Gambut: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wie146 (bicara | kontrib)
k membatalkan suntingan vandal Muhammad rido wijaya per 25 Oktober 2016 10.17
Ariyanto (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh Nazwa Shabrina (bicara) ke revisi terakhir oleh Badak Jawa
Tag: Pengembalian
 
(37 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{untukdisambiginfo|kegunaan lainnya|gambutGambut (disambiguasi)}}
[[Berkas:Mohos Peat Bog 1.jpg|rightka|thumbjmpl|350px|''Bog'', lahan bergambut di [[Transilvania]] ]]
 
'''Gambut''' adalah jenis [[tanah]] yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa [[tumbuhan]] yang setengah [[dekomposisi|membusuk]]; oleh sebab itu, kandungan [[Senyawa organik|bahan organik]]nya tinggi.<ref name=anwar_245>Anwar, J., S.J. Damanik, N. Hisyam, A.J.Whitten. 1984. ''Ekologi Ekosistem Sumatra.'' Gadjah Mada Univ. Press. Jogyakarta. Hal 245-251</ref>. Tanah yang terutama terbentuk di [[lahan basah|lahan-lahan basah]] ini disebut dalam [[bahasa Inggris]] sebagai '''''peat'''''; dan lahan-lahan bergambut di berbagai belahan dunia dikenal dengan aneka nama seperti ''bog'', ''moor'', ''muskeg'', ''pocosin'', ''mire'', dan lain-lain. Istilah ''gambut'' sendiri diserap dari bahasa daerah [[bahasa Banjar|Banjar]].
 
Sebagai bahan organik, gambut dapat dimanfaatkan sebagai sumber [[energi]]. Volume gambut di seluruh dunia diperkirakan sejumlah 4 trilyun [[meter|m]]³, yang menutupi wilayah sebesar kurang-lebih 3 juta [[kilometer|km]]² atau sekitar 2% luas daratan di dunia, dan mengandung potensi energi kira-kira 8 miliar tera[[joule]].<ref>{{cite web |url=http://www.worldenergy.org/documents/ser2007_executive_summary.pdf |title=Survey of Energy Resources 2007 |accessdate=2008-08-11 |author=World Energy Council |date=2007 |format=pdf |archive-date=2008-09-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20080910214607/http://www.worldenergy.org/documents/ser2007_executive_summary.pdf |dead-url=yes }}</ref>.
 
== Agihan geografis ==
Deposit gambut tersebar di banyak tempat di dunia, terutama di [[Rusia]], [[Belarusia]], [[Ukraina]], [[Irlandia]], [[Finlandia]], [[Estonia]], [[Skotlandia]], [[Polandia]], [[Jerman]] utara, [[Belanda]], [[Skandinavia]], dan di [[Amerika Utara]], khususnya di [[Kanada]], [[Michigan]], [[Minnesota]], [[Everglades]] di [[Florida]], dan di [[Delta sungai|delta Sungai]] Sacramento-San Joaquin di [[Kalifornia]]. Kandungan gambut di belahan bumi selatan lebih sedikit, karena memang lahannya lebih sempit; namun gambut dapat dijumpai di [[Selandia Baru]], [[Kerguelen]], [[Patagonia]] selatan/[[Tierra del Fuego]] dan [[Kepulauan Falkland]].
 
Sekitar 60% [[lahan basah]] di dunia adalah gambut; dan sekitar 7% dari lahan-lahan gambut itu telah dibuka dan dimanfaatkan untuk kepentingan [[pertanian]] dan [[kehutanan]]. Manakala kondisinya sesuai, gambut dapat berubah menjadi sejenis [[batubarabatu bara]] setelah melewati periode waktu geologis.
 
== Pembentukan gambut ==
[[Berkas:Torfabbau-.jpg|thumbjmpl|250px|Pemanenan tanah gambut di Frisia Timur, [[Jerman]] ]]
Gambut terbentuk tatkala bagian-bagian tumbuhan yang luruh terhambat pembusukannya, biasanya di lahan-lahan [[rawa|berawa]], karena kadar [[asam|keasaman]] yang tinggi atau kondisi [[anaerob]] di perairan setempat. Tidak mengherankan jika sebagian besar tanah gambut tersusun dari serpih dan kepingan sisa tumbuhan, [[daun]], ranting, pepagan, bahkan kayu-kayu besar, yang belum sepenuhnya membusuk. Kadang-kadang ditemukan pula, karena ketiadaan [[oksigen]] bersifat menghambat [[dekomposisi]], sisa-sisa bangkai [[binatang]] dan [[serangga]] yang turut terawetkan di dalam lapisan-lapisan gambut.
 
