Daftar Sultan Banten: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Makescience (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(45 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 5:
| coatofarmssize = 110px
| coatofarmscaption = '''Lambang Kerajaan Banten'''
| image =Syarif Muhammad ash-Shafiuddin of Banten.png
| caption = Syarif Muhammad ash-Shafiuddin, sultan Banten sekarang (sejak [[11 Desember]] [[2016]])
| first_monarch = [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Sultan Maulana Hasanuddin]]
| last_monarch = [[Maulana Muhammad Shafiuddin dari Banten|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]]
| style = [[Sultan]]
| residence = [[Istana Surosowan|Keraton Surasowan]] (dulu)
Baris 14:
| began = 1552
| ended = 1813
| pretender =
| pretender = [[Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja|Sultan Syarif Muhammad ash-Shafiuddin]]
}}
'''Sultan Banten''' adalah penguasa [[Kesultanan Banten]] di [[provinsi]] [[Banten]], [[Indonesia]], yang pernah berjaya di ujung barat [[Pulau Jawa]].<ref name=":2">{{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=iCVf2eblDAMC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_atb#v=onepage&q&f=false|title=Perang, Dagang, Persahabatan: Surat-surat Sultan Banten|last=Pudjiastuti|first=Titik|date=2007|publisher=Yayasan Obor Indonesia|year=|isbn=978-979-461-650-5|location=Jakarta|page=|pages=|author-link=}}</ref>
[[Berkas:Maulana Hasanuddin of Banten.jpg|jmpl|Lukisan [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Maulana Hasanuddin]], raja pertama [[Kesultanan Banten]]]]
 
== KesultananSultan Banten Kiniterakhir ==
Pada saat terjadi peralihan kekuasaan di Nusantara dari [[Belanda]] kepada [[Inggris]] tahun [[1813]], [[Thomas Stamford Raffles]] dari pemerintahan Inggris membagi wilayah Banten menjadi 4 Kabupaten, yakni Banten Lor (Banten Utara, yang kelak menjadi [[Kabupaten Serang]]), Banten Kulon (Banten Barat, kelak menjadi [[Kabupaten Caringin]] yang pada tahun 1907 masuk kedalam [[Kabupaten Pandeglang]]), Banten Tengah (Kelak menjadi [[Kabupaten Pandeglang]]) dan Banten Kidul (Banten Selatan, yang kelak menjadi [[Kabupaten Lebak]]).<ref name=":1" /> Pada tahun yang sama, [[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]] dilucuti dan dipaksa turun takhta oleh [[Thomas Stamford Raffles]]<ref name=":3">{{cite book|last=Anshoriy Ch|first=M. Nasruddin|date=2008|year=|url=https://books.google.co.id/books?id=4jP4dAmRzbUC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_atb#v=onepage&q&f=false|title=Bangsa Gagal: Mencari Identitas Kebangsaan|location=Yogyakarta|publisher=LKiS|isbn=9789791283656|page=67|pages=|author-link=}}</ref> yang kemudian berakhir dengan dihapuskannya status [[Kesultanan Banten]] oleh pemerintah kolonial [[Inggris]].<ref>{{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=SawyrExg75cC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_atb#v=onepage&q&f=false|title=Historical Dictionary of Indonesia|last=R.B.|first=Cribb|last2=Kahin|first2=Audrey|date=2004|publisher=Scarecrow Press|year=|isbn=0-8108-4935-6|edition=2nd|location=Lanham, Maryland|page=|pages=|language=en|author-link=:en:Robert Cribb}}</ref> Setelah status kesultanan dihapuskan, kemudian diangkatlah Rafiuddin sebagai Sultan Bupati atau Sultan Tituler di wilayah Banten,<ref name=":12">{{Cite web|url=http://bantenologi.org/index.php/artikel/70-siapakah-sultan-banten-terakhir|title=Siapakah Sultan Banten Terakhir?|last=|first=|date=2009-10-11|website=bantenologi.org|publisher=|language=id|access-date=2017-06-14|archive-date=2017-06-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20170627185903/http://www.bantenologi.org/index.php/artikel/70-siapakah-sultan-banten-terakhir|dead-url=yes}}</ref> atau di sebagian penulisan sejarah, Rafiuddin diangkat menjadi Bupati di wilayah Banten Hilir (Wilayah [[Kabupaten Pandeglang]]), sedangkan [[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]] kemudian diangkat menjadi Bupati Banten Hulu (wilayah [[Kabupaten Serang]]).<ref name=":1">{{Cite news|url=http://www.kesultananbanten.id/sejarah-kesultanan-banten-dari-masa-ke-masa/|title=Sejarah Kesultanan Banten dari Masa ke Masa|last=Azmatkhan|first=Tubagus Nurfadhil|date=2016-12-06|work=|newspaper=Website Resmi Kesultanan Banten|language=en-US|access-date=2017-04-14|via=}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
{{main|Kesultanan Banten}}
Setelah [[Kesultanan Banten]] dianeksasi dan dihapuskan status kesultanannya oleh [[Hindia Belanda]] pada tahun 1813, pada tahun 2016 [[Kesultanan Banten]] kembali dihidupkan dengan diangkatnya [[Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja|Sultan Syarif Muhammad ash-Shafiuddin]] sebagai Sultan Banten ke-18<ref>{{Citation|last=Kabar5 Com|title=Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja Dinobatkan Menjadi Sultan Banten ke-18|date=2016-12-14|url=https://m.youtube.com/watch?v=v3UQbdGHCPo|accessdate=2017-04-14}}</ref> dengan dasar Ketetapan Pengadilan Agama Serang nomor 0316/PDT.P/2016/PA.SRG tanggal [[22 September]] [[2016]] tentang Penetapan Ahli Waris.<ref>{{Cite news|url=http://bantenheadline.com/saya-sultan-banten-ke-18-yang-sah-kata-ratu-bagus-hendra-bambang-wisanggeni-soerjaatmadja/|title=“Saya Sultan Banten ke-18 Yang Sah”, Kata Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja|date=2017-01-11|newspaper=Banten Headline|language=id-ID|access-date=2017-04-14}}</ref>
 
