Jangan membunuh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20230309)) #IABot (v2.0.9.3) (GreenC bot |
||
(17 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Sixth_Commandment_(Temple_Church,_London).jpg|
Gambar ini dari layar altar pada Temple Church dekat Law Courts di London.]]
{{Serial Sepuluh Perintah Allah}}
'''Jangan membunuh''' ([[Septuaginta|LXX]]: {{
Keharusan untuk tidak membunuh ini adalah dalam konteks pembunuhan ''di luar hukum'' yang mengakibatkan "utang darah".<ref>{{en}}
== [[Alkitab Ibrani]] ==
{{kembangkan bagian}}
=== Retzakh ===
[[Kata kerja]] [[bahasa Ibrani]] {{
Menurut [[Kitab Bilangan]], membunuh orang di luar konteks perang dengan senjata, atau perkelahian tanpa senjata, dianggap sebagai ''retzakh'',<ref>{{
[[Kata kerja]] lain yang berarti "membunuh, membantai, menghancurkan, merusak" adalah ''h-r-g'', digunakan pada peristiwa [[Kain dan Habel|Kain membunuh Habel]] dalam {{Alkitab|Kejadian 4:8}}. Sewaktu Kain diusir ke dalam pembuangan, mengeluhkan bahwa "setiap orang yang bertemu aku akan membunuhku" pada {{Alkitab|Kejadian 4:14}}, ia kembali menggunakan kata kerja ini (''h-r-g''). Eliezer Segal mengamati bahwa [[Septuaginta]] mengunakan istilah ''harag'', dan bahwa [[Agustinus dari Hippo]] mengenalinya kalau istilah ini tidak mencakup perang dan hukuman mati. Kebanyakan terjemahan selanjutnya mengikuti [[Vulgata]] hasil terjemahan [[Hieronimus]], kendati Hieronimus memiliki akses ke para cendekiawan Yahudi. "Bahkan para penerjemah Yahudi tidak semuanya sepakat dalam mempertahankan perbedaan yang konsisten antara beragam akar kata Ibrani."<ref>{{en}} [http://people.ucalgary.ca/~elsegal/Shokel/001102_ThouShaltNotMurder.html Segal, Eliezer. "Thou Shalt Not Murder", ''Jewish Free Press'', October 19, 2000, p. 8]</ref> Pilihan kata ''occidere'' ([[bahasa Inggris]]: ''[http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/kill kill] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160902183027/http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/kill |date=2016-09-02 }}'', menyebabkan sesuatu/seseorang terbunuh) yang digunakan Hieronimus merefleksikan makna yang lebih luas.
Dalam suatu analisis yang lebih modern, Wilma Ann Bailey juga mendapati adanya suatu penggunaan yang lebih luas dari kata ''retzakh''.<ref>{{en}} [https://books.google.com/books?id=HGuW6v85qiMC&printsec=frontcover&dq=thou+shalt+not+kill&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiMlrbXhZ_MAhWBWT4KHbcOCcgQ6AEILjAE#v=onepage&q=thou%20shalt%20not%20kill&f=false Bailey, Wilma Ann. ''"You Shall Not Kill" Or "You Shall Not Murder"?'', Liturgical Press, 2005] ISBN 9780814652145</ref>
Baris 43:
*the population of cities outside of the Promised Land, if they surrender, should be made tributaries and left alive (20:10-11)
*those cities outside of the Promised Land that resist should be besieged, and once they fall, the male population should be exterminated, but the women and children should be left alive (20:12-15)
*of those cities that were within the Promised Land, however, the population should be exterminated entirely (20:16-18), specifically "the Hittites, and the Amorites, the Canaanites, and the Perizzites, the Hivites, and the Jebusites" (20:16-18). Deuteronomy 25:19 further commands the extermination of the [[Amalekites]].
