Arya Panangsang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Arya Belanga (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(203 revisi perantara oleh 53 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox royalty
[[Arya Penangsang]] atau '''Arya Jipang''' atau '''Ji Pang Kang'''<ref>{{id}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=j9ZOKjMxVdIC&lpg=PA78&dq=suma%20oriental&pg=PA70#v=onepage&q=suma%20oriental&f=false|title=Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara|last=Muljana|first=Slamet|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|year=2005|isbn=9798451163|pages=70}}ISBN 978-979-8451-16-4</ref> adalah [[adipati]] [[Kadipaten Jipang|Jipang]] yang memerintah pada pertengahan abad ke-15. Pengikutnya melakukan pembunuhan terhadap [[Sunan Prawoto]] sebagai balasan karena Sunan Prawoto telah membunuh P. Surowiyoto (Sekar), ayah Arya Penangsang demi menaikkan Trenggana (ayah Sunan Prawoto) menjadi penguasa ketiga Demak. Arya Penangsang kelak menjadi [[sultan]] ke-5 ''de facto'' dan memindahkan pusat pemerintahan ke kotaraja Jipang (berada di Desa [[Jipang, Cepu, Blora|Jipang]], Kecamatan [[Cepu, Blora|Cepu]], sekarang), sehingga Demak pada masa itu dikenal sebagai Demak Jipang.
| name = Arya Penangsang
| title = Arya Jipang
| image =
| caption =
| succession = [[Sultan]] [[Kesultanan Demak|Demak]] ke-5
| reign = 1549–1554
| predecessor = [[Sunan Prawoto]]
| successor = [[Sultan Hadiwijaya]] <br>
(Pendiri [[Kesultanan Pajang]])
| birth_name = Arya Penangsang
| birth_date = 1505
| birth_place = [[Berkas:Id-siak1.GIF|25px]] [[Jipang, Cepu, Blora]], [[Kesultanan Demak]]
| death_date = 1554
| death_place = [[Berkas:Id-siak1.GIF|25px]] [[Kesultanan Demak]]
| spouses =
| spouse-type =
| issue =
| full name =
| regnal name =
| father = [[Pangeran Surowiyoto]] bin [[Raden Fatah]]
| mother = [[Putri Ayu Retno Panggung]] <br>
(Putri Adipati Jipang)
| religion = [[Islam]]
}}
 
'''Arya Panangsang''' alias '''Jipang kang''' '''(keturunan putri champa)''' atau '''Raden Jipang''' ia di kenal sebagai Sultan [[Kesultanan Demak|Demak]] V. Merupakan murid kesayangan Sunan Kudus. Memerintah pada pertengahan abad ke-16 M.
Namun pada tahun 1554 Arya Penangsang tewas dibunuh pasukan pemberontak kiriman [[Hadiwijaya]], adipati [[Pajang]]. Riwayat mengenai Arya Penangsang tercantum dalam beberapa serat dan babad yang ditulis ulang pada periode bahasa Jawa Baru (abad ke-19), seperti [[Babad Tanah Jawi]] dan [[Serat Kanda]]. Arya Penangsang juga terkenal sakti mandraguna serta memiliki kepribadian yang tegas dan kukuh, baginya tidak ada kata kompromi dalam membela dan mempertahankan kebenaran. Sifat yang demikian ternyata telah membuat gerah banyak pihak, alhasil entah siapa yang mengomandoi para generasi penulis sejarah ini sehingga secara keroyokan telah menghakimi sejarah P. Arya Penangsang. Disebutkan dalam tulisan sejarahnya bahwa Arya Penangsang adalah orang yang punya kepribadian kurang baik, pemberontak dan pembunuh, tempramental serta kurang sabar dalam melakukan sesuatu. Selain itu Arya Penangsang juga memiliki adik yang bernama [[Arya Mataram]].
 
