua musim sekaligus.
Musim pertama Persib pada era Liga 1 dikejutkan dengan kedatangan mantan pemain [[Timnas sepak bola Ghana|timnas Ghana]] yang pernah menjadi bintang bersama [[Chelsea F.C.|Chelsea]], [[Real Madrid C.F.|Real Madrid]] dan [[AC Milan]], [[Michael Essien]] yang didatangkan dari klub top Yunani [[Panathinaikos FC]] sebagai ''marquee player''.<ref>{{Cite news|url=https://bola.okezone.com/read/2017/03/20/49/1647536/didatangkan-dengan-harga-mahal-essien-takkan-buat-persib-rugi|title=Didatangkan dengan Harga Mahal, Essien Takkan Buat Persib Rugi|last=Riswan|work=[[Okezone.com]]|language=id-ID|access-date=2019-07-13|first=Oris|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713144621/https://bola.okezone.com/read/2017/03/20/49/1647536/didatangkan-dengan-harga-mahal-essien-takkan-buat-persib-rugi|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://bola.tempo.co/read/855774/ini-alasan-michael-essien-bergabung-dengan-persib-bandung|title=Ini Alasan Michael Essien Bergabung dengan Persib Bandung|last=setiawan|first=Kodrat|date=2017-03-14|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=2019-07-13|editor-last=setiawan|editor-first=Kodrat|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713144618/https://bola.tempo.co/read/855774/ini-alasan-michael-essien-bergabung-dengan-persib-bandung|dead-url=no}}</ref> [[Carlton Cole]] yang pernah bermain untuk [[West Ham United F.C.|West Ham]] juga berseragam Persib, bersama [[Shohei Matsunaga]] yang kembali direkrut setelah bermain di Persib pada rentang tahun 2011-2012. Cole dilepas di pertengahan musim setelah gagal menyarangkan satupun gol ke gawang lawan,<ref>{{Cite news|url=https://kumparan.com/@kumparanbola/carlton-cole-resmi-dilepas-persib|title=Carlton Cole Resmi Dilepas Persib|work=[[Kumparan (situs web)|Kumparan]]|language=id-ID|access-date=2019-07-13|last=Noor|first=Rossi Finza|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713161650/https://kumparan.com/@kumparanbola/carlton-cole-resmi-dilepas-persib|dead-url=no}}</ref> dan pemain timnas Chad [[Ezechiel N'Douassel]] direkrut dari klub Israel [[Hapoel Tel Aviv F.C.|Hapoel Tel Aviv]] pada 7 Agustus 2017.<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/share/oud413409|title=Profil Striker Baru Persib, Ezechiel N'Douassel|date=2017-08-08|website=Republika Online|access-date=2019-07-13|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713144621/https://republika.co.id/share/oud413409|dead-url=no}}</ref> Karena hasil yang tidak memuaskan, [[Djajang Nurjaman]] mengundurkan diri dari posisinya sebagai pelatih pada 16 Juli 2017 dan [[Herrie Setyawan]] menjadi pelatih sementara atau ''caretaker''<ref>{{Cite news|url=https://bola.kompas.com/read/2017/07/16/08372198/alasan-djadjang-nurdjaman-mundur-dari-kursi-pelatih-persib|title=Alasan Djadjang Nurdjaman Mundur dari Kursi Pelatih Persib|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2019-07-13|editor-last=Wirajati|editor-first=Jalu Wisnu|last=Ramdhani|first=Dendi|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713144620/https://bola.kompas.com/read/2017/07/16/08372198/alasan-djadjang-nurdjaman-mundur-dari-kursi-pelatih-persib|dead-url=no}}</ref>''.'' Persib terlempar dari papan atas klasemen ke papan tengah sejak pekan ke-11 dan tak beranjak hingga akhirnya harus puas menyudahi musim di peringkat 13, yang terburuk sejak musim [[Divisi Utama Liga Indonesia 2006|2006]].
 
Pada [[Liga 1 2018|musim 2018]], terjadi perubahan skuad yang cukup signifikan. Essien dilepas, Vujovic pindah ke [[Bhayangkara FC]], Matsunaga ke [[Persela Lamongan|Persela]], sementara itu [[Ardi Idrus]], [[Ghozali Siregar]], [[Jonathan Bauman]], [[Bojan Mališić]], dan [[Oh In-Kyun]] masuk menggantikan. Selain itu, Eka Ramdani dan [[Airlangga Sutjipto]] kembali didatangkan. Pelatih Mario Gomez asal Argentina ditunjuk untuk menangani tim di musim ini.<ref>{{Cite news|url=https://bola.kompas.com/read/2017/11/28/14560028/lebih-dekat-dengan-pelatih-baru-persib-roberto-carlos-mario-gomez|title=Lebih Dekat dengan Pelatih Baru Persib, Roberto Carlos Mario Gomez|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2019-07-13|editor-last=AE|editor-first=Aloysius Gonsaga|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713155244/https://bola.kompas.com/read/2017/11/28/14560028/lebih-dekat-dengan-pelatih-baru-persib-roberto-carlos-mario-gomez|dead-url=no}}</ref> Laga [[Derbi Indonesia]] di paruh musim kedua ternodai dengan meninggalnya Haringga Sirla, seorang suporter yang dianiaya oknum suporter lain sebelum laga dimulai.<ref>{{Cite web |url=https://bola.kompas.com/read/2018/09/24/05350098/persib-vs-persija-44-pelanggaran-10-kartu-kuning-dan-1-korban-jiwa |title=Salinan arsip |access-date=2019-07-10 |archive-date=2019-07-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190710174501/https://bola.kompas.com/read/2018/09/24/05350098/persib-vs-persija-44-pelanggaran-10-kartu-kuning-dan-1-korban-jiwa |dead-url=no }}</ref> Akibat tragedi itu, Persib dihukum tak boleh bermarkas di wilayah Jawa Barat termasuk di Stadion GBLA maupun Jalak Harupat, sehingga harus memainkan laga kandang di [[Stadion Kapten I Wayan Dipta]]. Persib sempat menghuni posisi 2 klasemen menuju akhir kompetisi, namun kekalahan-kekalahan dialami dan penurunan performa ini membuat Persib hanya bisa berada di peringkat 4 klasemen akhir. Ardi Idrus terpilih masuk Tim Terbaik Liga 1 2018.<ref>https://liga-indonesia.id/berita/tim-terbaik-go-jek-liga-1-2018{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Eka Ramdani memutuskan pensiun di akhir musim.<ref>{{Cite web |url=https://bola.kompas.com/read/2018/12/30/21294638/eka-ramdani-mantap-gantung-sepatu-karena-panggilan-hati |title=Salinan arsip |access-date=2019-07-11 |archive-date=2019-07-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190711172114/https://bola.kompas.com/read/2018/12/30/21294638/eka-ramdani-mantap-gantung-sepatu-karena-panggilan-hati |dead-url=no }}</ref>
Berbeda dengan dua musim sebelumnya, LI III dibagi ke dalam tiga wilayah, Barat, Tengah dan Timur, masing-masing diikuti 11 klub. Bermaterikan pemain yang tidak jauh berbeda dengan musim sebelumnya, Nandar sukses membawa Persib menjuarai Wilayah Tengah dengan catatan 8 kali menang, 10 imbang dan 2 kali kalah. Sebagai juara Wilayah Tengah, Persib lolos ke babak “12 Besar” bersama Pelita Jaya Mastrans, Mitra Surabaya dan Barito Putra. Dari wilayah lain, tim-tim yang lolos ke babak “12 Besar” adalah Persebaya Surabaya, Bandung Raya, Arema Malang, Persiraja Banda Aceh (Barat), PSM Makassar, Gelora Dewata, Persma Manado dan Persipura Jayapura (Timur).
 
Untuk [[Liga 1 2019|musim 2019]], Mario Gomez yang dipecat digantikan [[Miljan Radović]].<ref>{{Cite news|url=https://bola.kompas.com/read/2018/12/20/19193768/resmi-persib-bandung-tunjuk-miljan-radovic-jadi-pelatih|title=Resmi, Persib Bandung Tunjuk Miljan Radovic Jadi Pelatih|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2019-07-13|editor-last=Indriawati|editor-first=Tri|last=Ramdhani|first=Dendi|archive-date=2019-08-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20190829180119/https://bola.kompas.com/read/2018/12/20/19193768/resmi-persib-bandung-tunjuk-miljan-radovic-jadi-pelatih|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://bola.kompas.com/read/2018/12/14/15000088/mario-gomez-dipecat-persib-johor-darul-takzim-beri-sindiran|title=Mario Gomez Dipecat Persib, Johor Darul Takzim Beri Sindiran|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2019-07-13|editor-last=Indriawati|editor-first=Tri|last=Rudi|first=Alsadad|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713155246/https://bola.kompas.com/read/2018/12/14/15000088/mario-gomez-dipecat-persib-johor-darul-takzim-beri-sindiran|dead-url=no}}</ref> Akan tetapi, hasil turnamen pramusim [[Piala Presiden 2019]] yang tak memuaskan membuatnya didepak, dan manajemen mendatangkan [[Robert Rene Alberts]] yang pernah mengantarkan Arema juara LSI 2009-10.<ref>{{Cite news|url=https://bola.kompas.com/read/2019/05/03/22000018/robert-rene-alberts-ungkap-proses-gabung-ke-persib|title=Robert Rene Alberts Ungkap Proses Gabung ke Persib|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2019-07-13|editor-last=Dennys|editor-first=Ferril|last=Dennys|first=Ferril|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713144620/https://bola.kompas.com/read/2019/05/03/22000018/robert-rene-alberts-ungkap-proses-gabung-ke-persib|dead-url=no}}</ref> Striker [[Artur Geworkýan]] direkrut untuk menggantikan Bauman, dan Rene Mihelic asal [[Slovenia]] melengkapi jatah legiun asing.<ref>{{Cite web|url=https://www.bolasport.com/read/311700630/profil-artur-gevorkyan-rekrutan-anyar-persib-dengan-segudang-prestasi|title=Profil Artur Gevorkyan, Rekrutan Anyar Persib dengan Segudang Prestasi - Bolasport.com|last=Bolasport.com|website=www.bolasport.com|language=id|access-date=2019-07-13|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713144617/https://www.bolasport.com/read/311700630/profil-artur-gevorkyan-rekrutan-anyar-persib-dengan-segudang-prestasi|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://bola.kompas.com/read/2019/05/08/10480898/profil-rene-mihelic-gelandang-baru-persib|title=Profil Rene Mihelic, Gelandang Baru Persib|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2019-07-13|editor-last=Dennys|editor-first=Ferril|last=Achmad|first=Nirmala Maulana|archive-date=2019-12-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20191221224807/https://bola.kompas.com/read/2019/05/08/10480898/profil-rene-mihelic-gelandang-baru-persib|dead-url=no}}</ref> [[Beckham Putra Nugraha]] pun dipromosikan dari Persib U19 setelah membawa tim tersebut juara Liga 1 U19 2018.<ref>{{Cite web|url=https://www.indosport.com/sepakbola/20190622/keren-beckham-jadi-pemain-termuda-persib-yang-jalani-debut-di-liga-1|title=Keren! Beckham Jadi Pemain Termuda Persib yang Jalani Debut di Liga 1|last=INDOSPORT.com|date=2019-06-22|website=INDOSPORT.com|language=en|access-date=2019-07-13|archive-date=2019-06-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20190622082415/https://www.indosport.com/sepakbola/20190622/keren-beckham-jadi-pemain-termuda-persib-yang-jalani-debut-di-liga-1|dead-url=no}}</ref>
Sebagai juara Wilayah Tengah, Persib mendapat jatah tuan rumah di babak “12 Besar”. Robby Darwis dan kawan-kawan menjadi tuan rumah Grup B menjamu tiga kontestan lainnya, Bandung Raya, Persma Manado dan Barito Putra.
 
Di pertengahan musim, Mihelic bersama Geworkyan diputus kontrak dan Malisic dilepas ke [[Badak Lampung F.C.]]<ref>{{Cite news|url=https://bola.kompas.com/read/2019/09/09/17011488/tinggalkan-persib-bojan-malisic-gabung-ke-perseru-badak-lampung-fc|title=Tinggalkan Persib, Bojan Malisic Gabung ke Perseru Badak Lampung FC|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2019-11-30|editor-last=Laksamana|editor-first=Nugyasa|last=Laksamana|first=Nugyasa|archive-date=2020-01-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20200104034604/https://bola.kompas.com/read/2019/09/09/17011488/tinggalkan-persib-bojan-malisic-gabung-ke-perseru-badak-lampung-fc|dead-url=no}}</ref> Sebagai gantinya, Persib mendatangkan [[Kevin van Kippersluis]] dan [[Nick Kuipers]] dari Belanda serta [[Omid Nazari]] asal Filipina.<ref>{{Cite web|url=http://persib.co.id/berita/tiga-pemain-baru-persib-tiba-di-bandung|title=Tiga Pemain Baru PERSIB Tiba di Bandung {{!}} Official Persib Web|website=persib.co.id|access-date=2019-11-30|archive-date=2020-01-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20200104034959/https://persib.co.id/berita/tiga-pemain-baru-persib-tiba-di-bandung|dead-url=no}}</ref> Karena kiper utama [[M. Natshir Mahbuby|Deden Natshir]] mengalami cedera tulang kering di laga melawan Persija (10/7) dan absen hingga akhir musim, kiper [[PSS Sleman]] asal [[Kuningan, Kuningan|Kuningan]] [[Dhika Bayangkara]] ditransfer ke Persib.<ref>{{Cite news|url=https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20190710235955-142-411085/alami-patah-tulang-deden-natshir-cedera-panjang|title=Alami Patah Tulang, Deden Natshir Cedera Panjang|work=[[CNN Indonesia]]|language=en|access-date=2019-11-30|archive-date=2019-07-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20190711012559/https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20190710235955-142-411085/alami-patah-tulang-deden-natshir-cedera-panjang|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.pikiran-rakyat.com/persib/pr-01318128/persib-bandung-rekrut-dhika-bayangkara-kiper-asal-kuningan|title=Persib Bandung Rekrut Dhika Bayangkara, Kiper Asal Kuningan - Pikiran-Rakyat.com|last=Rakyat|first=Pikiran|website=www.Pikiran Rakyat|language=id|access-date=2019-11-30|archive-date=2020-01-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20200104034606/https://www.pikiran-rakyat.com/persib/pr-01318128/persib-bandung-rekrut-dhika-bayangkara-kiper-asal-kuningan|dead-url=no}}</ref>
Sayang, Persib gagal memanfaatkan keuntungan sebagai tuan rumah. Setelah menang 1-0 dari Barito Putra pada partai pembuka, 13 Juli 1997, Persib hanya mampu bermain imbang tanpa gol dengan Bandung Raya, 15 Juli 1997, dan Persma, 17 Juli 1997. Akibatnya, Persib harus merelakan tempatnya di semifinal kepada rival sekotanya, Bandung Raya yang membekap Persma 3-0 dan Barito Putra 2-0. Dengan nilai 5, hasil sekali menang dan 2 seri, Persib harus puas menjadi runner-up Grup B di bawah Bandung Raya yang mengumpulkan nilai 7.
 
Pada musim [[Liga 1 2020–2021|2020]] Persib merekrut beberapa pemain, yaitu [[Geoffrey Castillion]], [[Wander Luiz]], dan [[Ezra Walian]] serta sempat memuncaki klasemen dengan tiga kemenangan beruntun, namun akhirnya kompetisi dihentikan setelah ditunda berkali-kali akibat terjadinya [[Pandemi Covid-19 di Indonesia|pandemi Covid-19]]. Kompetisi lalu dilanjutkan pada tahun 2021 dengan memulai [[Liga 1 (Indonesia) 2021–2022|musim baru]] pada bulan Agustus.<ref>{{Cite news|title=PSSI: Liga 1 Mulai 20 Agustus|url=https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20210803155220-142-675839/pssi-liga-1-mulai-20-agustus|work=[[CNN Indonesia]]|language=id-ID|access-date=2022-01-15|archive-date=2022-01-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20220115184726/https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20210803155220-142-675839/pssi-liga-1-mulai-20-agustus|dead-url=no}}</ref> Persib berlaga di [[Piala Menpora 2021]], dengan hasil akhir kalah 1-2 dari Persija pada babak final.<ref>{{Cite news|title=Hasil Final Piala Menpora: Persija Juara Usai Kalahkan Persib|url=https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20210425204621-142-634568/hasil-final-piala-menpora-persija-juara-usai-kalahkan-persib|work=[[CNN Indonesia]]|language=id-ID|access-date=2022-01-15|archive-date=2022-01-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20220115184728/https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20210425204621-142-634568/hasil-final-piala-menpora-persija-juara-usai-kalahkan-persib|dead-url=no}}</ref>
Bandung Raya yang merupakan juara bertahan akhirnya terus melaju hingga partai puncak sebelum ditundukkan Persebaya Surabaya 1-3 di Stadion Utama Senayan, Jakarta, 28 Juli 1997.
 
Beberapa pemain yang baru bergabung seperti Ferdinand Sinaga dan [[Farshad Noor]] dilepas sebelum liga benar-benar dimulai.<ref>{{Cite news|title=Persib Bandung Depak Farshad Noor|url=https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20210426222957-142-635083/persib-bandung-depak-farshad-noor|work=[[CNN Indonesia]]|language=id-ID|access-date=2022-01-15|archive-date=2022-01-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20220115213125/https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20210426222957-142-635083/persib-bandung-depak-farshad-noor|dead-url=no}}</ref> Castilion dan Luiz juga dirilis pada pertengahan musim. [[Mohammed Rashid]], [[Bruno Cantanhede]], [[Marc Klok]], [[David da Silva]] dan beberapa pemain akademi klub masuk ke dalam skuat.<ref>{{Cite web|last=Famela|first=Rizza Kampani|title=Persib Promosikan 2 Pemain Muda untuk Bergabung dengan Tim Senior - Priangan Timur News|url=https://priangantimurnews.pikiran-rakyat.com/olahraga/pr-1222495567/persib-promosikan-2-pemain-muda-untuk-bergabung-dengan-tim-senior|website=priangantimurnews.pikiran-rakyat.com|language=id|access-date=2022-01-15|archive-date=2022-01-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20220131112732/https://priangantimurnews.pikiran-rakyat.com/olahraga/pr-1222495567/persib-promosikan-2-pemain-muda-untuk-bergabung-dengan-tim-senior|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|last=Nurinsani|date=2021-12-20|title=Kedatangan 2 Pemain Asing Baru, Persib Bandung Optimistis Juara Liga 1 2021-2022|url=https://bola.okezone.com/read/2021/12/20/49/2519764/kedatangan-2-pemain-asing-baru-persib-bandung-optimistis-juara-liga-1-2021-2022|work=[[Okezone.com]]|language=id-ID|access-date=2022-01-15|first=Annisa|archive-date=2022-01-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20220115184727/https://bola.okezone.com/read/2021/12/20/49/2519764/kedatangan-2-pemain-asing-baru-persib-bandung-optimistis-juara-liga-1-2021-2022|dead-url=no}}</ref> Di klasemen akhir [[Liga 1 (Indonesia) 2021–2022|Liga 1 2021–2022]], Persib finis di posisi 2 dan lolos ke babak kualifikasi [[Piala AFC 2023–2024|Piala AFC 2023/24]].<ref>{{Cite web|last=sportstars.id|title=Persib Bandung Dipastikan Tampil di AFC Cup Musim Depan - Sportstars.Id|url=https://www.sportstars.id/read/persib-bandung-dipastikan-tampil-di-afc-cup-musim-depan-1v11de|website=https://www.sportstars.id/|language=id|access-date=2022-04-11|archive-date=2022-04-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20220411044634/https://www.sportstars.id/read/persib-bandung-dipastikan-tampil-di-afc-cup-musim-depan-1v11de|dead-url=no}}</ref> Persib sempat mendapat gugatan pengaturan skor saat seri melawan Barito di laga terakhir yang membuat Barito selamat dari zona degradasi dengan unggul rekor pertemuan atas Persipura. Di laga itu, performa David da Silva dikritik habis-habisan terlebih saat menyia-nyiakan peluang, sehingga memunculkan tudingan pengaturan skor.<ref>{{Cite news|title=Respons Persib Usai Digugat Soal Dugaan Sepak Bola Gajah|url=https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20220418174235-142-786249/respons-persib-usai-digugat-soal-dugaan-sepak-bola-gajah|work=[[CNN Indonesia]]|language=id-ID|access-date=2022-10-18|archive-date=2022-10-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20221018183624/https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20220418174235-142-786249/respons-persib-usai-digugat-soal-dugaan-sepak-bola-gajah|dead-url=no}}</ref> Namun, gugatan itu dibatalkan karena tidak adanya bukti yang mengarah kepada tindakan tersebut.<ref>{{Cite web|last=sportstars.id|title=PT LIB Pastikan Laga Barito Putera Vs Persib Bandung Tidak Diulang - Sportstars.Id|url=https://www.sportstars.id/read/pt-lib-pastikan-laga-barito-putera-vs-persib-bandung-tidak-diulang-u7Y44m|website=https://www.sportstars.id/|language=id|access-date=2022-10-18|archive-date=2022-10-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20221018183624/https://www.sportstars.id/read/pt-lib-pastikan-laga-barito-putera-vs-persib-bandung-tidak-diulang-u7Y44m|dead-url=no}}</ref>
==== Liga Indonesia 1997-98 ====
 
