Kota Pekalongan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(354 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{tentang|kota|kabupaten bernama sama|Pekalongan}}
{{Dati2
|settlement_type = Kota
|nama = Kota Pekalongan
|translit_lang1_type1 = [[Hanacaraka]]
|translit_lang1_type2 = [[Pegon]]
|translit_lang1_type3 = [[Hanzi]]
|translit_lang1_type4 = [[Bahasa Belanda|Belanda]]
|translit_lang1_info1 = ꦥꦏꦭꦺꦴꦔꦤ꧀
|translit_lang1_info2 = ڤكلوڠن
|translit_lang1_info3 = 北加隆岸
|translit_lang1_info4 = Pacalongan
|nama_lain = {{hlist|Pakalongan|Pangangsalan}}
|foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|perrow = 1/2
|image1=Alun-alun Kota Pekalongan.jpg
|image2=Monumen Juang 3 Oktober 1945.jpg
|image3=Museum Batik Pekalongan - Jawa Tengah.jpg
}}
|caption = '''Dari atas ke bawah''': Alun-alun Kota Pekalongan, Monumen Juang 3 Oktober 1945, dan [[Museum Batik Pekalongan]].
|provinsi = [[Jawa Tengah]]
|lambang = Coat of arms of the City of Pekalongan.svg
|bendera = Flag of Pekalongan City.png
|peta = Locator kota pekalongan.gif
|koordinat = {{Coord|-6.897192|109.662080}}
|dasar hukum = Undang-Undang Nomor 13 tahun 1950
|tanggal = [[8 Agustus]] [[1950]]
|hari jadi = {{tanggal lahir dan umur|1906|04|1}}
|motto = ''Rasa swarga gapuraning bumi''<br/>{{small|{{jv}} (1906 Masehi){{efn|Motto daerah ini bersifat implisit dan merupakan sengkalan dari hari jadi Kota Pekalongan pada tanggal 1 April 1906.<ref>{{cite document|url=https://tourism.pekalongankota.go.id/destinasi/18-Peringatan%20Hari%20Jadi%20Kota%20Pekalongan|title=Peringatan Hari Jadi Kota Pekalongan|publisher=Pemerintah Kota Pekalongan|access-date=2022-11-20|archive-date=2022-12-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20221208040210/https://tourism.pekalongankota.go.id/destinasi/18-Peringatan%20Hari%20Jadi%20Kota%20Pekalongan|dead-url=no}}</ref>}}}}
|julukan = Kota Batik • Kota Kreatif<ref name="creative-city"/> • Kota Santri • Kota Aji
|semboyan = Pekalongan BATIK{{br}}{{small|"Bersih, Aman, Tertib, Indah, Komunikatif"}}
|slogan = ''World's City of Batik''
|kecamatan = 4
|kelurahan = 27
|nama walikota = [[Achmad Afzan Arslan Djunaid]]
|nama wakil walikota = [[Salahudin (politikus)|Salahudin]]
|sekretaris daerah = Nur Priyantomo
|ketua DPRD =
|luas = 45,25
|penduduk = 317535
|penduduktahun = 30 Juni [[2023]]
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|96,67% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 2,89% [[Kekristenan]]
** 1,75% [[Protestan]]
** 1,14% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,40% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,02% [[Hindu]] |0,02% Lainnya<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Jawa|Jawa]]
|IPM = {{increase}} 75,90 ([[2022]])<br> {{fontcolor|Green|tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|title=Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022|website=www.bps.go.id|accessdate=17 Oktober 2023}}</ref>
|kodearea = 0285
|kodepos = [[Daftar kodepos di Indonesia|51100]]
|nomor_polisi = G ''xxxx''
|flora = [[Bambu wulung]]
|fauna = [[Perenjak jawa]]
|dau = Rp 480.230.431.000,- ([[2020]])
|dauref = <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=21 Agustus 2021|format=pdf}}</ref>
|web = {{URL|http://www.pekalongankota.go.id/}}
}}