Rafiuddin (yang bernama asli Joyo Miharjo<ref name=":12" />) bukan merupakan warga Banten, ia adalah seorang dari [[Rembang]] yang kemudian diberi kedudukan di wilayah Banten oleh pemerintah kolonial. Hubungan darah antara keduanya terbentuk karena Rafiuddin menikah dengan adik Ratu Asyiah (Ibunda [[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]]). Dengan begitu, gelar resmi Sultan Banten terakhir dari trah Kesultanan Banten yang semestinya adalah pada [[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]] (yang berkuasa dari tahun [[1809]] - [[1813]]), bukan pada nama Rafiuddin dari Rembang ([[1813]] - [[1820]]) yang sekadar sebagai Sultan Bupati atau Sultan Tituler dan bukan dari keturunan para Sultan Banten, karena setelah dinobatkannya [[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]] sebagai Sultan Banten pada tahun [[1809]], tidak ada lagi penobatan gelar Sultan di wilayah Banten kecuali dinobatkannya [[KH.Tb.A. Syadzili wasee]] sebagai Ketua Kenadziran Banten Lama[[2020]].<ref name=":1" />
== Sultan Banten Terakhir ==
Pada saat terjadi peralihan kekuasaan di Nusantara dari [[Belanda]] kepada [[Inggris]], [[Thomas Stamford Raffles]] dari pemerintahan Inggris membagi wilayah Banten menjadi 4 Kabupaten, yakni Banten Lor (Banten Utara, yang kelak menjadi [[Kabupaten Serang]]), Banten Kidul (Banten Selatan, kelak menjadi [[Kabupaten Caringin]] yang pada tahun 1907 masuk kedalam [[Kabupaten Pandeglang]]), Banten Tengah (Kelak menjadi [[Kabupaten Pandeglang]]) dan Banten Kulon (Banten Barat, yang kelak menjadi [[Kabupaten Lebak]]). Pada tahun yang sama pula yakni [[1813]], [[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]] dilucuti dan dipaksa turun takhta oleh [[Thomas Stamford Raffles]] yang kemudian berakhir dengan dihapuskannya status kesultanan pada Banten oleh pemerintah kolonial [[Inggris]]<ref>R. B. Cribb, A. Kahin, (2004), ''Historical dictionary of Indonesia'', Scarecrow Press, ISBN 0-8108-4935-6.</ref>. Setelah status kesultanan dihapuskan, kemudian diangkatlah Maulana Rafiuddin sebagai Sultan Bupati atau Sultan Tituler di wilayah Banten<ref>{{Cite web|url=http://www.kompasiana.com/eddie_dipo/sultan-banten-terakhir-shafiuddin-atau-rafiuddin_5500cdfaa333110d1750fef5|title=Sultan Banten Terakhir, Shafiuddin atau Rafiuddin|website=www.kompasiana.com|language=en|access-date=2017-04-14}}</ref>, atau di sebagian penulisan sejarah, Rafiuddin diangkat menjadi Bupati di wilayah Banten Hilir (Wilayah [[Kabupaten Pandeglang]]), sedangkan [[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]] kemudian diangkat menjadi Bupati Banten Hulu (wilayah [[Kabupaten Serang]])<ref name=":1">{{Cite news|url=http://www.kesultananbanten.id/sample-page/|title=SEJARAH KESULTANAN BANTEN DARI MASA KE MASA|date=2016-12-06|newspaper=Website Resmi Kesultanan Banten|language=en-US|access-date=2017-04-14}}</ref>. Maulana Rafiuddin (yang bernama asli Joyo Miharjo) bukan merupakan warga Banten, ia adalah seorang dari [[Rembang]] yang kemudian diberi kedudukan di wilayah Banten. Hubungan darah antara keduanya terbentuk karena Rafiuddin menikah dengan adik Ratu Asyiah (Ibunda [[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]]). Sehingga gelar Sultan terakhir Banten yang resmi dari trah Kesultanan Banten yang semestinya adalah pada [[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]] (yang berkuasa dari tahun [[1809]] - [[1813]]), bukan pada nama Rafiuddin dari Rembang ([[1813]] - [[1820]]) yang sekadar sebagai Sultan Bupati atau Sultan Tituler dan bukan dari keturunan para Sultan Banten, karena setelah dinobatkannya [[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]] sebagai Sultan Banten pada tahun [[1809]], tidak ada lagi penobatan gelar Sultan di wilayah Banten kecuali dinobatkannya [[Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja]] sebagai Sultan Banten ke-18 pata tahun [[2016]].
 