== Silsilah ==
Menurut ''Serat Kandadan babad'', AyahArya dariPanangsang Aryalahir Penangsangdi adalahLasem pada tahun 1505, merupakan putra pertama [[Pangeran Surowiyoto]] atau '''Raden Kikin''' atau sering disebut juga sebagai [[Pangeran Surowiyoto|Pangeran Sekar Seda Lepen]], ia adalah putra dari [[Raden Patah]] raja [[Kesultanan Demak|Demak pertamaBintoro]]. Ibu Raden Kikin adalah cucu dari [[Sunan Ampel]] bernama [[Putri Solekha]] putrianak dari pasangan [[P. Wironegoro]] Adipati (Raja) adipati Lasem dandengan [[Nyi Ageng Malokha]] putri dari [[Raden Rahmat]] Sunan Ampel. sehinggaIbu iaArya bisaPanangsang mewarisibernama kedudukan[[Putri kakeknya.Ayu Retno SelainPanggung]] Surowiyoto,anak Rajadari DemakAdipati RadenJipang Patah[[Ratu jugaAyu memilikiRetno duaKumolo]], putraanak dari IsteriRaja yangMajapahit lainnya[[Kertabhumi|Bhre yaituKertabhumi]], Adipatiisteri Unusdari (putra[[Ki pertamaHajar )Windusana]], dansehingga RadenArya TrenggonoPanangsang juga mewarisi kedudukan neneknya sebagai [[Kabupaten Blora|Adipati Jipang]].
 
== PustakaSejarah ==
Pada tahun 1521 suami dari anak pertama Raden Patah yang bernama AdipatiPati KudusUnus (orang [[Portugis]] menyebutnya [[Pati Unus|Pate Unus]], dikenal juga sebagai [[Pangeran Sabrang Lor]]) anak dari Adipati Jepara Mohammad Yunus, melakukan penyerangan ke Portugis di Malaka. yangPati saatUnus itugugur wilayahdalam iniperang. dikuasaiDikisahkan Portugis)bahwa IaTrenggana guguradik dalamdari perangPate itu.Unus Keduaberebut adiknya,takhta yaitudengan RadenP. KikinSurowiyoto danatau RadenR. TrengganaKikin salinganak berebutdari takhtaR. Fatah.
 
[[Pangeran Surowiyoto]] atau Raden '''Kikin''' memiliki 2dua orang putra yang bernama [[Raden Arya Penangsang][Panangsang dan [[R. Arya Mataram]], sedangkan '''Raden Trenggana''' memiliki putra pertama bernama Raden Mukmin atau yang disebut juga sebagai [[Sunan Prawoto ]]. Raden Mukmin dikisahkan membunuh pamannya yang bernama Raden Kikin sepulang [[salatsholat Jumat]] di tepi sebuah sungai di Lasem dengan menggunakan [[keris]] [[Kyai Setan Kober]] yang dicurinyamembuat dariTrenggana [[Sunanmenjadi Kudus]]Sultan Demak ketiga. Sejak saat itu, '''Raden Kikin''' terkenal dengan sebutan '''Pangeran Sekar Seda ing Lepen''', artinya ("Bunga yang gugur di sungai").
 
Sepeninggal Raden kikinKikin, Arya PenangsangPanangsang menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Adipati Jipang. Saat itu usianya masih anak-anak16 tahun, sehingga pemerintahannya diwakilidibantu Patih MatahunMat Ahun (Mentaun). IaMenurut dibantu[[Kitab olehKapunggawan salahJipang]] satuJumenengan senapatiArya KadipatenPanangsang Jipangbaru yangdi terkenallaksanakan bernamaempat Tohpati.tahun Daerahkemudian Jipangyakni sendiripada saattahun ini1525, terletaksaat diitu KecamatanArya [[Cepu]],Panangsang Kabupatenberumur [[Blora]],20 [[Jawa Tengah]]tahun.
 
Raden Trenggana naik takhta [[Kerajaan Demak]] sejak tahun 1521. Pemerintahannya berakhir saat ia gugur di [[Panarukan, Situbondo]] tahun 1546. Anaknyasaat mencoba kembali menyerang Portugis meneruskan perjuangan [[Pati Unus]]. Raden Mukmin menggantikan sebagai raja keempat bergelar [[Sunan Prawoto]]. Ibukota Kerajaan Demak ia pindahkan ke Prawoto. Demak pada periode ini dikenal dengan sebutan [[Demak Prawoto]] (1546 - 1549).
 
Pada tahun 15471549 atauArya setahunPanangsang kemudiandikisahkan Aryaoleh Penangsang''[[Babad Tanah Jawi]]'' membalas kematian ayahnya Raden Kikin dengan mengirim utusan bernama Rangkud untuk membunuh [[Sunan Prawoto]] dengan Keris Kyai Setan Kober. Rangkud sendiri tewas saling bunuh dengan korbannya itu. Setelah kematian [[Sunan Prawoto]], Arya Panangsang menjadi Penguasa Demak sebagai Sultan Demak V, ibukota Kerajaan Demak ia pindahkan ke Jipang. Periode ini dikenal dengan sebutan [[Demak Jipang]] (1549 - 1554).
 
