Tirtayasa dari Banten: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Mengembalikan suntingan oleh Daeng Hanif (bicara) ke revisi terakhir oleh Mamat Rochmatullah
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(123 revisi perantara oleh 70 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Officeholderroyalty|monarch
| name = '''Tirtayasa'''<br>(Sultan Maulana Syarif Abu al-Fath 'Abdul-Fattah)
|honorific-prefix =
|name succession = [[Daftar Sultan = Banten|Sultan AgengBanten]] Tirtayasake-6
| image = Lukisan Sultan Ageng Tirtayasa oleh Kang Alam.jpg
|honorific-suffix = Abu al-Fath Abdul Fattah
|image reign = Sultan Ageng Tirtayasa.jpg1651–1683
| predecessor = [[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten]]
|imagesize =
| successor = [[Haji dari Banten]]
|smallimage =
|caption spouse = =
| issue = [[Haji dari Banten]]<br>[[Pangeran Purbaya]]<br>[[Ageng Tirtayasa dari Banten#Keluarga|dan lainnya]]
|order = 6
| house = Hasan al-Bantani
|office = [[Daftar Sultan Banten|Sultan Banten]]
|term_start father = [[1651Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten]]
|term_end mother = [[1683]]
| birth_date = 1631
|vicepresident =
| birth_place = {{flagicon|Kesultanan Banten}} [[Kesultanan Banten]]
|viceprimeminister =
| death_date = 1692
|deputy =
| death_place = {{flagicon|Belanda}} [[Batavia]], [[Hindia Belanda]]
|lieutenant =
| date of burial =
|monarch =
| place of burial = Pemakaman Kenari, [[Kota Kuno Banten]], [[Kota Serang]]
|president =
| religion = [[Sunni Islam]]
|primeminister =
| occupation =
|taoiseach =
| caption = [[Lukisan]] '''Sultan Ageng Tirtayasa''' Karya [[Kang Alam]]
|chancellor =
|governor =
|governor-general =
|governor_general =
|succeeding =
|predecessor = [[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten|Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad]]
|successor = [[Haji dari Banten|Sultan Haji]]
|constituency =
|majority =
|order2 =
|office2 =
|term_start2 =
|term_end2 =
|vicepresident2 =
|viceprimeminister2 =
|deputy2 =
|lieutenant2 =
|monarch2 =
|president2 =
|primeminister2 =
|governor2 =
|succeeding2 =
|predecessor2 =
|successor2 =
|constituency2 =
|majority2 =
|birth_date = [[1631]]
|birth_place = [[Berkas:Flag of the Sultanate of Banten.svg|20px]] [[Kesultanan Banten]]
|death_date = {{Death year and age|1692|1631|}}
|death_place = {{flagicon|Belanda}} [[Batavia]], [[Hindia Belanda]]
|restingplace = Komplek Pemakaman Raja-raja Banten, [[Banten Lama]]
|restingplacecoordinates =
|birthname = Pangeran Surya
|nationality = [[Berkas:Flag of the Sultanate of Banten.svg|20px]] [[Kesultanan Banten|Banten]]
|party =
|otherparty =
|spouse =
|partner =
|relations =
[[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten|Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad]] (Ayah)<br>Ratu Martakusuma (Ibu)