Lazimnya di dunia, disebut sebagai gambut apabila kandungan bahan organik dalam tanah melebihi 30%; akan tetapi [[hutan rawa gambut|hutan-hutan rawa gambut]] di [[Indonesia]] umumnya mempunyai kandungan melebihi 65% dan kedalamannya melebihi dari 50[[sentimeter|cm]]. Tanah dengan kandungan bahan organik antara 35–65% juga biasa disebut ''muck''.<ref name=anwar_245/>
Baris 19:
Pertambahan lapisan-lapisan gambut dan derajat pembusukan (''humifikasi'') terutama bergantung pada komposisi gambut dan intensitas penggenangan. Gambut yang terbentuk pada kondisi yang teramat basah akan kurang terdekomposisi, dan dengan demikian akumulasinya tergolong cepat, dibandingkan dengan gambut yang terbentuk di lahan-lahan yang lebih kering. Sifat-sifat ini memungkinkan para [[klimatologi|klimatolog]] menggunakan gambut sebagai indikator perubahan iklim pada masa lampau. Demikian pula, melalui analisis terhadap komposisi gambut, terutama tipe dan jumlah penyusun bahan organiknya, para ahli [[arkeologi]] dapat merekonstruksi gambaran [[ekologi]] pada masa purba.
 
Pada kondisi yang tepat, gambut juga merupakan tahap awal pembentukan [[batubarabatu bara]]. Gambut ''[[bog]]'' yang terkini, terbentuk di wilayah [[lintang]] tinggi pada akhir [[Zaman Es]] terakhir, sekitar 9.000 tahun yang silam. Gambut ini masih terus bertambah ketebalannya dengan laju sekitar beberapa [[milimeter]] setahun. Namun gambut dunia diyakini mulai terbentuk tak kurang dari 360 juta tahun silam; dan kini menyimpan sekitar 550 [[Gigaton|Gt]] [[karbon]].<ref>{{cite web |url=http://www.imcg.net/docum/peatrenewable.pdf |title=Peat should not be treated as a renewable energy source |accessdate=2007-02-12 |author=International Mire Conservation Group |date=2007-01-03 |format=pdf |archive-date=2007-06-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070610155639/http://www.imcg.net/docum/peatrenewable.pdf |dead-url=yes }}</ref>
{{cite web |url=http://www.imcg.net/docum/peatrenewable.pdf |title=Peat should not be treated as a renewable energy source |accessdate=2007-02-12 |author=International Mire Conservation Group |date=2007-01-03 |format=pdf }}</ref>
 
== Gambut sebagai sumber energi ==
 
Gambut itu lunak dan mudah untuk ditekan. Bila ditekan , kandungan air dalam gambut bisa dipaksa untuk keluar. Bila dikeringkan , gambut bisa digunakan sebagai bahan bakar sumber energi. Gambut adalah bahan akar penting dinegaradi negara-negara di dimanamana pohon langka seperti Irlandia dan Skotlandia, secara tradisional gambut digunakan untuk memasak dan pemanas rumah tangga . Secara modern, gambut dipanen dalam sekala industri dan dipakai untuk bahan bakar pembangkit listrik. [[Pembangkit listrik tenaga gambut]] terbesar ada di Finlandia ([[Toppila Power Station]]) sebesar 190 [[MW]].<ref>{{Cite web |url=http://www.industcards.com/st-other-finland.htm |title=Salinan arsip |access-date=2011-10-04 |archive-date=2016-05-16 |archive-url=http://arquivo.pt/wayback/20160516041914/http%3A//www.industcards.com/st%2Dother%2Dfinland.htm |dead-url=yes }}</ref>
 
=== Gambut di Indonesia ===
Baris 31 ⟶ 30:
'''''Gambut topogen''''' ialah lapisan tanah gambut yang terbentuk karena genangan air yang terhambat drainasenya pada tanah-tanah cekung di belakang pantai, di pedalaman atau di pegunungan. Gambut jenis ini umumnya tidak begitu dalam, hingga sekitar 4 m saja, tidak begitu [[asam]] airnya dan relatif subur; dengan zat [[hara]] yang berasal dari lapisan tanah [[mineral]] di dasar cekungan, air [[sungai]], sisa-sisa tumbuhan, dan air [[hujan]]. Gambut topogen relatif tidak banyak dijumpai.<ref name=anwar_245/>
 