Baris 62 ⟶ 60:
{{quote|
482. Don't commit murder (Exodus 20:13)
483. Don't accept ransom for life of the murderer (Numbers 35:31)
484. Exile an accidental murderer (Numbers 35:25)
485. Don't accept ransom from him (Numbers 35:32)
486. Don't kill the murderer before trying him (Numbers 35:12)
487. Save the pursued at the cost of the life of the pursuer (Deuteronomy 25:12)
488. Don't show pity for the pursuer (Numbers 35:12)
489. Don't stand idly by when you can save a life (Leviticus 19:16)
490. Set aside cities of refuge for those who commit accidental homicide (Deuteronomy 19:3)
491. Break the neck of the calf by the river (in ritual following unsolved murder) (Deuteronomy 21:4)
492. Don't till by that river or sow there (Deuteronomy 21:4)
493. Don't cause loss of human life (through negligence) (Deuteronomy 22:8)
494. Build a parapet (in roof of house) (Deuteronomy 22:8)
495. Don't mislead with advice which is a stumbling block (Leviticus 19:14)
496. Help a man remove the load from his beast which can no longer carry it (Exodus 23:5)
497. Help him load his beast (Deuteronomy 22:4)
498. Don't leave him in a state of confusion and go on your way (Deuteronomy 22:4)
Baris 100 ⟶ 98:
Life is considered very precious, even sacred by Jewish teaching. The [[Talmud]] cites the prohibition of shedding innocent blood in Genesis 9:6 as the reason why the death penalty should be carried out against non-Jews as well as Jews, and while faithful Jews are required to obey [[613 Mitzvot]], gentiles are only obliged to obey the seven [[Noahide laws]], which include the prohibition of murder and establishment of a justice system to administer law honestly.<ref>Tractate Sanhedrin 57a, http://www.halakhah.com/sanhedrin/sanhedrin_57.html</ref> Rabbi Dr. Azriel Rosenfeld offers a representative modern summary of Jewish teaching regarding the command not to murder.
{{quote| Chapter 68. Murderer and Protection of Life - Rotze'ach u-Shemiras Nefesh
It is forbidden to murder, as it says "You shall not murder" (Exodus 20:13, Deuteronomy 5:17).<br> A murderer must be put to death, as it says "He shall be avenged" (Exodus 21:20, see Leviticus 24:17,21); it is forbidden to accept compensation from him instead, as it says "You shall not take redemption for the life of a murderer...; and there shall be no atonement for the blood that was spilled... except the blood of him that spilled it" (Numbers 35:31-33). It is forbidden to execute a murderer before he has stood trial, as it says "And the murderer shall not die until he stands before the congregation for judgment" (Numbers 35:12). However, we are commanded to prevent an attempted murder by killing the would-be murderer if necessary, and it is forbidden to refrain from doing so, as it says "And you shall cut off her hand; you shall not be merciful" (Deuteronomy 25:12); and similarly for attempted fornication, as it says "[If the man seizes her and lies with her...] just as a man rises up against his friend and murders him, so is this thing"(Deuteronomy 22:26). It is forbidden to refrain from saving life when it is in one's power to do so, as it says "You shall not stand on your friend's blood"(Leviticus 19:16).|Rabbi Dr. Azriel Rosenfeld<ref>http://www.torah.org/learning/halacha-overview/chapter68.html</ref>}}
In the Talmud, Genesis 9:5 is interpreted as a prohibition against killing oneself, and Genesis 9:6 is “cited in support for the prohibition of abortion.”<ref>Commentary on Genesis 9, The Jewish Study Bible, Oxford University Press, 2004, p. 25, Talmud b.B.K 91b,
Bahasa Indonesia; Jangan beri tahu siapa-siapa ya
Bahasa Jepang; Dorenimo iwanaide•-•
== Perjanjian Baru ==
{{See also|Pandangan Kristen tentang Perjanjian Lama}}
{{quote|Karena