|children = [[Haji dari Banten|Sultan Haji]] (Abu Nashar Abdulqahar)<br>[[Pangeran Purbaya]]<br>Dan [[Ageng Tirtayasa dari Banten#Keluarga|16 Putera Lainnya]]
|parents =
|residence =
|alma_mater =
|occupation =
|profession =
|religion = [[Islam]] [[Sunni]]
|signature =
|website =
|facebook =
|facebookpage =
|twitter =
}}
'''SultanSulthan AgengMaulana Syarif Tirtayasa'Abdul-Fattah al-Mafaqih''' atau '''PangeranSultan SuryaAgeng Tirtayasa''' (Lahirlahir di [[Kesultanan Banten]], [[1631]] – meninggal di [[Batavia]], [[Hindia Belanda]], [[16951692]] pada umur 60 - 6160–61 tahun)<ref>{{Cite news|url=https://www.britannica.com/biography/Abulfatah-Agung|title=Abulfatah Agung {{!}} sultan of Bantam|newspaper=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2017-04-15}}</ref><ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2023-08-17|title=Profil Sultan Ageng Tirtayasa, Pangeran Surya Pembawa Kesuksesan Kesultanan Banten|url=https://www.liputan6.com/regional/read/5372519/profil-sultan-ageng-tirtayasa-pangeran-surya-pembawa-kesuksesan-kesultanan-banten|website=liputan6.com|language=id|access-date=2023-10-29}}</ref> adalah [[Daftar Sultan Banten|Sultansultan Banten]] ke-6. Ia naik takhta pada usia 20 tahun menggantikan kakeknya, [[Abdul Mafakhir dari Banten|Sultan Abdul Mafakhir]] yang wafat pada tanggal [[10 Maret]] [[1651]], setelah sebelumnya ia diangkat menjadi ''Sultan Muda'' dengan gelar '''[[Pangeran AdipatAdipati]]'''i atau '''[[Pangeran Dipati]],''' menggantikan ayahnya<ref>Pada tahun 1636 [[Syarif Mekah]] dengan otorisasi [[Kesultanan Utsmaniyah]] memberikan pengesahan [[gelar]] [[Sultan]] kepada [[Abdul Mafakhir]] beserta sang [[putra mahkota]], [[Abu al-Ma'ali Ahmad]], penggelaran tersebut secara [[administratif]] membagi pembagian tugas sang putra Mahkota sebagai Sultan Wakil ([[Sultan Muda]]) yang membantu mengurus urusan dalam negeri Banten. Dan Sedangkan Sultan Penuh lebih mengurus urusan luar negeri Banten.</ref> yang wafat lebih dulu pada tahun [[1650]].<ref>{{Cite news|url=http://www.kesultananbanten.id/sample-page/|title=SEJARAH KESULTANAN BANTEN DARI MASA KE MASA|date=2016-12-06|newspaper=Website Resmi Kesultanan Banten|language=en-US|access-date=2017-04-15|archive-date=2017-02-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20170208040038/http://www.kesultananbanten.id/sample-page/|dead-url=yes}}</ref> Pada tahun 2017 sutradara [[Darwin Mahesa]] mengangkat film [[Tirtayasa The Sultan of Banten]] bergenre dokudrama yang diproduksi oleh [[Kremov Pictures]].<ref>{{Cite web|last=Arbi|first=Aas|date=2017-08-13|title=Garap Tirtayasa-The Sultan of Banten, Kremov Pictures Gandeng Aktor Nasional|url=https://www.radarbanten.co.id/garap-tirtayasa-the-sultan-of-banten-kremov-pictures-gandeng-aktor-nasional/|website=radarbanten.co.id|language=id-ID|access-date=2021-02-01}}</ref>
 
