Tirtayasa dari Banten: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Mengembalikan suntingan oleh Daeng Hanif (bicara) ke revisi terakhir oleh Mamat Rochmatullah Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(123 revisi perantara oleh 70 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox
| name = '''Tirtayasa'''<br>(Sultan Maulana Syarif Abu al-Fath 'Abdul-Fattah)
|
| image = Lukisan Sultan Ageng Tirtayasa oleh Kang Alam.jpg
|
| predecessor = [[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten]]
| successor = [[Haji dari Banten]]
|
| issue = [[Haji dari Banten]]<br>[[Pangeran Purbaya]]<br>[[Ageng Tirtayasa dari Banten#Keluarga|dan lainnya]]
| house = Hasan al-Bantani
|
|
| birth_date = 1631
| birth_place = {{flagicon|Kesultanan Banten}} [[Kesultanan Banten]]
| death_date = 1692
| death_place = {{flagicon|Belanda}} [[Batavia]], [[Hindia Belanda]]
| date of burial =
| place of burial = Pemakaman Kenari, [[Kota Kuno Banten]], [[Kota Serang]]
| religion = [[Sunni Islam]]
| occupation =
| caption = [[Lukisan]] '''Sultan Ageng Tirtayasa''' Karya [[Kang Alam]]
}}
'''
== Biografi ==
Sultan Ageng Tirtayasa adalah putra dari
Nama Sultan Ageng Tirtayasa berasal ketika ia mendirikan keraton baru di dusun [[Tirtayasa, Serang|Tirtayasa]] (terletak di [[Kabupaten Serang]]).
== Pemerintahan ==
Pada masa pemerintahannya, Kesultanan Banten mencapai masa kejayaanya. Ia berusaha keras melakukan modernisasi terhadap Banten dan menjadikannya sebagai pusat kegiatan Muslim di Kepulauan Indonesia. Dia mengirim putranya ke Mekah dengan perintah untuk pergi dari sana ke [[Kesultanan Turki Usmani|Turki]] dengan harapan dapat menjalin hubungan baik dengan kekuatan utama Islam. Pada saat itu juga, ia dan putranya mencoba menghimpun pengikut di kalangan para penasihat dan petualang Eropa.<ref name=":1">{{Cite book|last=H. M. Vlekke|first=Bernard|date=2022|title=Nusantara, Sejarah Indonesia|location=Jakarta|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=978-602-6208-06-4|pages=164-165|url-status=live}}</ref>
Prestasi terbesar dalam pemerintahannya adalah penataan perdagangan luar negeri. Seperti raja Makassar, ia menyambut baik pedagang dari Britania, Denmark, Prancis di pelabuhan-pelabuhannya. Melalui bantuan-bantuan orang Eropa ini dia mulai melengkapi kapal-kapalnya sendiri yang dibawa nahkoda asal Eropa berlayar ke Filipina, Makau, Benggala, dan Persia. Saudagar-saudagar India, Cina, dan Arab berkumpul di Banten setelah tersingkir dari Malaka dan Makassar. Barang dagangan yang dijual di pasar Batavia sebagian datang dari pelabuhan pesaing di Banten dan gengsi Sultan Tirtayasa naik begitu tinggi sehingga ia menuntut bagian dalam perdagangan pala di Ambon dan dalam perdagangan timah di Semenanjung Malaya, sebuah tuntutan yang ditolak oleh pemerintah di Batavia. Sebelumnya, bahkan bukan di zaman sebelum kedatangan Portugis, perdagangan yang begitu luas terjadi di suatu pelabuhan Indonesia seperti di Banten pada waktu di mana [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|VOC]] sedang berada di puncak kekuatannya.<ref name=":1" />
== Perjuangan ==
Di bidang ekonomi, Tirtayasa berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membuka sawah-sawah baru dan mengembangkan irigasi.{{Butuh rujukan}}
Di bidang keagamaan, Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat [[Syekh Yusuf]] sebagai [[mufti]] sekaligus penasehat kesultanan. Ia juga memberikan kepercayaan kepada Syekh Yusuf untuk mendidik anak-anaknya tentang agama. Selain itu, Sultan Ageng Tirtayasa juga menikahkan putrinya yang bernama Siti Syarifah dengan Syaikh Yusuf.<ref>{{Cite book|last=Islam|first=M. Adib Misbachul|date=2019|url=https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53469/2/5.%20Rahasia%20Segala%20Rahasia%20Syekh%20Yusuf%20Makasar.pdf|title=Rahasia Segala Rahasia: Ajaran Sufistik Syaikh Yusuf Makassar|location=Jakarta|publisher=Perpustakaan Nasional Indonesia|isbn=978-623-200-209-8|pages=11|url-status=live}}</ref>
Ketika terjadi sengketa