'''Kota Pekalongan''' ([[bahasa Jawa|Hanacaraka]]: {{jav|ꦥꦏꦭꦺꦴꦔꦤ꧀}}, [[Pegon]]: '''ڤكلوڠن''', {{translit}} ''Pakalongan'', {{zh|s=北加隆岸|p=Běi Jiā Lóng Àn}}, [[bahasa Belanda|Belanda]]: ''Pacalongan'') adalah salah satu [[kota]] di provinsi [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Kota ini merupakan pelabuhan terpenting di Jawa Tengah dan terkenal dengan batiknya. Pekalongan merupakan kota pertama di Indonesia dan kota [[Asia Tenggara]] pertama yang menjadi bagian dari [[Jaringan Kota Kreatif UNESCO]].<ref name="creative-city">{{Cite web|title=Pekalongan {{!}} Creative City of Crafts and Folk Arts|url=https://en.unesco.org/creative-cities/pekalongan|access-date=2022-06-12|website=en.unesco.org|archive-date=2019-05-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20190509051848/https://en.unesco.org/creative-cities/pekalongan|dead-url=no}}</ref>
Pekalongan berbatasan dengan [[Laut Jawa]] di utara, [[Kabupaten Batang]] di timur, serta [[Kabupaten Pekalongan]] di sebelah selatan dan barat, dan terletak di lintas utara. Pekalongan berjarak 417 km sebelah barat dari [[Kota Surabaya]], atau 384 km sebelah timur dari [[Jakarta]]. Pekalongan dikenal dengan julukan "Kota Batik", karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan variatif. Pada pertengahan tahun [[2023]], jumlah penduduk kota Pekalongan sebanyak 317.535 jiwa dengan kepadatan 6.983 jiwa/km².<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=21 Agustus 2023|format=visual}}</ref>
== Sejarah ==
[[Berkas:Stadswapen van gemeente Pekalongan, KITLV 36D754.tiff|jmpl|205px|kiri|Lambang Kota Pekalongan (tahun 1931).]]
[[Berkas:Plans van het geprojecteerde fort van Paccalongang (Pakalongan).jpeg|jmpl|207px|''Fort Paccalongang'', benteng peninggalan Belanda di Pekalongan (tahun 1753).|kiri]]
Pada pertengahan abad ke-19 di kalangan kaum liberal [[Belanda]] muncul pemikiran etis, yang selanjutnya dikenal sebagai [[politik etis]], yang menyerukan Program Desentralisasi Kekuasaan Administratif yang memberikan hak otonomi kepada setiap Keresidenan dan Kota Besar serta pembentukan dewan-dewan daerah di wilayah administratif tersebut.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Voorbeeld van prieelverlichting op het erf van een Europese woning te Pekalongan TMnr 60019861.jpg|jmpl|207px|Rumah orang Belanda di Pekalongan (tahun 1923).|al=|kiri]]
Pemikiran kaum liberal ini ditanggapi oleh Pemerintah [[Kerajaan Belanda]] dengan dikeluarkannya Staatbland Nomor 329 Tahun 1903 yang menjadi dasar hukum pemberian hak otonomi kepada setiap residensi dan untuk Kota Pekalongan. Hak otonomi ini diatur dalam Staatblaad Nomor 124 tahun 1906 tanggal 1 April 1906 tentang ''Decentralisatie Afzondering van Gelmiddelen voor de Hoofplaatss Pekalongan uit de Algemenee Geldmiddelen de dier Plaatse'' yang berlaku sejak tanggal ditetapkan.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Luchtfoto van de haven van Pekalongan TMnr 60034240.jpg|jmpl|205px|kiri|Pelabuhan Pekalongan ({{circa|1933-40}}).]]
Pada tanggal 8 Maret 1942 Pemerintah Hindia Belanda menandatangani penyerahan kekuasaan kepada tentara Jepang. Jepang menghapus keberadaan dewan-dewan daerah, sedangkan Kabupaten dan Kotamadya diteruskan dan hanya menjalankan pemerintahan dekonsentrasi.
Proklamasi Kemerdekaan [[Indonesia|Negara Kesatuan Republik Indonesia]] pada tanggal 17 Agustus oleh dwitunggal [[Soekarno]]-[[Mohammad Hatta|Hatta]] di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], ditindaklanjuti rakyat Pekalongan dengan mengangkat senjata untuk merebut markas tentara Jepang pada tanggal 3 Oktober 1945. Perjuangan ini berhasil, sehingga pada tanggal 7 Oktober 1945 Pekalongan bebas dari tentara [[Jepang]].