Sebelum [[Liga 1 2022–23|musim 2022/23]] dimulai, [[Tragedi Gelora Bandung Lautan Api 2022|insiden di stadion GBLA]] terjadi pada tanggal 17 Juni 2022 dalam laga [[Piala Presiden 2022|Piala Presiden]] melawan Persebaya yang menewaskan dua orang.<ref>{{Cite news|last=Robbani|first=Muhammad|title=Riwayat Kematian Suporter di GBLA|url=https://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/d-6134462/riwayat-kematian-suporter-di-gbla|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2022-10-18|archive-date=2022-10-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20221018183616/https://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/d-6134462/riwayat-kematian-suporter-di-gbla|dead-url=no}}</ref> Dua pemain timnas Indonesia [[Ricky Kambuaya]] dan [[Rachmat Irianto]] pindah dari Persebaya ke Persib.<ref>{{Cite journal|date=2022-10-18|title=Persib Bandung|url=https://en.wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Persib_Bandung&oldid=1116861869|journal=Wikipedia|language=en|access-date=2022-10-18|archive-date=2023-03-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20230323105349/https://en.wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Persib_Bandung&oldid=1116861869|dead-url=no}}</ref> Sebanyak sebelas pemain dari musim sebelumnya dirilis tim, termasuk penggawa inti seperti Esteban Vizcarra, Rashid, Cantanhede, Ardi Idrus, dan kapten tim Supardi.<ref>{{Cite web|title=Perombakan Besar-besaran! Persib Lepas 11 Pemain untuk Liga 1 2022/23|url=https://www.bola.net/indonesia/perombakan-besar-besaran-persib-lepas-11-pemain-untuk-liga-1-2022-23-1e3d7e.html|website=Bola.net|language=en|access-date=2022-10-18|archive-date=2022-10-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20221018183615/https://www.bola.net/indonesia/perombakan-besar-besaran-persib-lepas-11-pemain-untuk-liga-1-2022-23-1e3d7e.html|dead-url=no}}</ref> Persib tidak mengawali kompetisi liga dengan baik karena gagal menang di tiga laga pertama, mengakibatkan pelatih Robert Alberts mundur. Asisten Alberts, [[Budiman Yunus]], menjadi pelatih sementara hingga [[Luis Milla]], mantan pelatih timnas Indonesia dari Spanyol, secara resmi diperkenalkan sebagai pelatih baru.<ref>{{Cite news|last=Zenitha|date=2022-09-10|title=Jejak Karier Pelatih Persib Bandung, Luis Milla|url=https://bola.okezone.com/read/2022/09/10/49/2664743/jejak-karier-pelatih-persib-bandung-luis-milla|work=[[Okezone.com]]|language=id-ID|access-date=2022-10-18|first=Cita|archive-date=2022-10-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20221018183619/https://bola.okezone.com/read/2022/09/10/49/2664743/jejak-karier-pelatih-persib-bandung-luis-milla|dead-url=no}}</ref>
Kendati masih “mengharamkan” pemain asing, pada Liga Indonesia (LI) IV/1997-98, Persib mulai membuka keran bagi pemain yang bukan binaan sendiri. Ketika itu, pelatih Nandar Iskandar memboyong beberapa pemain dari luar Jawa Barat untuk memperkuat skuad yang ada. Maka, bergabunglah dua pemain PSMS Medan, M. Halim (kiper) dan Khair Rifo, striker Bandung Raya, Peri Sandria dan Surya Lesmana, gelandang asal Persijatim Jakarta Timur, Iskandar dan mantan striker Petrokimia Putra dan Barito Putra, Gatot Indra.
 
Pada musim 2023/24, Luis Milla mengundurkan diri pada Juli 2023 dikarenakan alasan pribadi.<ref>{{Cite web|title=Mundur dari Persib Bandung, Luis Milla Janji Bakal Setia Jadi Bobotoh untuk Selamanya|url=https://www.bola.net/indonesia/mundur-dari-persib-bandung-luis-milla-janji-bakal-setia-jadi-bobotoh-untuk-selamanya-b86c9f.html|website=Bola.net|language=en|access-date=2023-12-18}}</ref> Ia digantikan oleh pelatih fisik Yaya Sunarya sebagai pelatih sementara (caretaker) hingga datangnya [[Bojan Hodak]].<ref>{{Cite web|last=Bolasport.com|title=RESMI - Bojan Hodak Gantikan Luis Milla Jadi Pelatih Persib Bandung - Bolasport.com|url=https://www.bolasport.com/read/313847461/resmi-bojan-hodak-gantikan-luis-milla-jadi-pelatih-persib-bandung|website=www.bolasport.com|language=id|access-date=2023-12-18}}</ref> Persib meraih catatan 14 pertandingan tak terkalahkan sebelum akhirnya dikalahkan Persik Kediri 0-2 di kandang pada 10 Desember.<ref>{{Cite web|title=JPNN|url=https://m.jpnn.com/news/bojan-hodak-sebut-3-hal-yang-bikin-persib-kalah-dari-persik|website=JPNN.com|language=id|access-date=2023-12-18}}</ref>
Namun, kedatangan para pemain dari luar Jawa Barat itu justru menimbulkan persoalan yang mengganggu keharmonisan tim. Akibat perlakuan yang berbeda antara pemain pendatang dan pemain binaan Persib, gap di antara para pemain pun terjadi. Pemain lokal binaan Persib mulai cemburu dengan perbedaan perlakuan pengurus.
 
Persib lolos ke seri Championship dengan menempati peringkat 2 klasemen musim reguler, menang 2-0 atas Borneo FC pada laga terakhir.<ref>{{Cite web|date=2024-04-25|title=Hasil BRI Liga 1 2023/2024, Persib Bandung vs Borneo FC: Skor 2-1|url=https://www.bola.net/indonesia/hasil-bri-liga-1-2023-2024-persib-bandung-vs-borneo-fc-skor-2-1-65df80.html|website=Bola.net|language=en|access-date=2024-06-06}}</ref> Pada semifinal melawan Bali United, Persib bermain 1-1 di leg pertama sebagai tim tamu dengan gol dari David da Silva yang menyamai skor setelah Jefferson Assis terlebih dulu membobol gawang Persib.<ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=C. N. N.|title=Hasil Championship Series Liga 1: Bali United vs Persib Imbang 1-1|url=https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20240514203533-142-1097660/hasil-championship-series-liga-1-bali-united-vs-persib-imbang-1-1|website=olahraga|language=id-ID|access-date=2024-06-06}}</ref> Leg kedua semifinal dimenangkan Persib dengan skor 3-0 lewat Ciro (menit ke-31), Febri Haryadi (menit ke-39) dan Edo Febriansah (menit ke-70), sehingga mereka lolos ke final dengan agregat 4-1.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2024-05-18|title=Hasil Persib Vs Bali United 3-0, Maung ke Final Championship Series Liga 1|url=https://bola.kompas.com/read/2024/05/18/20562228/hasil-persib-vs-bali-united-3-0-maung-ke-final-championship-series-liga-1|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2024-06-06}}</ref>
Akibatnya, perjalanan Persib di LI IV pun mulai gontai. Tergabung di Wilayah Tengah, Persib mengalami lima kekalahan dalam 15 partai awal yang dimainkannya. Catatan terburuk dalam empat musim terakhir. Ini membuat posisi Nandar terancam. Bahkan, ratusan bobotoh sempat menghadiahkan karangan bunga kematian buat Nandar.
 
Persib menghadapi Madura United dalam dua leg laga final. Leg pertama berakhir 3-0 di kandang Persib lewat gol Ciro (menit ke-70) dan David da Silva (menit ke 90+4 dan 90+12).<ref>{{Cite web|last=Triyogo|first=Arkhelaus Wisnu|date=2024-05-26|title=Hasil Final Championship Series Liga 1: Persib Bandung Kalahkan Madura United 3-0, David da Silva Cetak Brace|url=https://bola.tempo.co/read/1872470/hasil-final-championship-series-liga-1-persib-bandung-kalahkan-madura-united-3-0-david-da-silva-cetak-brace|website=Tempo|language=en|access-date=2024-06-06}}</ref> Kemudian, kemenangan diraih pada leg kedua di kandang Madura United dengan skor 1-3, yang memastikan gelar juara bagi Persib dengan agregat di babak final 6-1. Para pencetak gol bagi Persib adalah David da Silva (menit ke-60), Marc Klok (menit ke 86) dan Beckham Putra (menit ke-90+2).<ref>{{Cite web|last=Widianto|first=Rifqi Ardita|title=Kembali Bungkam Madura United, Persib Juara Liga 1 2023/2024!|url=https://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/d-7368065/kembali-bungkam-madura-united-persib-juara-liga-1-2023-2024|website=sepakbola|language=id-ID|access-date=2024-06-06}}</ref> Ini adalah gelar juara ketiga bagi Persib pada kompetisi liga divisi tertinggi di Indonesia sejak 1994-95. Bojan Hodak meraih penghargaan Pelatih Terbaik Liga 1 musim 2023-24 dan David da Silva sebagai Pencetak Gol Terbanyak dengan koleksi 30 gol.<ref>{{Cite web|last=Triyogo|first=Arkhelaus Wisnu|date=2024-05-31|title=Striker Persib Bandung David Da Silva Jadi Top Skor Liga 1 Musim Ini, Bojan Hodak Jadi Pelatih Terbaik|url=https://bola.tempo.co/read/1874554/striker-persib-bandung-david-da-silva-jadi-top-skor-liga-1-musim-ini-bojan-hodak-jadi-pelatih-terbaik|website=Tempo|language=en|access-date=2024-06-06}}</ref> Bojan juga menjadi pelatih asing pertama dalam sejarah Persib yang membawa tim menjadi juara liga.
Namun, Nandar selamat dari kecaman yang lebih hebat. Pasalnya, PSSI akhirnya memutuskan untuk menghentikan kompetisi pada tanggal 25 Mei 1998, akibat kerusuhan sosial yang melanda Indonesia. Ketika itu, Persib baru memainkan 15 partai dengan catatan 6 kali menang, 4 seri dan 5 kali kalah dan tertahan di peringkat kelima klasemen sementara.
 
==== LigaLogo Indonesiadan 1998-99seragam ====
Warna resmi seragam klub adalah biru dan putih yang merupakan warna digunakan oleh [[Siliwangi|Kerajaan Siliwangi]].
 
Logo klub tampak serupa dengan lambang kota Bandung. Logo tersebut dipakai dikarenakan pada masa-masa awal Perserikatan, Persib dinilai mewakili orang Sunda. Saat ini, tiga bintang ditambahkan di atas logo klub sebagai tanda telah memenangkan dua kali liga pada tahun musim [[Divisi Utama Liga Indonesia 1994–1995|1994–95]], [[Liga Super Indonesia 2014|2014]] dan [[Liga 1 (Indonesia) 2023–2024|2023–24]]. Pada ubahan terakhir, logo kini memiliki bentuk perisai yang lebih membulat dan pergantian aksara (''font)'' "PERSIB" di tengahnya.<ref>{{Cite web|date=2018-12-02|title=Evolusi Logo Persib dari Masa ke Masa|url=https://metrum.co.id/evolusi-logo-persib-dari-masa-ke-masa/|website=Metrum|language=id-ID|access-date=2022-01-15|archive-date=2022-01-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20220115184729/https://metrum.co.id/evolusi-logo-persib-dari-masa-ke-masa/|dead-url=no}}</ref> Klub sempat mengubah warna seragam menjadi biru muda dan logo dengan gambar harimau serta tulisan "PERSIB" dan "MAUNG BANDUNG" di masing-masing atas dan bawah logo pada musim [[Divisi Utama Liga Indonesia 2003|2003]], namun hanya bertahan semusim lewat instruksi pergantian kembali oleh wali kota Bandung saat itu [[H. AA Tarmana]].<ref>{{Cite web|last=BobotohID|title=Jersey Persib dari Masa ke Masa !|url=https://bobotoh.id/baca/jersey-persib-dari-masa-ke-masa-|website=BOBOTOH PERSIB|access-date=2022-01-15|archive-date=2022-01-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20220115184728/https://bobotoh.id/baca/jersey-persib-dari-masa-ke-masa-|dead-url=yes}}</ref>
Memasuki LI V/1998-99, persiapan Persib diwarnai konflik internal yang berkepanjangan. Lantaran ketidakjelasan manajemen tim, sejumlah pilar Persib, khususnya yang bukan pemain binaan seperti M. Halim, Iskandar, Surya Lesmana, Giman Nurjaman, Khair Rifo dan Gatot Indra memilih hengkang.
 
Menurut statuta PSSI, logo Persib sekarang dilindungi dan tidak dibenarkan untuk diganti dan diubah sebagai penghargaan akan andil klub dalam pendirian PSSI pada tahun 1930. Peraturan ini juga meliputi larangan pergantian nama, domisili, dan warisan sejarah klub.<ref>{{Cite web|last=Bolasport.com|date=2021-05-16|title=7 Tim Liga Indonesia Diharamkan Ganti Nama, Ada Persija dan Persib - Bolasport.com|url=https://www.bolasport.com/read/312696573/7-tim-liga-indonesia-diharamkan-ganti-nama-ada-persija-dan-persib|website=www.bolasport.com|language=id|access-date=2022-01-15|archive-date=2022-01-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20220115200949/https://www.bolasport.com/read/312696573/7-tim-liga-indonesia-diharamkan-ganti-nama-ada-persija-dan-persib|dead-url=no}}</ref>
Tidak hanya itu, para pemain binaan sendiri yang selama ini menjadi ikon Persib turut kabur. Para pemain yang terpaksa pergi dengan hati terluka, akibat perselisihan dengan manajemen tim itu adalah Robby Darwis, Yadi Mulyadi, Gatot Prasetyo, Asep Dayat dan Hendra Komara.
 
== Stadion dan fasilitas latihan ==
Akibat kehilangan banyak pilar, Persib yang ketika itu ditangani pelatih debutan M. Suryamin dan Manajer H.M. Sanusi tampil di LI V dengan kekuatan compang-camping. Plus kondisi internal tim yang sudah tidak kondusif, serta munculnya faktor klenik dalam mempersiapkan tim, Persib mengalami keterpurukan dan harus kehilangan tempat di jajaran elit sepak bola nasional.
[[Berkas:Gelora Bandung Lautan Api.JPG|jmpl|247x247px|[[Stadion Gelora Bandung Lautan Api]] (GBLA) sebagai stadion utama]]
[[Berkas:Si Jalak Harupat 2023.jpg|jmpl|243x243px|[[Stadion Si Jalak Harupat]] sebagai stadion alternatif (foto tahun 2023)]]
Persib sempat menggunakan lapangan-lapangan di kota Bandung seperti di Ciroyom dan Tegallega untuk bermain pada era awal berdirinya. [[Stadion Sidolig]] (yang kini bernama Stadion Persib) mulai digunakan setelah terjadi merger klub-klub lokal [[Sepak bola di Hindia Belanda|Hindia Belanda]] seperti UNI, Sidolig, dan federasi sepak bola Bandung [[Voetbal Bond Bandoeng en Omstreken]] (VBBO). Setelah itu, Persib bermarkas di [[Stadion Siliwangi]] hingga dekade 2000an.
 
Pada [[Liga Super Indonesia 2008]], Persib terpaksa harus meninggalkan Stadion Siliwangi setelah terjadi kerusuhan ketika menjamu Persija Jakarta pada pekan kedua. Ditambah situasi politik yang sedang memanas akibat berlangsungnya [[Pemilihan umum Indonesia 2009|Pemilu 2009]], [[Kepolisian]] [[Kota Bandung]] tidak lagi mengeluarkan surat izin menyelenggarakan pertandingan di Stadion Siliwangi bagi Persib. Sebagai alternatif, dipilihlah [[Stadion Si Jalak Harupat]], [[Soreang]], [[Kabupaten Bandung]], sebagai "home-base" hingga akhir musim kompetisi.
Bahkan, setelah memainkan 6 dari 8 pertandingan yang harus dijalani, Persib yang tergabung di Wilayah Barat Grup B nyaris terlempar ke Divisi I. Dalam enam pertandingan itu, Nana Priatna dan kawan-kawan hanya mencatat hasil 2 kali menang, sekali seri dan 3 kali kalah. Beruntung, Persib masih bisa menghindari degradasi setelah mencatat kemenangan 3-1 atas Persita Tangerang di Stadion Benteng, Tangerang, 7 Februari 1999. Meski pada partai terakhir kembali kalah 1-3 dari Persija di Stadion Siliwangi, Persib tetap selamat dan tiket degradasi menjadi milik Persita.
 
Untuk lapangan latihan, Persib menggunakan Stadion Persib di Jalan Ahmad Yani. Di stadion tersebut terdapat lapangan latihan dengan rumput baru dan trek berlari serta di sampingnya terdapat mess untuk tempat tinggal para pemain dan staff Persib serta untuk kantor. Letak Stadion Persib yang berada di Jl. Ahmad Yani yang merupakan pusat keramaian juga membuat istirahat para pemain terganggu dan mudahnya para ''bobotoh'' untuk masuk ke dalam stadion.
==== Liga Indonesia 1999-00 ====
 
Selain Stadion Persib, Persib pun memakai Sport Jabar Arcamanik. Tim Persib sendiri mengaku cocok berlatih di stadion tersebut, karena selain memiliki lapangan yang cukup baik termasuk kondisi rumputnya. Selain itu tempat tersebut lokasinya dekat dengan mess Persib di Stadion Sidolig. Terkadang jika dibutuhkan, lapangan di jalan Lodaya pun jadi tempat berlatih.<ref>{{Cite web |url=https://bola.tempo.co/read/1193451/radovic-berharap-persib-punya-lapangan-sendiri-untuk-berlatih |title=Salinan arsip |access-date=2019-07-11 |archive-date=2019-07-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190711164413/https://bola.tempo.co/read/1193451/radovic-berharap-persib-punya-lapangan-sendiri-untuk-berlatih |dead-url=no }}</ref>
Meski nyaris terdegradasi, pelatih M. Suryamin masih dipertahankan Persib pada LI VI/1999-00. Namun, karena besarnya pengaruh faktor klenik dalam perjalanan tim serta buruknya prestasi Nandang Kurnaedi dan kawan-kawan dalam lima pertandingan awal, Suryamin akhirnya harus lengser. Akibat tekanan publik, pers, dan pengurus, Suryamin akhirnya menyatakan mengundurkan diri. Suryamin mundur setelah Persib dikalahkan Persita dan Persikab 0-1, dua kali imbang lawan Indocement Cirebon dan Medan Jaya serta dibekap Semen Padang 0-3.
 
Pada Juni 2016 hingga September 2018 Persib menggunakan [[Stadion Gelora Bandung Lautan Api|Stadion GBLA]] untuk memainkan laga kandangnya. Untuk [[Liga 1 2019]] Stadion GBLA tak dapat digunakan akibat kondisinya yang memburuk,<ref>{{Cite web |url=https://www.goal.com/id/berita/manajer-persib-bandung-ingin-stadion-gbla-dibongkar/1gymctucb2s461881h4gfdfrln |title=Salinan arsip |access-date=2019-07-10 |archive-date=2019-04-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190410034620/https://www.goal.com/id/berita/manajer-persib-bandung-ingin-stadion-gbla-dibongkar/1gymctucb2s461881h4gfdfrln |dead-url=no }}</ref> sehingga Persib bermarkas kembali di [[Stadion Si Jalak Harupat]].
Pada saat konferensi pers pengunduran dirinya di Sekretariat Persib, Jalan Gurame Bandung, Suryamin menyatakan ia terpaksa menanggalkan jabatannya sebagai pelatih Persib karena merasa didzalimi semua orang, termasuk pers yang dinilai selalu memojokkannya. “Celakalah bagi orang-orang yang telah berbuat dzalim,” hardik Suryamin yang ketika itu terlihat sangat emosional.
 
