Masjid Nurul Iman Koto Gadang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(30 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Musajik{{Multiple image|direction=horizontal|align=right|image2=Masjid Nurul Iman Koto Gadang koto2020 gadang02.jpg|image1=Moskee Fort de Kock.jpg|width2=230|width1=237|footer=Masjid Nurul Iman Koto Gadang, setelah pembangunan kembalisebelum pasca-[[Gempa bumi Sumatera Barat 2007|gempa bumi 2007]]|thumb|right]] (kiri) dan setelah pembangunan kembali (kanan)}}
 
'''Masjid Nurul Iman Koto Gadang''' atau '''Masjid Tapi Koto Gadang''' terletak di [[Koto Gadang, IV Koto, Agam|Nagari Koto Gadang]], [[IV Koto, Agam|Kecamatan IV Koto]], [[Kabupaten Agam]], [[Sumatera Barat]]. Masjid ini merupakan masjid terbesar di Koto Gadang.
Baris 8:
 
== Letak ==
{{Multiple image|direction=vertical|align=right|image1=COLLECTIE TROPENMUSEUM De moskee te Kotagedang nabij Fort de Kock Sumatra. TMnr 60003330.jpg|image2=ITLVKITLV - 151102 - Demmeni, J. - Mosque at Kota Gedang near Fort de Kock (Bukittinggi) - circa 1910.tif|width1=220|width2=220|footer=Masjid Jamik Tua pada tahun 1870 (atas) dan 1910 (bawah)}}
 
[[Koto Gadang]] adalah nagari yang terletak di sebelah barat [[Kota Bukittinggi]]. Jaraknya hanya beberapa kilometer saja dari kota, tetapi dipisahkan oleh lembah [[Ngarai Sianok]] yang curam. Nagari ini cukup tenang dan lengang. Banyak orang telah pindah ke kota-kota besar. Hanya pada hari libur dan perayaan seperti lebaran, orang-orang akan pulang kampung. Setelah lebaran, Koto Gadang akan kembali lengang, sebagaimana banyak nagari lainnya di [[Minangkabau]] yang ditinggal pergi oleh masyarakatnya merantau ke berbagai belahan dunia.{{sfn|Ramadan Kareem|2012}}{{sfn|Sura Kota Gadang Tahun X/No.8/Augustus 1926}}
 
Luas Koto Gadang hanya sekitar 600 hektare. Namun, karena letaknya yang berbatasan dengan lembah, akses untuk masuk dan keluar ke nagari ini hanya dapat dilewati melalui satu jalan. Di ujung paling depan jalan inilah berdiri sebuah masjid yang kini dikenal sebagai Masjid Nurul Iman Koto Gadang.
 
== Sejarah ==
Masjid Jamik Tua dibangun pada tahun 1856.{{sfn|Azizah, dkk|2012|pp=9}}{{sfn|Azizah, dkk|2012|pp=142}} Terbuat dari kayu, bangunannya bergaya arsitektur [[Minangkabau]] berdenah persegi berukuran 20  ×  20 meter.{{sfn|Sura Kota Gadang Tahun X/No.8/Augustus 1926}} Pada bagian atap, terdapat menara yang tidak begitu tinggi.{{sfn|Surya Suryadi|28 April 2013}} Atapnya tidak memiliki kubah, tetapi terdiri dari beberapa ''gonjong'' yang terbuat dari ijuk. Satu gonjong di tengah, diapit delapan gonjong yang lebih kecil di sekelilingnya.{{sfn|Azizah, dkk|2012|pp=53}}
 
Pada 28 Juni 1926, [[Gempa bumi Padang Panjang 1926|gempa bumi]] berkekuatan 7,6 SR yang berpusat di [[Padangpanjang]] menyebabkan kerusakan pada dinding-dinding masjid.{{sfn|Azizah, dkk|2012|pp=164}} Sebagian dindingnya roboh dan bagian yang lain meskipun masih berdiri tetapi sudah rengkah-rengkah.{{efn|Teks asli: "... sebahagian dindingnja soedah roeboeh, dan bahagian jang lain meskipoen masih berdiri djoega tetapi soedah rengkah2 ..."}}{{sfn|Sura Kota Gadang Tahun X/No.8/Augustus 1926}} Karena dikhawatirkan mendatangkan bahaya, bangunan masjid akhirnya dibongkar.{{sfn|Azizah, dkk|2012|pp=214}} Dalam sebuah rapat yang dihadiri sejumlah tokoh masyarakat setempat pada 18 Juli 1926, disepakatilah untuk segera mendirikan masjid yang baru dengan membentuk komite yang diketuai oleh [[Yahya Datuk Kayo]].{{sfn|Azizah, dkk|2012|pp=214}}
Baris 25:
</blockquote>
 
Setelah mufakat tercapai, [[Yazid Rajo Mangkuto]]—yang sebelumnya telah merancang [[Jam Gadang]] pada tahun 1926—segera membuat gambar rancangan masjid yang baru.{{sfn|Azizah, dkk|2012|pp=11}} Selama hampir lima tahun, panitia pembangunan masjid yang diketuai oleh oleh [[A.M. Sutan Maharaja]] dapat menghimpun uang sebesar 848,50 [[Gulden Hindia Belanda|gulden]].{{sfn|Azizah, dkk|2012|pp=142}} Namun, kekurangan uang yang cukup banyak dicarikan dengan meminjam uang 2.000 gulden.{{sfn|Sura Kota Gadang Tahun X/No.8/Augustus 1926}} Masjid yang baru dapat dibangun dalam tempo yang relatif singkat, dan akhirnya diresmikan pemakaiannya pada Jumat, 5 Februari 1932.{{sfn|Azizah, dkk|2012|pp=142}}
 
Setelah berdiri sekian lama, [[Gempa bumi Sumatera Barat 2007|gempa bumi pada bulan Maret 2007]] kembali membuat bangunan masjid rusak. Dengan bantuan para [[Perantau Minangkabau|perantau Minang]] dan masyarakat setempat, dalam beberapa bulan masjid ini bisa dibangun kembali.{{sfn|Ramadan Kareem|2012}}
Baris 39:
;Daftar pustaka
{{refbegin|2}}
* Azizah Etek; Mursjid A.M; Arfan B.R. ''[http://www.ppsi.ui.ac.id/riri/files/buku_koto_gadang.pdf Koto Gadang Masa Kolonial]'' (2007). PT LKiS Pelangi Aksara. ISBN 979-1283-29-X.
* [[Surya Suryadi]]. [http://niadilova.blogdetik.com/index.php/archives/1101 "Sebuah Mesjid di Koto Gadang"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130808224020/http://niadilova.blogdetik.com/index.php/archives/1101 |date=2013-08-08 }}. ''[[Harian Singgalang]]''. 28 April 2013.
* [http://kotogadangampekkoto.wordpress.com/2008/09/09/gempa-1926-bag-3-2/ "Gempa 1926 Bag. 4"]. Soera Kota Gedang Tahoen X/No.8/Augustus 1926.
* Ramadan Kareem. [http://pinkmosques.com/post/8417522493/nurul-iman-mosque-koto-gadang-west-sumatera "Nurul Iman Mosque, Koto Gadang - West Sumatera"]. 2012.
{{refend}}
{{Masjid di Indonesia}}
{{Masjid-stub}}
 
[[Kategori:Masjid di Sumatera BaratAgam|Nurul Iman Koto Gadang]]
[[Kategori:Kabupaten Agam]]
[[Kategori:Kota Bukittinggi]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1856]]