Perjanjian Baru mengakui peranan yang tepat dan adil dari pemerintah sipil dalam memelihara keadilan<ref>Roma 13:1-7, 1 Petrus 4:15, {{en}} John Calvin, ''[http://www.reformed.org/books/institutes/books/book4/bk4ch20.html Institutes of the Christian Religion]'', Book 4, Chapter 20.</ref> dan menghukum pelaku kejahatan, bahkan sampai "menyandang pedang".<ref>{{en}} Romans 13:4 and commentary, The NIV Study Bible, Zondervan, 1995 p. 2240</ref> Salah seorang penjahat yang disalibkan mengontraskan kematiannya sebagai akibat dari hukuman dengan kematian Yesus sebagai orang yang tidak bersalah.<ref>Lukas 23:41</ref>
== Pandangan Katolik ==
Menurut [[Gereja Katolik]], perintah kelima ini menuntut penghormatan atas kehidupan manusia dan secara lebih tepat dapat diterjemahkan menjadi "jangan melakukan [[pembunuhan]] terencana di luar hukum (''[http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/murder murder]'')". Membunuh (''[http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/kill kill]''), dalam keadaan tertentu, dapat dibenarkan dalam Katolisisme. Yesus memperluasnya dengan melarang [[kemarahan]] yang tidak dapat dibenarkan, kebencian dan dendam, serta mewajibkan umat Kristen untuk mengasihi musuh-musuh mereka.<ref name="Schreck310">Schreck, pp. 310–312</ref><ref>[http://www.imankatolik.or.id/alkitab.php?k=mat&b=5&a1=21&a2=22 Matius 5:21–22]</ref> Dasar dari semua ajaran Katolik seputar perintah ini adalah etika [[kesakralan hidup]], yang menurut [[Peter Kreeft]] secara filosofis bertentangan dengan etika [[kualitas hidup (perawatan kesehatan)|kualitas hidup]], yaitu suatu filosofi yang ia cirikan diperkenalkan oleh sebuah buku berjudul ''Die Freigabe der Vernichtung des Lebensunwerten Lebens'' (''Izin untuk Mengakhiri Kehidupan yang Tidak Layak Hidup'') (lih. [[Kehidupan yang tidak layak hidup]]) dan ia tegaskan sebagai yang "pertama yang memenangkan penerimaan masyarakat ... oleh para dokter Jerman sebelum Perang Dunia II—dasar dan awal mula praktik medis [[Nazi]]."<ref name="Kreeft226">Kreeft, pp. 226–227</ref> Penafsiran ini didukung oleh jurnal-jurnal medis modern yang membahas dilema akibat filosofi-filosofi yang saling bertentangan ini bagi para dokter yang harus membuat keputusan antara hidup atau mati.<ref>Bayertz, p. 233</ref> Beberapa praktisi [[bioetika]] memandang penggunaan "analogi Nazi" tersebut tidak pantas jika diterapkan pada keputusan-keputusan terkait kualitas hidup; [[Arthur Caplan]] menyebut [[retorika]] ini "kekeliruan yang memuakkan".<ref>Annas and Grodin, p. 262</ref> Gereja terlibat secara aktif dalam perdebatan publik mengenai [[Aborsi dan Gereja Katolik|aborsi]], [[hukuman mati]], dan [[eutanasia]], serta mendorong umat beriman untuk mendukung undang-undang dan politikus yang dideskripsikannya sebagai [[gerakan antiaborsi|pro-kehidupan]].<ref>{{en}} {{citation| title =Faithful Citizenship, A Catholic Call to Political Responsibility| publisher =United States Conference of Catholic Bishops| year =2003| url =http://www.usccb.org/faithfulcitizenship/bishopStatement.html#1| accessdate =28 November 2008| archive-date =2008-12-04| archive-url =https://web.archive.org/web/20081204045304/http://www.usccb.org/faithfulcitizenship/bishopStatement.html#1| dead-url =yes}}</ref>
=== Aborsi ===
{{main|Aborsi dan Gereja Katolik}}