== Hubungan
Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, [[Kesultanan Banten]] aktif membina hubungan baik dan kerjasama dengan berbagai kesultanan di sekitarnya, bahkan dengan negara lain di luar [[Nusantara]]. Banten menjalin hubungan dengan [[Kesultanan Utsmaniyah|Turki]], [[Inggris]], [[Kesultanan Aceh|Aceh]], [[Kesultanan Makassar|Makassar]], [[Arab]], dan kerajaan lain.<ref name=":0">Titik Pudjiastuti, (2007), ''Perang, dagang, persahabatan: surat-surat Sultan Banten'', Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-650-8.</ref><ref name=":02">Anthony Reid, (1993), ''Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450 - 1680 jilid 2: Jaringan Perdagangan Global'', Yayasan Obor, [https://wiki-indonesia.club/wiki/Istimewa:Sumber_buku?isbn=9789794613306 ISBN 978-979-461-330-6]</ref>
=== Banten dan
Sekitar tahun [[1677]], Banten mengadakan kerjasama dengan [[Trunojoyo]] yang sedang memberontak terhadap [[Kesultanan Mataram|Mataram]]. Tidak hanya itu, Banten juga menjalin hubungan baik dengan [[Kesultanan Makassar|Makassar]], [[Bangka]], [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] dan [[Kerajaan Inderapura|Inderapura]].<ref>{{Cite news|url=https://profil.merdeka.com/indonesia/s/sultan-ageng-titajasa/|title=Sultan Ageng Tirtayasa - Profil {{!}} merdeka.com|
=== Banten dan
Sultan Ageng Tirtayasa berhasil menjalin hubungan dagang dan kerja sama dengan pedagang-pedagang [[Eropa]] selain [[Belanda]], seperti [[Inggris]], [[Denmark]], dan [[
Pada tahun 1671, [[Raja
[[François Caron|Caron]] kembali mengunjungi raja dan menghadiahkan getah damar, dua meja besar (yang dibawa dari [[Surat, India]]), dua belas pucuk senapan, dua jenis mortir, beberapa granat, dan hadiah lain.
[[François Caron|Caron]] dan Gubernur Banten kemudian menyetujui perjanjian yang berisi sepuluh kesepakatan mengenai pemberian kemudahan dan hak-hak khusus kepada pihak Prancis, sama dengan yang diberikan kepada pihak Inggris.<ref>{{Cite web|url=http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/295-pahlawan/921-melawan-monopoli-belanda|title=Biografi Sultan Ageng Tirtayasa - Foto, Video, Riwayat Hidup - Melawan Monopoli Belanda - Pahlawan - Biografi Tokoh Indonesia|last=TokohIndonesia.com|website=www.tokohindonesia.com|language=en-gb|access-date=2017-04-15|archive-date=2017-04-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20170416045649/http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/295-pahlawan/921-melawan-monopoli-belanda|dead-url=yes}}</ref>
=== Banten dan Inggris ===
Hubungan baik antara [[Inggris]] dan [[Banten]] sudah terjalin sejak lama, salah satunya adalah ketika [[Abdul Mafakhir dari Banten|Sultan Abdul Mafakhir]] mengirimkan surat ucapan selamat pada tahun [[1602]] kepada [[Kerajaan Inggris]] atas dinobatkannya [[Charles I]] sebagai [[Raja Inggris]]. [[Abdul Mafakhir dari Banten|Sultan Abdul Mafakhir]] juga memberikan izin kepada Inggris untuk membuka kantor dagang. Bahkan, Banten menjadi pusat kegiatan dagang Inggris sampai akhir
Pada 1681, [[Haji dari Banten|Sultan Haji]] mengirim surat kepada Raja [[Charles II dari Inggris|Charles II]]. Dalam suratnya, dia berminat membeli senapan sebanyak
== Keluarga ==
Sultan Ageng Tirtayasa memiliki 18 orang putera:<ref>{{Cite
# [[Sultan Haji|Sultan Abu Nashar Abdulqahar]]
#
# Tubagus Abdul
# Tubagus Rajaputra
Baris 126 ⟶ 82:
# Tubagus Kulon
# Raden Mesir
Sejak masa pemerintahan [[Ageng Tirtayasa dari Banten|Sultan Ageng Tirtayasa]], gelar-gelar kebangsawanan Banten ditertibkan: Sultan untuk raja, Pangeran Ratu untuk putra mahkota atau pewaris takhta pertama, Pangeran Adipati untuk pewaris takhta kedua atau adik Pangeran Ratu. Gelar Pangeran Ratu berkembang menjadi Tubagus sementara Pangeran Adipati berkembang menjadi Adipati MAS. Keturunan Tubagus menyebar di daerah Banten / Jawa Barat sementara keturunan Adipati MAS menyebar di Surabaya / Jawa Timur. Di Pemakaman Boto Putih pembagian ini menjadi dasar pembagian kawasan Kasepuhan dan Kanoman.