== Biografi ==
Sultan Ageng Tirtayasa adalah putra dari [[Abu al-Ma'ali''''Sulthan AhmadAbul dari Banten|Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad]]Zakaria''''' (Sultan Banten periode [[1640]]-[[1650]]) dan Ratu Martakusuma. Sejak kecil ia bergelar '''Pangeran Surya''', kemudian ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi ''Sultan Muda'' yang bergelar '''Pangeran Dipati'''. Setelah kakeknya meninggal dunia pada tanggal [[10 Maret]] [[1651]], ia diangkat sebagai [[Daftar Sultan Banten|Sultan Banten]] ke-6 dengan gelar '''SultanSulthan Abu'Abdul-Fattah al-Fath AbdulfattahMafaqih'''.
 
Nama Sultan Ageng Tirtayasa berasal ketika ia mendirikan keraton baru di dusun [[Tirtayasa, Serang|Tirtayasa]] (terletak di [[Kabupaten Serang]]).<ref>{{Cite web|url=http://untirta.ac.id/berita/232|title=SPIRIT KARAKTER DAN LEADERSHIP SULTAN AGENG TIRTAYASA|last=MAI|first=PUSDAINFO {{!}}|website=untirta.ac.id|language=en|access-date=2017-04-15}}</ref>
 
== Pemerintahan ==
Pada masa pemerintahannya, Kesultanan Banten mencapai masa kejayaanya. Ia berusaha keras melakukan modernisasi terhadap Banten dan menjadikannya sebagai pusat kegiatan Muslim di Kepulauan Indonesia. Dia mengirim putranya ke Mekah dengan perintah untuk pergi dari sana ke [[Kesultanan Turki Usmani|Turki]] dengan harapan dapat menjalin hubungan baik dengan kekuatan utama Islam. Pada saat itu juga, ia dan putranya mencoba menghimpun pengikut di kalangan para penasihat dan petualang Eropa.<ref name=":1">{{Cite book|last=H. M. Vlekke|first=Bernard|date=2022|title=Nusantara, Sejarah Indonesia|location=Jakarta|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=978-602-6208-06-4|pages=164-165|url-status=live}}</ref>
 
Prestasi terbesar dalam pemerintahannya adalah penataan perdagangan luar negeri. Seperti raja Makassar, ia menyambut baik pedagang dari Britania, Denmark, Prancis di pelabuhan-pelabuhannya. Melalui bantuan-bantuan orang Eropa ini dia mulai melengkapi kapal-kapalnya sendiri yang dibawa nahkoda asal Eropa berlayar ke Filipina, Makau, Benggala, dan Persia. Saudagar-saudagar India, Cina, dan Arab berkumpul di Banten setelah tersingkir dari Malaka dan Makassar. Barang dagangan yang dijual di pasar Batavia sebagian datang dari pelabuhan pesaing di Banten dan gengsi Sultan Tirtayasa naik begitu tinggi sehingga ia menuntut bagian dalam perdagangan pala di Ambon dan dalam perdagangan timah di Semenanjung Malaya, sebuah tuntutan yang ditolak oleh pemerintah di Batavia. Sebelumnya, bahkan bukan di zaman sebelum kedatangan Portugis, perdagangan yang begitu luas terjadi di suatu pelabuhan Indonesia seperti di Banten pada waktu di mana [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|VOC]] sedang berada di puncak kekuatannya.<ref name=":1" />
 
== Perjuangan ==
'''Sultan Ageng Tirtayasa''' berkuasa di [[Kesultanan Banten]] pada periode [[1651]] - [[1683]]. IaDia memimpin banyak perlawanan terhadap [[Belanda]]. MasaPada masa itu, [[VOC]] menerapkan [[perjanjian monopoli]] perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian Tirtayasa menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka. Saat itu, Sultan Ageng Tirtayasa ingin mewujudkan Banten sebagai [[kerajaan Islam]] terbesar. di Indonesia ([[Nusantara]]).
 
Di bidang ekonomi, Tirtayasa berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membuka sawah-sawah baru dan mengembangkan irigasi.{{Butuh rujukan}}
 
Di bidang keagamaan, Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat [[Syekh Yusuf]] sebagai [[mufti]] sekaligus penasehat kesultanan. Ia juga memberikan kepercayaan kepada Syekh Yusuf untuk mendidik anak-anaknya tentang agama. Selain itu, Sultan Ageng Tirtayasa juga menikahkan putrinya yang bernama Siti Syarifah dengan Syaikh Yusuf.<ref>{{Cite book|last=Islam|first=M. Adib Misbachul|date=2019|url=https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53469/2/5.%20Rahasia%20Segala%20Rahasia%20Syekh%20Yusuf%20Makasar.pdf|title=Rahasia Segala Rahasia: Ajaran Sufistik Syaikh Yusuf Makassar|location=Jakarta|publisher=Perpustakaan Nasional Indonesia|isbn=978-623-200-209-8|pages=11|url-status=live}}</ref>
Di bidang ekonomi, Tirtayasa berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membuka sawah-sawah baru dan mengembangkan irigasi. Di bidang keagamaan, ia mengangkat [[Syekh Yusuf]] sebagai mufti kerajaan dan penasehat sultan.
 
