Pembelajaran elektronik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot Menambah: fi:E-oppiminen |
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Teknologi dalam masyarakat menjadi Teknologi di masyarakat |
||
(160 revisi perantara oleh 94 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{rapikan}}
{{refimprove}}
'''Sistem pembelajaran elektronik''' ({{Lang-en|Electronic learning}}, disingkat menjadi '''''e-learning''''') adalah suatu istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk [[teknologi informasi]] yang diterapkan di bidang pendidikan, dapat berupa [[situs web]] yang dapat diakses di mana saja.<ref>Purbo, Onno W. 2002. Teknologi e-learning Berbasis PHP dan MySQL</ref> ''E-learning'' merupakan dasar dan [[konsekuensi logis]] dari perkembangan [[teknologi informasi]] dan [[komunikasi]].
== Manfaat ==
Dalam ''e-learning'', faktor kehadiran guru atau [[pengajar]]
Dengan adanya ''e-learning'' para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah
#
#
#
Salah satu kekurangan ''e-learning'' adalah para peserta didik dapat dengan mudah untuk keluar dari jam pelajaran. ''E-learning'' dilakukan secara daring dan umumnya melalui [[Ponsel cerdas]] dan Komputer, sehingga para peserta didik hanya perlu sedikit cara agar bisa keluar dari jam pelajaran.
== Sejarah dan Perkembangan ''E-learning'' ==
(1) Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi. <br>▼
Sejak itu, terjadinya perkembangan ''E-learning'' dari masa ke masa sebagai berikut:
(2) Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal. <br>▼
▲
(3) Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb. <br>▼
▲
▲
* Kerja suatu [[perusahaan]]/institusi harus mempunyai pola pikir bahwa ''e-learning'' menjadi kebutuhan perusahaan/institusi untuk mencapai visi dan misi perusahaan/institusi itu sendiri sehingga ''e-learning'' harus dilakukan. Cara pandang ini tentunya membawa konsekuensi dan menuntut adanya perubahan, di antaranya adalah perubahan [[budaya]] kerja di perusahaan/institusi tersebut. Dalam hal ini [[manajemen]] SDM sebagai pengelola [[Sumber daya manusia|SDM]] yang ada tentunya akan membuat kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan untuk menjalankan ''e-learning'' di perusahaan/institusi tersebut.<ref name=":0" />
== Pembelajaran Masa Covid-19 dengan E-learning ==
▲(4) Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
Pada tanggal 5 Maret 2020, [[Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa|UNESCO]] menyatakan bahwa wabah [[covid-19]] telah memberi dampak langsung terhadap sektor Pendidikan. Proses pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka, akhirnya diganti dengan pertemuan tatap maya secara jarak jauh. Empat Menteri melalui keputusan bersama Nomor 01/KB/2020 tanggal 15 Juni 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) menyatakan bahwa metode pembelajaran di berbagai satuan pendidikan pada semua zona wajib dilaksanakan secara daring untuk pembelajaran teori dan sedapat mungkin juga untuk pembelajaran praktik, sehingga tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pendidik di tiap satuan pendidikan untuk memberikan pelayanan terbaik dengan mengemas pembelajaran daring (dalam jaringan) yang menarik dan efektif. E-learning menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan pembelajaran dimasa pandemi covid-19. Melalui pembelajaran berbasis e-learning ini peserta didik dapat belajar kapan dan di mana saja tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Berbagai aktivitas dapat dilakukan dalam pembelajaran ini, misalnya diskusi online, pemberian tugas, download materi, upload materi, video pembelajaran, send massage dan sebagainya. Proses pembelajaran yang telah berlangsung bukan berarti tanpa hambatan. Banyak hal yang membuat proses pembelajaran tidak berjalan lancar, seperti kualitas jaringan yang tidak begitu baik di setiap lokasi tempat tinggal mahasiswa hingga ketidakpahaman peserta didik terhadap penggunaan elearning.<ref>{{Cite journal|last=Irnandi|first=Irfan|date=2021|title=Identifikasi Kemampuan Mahasiswa dalam Penggunaan Learning Management System (Lms) Berbasis Moodle di Universitas Papua|url=https://jurnal.unma.ac.id/index.php/th/article/view/3155|journal=Jurnal Theorems|volume=6|pages=32-40}}</ref>
== Lihat pula ==
* [[Internet]]
* [[e-commerce]]
* [[e-government]]
* [[Learning Management System]]
* [[Massive Open Online Course (MOOC)]]
== Referensi ==
[[Kategori:Teknologi informasi]]▼
{{reflist}}
[[Kategori:Teknologi di masyarakat]]
|