== Daftar Sultan-sultan Banten ==
Berikut adalah daftar sultan Banten:<ref name=":2" /><ref name=":1" /><ref>{{Citecite newsbook|url=httphttps://ranjibooks.sarkubgoogle.com/silsilah-sultan-sultan-banten-dan-keturunannyaco.id/books?id=yqCHCgAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_atb#v=onepage&q&f=false|title=SilsilahRagam SultanPusaka SultanBudaya Banten dan Keturunannya {{!}} Ranji Sarkub|datelast=2015-06-18Hatmadji|newspaperfirst=Ranji SarkubTri|languagedate=id-ID2005|access-datepublisher=2017-04-14}}</ref><ref>Drs. H. Tri Hatmadji, (2005), ''Ragam Pusaka Budaya Banten'', Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang, ISBN |year=|isbn=979-99324-0-8.|location=Serang|page=81|pages=|author-link=}}</ref>:
 
=== Kesultanan Banten sebagai Negara Berdaulat ===
Baris 37 ⟶ 36:
! width="240px" |Keterangan
|-
|1
|[[Sunan Gunung Jati|Sultan Syarif Hidayatullah]]
|Sunan Gunung Jati
|Sultan ke-2 [[Kesultanan Cirebon]]
|-
|1
|[[1552]] - [[1570]]
|[[Maulana Hasanuddin dari Banten|Sultan Maulana Hasanuddin]]
|Pangeran Sabakinking
|[[8 Oktober]] [[1526]] [[Masehi|M]] (1 [[Muharam]] 933 [[Hijriyah|H]]) - [[1552]] [[Masehi|M]],<ref>{{cite book|url=https://books.google.co.id/books/about/Banten_dalam_pergumulan_sejarah.html?id=WtBwAAAAMAAJ&redir_esc=y|title=Banten dalam Pergumulan Sejarah: Sultan, Ulama, Jawara|last=Lubis|first=Nina Herlina|date=2004|publisher=LP3ES|year=|isbn=9793330120|location=Jakarta|page=|pages=|author-link=}}</ref> status [[Kesultanan Banten]] sebagai [[kadipaten]] di bawah [[Kesultanan Cirebon]]<ref>{{cite book|url=https://books.google.co.id/books/about/Sunan_Gunung_Jati_antara_fiksi_dan_fakta.html?id=GdfXAAAAMAAJ&redir_esc=y|title=Sunan Gunung Jati Antara Fiksi dan Fakta: Pembumian Islam dengan Pendekatan Struktural dan Kultural|last=Wildan|first=Dadan|date=2003|publisher=Humaniora|year=|isbn=9799231663|location=Bandung|page=|pages=|author-link=}}</ref>
|[[8 Oktober]] [[1526]] [[Masehi|M]] (1 [[Muharam]] 933 [[Hijriyah|H]]) - [[1552]] [[Masehi|M]], sebagai kadipaten di bawah [[Kesultanan Cirebon]]
|-
|2
|[[1570]]  -  [[1585]]
|[[Maulana Yusuf dari Banten|Sultan Maulana Yusuf]]
|Pangeran Pasareyan
|
|-
|3
|[[1585]]  -  [[1596]]
|[[Maulana Muhammad dari Banten|Sultan Maulana Muhammad]]
|
* Pangeran Sedangrana
Baris 64 ⟶ 57:
|-
|4
|[[1596]]  -  [[1647]]
|[[Abdul Mafakhir dari Banten|Sultan Abdul Mafakhir Mahmud AbdulkadirAbdulqadir]]
|
* Pangeran Ratu
Baris 72 ⟶ 65:
|-
|5
|[[1647]]  -  [[1651]]
|[[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten|Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad]]
|
Baris 81 ⟶ 74:
|6
|[[1651]] - [[1683]]
|[[Ageng Tirtayasa dari Banten|Sultan Ageng Tirtayasa]]
|[[Ageng Tirtayasa dari Banten|Sultan Ageng Tirtayasa<ref>Sejak masa pemerintahan [[Ageng Tirtayasa dari Banten|Sultan Ageng Tirtayasa]], gelar-gelar kebangsawanan Banten ditertibkan: Sultan untuk raja, Pangeran Ratu untuk putra mahkota atau pewaris takhta pertama, Pangeran Adipati untuk pewaris takhta kedua atau adik Pangeeran Ratu (Djajadiningrat, 1983: 209-10)</ref>]]<span class="mw-reflink-text"><nowiki>[9]</nowiki></span>
|
* Abu al-Fath Abdul FattahAbdulfattah
* Pangeran Dipati
* Pangeran Surya
|(Catatan) <sup>1</sup>
|
|-
|7
|[[1683]]  -  [[1687]]
|[[AbuHaji Nashardari Abdul QaharBanten|Sultan Abu Nashar Abdul QaharAbdulqahar]]
|
* Sultan Haji
* Pangeran Dakar
|(Catatan) <sup>12</sup>
|-
|8
|[[1687]]  -  [[1690]]
|[[Sultan Abu al-Fadhl Muhammad Yahya]]
|Pangeran Ratu
|
|
|-
|9
|[[1690]]  -  [[1733]]
|[[Sultan Abu al-Mahasin Muhammad ZainulabidinZainul Abidin]]
|
* Pangeran Adipadi
Baris 111 ⟶ 104:
|-
|10