Ketika terjadi sengketa antara kedua putranya,dengan [[Sultanputra Hajimahkota]] dan, [[PangeranSultan PurbayaHaji]] , Belanda ikut campur dengan cara bersekutu dengan Sultan Haji untuk menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa. Saat Tirtayasa mengepung pasukan Sultan Haji di [[Sorosowan]] (Banten), Belanda membantu Sultan Haji dengan mengirim pasukan yang dipimpin oleh [[François Tack|Kapten Tack]] dan [[Isaac de l'Ostal de Saint-Martin|Saint-Martin]].
 
== Hubungan Diplomatikdiplomatik ==
Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, [[Kesultanan Banten]] aktif membina hubungan baik dan kerjasama dengan berbagai kesultanan di sekitarnya, bahkan dengan negara lain di luar [[Nusantara]]. Banten menjalin hubungan dengan [[Kesultanan Utsmaniyah|Turki]], [[Inggris]], [[Kesultanan Aceh|Aceh]], [[Kesultanan Makassar|Makassar]], [[Arab]], dan kerajaan lain.<ref name=":0">Titik Pudjiastuti, (2007), ''Perang, dagang, persahabatan: surat-surat Sultan Banten'', Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-650-8.</ref><ref name=":02">Anthony Reid, (1993), ''Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450 - 1680 jilid 2: Jaringan Perdagangan Global'', Yayasan Obor, [https://wiki-indonesia.club/wiki/Istimewa:Sumber_buku?isbn=9789794613306 ISBN 978-979-461-330-6]</ref>
 
=== Banten dan Kerajaankerajaan Nusantara lain ===
Sekitar tahun [[1677]], Banten mengadakan kerjasama dengan [[Trunojoyo]] yang sedang memberontak terhadap [[Kesultanan Mataram|Mataram]]. Tidak hanya itu, Banten juga menjalin hubungan baik dengan [[Kesultanan Makassar|Makassar]], [[Bangka]], [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] dan [[Kerajaan Inderapura|Inderapura]].<ref>{{Cite news|url=https://profil.merdeka.com/indonesia/s/sultan-ageng-titajasa/|title=Sultan Ageng Tirtayasa - Profil {{!}} merdeka.com|newspaperwork=merdeka[[Merdeka.com]]|language=enid|access-date=2017-04-15}}</ref>
 
=== Banten dan PerancisPrancis ===
Sultan Ageng Tirtayasa berhasil menjalin hubungan dagang dan kerja sama dengan pedagang-pedagang [[Eropa]] selain [[Belanda]], seperti [[Inggris]], [[Denmark]], dan [[PerancisPrancis]].
 
Pada tahun 1671, [[Raja PerancisPrancis]] [[Louis XIV dari PerancisPrancis|Louis XIV]] mengutus [[François Caron]], pimpinan Kongsi Dagang Prancis di Asia sekaligus pemimpin armada pelayaran ke [[Nusantara]]. Setelah mendarat di pelabuhan Banten, ia diterima oleh Syahbandar Kaytsu, seorang Tionghoa muslim. Pada [[16 Juli]] [[1671]], raja didampingi oleh beberapa pembesar kerajaan mendatangi kediaman orang-orang PerancisPrancis di kawasan [[Pecinan]]. [[François Caron|Caron]] meminta izin untuk membuka kantor perwakilan di Banten. Hal itu berangkat dari pengalaman Caron yang pernah bekerja pada [[VOC]] dan berambisi membuat kongsi dagang Prancis sebesar [[VOC]].<ref>{{Cite web|title=Jejak Orang Prancis di Kesultanan Banten|url=http://historia.id/persona/jejak-orang-prancis-di-kesultanan-banten|title=Jejak Orang Prancis di Kesultanan Banten|website=historia.id|language=id|access-date=2017-04-15}}</ref>. Raja kemudian menanyakan tujuan kongsi dagang mereka, ke mana tujuan kapal-kapal mereka, barang dagangan yang diinginkan, dan jumlah uang tunai yang mereka miliki. Sesudah itu pihak PerancisPrancis berusaha menjual barang muatan mereka. Barang-barang dagangan apa saja dapat dijual, kecuali candu yang dilarang keras beredar di Banten.
 