Bersama pemerintah kota Bandung, Persib mencapai kesepakatan atas penggunaan stadion GBLA yang direncanakan berlangsung selama 30 tahun pada tahun 2022.<ref>{{Cite web|last=Apriani|first=Yeni Siti|title=Persib Bandung Sah Gunakan Stadion GBLA Sebagai Homebase Liga 1 2022 2023 - Galamedia News|url=https://galamedia.pikiran-rakyat.com/persib/pr-355075642/persib-bandung-sah-gunakan-stadion-gbla-sebagai-homebase-liga-1-2022-2023|website=galamedia.pikiran-rakyat.com|language=id|access-date=2022-10-18|archive-date=2022-10-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20221018183617/https://galamedia.pikiran-rakyat.com/persib/pr-355075642/persib-bandung-sah-gunakan-stadion-gbla-sebagai-homebase-liga-1-2022-2023|dead-url=no}}</ref>
Menyusul pengunduran diri Suryamin di tengah jalan, pengurus Persib akhirnya menunjuk Indra M. Thohir sebagai penggantinya. Inilah kejadian pertama kali pengurus Persib melakukan pergantian pelatih di tengah jalan sepanjang sejarah perjalanan LI.
 
== Penetapan hari jadi ==
Ditangani pelatih yang membawa Persib menjuarai LI I/1994-95, prestasi Persib secara perlahan mulai menanjak. Kendati demikian, hampir sepanjang kompetisi, bayang-bayang degradasi masih tetap menghantui Persib. Mulyana dan kawan-kawan baru bisa keluar dari ancaman degradasi dalam empat pertandingan terakhir.
PERSIB secara resmi mengumumkan perubahan hari jadi dari 14 Maret 1933 ke 5 Januari 1919. Pengumuman tersebut dilakukan langsung oleh CEO PT PERSIB Bandung Bermartabat, Glenn T. Sugita sesaat setelah menerima hasil riset dari Tim Peneliti Hari Jadi PERSIB yang diketuai Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya [[Universitas Padjadjaran]] (FIB Unpad), [[Profesor|Prof]]. [[Kunto Wibisono Siswomihardjo|Kunto Sofianto]], [[Doktor Filsafat|Ph.D]] di Graha PERSIB, Minggu, 17 Desember 2023.
 
Prof. Kunto menjelaskan, penetapan tanggal 5 Januari 1919 sebagai hari jadi PERSIB dilakukan setelah tim peneliti yang beranggotakan Dr. Miftahul Falah M.Hum, Budi Gustaman Sunarya, M.A, Iqbal Reza Satria, S.H., M.I.P. dan Muhammad Ridha Taufiq Rahman, S.IP., MA, bekerja cukup lama melakukan riset sejarah dengan merujuk pada sumber primer dan sumber sezaman.
Kemenangan dalam menahan PSP Padang 0-0 di Padang (18/5/00), Persib mencatat tiga pertandingan kandang secara beruntun yaitu dengan membekap Persijatim 2-0, (28/5/00), PSBL 3-0 (1/6/00) dan Indocement Cirebon 1-0 (8/6/00), sekaligus mengamankan tempat di Divisi Utama musim berikutnya. Di akhir kompetisi reguler Wilayah Barat, Persib berada di posisi 8 dengan nilai 32, hasil 8 kali menang, 8 seri dan 10 kali kalah.
 
"Riset hari jadi ini dilakukan untuk menjawab keresahan dan bahkan keraguan yang muncul dalam satu dekade terakhir, terutama dari pegiat literasi, jurnalis dan Bobotoh PERSIB karena tidak adanya bukti otentik dasar penetapan hari jadi PERSIB pada tanggal 14 Maret 1933," jelas Prof. Kunto.
==== Liga Indonesia 2001 ====
 
Selain itu, narasi yang menyebutkan bahwa '''PERSIB''' (''Bandoengsch Inlansch Voetbal Bond/BIVB'') merupakan salah satu dari tujuh perserikatan (bond) pendiri [[Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia|PSSI]] pada 19 April 1930 menjadi alasan lain timnya melakukan kajian ilmiah dan riset hari jadi ini. Logikanya, tegas Prof. Kunto, sebagai salah satu pendiri PSSI, PERSIB harus lahir terlebih dulu dari yang dilahirkannya.
Berhasil menyelamatkan Persib dari ancaman degradasi, Indra M. Thohir kembali dipercaya menangani “Maung Bandung” pada LI VII/2001. Untuk memperkuat skuadnya, Indra Thohir merekrut beberapa pemain anyar seperti Abdus Shobur, Luis Simoes, Nana Setia dan mantan pemain Pelita Jakarta. Yang sedikit menghebohkan, Indra Thohir juga memanggil kembali gelandang mungil, Yusuf Bachtiar yang sudah lama absen membela Persib.
 
“Dalam perspektif historis, tanggal 14 Maret 1933 yang selama ini diyakini sebagai hari jadi PERSIB, tidak berdasarkan fakta sejarah (ahistoris) apabila dikaitkan dengan peran BIVB dalam proses pendirian PSSI pada tanggal 19 April 1930," jelasnya.
Meski sempat mengundang pertanyaan di kalangan bobotoh, namun Thohir tetap pada keputusannya. Hasilnya, Persib kembali masuk ke jajaran elit sepak bola nasional setelah memastikan diri lolos ke babak “8 Besar”. Yaris Riyadi dan kawan-kawan lolos ke babak “8 Besar” setelah menempati peringkat ketiga klasemen akhir Wilayah Barat dengan catatan 15 kali menang, 2 seri dan 9 kali kalah.
 
Prof. Kunto juga menjelaskan, di antara lima titimangsa yang ditemukan oleh tim peneliti, tanggal 5 Januari 1919 merupakan hasil interpretasi yang paling logis karena didukung oleh fakta sejarah yang kuat (primer). Di luar tanggal tersebut empat titimangsa lainnya adalah 11 Juli 1914, 19 Mei 1923, 22 Oktober 1928 dan 18 Maret 1934.
Di babak “8 Besar” Persib bergabung di Grup A bersama tuan rumah PSMS Medan, Persebaya Surabaya dan Barito Putra. Bertanding di Stadion Teladan Medan, Persib sempat membuka harapan untuk lolos ke semifinal, ketika pada pertandingan pembuka, (26/9/01), membekap Barito Putra 2-1 lewat gol Mulyana dan Yaris Riyadi.
 
"Setelah melewati langkah-langkah ilmiah yang lumayan panjang, termasuk uji publik melalui Focus Group Discussion (FGD) secara terbuka, kami berkeyakinan untuk menyimpulkan bahwa tanggal 5 Januari 1919 bisa dijadikan sebagai hari jadi PERSIB," kata Prof. Kunto.
Namun, pada partai kedua, (28/9/01), Persib harus mengakui keunggulan tuan rumah PSMS Medan 0-1. Kekalahan itu membuat Persib harus menjalani partai hidup-mati melawan Persebaya yang juga mencatat hasil sekali menang 1-0 atas Barito Putra dan kalah 1-2 dari PSMS. Dalam pertandingan penentuan itu, baik Persib maupun Persebaya wajib meraih kemenangan untuk mendampingi PSMS lolos ke semifinal.
 
Dasar penetapan 5 Januari 1919 sebagai hari jadi PERSIB adalah adanya momen kesepakatan dalam vergadering (rapat) 13 klub pribumi seperti KBS, BB (Bintang Bandoeng), STER (Steeds trappen en rennen), Diana (Doe is alles niet achteruit), Zwaluw, BIVC, BVC, KVC, VVC, Visser, NVC, Brom dan Pasar Ketjil untuk mendirikan sebuah bond atau perserikatan bernama Bandoengsch Inlansch Voetbal Bond (BIVB). Fakta tersebut ditemukan dalam pemberitaan surat kabar Kaoem Moeda edisi 7 Januari 1919.
Tapi, dalam pertarungan yang berlangsung sengit, (30/9/01), Persib dan Persebaya bermain imbang 0-0 dalam waktu 2 x 45 menit. Karena sama-sama mengumpulkan nilai 4 dengan selisih gol yang sama 2-2, pertandingan terpaksa harus diselesaikan melalui perpanjangan waktu. Petaka buat Persib akhirnya datang pada menit 115, ketika Reinold Pieters menjebol gawang Persib yang dikawal Anwar Sanusi. Gol Reinald itu tak bisa disamakan hingga pertandingan usai dan Persib harus merelakan tempatnya di babak semifinal kepada Persebaya.
 
Dijelaskan Prof Kunto, ke-13 klub pribumi tersebut memutuskan membentuk bond tersendiri sebagai bentuk “perlawanan” terhadap diskriminasi yang dilakukan bond [[Hindia Belanda]], Bandoengsch Voetbal Bond (BVB) terhadap sepak bola bumiputera. seusai deklarasi pendirian, dibentuklah susunan kepengurusan di bawah kepemimpinan Soetan Baginda M. Djamil sebagai presiden bond dan Soegeng sebagai wakilnya.
“Gol itu terasa sangat menyakitkan. Sebab, gol itu membuat kita gagal berangkat ke Senayan,” kenang penjaga gawang Persib, Anwar Sanusi.
 
CEO PT PERSIB Bandung Bermartabat, [[Glenn Timothy Sugita|Glenn T. Sugita]] menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Tim Peneliti Hari Jadi PERSIB atas kerja kerasnya melakukan riset untuk menjawab kegelisahan dan keraguan publik terkait hari jadi PERSIB. "Setelah hasil riset ini ditetapkan, mulai tahun depan, PERSIB akan memperingati hari jadinya setiap tanggal 5 Januari," kata Glenn.
==== Liga Indonesia 2002 ====
 
Lebih lanjut Glenn mengatakan, manajemen dan stakeholders akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait perubahan hari jadi ini. "Maklum, kita sudah bertahun-tahun merayakan hari jadi setiap tanggal 14 Maret. Kita berharap, penetapan hari jadi yang baru ini bisa menghadirkan berkah dan PERSIB semakin berjaya di kemudian hari," kata Glenn.***<ref name=":3" />
Pada LI VIII/2002, gerakan regenerasi dilakukan pengurus terhadap jajaran pelatih. Indra M. Thohir yang mengantarkan Persib lolos ke babak “8 Besar” LI VII/2001 tidak dipertahankan. Sebagai gantinya, pengurus Persib menunjuk trio pelatih muda, Denny Syamsudin, Dedi Sutendi dan Lukas Tumbuan.
 
== Prestasi ==
Berdasarkan prestasi Persib pada musim sebelumnya, untuk LI VIII/2002, pengurus Persib membebankan target kepada Denny Syamsudin yang bertindak sebagai pelatih kepala untuk lolos ke babak “8 Besar”. Untuk menopang target tersebut, Persib pun mendatangkan sejumlah pemain bintang seperti Ansyari Lubis, Budiman, Widiantoro, Heri Rafni Kotari dan Hari Saputra. Ketiga pemain tersebut melengkapi muka-muka lama macam Yaris Riyadi, Sujana, Ruhiat, Dadang Hidayat, Asep Dayat dan Suwita Pata.
=== Domestik ===
 
==== Liga (Kasta Tertinggi) ====
Dengan materi pemain yang dimilikinya, Denny sebenarnya bisa melanjutkan tradisi yang dibuat Indra M. Thohir sebelumnya, yaitu tak pernah kalah di kandang sendiri. Dari 11 partai kandang yang dimainkannya, Persib mencatat rekor 8 kali menang dan 3 seri. Sayang, hasil mengesankan pada partai home itu berbanding terbalik dengan hasil-hasil di luar kandang. Kekalahan demi kekalahan yang dialami Persib pada pertandingan away membuat Persib terpuruk dan bahkan hantu degradasi mulai membayangi sejak pertengahan musim.
* '''[[Perserikatan]]'''
** Juara '''(5)''': 1937, [[Kejuaraan Nasional PSSI 1961|1961]], [[Divisi Utama PSSI 1986|1986]], [[Divisi Utama PSSI 1989–1990|1989–90]], [[Divisi Utama PSSI 1993–1994|1993–94]]
** Runner-Up '''(8)''': 1933, 1934, 1936, [[Kejurnas PSSI 1959|1959]], [[Kejuaraan Nasional PSSI 1965–1966|1965–66]], [[Kejuaraan Nasional PSSI 1966–1967|1966–67]], [[Divisi Utama PSSI 1983|1983]], [[Divisi Utama PSSI 1985|1985]]
* '''[[Liga 1 (Indonesia)|Liga Indonesia]] (sekarang Liga 1)'''
** Juara '''(3)''': [[Divisi Utama Liga Indonesia 1994–1995|1994–95]], [[Liga Super Indonesia 2014|2014]], [[Liga 1 (Indonesia) 2023–2024|2023–24]]
** Runner-Up '''(1)''': [[Liga 1 (Indonesia) 2021–2022|2021–22]]
 
==== Kompetisi Piala/Turnamen ====
Persib baru bisa menghindarkan diri dari ancaman degradasi pada tanggal 5 Mei 2002, setelah mencatat kemenangan dengan “skor aneh” 5-0 atas tetangganya, Persikab Kab. Bandung di Stadion Siliwangi. Lima gol Persib yang disumbangkan Ansyari Lubis, Sujana (2 gol), Ruhiat dan Yaris Riyadi dengan mudah menjebol gawang Persikab yang dikawal kiper Jajang Sinar Surya.
 
* '''Turnamen Kongres PSSI'''
Tuduhan adanya “main mata” pun mencuat. Pasalnya, ketika itu Persikab sudah dipastikan degradasi ke Divisi I menyusul hasil buruk sepanjang kompetisi. “Ketika itu, memang ada pembicaraan tingkat tinggi di antara para pengurus Persib dan Persikab untuk menyelamatkan Persib dari ancaman degradasi,” kata salah seorang pemain Persikab yang meminta namanya dirahasiakan.
** Juara '''(1)''': 1950
Meski sudah ada pengakuan dari kubu Persikab, namun tudingan tersebut tentu saja dibantah kubu Persib.
* '''[[Inter Island Cup]]'''
** Runner-Up '''(1)''': [[Inter Island Cup 2014|2015]]
* '''[[Piala Presiden]]'''
** Juara '''(1)''': [[Piala Presiden 2015|2015]]
** Peringkat ke-3 '''(1)''': [[Piala Presiden 2017|2017]]
** Penyisihan Grup '''(1)''': [[Piala Presiden 2018|2018]], [[Piala Presiden 2019|2019]]
* '''[[Piala Indonesia]]'''
** Perempat Final '''(1)''': [[Piala Indonesia 2018|2019]]
* '''[[Piala Menpora]]'''
** Runner-Up '''(1)''': [[Piala Menpora 2021|2021]]
* '''Lainnya'''
** '''Piala Siliwangi (4)''': 1981, 1989, 1994, 2000
** '''Piala Jusuf (1)''': 1957
** '''Piala Marah Halim (1)''': 1988
** '''Piala Surya (1)''': 1978
** ''' [[Piala Soeratin]] (3)''': 2003, 2006, 2017
** '''Piala Pers (1)''': 1993
** '''Piala Johnny Pardede International Hotel (1)''': 1992
** '''Piala Persija Cup (1)''': 1991
** '''Piala Jawa Pos (1)''': 1990
** '''Piala Wali Kota Bogor (1)''': 1978
** '''Piala General Rehearsal Asian Games (1)''': 1962
** '''Piala Kang Dada (1)''': 2008
** '''Piala Celebes (1)''': [[Piala Celebes II|2012]]
** '''Piala Wali Kota Padang (1)''': 2015
 
=== Kejuaran Asia ===
Setelah lepas dari ancaman degradasi, pada partai pamungkas, Persib akhirnya bisa menghindari rekor buruk tak pernah menang di kandang lawan. Pada tanggal [[12 Mei]] [[2002]], dua gol Sujana dan Heri Rafni Kotari ke gawang PSBL Bandar Lampung di Stadion Pahoman, mengantarkan Persib untuk pertama kalinya mencatat kemenangan tandang. Persib mengakhiri LI VIII/2002 di peringkat ke-8 dari 12 kontestan Wilayah Barat dengan rekor sekali menang, 2 seri dan 8 kali kalah pada partai tandang.
* '''[[Liga Champions AFC]]'''
** Perempat Final: 1995
 
* '''[[Piala AFC]]'''
==== Liga Indonesia 2003 ====
** 16 Besar: 2015
 
=== Internasional ===
Revolusi besar-besaran yang cenderung spekulatif dilakukan pengurus Persib pada LI IX/2003. Setelah delapan musim selalu mengandalkan pelatih dan pemain lokal, pengurus Persib melakukan langkah bersejarah dengan merekrut pelatih dan pemain asing. Terinspirasi kesuksesan pelatih asal Polandia, Marek Janota, yang melahirkan banyak bintang Persib di awal dekade 80-an, pada LI IX/2003, pengurus menunjuk Marek Andrejz Sledzianowski untuk menangani “””Maung Bandung”””.
 
* '''Pesta Sukan''' ('''Sultan Brunei Cup''')
Sejarah lain yang dibuat Persib pada LI IX/2003 adalah dibukanya keran bagi pemain asing. Marek yang pada awalnya diproyeksikan untuk menangani pemain Persib U-23 yang akan tampil di Pekan Olahraga Daerah (Porda) IX/2003 di Indramayu, memboyong pemain asing yang juga berasal dari Polandia. Kwartet Polandia, Mariusz Mucharski, Pawel Bocian, Piotr Orlinski dan Maciej Dolega menjadi pemain asing pertama yang berkostum Persib.
** Juara '''(1):''' 1986
* '''Queen's Cup''' ('''Bangkok Thailand''')
** Babak Penyisihan '''(1):''' 1978
* '''Aga Khan Gold Cup''' ('''Pakistan Timur''')
** Perempat Final '''(1):''' 1962
* '''King's Cup''' ('''Bangkok Thailand''')
** Babak Penyisihan '''(1):''' 1978
* '''Selangor Asia Challenge Cup''' ('''Selangor Malaysia''')
** Peringkat '''(3):''' 2020
 
== Statistik di kompetisi klub AFC ==
Tak ayal, kehadiran pelatih dan pemain asing di Persib telah memunculkan euforia kesuksesan di kalangan bobotoh. Seperti pada awal dekade 80-an, bobotoh berharap, era keemasan Persib bakal kembali. Mereka berharap, Marek Andrejz bisa kembali melahirkan banyak bintang baru seperti ketika Marek Janota memunculkan nama-nama seperti Robby Darwis, Adjat Sudradjat, Adeng Hudaya, Iwan Sunarya, Djafar Sidik, Bambang Sukowiyono dan pemain lain yang membuat Persib berkibar pada tahun [[1986]].
{| class="wikitable"
 
|-
Tapi, harapan tinggal harapan. Keberanian Marek memasukan nama-nama pemain muda yang masih hijau seperti Yosef Nandang, Rahman F., Jaenal Abidin, Jaja Hidayat dan Eka Santika ternyata tak membuahkan hasil. Keputusan mendepak Yaris Riyadi, Suwita Pata, Cecep Supriatna, Sujana dan sejumlah pemain lain yang merupakan ikon Persib malah membawa Persib pada kehancuran. Pada masa “kepemimpinan” Marek, Persib mencatat sejarah paling kelam sepanjang sejarah; melewati 12 pertandingan beruntun tanpa kemenangan sekalipun!
! style="background:blue"|<span style="color:white;"> Musim</span>
 
! style="background:blue"|<span style="color:white;"> Kompetisi</span>
Hasil buruk itu membuat kepanikan melanda Persib. Bobotoh yang kecewa dengan prestasi Dadang Hidayat dan kawan-kawan langsung berteriak; “Ganti Marek!”. Meski terkesan ragu, atas desakan bobotoh, setelah sempat melarang mendampingi tim dalam empat partai away melawan PSS Sleman, Persijatim Solo FC, Arema Malang dan Perseden Denpasar, pengurus dan manajemen tim akhirnya memecat Marek. Sebagai gantinya, untuk sementara pengurus mempercayakan kepada dua asisten Marek, Bambang Sukowiyono dan Iwan Sunarya.
! style="background:blue"|<span style="color:white;"> Babak</span>
 
! style="background:blue"|<span style="color:white;"> Klub</span>
Ketika duet Suko-Iwan menangani tim, pengurus dan manajemen tim sudah mendapatkan pengganti Marek. Dia adalah pelatih asal Cili, Juan Antonio Paez. Kendati sudah bergabung dengan tim, Paez belum terjun langsung. Ia hanya mendampingi tim sebagai Direktur Teknik yang bertugas memberikan masukan kepada duet pelatih Suko-Iwan. Baru setelah pengurus dan manajemen tim akhirnya mencopot Suko dan Iwan menjelang akhir putaran pertama, Paez mulai menangani tim secara langsung.
! style="background:blue"|<span style="color:white;"> Kandang</span>
 