== Kematian dan
Pada tahun [[1683]], Sultan Ageng tertangkap dan dipenjarakan di [[Batavia]]. Ia meninggal dunia dalam penjara dan dimakamkan di
Atas jasa-jasanya pada negara, Sultan Ageng Tirtayasa diberi gelar [[pahlawan Nasional]] berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia No. 045/TK/Tahun 1970, tanggal 1 Agustus 1970.
Nama Sultan Ageng Tirtayasa juga kemudian diabadikan menjadi nama salah satu perguruan tinggi negeri di [[Banten]], [[Universitas Sultan Ageng Tirtayasa]].
== Nasab ==
Nasab Keturunan Sultan Ageng Tirtayasa sampai Sanadiyah Awal sebagai berikut :
* Kanjeng Nabi Muhammad SAW
* Syarifah Fatimah Az-Zahra
* Sayidina Husain
* Syech Jainal Abidin Khobir
* Syech Muhammad Al Baqir
* Syech Ja'far Shodiq
* Syech Ali Uraid
* Syech Muhammad Naqib
* Syech Isya
* Syech Ahmad Muhajir
* Syech Abdullah
* Syech Alawi
* Syech Ali Qosim
* Syech Muhammad Sohid Marbuth
* Syech Ali
* Sayyid Abdul Malik Muhajir Al Hindi
* Sayyid Abdullah Khon
* Syech Jalaludin Sa'id
* Syech Jamaludin Akbar
* Syeh Isroil Ali Alam
* Syarif Abdullah Hud Maharaj
* Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) Cirebon
* Sulthan Maulana Hasanuddin
* Sulthan Maulana Yusuf
* Sulthan Maulana Muhammad
* Sulthan Abul-Mafakir Abdul Qodir Kenari
* Shultan Abul-Ma'ali Zakaria
* Sultan Ageng Tirtayasa
* Pangeran Arya Purbaya
Silsilah ini Turun temurun dari Keluarga besar H Tubagus Abdul Mutholib dan Keluarga Besar H Tubagus Shoton Sulaiman Lontar Kidul dan Pekarungan dimana Berdasarkan Ucapan dan Perkatan Buyut KH Tb Bul Khasan Sempu Banten Girang dimana Keluarga Besar yang ada dibanten saat Terjadi Polemik Menghilangkan Jati diri.
Saat terjadi Polemik Keraton,keturunan Pangeran Arya Purbaya yang ada dibanten Menyebar dan menghilangkan Jejak demi Keselamatan dan Kelangsungan Generasi Keturunan, dan Kami Mengakui Keturunan yang ada dibogor dan sekitar serta diluar banten sesuai Ucapan dari Kakek kita bahwa Keturunan Pangeran Arya Purbaya sangat Banyak, dan memiliki Keturunan yang awal di Banten.
== Referensi ==
{{Reflist}}
== Pranala
* {{Id}} [http://www.kesultananbanten.id Website resmi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170429180423/http://www.kesultananbanten.id/ |date=2017-04-29 }} [[Kesultanan Banten]]
* {{Id}} [http://www.tokohindonesia.com Website resmi] [[Tokoh Indonesia]]
* {{Id}} [http://www.untirta.ac.id Website resmi] [[Universitas Sultan Ageng Tirtayasa]]
Baris 150 ⟶ 143:
}}
{{S-end}}
{{Sultan Banten}}
{{Pahlawan Indonesia}}
<!-- Bantulah wikipedia menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
|sort =
|hari_lahir =
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m =
|bln_lahir_h =
|bln_lahir_m =
|thn_lahir_h =
|thn_lahir_m = 1631
|tempat_lahir = Kesultanan Banten
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
|tempat_wafat = Batavia
|hari_wafat =
|tgl_wafat_h =
|tgl_wafat_m =
|bln_wafat_h =
|bln_wafat_m =
|thn_wafat_h =
|thn_wafat_m = 1692
|tempat_makam = Komplek Pemakaman Raja-raja Banten
}}
[[Kategori:Sultan Banten]]
[[Kategori:Bangsawan Sunda]]
|