[[François Caron|Caron]] kembali mengunjungi raja dan menghadiahkan getah damar, dua meja besar (yang dibawa dari [[Surat, India]]), dua belas pucuk senapan, dua jenis mortir, beberapa granat, dan hadiah lain.
 
[[François Caron|Caron]] dan Gubernur Banten kemudian menyetujui perjanjian yang berisi sepuluh kesepakatan mengenai pemberian kemudahan dan hak-hak khusus kepada pihak Prancis, sama dengan yang diberikan kepada pihak Inggris.<ref>{{Cite web|url=http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/295-pahlawan/921-melawan-monopoli-belanda|title=Biografi Sultan Ageng Tirtayasa - Foto, Video, Riwayat Hidup - Melawan Monopoli Belanda - Pahlawan - Biografi Tokoh Indonesia|last=TokohIndonesia.com|website=www.tokohindonesia.com|language=en-gb|access-date=2017-04-15|archive-date=2017-04-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20170416045649/http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/295-pahlawan/921-melawan-monopoli-belanda|dead-url=yes}}</ref>
 
=== Banten dan Inggris ===
Hubungan baik antara [[Inggris]] dan [[Banten]] sudah terjalin sejak lama, salah satunya adalah ketika [[Abdul Mafakhir dari Banten|Sultan Abdul Mafakhir]] mengirimkan surat ucapan selamat pada tahun [[1602]] kepada [[Kerajaan Inggris]] atas dinobatkannya [[Charles I]] sebagai [[Raja Inggris]]. [[Abdul Mafakhir dari Banten|Sultan Abdul Mafakhir]] juga memberikan izin kepada Inggris untuk membuka kantor dagang. Bahkan, Banten menjadi pusat kegiatan dagang Inggris sampai akhir masa penerintahan Sultan Ageng Tirtayasa tahun [[1682]], karena saat itu terjadi perang saudara antara Sultan dengan putranya, [[Sultan Haji]]. Sultan Haji meminta bantuan [[Belanda]], sedangkan Sultan Ageng Tirtayasa diketahui meminta bantuan dari [[Kerajaan Inggris]] untuk melawan kekuatan anaknya itu. <ref>{{Cite webnews|url=http://forum.viva.co.id/indeks/threads/sejarah-islam-di-inggris-yang-terlupakan.2259581/|title=Sejarah Islam di Inggris yang Terlupakan {{!}} VivaForum|websitework=forum.viva[[VIVA.co.id]]|language=en-US|access-date=2017-04-15|archive-date=2017-04-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20170416125308/http://forum.viva.co.id/indeks/threads/sejarah-islam-di-inggris-yang-terlupakan.2259581/|dead-url=yes}}</ref> <ref>{{Cite web|url=http://www.bantenhits.com/babad-banten/2788|title=Sultan Ageng Tirtayasa "Curhat" ke Raja Inggris saat "Galau" Berperang dengan Anaknya - Situs Berita Banten|last=Hits|first=Banten Hits {{!}} Tangerang|website=www.bantenhits.com|language=id-id|access-date=2017-04-15|archive-date=2017-04-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20170416050418/http://www.bantenhits.com/babad-banten/2788|dead-url=yes}}</ref>
 