! style="background:blue"|<span style="color:white;"> Tandang</span>
Setelah Suko dan Iwan dicopot, Paez praktis bekerja sendirian menangani tim. Dalam setengah putaran, Paez mengemban misi sulit; mengangkat Persib dari posisi paling buncit, sekaligus menyelamatkan diri dari ancaman degradasi. Setelah menunjuk Yaya Sunarya dan Kun Syanto sebagai asisten pelatih, Paez dan manajemen tim langsung mengambil langkah cepat dengan melakukan perombakan tim. Pemain-pemain yang dinilai tidak berguna dicoret dan digantikan dengan pemain anyar.
|-
 
|rowspan=5|[[Kejuaraan Klub Asia 1995|1995]]
Kendati sempat menyisakan masalah menyangkut pembayaran sisa kontrak, manajemen tim akhirnya mencoret tiga pemain Polandia yang masih tersisa, Mariusz Mucharski, Piotr Orlinski dan Maciej Dolega di penghujung putaran pertama. Pemain lokal yang turut terdepak adalah Yosep Nandang, Jaja Hidayat, dan Rahman F. Sebagai gantinya, manajemen Persib mengimpor pemain asing baru asal Cili, Alejandro Tobar, Rodrigo Lemunao (kemudian dicoret lagi), Rodrigo Alejandro Sanhueza dan Claudio Lizama. Untuk pemain lokal, Paez merekrut pemain yang sudah jadi macam Marwal Iskandar, Suwandi H.S., Mulyono Geroda, dan penjaga gawang Agus Setiawan.
|rowspan=5|[[Liga Champions Asia|Kejuaraan Klub Asia]] (Sekarang: [[Liga Champions Asia]])<ref name=afc>{{cite web|title=PERSIB in AFC Champions League|url=http://www.clubwebsite.co.uk/persibworld/291739/History|access-date=14 November 2014|ref=clubwebsite.co.uk|archive-date=8 October 2014|archive-url=https://web.archive.org/web/20141008213249/http://www.clubwebsite.co.uk/persibworld/291739/History|url-status=dead}}</ref>
 
| Babak-1
Dengan kekuatan baru, yang jauh berbeda dengan putaran pertama, Persib mulai bangkit. Setelah sempat tertatih-tatih di awal putaran kedua, Persib benar-benar bangkit memasuki bulan Juli. Setelah bermain imbang dengan PSS Sleman 1-1, Dadang Hidayat dan kawan-kawan membekap Persijatim Solo FC. Berikutnya, Persib membuat catatan tak terkalahkan dalam delapan partai selanjutnya, termasuk sukses menahan juara bertahan Petrokimia Putra dan mengalahkan Barito Putra di kandangnya.
| {{flagicon|THA}} [[Bangkok Bank F.C.|Bangkok Bank]]
 
| style="background:#dfd;"|2–0
Namun, akibat kekalahan 0-4 dari Persik Kediri dan 0-1 dari PSIS Semarang dalam dua partai terakhir, Persib gagal keluar dari zona degradasi. Persib mengakhiri kompetisi di peringkat ke-16 dari 20 tim yang mengikuti kompetisi satu wilayah. Kalau mengacu kepada aturan awal PSSI yang menyebutkan enam tim terbawah langsung terdegradasi, mestinya riwayat Persib di Divisi Utama sudah berakhir.
| style="background:#fdd;"|0–1
 
|-
Beruntung buat Persib, pada pertengahan musim, PSSI sudah mengubah aturan tim yang terdegradasi dari 6 menjadi 4 tim. Dua tim yang menempati peringkat 15 dan 16 masih diberi kesempatan melalui babak play-off dengan peringkat dua tim Divisi II di Stadion Manahan Solo, untuk memperebutkan dua tiket di Divisi Utama. Ada kabar, diadakannya babak play-off ini merupakan salah satu upaya PSSI untuk menyelamatkan Persib dari ancaman degradasi. Isu tersebut tentu saja dibantah oleh Trie Goestoro, Sekjen PSSI ketika itu.
| Babak-2
 
| {{flagicon|PHI}} Pasay
Setelah memainkan tiga partai play-off, Persib akhirnya selamat dari aib besar terlempar ke Divisi I seperti yang pernah terjadi pada tahun 1978. Persib lolos dari degradasi setelah mencatat kemenangan 1-0 atas Persela Lamongan dan PSIM Yogyakarta serta bermain imbang 4-4 dengan Perseden Denpasar.
| style="background:#dfd;"|3–1
 
| style="background:#dfd;"|2–1
==== Liga Indonesia 2004 ====
|-
 
| Perempat Final
Sukses menyelamatkan Persib dari ancaman degradasi di babak play-off, Juan Antonio Paez dianggap sebagai pahlawan oleh bobotoh. Meski sebagian pengurus tidak setuju dengan sebutan pahlawan, karena menilai lolosnya Persib dari degradasi berkat lobi mereka ke PSSI, namun Paez tetap dipercaya menangani Persib pada LI X/2004. Sebagian besar pemain yang dianggap berjasa menyelamatkan Persib pada LI IX/2003 pun tetap dipertahankan, termasuk Alejandro Tobar dan Claudio Lizama.
| {{flagicon|JPN}} [[Tokyo Verdy|Verdy Kawasaki]]
 
| style="background:#fdd;"|2–3
Untuk melengkapi lima kuota pemain asing, Paez mendatangkan striker haus gol asal PSIS Semarang, Julio Lopez, serta Angelo Andres Espinoza dan Adrian Colombo. Dari jajaran pemain lokal, manajemen Persib juga merekrut dua mantan pemain nasional, Alexander Pulalo dan Imran Nahumaruri. Selain itu, Persib pun memulangkan sejumlah ikon Persib yang sempat hengkang pada LI IX/2003 seperti Suwita Pata (PSS Sleman), Yaris Riyadi (Pelita KS) dan Cecep Supriatna (Persijatim Solo FC). Pemain binaan Persib lainnya yang berhasil dipulangkan adalah Usep Munandar, Deden Hermawan (Barito Putra), Erik Setiawan (Persebaya Surabaya) dan Andi Supendi (Persija Jakarta).
|&nbsp;–
 
|-
Berbeda dengan musim sebelumnya, kali ini materi pemain Persib dinilai sangat menjanjikan. Dengan format kompetisi satu wilayah, prestasi Persib mulai menanjak. Hantu degradasi yang selalu membayangi Persib dalam dua musim terakhir tidak lagi muncul. Meski tidak terlalu fantastis, Persib mulai bisa bersaing di papan atas lagi.
| Perempat Final
 
| {{flagicon|KOR}} [[Seongnam Ilhwa Chunma|Ilhwa Chunma]]
Namun, di tengah perjalanan, badai besar mulai menerpa kapal bernama Persib. Disertai berbagai intrik, sejumlah masalah mulai mencuat ke permukaan. Insiden mundurnya pelatih kiper, Boyke Adam dari tim menjadi awal munculnya gesekan antara Paez, pengurus dan manajemen tim Persib. Paez merasa, pencoretan Boyke merupakan intrik tingkat tinggi dalam upaya menjatuhkan dirinya.
| style="background:#fdd;"|2–5
 
|&nbsp;–
Gesekan Paez dengan pengurus dan manajemen tim semakin meruncing, ketika Manajer H.M. Sanusi menyatakan mengundurkan diri menjelang putaran pertama berakhir. Alasan H. Uci, sapaan akrabnya, adalah kesibukannya. Tapi, sejumlah pemain dan ofisial tim Persib ketika itu mengakui kalau Paez dan H. Uci sempat terlibat “perang mulut” di Wisma Puri Asri, mes Persib pada malam sebelum pengunduran dirinya.
|-
 
| Perempat Final
“Pada malam harinya (sebelum mundur), Paez dan H. Uci sempat dor dar di sini (Wisma Puri Asri). Ketika itu terdengar ada ancaman dari Paez, dia (Paez) yang mundur atau H. Uci,” kata salah seorang pilar Persib di LI X/2004.
| {{flagicon|THA}} [[Thai Farmers Bank F.C.|Thai Farmers Bank]]
 
| style="background:#fdd;"|1–2
Perseteruan terselubung di dalam tim membuat suasana tidak kondusif. Langkah Persib pun mulai limbung dihantam berbagai persoalan yang seharusnya tidak terjadi ketika prestasi tim sedang menanjak. Menjelang akhir putaran pertama, persoalan semakin meruncing ketika di luar dugaan Persib memulangkan Julio Lopez dan Adrian Colombo. Padahal, kinerja duet striker Persib itu pada putaran pertama sangat baik. Colombo dan Lopez merupakan pencetak gol tersubur dengan masing-masing 9 dan 7 gol. Ketika itu, Paez beralasan, pencoretan Colombo karena cedera yang dialaminya, sedangkan Lopez karena persoalan pribadinya.
|&nbsp;–
 
|-
Selain Colombo dan Lopez, Paez mendepak juga tiga pemain lainnya yaitu Andi Supendi, Dadang Sudradjat dan Angelo Andres Espinoza. Sebagai gantinya, Persib mendatangkan duet striker baru, Osvaldo Moreno (Paraguay) dan Cristian Molina (Cili). Mantan pemain Bandung Raya dan tim nasional, Nuralim, juga turut direkrut untuk memperkuat lini pertahanan.
|rowspan=5|2015
 
|| [[Liga Champions AFC 2015|AFC Champions League]]
Setelah itu, Paez sendiri sempat menyatakan mundur dari tim usai Persib mengalahkan Persipura Jayapura 1-0 di Stadion Siliwangi (8/8/04), karena merasa dirinya sudah tidak mendapat dukungan lagi dari pengurus. “Semuanya menyerang saya. Lebih baik saya mundur dari tim, demi kebaikan Persib,” kata Paez.
| Babak penyisihan 2
 
| {{flagicon|VIE}} [[Hanoi T&T F.C.|Hanoi T&T]]
Namun, setelah diadakan pembicaraan tingkat tinggi di Hotel Grand Hyatt, pengurus meminta Paez untuk melanjutkan tugasnya, setidaknya hingga akhir musim. Paez memang melunak, tetapi karena kondisi tim sudah tidak kondusif, akibat terus diterpa berbagai persoalan dan intrik hampir di sepanjang musim, langkah Persib mulai gontai di putaran kedua. Beruntung, dalam situasi seperti itu, Persib mampu bertahan untuk mengakhiri kompetisi di peringkat keenam dengan nilai 49, hasi; 12 kali menang, 13 seri dan 9 kalah.
|&nbsp;–
 
| style="background:#fdd;"|0–4
Sebenarnya, prestasi yang diraih Persib kali ini jauh lebih baik ketimbang musim sebelumnya. Sayang, prestasi lumayan itu tercoreng oleh rekor tak pernah menang dalam partai away. Sesuatu yang baru pertama kali terjadi sepanjang sejarah LI. Dari 17 partai tandang dimainkan, Persib hanya bisa meraih nilai 8, hasil dari 8 kali seri dan 9 kali kalah.
|-
 
|rowspan=4| [[Piala AFC 2015|Piala AFC]]
==== Liga Indonesia 2005 ====
| Babak grup
 
| {{flagicon|MDV}} [[New Radiant]]
Kendati masih ingin menangani Persib pada LI XI/2005, Juan Antonio Paez akhirnya terdepak. Sebagai gantinya, pengurus kembali menunjuk pelatih lokal. Meski demikian, pelatih yang ditunjuk itu tetap muka lama. Dia adalah Indra M. Thohir, pelatih yang dianggap bertangan dingin karena sukses membawa Persib menjuarai LI I/1994-95 dan lolos ke babak “8 Besar” LI VII/1999-00.
| style="background:#dfd;"|4–1
 
| style="background:#dfd;"|1–0
Penunjukan Indra Thohir sebagai pelatih tidak terlepas dari harapan ia bisa kembali mengangkat prestasi Persib ke puncak tertinggi. Seperti halnya pengurus yang sudah rindu gelar juara, bobotoh pun punya harapan serupa. Mereka berharap, di bawah penanganan Thohir, setidaknya Persib bisa kembali lolos ke babak “8 Besar” yang menjadi simbol jajaran elit persepak bolaan nasional.
|-
 
| Babak grup
Di bawah penanganan Thohir dan Manajer Ir. Chandra Solehan, Persib nyaris tanpa gejolak. Kecuali isu munculnya gerakan “Asal Bukan Cili” yang membuat Paez dan dua pemain asal Cili, Alejandro Tobar, Claudio Lizama dan Cristian Molina terdepak, perubahan nama-nama pemain dalam skuad Persib tidak terlalu banyak diperdebatkan publik. Begitu juga ketika Alexander Pulalo, Imran Nahumaruri, Nuralim dan Suwandi H.S. memilih hengkang ke klub lain.
| {{flagicon|MYA}} [[Ayeyawady United F.C.|Ayeyawady United]]
 
| style="background:#ffd;"|3–3
Dalam menyusun skuadnya, seperti di LI I dan LI VII, Thohir lebih percaya pada kekuatan lokal. Karena itu, muka-muka lama seperti Yaris Riyadi, Suwita Pata, Dadang Hidayat, Cecep Supriatna, Erik Setiawan, Usep Munandar, Deden Hermawan, Asep Dayat, Imral Usman dan Gilang Angga Kusuma dipertahankannya. Di luar itu, Thohir juga memulangkan Boy Jati Asmara (Persipura Jayapura), Eka Ramdani (Persijatim Solo FC), Aceng Juanda (PSS Sleman), Edi Hafid Murtado (Persitara Jakarta Utara) dan Cucu Hidayat (Persikad Depok) ke Bandung.
| style="background:#ffd;"|1–1
 
|-
Untuk memperkuat materi pemain lokal yang dimilikinya, Thohir dan manajemen tim tetap mengoptimalkan kuota lima pemain asing dari PSSI. Setelah sempat membidik dua pemain tim nasional Singapura asal Nigeria, Itimi Dickson dan Agu Casmir, Persib akhirnya mendapatkan Antonio “Toyo” Claudio, Uilian Souza Da Silva (Brasil), Pradith Taweetchai (Thailand), Ekene Michael Ikenwa (Nigeria), dan Chioma Kingsley (Burkina Faso) yang masuk belakangan.
| Babak grup
 
| {{flagicon|LAO}} [[Lao Toyota FC]]
Dibantu duet asisten pelatih Bambang Sukowiyono dan Encas Tonif, Thohir mulai menyulap pasukannya menjadi tim yang disegani. Dengan filosofi simple football-nya, Thohir berhasil mempertahankan rekor tak terkalahkan dalam partai kandang yang dibuat Juan Antonio Paez pada musim sebelumnya. Hingga menjelang akhir kompetisi, Persib pun terus bersaing di papan atas Wilayah Barat dan bahkan nyaris lolos ke babak “8 Besar”.
| style="background:#dfd;"|1–0
 
| style="background:#ffd;"|0–0
Tapi, harapan bobotoh untuk melihat kembali Persib bertarung di babak “8 Besar” akhirnya harus sirna, ketika Persib harus kehilangan angka pada saat bermain imbang 1-1 dengan PSMS Medan di Stadion Siliwangi. Kegagalan Persib masuk ke jajaran elit nasional benar-benar musnah, ketika dalam dua pertandingan terakhir di kandang lawan dibekap Arema Malang 0-1 dan dinyatakan kalah walk over (WO) dari Persija Jakarta, karena Dadang Hidayat dan kawan-kawan tidak bisa hadir di Stadion Lebak Bulus gara-gara teror berlebihan The Jakmania. Akhirnya, Persib harus puas berada di peringkat kelima klasemen akhir Wilayah Barat dengan catatan 10 kali menang, 8 seri dan 8 kekalahan. Persib kalah bersaing dengan Persija Jakarta, Arema Malang, PSIS Semarang dan PSMS Medan yang akhirnya mewakili Wilayah Barat ke babak “8 Besar”.
|-
 
| 16 Besar
==== Liga Indonesia 2006 ====
| {{flagicon|HKG}} [[Kitchee SC]]
 
| style="background:#fdd;"| 0–2
Pada LI XII/2006, Risnandar Soendoro kembali naik tahta. Persis seperti sepuluh tahun sebelumnya, kali ini pun Risnandar menerima tongkat estafet kepelatihan Persib dari Indra M. Thohir. Sayang, prestasi Risnandar yang sempat membawa Persib lolos ke babak “12 Besar”, gagal terulang. Malahan, Risnandar harus mengalami nasib tragis, karena harus menanggalkan jabatannya sebagai pelatih, ketika baru memimpin Persib dalam dua pertandingan awal. Risnandar menorehkan rekor sebagai pelatih tersingkat yang menangani Persib, memecahkan catatan Suryamin di LI VI/1999-00.
| &nbsp;–
 
|}
Risnandar terpaksa harus mengundurkan diri karena desakan ribuan bobotoh yang melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran di Stadion Siliwangi, sesaat setelah Charis Yulianto dan kawan-kawan mengalami kekalahan kedua dari Persijap Jepara 0-1. Pada pertandingan pembuka LI XII di Stadion Siliwangi, Persib juga dibekap PSIS Semarang dengan skor 1-2.
 
Kendati sebelumnya sempat mengungkapkan bakal mundur jika Persib mengalami tiga kekalahan beruntun, namun Risnandar mengambil keputusan lebih cepat. “Demi kebaikan Persib, saya tidak harus menunggu hingga pertandingan ketiga,” kata pelatih yang juga mengalami hal yang sama ketika menangani Persikab Kab. Bandung di LI VI/1999-00.
 
Sebagai bentuk rasa tanggung jawab, keputusan mundur Risnandar juga diikuti asistennya, Encas Tonif. Untuk mengisi kekosongan pelatih saat menjalani pertandingan away di Medan dan Deli Serdang, untuk sementara pengurus Persib menunjuk pelatih Persib U-23, Djadjang Nurdjaman untuk mendampingi Dedi Sutendi, asisten pelatih Risnandar yang masih tetap berada di tim.
 
Setelah mengalami kekalahan 2-1 dari PSMS Medan dan 4-1 dari PSDS Deli Serdang, pengurus Persib akhirnya merekrut mantan pelatih Persija Jakarta, Arcan Iurie Anatolievici untuk melanjutkan tugas Risnandar. Sedangkan Djadjang dan Dedi dipercaya menjadi asistennya. Pengurus dan manajemen tim Persib berharap, pelatih asal Moldova yang sukses membawa Persija menjadi runner-up LI XI/2005.
 
Untuk memperkuat skuadnya, Iurie merekrut dua tambahan pemain asing yaitu penjaga gawang Kosin Hattahairathanakool (Thailand) dan striker Reduoane Barkaoui (Maroko). Dua legiun asing tersebut melengkapi tiga pemain asing yang dimiliki Persib sebelumnya yaitu Antonio Claudio (Brasil), Nipont Chanrawut dan Pradith Taweetchai (Thailand).
 
Di bawah penanganan Iurie, Persib yang memiliki materi pemain cukup bagus, langsung menggeliat. Pada pertandingan perdananya, Iurie sukses memberikan kemenangan, ketika membekap PSIM Yogyakarta 2-0 di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, lewat dua gol Zaenal Arief dan Gendut Doni Christiawan.
 
Euforia kebangkitan Persib terasa semakin kencang pada saat Persib memainkan dua partai kandang berikutnya. Meski dengan susah payah, Salim Alaydrus dan kawan-kawan membekap Arema Malang 1-0 dan Persekabpas Pasuruan 3-2. Pada pertandingan away, Persib pun berhasil menahan Persija Jakarta di Stadion Lebak Bulus dan Persikota Tangerang di Stadion Benteng.
 
Namun, memasuki partai keenamnya di bawah besutan Iurie, kinerja Persib kembali melorot. Bermain imbang tanpa gol dengan Sriwijaya FC. Dalam sebuah pertandingan tanpa penonton di lapangan Pusdikpom Cimahi. Kemenangan 1-0 atas Semen Padang melalui tendangan penalti Barkaoui pada pertandingan berikutnya mulai memunculkan keraguan banyak kalangan menyangkut kinerja Iurie. Dalam dua partai penutup putaran pertama, Persib juga dibekap Persita 2-1 dan Persitara Jakarta Utara 3-1.
 
Memasuki putaran kedua, Iurie memutuskan mendepak Pradith Taweetchai dan Nipont Chanarwut yang dinilai kurang memberikan kontribusi terhadap tim. Selain dua pemain Thailand itu, Boy Jati Asmara dan Anwarudin ikut hengkang karena gerah selalu diparkir di bangku cadangan. Sebagai gantinya, Iurie mendatangkan dua pemain asing baru, Brahima Traore dari Burkina Faso dan Ayouck Loius Berty dari Kamerun.
 