|[[1733]]  -  [[1750]]
|[[Sultan Abdullah Muhammad Syifa ZainularifinZainul Arifin]]
|Pangeran Abdullah
|
|
|-
|
|[[1750]]  -  [[1752]]
|Sultan Syarifuddin Ratu Wakil<sup>23</sup>
|Pangeran Syarifuddin
|dalam pengaruh  Ratu Syarifah Fatima<ref name=":1" /><ref>{{Cite web|url=httphttps://timikasatuditulis.comid/2014/11/13/ingin-kuasai-banten-ratu-syarifah-fatimah-malah-dibuang-ke-pulau-edam/|title=Ingin Kuasai Banten, Ratu Syarifah Fatimah Malah Dibuang ke Pulau Edam|last=redaksiArsadam|website=TimikaDitulis Satu|access-date=2017-04-14}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://sportourism.id/heritage/jejak-kyai-tapa-awal-konflik-internal-banten-penyusupan-agen-wanita-voc-ke-jantung-keraton|title=Jejak Kyai Tapa: Awal Konflik Internal Banten: Penyusupan Agen Wanita VOC ke Jantung Keraton|website=Sportourism.id|language=idID|access-date=20172022-0410-1410}}</ref>
|-
|11
|[[1752]]  -  [[1753]]
|Sultan Abu al-Ma'ali Muhammad Wasi Zainulalimin
|Pangeran Arya Adisantika
|
|-
|12
|[[1753]]  -  [[1773]]
|Sultan Abu al-Nasr Muhammad Arif Zainulasyiqin
|Pangeran Gusti
|
|
|-
|13
|[[1773]]  -  [[1799]]
|[[Aliyuddin I dari Banten|Sultan Aliyuddin I]]
|Abu al-Mafakhir Muhammad Aliyuddin
Baris 141 ⟶ 134:
|-
|14
|[[1799]]  -  [[1801]]
|[[Muhammad Muhyiddin Zainussalihin dari Banten|Sultan Muhammad Muhyiddin Zainussalihin]]
|
|
|-
|15
|[[1801]]  -  [[1802]]
|[[AbulIshaq NasharZainulmuttaqin Muhammad Ishaqdari ZainulmutaqinBanten|Sultan Muhammad Ishaq Zainulmuttaqin]]
|
|
Baris 154 ⟶ 147:
|
|[[1802]] - [[1803]]
|Caretaker  Sultan Wakil Pangeran Natawijaya
|
|Untuk sementara administrasi  [[Kesultanan Banten]]  dipegang oleh seorang  ''Caretaker'' Sultan Wakil Pangeran Natawijaya
|-
|16
|[[1803]]  -  [[1808]]
|[[Aliyuddin II dari Banten|Sultan Aliyuddin II]]
|Abu al-Mafakhir Muhammad Aqiluddin
Baris 165 ⟶ 158:
|-
|
|[[1808]]  -  [[1809]]
|[[Sultan Wakil Pangeran Suramenggala|Caretaker  Sultan Wakil Pangeran Suramenggala]]
|
|Untuk sementara administrasi  [[Kesultanan Banten]]  dipegang oleh seorang  ''Caretaker'' Sultan Wakil Pangeran Suramenggala
|-
|17
|[[1809]]  -  [[1813]]
|[[Maulana Muhammad bin MuhammadShafiuddin Muhyiddindari ZainussalihinBanten|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]]
|Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin
|
|-
| colspan="5" |Catatan:
<sup>1.</sup> <small>Sejak masa pemerintahan [[Ageng Tirtayasa dari Banten|Sultan Ageng Tirtayasa]], gelar-gelar kebangsawanan Banten ditertibkan: Sultan untuk raja, Pangeran Ratu untuk putra mahkota atau pewaris takhta pertama, Pangeran Adipati untuk pewaris takhta kedua atau adik Pangeran Ratu. Gelar Pangeran Ratu berkembang menjadi Tubagus sementara Pangeran Adipati berkembang menjadi Adipati MAS. Keturunan Tubagus menyebar di daerah Banten / Jawa Barat sementara keturunan Adipati MAS menyebar di Surabaya / Jawa Timur. Di Pemakaman Boto Putih pembagian ini menjadi dasar pembagian kawasan Kasepuhan dan Kanoman.<ref>{{cite book|url=http://perpustakaan.dpr.go.id/catalog/index.php?p=show_detail&id=23685|title=Tinjauan Kritis tentang Sajarah Banten|last=Djajadiningrat|first=Hoesein|date=1983|publisher=Djambatan|year=|isbn=|location=Jakarta|page=209 - 10|pages=|author-link=Hussein Jayadiningrat}}</ref></small>.
<sup>1.</sup> <small>Penobatan ini disertai beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut kemudian dituangkan dalam sebuah perjanjian yang ditandatangani pada 17 April 1684 yang meminimalkan kedaulatan Banten karena dengan perjanjian itu segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan dalam dan luar negeri harus atas persetujuan VOC.</small>
 
