[[FileBerkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van het hoofd van de Arabieren te Tegal Java TMnr 10005285.jpg|thumbjmpl|TheSeorang CaptainKapitan ofArab Arabsdengan withpelayannya his servant indi [[Tegal]], Central[[Jawa Java|TegalTengah]]]]
[[FileBerkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Huis van een Arabisch hoofd Pekalongan Oost-Java TMnr 10021095.jpg|thumbjmpl|TheSeorang ''KapiteinKapitan derArab Arabieren'' ofdi [[Pekalongan]] atdi histeras terracerumahnya, circalk. tahun 1920]]
{{Contains Arabic text}}
'''Kapitan Arab'''<ref>KBBI Daring: [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kapitan ''Kapitan'' (2)], diakses 01/IX/2017.</ref> atau '''Kapten Arab''' ({{lang-en| Captain of the Arabs}}; {{lang-nl | Kapitein der Arabieren}}; {{lang-ar-at| الكابتن العرب | al-Kābitin al-'Arab}}) atau ''Kepala Orang-orang Arab'' ({{lang-nl | Hoofd der Arabieren}}; {{lang-ar-at| القائد العرب | al-Qā'id al-'Arab}}) adalah posisi di kolonial [[Hindia Belanda]] ditunjuk dengan tugas memimpin etnis [[Arab-Indonesia]], yang biasanya hidup terkonsentrasi di daerah-daerah yang telah ditentukan ( ''[[Kampung#Asia Tenggara | Kampung Arab]]'').<ref>{{cite book |url=http://www.scribd.com/doc/190838082/Hadrami-Arabs-in-Present-Day-Indonesia# |title=Hadrami Arabs in Present-day Indonesia: An Indonesia-oriented Group with an Arab Signature |page=24 |first=Frode F. |last=Jacobsen |publisher=Taylor & Francis |year=2008 |isbn=978-020388-4614}}</ref> Peran mereka adalah sebagai penghubung antara masyarakat dan pemerintah kolonial, memberikan informasi statistik untuk pemerintah Hindia Belanda pada isu-isu yang berkaitan dengan masyarakat [[Arab-Indonesia|keturunan Arab]], untuk menyebarluaskan peraturan-peraturan dan keputusan pemerintah, danuntukdan untuk menjamin pemeliharaan hukum dan ketertiban. <ref name="awakening">{{cite book |title=The Hadrami Awakening: Community and Identity in the Netherlands East Indies, 1900–1942 |url=https://books.google.com/books?id=c45Xvsq2q4UC&pg=PA26&dq=Kapitein+der+Arabieren |page=25 |first=Natalie |last=Mobini-Kesheh |edition=illustrated |publisher=SEAP Publications |year=1999 |ISBN=978-0877-2772-79}}</ref>
== Dasar penunjukan ==
Menurut [[L.W.C van den Berg|Van den Berg]], masyarakat keturunan Arab di [[Batavia]] menetap di sebuah daerah yang disebut [[Pekojan, Tambora, Jakarta Barat|Pekojan]].<ref>{{cite book |url=https://books.google.com/books?id=CVpwAAAAMAAJ&q=Hadramaut+dan+Para+Kapiten+Arab&dq=Hadramaut+dan+Para+Kapiten+Arab |title=Ensiklopedi Jakarta: culture & heritage |page=68 |volume=1 |publisher=Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Dinas Kebudayaan dan Permuseuman |year=2005 |isbn=978-97986-82506}}</ref><ref name="vandenberg">{{cite book |url=https://books.google.com/books?id=ehgeAAAAMAAJ |title=Hadramaut dan koloni Arab di Nusantara |first=Lodewijk Willem Christiaan|last=van den Berg|volume=3|publisher=INIS|year=1989}}</ref>