Namun, kehadiran dua pemain asing itu tidak membuat kinerja Persib meningkat. Malahan, Ayouck dan Brahima lebih banyak duduk di bangku cadangan karena sering dibekap cedera dan gagal bersaing dengan pemain lainnya. Dalam enam pertandingan awal putaran kedua, empat di antaranya partai kandang, Persib tak sekalipun mencatat kemenangan.
 
Akibat kegagalan meraih kemenangan dalam delapan partai secara berturut-turut, Persib langsung terjerembab ke posisi juru kunci. Meski sempat menang 2-1 atas Persikota Tangerang di Stadion Siliwangi, namun kekalahan 1-3 dari Arema dan 0-1 dari Persekabpas membuat Persib berada di ujung tanduk. Ancaman degradasi mulai nyata membayang di depan mata. Ketika itu, bobotoh dan publik sepak bola Bandung mulai pasrah menerima bencana besar itu.
 
“Sekarang, bobotoh sudah tahu kalau Persib elehan (kalah terus). Karena itu, kita sudah pasrah menerima kenyataan pahit Persib akan terdegradasi ke Divisi I. Meski demikian, kita tidak akan menarik dukungan terhadap Persib,” kata Heru Joko, Ketua Umum Viking Persib Fans Club.
 
Tapi, nasib baik kembali menaungi Persib. Pada tanggal 27 Mei 2006, gempa bumi mengguncang Yogyakarta dan sejumlah kota lain di Jawa Tengah. Akibat bencana tersebut, kota Yogyakarta porak-poranda. Dua tim Divisi Utama asal Yogyakarta, PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman serta satu tim Divisi I, Persiban Bantul pun terkena dampaknya. Ketiga tim tersebut akhirnya menyatakan mundur dari kompetisi sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Yogyakarta yang dilanda bencana.
 
Sebagai bentuk keprihatinan dan rasa solidaritas, setelah melalui perdebatan sengit, PSSI dan Badan Liga Indonesia (BLI) akhirnya mengambil sebuah keputusan kontroversial dengan menghapuskan sistem degradasi pada LI XII/2006. Meski dengan malu-malu, keputusan PSSI dan BLI itu disambut senyum tipis kubu Persib. “Inilah yang namanya bencana membawa berkah,” kata Manajer Persib, Yossi Irianto.
 
Setelah keputusan itu diambil dan kompetisi berjalan tanpa tekanan, Persib akhirnya bisa keluar dari zona degradasi setelah mencatat hasil imbang 0-0 dengan Sriwijaya FC di Stadion Gelora Sriwijaya dan membekap Semen Padang 1-0 di Stadion H. Agus Salim. Meski ditutup dengan kekalahan 0-1 dari Persitara Jakarta Utara di Stadion Siliwangi, namun Persib mengakhiri kompetisi di peringkat 12 dari 14 tim di Wilayah Barat, atau satu strip di luar zona degradasi dengan catatan 7 kali menang, 8 seri dan 11 kali kalah.
 
==== Liga Indonesia 2007 ====
 
Kendati dianggap gagal, namun duet pelatih Arcan Iurie Anatolievici dan Manajer Yossi Irianto tetap dipercaya pengurus Persib untuk melanjutkan tugasnya di LI XIII/2007. Tidak mau mengulangi kesalahan yang dilakukan pada musim sebelumnya, terutama dalah hal rekrutmen pemain, Yossi dan Iurie langsung melakukan perburuan pemain yang mereka nilai berkualitas dan bakal mendukung target juara yang dibebankan Ketua Umum Persib, Dada Rosada.
 
Dari jajaran pemain asing, Persib merekrut Nyeck Nyobe Georges Clement (Kamerun), Patricio Jimenez Diaz, Lorenzo Cabanas (Cili) dan Christian Bekamenga (Kamerun). Keempat pemain itu bergabung dengan Reduoane Barkaoui yang menjadi satu-satunya pemain asing yang dipertahankan. Untuk deretan pemain lokal, Persib memboyong Tema Mursadat (Persikota Tangerang), Nova Arianto (Persebaya Surabaya), Sonny Kurniawan (Persija Jakarta), Bayu Sutha (Persema Malang) dan memulangkan Suwita Pata dari PSIS Semarang serta Aji Nurpijal dari Mitra Kukar.
 
Kendati demikian, sebagian besar pemain yang memperkuat Persib pada LI XII/2006 tetap dipertahankan. Mereka adalah Cecep Supriatna, Edi Kurnia (kiper), Edi Hafid Murtado, Gilang Angga Kusuma, Cucu Hidayat, Dicky Firasat, Yaris Riyadi, Eka Ramdani, Erik Setiawan, Salim Alaydrus dan Zaenal Arief. Namun, Persib gagal mempertahankan Usep Munandar yang memilih hengkang ke PSMS Medan. Sedangkan Charis Yulianto, Gendut Dony Christiawan, Try Sutrisno, Deden Hermawan, Enjang Ruhiman, Andi Hidayat, Angga Syatari, Antonio Claudio, Ayouck Louis Berty, dan Brahima Traore didepak karena dinilai tidak memberikan kontribusi positif buat tim.
 
Dengan materi pemain yang dimilikinya, Yossi langsung mencanangkan target kencang. Juara Liga Indonesia sekaligus mengulang prestasi emas “”Maung Bandung”” di pentas sepak bola nasional.“Saya tidak mau terperosok dua kali di lubang yang sama. Kegagalan musim lalu menjadi cambuk untuk menorehkan prestasi pada musim ini,” katanya.
 
Untuk mewujudkan ambisinya, Yossi langsung melakukan skenario besar yang harus dijalani timnya. Baik dari sisi teknis maupun nonteknis, semuanya digarap serius. Targetnya jelas, memuluskan langkah Persib menuju tahta juara. Gayungpun bersambut. Prestasi Persib berkibar deras. Di kandang prestasinya mewangi. Di partai tandang langkah jagoan Bandung sulit dibendung.
 
Hasilnya fantastis. Sejak kompetisi digelar, Persib selalu berada di posisi empat besar. Posisinya yang memungkinkan sebuah tim berkesempatan mencicipi gelar juara musim kompetisi tahun ini. Posisi yang makin mendekatkan “”Maung Bandung”” menuju tahta juara. Setelah musim-musim sebelumnya hanya jadi tim penggembira di hajatan sepak bola nasional.
 
“Kami memang sudah lama merindukan prestasi manis. Menjejaki langkah para senior kami yang sudah pernah mencium tropi Presiden. Musim ini, dengan berserinya prestasi tim, semoga harapan yang terus bertalu di dada bisa kesampaian,” damba Eka Ramdani, gelandang elegan Persib.
 
Akankah kapal Persib sampai ke Tanjung harapan di akhir musim kompetisi nanti? Kita semua mesti menunggu. Kompetisi Liga Indonesia musim ini banyak melahirkan kejutan. Tidak ada lagi tim yang paling berpeluang menjadi pemuncak kejuaraan. Semuanya punya kemampuan teknis setara dan sama-sama berpeluang jadi juara.
 
Tidak jumawa lebih bijak ketimbang mengobral optimisme tanpa batas. Pasalnya, semua tim ingin memcatatkan dirinya sebagai tim terakhir yang melabuhkan trofi Presiden, sebelum kompetisi berganti baju menjadi Liga Super. Dengan menjadi juara, namanya bakal tercatat indah dalam buku besar sejarah sepak bola nasional.
 
“Kami memang sudah menorehkan hasil yang membanggakan. terus bertahan di posisi empat besar sejak kompetisi digulirkan. Tapi, kompetisi masih panjang. Pemain tidak boleh puas dengan hasil yang sudah diraih. Untuk sampai ke tangga juara, masih banyak jalan terjal yang harus dilalui,” tegas Yossi.
 
== Stadion dan Mess ==
[[Berkas:Gelora Bandung Lautan Api (Punya Pemprov).JPG|thumb|247x247px|Stadion Gelora Bandung Lautan Api ]]
[[Berkas:Jalak Harupat Stadium (Punya Pemda)(4).JPG|thumb|243x243px|[[Stadion Si Jalak Harupat|Stadion]] Si Jalak Harupat]]
Hingga saat ini, Persib masih menggunakan [[Stadion Si Jalak Harupat]] untuk memainkan laga kandangnya. Setelah sebelumnya memakai [[Stadion Siliwangi]].
 
Pada [[Liga Super Indonesia 2008]], Persib terpaksa harus meninggalkan Stadion Siliwangi setelah terjadi kerusuhan ketika menjamu Persija Jakarta pada pekan kedua. Ditambah situasi politik yang sedang memanas akibat berlangsungnya [[Pemilu 2009]], [[Kepolisian]] [[Kota Bandung]] tidak lagi mengeluarkan surat izin menyelenggarakan pertandingan di Stadion Siliwangi bagi Persib. Sebagai alternatif, dipilihlah [[Stadion Si Jalak Harupat]], [[Soreang]], [[Kabupaten Bandung]], sebagai "home-base" hingga akhir musim kompetisi.
 
Berdasarkan permasalahan itulah Pemerintah [[Kota Bandung]] berencana membangun sarana olahraga baru, termasuk stadion, di kawasan Gedebage. Stadion itu sendiri, yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada awal 2008, ini diproyeksikan untuk menjadi ''home-base'' Persib serta untuk menyelenggarakan [[SEA Games]] tahun 2011. Stadion ini juga direncanakan untuk digunakan pada Porprov Jawa Barat 2010. Kontrak stadion yang diberi nama '''[[Stadion Gelora Bandung Lautan Api]] '''(GBLA) ini diperoleh PT Adhi Karya Tbk dengan nilai Rp495,945 miliar. Sayangnya, hingga detik ini Stadion GBLA masih belum bisa menjadi home base resmi Persib,akses masuk stadion yang belum siap. Manajemen pun tetap mempertahankan '''[[Stadion Si Jalak Harupat]]''' sebagai home base dalam melakoni laga-laga resmi.
 
Untuk lapangan latihan, Persib menggunakan Stadion Persib di Jl. Ahmad Yani. Stadion yang dulunya dikenal dengan nama Stadion Sidolig ini direnovasi sejak tahun lalu. Kini di stadion tersebut terdapat lapangan latihan dengan rumput baru dan trek berlari serta di sampingnya terdapat mess untuk tempat tinggal para pemain dan staff Persib serta untuk kantor. Pada pertengahan bulan Juli, diadakan rencana renovasi tahap kedua, yaitu merenovasi bagian depan stadion yang sekarang ini hanya merupakan [[ruko|ruko-ruko]] tempat menjual pernak-pernik Persib. Rencana ini menimbulkan kerisauan bagi para pedagang di sekitar Stadion Persib karena mereka tidak akan mendapat penghasilan jika diwajibkan mengosongkan lahan bisnis mereka.
 
== Musim ==
Sejak diresmikan, pernah terjadi kebocoran dan ambruk akibat pipa air yang bocor. Belum lagi masalah rumput lapangan yang mengering. Atap ruang VIP di mess itu sering dipakai. Akhir-akhir ini atap mess juga bocor akibat musim hujan, sehingga menyebabkan licinnya lantai dan terganggunya aktivitas. Letak Stadion Persib yang berada di Jl. Ahmad Yani yang merupakan pusat keramaian juga membuat istirahat para pemain terganggu dan mudahnya para ''bobotoh'' untuk masuk ke dalam stadion.
=== Klasemen Liga 1 2024–2025 ===
{{main|Persib Bandung musim 2024–2025}}
{{Klasemen Liga 1 (Indonesia) 2024|showteam=PSB}}
 
== Rekor musim ke musim ==
{| class="wikitable" style="text-align: center"
! rowspan="2" |<small>Musim</small>
! colspan="9" |<small>Liga</small>
! style="width: 50pt;" rowspan="2" |[[Piala Indonesia|<small>Piala Indonesia</small>]]
! style="width: 50pt;" rowspan="2" |[[Liga Champions AFC|<small>Liga Champions</small>]]
! style="width: 50pt;" rowspan="2" |[[Piala AFC|<small>Piala AFC</small>]]
! rowspan="2" |<small>Top Skor Liga</small>
|-
!<small>Divisi</small>
!rowspan=2|Musim
!<small>Main</small>
!colspan=9|Liga
!<small>M</small>
! style="width: 50pt;" rowspan=2|[[Piala Indonesia|Piala]]
!<small>S</small>
! style="width: 50pt;" rowspan=2|[[Inter Island Cup|IIC]]
!<small>K</small>
! style="width: 50pt;" rowspan=2|Asia
!<small>GM</small>
!colspan=2|Topskor tim
!<small>GK</small>
!<small>Poin</small>
!<small>Pos</small>
|-
!<small>1994-95</small>
!{{Tooltip|Komp.|Kompetisi}}
|[[Divisi Utama Liga Indonesia 1994–95|<small>DU</small>]]
!Main
|<small>36</small>
!M
|<small>23</small>
!S
|<small>10</small>
!K
|<small>3</small>
!GM
|<small>60</small>
!GK
|<small>17</small>
!Poin
|<small>79</small>
!Pos
|bgcolor=gold|<small>1</small>
!Nama
| rowspan="10" |''<small>Belum diselenggarakan</small>''
!{{Tooltip|Gol|Jumlah Gol}}
|''<small>Tidak Lolos</small>''
| rowspan="9" |''<small>Belum diselenggarakan</small>''
| rowspan="13" |<small>n.a</small>
|-
!<small>1995-96</small>
!2011-12
|[[LigaDivisi SuperUtama Liga Indonesia 2011-121995–96|ISL<small>DU</small>]]
|<small>31</small>
|34
|<small>14</small>
|14
|<small>11</small>
|7
|<small>6</small>
|13
|<small>34</small>
|49
|<small>18</small>
|49
|<small>53</small>
|49
|<small>3 Grp. C</small>
|8
|<small>Perempat Final</small>
|bgcolor=black|
|bgcolor=black|
|bgcolor=black|
|{{flagicon|MNE}} [[Miljan Radović]]
|11
|-
!<small>1996-97</small>
!2013
|[[LigaDivisi SuperUtama Liga Indonesia 20131996–97|ISL<small>DU</small>]]
|<small>23</small>
|34
|<small>9</small>
|18
|<small>12</small>
|9
|<small>2</small>
|7
|<small>23</small>
|72
|<small>14</small>
|43
|<small>39</small>
|63
|<small>2 Grp.B</small>
|4
| rowspan="17" |''<small>Tidak Lolos</small>''
|bgcolor=black|
|bgcolor=black|
|bgcolor=black|
|{{flagicon|IDN}} [[Sergio van Dijk]]
|21
|-
!<small>1997-98</small>
!2014
|[[LigaDivisi SuperUtama Liga Indonesia 20141997–98|ISL<small>DU</small>]]
| colspan="8" |''<small>Dihentikan</small>''
|28
|18
|6
|4
|58
|29
|60
|bgcolor=gold|1
|bgcolor=black|
|bgcolor=black|
|bgcolor=black|
|{{flagicon|MLI}} [[Makan Konaté]]
|13
|-
!<small>1998-99</small>
!2015
|[[LigaDivisi SuperUtama Liga Indonesia 20151998–99|ISL<small>DU</small>]]
|<small>8</small>
|bgcolor=black|
|<small>3</small>
|bgcolor=black|
|<small>1</small>
|bgcolor=black|
|<small>4</small>
|bgcolor=black|
|<small>9</small>
|bgcolor=black|
|<small>10</small>
|bgcolor=black|
|<small>10</small>
|bgcolor=black|
|<small>3 Grp.2 Wil.Bar</small>
|bgcolor=black|
|bgcolor=black|
|bgcolor=black|
|bgcolor=black|
|
|
|-
!<small>1999-2000</small>
!2016
|[[Divisi Utama Liga Indonesia 1999–2000|<small>DU</small>]]
|[[Indonesia Soccer Championship A|ISC A]]
|<small>26</small>
|
|<small>8</small>
|
|<small>8</small>
|
|<small>10</small>
|
|<small>22</small>
|
|<small>21</small>
|
|<small>32</small>
|
|<small>8 Wil.Barat</small>
|
|-
!<small>2001</small>
|bgcolor=black|
|[[Divisi Utama Liga Indonesia 2001|<small>DU</small>]]
|bgcolor=black|
|<small>29</small>
|
|<small>16</small>
|<small>2</small>
|<small>11</small>
|<small>25</small>
|<small>21</small>
|<small>50</small>
|<small>8 Besar</small>
|-
!<small>2002</small>
|[[Divisi Utama Liga Indonesia 2002|<small>DU</small>]]
|<small>22</small>
|<small>9</small>
|<small>5</small>
|<small>8</small>
|<small>26</small>
|<small>24</small>
|<small>32</small>
|<small>8 Wil.Barat</small>
|-
!<small>2003</small>
|[[Divisi Utama Liga Indonesia 2003|<small>DU</small>]]
|<small>38</small>
|<small>12</small>
|<small>9</small>
|<small>17</small>
|<small>35</small>
|<small>48</small>
|<small>45</small>
|<small>16</small>
|-
!<small>2004</small>
|[[Divisi Utama Liga Indonesia 2004|<small>DU</small>]]
|<small>34</small>
|<small>12</small>
|<small>13</small>
|<small>9</small>
|<small>38</small>
|<small>37</small>
|<small>49</small>
|<small>6</small>
| rowspan="10" |''<small>Tidak Lolos</small>''
|-
!<small>2005</small>
|[[Divisi Utama Liga Indonesia 2005|<small>DU</small>]]
|<small>26</small>
|<small>10</small>
|<small>8</small>
|<small>8</small>
|<small>32</small>
|<small>36</small>
|<small>38</small>
|<small>6 Wil. Barat</small>
|<small>Babak kedua</small>
|-
!<small>2006</small>
|[[Divisi Utama Liga Indonesia 2006|<small>DU</small>]]
|<small>26</small>
|<small>7</small>
|<small>8</small>
|<small>11</small>
|<small>23</small>
|<small>30</small>
|<small>29</small>
|<small>12 Wil. Barat</small>
|<small>Babak pertama</small>
|-
!<small>2007</small>
|[[Divisi Utama Liga Indonesia 2007|<small>DU</small>]]
|<small>34</small>
|<small>15</small>
|<small>9</small>
|<small>10</small>
|<small>45</small>
|<small>29</small>
|<small>54</small>
|<small>5 Wil. Barat</small>
|<small>Babak kedua</small>
|-
!<small>2008-09</small>
|[[Liga Super Indonesia 2011-12|<small>ISL</small>]]
|<small>34</small>
|<small>20</small>
|<small>6</small>
|<small>8</small>
|<small>63</small>
|<small>40</small>
|<small>66</small>
|bgcolor=#CD7F32|<small>3</small>
|<small>16 Besar</small>
|align="left"|<small>{{flagicon|Uruguay}} [[Cristian Gonzáles]] (28)</small>
|-
!<small>2009-10</small>
|[[Liga Super Indonesia 2011-12|<small>ISL</small>]]
|<small>34</small>
|<small>16</small>
|<small>5</small>
|<small>13</small>
|<small>50</small>
|<small>36</small>
|<small>53</small>
|<small>4</small>
|[[Piala Indonesia 2010|<small>Perempat Final</small>]]
|align="left"|<small>{{flagicon|Uruguay}} [[Cristian Gonzáles]] (19)</small>
|-
!<small>2010-11</small>
|[[Liga Super Indonesia 2011-12|<small>ISL</small>]]
|<small>28</small>
|<small>11</small>
|<small>6</small>
|<small>11</small>
|<small>44</small>
|<small>43</small>
|<small>39</small>
|<small>7</small>
|''<small>Tidak diselenggarakan</small>''
|<small>n.a</small>
|-
!<small>2011-12</small>
|[[Liga Super Indonesia 2011-12|<small>ISL</small>]]
|<small>34</small>
|<small>14</small>
|<small>7</small>
|<small>13</small>
|<small>49</small>
|<small>49</small>
|<small>49</small>
|<small>8</small>
|''<small>Tidak Masuk</small>''
|align="left"|<small>{{flagicon|MNE}} [[Miljan Radović]] (11)</small>
|-
!<small>2013</small>
|[[Liga Super Indonesia 2013|<small>ISL</small>]]
|<small>34</small>
|<small>18</small>
|<small>9</small>
|<small>7</small>
|<small>72</small>
|<small>43</small>
|<small>63</small>
|<small>4</small>
| rowspan="5" |''<small>Tidak diselenggarakan</small>''
|align="left"|<small>{{flagicon|IDN}} [[Sergio van Dijk]] (21)</small>
|-
!<small>2014</small>
|[[Liga Super Indonesia 2014|<small>ISL</small>]]
|<small>28</small>
|<small>18</small>
|<small>6</small>
|<small>4</small>
|<small>58</small>
|<small>29</small>
|<small>60</small>
|bgcolor=gold|<small>1</small>
|align="left"|<small>{{flagicon|MLI}} [[Makan Konaté]] (13)</small>
|-
!<small>2015</small>
|[[Liga Super Indonesia 2015|<small>ISL</small>]]
| colspan="8" |''<small>Dihentikan</small>''
|<small>[[Liga Champions AFC 2015|Pendahuluan 2]]</small>
|<small>[[Piala AFC 2015|16 Besar]]</small>
|align="left"|<small>{{flagicon|IDN}} [[Atep Rizal]] (3)</small>
|-
!<small>2016</small>
|[[Indonesia Soccer Championship A|<small>ISC A</small>]]
|<small>34</small>
|<small>15</small>
|<small>10</small>
|<small>9</small>
|<small>45</small>
|<small>33</small>
|<small>55</small>
|<small>5</small>
| rowspan="5" |''<small>Tidak Lolos</small>''
| rowspan="5" |''<small>Tidak Lolos</small>''
|align="left"|<small>{{flagicon|IDN}} [[Sergio van Dijk]] (10)</small>
|-
!<small>2017</small>
|[[Liga 1 (Indonesia) 2017|<small>Liga 1</small>]]
|<small>34</small>
|<small>9</small>
|<small>14</small>
|<small>11</small>
|<small>39</small>
|<small>36</small>
|<small>41</small>
|<small>13</small>
|align="left"|<small>{{flagicon|IDN}} [[Raphael Maitimo]] (9)</small>
|-
!<small>2018</small>
|[[Liga 1 (Indonesia) 2018|<small>Liga 1</small>]]
|<small>34</small>
|<small>14</small>
|<small>10</small>
|<small>10</small>
|<small>49</small>
|<small>41</small>
|<small>52</small>
|<small>4</small>
| rowspan="2" |[[Piala Indonesia 2018–2019|<small>Perempat Final</small>]]
|align="left"|<small>{{flagicon|CHA}} [[Ezechiel N'Douassel]] (17)</small>
|-
!<small>2019</small>
|[[Liga 1 2019|<small>Liga 1</small>]]
|<small>34</small>
|<small>13</small>
|<small>12</small>
|<small>9</small>
|<small>49</small>
|<small>39</small>
|<small>10</small>
|<small>6</small>
|align="left"|<small>{{flagicon|CHA}} [[Ezechiel N'Douassel]] (15)</small>
|-
!<small>2020</small>
|[[Liga 1 2020-2021|Liga 1]]
| colspan="8" |<small>''Dihentikan''</small>
| rowspan="4" |<small>''Tidak diselenggarakan''</small>
|
|-
!2021-22
|[[Liga 1]]
|34
|20
|9
|5
|48
|22
|69
|bgcolor=silver|<small>2</small>
|''<small>Tidak Lolos</small>''
|bgcolor=#DDFFDD|<small>''Promosi''</small>
|align="left"|<small>{{flagicon|BRA}} [[David da Silva]] (7)</small>
|-
!2022–2023
|[[Liga 1]]
|34
|19
|5
|10
|54
|50
|62
|<small>3</small>
|''<small>Tidak Lolos</small>''
|''<small>Tidak Lolos''
|align="left"|<small>{{flagicon|BRA}} [[David da Silva]] (24)</small>
|-
|-
!2023–2024
|[[Liga 1]]
|34
|16
|4
|14
|38
|50
|62
|bgcolor=gold|<small>1 (Championship Series)</small>
|''<small>Tidak ada slot untuk klub Indonesia</small>''
|bgcolor=#DDFFDD|''<small>Kualifikasi''
|align="left"|<small>{{flagicon|BRA}} [[David da Silva]] (30)</small>
|}
 