<sup>12.</sup> <small>Penobatan ini disertai beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut kemudian dituangkan dalam sebuah perjanjian yang ditandatangani pada 17 April 1684 yangdan meminimalkan kedaulatan Banten karena dengan perjanjian itu segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan dalam dan luar negeri harus atas persetujuan VOC<ref>{{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=Muoj7z9IOI8C&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_atb#v=onepage&q&f=false|title=Arkeologi Islam Nusantara|last=Tjandrasasmita|first=Uka|date=2009|publisher=[[Kepustakaan Populer Gramedia]]|year=|isbn=9789799102126|location=Jakarta|page=128|pages=|author-link=}}</ref>.</small>
<sup>2.</sup> <small>Ketika Sultan Abdullah Muhammad Syifa Zainularifin dibuang ke Ambon, istrinya Ratu Syarifah Fatima berhasil membujuk Belanda (Baron van Inhoff) untuk menobatkan putranya dari suami terdahulu sebagai Sultan Banten. Pangeran Syarifuddin naik takhta dengan gelar Sultan Syarifuddin Ratu Wakil, tetapi pada kenyataannya yang berkuasa adalah Ratu Syarifah Fatima<ref>{{Cite news|url=http://www.republika.co.id/berita/event/jalan-bareng-abah-alwi/12/07/08/m6ts51-ratu-yang-dibenci-rakyat-banten|title=Ratu yang Dibenci Rakyat Banten {{!}} Republika Online|newspaper=Republika Online|access-date=2017-04-14}}</ref>. Hal tersebut yang menyebabkan tidak diakuinya Sultan Abdullah Muhammad Syifa Zainularifin maupun Ratu Syarifah Fatima sebagai Sultan Banten ke-11.</small>
 