Kata ''Pekojan'' berasal dari kata ''Pe-Koja-an'', yang berarti ''Daerah Koja'', ,<ref name="saudagar baghdad">{{cite book |url=https://books.google.com/books?id=HeIoTLPRNbcC&pg=PA29&dq=pekojan#v=onepage&q=pekojan |title=Saudagar Baghdad Dari Betawi |page=29 |first=Alwi |last=Shahab |publisher=Penerbit Republika|year=2004|language=id|isbn=978-97932-10308|accessdate=Jun 9, 2014}}</ref> suatu istilah yang diberikan bagi orang-orang Muslim yang berasal dari daerah [[Gujarat]], [[India]]. Sementara ''Koja'' sendiri dari kata [[Khoja]]. Sampai akhir abad ke-18, daerah itu sebagian besar didominasi oleh pemukim Khoja Gujarati sampai abad ke-19.<ref name=elissa>{{cite thesis|url=http://staff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/indiaisvspekojanpaper.pdf|title=Pekojan: Between The Disappearance of Muslim Arabs and The Emergence of Chinese Communities|first=Elissa|last=Evawani|date=November 30, 2007|accessdate=February 10, 2015|=https://web.archive.org/web/20160303221229/http://staff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/indiaisvspekojanpaper.pdf}}</ref> Ketika Van den Berg melakukan studi (1884-1886), tidak ada lagi penduduk asal Gujarat. Pada saat itu sebagian besar pemukim adalah orang Arab dan segelintir orang [[Cina Indonesia|Tionghoa]]. Sejak sekitar tahun 1970-an, orang-orang Arab adalah minoritas dan Tionghoa berubah menjadi mayoritas.<ref name=elissa/> Dia menggambarkan Pekojan sebagai daerah yang kumuh dan kotor. Kurang lebih satu setengah abad lalu, orang-orang Arab juga telah pindah dan tinggal di pinggiran kota (sekarang [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]]), seperti daerah [[Krukut, Taman Sari, Jakarta Barat|Krukut]] dan [[Tanah Abang]].<ref name="para kapiten arab">{{cite web|url=http://alwishahab.wordpress.com/2009/08/20/hadramaut-dan-para-kapiten-arab/|title=Hadramaut dan Para Kapiten Arab|accessdate=Jun 8, 2014}}</ref>
istilah yang diberikan bagi orang-orang Muslim yang berasal dari daerah Gujarat, India. Sementara ''Koja'' sendiri dari kata [[Khoja]]. Sampai akhir abad ke-18, daerah itu sebagian besar didominasi oleh pemukim Khoja Gujarati sampai abad ke-19.<ref name=elissa>{{cite thesis|url=http://staff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/indiaisvspekojanpaper.pdf|title=Pekojan: Between The Disappearance of Muslim Arabs and The Emergence of Chinese Communities |first=Elissa|last=Evawani|date=November 30, 2007|accessdate=February 10, 2015}}</ref>
Ketika Van den Berg melakukan studi (1884-1886), tidak ada lagi Gujarati. Pada saat itu sebagian besar pemukim adalah orang Arab dan segelintir orang Cina. Sejak sekitar tahun 1970-an, orang-orang Arab adalah minoritas dan Cina berubah menjadi mayoritas.<ref name=elissa/> Dia menggambarkan Pekojan sebagai kumuh dan daerah kotor. Kurang lebih satu setengah abad lalu, orang-orang Arab juga telah pindah dan tinggal di pinggiran kota (sekarang Jakarta Pusat), seperti daerah [[Krukut]] dan [[Tanah Abang]].<ref name="para kapiten arab">{{cite web|url=http://alwishahab.wordpress.com/2009/08/20/hadramaut-dan-para-kapiten-arab/|title=Hadramaut dan Para Kapiten Arab|accessdate=Jun 8, 2014}}</ref>
Pemerintah Kolonial [[Hindia Belanda]] memiliki hukum konstitusi yang mengakui tiga kategori individu di Batavia (dan kemudian diterapkan ke tempat lain), yaitu: ''Orang Eropa'' (Belanda: ''Europeanen''), ''Orang Timur Asing'' (Belanda: ''Vreemde Oosterlingen''), dan pribumi (inlanderBelanda: ''Inlander''). Orang-orang Arab, Tionghoa, dan [[India-Indonesia|India]] tergolong dalam kelompok Timur Asing itu. Karena semakin banyakbanyaknya imigran berimigrasiyang berdatangan dari [[Hadramaut]], Pemerintah Belanda mulai hukummenerapkan aturan yang disebut wijkenstelsel''Wijkenstelsel'' pada tahun 1844 untuk memisahkan merekaorang-orang Arab ini dari penduduk asli.