'''''Gambut ombrogen''''' lebih sering dijumpai, meski semua gambut ombrogen bermula sebagai gambut topogen. Gambut ombrogen lebih tua umurnya, pada umumnya lapisan gambutnya lebih tebal, hingga kedalaman 20 m, dan permukaan tanah gambutnya lebih tinggi daripada permukaan sungai di dekatnya. Kandungan unsur hara tanah sangat terbatas, hanya bersumber dari lapisan gambut dan dari air hujan, sehingga tidak subur. Sungai-sungai atau [[drainase]] yang keluar dari wilayah gambut ombrogen mengalirkan air yang keasamannya tinggi ([[pH]] 3,0–4,5), mengandung banyak [[asam humus]] dan warnanya coklat kehitaman seperti warna air [[teh]] yang pekat. Itulah sebabnya sungai-sungai semacam itu disebut juga sungai air hitam.<ref name=anwar_245/>
 
Gambut ombrogen kebanyakan terbentuk tidak jauh dari pantai. Tanah gambut ini kemungkinan bermula dari tanah endapan [[mangrove]] yang kemudian mengering; kandungan [[garam]] dan [[sulfur|sulfida]] yang tinggi di tanah itu mengakibatkan hanya sedikit dihuni oleh jasad-jasad renik [[dekomposisi|pengurai]]. Dengan demikian lapisan gambut mulai terbentuk di atasnya. Penelitian di [[Sarawak]] memperlihatkan bahwa gambut mulai terbentuk di atas lumpur mangrove sekitar 4.500 tahun yang lalu;<ref>Wilford, G.E. 1960. Radiocarbon age determinations of Quaternary sediments in Brunei and north east Sarawak. ''British North Borneo Geol. Survey Ann. Rep.''</ref>; pada awalnya dengan laju penimbunan sekitar 0,475 m/100 tahun (pada kedalaman gambut 10–12 m), namuntetapi kemudian menyusut hingga sekitar 0,223 m/100 tahun pada kedalaman 0–5 m<ref>Anderson, J.A.R. 1964. The structure and development of peat-swamps of Sarawak and Brunei. ''J. Trop. Geog.'' '''18''':7–16.</ref> Agaknya semakin tua [[hutan]] di atas tanah gambut ini tumbuh semakin lamban akibat semakin berkurangnya ketersediaan hara.
 
Kota [[Palangkaraya]], [[Kalimantan Tengah]], dibangun di atas lahan gambut ombrogen.
Baris 39 ⟶ 38:
<!--
== Types of peat material ==
Peat material is either fibric, hemic, or sapric. Fibric peats are the least decomposed, and comprise intact fiber. Hemic peats are somewhat decomposed, and sapric are the most decomposed.
'''Phragmites''' peat is one composed of reed grass, ''[[Phragmites]] australis'', and other grasses. It is denser than many other types of peat.
Engineers may describe a soil as peat which has a relatively low percentage of organic material. This is because it exhibits poor consolidation properties.
 
Baris 115 ⟶ 114:
 
== Lihat pula ==
* [[HutanAlih rawafungsi lahan gambut]]
* [[Lahan basah]]
* [[Hutan rawa gambut]]
<!--
*[[Histosols]]
Baris 128 ⟶ 127:
{{Commonscat|Peat}}
{{Wiktionary}}
* [http://www.peatsociety.org International Peat Society] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140923090120/http://www.peatsociety.org/ |date=2014-09-23 }}
* [http://www.imcg.net International Mire Conservation Group] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100110060213/http://www.imcg.net/ |date=2010-01-10 }}
* [http://www.rbgkew.org.uk/ksheets/peat.html ''Gardening without peat''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20040405001642/http://www.rbgkew.org.uk/ksheets/peat.html |date=2004-04-05 }}, info dari [[Kebun Raya Kew]] di London
* [http://www.rspb.org.uk/gardens/whatyoucando/peat/index.asp ''Peat-free gardens''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090527101630/http://www.rspb.org.uk/gardens/whatyoucando/peat/index.asp |date=2009-05-27 }}, dari [[RSPB]]
* [http://www.newscientist.com/article/dn6613 ''Massive peat burn is speeding climate change''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150430164628/http://www.newscientist.com/article/dn6613 |date=2015-04-30 }} dari [[New Scientist]]
* [http://www.ipcc.ie/infocutbogtypesfs.html ''Cutover and Cutaway bogs''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060602010303/http://www.ipcc.ie/infocutbogtypesfs.html |date=2006-06-02 }} dari IPCC
* [http://www.kingclasstorf.com King Class Torf] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080721051450/http://www.kingclasstorf.com/ |date=2008-07-21 }} di Turki
 
{{Rekayasa geoteknik}}
{{Hasil hutan non-kayu}}
 
Baris 143:
[[Kategori:Bahan bakar padat]]
[[Kategori:Hasil hutan non-kayu]]
[[Kategori:Jenis tanah]]