Pada tahun 1554 Arya Panangsang berhasil dibunuh oleh Pasukan utusan Adipati Pajang. Dengan Gugur nya Arya Panangsang maka roboh pulalah kekuasaan Kesultanan Demak lalu berdirilah Kerajaan Pajang.
[[Ratu Kalinyamat]], adik [[Sunan Prawoto]], menemukan bukti kalau [[Sunan Kudus]] terlibat pembunuhan kakaknya. Ia datang ke [[Kudus]] meminta pertanggungjawaban. Namun jawaban [[Sunan Kudus]] bahwa [[Sunan Prawoto]] mati karena [[karma]], pernyataan sunan ini membuat [[Ratu Kalinyamat]] kecewa.
 
== PustakaDongeng ==
[[Ratu Kalinyamat]] bersama suaminya pulang ke [[Jepara]]. Di tengah jalan mereka diserbu anak buah Arya Penangsang. [[Ratu Kalinyamat]] berhasil lolos, sedangkan suaminya, yang bernama Pangeran Hadari, terbunuh.
 
DalamDikisahkan oleh ''Babad Tanah Jawi'' dalam perjalanan pulang ke [[Pajang]], rombongan Adipati Pajang [[HadiwijayaJaka Tingkir]] singgah ke Gunung Danaraja tempat [[Ratu Kalinyamat]] bertapamenyendiri setelah kematian [[Sunan Prawoto]] dan suaminya [[Sultan Hadlirin|Hadlirin]].{{Sfn|de Graaf|2019|p=175}} [[Ratu Kalinyamat]] mendesak [[HadiwijayaJaka Tingkir]] agar segera membunuh Arya PenangsangPanangsang, dirinya yang mengaku sebagai pewaris takhta [[Sunan Prawoto]], berjanji akan menyerahkan [[Demak]] dan [[Jepara]] jika [[HadiwijayaJaka Tingkir]] menang.{{Sfn|de Graaf|2019|p=217}}
Arya Penangsang kemudian mengirim empat orang utusan untuk membunuh [[Hadiwijaya]] , menantu Raden Trenggana yang menjadi Adipati [[Pajang]], namun ke empat utusan itu dapat dikalahkan [[Hadiwijaya]] dan dipulangkan secara hormat bahkan di beri hadiah pakaian Prajurit oleh Hadiwijaya.
 
[[Jaka Tingkir]] segan memerangi Arya Panangsang secara langsung karena merasa dirinya hanya sebagai mantu keluarga [[Demak]]. Maka diumumkanlah sayembara, barangsiapa dapat membunuh Arya Panangsang tersebut, akan memperoleh hadiah berupa tanah [[Pati]] dan Alas Mentaok (yang akan menjadi wilayah [[Mataram]]). Orangtua angkat [[Jaka Tingkir]], yaitu [[Ki Ageng Pemanahan]] dan sahabatnya [[Ki Panjawi]] dibimbing oleh [[Ki Juru Martani]] untuk mendaftar sayembara itu. Putra kandung Ki Ageng Pemanahan yang bernama [[Sutawijaya]] juga ikut mendaftar dalam sayembara dengan bekal Tombak Kyai Plered dari [[Jaka Tingkir]].
Kemudian [[Hadiwijaya]] ganti mendatangi Arya Penangsang untuk mengembalikan keris Kyai Setan Kober. Keduanya lalu terlibat pertengkaran dan didamaikan [[Sunan Kudus]]. pada kesempatan itu sunan kudus memberikan tuah rajah yang sedianya disiapkan untuk tempat duduk Hadiwijaya, akan tetapi atas nasihat dari salah satu punggawanya adipati Pajang Hadiwijaya tidak menempati nya yang lalu diduduki oleh Arya Penangsang yang sebelumnya telah di ingatkan oleh sunan kudus agar tidak menempati tempat yang telah di beri Tuah rajah Kalacakra itu.
 