''[[Katekismus Gereja Katolik]]'' (KGK) menyatakan: "Kehidupan manusia adalah kudus karena sejak awal melibatkan tindakan penciptaan oleh Allah dan selamanya tetap dalam hubungan khusus dengan Penciptanya. ... tidak ada seorang pun dapat mengklaim hak bagi dirinya sendiri dalam keadaan mana pun untuk secara langsung mengakhiri kehidupan manusia yang tidak bersalah."<ref name="Schreck310"/><ref name="Cat2258">{{en}} {{citation | last =Paragraph number 2258–2330 | title =Catechism of the Catholic Church | publisher = Libreria Editrice Vaticana| year = 1994| url = http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p3s2c2a5.htm |accessdate=27 December 2008}}</ref> [[Prinsip akibat ganda|Membunuh secara sengaja dan langsung]] manusia yang tidak bersalah dipandang sebagai suatu [[Dosa (Kristen)#Dosa berat|dosa berat]].<ref name="Cat2258"/> Bahkan bobot dosanya dianggap lebih berat lagi jika melakukan pembunuhan anggota keluarga seperti "[[infantisida|pembunuhan bayi]], [[fratrisida|pembunuhan saudara]], [[parrisida|pembunuhan orang tua]], pembunuhan pasangan hidup dan aborsi langsung yang dikehendaki."<ref name="Schreck310"/><ref name="Cat2258"/>
KGK menyatakan bahwa [[embrio]] yang terbentuk "sejak pembuahan harus diperlakukan sebagai pribadi". Dalam bahasa Latin, kata asli untuk "sebagai" adalah "''tamquam''", yang artinya "sebagaimana" atau "sama seperti".<ref>{{KGK|2274}}</ref> "Meskipun Gereja tidak mendefinisikan secara resmi kapan kehidupan manusia benar-benar dimulai, [Gereja] telah menempuh arah untuk mempertahankan bahwa kehidupan manusia ada dari saat pembuahan atau fertilisasi"; menghormati kehidupan di semua tahapan, bahkan potensi kehidupan, umumnya merupakan konteks dokumen-dokumen [[Gereja Katolik|Gereja]].<ref>Rausch, p.150</ref>
[[Aborsi dan Gereja Katolik|Aborsi]] telah secara khusus dan terus menerus dikutuk oleh Gereja sejak abad pertama.<ref name="Cat2258"/><ref>Kreeft, p. 232</ref> Keterlibatan langsung atau secara aktif dalam aborsi menyebabkan hukuman [[ekskomunikasi]] yang berlaku dengan sendirinya saat pelanggaran dilakukan (bahasa Latin: ''[[latae sententiae]]'', "hukuman [telah, yakni: otomatis] dikenakan").<ref name="Schreck310"/> KGK menekankan bahwa hukuman ini tidak dimaksudkan untuk membatasi belas kasihan, tetapi untuk menegaskan bobot kejahatan dan kerugian yang tidak dapat diperbaiki lagi yang telah dilakukan terhadap anak tersebut, sebagaimana terhadap orang tuanya dan masyarakat.<ref name="Schreck310"/><ref name="Cat2258"/> "Keterlibatan aktif" dalam aborsi tidak hanya sebatas pada sang ibu yang dengan kehendak bebasnya menghendaki, tetapi juga dokter, perawat dan siapa saja yang secara langsung membantu dalam melakukan tindakan tersebut. Gereja memiliki berbagai pelayanan rekonsiliasi, misalnya [[Priests for Life]], bagi mereka yang sungguh-sungguh bertobat dari dosa mereka atas keterlibatan aktif dalam aborsi.<ref>Kreeft, p. 233</ref>
Ajaran resmi Gereja mengizinkan perawatan dan prosedur medis yang dimaksudkan untuk melindungi atau memulihkan kesehatan sang ibu apabila ia akan berada dalam bahaya maut tanpa dilakukannya hal-hal tersebut,<ref>Posner, p. 278</ref> sekalipun prosedur tersebut menimbulkan suatu risiko kematian pada [[janin]] (lih. [[aborsi tidak langsung]]).<ref name="Kelly112"/> Contoh-contohnya seperti pengangkatan [[tuba fallopi]] dalam kasus [[kehamilan ektopik]], pengangkatan rahim yang terkena kanker pada saat kehamilan, dan [[apendektomi]].<ref name="Kelly112">Kelly, pp. 112–113</ref>
==== Penggunaan embrio untuk penelitian atau pembuahan ====
''United States Catechism for Adults'' memuat satu bagian khusus untuk membahas [[Fertilisasi in vitro|program 'bayi tabung']], penelitian [[sel punca]], dan [[kloning]] dalam kaitannya dengan perintah ini; karena hal-hal ini sering kali menyebabkan pengakhiran hidup embrio manusia maka dipandang sebagai suatu bentuk pembunuhan dengan kadar dosa yang berat.<ref name="USCat392"/> Penelitian [[sel punca embrionik]] disebut sebagai "suatu cara amoral untuk suatu hasil yang baik" dan "tidak dapat diterima secara moral."