<ref name=elissa/> AkibatnyaKarena itu, pemerintah memerlukan seorang kepala kelompok, yang disebut Kapitan Arab atau Kapten Arab, yang ditunjuk dari kalangan masyarakat Arab itu sendiri, sebagai titik kontak dan penghubung. Posisi yang serupa ditunjukdiberikan sebagaipula Kapitankepada Cinamasyarakat untukTionghoa kalangandengan masyarakatsebutan [[Kapitan Cina]]. Lebih dari setengah darijumlah keseluruhan Kapitan Arab yang ditunjuk oleh pemerintah kolonial adalah orang-orang non [[Sayyid]]. Keputusan ini dibuat untuk melemahkan anggapan sebagian Hadhrami tradisional tentang status sosial mereka.<ref name="awakening"/><ref>{{cite book |url=https://books.google.com/books?id=vhJWAAAAcAAJ&pg=PA311&dq=Kapitein+der+Arabieren#v=onepage&q=Kapitein%20der%20Arabieren&f=false |page=311 |title=Handleiding bij de beoefening der landkunde en volkenkunde van Nederlandsch Oost-Indië |first1=Johannes|last1=Jacobus de Hollander |first2=Rutger |last2=Eck |edition=5th |publisher=Broese |year=1895}}</ref> Para Kapten ini kadang-kadang didampingi dengan seorang asisten yang disebut ''Luitenant van de Kapitein der Arabieren'' atau hanya ''Liutenant der Arabieren'' alias '''Letnan Arab'''.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=EEBmAAAAcAAJ|title=Klapper op de Wetboeken en het Staatsblad van Nederlandsch-Indië, benevens op het Bijblad op dat Staatsblad van 1816 tot 1876|last=Albrecht|first=J.E.|publisher=University of Amsterdam|year=1877|isbn=|location=Netherlands|pages=|language=nl|via=}}</ref>
Kapten ini kadang-kadang disertai dengan seorang asisten yang disebut ''Luitenant van de Kapitein der Arabieren'' atau hanya ''Liutenant der Arabieren'' alias '''Letnan Arab'''.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=EEBmAAAAcAAJ|title=Klapper op de Wetboeken en het Staatsblad van Nederlandsch-Indië, benevens op het Bijblad op dat Staatsblad van 1816 tot 1876|last=Albrecht|first=J.E.|publisher=University of Amsterdam|year=1877|isbn=|location=Netherlands|pages=|language=nl|via=}}</ref>
== Kapitan Arab Di Berbagai Daerah ==
KaptenKapitan Arab pertama yang ditunjuk oleh pemerintah Hindia Belanda di Batavia adalah [[Said Naum]] (Sa'id bin Salim Na'um Basalamah) selama periode 1844-1864.<ref>
<ref>
{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=F_RwAAAAMAAJ&q=%22said+bin+salim+naum%22&dq=%22said+bin+salim+naum%22&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwipsqSx0rLOAhUJ8WMKHQmSBM0Q6AEIJTAB
|title=Sejarah para pembesar mengatur Batavia
|publisher=Masup|place=Jakarta|year=2007
|isbn=9789792572957}}
</ref> Ia digantikan oleh Habib Muhammad bin Abu Bakar Al-Aidid untuk periode 1864-1877.<ref>{{Cite book|title=Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar ...|last=Landsdrukkerij|first=|publisher=Lands Drukkerij|year=1871|isbn=|volume=44|location=Netherlands|pages=|language=nl|via=}}</ref> Di antara orang-orang Arab lain yang memiliki posisi di Batavia (Jakarta) adalah Hasan Argoubi, Muhammad Umar Ba -'Behir (Arab: محمد عمر البابحر, translit Mohammed Omar al-Baa Behir.) Dan Umar bin Yusuf Mangus ( [[bahasa Arab ]]: عمر منقوش, translit. Omar Manqoosh) selama periode 1902-1931.