Diceritakan dalam ''Babad Tanah Jawi,'' Ketika pasukan [[Pajang]] datang menyerang Kotaraja Jipang, saat itu P. Arya PenangsangPanangsang sedang akan berbuka setelah keberhasilannya berpuasa 40 hari. Surat tantangan atas nama [[Hadiwijaya]] membuatnya tidak mampu menahan emosi. Apalagi surat tantangan itu dibawa oleh ''pekatik''-nya (pemelihara kuda) yang sebelumnya sudah dipotong telinganya oleh Pemanahan dan Penjawi. Meskipun sudah disabarkan adik Arya PenangsangPanangsang ( [[Arya Mataram]]), PenangsangPanangsang tetap berangkat ke medan perang menaiki kuda jantan yang bernama [[Gagak Rimang]].
Setelah Hadiwijaya pulang Sunan Kudus menyuruh Arya Penangsang melakukan puasa 40 hari untuk menghilangkan Tuah Rajah Kalacakra.
 
Kuda Gagak Rimang dengan penuh nafsu mengejar Sutawijaya yang mengendarai kuda betina, melompati bengawan. Perang antara Pasukan [[Pajang]] dan Jipang terjadi di dekat Bengawan Sore. dalamDalam perang itutersebut perut Arya PenangsangPanangsang robek terkena tombak Kyai Plered milik [[Sutawijaya]]. Meskipun demikian kesaktian yang dimiliki oleh Arya PenangsangPanangsang membuatnya tetap bertahan. Ususnya yang terburai dililitkannya pada gagang keris yang terselip di pinggang. Arya Panangsang berhasil meringkus [[Sutawijaya]]. Saat mencabut keris Setan Kober untuk membunuh [[Sutawijaya]], usus Arya Panangsang malah terpotong sehingga menyebabkan kematiannya. Dalam pertempuran itu Ki Matahun, patih Jipang tewas pula, sedangkan [[Arya Mataram]] dan isterinya serta beberapa kerabat berhasil meloloskan diri ke Palembang.
== Sayembara ==
Dalam perjalanan pulang ke [[Pajang]], rombongan Adipati Pajang [[Hadiwijaya]] singgah ke Gunung Danaraja tempat [[Ratu Kalinyamat]] bertapa. [[Ratu Kalinyamat]] mendesak [[Hadiwijaya]] agar segera membunuh Arya Penangsang, dirinya yang mengaku sebagai pewaris takhta [[Sunan Prawoto]], berjanji akan menyerahkan [[Demak]] dan [[Jepara]] jika [[Hadiwijaya]] menang.
 
== Referensi ==
[[Hadiwijaya]] segan memerangi Arya Penangsang secara langsung karena merasa dirinya hanya sebagai mantu keluarga [[Demak]]. Maka diumumkanlah sayembara, barangsiapa dapat membunuh Arya Penangsang tersebut, akan memperoleh hadiah berupa tanah [[Pati]] dan [[Mataram]].
<references />
3 ^ Kitab Kapunggawan Jipang
4 ^ PRA. Barik Barliyan Surowiyoto, SH Yayasan Keratong Djipang
 
== KematianPustaka ==
Kedua kakak angkat [[Hadiwijaya]], yaitu [[Ki Ageng Pemanahan]] dan Ki Panjawi mendaftar sayembara itu.demikian juga putra kandung ki ageng pemanahan yang bernama Sutawijaya ikut pula mendaftar dalam sayembara. Oleh karenanya [[Hadiwijaya]] mengerahkan pasukan [[Pajang]] dan memberikan Tombak Kyai Plered, untuk membantu [[Ki Ageng Pemanahan]] dan putra kandung nya, yaitu [[Sutawijaya]] untuk mengalahkan [[Sultan Demak 5]] Arya penangsang .
* {{Cite book|last=Olthof|first=W. L.|url=https://perpus.menpan.go.id/opac/detail-opac?id=1635|date=2007|title=Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647|location=Yogyakarta|publisher=Narasi|isbn=9789791681629|pages=|url-status=live}}
 
* {{Cite book|last=de Graff|first=H.J.|last2=Pigeaud|first2=TH. G. TH.|url=https://library.ui.ac.id/detail?id=20498903|date=2019|title=Kerajaan Islam Pertama di Jawa: Tinjauan Sejarah Politik Abad XV dan XVI, cetakan V edisi revisi|location=Yogyakarta|publisher=MataBangsa|isbn=9789799471239|pages=|url-status=live}}{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
== Kematian ==
Ketika pasukan [[Pajang]] datang menyerang Kotaraja Jipang, saat itu P. Arya Penangsang sedang akan berbuka setelah keberhasilannya berpuasa 40 hari. Surat tantangan atas nama [[Hadiwijaya]] membuatnya tidak mampu menahan emosi. Apalagi surat tantangan itu dibawa oleh ''pekatik''-nya (pemelihara kuda) yang sebelumnya sudah dipotong telinganya oleh Pemanahan dan Penjawi. Meskipun sudah disabarkan adik Arya Penangsang ( [[Arya Mataram]]), Penangsang tetap berangkat ke medan perang menaiki kuda jantan yang bernama [[Gagak Rimang]].
 