<ref name="USCat392"/> Para uskup Amerika Serikat mengutip ''Instruksi tentang Penghormatan pada Kehidupan Manusia dalam Asal Mulanya dan tentang Martabat Prokreasi'' yang dikeluarkan [[Kongregasi bagi Doktrin Iman|Kongregasi Ajaran Iman]]: "Tidak ada tujuan yang mulia sekalipun, seperti keuntungan masa mendatang untuk ilmu pengetahuan, untuk manusia lainnya, atau untuk masyarakat, yang dapat dengan cara apapun membenarkan dilakukannya eksperimen pada janin atau [[embrio]] manusia hidup, entah ia mampu bertahan hidup atau tidak, baik di dalam atau di luar tubuh ibunya." Para uskup tersebut menyampaikan bahwa penelitian [[sel punca dewasa]], menggunakan sel-sel yang diperoleh dengan penjelasan dan persetujuan sepenuhnya, adalah suatu bidang penelitian yang dapat diterima secara moral.<ref name="USCat392">USCCB, pp. 392–393</ref>
=== Bunuh diri, eutanasia ===
Perintah ini melarang bunuh diri dan pembunuhan karena belas kasihan (atau [[eutanasia]]) atas mereka yang sekarat, sekalipun untuk menghilangkan penderitaan. Menurut Gereja, perawatan yang biasanya diberikan terhadap mereka yang menghadapi bahaya kematian secara moral tidak dapat dihentikan. "Perawatan yang biasanya diberikan" mengacu pada makanan, air, dan penghilang rasa sakit, tetapi tidak termasuk "perawatan luar biasa" yang mengacu pada penggunaan [[pipa makanan]] atau respirator yang dipandang bersifat opsional atau sukarela. Mengizinkan orang yang menderita [[penyakit terminal]] (sakit parah yang tidak dapat disembuhkan) untuk meninggal dunia dengan menggunakan obat penghilang rasa sakit yang mungkin mempersingkat hidup mereka, atau menolak perawatan luar biasa seperti [[kemoterapi]] ataupun radiasi, dapat diterima secara moral dan tidak melanggar perintah ini, sesuai dengan [[prinsip akibat ganda]].<ref name="Kreeft236">Kreeft, p. 236</ref>
=== Hukuman mati ===
{{main|Gereja Katolik dan hukuman mati}}
Selama dua ratus tahun pertama, orang-orang Kristen "menolak untuk membunuh di dalam militer, dalam mempertahankan diri, atau di dalam sistem peradilan.<ref name=Surlis/> Ketika Gereja pertama kali diakui sebagai suatu lembaga publik pada [[Maklumat Milan|tahun 313]], sikapnya terhadap hukuman mati menjadi suatu bentuk toleransi meski bukan penerimaan secara langsung.<ref name=Surlis/> Hukuman mati mendapat dukungan dari para teolog Katolik awal, kendati demikian beberapa dari mereka seperti [[Ambrosius]] mendorong para klerus agar tidak memaklumkan atau melaksanakan hukuman mati. [[Agustinus dari Hippo|Agustinus]] menjawab keberatan-keberatan yang berakar pada perintah pertama dalam buku ''[[Kota Allah]]'' karyanya.<ref name="dulles">{{cite news|authorlink=Avery Dulles|last=Dulles|first=Avery|date=April 2001|title=Catholicism and Capital Punishment|url=http://www.firstthings.com/article/2001/04/catholicism-amp-capital-punishment|work=First Things: A Monthly Journal of Religion and Public Life|pages=30–35| volume=121|publisher=catholiceducation.org|accessdate=2016-02-26}}</ref> [[Thomas Aquinas]] dan [[Duns Scotus]] berpendapat bahwa pelaksanaan hukuman mati oleh otoritas sipil didukung [[Kitab Suci Katolik|Kitab Suci]].<ref name="dulles"/> Sebagai prasyarat untuk rekonsiliasi dengan Gereja, [[Paus Innosensius III]] mengharuskan [[Peter Waldo]] dan kaum [[Waldens (Aliran Kristen)|Waldens]] agar menerima bahwa "kekuasaan sekuler dapat, tanpa berdosa berat, melakukan penghakiman darah, asalkan menghukum dengan keadilan, bukan karena kebencian, dengan kehati-hatian, bukan ketergesa-gesaan".<ref name="dulles"/> Paul J. Surlis menyatakan bahwa ajaran-ajaran resmi Gereja tidak secara mutlak mengutuk ataupun mendukung hukuman mati, toleransi terhadap pelaksanaannya mengalami fluktuasi sepanjang zaman.<ref name=Surlis>{{en}} {{cite web |first=Paul|last=Suris |title=Church Teaching and the Death Penalty |url=http://www.vincenter.org/95/surlis.html |accessdate=2009-05-05|publisher=The Vincentian Center for Church and Society|archiveurl=https://web.archive.org/web/20090629182039/http://www.vincenter.org/95/surlis.html|archivedate=2009-06-29|deadurl=yes}}</ref> [[Inkuisisi]] merupakan contoh yang paling sering dikenang terkait dukungan Gereja atas hukuman mati, walaupun sejumlah sejarawan menganggapnya lebih lunak daripada pengadilan-pengadilan sekuler pada zaman tersebut.<ref name="Vidmar150">Vidmar, p. 150</ref><ref name="Peters112">Peters, p. 112</ref>