<ref>{{Cite journal|url = http://download.portalgaruda.org/article.php?article=159950&val=4979&title=%C3%A1%C2%B8%C2%A4adr%C3%84%20m%C3%84%C2%AB%20scholars%20in%20the%20Malay-Indonesian%20Diaspora:%20A%20Preliminary%20Study%20of%20Sayyid%20%C3%A2%E2%82%AC%CB%9CUthm%C3%84%20n|title = Hadhrami Scholars in The Malay-Indonesian Diaspora: A Preliminary Study of Sayyid 'Uthman|last = Azra|first = Azyumardi|date = 1995|journal = Studia Islamika|doi = |pmid = |access-date = January 3, 2015 |archive-date = 2016-06-24|archive-url = https://web.archive.org/web/20160624062828/http://download.portalgaruda.org/article.php?article=159950&val=4979&title=%C3%A1%C2%B8%C2%A4adr%C3%84%20m%C3%84%C2%AB%20scholars%20in%20the%20Malay-Indonesian%20Diaspora:%20A%20Preliminary%20Study%20of%20Sayyid%20%C3%A2%E2%82%AC%CB%9CUthm%C3%84%20n|dead-url = yes}}</ref> ▼
</ref>
Ia digantikan oleh Muhammad bin Abubakar 'Aydid untuk periode 1864-1877.<ref>{{Cite book|title=Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar ...|last=Landsdrukkerij|first=|publisher=Lands Drukkery|year=1871|isbn=|volume=44|location=Netherlands|pages=|language=nl|via=}}</ref>
▲Di antara orang-orang Arab lain yang memiliki posisi di Batavia adalah Hasan Argoubi, Muhammad Umar Ba-Behir (Arab: محمد عمر البابحر, translit Mohammed Omar al-Baa Behir.) Dan Umar bin Yusuf Mangus (bahasa Arab: عمر منقوش, translit. Omar Manqoosh) selama periode 1902-1931.<ref>{{Cite journal|url = http://download.portalgaruda.org/article.php?article=159950&val=4979&title=%C3%A1%C2%B8%C2%A4adr%C3%84%20m%C3%84%C2%AB%20scholars%20in%20the%20Malay-Indonesian%20Diaspora:%20A%20Preliminary%20Study%20of%20Sayyid%20%C3%A2%E2%82%AC%CB%9CUthm%C3%84%20n|title = Hadhrami Scholars in The Malay-Indonesian Diaspora: A Preliminary Study of Sayyid 'Uthman|last = Azra|first = Azyumardi|date = 1995|journal = Studia Islamika|doi = |pmid = |access-date = January 3, 2015}}</ref>
Umar Mangus adalah seorang pedagang kaya dan memiliki bisnis properti. Sebagai jasanya menjabat posisi Kapitan Arab, Umar dianugerahi gelar kehormatan ''De Ridder in de Orde van Oranje-Nassau'' (Ksatria Ordo Orange-Nassau).<ref name="hahdah">{{cite web |url=http://kampungarabsurabaya.blog.com/2014/04/08/nahdah-renaissance-kaum-hadhrami/ |title=Nahdah: Renaissance Kaum Hadhrami |accessdate=July 8, 2014 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20140508003905/http://kampungarabsurabaya.blog.com:80/2014/04/08/nahdah-renaissance-kaum-hadhrami/ |archivedate=May 8, 2014-05-08 |df= }}</ref> Dia dilantik pada 28 Desember 1902 dengan Sheikh Ali bin Abdoellah bin Asir sebagai Letnan Arab-nya.<ref>{{Cite web|url=https://www.mrvisser.nl/nedindie/ambtenaren/1925-ambtenaren-gewestelijk-bestuur-van-batavia.html|title=Nederlands-Indië Archief|last=|first=|date=|website=|publisher=|language=nl|access-date=August 8, 2016}}{{Pranala mati|date=Juli 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Sebelum Umar Mangus diangkat sebagai Kapitan Arab, sebagian besar orang Arab telah memutuskan untuk memilih Syarif Abdullah ibn Husein Alaydrus, seorang pedagang kaya yang terkenal karena kemurahan hatinya dan memiliki perilaku yang baik serta menonjol di antara orang-orang keturunan Arab dan Eropa. Banyak orang berpikir bahwa dengan adanya hubungan dekat dengan orang Eropa, ia akan bersedia menerima posisi jabatan sebagai kaptenKapitan Arab. Pemerintah kolonial terus mendesaknya untuk menerima posisi itu, tapi ia dengan tegas menolak hal itumenolaknya. Dia tidak sendirian dalam menolakkeputusannya itu, karena penolakan ini mendapat dukungan dari para orang tua Arab terhormat.v
