Suiko: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Pengetik-AM (bicara | kontrib)
k Pengetik-AM memindahkan halaman Maharani Suiko ke Suiko
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 18:
}}
 
{{nihongo|'''Kaisarina Suiko'''|推古天皇|Suiko-tennō}} (554 – 15 April 628) adalah [[kaisar Jepang|penguasa Jepang]] ke-33.<ref name="kunaicho">Badan Rumah Tangga Kekaisaran (''Kunaichō''): [http://www.kunaicho.go.jp/ryobo/guide/033/index.html 推古天皇 (33)]</ref> Suiko memerintah pada tahun 593 sampai mangkatnya pada tahun 628.<ref>Brown, Delmer ''et al.'' (1979). ''Gukanshō,'' pp. 263–264; Varley, H. Paul. (1980). ''Jinnō Shōtōki,'' pp. 126–129; Titsingh, Isaac. (1834). {{Google books|18oNAAAAIAAJ|''Annales des empereurs du Japon,'' pp. 39–42.|page=39}}</ref>. Sebelumnya, dia menjadi [[permaisuri]] sebagai istri dari Kaisar Bidatsu pada tahun 576 sampai 585. Dia merupakan wanita pertama yang menjadi [[Kaisarina|kaisarina (kaisar wanita)]] di Jepang menurut catatan resmi.
 
== Nama ==
 
Sebelum naik ke Tahta Krisantemum, nama pribadinya (''imina'')<ref>Brown, pp. 264</ref> adalah Mikekashiya-hime-no-mikoto,<ref>Varley, p. 126.</ref>, juga disebut dengan Toyomike Kashikiya hime no Mikoto. Kaisarina Suiko memiliki beberapa nama termasuk Putri Nukatabe dan (kemungkinan anumerta) Toyomike Kashikiya.<ref>Ashton, William. (2005). ''Nihongi,'' p. 95 n.2.</ref>.
 
== Kehidupan ==
Baris 33:
Meskipun dalam catatan resmi Jepang, Suiko menyandang gelar ''[[Kaisar Jepang|tennō]]'', banyak sejarawan percaya bahwa gelar ini belumlah dikenal sampai masa pemerintahan Kaisar Tenmu dan Kaisarina Jitō. Sangat mungkin gelar yang dipakai saat itu adalah ''Sumeramikoto'' atau ''Amenoshita Shiroshimesu Ōkimi'' (治天下大王), yang bermakna "ratu agung yang memerintah semua yang di bawah langit." Kalau tidak, Suiko mungkin disapa dengan sebutan (ヤマト大王/大君, ''Yamatoōkimi''/''Taikun'') atau "Ratu Agung Yamato".
 
DiPada tahun berikutnya, Pangeran Shōtoku, putra [[Kaisar Yōmei]], ditetapkan sebagai wali kaisar. Meskipun di masa pemerintaha Suiko kekuatan politik negara banyak dipegang oleh Pangeran Shōtoku dan Soga no Umako, tetapi Suiko sendiri juga memiliki kemampuan politik yang memadai. Penolakan Suiko terhadap permintaan Umako untuk memberikan wilayah otonomi pada 624 menegaskan bahwa Suiko memiliki kedaulatan politik yang tidak terkungkung oleh Soga no Umako. Di bawah kepemimpinannya, agama [[Buddha]] diakui secara resmi pada 594. Suiko sendiri adalah salah satu penguasa monarki Buddha di Jepang dan mengambil sumpah sebagai [[biarawati]] sesaat sebelum menjadi kaisarina.
 
Pada masa kekuasaannya, Suiko mempererat hubungan dengan [[Dinasti Sui]]. Suiko mengadopsi sistem peringkat kebangsawanan (冠位十二階, ''Kan'i Jūnikai'') pada tahun 600. Pengadopsian kalender [[Ganzhi]] di Jepang juga dialamatkan kepada Kaisarina Suiko pada tahun 604.<ref>Nussbaum, Louis-Frédéric. (2005). "''Jikkan Jūnishi''" in {{Google books|p2QnPijAEmEC|''Japan Encyclopedia'', p. 420|page=420}}, n.b., Louis-Frédéric is pseudonym of Louis-Frédéric Nussbaum, ''see'' [http://dispatch.opac.ddb.de/DB=4.1/PPN?PPN=128842709 Deutsche Nationalbibliothek Authority File]{{dead link|date=December 2016 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Baris 42:
== Keluarga ==
 
=== OrangtuaOrang tua ===
* Ayah: [[Kaisar Kimmei]] (欽明天皇, ''Kinmei-tennō'', 509–571)
** Kakek: [[Kaisar Keitai]] (継体天皇, ''Keitai-tennō'')