{| class="wikitable"
|bgcolor=gold|<small>Juara</small>
Baris 559 ⟶ 738:
|}
 
== PrestasiPeringkat klub ==
{{updated|10 April 2022}}<ref>{{Cite web|url=https://footballdatabase.com/clubs-ranking/persib-bandung|title=Football / Soccer Club World Ranking|website=footballdatabase.com|access-date=2021-11-06|archive-date=2021-11-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20211106102449/https://footballdatabase.com/clubs-ranking/persib-bandung|dead-url=no}}</ref>
Salah satu catatan unik dari tim ini adalah ketika menjuarai kompetisi sepak bola Perserikatan yang untuk terakhir kalinya diadakan, yaitu pada tahun [[1993]]/[[1994]]. Dalam pertandingan final, Persib yang ditulang-punggungi oleh pemain-pemain seperti Sutiono Lamso dan Robby Darwis mengalahkan [[PSM Makassar]]. Kompetisi sepak bola [[Galatama]] dan tim-tim Perserikatan di Indonesia kemudian dilebur menjadi Liga Indonesia (LI). Pada laga [[Divisi Utama Liga Indonesia 1994/1995|kompetisi LI pertama tahun 1994/1995]], Persib kembali menorehkan catatan sebagai juara setelah pertandingan final mengalahkan [[Petrokimia Putra Gresik]], di mana gol tunggal pada pertandingan tersebut dicetak oleh Sutiono. Persib juga merupakan salah satu klub Indonesia yang berhasil mencapai babak perempat final [[Liga Champions Asia]]'''.
 
{| class="wikitable" style="text-align: center;"
=== Domestik ===
! colspan="3" style="background:blue"|<span style="color:white;">Rank</span>
 
! rowspan="2" style="background:blue"|<span style="color:white;">Poin</span>
==== Liga (kasta Tertinggi) ====
! rowspan="2" style="background:blue"|<span style="color:white;">Perubahan</span>
* '''[[Perserikatan]] (''1931-1994''), [[Divisi Utama Liga Indonesia|Divisi Utama]] (1994-''2008'') dan [[Liga Super Indonesia]] (''2008-sekarang''):'''
|-
** Juara '''(7):''' 1937, 1961, 1986, 1990, 1994, 1995, [[Liga Super Indonesia 2014|2014]]
!style="background:blue"|<span style="color:white;">Indonesia</span>
** Runner-Up '''(6):''' 1933, 1934, 1936, 1950, 1959, 1960, 1982-83, 1984-85
!style="background:blue"|<span style="color:white;">AFC</span>
 
!style="background:blue"|<span style="color:white;">FIFA</span>
==== Piala Nasional ====
|-
* '''[[Piala Indonesia]] (2005-sekarang):'''
** Juara |'''(0):1'''
** Runner-Up |'''(0):67'''
* |'''Piala Presiden755'''
|1383
** Juara '''(1):''' [[2015]]
* |'''Lainnya177''' {{up}}
<small>1353</small>
** '''Siliwangi Cup (4)''': [[1981]], [[1989]], [[1994]], [[2000]]
|}
** '''Jusuf Cup (1)''': 1957
** '''Marah Halim Cup (1):''' 1988
** '''Surya Cup (2)''': 1988
** '''Soeratin Cup (2):''' [[2003]], [[2006]]
 
=== Kejuaran Asia ===
* '''[[Liga Champions AFC]]'''
** Juara '''(0):'''
** Perempat Final: 1995
* '''[[Piala AFC]]'''
** Juara '''(0):'''
 
=== Internasional ===
* '''Pesta Sukan''' ('''Sultan Brunei Cup''')
** Juara '''(1):''' [[1986]]
* '''Liga Champions Asia'''
** Perempatfinal '''(1):''' [[1995]]
 
== Skuat ==
=== TimPemain utamaUtama ===
<!--- BACA PEMBERITAHUAN INI SEBELUM EDITING
Berikut daftar skuat yang dirilis untuk kompetisi [[Liga 1 2017]].
- JANGAN menambahkan pemain baru sebelum penandatanganan mereka secara resmi diumumkan oleh klub melalui situs web mereka, termasuk medis dan penandatanganan kontrak. Biaya transfer yang disetujui tidak berarti pemain akan menandatangani.
- JANGAN keluarkan pemain sebelum mereka keluar secara resmi diumumkan oleh klub.
- JANGAN menambah atau mengganti nomor skuat hingga resmi di situs web Persib Bandung.
- Hanya tambahkan pemain tanpa nomor yang kemungkinan menjadi bagian dari tim pertama.
- Nomor pra-musim dapat ditambahkan sementara dengan sebuah REFERENSI.
- Ini adalah Wikipedia, bukan koran sepak bola. Apa pun yang tidak dikonfirmasi dan tidak bersumber akan dihapus.--->
Berikut daftar skuat yang dirilis untuk kompetisi [[Liga 1 (Indonesia) 2024–2025|Liga 1 2024-2025]]
{{updated|4 Agustus 2024}}
{{Fs start|nat=|pos=|name=|no=}}
{{Fs player|nat=PHI|pos=GK|no=1|name=[[Kevin Ray Mendoza]]|other=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=GK|no=14|name=[[Teja Paku Alam]]|other=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=GK|no=50|name=[[Fitrah Maulana]]|other=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=GK|no=99|name=[[Sheva Sanggasi]]|other=}}
{{Fs player|nat=NED|pos=DF|no=2|name=[[Nick Kuipers]]|other=}}
{{Fs player|nat=BRA|pos=DF|no=4|name=[[Gustavo Moreno de França|Gustavo França]]|other=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=DF|no=5|name=[[Kakang Rudianto]]|other=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=DF|no=12|name=[[Henhen Herdiana]]|other=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=DF|no=16|name=[[Achmad Jufriyanto]]|other=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=DF|no=30|name=[[Faris Abdul Hafizh]]|other=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=DF|no=32|name=[[Victor Igbonefo]]|other=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=DF|no=56|name=[[Rezaldi Hehanusa]]|other=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=DF|no=97|name=[[Edo Febriansah]]|other=}}
{{Fs mid|nat=|pos=|name=|no=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=MF|no=6|name=[[Robi Darwis (pemain sepak bola, lahir 2000)|Robi Darwis]]|other=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=MF|no=7|name=[[Beckham Putra]]|other=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=MF|no=8|name=[[Abdul Aziz Lutfi Akbar|Abdul Aziz]]|other=}}
{{Fs player|nat=ESP|pos=MF|no=10|name=[[Tyronne del Pino]]|other=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=MF|no=11|name=[[Dedi Kusnandar]]|other=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=MF|no=18|name=[[Adam Alis]]|other=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=MF|no=23|name=[[Marc Klok]]|other=[[Kapten (sepak bola)|kapten]]}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=MF|no=53|name=[[Rachmat Irianto]]|other=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=MF|no=71|name=[[Adzikry Fadlillah]]|other=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=MF|no=96|name=[[Ryan Kurnia]]|other=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=FW|no=9|name=[[Dimas Drajad]]|other=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=FW|no=13|name=[[Febri Hariyadi]]|other=}}
{{Fs player|nat=IDN|pos=FW|no=37|name=[[Ferdiansyah Cecep|Ferdiansyah]]|other=}}
{{Fs player|nat=BRA|pos=FW|no=19|name=[[David da Silva]]|other=}}
{{Fs player|nat=BRA|pos=FW|no=77|name=[[Ciro Alves]]|other=}}
{{Fs player|nat=CPV|pos=FW|no=94|name=[[Mailson Lima]]|other=}}
{{Fs end|nat=|pos=|name=|no=}}
 
=== Pemain naturalisasi ===
{{Fs start}}
{| class="wikitable"
{{Fs player|no=1|pos=GK|name=[[M. Natshir Mahbuby]]|nat=Indonesia}}
|-
{{Fs player|no=2|pos=DF|name=[[Wildansyah]]|nat=Indonesia}}
! style="width:130px;"| Negara
{{Fs player|no=3|pos=DF|name=[[Vladimir Vujović]]|nat=Montenegro}}
! style="width:130px;"| Pemain
{{Fs player|no=6|pos=DF|name=[[Tony Sucipto]]|nat=Indonesia}}
|-
{{Fs player|no=7|pos=MF|name=[[Atep]]|nat=Indonesia}} {{kapten}}
| {{flagicon|NED|}} [[Belanda]]
{{Fs player|no=8|pos=MF|name=[[Gian Zola Nasrulloh]]|nat=Indonesia}}
| [[Marc Klok]]
{{Fs player|no=9|pos=FW|name=[[Sergio van Dijk]]|nat=Indonesia}}
|-
{{Fs player|no=11|pos=MF|name=[[Dedi Kusnandar]]| nat=Indonesia}}
| {{flagicon|NGA|}} [[Nigeria]]
{{Fs player|no=16|pos=DF|name=[[Ahmad Jufrianto]]|nat=Indonesia}}
| [[Victor Igbonefo]]
{{Fs player|no=17|pos=MF|name=[[Shohei Matsunaga]]|nat=Jepang}}
|}
{{Fs player|no=18|pos=DF|name=[[Jajang Sukmara]]|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=13|pos=MF|name=[[Febri Haryadi]]|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=22|pos=DF|name=[[Supardi Nasir]]|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=23|pos=MF|name=[[Kim Kurniawan]]|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=24|pos=MF|name=[[Hariono]]|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=50|pos=MF|name=[[Erick Weeks Lewis]]|nat=Liberia}}
{{Fs player|no=55|pos=DF|name=[[Jujun Saepulloh]]|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=78|pos=GK|name=[[I Made Wirawan]]|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=82|pos=FW|name=[[Tantan]]|nat=Indonesia}}{{Fs player|no=15|pos=FW|name=Angga Febryanto Putra|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=25|pos=GK|name=[[Imam Arief Fadillah]]|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=4|pos=DF|name=[[Sugianto]]|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=12|pos=DF|name=[[Henhen Herdiana]]|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=19|pos=MF|name=[[Ahmad Subagja Basith]]|nat=Indonesia}}
{{Fs end}}
 
=== SkuatPemain U21cadangan dan akademi ===
==== Skuat U21 ====
Berikut daftar pemain Persib U21.<ref>[http://www.persib.co.id/persib-u21/squad-persib-u21.aspx Skuat Persib U21]</ref>
''Untuk informasi lebih lanjut: [[Persib Bandung U-21]]''
''Untuk informasi lebih lanjut: [[Persib U-19 dan Akademi|Persib Bandung U-19]]''
 
Berikut daftar pemain Persib U21.<ref>{{Cite web |url=http://www.persib.co.id/persib-u21/squad-persib-u21.aspx |title=Skuat Persib U21 |access-date=2016-06-16 |archive-date=2016-05-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160529033736/http://www.persib.co.id/persib-u21/squad-persib-u21.aspx |dead-url=yes }}</ref>
{{Fs start}}
{{Fs start|nat=|pos=|name=|no=}}
{{Fs player|no=1|pos=GK|name=Mochamad Fauzan Zauhar Malik|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=2|pos=DF|name=Sugiarto|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=4|pos=MF|name=Muhammad Jeffri|nat=Indonesia}}
 
{{Fs player|no=6|pos=MF|name=Hanif Abdurrauf Sjahbandi|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=8|pos=MF|name=Abdul Aziz|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=7|pos=FW|name=Rizky Alam|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=9|pos=FW|name=Angga Febryanto Putra|nat=Indonesia}}
 
{{Fs player|no=12|pos=DF|name=Henhen Herdiana|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=14|pos=DF|name=Rifki Fauzi Adam|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=15|pos=MF|name=Untung Wibowo|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=16|pos=MF|name=Adilla Adnan Saputra|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=17|pos=MF|name=Heri Herawan|nat=Indonesia}}
{{Fs mid|nat=|pos=|name=|no=}}
 
{{Fs player|no=18|pos=GK|name=Dikri Yusron Afafa|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=19|pos=MF|name=Ahmad Subagja Basith|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=20|pos=FW|name=Gatot Wahyudi|nat=Indonesia}}
 
{{Fs player|no=21|pos=FW|name=Agung Mulyadi|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=22|pos=MF|name=Alfath Faathier|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=23|pos=DF|name=Ary Ahmad Syafari|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=24|pos=MF|name=Agil Munawar|nat=Indonesia}}
Baris 653 ⟶ 844:
{{Fs player|no=74|pos=GK|name=Sidik Permana|nat=Indonesia}}
{{Fs player|no=|pos=FW|name=Rendi Ridwan Januar|nat=Indonesia}}
{{Fs end|nat=|pos=|name=|no=}}
 
=== Transfer 20162024 ===
{{futher|Persib Bandung musim 20162024–2025#Transfer}}
{{#lst:Persib Bandung musim 2024–2025|Transfer}}
 
=== Daftar pelatih dan pemain asing ===
Baris 700 ⟶ 892:
|-
|2006/2007
|{{flagicon|Indonesia}} [[Risnandar Soendoro]]<br>{{flagicon|Indonesia}} [[DjadjangDjajang NurdjamanNurjaman]] & [[Dedi Sutendi]] (caretaker)<br>{{flagicon|Moldova}} [[Arcan Iurie|Arcan Iurie Anatolievichi]]
|-
|2007/2008
Baris 709 ⟶ 901:
|-
|2009/2010
|{{flagicon|Indonesia}} [[Jaya Hartono]]<br>{{flagicon|Indonesia}} [[Robby Darwis]] (caretaker)
|-
|2010/2011
Baris 715 ⟶ 907:
|-
|2011/2012
|{{flagicon|Kroasia}} [[:en:Drago Mamić|Drago Mamić]]<br>{{flagicon|Indonesia}} [[Robby Darwis]] (caretaker)
|-
|2012-20152016
|{{flagicon|Indonesia}} [[Djajang Nurjaman]]
|-
|2016
|{{Flagicon|Serbia}} [[Dejan Antonić]]<br>{{flagicon|Indonesia}} [[Herrie Setyawan]] (caretaker)<br> {{flagicon|Indonesia}} [[Djajang Nurjaman]]
|-
|2017
|{{flagicon|Indonesia}} [[Djajang Nurjaman]]<br>{{flagicon|Indonesia}} [[Herrie Setyawan]] (caretaker)<br>{{flagicon|Indonesia}} [[Emral Abus]]
|-
|2017-2018
|{{flagicon|Argentina}} [[Roberto Carlos Mario Gómez]]
|-
|2019-2022
|{{flagicon|Belanda}} [[Robert Rene Albert]]
|-
|2022-2023
|{{flagicon|Spanyol}} [[Luis Milla]]
|-
|2023-
|{{flagicon|Kroasia}} [[Bojan Hodak]]
|}
 
==== DaftarMantan pemain legendarisPemain ====
{{col-start}}
{{col-3}}
Lokal:
* {{flagicon|Indonesia}} [[Adeng Hudaya]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Sobur]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Boyke Adam]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Wowo Sunaryo]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Risnandar Soendoro]]
Baris 738 ⟶ 947:
* {{flagicon|Indonesia}} [[Dadang Kurnia]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Ajat Sudrajat]]
{{col-3}}
* {{flagicon|Indonesia}} [[Robby Darwis]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Sutiono Lamso]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Yusuf Bachtiar]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Anwar Sanusi]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Budiman Yunus]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Yadi Mulyadi]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Kekey Zakaria]]
{{col-3}}
 
* {{flagicon|Indonesia}} [[Nur'alim]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Yaris Riyadi]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Yudi Guntara]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[EkaRahmad RamdaniHidayat]]
{{col-3}}
* {{flagicon|Indonesia}} [[Maman Abdurrahman]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[WildansyahSuwita Pata]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Firman Utina]]
* {{flagicon|Indonesia}} '''[[AhmadAchmad JufriantoJufriyanto]]'''
* {{flagicon|Indonesia}} [[SupardiMuhammad NasirTaufiq]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Dias Angga Putra]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Muhammad Ridwan]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Ferdinand Sinaga]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Zulham Zamrun]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Aang Suparman]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Markus Haris Maulana]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Asri Akbar]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Abdul Rahman Sulaeman]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Rudolof Yanto Basna]]
{{col-3}}
 
* {{flagicon|Indonesia}} [[David Laly]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Aliyudin]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Ricky Kayame]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Shahar Ginanjar]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Zaenal Arief]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Yandi Sofyan Munawar]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Tantan]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Hariono]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Atep Rizal]]
* {{flagicon|MontenegroIndonesia}} [[MiljanTony RadovićSucipto]]
* {{flagicon|MontenegroIndonesia}} [[VladimirEka VujovićRamdani]]
* {{flagicon|MaliIndonesia}} [[MakanAirlangga KonatéSucipto]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Patrich Wanggai]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Raphael Maitimo]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Angga Febryanto]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Ahmad Subagja Baasith|Ahmad Baasith]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Jajang Sukmara]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Sergio van Dijk]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Wildansyah]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Erwin Ramdani]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Frets Butuan]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Fitrul Dwi Rustapa]]
* {{flagicon|Indonesia}} '''[[Arsan Makarin]]'''
* {{flagicon|Indonesia}} '''[[Dimas Drajad]]'''
{{col-end}}
 