Menurut [[Christiaan Snouck Hurgronje|Snouck Hurgronje]] yang melakukan penelitian pada tahun 1901, pada masanya pemerintah kolonial Belanda memilikimengalami lebih banyak kesulitan dalam menunjuk KaptenKapitan Arab karena sebagaiketika besaritu masyarakat Arab lebih banyak yang berstatus peranakan ([[Muwallad]]), danyang kurang atau tidak memiliki otoritas dibandingkan dengan yang berdarah-murni Hadramaut ([[Wulayti]]). Kelompok yang akhir ini jumlahnya makintelah semakin berkurang.<ref name="awakening"/>
Di [[Cirebon]], ada orang IndonesiaKapitan Arab ditunjuk sebagaipada kapten ditahun 1845. Seperti di Batavia, desaKampung Arab di sini pernah menjadi tempat tinggal para Gujarati atau mungkin dari Bengali juga. Pada tahun 1872 daerah koloni Indramayu lepas dari administratif Cirebon, yangdan karenanya kemudian ditunjuk seorang kaptenKapten Arab pula. Di [[Banjarmasin]] dipada sekitar tahun 1899, Kapitan Arab yang ditunjuk adalah KataSaid Hasan bin Idroes al-Habshi atau lebih dikenal sebagai Habib Ujung Murung.<ref name="awakening">{{cite book |title=The Hadrami Awakening: Community and Identity in the Netherlands East Indies, 1900–1942 |url=https://books.google.com/books?id=c45Xvsq2q4UC&pg=PA26&dq=Kapitein+der+Arabieren |page=25 |first=Natalie |last=Mobini-Kesheh |edition=illustrated |publisher=SEAP Publications |year=1999 |ISBN=978-0877-2772-79}}</ref><ref>{{cite web |url=http://www.kabarbanjarmasin.com/posting/habib-hasan-ujung-murung-sang-kapten-arab.html|title=Habib Hasan Ujung Murung Sang Kapten Arab|accessdate=Jun 8, 2014|archive-date=2017-04-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20170419105950/http://www.kabarbanjarmasin.com/posting/habib-hasan-ujung-murung-sang-kapten-arab.html|dead-url=yes}}</ref> Penerus Said Hasan sebagai Kapten Arab di Kalimantan Selatan adalah Alwi bin Abdullah al-Habshi, yang kemudian pindah ke [[Barabai]].
Demikian pula, di [[Tegal]], [[Pekalongan]], [[Semarang]], [[Surabaya]], [[Gresik]], [[Pasuruan]], [[Bangil]], [[Kota Probolinggo|Probolinggo]], [[Lumajang]], [[Besuki]], [[Banyuwangi]], [[Surakarta]], [[Sumenep]], dan berbagai tempat di Nusantara masing-masing memiliki Kapitan Arab. Salah satu alasan pemerintah kolonial melakukan ini adalah untuk memisahkan orang-orang Arab dari orang-orang pribumi.<ref name="para kapiten arab"/>] Di Pekalongan, salah satu Kapten Arab adalah Hasan Saleh Argubi. Di Bangil, beberapa orang yang pernah menjabat Kapitan Arab diantaranyadi antaranya Saleh bin Muhammad bin Said Sabaja (1892), Muhammad bin Saleh Sabaja (1920), dan Muhammad bin Salim Nabhan (1930).<ref>{{Cite web|url = http://kampungarabsurabaya.blog.com/2014/03/20/bangil-kota-sejarah-yang-dilupakan/|title = Bangil, Terlupakan Dalam Sejarah|date = |accessdate = June 11, 2014|website = Kampung Arab Surabaya|publisher = |last = |first = |archive-date = 2014-04-03|archive-url = https://web.archive.org/web/20140403231505/http://kampungarabsurabaya.blog.com/2014/03/20/bangil-kota-sejarah-yang-dilupakan/|dead-url = yes}}</ref> Di Banyuwangi, beberapa keturunaketurunan Arab yang memegang posisi ini, antara lain, adalah Datuk Sulaiman Bauzir, Datuk Dahnan, Habib Assegaf, dan Ahmad Haddad.<ref>{{cite web |url=http://thebanadziway.blogspot.com/2011/02/asal-usul-desa-lateng-kampung-arab.html |title=Asal-usul Desa Lateng Kampung Arab |language=id |accessdate=Jun 9, 2014}}</ref> Di Pasuruan, yang menjabat Kapten Arab adalah seorang Sayyid bernama Alim al-Qadri, yang merupakan kakek keponakan dari [[Hamid Algadri]].