<sup>3.</sup> <small>Ketika Sultan Abdullah Muhammad Syifa Zainularifin dibuang ke [[Ambon]], istrinya yang bernama Ratu Syarifah Fatima berhasil membujuk [[Gustaaf Willem baron van Imhoff]] selaku [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] untuk menobatkan putranya dari suami terdahulu sebagai Sultan Banten.<ref>{{Cite web|url=https://sportourism.id/heritage/jejak-kyai-tapa-awal-konflik-internal-banten-penyusupan-agen-wanita-voc-ke-jantung-keraton|title=Jejak Kyai Tapa: Awal Konflik Internal Banten: Penyusupan Agen Wanita VOC ke Jantung Keraton|website=Sportourism.id|language=id|access-date=2017-04-14|archive-date=2017-05-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20170504204759/https://sportourism.id/heritage/jejak-kyai-tapa-awal-konflik-internal-banten-penyusupan-agen-wanita-voc-ke-jantung-keraton|dead-url=yes}}</ref> Pangeran Syarifuddin naik takhta dengan gelar Sultan Syarifuddin Ratu Wakil, tetapi pada kenyataannya yang berkuasa adalah Ratu Syarifah Fatima.<ref name=":2" /> Hal tersebut yang menyebabkan tidak diakuinya Sultan Syarifuddin Ratu Wakil maupun Ratu Syarifah Fatima sebagai Sultan Banten ke-11.<ref>{{Cite news|url=http://www.republika.co.id/berita/event/jalan-bareng-abah-alwi/12/07/08/m6ts51-ratu-yang-dibenci-rakyat-banten|title=Ratu yang Dibenci Rakyat Banten {{!}} Republika Online|last=Purwadi|first=Didi|date=2012-01-08|work=|newspaper=Republika Online|access-date=2017-04-14|via=}}</ref></small>
|}
 