Pada 1681, [[Haji dari Banten|Sultan Haji]] mengirim surat kepada Raja [[Charles II dari Inggris|Charles II]]. Dalam suratnya, dia berminat membeli senapan sebanyak 40004.000 pucuk dan peluru sebanyak 50005.000 butir dari Inggris. Sebagai tanda persahabatan, Sultan Haji menghadiahkan permata sebanyak 1757 butir. Surat ini juga merupakan pengantar untuk dua utusan Banten bernama [[Naya Wipraya|Kiai Ngabehi Naya Wipraya]] dan [[Jaya Sedana|Kiai Ngabehi Jaya Sedana]]. Tidak lama kemudian, Sultan Ageng Tirtayasa mengirim surat kepada Raja [[Charles II dari Inggris|Charles II]] meminta bantuan berupa senjata dan mesiu untuk berperang melawan putranya yang dibantu [[VOC]].<ref>{{Cite news|url=http://merahputih.com/post/read/kilas-balik-hubungan-diplomatik-kesultanan-banten-dan-inggris|title=Kilas Balik Hubungan Diplomatik Kesultanan Banten dan Inggris|newspaper=MerahPutih|access-date=2017-04-15}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://historia.id/agama/sejarah-islam-di-inggris-yang-terlupakan/2|title=Sejarah Islam di Inggris yang Terlupakan (halaman 2)|website=historia.id|language=id|access-date=2017-04-15}}</ref>
 
== Keluarga ==
Sultan Ageng Tirtayasa memiliki 18 orang putera:<ref>{{Cite newsweb|title=Sultan Agung Tirtajasa|url=httphttps://ranjiwww.sarkubgeni.com/silsilahpeople/Sultan-pangeranAgung-jakfaruddinTirtajasa/6000000015406977662|website=geni_family_tree|language=en-tubagusUS|access-jakfaruddindate=2017-berdasarkan04-ranji15}}</ref><ref>{{Cite news|date=2016-silsilah05-kesultanan-banten/01|title=Silsilah Pangeran Jakfaruddin / Tubagus Jakfaruddin berdasarkan Ranji Silsilah Kesultanan Banten {{!}} Ranji Sarkub|dateurl=2016http://ranji.sarkub.com/silsilah-05pangeran-01jakfaruddin-tubagus-jakfaruddin-berdasarkan-ranji-silsilah-kesultanan-banten/|newspaper=Ranji Sarkub|language=id-ID|access-date=2017-04-15}}</ref><ref>{{Cite web|archive-date=2017-04-16|archive-url=https://wwwweb.geniarchive.comorg/peopleweb/20170416045921/Sultanhttp://ranji.sarkub.com/silsilah-Agungpangeran-Tirtajasa/6000000015406977662|title=Sultan Agung Tirtajasa|website=geni_family_tree|language=enjakfaruddin-US|accesstubagus-date=2017jakfaruddin-04berdasarkan-15ranji-silsilah-kesultanan-banten/|dead-url=yes}}</ref>:
# [[Sultan Haji|Sultan Abu Nashar Abdulqahar]]
# [[Pangeran Arya Purbaya]]
# Tubagus Abdul
# Tubagus Rajaputra
Baris 126 ⟶ 82:
# Tubagus Kulon
# Raden Mesir
Sejak masa pemerintahan [[Ageng Tirtayasa dari Banten|Sultan Ageng Tirtayasa]], gelar-gelar kebangsawanan Banten ditertibkan: Sultan untuk raja, Pangeran Ratu untuk putra mahkota atau pewaris takhta pertama, Pangeran Adipati untuk pewaris takhta kedua atau adik Pangeran Ratu. Gelar Pangeran Ratu berkembang menjadi Tubagus sementara Pangeran Adipati berkembang menjadi Adipati MAS. Keturunan Tubagus menyebar di daerah Banten / Jawa Barat sementara keturunan Adipati MAS menyebar di Surabaya / Jawa Timur. Di Pemakaman Boto Putih pembagian ini menjadi dasar pembagian kawasan Kasepuhan dan Kanoman.
 
== Kematian dan Penghargaanpenghargaan ==
Pada tahun [[1683]], Sultan Ageng tertangkap dan dipenjarakan di [[Batavia]]. Ia meninggal dunia dalam penjara dan dimakamkan di Komplek Pemakaman Raja-raja Banten, di sebelah utara [[Masjid Agung Banten]], [[Banten Lama]]Tirtayasa.
 