KGK menyatakan bahwa hukuman mati diizinkan dalam kasus-kasus ekstrem. Hal ini dimungkinkan jika "tanggung jawab dan identitas pihak yang bersalah telah dipastikan sepenuhnya" dan jika hukuman mati adalah satu-satunya cara untuk mempertahankan kehidupan manusia lainnya dari pihak yang bersalah. Namun demikian jika ada cara-cara lain untuk membela orang-orang dari "penyerang yang tidak dapat dibenarkan", cara-cara tersebut lebih diutamakan karena dipandang lebih menghormati martabat manusia dan menjaga kebaikan bersama.<ref name="Cat2258"/> Karena masyarakat modern telah memiliki cara-cara efektif untuk mencegah kejahatan tanpa perlu eksekusi, KGK menyatakan bahwa, "kasus-kasus yang mutlak memerlukan eksekusi pelaku kejahatan 'adalah sangat langka, atau bahkan tidak ada.{{'"}}<ref name="Cat2258"/> [[Paus Yohanes Paulus II]] membahas dan menegaskan hal ini dalam ''[[Evangelium Vitae]]'' yang dipublikasikan pada tahun 1995.<ref name=Surlis/>
=== Kesehatan pribadi, jenazah, penguburan ===
Menurut ajaran Gereja, penghormatan atas kehidupan manusia mensyaratkan penghormatan tubuh sendiri, menghindari perilaku yang tidak sehat, penyalahgunaan terhadap makanan, alkohol, obat-obatan, obat-obatan terlarang, tato dan tindik tubuh.<ref name="Kreeft236"/> Gereja juga memperingatkan untuk tidak mengikuti kecenderungan perilaku yang "sibuk secara berlebihan dengan kesehatan dan kepuasan tubuh yang 'memberhalakan' kesempurnaan fisik, kebugaran, dan kesuksesan di bidang olahraga."<ref name="Schreck310"/>
Tindakan-tindakan penculikan, terorisme, dan penyiksaan dilarang keras, termasuk juga [[Sterilisasi (kedokteran)|sterilisasi]], amputasi dan mutilasi yang dilakukan bukan karena alasan medis terapeutik yang kuat.<ref name="Schreck310"/><ref name="Cat2258"/> Menurut KGK, masyarakat memiliki kewajiban moral agar berusaha menyediakan kondisi-kondisi hidup yang sehat bagi semua orang.<ref name="Kreeft236"/>
Keyakinan Gereja akan [[kebangkitan orang mati|kebangkitan badan]] menyebabkan adanya suatu larangan terhadap [[kremasi]] yang kemudian saat [[Konsili Vatikan II]] tahun 1960-an diubah secara pastoral dengan persyaratan kondisi-kondisi tertentu, misalnya tidak menyangkal keyakinan akan kebangkitan badan, tetapi kondisi-kondisi tersebut sering kali diabaikan bahkan oleh para klerus.<ref>{{en}} {{citation | last = Owen| first =Richard | title =Burial is best–but you can scatter your ashes if you must, rules Vatican | publisher = TimesOnline| url =http://www.timesonline.co.uk/tol/news/world/europe/article3168478.ece|accessdate=28 February 2009 | location=London | date=11 January 2008}}</ref> Menurut KGK, pemakaman orang yang telah meninggal dunia merupakan suatu [[Karya-karya Kasih|karya belas kasih]] jasmaniah yang mengharuskan perlakuan terhadap tubuh dengan rasa hormat dan kasih sehingga praktik-praktik seperti melarung abu jenazah yang dikremasi dan pemakaman di makam tak bertanda dilarang dalam Gereja Katolik. Donasi organ tubuh setelah kematian dan transplantasi organ dengan persyaratan tertentu, juga otopsi jenazah demi alasan hukum dan penyelidikan ilmiah diizinkan.<ref>{{en}} {{citation | last =Paragraph number 2299–2301 | title =Catechism of the Catholic Church | publisher = Libreria Editrice Vaticana| year = 1994| url = http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p3s2c2a5.htm |accessdate=28 February 2009}}</ref>
=== Perang dan pertahanan diri ===