* Hayati dkk. 2000.{{cite ''book|title=Peranan Ratu Kalinyamat di jepara pada Abad XVI''. Jakarta: |last=hayati|first=Chusnul|publisher=Proyek Peningkatan Kesadaran Sejarah Nasional Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/13721/1/Peranan%20ratu%20kalinyamat%20di%20jepara%20pada%20abad%20xvi.PDF|year=2000|isbn=|location=Jakarta|ref={{sfnref|Hayati|2000}}|url-status=live}}
Kuda Gagak Rimang dengan penuh nafsu mengejar Sutawijaya yang mengendarai kuda betina, melompati bengawan. Perang antara Pasukan [[Pajang]] dan Jipang terjadi di dekat Bengawan Sore. dalam perang itu perut Arya Penangsang robek terkena tombak Kyai Plered milik [[Sutawijaya]]. Meskipun demikian kesaktian yang dimiliki oleh Arya Penangsang membuatnya tetap bertahan. Ususnya yang terburai dililitkannya pada gagang keris yang terselip di pinggang.
 
* {{cite book|title=A History of Modern Indonesia since c. 1200|last=Ricklefs|first=M.C.|publisher=Palgrave MacMillan|url=https://www.google.co.id/books/edition/A_History_of_Modern_Indonesia_since_c_12/HPEnBQAAQBAJ?hl=en&gbpv=0|year=2008|isbn=9780230546868|location=New York|ref={{sfnref|Ricklefs|2008}}|url-status=live}}
Arya Penangsang berhasil meringkus [[Sutawijaya]]. Saat mencabut keris Setan Kober untuk membunuh [[Sutawijaya]], usus Arya Penangsang malah terpotong sehingga menyebabkan kematiannya.
 
* {{cite book|title=Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram|last=Moedjianto|first=G.|publisher=Kanisius|url=https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=518699|year=1987|isbn=9780230546868|location=Yogyakarta|ref={{sfnref|Moedjianto|1987}}|url-status=live}}
Dalam pertempuran itu Ki Matahun, patih Jipang tewas pula, sedangkan [[Arya Mataram]] berhasil meloloskan diri.
* Manuskrip Jipang
 
Kitab Kapunggawan
== Dampak budaya ==
* Pra. Barik Barliyan, SH: Yayasan Keraton Djipang.
Tapi bagi masyarakat sekitar Cepu entah itu yang berada di Kabupaten Blora maupun Kabupaten Bojonegoro berpendapat lain. Untaian bunga melati pada keris pengantin pria Jawa diibaratkan sebagai lambang kegagahan Arya Penangsang. Meskipun telah terburai isi perutnya, namun Arya Penangsang tetap masih mampu tegap berdiri hingga titik darah penghabisan.
Pemegang Hak Cipta Kompilasi Data Sejarah Keraton Djipang yang dikeluarkan oleh Dirjen HAKI Kementerian Hukum dan HAM RI.
Dari perlambang itu, diharapkan sang pengantin laki-laki kelak bisa menjaga kemakmuran, kebahagiaan, keutuhan dan kehormatan rumah tangga meski dalam keadaan kritis seperti apa pun. Seperti halnya Arya Penangsang yang tetap memegang prinsip hingga ajal tiba.
 
== Lihat pula ==
* [[Ki Juru Martani]] - Pencetus strategi untuk membunuh Arya Penangsang
 
== Pustaka ==
{{reflist}}
 
== Pustaka ==
* ''Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647''. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi
* H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. ''Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama di Jawa''. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
* Hayati dkk. 2000. ''Peranan Ratu Kalinyamat di jepara pada Abad XVI''. Jakarta: Proyek Peningkatan Kesadaran Sejarah Nasional Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional
* M.C. Ricklefs. 1991. ''Sejarah Indonesia Modern'' (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
* Moedjianto. 1987. ''Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram''. Yogyakarta: Kanisius
 
[[Kategori:Kerajaan Demak]]