=== Pewaris Kesultanan setelah dihapuskan Belanda ===
Setelah dihapuskan oleh Pemerintah Kolonial Belanda maka Kesultanan Banten berubah menjadi lembaga kenadziran yang fungsinya adalah mengelola segala peninggalan Kesultanan Banten termasuk makam, masjid hingga bekas keraton. Karena sudah berubah fungsi maka para pewaris Kesultanan Banten hanya bertugas untuk memupuk tali silaturahmi antar keluarga kesultanan.
{| class="wikitable" border="1" width="90%"
! width="20px" |No.
!Masa
!Nama Lain
! width="240px" |Keterangan
|-
|1
|[[1832]] - [[1888]]
|Pangeran Surya Kumala (Pangeran Suryo Kumolo)
|(Catatan) <sup>1</sup>
|-
|2
|[[1888]] - [[19461916]]
|Pangeran Timoer Soerjaatmadja
|(Catatan) <sup>1 & 2</sup>
|-
|3
|[[19461916]] - [[1986]]
|Ratu Bagus Aryo Marjono Soerjaatmadja
|(Catatan) <sup>3</sup>
|-
|4
|[[1968]] - [[1956]]
|
|Ratu Bagus Abdul MugniMughni Soerjaatmadja
|(Catatan) <sup>4</sup>
|
|-
| colspan="4" |Catatan:<ref name=":1" />
<sup>1.</sup> <small>[[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]] yang dibuang ke [[Surabaya]] merasa kecewa terhadap perlakuan pihak penjajah sehingga melarang keturunannya untuk menikah dengan kalangan Eropa, hal ini dilanggar oleh Pangeran Surya Kumala, sehingga hak pewarisan tahta Kesultanan Banten dialihkan kepada Pangeran Timur Soerjaatmadja.</small>
 
=== SultanKenadziran Banten TerakhirLama ===
<sup>2.</sup> <small>Pada masa Kevakuman [[Kesultanan Banten]], rakyat Banten di bawah pimpinan para Ulama secara seporadis kerap melakukan perlawanan kepada pemerintah [[Hindia Belanda]]. Banyak perjuangan yang menyuarakan spirit kesultanan Banten dan keislaman, yang paling menonjol adalah peristiwa Geger Cilegon tahun 1888.</small>
 
<sup>3.</sup> <small>Pada masa awal kemerdekaan RI sekitar tahun 1946 - 1948, di [[Yogyakarta]] terjadi pertemuan antara pewaris takhta Kesultanan Banten: Ratu Bagus Aryo Marjojo Soerjaatmadja, [[Soekarno]], Sultan [[Hamengkubuwono IV]], dan K.H. [[Tubagus Achmad Chotib al-Bantani]] (Residen Banten). Pada pertemuan Soekarno mempersilakan pewaris takhta [[Kesultanan Banten]] untuk memimpin wilayah Banten kembali, namun pewaris takhta dikarenakan tanggung jawabnya sebagi Direktur BRI (kini setingkat [[Gubernur Bank Indonesia]]) menitipkan kepemimpinan Banten termasuk penjagaan dan pengurusan aset keluarga besar Kesultanan Banten kepada K.H. [[Tubagus Achmad Chotib al-Bantani]] selaku Residen Banten sampai saat bilamana anak atau cucu Marjono kembali ke Banten.</small>
|}
 
=== Sultan Banten di Bawah Provinsi Banten ===
{| class="wikitable" border="1" width="90%"
! width="20px" |No.
Baris 226 ⟶ 217:
|-
|18
|[[20162020]]  - Sekarang
|[[KH. Tb. A. Syadzili Wasee]]
|[[Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja|Sultan Syarif Muhammad ash-Shafiuddin]]
|RatuKH. BagusTb. Hendra BambangA. WisanggeniSyadzili SoerjaatmadjaWasee<ref>{{citewebCite web|url=http://bantenraya.com/metropolis/9817-pewaris-kesultanan-banten-terima-mandat|title=Pewaris Kesultanan Banten Terima Mandat|last=hauna|website=bantenraya.com|language=in-id|access-date=2017-06-15|archive-date=2017-08-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20170826193149/http://bantenraya.com/metropolis/9817-pewaris-kesultanan-banten-terima-mandat|dead-url=yes}}</ref>
|Di bawah pemerintah [[Provinsi]] [[Banten]], [[Indonesia]]
|}
 
 
== Referensi ==
 
{{reflist}}
 
=== PranalaCatatan LuarKaki ===
{{reflist|30em}}
 
=== Bibliografi ===
* {{cite }}
 
== Pranala luar ==
 
* {{URL|http://kesultananbanten.id|Website resmi}} [[Kesultanan Banten]]
Baris 242 ⟶ 239:
== Lihat pula ==
* [[Kesultanan Banten]]
 
{{main|KesultananSultan Banten}}
 
|}
 
[[Kategori:Sultan Banten| ]]