Dalam [[Khotbah di Bukit]], Yesus Kristus mengingatkan adanya perintah "Jangan membunuh"<ref>[http://www.imankatolik.or.id/alkitab.php?k=mat&b=5&a1=21&a2=21 Matius 5:21]</ref> dan kemudian menambahnya dengan larangan-larangan terhadap [[kemarahan]], kebencian, serta dendam.<ref>[http://www.imankatolik.or.id/alkitab.php?k=mat&b=5&a1=22&a2=39 Matius 5:22–39]</ref> Lebih lanjut lagi Kristus meminta murid-murid-Nya supaya mengasihi musuh-musuh mereka.<ref name="CAT2265">{{en}} {{citation | last =Paragraph number 2263–2267 | title =Catechism of the Catholic Church | publisher = Libreria Editrice Vaticana| year = 1994| url = http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p3s2c2a5.htm |accessdate=12 April 2009}}</ref> KGK menegaskan bahwa "adalah sah seseorang menuntut penghormatan atas haknya sendiri untuk hidup."<ref name="CAT2265"/>
[[Peter Kreeft]] mengatakan bahwa "pertahanan diri adalah sah untuk alasan yang sama dengan tidak sahnya bunuh diri: karena kehidupan seseorang merupakan anugerah dari Allah, suatu harta yang wajib kita lestarikan dan pertahankan."<ref name="Kreeft229">Kreeft, p. 229</ref> KGK mengajarkan bahwa "seseorang yang mempertahankan hidupnya tidak bersalah atas pembunuhan kendatipun ia terpaksa mengatasi penyerangnya dengan suatu pukulan mematikan."<ref name="CAT2265"/> Pembelaan atau pertahanan yang sah dapat saja bukan sekadar hak tetapi kewajiban berat bagi seseorang yang bertanggung jawab atas kehidupan orang lain. Pertahanan untuk kebaikan bersama mensyaratkan bahwa penyerang yang tidak dapat dibenarkan dijadikan tidak mampu menyebabkan bahaya. Untuk alasan ini, mereka yang memiliki kewenangan sah juga memiliki hak untuk menggunakan senjata demi menghalau para penyerang masyarakat sipil yang dipercayakan ke dalam tanggung jawab mereka.<ref name="CAT2265"/>
Gereja meminta semua orang untuk berdoa dan berupaya mencegah perang yang tidak adil atau tidak dibenarkan, tetapi [[teori perang yang benar|perang yang dapat dibenarkan]] dimungkinkan dengan kondisi-kondisi tertentu:
# Alasan untuk berperang adalah pembelaan diri (defensif).
# "Kerugian yang diakibatkan oleh penyerang ... harus diketahui dengan pasti, bersifat berat dan langgeng."
# Merupakan pilihan terakhir yang diambil setelah semua cara lain untuk mengakhiri "kerugian berat" tersebut terbukti tidak efektif.
# Tujuan utamanya adalah perdamaian dan ada kesempatan besar untuk meraih kesuksesan.
# Tidak mengakibatkan kejahatan yang lebih buruk daripada kejahatan yang akan disingkirkan. Hal ini termasuk larangan penggunaan senjata untuk memusnahkan seluruh kota dan daerah beserta para penduduknya.
# Diperlukan penghormatan dan perlakuan manusiawi bagi para penduduk sipil, tentara yang terluka, dan tawanan perang. Para tentara yang akan berperang wajib mengabaikan perintah untuk melakukan [[genosida]] dan semua tindakan yang melanggar prinsip-prinsip universal.<ref name="Cat2258"/><ref>Kreeft, p. 238</ref>
=== Penyesatan ===
KGK mengklasifikasikan penyesatan atau skandal di dalam perintah ini, dan mendefinisikannya sebagai "sikap atau perilaku yang menyebabkan orang lain melakukan kejahatan".<ref name="Kreeft237">Kreeft, p. 237</ref> Dalam Injil Matius, Yesus menyatakan, "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut."<ref>[http://www.imankatolik.or.id/alkitab.php?k=mat&b=18&a1=6&a2=6 Matius 18:6]</ref> Gereja memandangnya sebagai suatu kejahatan serius yang menyebabkan iman, harapan, dan kasih dalam diri orang lain menjadi lemah, terutama jika hal ini dilakukan terhadap anak-anak atau kaum muda dan pelakunya adalah pribadi dari pihak otoritas seperti orang tua, guru, atau imam.<ref name="Cat2258"/><ref name="Kreeft237"/>
<!--
==Reformation and Post-Reformation views==
Baris 166 ⟶ 171:
{{quote| You must not murder.(Exodus 20:13)