Baris 768 ⟶ 1.005:
{{col-start}}
'''CONMEBOL'''
{{col|2}}
* {{flagicon|Brazil}} [[Amarildo Souza]]
* {{flagicon|Brazil}} [[Ulian de Souza]]
* {{flagicon|Brazil}} [[Antonio Claudio De Oliveira|Antonio 'Toyo' Claudio]]
* {{flagicon|Brazil}} [[Fábio Lopes Alcântara]]
* {{flagicon|Brazil}} [[Hilton Moreira]]
* {{flagicon|Brazil}} [[Marcio Souza Da Silva]]
* {{flagicon|Brazil}} [[Rafael Alves Bastos]]
* {{flagicon|BRA}}{{flagicon|Indonesia}} [[Fabiano Da Rosa Beltrame|Fabiano Beltrame]]
* {{flagicon|Brazil}} '''[[David da Silva]]'''
* {{flagicon|Brazil}} '''[[Ciro Alves]]'''
* {{flagicon|Brazil}} '''[[Gustavo Moreno de França|Gustavo França]]'''
* {{flagicon|Chile}} [[Rodrigo Sanhueza]]
* {{flagicon|Chile}} [[Angelo Espinoza]]
Baris 784 ⟶ 1.027:
* {{flagicon|Paraguay}} [[Lorenzo Cabanas]]
* {{flagicon|Paraguay}} [[Christian Rene Martinez]]
* {{flagicon|Uruguay}}{{flagicon|}}{{flagicon|Indonesia}} [[Cristian Gonzáles]]
* {{flagicon|ARGUruguay}} '''[[Robertino:es:Adrián Colombo|Adrián PugliaraColombo]]'''
* {{flagicon|ARG}} [[Robertino Pugliara]]
* {{flagicon|ARG}} [[Marcos Flores]]
* {{flagicon|ARG}} [[Jonathan Bauman]]
{{col-3}}
'''CAF'''
Baris 791 ⟶ 1.037:
* {{flagicon|Cameroon}} [[George Clement Nyeck Nyobe]]
* {{flagicon|Cameroon}} [[Louis Berty Ayock]]
* {{flagicon|Cameroon}} [[Herman Abanda]]
* {{flagicon|Cameroon}}{{flagicon|Indonesia}} [[Herman Dzumafo Epandi]]
* {{flagicon|Cameroon}} [[Georges Parfait Mbida Messi]]
* {{flagicon|Cameroon}} [[David Pagbe]]
* {{flagicon|Ghana}} [[Michael Essien]]
* {{flagicon|Ghana}} [[Moses Sakyi]]
* {{flagicon|Burkina FasoCHA}} [[BrahimaEzechiel TraoreN'Douassel]]
* {{flagicon|Burkina Faso}} [[:en:Brahima Traoré|Brahima Traoré]]
* {{flagicon|Nigeria}} [[Ekene Ikenwa]]
* {{flagicon|Nigeria}} [[Chioma Kingsley]]
* {{flagicon|Nigeria}}{{flagicon|Indonesia}} '''[[Victor Chukwuekezie Igbonefo]]'''
* {{flagicon|Morocco}} [[Redouane Barkaoui]]
* {{flagicon|Cameroon}} [[Herman Abanda]]
* {{flagicon|Cameroon}} [[Herman Dzumafo Epandi]]
* {{flagicon|Cameroon}} [[Georges Parfait Mbida Messi]]
* {{flagicon|MLI}} [[Makan Konaté]]
* {{flagicon|MLI}} [[Djibril Coulibaly]]
* {{flagicon|CameroonLiberia}} [[DavidErick PagbeWeeks Lewis]]
* {{flagicon|GAB}} [[Lévy Madinda]]
'''UEFA'''
* {{flagicon|PortugalPoland}} [[AntonioMaciej Claudio De OliveiraDołęga]]
* {{flagicon|Poland}} [[Maciej Dolega]]
* {{flagicon|Poland}} [[Mariusz Mucharski]]
* {{flagicon|Poland}} [[Piotr Orlinski]]
Baris 810 ⟶ 1.060:
* {{flagicon|Rumania}} [[Leontin Chitescu]]
* {{flagicon|Montenegro}} [[Miljan Radović]]
* {{flagicon|Montenegro}} {{flagicon|Indonesia}} [[DzravkoIlija DragicevicSpasojević]]
* {{flagicon|NEDMontenegro}} {{flagicon|Indonesia}} '''[[Sergio vanVladimir DijkVujović]]'''
* {{flagicon|Montenegro}} '''[[Vladimir:en:Zdravko VujovićDragićević|Zdravko Dragićević]]'''
* {{flagicon|MontenegroNED}}{{flagicon|Indonesia}} [[IlijaSergio van SpasojevićDijk]]
* {{flagicon|SpanyolNED}}{{flagicon|Indonesia}} '''[[JuanRaphael BelencosoMaitimo]]'''
* {{flagicon|GER}}{{flagicon|Indonesia}} [[Kim Jeffrey Kurniawan]]
* {{flagicon|Serbia}} [[Marko Krasić]]
* {{flagicon|Serbia}} [[Bojan Mališić]]
* {{flagicon|Spanyol}} [[Juan Belencoso]]
* {{flagicon|ENG}} [[Carlton Cole]]
* {{flagicon|Slovenia}} [[Rene Mihelič]]
* {{flagicon|MNE}} [[Srđan Lopičić]]
* {{flagicon|HOL}} '''[[Nick Kuipers]]'''
* {{flagicon|HOL}} [[Kevin Van Kipersluis]]
* {{flagicon|HOL}} {{flagicon|Indonesia}} '''[[Marc Klok]]'''
* {{flagicon|SPA}} '''[[Alberto Rodríguez (pesepakbola, lahir 1992|Alberto Rodríguez]]'''
* {{flagicon|SPA}} '''[[Tyronne del Pino]]'''
* {{flagicon|ITA}} [[Stefano Beltrame]]
* {{flagicon|CRO}} '''[[Mateo Kocijan]]'''
{{col-3}}
'''AFC'''
Baris 827 ⟶ 1.091:
* {{flagicon|Japan}} [[Shohei Matsunaga]]
* {{flagicon|Japan}} [[Kenji Adachihara]]
* {{flagicon|AustraliaKOR}} [[RobbieOh GasparIn-kyun]]
* {{flagicon|Syria}} [[Naser Al Sebai]]
* {{flagicon|Palestine}} [[Muhammad Rasyid]]
* {{flagicon|Australia}} [[Robbie Gaspar]]
* {{flagicon|Australia}} [[:en:Diogo Ferreira|Diogo Ferreira]]
* {{flagicon|Turkmenistan}} [[Artur Gevorkyan]]
* {{flagicon|PHI}} [[Omid Nazari]]
* {{flagicon|PHI}} [[Daisuke Sato]]
* {{flagicon|PHI}} '''[[Kevin Ray Mendoza]]'''
{{col-end}}
 
=== Nomor punggung diistirahatkan ===
* '''24''' - [[Hariono]]<ref>{{cite web |url=https://demakbicara.pikiran-rakyat.com/sport/pr-1393317702/persib-bandung-pensiunkan-nomor-keramat-24-sosok-pemain-ini-yang-jadi-penyebabnya-luar-biasa |title=Persib Bandung Pensiunkan Nomor Keramat 24, Sosok Pemain Ini yang Jadi Penyebabnya, Luar Biasa!! |lang=id-ID}}</ref>
 
== Tata kelola ==
=== Staff kepelatihan ===
{| border="1" cellpadding="2" style="border-collapse: collapse;"
{| class="wikitable"
|-
! style="background:blue;"|<span style="color:white;">Posisi
!Posisi
!style="background:blue"|<span style="color:white;">Nama
!Nama
|-
| Manajer
|{{flagicon|IDN}} [[Haji (gelar)|H.]] [[Umuh Muchtar]]
|-
| Pelatih Kepala
|Assisten manajer
| {{flagicon|CRO}} [[Bojan Hodak]]
|[[Deddy Firmansyah]]
|-
| Asisten Pelatih
|Direktur Teknik
| {{Plainlist|
|[[Indra Tohir]]
* {{flagicon|CRO}} [[Igor Tolić]]
* {{flagicon|IDN}} [[Achmad Jufriyanto]]<ref>{{Cite web|last=Okezone|date=2024-07-03|title=Jadi Player Coach Persib Bandung, Begini Reaksi Achmad Jufriyanto : Okezone Bola|url=https://bola.okezone.com/read/2024/07/03/49/3029448/jadi-player-coach-persib-bandung-begini-reaksi-achmad-jufriyanto|website=https://bola.okezone.com/|language=id-ID|access-date=4 Juli 2024}}</ref>}}
|-
| Pelatih UtamaKiper
| {{flagicon|BRA}} Luizinho Passos<ref>{{Cite web|url=http://persib.co.id/berita/persib-kontrak-luizinho-passos-gantikan-gatot|title=PERSIB Kontrak Luizinho Passos Gantikan Gatot {{!}} Official Persib Web|website=persib.co.id|access-date=2020-01-16}}</ref>
|[[Djajang Nurjaman]]
|-
| Interpreter
|Pelatih Khusus AFC
| {{flagicon|IDN}} [[I Made Wirawan]]
|[[Emral Abus]]
|-
|Asisten Pelatih Fisik
| {{flagicon|CRO}} Miro Petrić<br>{{flagicon|IDN}} Yaya Sunarya
|[[Herrie Setyawan]]
|-
|Pelatih Kiper
|[[Anwar Sanusi]]
|-
| Tim Dokter
|Pelatih Fisik
| {{flagicon|IDN}} [[Mohammad Raffi Ghani]]
|Yaya Sunarya
|-
| Fisioterapis
|Asisten Pelatih Fisik
| {{flagicon|IDN}} [[Benidektus Adi Prianto]]
|[[Ade Rai]]
|-
| Sekretaris Tim
|Pelatih U-21
| {{flagicon|IDN}} Irfan Suryadireja [[Sarjana Hukum|S.H.]]
|[[Mustika Hadi]]
|-
|Manajer U-18
|[[Edi Djukardi]]
|-
| Masseur
|Pelatih U-18
|{{Plainlist|
|[[Asep Sumantri]]
* {{flagicon|IDN}} Iyang Maulana
|-
* {{flagicon|IDN}} Tatang Sutisna
|Manajer U-15
}}
|[[Sigit Iskandar]]
|-
|Pelatih U-15
|[[Anggi Prasetya]]
|-
| Kit Man
|Dokter Tim
| {{flagicon|IDN}} Fikri Apriansyah
|[[Mohammad Raffi Ghani]]
|-
| Video Technical Analysis
|Fisioterapi
| {{flagicon|IDN}} Atreeyu Andrey Pamungkas
|Fortunella Levyana
|-
| Media Officer
| {{flagicon|IDN}} Rivan Mandala Putera
|}
<ref>{{Cite web|last=Baru|first=Liga Indonesia|title=Klub klub Terbaik dari Persib Bandung|url=https://ligaindonesiabaru.com/clubs/single/BRI_LIGA_1_2023-2024/PERSIB_BANDUNG#official|website=ligaindonesiabaru.com|language=id|access-date=2023-07-09}}</ref>
<section end=Pelatih />
 
[[Kategori:Persib Bandung]]
 
=== Kepengurusan ===
Baris 893 ⟶ 1.167:
 
=== Badan hukum ===
'''PT Persib Bandung Bermartabat'''<ref>{{Cite web|url=http://persib.co.id/clubs/organizational_structure|title=Official Persib Web|website=persib.co.id|access-date=2020-01-17|archive-date=2020-03-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20200331151112/https://persib.co.id/clubs/organizational_structure|dead-url=no}}</ref>
'''PT Persib Bandung Bermartabat'''
{|width=45% class="wikitable" style="text-align:center; font-size:95%; text-align:left"
|-
!'''Posisi'''
! style="background:blue;"|<span style="color:white;">Posisi
!'''Nama'''
! style="background:blue"|<span style="color:white;">Nama
|----
|-
|Direktur Utama
| Direktur Utama ||[[Glenn Sugita]]
|----
| Direktur Olahraga ||[[Adhitia Putra Herawan]]
|Manajer
|-
|[[H. Umuh Muchtar]]
| Komisaris Utama||[[Zainuri Hasyim]]
|----
|-
|Assistant manajer
| Wakil Komisaris Utama||Rudy S. Laksmana
|[[Deddy Firmansyah]]
|----
| Komisaris 1 ||[[H. Umuh Muchtar]]
|Direktur Keuangan
|-
|[[Merdi Hazizi]]
|Komisaris 2
|----
|Direktur Marketing dan Development
|[[Veby Permadi]]
|----
|Direktur Pengembangan
|[[Ari D. Sutedi]]
|----
|Komisaris Utama
|[[Zainuri Hasyim]]
|----
|Wakil Komisaris Utama
|
|----
|Komisaris
|[[Kuswara S. Taryono]]
|-
|Komisaris 3
|Lawrence Barki
|}
 
=== Sejarah pelatih kepala ===
''Pelatih kepala berdasarkan tahun (1980–sekarang)''
 
{| class="wikitable"
|-
! style="background:Blue; color:white;" |Musim
!style="background:Blue; color:white;"|Nama
! style="background:Blue; color:white;" |Ref.
|-
| style="text-align:center;" | 1980–83
| {{flagicon|Indonesia}} [[Risnandar Soendoro]]
|
|-
| style="text-align:center;" | 1983–84
| {{flagicon|Indonesia}} Omo Suratmo
| style="text-align:center;"|
|-
| style="text-align:center;"| 1984–85
| {{flagicon|Indonesia}} [[Ade Dana]]
| style="text-align:center;"|
|-
| style="text-align:center;"| 1985–88
| {{flagicon|Indonesia}} [[Nandar Iskandar]]
| style="text-align:center;"|
|-
| style="text-align:center;"| 1989–93
| {{flagicon|Indonesia}} Ade Dana
| style="text-align:center;"|
|-
| style="text-align:center;"| 1993–95
| {{flagicon|Indonesia}} [[Indra Thohir]]
| style="text-align:center;"|
|-
| style="text-align:center;"| 1995–96
| {{flagicon|Indonesia }} [[Risnandar Soendoro]]
| style="text-align:center;"|
|-
| style="text-align:center;"| 1996–98
| {{flagicon|Indonesia}} [[Nandar Iskandar]]
| style="text-align:center;"|
|-
| style="text-align:center;"| 1998–00
| {{flagicon|Indonesia}} M. Suryamin
| style="text-align:center;"|
|-
| style="text-align:center;"| 2000–01
| {{flagicon|Indonesia}} [[Indra Thohir]]
| style="text-align:center;"|
|-
| style="text-align:center;"| 2001–02
| {{flagicon|Indonesia}} Deny Syamsudin
| style="text-align:center;"|
|-
| style="text-align:center;"| 2002–03
|{{flagicon|Poland}} [[Marek Śledzianowski]]
| align=center|
|-
| style="text-align:center;" | 2003
|{{flagicon|Indonesia}} [[Bambang Sukowiyono]] (caretaker)<br>{{flagicon|Indonesia}} Iwan Sunarya (caretaker)
|
|-
| style="text-align:center;"| 2003–05
|{{flagicon|Chile}} [[Juan Páez]]
| style="text-align:center;"|
|-
| style="text-align:center;" | 2005
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indra Thohir]]
|
|-
| style="text-align:center;"| 2005–06
|{{flagicon|Indonesia}} [[Risnandar Soendoro]]
| style="text-align:center;"|
|-
| style="text-align:center;" | 2006–07
|{{flagicon|Moldova}} [[Iurie Arcan]]
| style="text-align:center;"|
|-
| style="text-align:center;" | 2007
|{{flagicon|Indonesia}} [[Djadjang Nurdjaman]] (caretaker)<br>{{flagicon|Indonesia}} [[Robby Darwis]] (caretaker)
|
|-
| style="text-align:center;" | 2008–10
|{{flagicon|Indonesia}} [[Jaya Hartono]]
| style="text-align:center;"|
|-
| style="text-align:center;" | 2010
|{{flagicon|Indonesia}} [[Robby Darwis]] (caretaker)
|
|-
| style="text-align:center;" | 2010
|{{flagicon|France}} [[Darko Janacković]]
|
|-
| style="text-align:center;" | 2010
|{{flagicon|Serbia}} [[Jovo Cuckovic]]
|
|-
| style="text-align:center;" | 2010–11
|{{flagicon|Indonesia}} [[Daniel Roekito]]
| style="text-align:center;"|
|-
| style="text-align:center;" | 2011–12
|{{flagicon|Croatia}} [[Drago Mamić]]
| style="text-align:center;"|
|-
| style="text-align:center;" | 2012
|{{flagicon|Indonesia}} [[Robby Darwis]] (caretaker)
|
|-
| style="text-align:center;" | 2012–16
|{{flagicon|Indonesia}} [[Djadjang Nurdjaman]]
| style="text-align:center;"|
|-
| style="text-align:center;" | 2016
|{{flagicon|Serbia}} [[Dejan Antonić]]
|
|-
| style="text-align:center;" | 2016
|{{flagicon|Indonesia}} [[Herrie Setyawan]] (caretaker)
|
|-
| style="text-align:center;" | 2016–17
|{{flagicon|Indonesia}} [[Djadjang Nurdjaman]]
| style="text-align:center;"|
|-
| style="text-align:center;" | 2017
|{{flagicon|Indonesia}} [[Herrie Setyawan]] (caretaker)
|
|-
| style="text-align:center;" | 2017–18
|{{flagicon|Argentina}} [[Mario Gómez]]
|<ref>{{cite web|title=Mario Gomez Pelatih PERSIB|url=http://www.persib.co.id/berita-persib-bandung/berita/mario_gomez_pelatih_persib.aspx|website=persib.co.id|access-date=28 November 2017|archive-date=1 Februari 2018|archive-url=https://web.archive.org/web/20180201021510/http://www.persib.co.id/berita-persib-bandung/berita/mario_gomez_pelatih_persib.aspx|url-status=dead}}</ref>
|-
| style="text-align:center;" | 2018–19
|{{flagicon|Montenegro}} [[Miljan Radovic]]
| style="text-align:center;"|
|-
| style="text-align:center;" | 2019–22
|{{flagicon|Netherlands}} [[Robert Rene Alberts]]
|<ref>{{cite web|title=HATUR NUHUN RADOVIC, WILUJENG SUMPING RENE|url=http://www.persib.co.id/berita/hatur-nuhun-radovic-wilujeng-sumping-rene|access-date=5 Mei 2019|publisher=persib.co.id|archive-date=6 Mei 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190506083239/http://www.persib.co.id/berita/hatur-nuhun-radovic-wilujeng-sumping-rene|url-status=live}}</ref>
|-
| style="text-align:center;" | 2022
|{{Flagicon|Indonesia}} [[Budiman Yunus]] (caretaker)
|
|-
| style="text-align:center;" | 2022–23
|{{Flagicon|Spain}} [[Luis Milla]]
|<ref>{{cite web|title=Persib Tunjuk Luis Milla Sebagai Pelatih|url=https://persib.co.id/berita/persib-tunjuk-luis-milla-sebagai-pelatih|access-date=19 August 2022|website=persib.co.id|date=19 Agustus 2022|language=id}}</ref>
|-
| style="text-align:center;" | 2023
|{{Flagicon|Indonesia}} Yaya Sunarya (caretaker)
|
|-
| style="text-align:center;" | 2023–
|{{Flagicon|Croatia}} [[Bojan Hodak]]
|
|}
'''Catatan:''' Caretaker adalah pelatih yang ditunjuk menjadi pelatih sementara untuk tim (biasanya ditunjuk ketika pergantian pelatih kepala).
 
=== Sponsor ===
{{Col|2}}
* ''[[NET.elevenia]]''
* ''[[DatsunFWD]]''
* ''[[Indofood]]''
* ''[[KantorGudang PosGaram|Pria Punya Selera]]''
* ''[[Kopi ABC]]''
* ''[[Corsa]]''
* ''[[IndosatGO-JEK]]''
* ''[[IM3Bank Permata|Permata Bank Syariah]]''
* ''[[DompetkuPanther Energy]]''
* ''[[NETMARBLE.Indonesia Sports Medicine Centre]]''
* ''[[Salvus]]''
* ''[[FBS]]''
* ''[[Envi]]''
* ''[[Mogu Mogu]]''
* ''[[Bobotoh FM]]''
* ''[[Ade Sport]]''
{{EndDiv}}
==== Apparel ====
Baris 952 ⟶ 1.372:
* ''[[Sportama]]'' (2016-...)
 