Di [[Gresik]], Kapitan Arab pada tahun 1930 adalah Fahmi Husein bin Muhammad Shahab sementara Kapitan Arab Surabaya adalah Salim bin Awab bin Sungkar, yang memiliki tanah yang luas ({{convert|86500|m2|acre}})) di Pusat Kota [[Surabaya]], Ketabang Barat.<ref>{{Cite book|url=http://jmb.lipi.go.id/index.php/jmb/article/download/230/210|title=Komunitas Arab: Kontinuitas dan Perubahannya di Kota Surabaya 1900-1942|last=Rabani|first=La Ode|first2=Artono|last2=Artono|publisher=Jurnal Masyarakat dan Budaya|year=2005|isbn=|volume=7|location=Surabaya|pages=124|language=Id|issue=2}}</ref>
Menurut dua wisatawan Baha'i yang mengunjungi [[MakasarMakassar]] pada tahun 1885, --seorang orang [[Iran]] yang bernama Sulayman Khan Tunukabanı, yang dikenal sebagai Jamal Effendi, dan rekannya seorang [[India]]-[[Irak]] bernama Sayyid Mustafa Rumi,-- KaptenKapitan Arab di MakasarMakassar pada saat itu adalah Said Ali Matard.<ref>{{cite journal|url=http://bahai-library.com/pdf/d/devries_jamal_effendi_rumi.pdf |title=Effendi, Jamal and Sayyid Mustafa Rumi in Celebes: The Context of Early Baha’i Missionary Activity in Indonesia|first=Jelle|last= de Vries|volume=14|work=Baha’i Studies Review|accessdate=September 14, 2014|year=2007 }}</ref>
Di Palembang, sebagian besar Kapten Arab, menurut keterangan jika tidak semua, tinggal di kecamatan 13-Ulu ("Seberang Ulu" [[sungai Musi]]). Tidak ada catatan yang diketahui mengenai siapakah Kapten Arab yang pertama, tapi Kapten Arab terakhir adalah Ahmad Al Munawwar (dw. 1970), atau yang lebih dikenal dengan panggilan '''Ayip Kecik''' (Sayyid Kecil) atau ''Yipcik''.<ref>{{citeCite news|url=http://hot.detik.com/read/2009/09/03/114302/1195668/631/2/kampung-kapten-arab-al-munawar-kampung-tua-di-tepian-2-sungai|
title=Kampung Kapten Arab Al Munawar, Kampung Tua di Tepian 2 Sungai|first=Taufik|last=Wijaya|date=September 3, 2009|access-date=August 30, 2016|work=[[Detik.com|detikcom]]}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.satyawinnie.com/2016/02/kampung-al-munawar-rekam-jejak-arab-di-palembang.html|access-date=April 15, 2017|title=Kampung Al-Munawar, Rekam Jejak Arab di Palembang|language=id|first=Satya|last=Winnie|archive-date=2017-04-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20170416125213/http://www.satyawinnie.com/2016/02/kampung-al-munawar-rekam-jejak-arab-di-palembang.html|dead-url=yes}}</ref>
<ref>
{{cite web|url=http://www.satyawinnie.com/2016/02/kampung-al-munawar-rekam-jejak-arab-di-palembang.html|access-date=April 15, 2017|title=Kampung Al-Munawar, Rekam Jejak Arab di Palembang|language=id|first=
Satya|last=Winnie}}</ref>
<gallery mode="packed" heights=160px"160">
Berkas:Sayid hasan ujung murung.jpg|Habib Ujung Murung, ''KapiteinKapten derArab Arabieren'' ofdi [[Banjarmasin]]
Berkas:Kapten Arab HABIB ALWI BIN ABDULLAH (Kapten Arab) dan HABIB MUHAMAD BIN ALI BIN YAHYA.jpg|Alwi bin Abdullah bin Alwi bin SheikhSyekh al-Habshi (leftkiri), ''KapiteinKapten der Arabieren''Arab ofdi [[Barabai]].
Berkas:Orang Arab di Talise 1920. Koleksi Het Geheugen van Nederland.jpg|''KapiteinKapten derArab Arabieren'' ofdi [[Menado]]
Berkas:Alim algadri - grandfather of hamid.jpg|Alim algadriAlgadri - ''KapiteinKapten derArab Arabieren'' ofdi [[Pasuruan]]
</gallery>
==See alsoLihat pula ==
* [[Kapitan Cina]]
* [[Arab Indonesia]]
==References Catatan kaki ==
{{reflist|2}}
[[Kategori:Arab diaspora in Indonesia]]
[[Kategori:Dutch East Indies]]
[[Kategori:Ethnic groups in Indonesia]]
[[Kategori:Indonesian people of Arab descent]]
[[Kategori:Yemeni emigrants to Indonesia]]
[[Kategori:Hindia Belanda]]
|