Q. What does this mean?
A. We should fear and love God so that we may not hurt or harm our neighbor in his body, but help and befriend him in every bodily need [in every need and danger of life and body]. Martin Luther, The [[Small Catechism]]<ref>Martin Luther, The Small Catechism, The Fifth Commandment, http://www.ccel.org/ccel/luther/smallcat.text.i.5.html</ref>}}
Baris 180 ⟶ 185:
{{quote|Scripture notes a twofold equity on which this commandment is founded. Man is both the image of God and our flesh. Wherefore, if we would not violate the image of God, we must hold the person of man sacred—if we would not divest ourselves of humanity we must cherish our own flesh. The practical inference to be drawn from the redemption and gift of Christ will be elsewhere considered. The Lord has been pleased to direct our attention to these two natural considerations as inducements to watch over our neighbour's preservation, viz., to revere the divine image impressed upon him, and embrace our own flesh. To be clear of the crime of murder, it is not enough to refrain from shedding man's blood. If in act you perpetrate, if in endeavour you plot, if in wish and design you conceive what is adverse to another's safety, you have the guilt of murder. On the other hand, if you do not according to your means and opportunity study to defend his safety, by that inhumanity you violate the law. But if the safety of the body is so carefully provided for, we may hence infer how much care and exertion is due to the safety of the soul, which is of immeasurably higher value in the sight of God. |John Calvin<ref>John Calvin, Institutes of the Christian Religion, Chapter 8, Part III, Section 40 http://www.spurgeon.org/~phil/calvin/bk2ch08.html#thirtynin.htm</ref>}}
Matthew Henry considered the commandment against killing to apply to both one’s own life as well as the life of one’s neighbor and considered it to apply not only to causing of death but also to prohibit any thing unjustly hurtful to or injurious to the health, ease, and life of one’s own body or the body of any other person.<ref name="godstenlaws1">Matthew Henry’s Commentary on Exodus 20
{{quote|This is one of the laws of nature, and was strongly enforced by the precepts given to Noah and his sons, Gen. 9:5, 6. It does not forbid killing in lawful war, or in our own necessary defence, nor the magistrate’s putting offenders to death, for those things tend to the preserving of life; but it forbids all malice and hatred to the person of any (for he that hateth his brother is a murderer), and all personal revenge arising therefrom; also all rash anger upon sudden provocations, and hurt said or done, or aimed to be done, in passion: of this our Saviour expounds this commandment, Mt. 5:22. And, as that which is worst of all, it forbids persecution, laying wait for the blood of the innocent and excellent ones of the earth.|Matthew Henry<ref name="godstenlaws1"/>}}
Baris 202 ⟶ 207:
== Referensi ==
{{Reflist|30em}}
== Sumber kutipan ==
* {{en}} {{cite book |last=Annas |first=George |authorlink=George Annas |last2=Grodin |first2=Michael |author2-link=Michael Grodin |title=The Nazi doctors and the Nuremberg Code |publisher=[[Oxford University Press]] |year=1995 |isbn=978-0-19-510106-5}}
* {{en}} {{cite book|title=Sanctity of Life and Human Dignity|url=https://archive.org/details/sanctityoflifehu0000unse|last=Bayertz|first=Kurt|year=1996|publisher=Springer|isbn=978-0-7923-3739-3}}
* {{en}} {{cite book|title=Catholic Christianity|url=https://archive.org/details/catholicchristia00kree|last=Kreeft|first=Peter|authorlink=Peter Kreeft|year=2001|publisher=Ignatius Press|isbn=0-89870-798-6}}
* {{en}} {{cite book|last=Peters|first=Edward|title=Inquisition|url=https://archive.org/details/inquisition0000pete|publisher=[[University of California Press]]|year=1989|isbn=978-0-520-06630-4}}
* {{en}} {{cite book|title=Sex and Reason|last=Posner|first= Richard|year=1994|publisher=[[Harvard University Press]]|isbn=978-0-674-80280-3}}
* {{en}} {{cite book |title=Catholicism in the Third Millennium |first=Thomas P. |last=Rausch |editor=Catherine E. Clifford |url=https://books.google.com/books?id=o4jG7X95mMQC |authorlink=Thomas Rausch |year=2003 |edition=2nd |location=Collegeville |publisher=Liturgical Prress |isbn=9780814658994}}
* {{en}} {{cite book|last =USCCB ([[United States Conference of Catholic Bishops]])|title =United States Catechism for Adults|publisher =USCCB Publishing|year = 2008|isbn =978-1-57455-450-2}}
* {{en}} {{cite book|title=The Catholic Church Through the Ages|url=https://archive.org/details/catholicchurchth0000vidm|last=Vidmar|first=John|authorlink=John Vidmar|year=2005|publisher=Paulist Press|isbn=0-8091-4234-1}}
== Pustaka tambahan ==
Baris 219 ⟶ 234:
{{Sepuluh Perintah Allah}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Antikekerasan Kristen]]
[[Kategori:
[[Kategori:Pembunuhan]]
[[Kategori:Sepuluh Perintah Allah]]
|