Atas jasa-jasanya pada negara, Sultan Ageng Tirtayasa diberi gelar [[pahlawan Nasional]] berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia No. 045/TK/Tahun 1970, tanggal 1 Agustus 1970.
 
Nama Sultan Ageng Tirtayasa juga kemudian diabadikan menjadi nama salah satu perguruan tinggi negeri di [[Banten]], [[Universitas Sultan Ageng Tirtayasa]].
 
== Nasab ==
 
Nasab Keturunan Sultan Ageng Tirtayasa sampai Sanadiyah Awal sebagai berikut :
* Kanjeng Nabi Muhammad SAW
* Syarifah Fatimah Az-Zahra
* Sayidina Husain
* Syech Jainal Abidin Khobir
* Syech Muhammad Al Baqir
* Syech Ja'far Shodiq
* Syech Ali Uraid
* Syech Muhammad Naqib
* Syech Isya
* Syech Ahmad Muhajir
* Syech Abdullah
* Syech Alawi
* Syech Ali Qosim
* Syech Muhammad Sohid Marbuth
* Syech Ali
* Sayyid Abdul Malik Muhajir Al Hindi
* Sayyid Abdullah Khon
* Syech Jalaludin Sa'id
* Syech Jamaludin Akbar
* Syeh Isroil Ali Alam
* Syarif Abdullah Hud Maharaj
* Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) Cirebon
* Sulthan Maulana Hasanuddin
* Sulthan Maulana Yusuf
* Sulthan Maulana Muhammad
* Sulthan Abul-Mafakir Abdul Qodir Kenari
* Shultan Abul-Ma'ali Zakaria
* Sultan Ageng Tirtayasa
* Pangeran Arya Purbaya
Silsilah ini Turun temurun dari Keluarga besar H Tubagus Abdul Mutholib dan Keluarga Besar H Tubagus Shoton Sulaiman Lontar Kidul dan Pekarungan dimana Berdasarkan Ucapan dan Perkatan Buyut KH Tb Bul Khasan Sempu Banten Girang dimana Keluarga Besar yang ada dibanten saat Terjadi Polemik Menghilangkan Jati diri.
 
Saat terjadi Polemik Keraton,keturunan Pangeran Arya Purbaya yang ada dibanten Menyebar dan menghilangkan Jejak demi Keselamatan dan Kelangsungan Generasi Keturunan, dan Kami Mengakui Keturunan yang ada dibogor dan sekitar serta diluar banten sesuai Ucapan dari Kakek kita bahwa Keturunan Pangeran Arya Purbaya sangat Banyak, dan memiliki Keturunan yang awal di Banten.
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
== Pranala Luarluar ==
* {{Id}} [http://www.kesultananbanten.id Website resmi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170429180423/http://www.kesultananbanten.id/ |date=2017-04-29 }} [[Kesultanan Banten]]
* {{Id}} [http://www.tokohindonesia.com Website resmi] [[Tokoh Indonesia]]
* {{Id}} [http://www.untirta.ac.id Website resmi] [[Universitas Sultan Ageng Tirtayasa]]
Baris 150 ⟶ 143:
}}
{{S-end}}
{{Sultan Banten}}
 
{{Pahlawan Indonesia}}
<!-- Bantulah wikipedia menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
|sort =
|hari_lahir =
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m =
|bln_lahir_h =
|bln_lahir_m =
|thn_lahir_h =
|thn_lahir_m = 1631
|tempat_lahir = Kesultanan Banten
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
|tempat_wafat = Batavia
|hari_wafat =
|tgl_wafat_h =
|tgl_wafat_m =
|bln_wafat_h =
|bln_wafat_m =
|thn_wafat_h =
|thn_wafat_m = 1692
|tempat_makam = Komplek Pemakaman Raja-raja Banten
}}
 
[[Kategori:Sultan Banten]]
[[Kategori:Bangsawan Sunda]]