Tuan Guru: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Nusa Tenggara Barat menjadi Lombok
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k top: Bot: Merapikan artikel, removed orphan tag
 
(9 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Tuan Guru''' adalah [[tokoh]] yang memiliki [[ilmu pengetahuan]] agama dalam penyebaran Islam di [[Pulau Lombok]]. [[Tuan]] artinya [[haji]] dan [[guru]] artinya tokoh tempat menimba Ilmu atau tokoh yang men[[dakwah]]kan agama [[Islam]]. Tuan Guru juga di gunakan di [[pulau Borneo]], khususnya di masyarakat [[Kalimantan Selatan]] utamanya dalam [[suku]] [[Banjar]] dan [[Melayu]]. Tokoh seperti ini di [[Pulau Jawa]] di sebut [[Kyai]]. Di daerah lainnya ada yang disebut [[syekh]]/[[Syeikh]] atau [[Ustad]] untuk para [[guru agama]].
{{Orphan|date=Oktober 2016}}
 
'''Tuan Guru''' adalah [[tokoh]] yang memiliki [[ilmu pengetahuan]] agama dalam penyebaran Islam di [[Pulau Lombok]]. Tuan artinya [[haji]] dan [[guru]] artinya tokoh tempat menimba Ilmu atau tokoh yang men[[dakwah]]kan agama [[Islam]]. Tokoh seperti ini di [[Pulau Jawa]] di sebut [[Kyai]].
== Ciri-ciri Tuan Guru ==
Dalam pemahaman masyarakat Pulau Lombok disebut tuan guru apabila sudah menunaikan [[haji]] dan merupakan tokoh yang memiliki murid atau pengikut yang sangat banyak. Artinya orang yang sudah menunaikan ibadah Haji disebut juga tuan tapi tidak disebut tuan guru. Walaupun memiliki [[jamaah]] yang banyak tapi belum haji juga tidak disebut tuan guru. Walaupun menjadi [[guru]] dan haji jika tidak mengajarkan atau men[[dakwah]]kan Ilmu [[Agama]] juga tidak disebut tuan guru. Kesimpulannya ciri-ciri atau syarat disebut tuan guru adalah 1. Pernah menunaikan [[Ibadah Haji]] 2. Memiliki Ilmu Pengetahuan Agama Islam 3. Mendakwahkan Agama Islam 4. Memiliki Murid atau Jamaah yang menyebutnya Tuan Guru 5. Taat menjalankan ajaran Agama yang dibuktikan dari [[Imaniyah]], [[Ibadah]], [[Muammalah]], [[Muasyarah]] dan [[Ahlak]] ([[Emzet Juwitour|Emzet G al-Kautsar]],2013)
 
== Sejarah Tuan Guru ==
Sebelum [[Abad ke 18]] (1700 - 1799) di Lombok belum ada sebutan tuan guru. Sebutan ini datang dari masyarakat setelah Pulau Lombok mengalamai perubahan sebutan struktur atau [[strata sosial]]. Pada abad ini starata sosial di Pulau Lombok dibagi dalam beberapa golongan yaitu 1.Raja dan keluarga raja 3. Pegawai [[kerajaan]] termasuk juga di dalamnya yang berpengaruh dalam agama dalam ruang lingkup kerajaan atau kedatuan.3 Golongan [[ningrat]] atau [[bangsawan]], biasa disebut [[raden]],[[roro]], [[lalu]], [[lale]] 4. Golongan [[Pruangse]] atau masyarakat secara umum 5. Golongan [[jajar karangkaran]] yang merupakan abdi dari empat golongan di atas.
 
Seiring berjalan waktu, dalam perjalanan abad 18 dan 19 saat syistem kerajaan mulai tumbang, yang ditandai dengan munculnya pola pemerintahan dan pembagian tugas kedistrikan. Sementara masyarakat Lombok secara umum terkait norma dan peraturan banyak berpegang pada petuah dan dakwah tokoh Agama. Sehingga lambat laun mereka menjadi murid dari tokoh agama itu, di mana gurunya atau tokoh itu mereka sebut guru.Setelah menunaikan ibadah haji ke Kota Mekkah. Sang guru kembali mengajar, sementara murid-muridnya menyebut atau memanggilnya tuan guru.
Baris 17 ⟶ 15:
 
== Perjuangan Tuan Guru Abad 19 ==
Tuan guru pada abad ini (1800-1899) berdasarkan sejarah lebih fokus pada upaya menyatukan masyarakat di wilayah masing-masing. [[Kajian pustaka]] ([[sejarah]]) untuk [[Tuan Guru Umar]] contohnya (lahir di [[Kelayu]] sekitar 1789 M). Tuan guru ini kena imbas sejak Keruntuhan [[Kerajaan]] [[Selaparang]] yang berkisar antara tahun 1725 yang imbasnya adalah tahun-tahun setelah itu. Dimana tuan guru Umar merupakan keturunan dari [[penghulu agung]] [[kerajaan Selaparang]]. Artinya [[Tuan Guru Umar]] adalah [[cucu]] dari [[Kyai Nurul Huda]] yang merupakan anak dari penghulu Agung tersebut.
 
Sebagai keturunan kerajaan, masyarakat sekitar sangat percaya kepada apa yang diperjuangkan tuan guru umar untuk mempersatukan masyarakat terlebih kedudukannnya yang paham Agama. Tuan guru inipun dikenal sangat cerdas mengayomi di mana masyarakat di didik untuk berfikirberpikir dan berkarya secara luas bersama tanpa terikat golongan yang sewaktu-waktu semakin memecah belah rakyat dan merusak kenyamanan karena akibat keruntuhan Selaparang sekaligus agresi [[militer]] peperangan yang mulai berkecamuk saat itu. Baik karena kedatangan musuh dari luar lombok ataupun kekuatan asing ([[penjajah]]).
 
== Peran dan Perkembangan Tuan Guru ==
Baris 27 ⟶ 25:
 
== Daftar Pustaka ==
* [https://tuanguru.com/kedudukan-dan-pengaruh-tuan-guru-dalam-masyarakat/ Kedudukan dan Pengaruh Tuan Guru dalam Masyarakat]
 
* https://wiki-indonesia.club/wiki/Kerajaan_Selaparang
 
* Lalu Djelenga. Keris di Lombok. Mataram.Yayasan Pusaka Selaparang. 2002.
 
* Majalah Religi TGH.Umar (Kelayu) Edisi 07/07/2007]
 
* Mohammad Noor, dkk. Visi Kebangsaan Religius: Refleksi Pemikiran dan Perjuangan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.Wacana Ilmu.2004
* Tuan Guru Mas Merah [[Muhammad Hamzan als Emzet Juwitour]].[httphttps://Tuan%20Guru%20Mas%20Merah Tuan Guru Mas Merahjuwiteredaksi.blogspot.co.id/2015/10/tuan-guru.html]</ref>
* Tuan Guru Pertama dan Sosok Tuan Guru [https://juwitour.blogspot.sg/2015/08/peran-tuan-guru-pertama-dan-sosok-tuan.html] 2013<ref>
 
== Referensi ==
* Tuan Guru Mas Merah [[Muhammad Hamzan als Emzet Juwitour]].[http://Tuan%20Guru%20Mas%20Merah Tuan Guru Mas Merah]</ref>
{{reflist}}
 
* Tuan Guru Pertama dan Sosok Tuan Guru[https://juwitour.blogspot.sg/2015/08/peran-tuan-guru-pertama-dan-sosok-tuan.html] 2013<ref>
 
[[Kategori:Lombok]]