== Keuangan dan kepemilikan ==
== Boboboy ==
Persib Bandung merupakan klub terkaya di [[Asia Tenggara]] pada tahun 2015 dengan total kekayaan sebesar Rp.11,2 triliun menurut situs [[Goal.com]].<ref>{{Cite web|date=2017-03-19|title=Fakta Persib Bandung Klub Sepak Bola Terkaya Di Asia Tenggara|url=https://web.archive.org/web/20170319023106/http://www.kompasiana.com/persibbandungterkini/fakta-persib-bandung-klub-sepak-bola-terkaya-di-asia-tenggara_54f909fea33311fc608b481a|website=web.archive.org|access-date=2017-3-29}}</ref>
[[Berkas:Football Celebration.jpeg|thumb|Kelompok supporter Persib Bapuk yang sedang menyaksikan pertandingan di Stadion Si Jalak Harupat]]
Persib Bandung memiliki penggemar fanatik yang menyebar di seantero provinsi [[Jawa Barat]] dan [[Banten]], bahkan hampir di seluruh wilayah Indonesia bahkan hingga mancanegara, mengingat catatan historis sebagai tim kebanggaan dari ibu kota provinsi Jawa Barat. Fans Persib Bandung tersebar di berbagai wilayah khususnya Jawa Barat seperti Bandung, Bogor, Tasikmalaya, Cirebon, Karawang, Depok, Bekasi, Subang bahkan hingga di luar Jawa Barat seperti Surabaya, Mojokerto, Blitar, Jombang, Bojonegoro, Madura, Jember, dan wilayah lainnya di Nusantara dan sekaligus yang memiliki jumlah fans terbanyak di Indonesia mengalahkan Arema Fc. Penggemar Persib menamakan diri sebagai ''[[Bobotoh]]''. Pada era [[Liga Indonesia]], ''Bobotoh'' kemudian mengorganisasikan diri dalam beberapa kelompok pecinta Persib seperti [[Viking Persib Club]], [[Bomber]] (Bobotoh Maung Bersatu), Flowers City Casuals, Ultras Persib.
 
Keberhasilan Persib menjadi salah satu klub dengan finansial terkuat tentu bukan tanpa makna. Direktur Pemasaran Persib Bandung, M. Farhan mengatakan, kesuksesan klub tak lepas dari kinerja tim pemasaran.<ref>{{Cite web|date=2017-01-24|title=Ini Rahasia Sehat Keuangan Persib|url=https://web.archive.org/web/20170124170724/http://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/2378459/ini-rahasia-sehat-keuangan-persib|website=web.archive.org|access-date=2017-3-29}}</ref>
Suporter Persib memiliki hubungan yang sangat kelam dengan kelompok suporter [[Persija Jakarta]], [[The Jakmania]]. Sudah banyak peristiwa maupun insiden-insiden yang terjadi akibat permusuhan abadi dua suporter garis keras ini. Bahkan pihak kepolisian maupun [[PSSI]] dan [[PT Liga Indonesia]] pun sudah berulangkali meminta Viking dan The Jak untuk berdamai. Namun, sama sekali tak ada titik terang untuk mendamaikan mereka.
 
Persib sebelumnya dimiliki oleh Pemkot dan anggarannya dialokasikan dari APBD. Sesuai aturan '''Permendagri No. 13/2006 ''' yang direvisi menjadi '''Permendagri No. 59/2007''', klub profesional tidak diperbolehkan lagi menggunakan anggaran pemerintah. Kondisi itu membuat 36 Football Union, pemangku kepentingan Persib, sepakat memberikan amanah kepada mantan Wali Kota Bandung [[Dada Rosada]] untuk menyelamatkan Persib agar tetap bisa mengikuti kompetisi. '''PT. Persib Bandung Bermartabat''' (PT.PBB) kemudian didirikan pada tanggal 20 Agustus 2009 sebagai dasar hukum klub.<ref name=pbb />
== Lihat juga ==
{{Col|4}}
* [[Bandung Raya FC]]
* [[Bogor Raya FC]]
* [[Depok United]]
* [[Pelita Bandung Raya]]
* [[Pelita Jaya FC]]
* [[Persib Bandung U-21]]
* [[Persigar Garut]]
* [[Persika Karawang]]
* [[Persikab Bandung]]
* [[Persikabo Bogor]]
* [[Persikad Depok]]
* [[Persipasi Bandung Raya]]
* [[Persipo Purwakarta]]
* [[Pesik Kuningan]]
* [[PSGC Ciamis]]
{{EndDiv}}
 
[[Erick Thohir]] yang pernah menjadi pemilik [[MahakaX|Mahaka Media]], [[Visi Media Asia|Viva Media]], [[Philadelphia 76ers]], [[Satria Muda Pertamina|Satria Muda BritAma]] juga pemilik [[D.C. United]] dan [[Inter Milan]] pernah menjadi wakil komisaris Persib.<ref>{{Cite web|date=2014-10-29|title=Siapa Erick Thohir si pemilik Inter Milan? Apakah orang terkaya di Indonesia? {{!}} Adhiva news & geekytainment|url=https://web.archive.org/web/20141029114155/http://adhiva.com/erick-thohir-pemilik-inter-milan-siapa-dia-sebenarnya-id5287|website=web.archive.org|access-date=2014-11-1}}</ref>
== Pranala luar ==
 
* {{id}} {{resmi|http://www.persib.co.id/}}
== Suporter ==
* {{id}} [http://maenbal.co Media Online Bobotoh Persib]
{{main|Bobotoh}}
* {{id}} [http://www.persibhistory.com/ Sejarah Persib Bandung]
[[Berkas:Football Celebration.jpeg|jmpl|Kelompok suporter Persib Bandung yang sedang menyaksikan pertandingan di Stadion Si Jalak Harupat]]
Persib Bandung memiliki penggemar fanatik yang menyebar di seantero provinsi [[Jawa Barat]] dan [[Banten]], bahkan hampir di seluruh wilayah Indonesia, mengingat catatan historis sebagai tim kebanggaan dari ibu kota provinsi Jawa Barat. Fans Persib Bandung tersebar di berbagai wilayah khususnya Jawa Barat seperti Bandung, Bogor, Tasikmalaya, Cirebon, Karawang, Depok, Bekasi, Subang bahkan hingga di luar Jawa Barat seperti Surabaya, Mojokerto, Blitar, Jombang, Bojonegoro, Madura, Jember, dan wilayah lainnya di Nusantara dan sekaligus yang memiliki jumlah fans terbanyak di Indonesia mengalahkan [[Arema FC|Arema Cronus]] dan [[Persebaya 1927|Persebaya Surabaya]]. Penggemar Persib menamakan diri sebagai ''[[Bobotoh]]''. Pada era [[Liga Indonesia]], ''Bobotoh'' kemudian mengorganisasikan diri dalam beberapa kelompok pecinta Persib seperti [[Viking Persib Club]], [[Bomber]] (Bobotoh Maung Bersatu), Flowers City Casuals, Ultras Persib, dan lainnya.
 
Persib juga memiliki penggemar dari kalangan selebritis, contohnya [[Ronal Surapradja]],<ref>{{Cite web|url=https://bobotoh.id/baca/di-depan-markas-real-madrid-artis-ini-bangga-memake-jersey-persib|title=Di Depan Markas Real Madrid, Artis Ini Bangga Memake Jersey Persib|last=BobotohID|website=BOBOTOH PERSIB|access-date=2019-11-30|archive-date=2021-01-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20210103171435/https://bobotoh.id/baca/di-depan-markas-real-madrid-artis-ini-bangga-memake-jersey-persib|dead-url=yes}}</ref> [[Cita Citata]], [[Aura Kasih]], [[Melody Nurramdhani Laksani]],<ref>{{Cite web|url=https://www.indosport.com/sportainment/20180314/3-artis-cantik-penggila-persib-bandung|title=3 Artis Cantik Penggila Persib Bandung|last=INDOSPORT.com|date=2018-03-14|website=INDOSPORT.com|language=en|access-date=2019-07-13|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713155242/https://www.indosport.com/sportainment/20180314/3-artis-cantik-penggila-persib-bandung|dead-url=no}}</ref> [[Raffi Ahmad]],<ref>{{Cite web|url=https://www.tabloidbintang.com/berita/polah/read/28022/persib-bandung-menang-lawan-sriwijaya-fc-di-final-piala-presiden-raffi-ahmad-ikut-bangga|title=Persib Bandung Menang Lawan Sriwijaya FC di Final Piala Presiden, Raffi Ahmad Ikut Bangga|date=2015-10-19|website=Tabloidbintang.com|language=id|access-date=2019-07-13|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713155243/https://www.tabloidbintang.com/berita/polah/read/28022/persib-bandung-menang-lawan-sriwijaya-fc-di-final-piala-presiden-raffi-ahmad-ikut-bangga|dead-url=no}}</ref> [[Farhan]], [[Desy Ratnasari]],<ref>{{Cite web|url=https://www.bola.com/indonesia/read/3125358/desi-ratnasari-ternyata-jadi-bobotoh-persib-sejak-kecil|title=Desi Ratnasari Ternyata Jadi Bobotoh Persib sejak Kecil|last=Bola.com|date=2017-10-11|website=bola.com|language=id|access-date=2019-07-13|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713155245/https://www.bola.com/indonesia/read/3125358/desi-ratnasari-ternyata-jadi-bobotoh-persib-sejak-kecil|dead-url=no}}</ref> mantan VJ [[MTV Indonesia]] [[Edi Brokoli]],<ref>{{Cite web|url=https://bolalob.com/read/79910/tak-mau-terpuruk-seperti-musim-lalu-artis-ini-ungkap-harapan-untuk-persib|title=Tak Mau Terpuruk Seperti Musim Lalu, Artis Ini Ungkap Harapan untuk Persib|last=Ariandi|first=Rizqi|website=Bolalob - Situsnya Anak Futsal!|access-date=2019-07-13|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713155243/https://bolalob.com/read/79910/tak-mau-terpuruk-seperti-musim-lalu-artis-ini-ungkap-harapan-untuk-persib|dead-url=no}}</ref> vokalis band [[Mocca (grup musik)|Mocca]] [[Arina Ephipania]], grup band [[Kuburan Band|Kuburan]], [[Pemuda Harapan Bangsa]] (PHB), [[Jeruji]], [[PAS Band]], [[The Milo]], [[Ariel (penyanyi)|Ariel Noah]], [[Melly Goeslaw]],<ref>{{Cite news|url=https://www.suara.com/entertainment/2015/10/19/112406/artis-artis-tanggapi-kemenangan-persib-pakai-meme-lucu|title=Artis-artis Tanggapi Kemenangan Persib, Pakai Meme Lucu|date=2015-10-19|work=Suara.com|language=id|access-date=2019-07-13|last=Tresnady|first=Tomi|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713155248/https://www.suara.com/entertainment/2015/10/19/112406/artis-artis-tanggapi-kemenangan-persib-pakai-meme-lucu|dead-url=no}}</ref> [[Chika Jessica]], dan [[Omesh]]. Klub ini juga digemari mantan wakil gubernur Jawa Barat [[Dede Yusuf]]<ref>{{Cite news|url=https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-1807365/dede-yusuf-beri-dukungan-buat-persib-di-dunia-maya|title=Dede Yusuf Beri Dukungan Buat Persib di Dunia Maya|work=[[Detik.com|detikcom]]|access-date=2019-07-13|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713155243/https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-1807365/dede-yusuf-beri-dukungan-buat-persib-di-dunia-maya|dead-url=no}}</ref> dan gubernur Jawa Barat [[Ridwan Kamil]].<ref>{{Cite news|url=https://bola.tempo.co/read/1210819/ridwan-kamil-bentangkan-syal-persib-bandung-di-kenya|title=Ridwan Kamil Bentangkan Syal Persib Bandung di Kenya|last=Indosport|date=2019-05-30|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=2019-07-13|editor-last=Saleh|editor-first=Nurdin|archive-date=2019-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20190713155244/https://bola.tempo.co/read/1210819/ridwan-kamil-bentangkan-syal-persib-bandung-di-kenya|dead-url=no}}</ref>
 
[[Redouane Barkaoui]], mantan striker Persib asal [[Maroko]] memuji dukungan yang diberikan dalam laga Persib “Atmosfer sepak bola di Bandung benar-benar jempolan. Saya begitu kagum melihat dukungan penonton yang hebat dan luar biasa. Tidak hanya di partai sesungguhnya di ajang kompetisi, di partai uji coba pun penonton melimpah dan membludak hingga pinggir lapangan. Hebat.”
 
Striker asal Kamerun yang pernah berseragam Persib pada tahun 2007 dan kemudian menembus Liga 1 Prancis [[Christian Bekamenga]]<nowiki/>pun ikut bersuara: “Atmosfer sepak bola di Bandung memang tiada duanya. Hasrat bobotoh mendukung timnya patut diapresiasi dengan prestasi membanggakan. Dukungan bobotoh yang tidak pernah surut adalah motivator utama saya dalam mengibarkan sepak bola prestasi bersama Persib.”
 
Suporter Persib memiliki hubungan yang sangat kelam dengan kelompok suporter [[Persija Jakarta]], [[The Jakmania]]. Sudah banyak peristiwa maupun insiden-insiden yang terjadi akibat permusuhan abadi dua suporter garis keras ini. Bahkan pihak kepolisian maupun [[PSSI]] dan [[PT Liga Indonesia]] pun sudah berulangkali meminta Viking dan The Jak untuk berdamai. Setelah kematian suporter Rangga tanggal 29 Mei 2012<ref>{{Cite web |url=https://www.jpnn.com/news/kepala-rangga-remuk-dibantai-oknum-the-jak-mania |title=Salinan arsip |access-date=2019-07-11 |archive-date=2019-07-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190711164411/https://www.jpnn.com/news/kepala-rangga-remuk-dibantai-oknum-the-jak-mania |dead-url=no }}</ref> dalam laga El Clasico melawan Persija, perdamaian antar kedua kelompok suporter sempat dicanangkan. Akan tetapi permusuhan kembali terjadi hingga akhirnya seorang suporter tewas teraniaya kembali sebelum laga pada tahun 2018. Pada laga melawan Persija tanggal 10 Juli 2019, tidak ada kerusuhan yang terjadi dan kapten Supardi menilai situasinya aman.<ref>{{Cite web |url=https://www.idntimes.com/sport/soccer/ilyas-listianto-mujib-1/tandang-ke-jakarta-supardi-puji-the-jak |title=Salinan arsip |access-date=2019-07-11 |archive-date=2019-07-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190711151155/https://www.idntimes.com/sport/soccer/ilyas-listianto-mujib-1/tandang-ke-jakarta-supardi-puji-the-jak |dead-url=no }}</ref>
 
== Rivalitas ==
Persib Bandung memiliki persaingan lama di era [[Perserikatan]] dengan [[Persebaya Surabaya]], [[PSM Makassar]], dan [[PSMS Medan]] yang sekarang disebut sebagai [[Derbi Indonesia Klasik|''El Classico]].<ref>{{Cite web|last=SKOR.ID|last2=SkorID|title=Awal Mula Sebutan El Clasico untuk Laga Persib vs PSMS Medan|url=https://www.skor.id/bola-nasional/sk-01332217/awal-mula-sebutan-el-clasico-untuk-laga-persib-vs-psms-medan|website=www.skor.id|language=id|access-date=2021-12-28|archive-date=2023-03-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20230323105321/https://www.skor.id/post/awal-mula-sebutan-el-clasico-untuk-laga-persib-vs-psms-medan-01332217|dead-url=no}}</ref> Rivalitas dengan PSMS mencapai puncaknya ketika era 1980an saat Persib dua kali dikalahkan pada final musim [[Divisi Utama PSSI 1983|1983]] dan [[Divisi Utama PSSI 1985|1985]]. Suporter Persib dan Persebaya kini sudah mempunyai tali persahabatan yang kuat.<ref>{{Cite web|last=Bola.com|date=2021-12-08|title=Persib Vs Persebaya: Cerita Mesranya Persahabatan Bonek dan Viking, Adem Ayem Saja Nonton Bareng di Satu Tribune|url=https://www.bola.com/indonesia/read/4731002/persib-vs-persebaya-cerita-mesranya-persahabatan-bonek-dan-viking-adem-ayem-saja-nonton-bareng-di-satu-tribune|website=bola.com|language=id|access-date=2022-01-15|archive-date=2022-01-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20220115184726/https://www.bola.com/indonesia/read/4731002/persib-vs-persebaya-cerita-mesranya-persahabatan-bonek-dan-viking-adem-ayem-saja-nonton-bareng-di-satu-tribune|dead-url=no}}</ref> Persib juga mempunyai rivalitas dengan klub [[Persija Jakarta]] yang disebut dengan [[Derbi Indonesia]] (juga disebut ''El Clássico''), persaingan ini memanas di tahun 2000an setelah [[Liga 1 (Indonesia)|Liga 1]] profesional dibentuk dan menjadi pertandingan terbesar di Indonesia.<ref>{{Cite web|last=Bolasport.com|date=2020-05-09|title=Kisah 'Pengkhianat' Terbesar di El Clasico Indonesia Persija Vs Persib - Bolasport.com|url=https://www.bolasport.com/read/312142629/kisah-pengkhianat-terbesar-di-el-clasico-indonesia-persija-vs-persib|website=www.bolasport.com|language=id|access-date=2021-12-28|archive-date=2021-12-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20211228002724/https://www.bolasport.com/read/312142629/kisah-pengkhianat-terbesar-di-el-clasico-indonesia-persija-vs-persib|dead-url=no}}</ref>
 
== Klub afiliasi ==
Pada tahun 2019, Persib resmi mengakuisi [[Blitar United F.C.|Blitar United]] yang berada di Liga 2 dan menjadikannya sebagai klub satelit.<ref>{{Cite web |url=https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2019/06/10/persib-bandung-akuisisi-saham-blitar-united |title=Salinan arsip |access-date=2019-07-10 |archive-date=2019-06-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190618175516/https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2019/06/10/persib-bandung-akuisisi-saham-blitar-united |dead-url=no }}</ref> Manajemen mengubah nama klub menjadi [[Bandung United FC|Bandung United]] dan memindahkan markas klub dari [[Blitar]] ke Bandung. Bandung United memainkan laga kandangnya di stadion Arcamanik dan [[Stadion Siliwangi]].<ref>{{Cite web |url=https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2019/07/08/persib-dan-bandung-united-akan-berbagi-kandang |title=Salinan arsip |access-date=2019-07-10 |archive-date=2019-07-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190710174502/https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2019/07/08/persib-dan-bandung-united-akan-berbagi-kandang |dead-url=no }}</ref>
 
Melalui PT. PBB, Persib berhubungan dengan [[Garuda Bandung|Prawira Bandung]] setelah klub bola basket tersebut diambil alih pada tahun 2018.<ref>{{Cite web|title=Diftha Pratama Jelaskan Kedekatan Prawira dengan Persib Bandung - IBL|url=https://iblindonesia.com/news/diftha-pratama-jelaskan-kedekatan-prawira-dengan-persib-bandung|website=iblindonesia.com|language=id|access-date=2022-01-15|archive-date=2021-01-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20210125105132/https://iblindonesia.com/news/diftha-pratama-jelaskan-kedekatan-prawira-dengan-persib-bandung|dead-url=no}}</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* {{id}} {{resmi|http://www.persib.co.id/}}
* {{id}} [https://ligaindonesiabaru.com/clubs/single/bri_liga_1_2021-2022/persib_bandung_ Persib Bandung] dalam situs web resmi [[Liga Indonesia Baru]]
* [https://footballdatabase.com/clubs-ranking/persib-bandung FootballDatabase: Persib Bandung]
* {{id}} [http://maenbal.co Media Online Bobotoh Persib] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210117043418/http://maenbal.co/ |date=2021-01-17 }}
* {{id}} [http://www.persibhistory.com/ Sejarah Persib Bandung] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200809141901/http://persibhistory.com/ |date=2020-08-09 }}
* [https://www.flashscore.co.id/tim/persib-bandung/KpBjbPK1/hasil-pertandingan/ Hasil Pertandingan Persib Bandung] - Hasil Pertandingan Terkini dari Persib Bandung
{{Skuat Persib Bandung}}
{{Kelompok templat
|list1 =
{{Kejuaraan Indonesia Super League}}
{{Musim-musim Persib}}
{{LSI}}
{{ISC A |state=collapsed}}
{{Tim LSI |state=collapsed}}
{{Sepak bola di Indonesia}}
{{Tim sepak bola di Jawa Barat}}
}}
 
[[Kategori:TimPersib sepakBandung| bola Indonesia]]
[[Kategori:PersibKlub Bandung|sepak APIbola Indonesia]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1919 di Hindia Belanda]]
[[Kategori:Tim sepak bola di Liga 1 Indonesia 2019]]