Secara yuridis formal, Kota Pekalongan dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Besar dalam lingkungan [[Jawa Barat]]
Terbitnya PP Nomor 21 Tahun 1988 tanggal 5 Desember 1988 dan ditindaklanjuti dengan Inmendagri Nomor 3 Tahun 1989 mengubah batas wilayah Kotamadya Dati II Pekalongan sehingga luas wilayahnya berubah dari 1.755 Ha menjadi 4.465,24 Ha dan terdiri dari 4 Kecamatan, 22 desa dan 24 kelurahan. Sejalan dengan era reformasi yang menuntut adanya reformasi disegala bidang, diterbitkan PP Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 32 Tahun 2004 yang mengubah sebutan Kotamadya Dati II Pekalongan menjadi Kota Pekalongan.
== Lambang ==
[[Berkas:Coat of Arms of Pekalongan (1931?).svg|jmpl|207px|Lambang Kota Pekalongan pada zaman Hindia Belanda yang diadopsi tahun 1931.|kiri]]
Kota Pekalongan pertama kali menggunakan ''coat of arms'' bergaya Belanda yang pada perisainya tergambar tiga ekor ikan di jaring. Representasi ini melambangkan bahwa Pekalongan merupakan pusat penangkapan ikan utama di Jawa Tengah bagian utara.{{butuh rujukan}}
Lambang Kota Pekalongan yang kini digunakan ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Besar Pekalongan Tentang Bentuk Lambang Kota Besar Pekalongan tanggal 29 Januari 1957 dan kini menggunakan [https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/92684/perda-kota-pekalongan-no-3-tahun-2017 Peraturan Daerah Kota Pekalongan No. 3 Tahun 2017]. Lambang ini berupa perisai yang dimahkotai benteng 5 menara. Pada perisai utama terdapat canting di atas bidang kuning emas (Or), tiga ikan berenang pada bidang biru (Azure), serta motif batik Jlamprang menyilang dari kanan atas ke kiri bawah (''per bend sinister'').
[[Berkas:Logo kota pekalongan.png|jmpl|150px|Logo Kota Pekalongan antara tahun 2014 hingga 2017]]
Pada tanggal 30 Januari 2015, Wali Kota Pekalongan [[Muhammad Basyir Ahmad Syawie|Basyir Ahmad]] meluncurkan logo baru dan dikukuhkan berdasarkan Perda No. 10 Tahun 2014. Logo ini diluncurkan untuk memberikan citra baru bahwa Pemerintah Kota harus melayani masyarakat. Ahmad menyebut bahwa logo ini "tidak hanya milik pemerintah, tetapi juga milik masyarakat."<ref>{{Cite news|title=Hari ini, Pemkot Pekalongan Resmi Ganti Logo|url=https://jateng.tribunnews.com/2015/01/30/hari-ini-pemkot-pekalongan-resmi-ganti-logo|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2021-12-29|first=Raka F|last=Pujangga|archive-date=2021-12-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20211229120837/https://jateng.tribunnews.com/2015/01/30/hari-ini-pemkot-pekalongan-resmi-ganti-logo|dead-url=no}}</ref> Logo Kota Pekalongan tampil dengan bentuk yang lebih modern, membentuk lingkaran dengan unsur-unsur seperti orang bekerja, canting, ikan, dan orang beribadah. Ahmad menyebut bahwa lambang ini akan disandingkan dengan ''emblem'' [[UNESCO]] untuk memudahkan pemasaran dan penjenamaan.<ref>{{Cite news|title=Ini Dia Arti Logo Baru Pemkot Pekalongan|url=https://daerah.sindonews.com/berita/946508/22/ini-dia-arti-logo-baru-pemkot-pekalongan|work=[[Sindonews.com]]|language=id-ID|access-date=2021-12-29|archive-date=2021-12-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20211229120836/https://daerah.sindonews.com/berita/946508/22/ini-dia-arti-logo-baru-pemkot-pekalongan|dead-url=no}}</ref>
Logo ini mendapat komplain dari masyarakat Kota Pekalongan karena bentuknya terlalu abstrak dan tak terkesan formal. Akhirnya Pemerintah Kota memutuskan untuk mengembalikannya ke ''coat of arms'' yang dibuat tahun 1958 dengan mengukuhkan Perda No. 3 Tahun 2017.<ref>{{Cite web|date=2017-05-19|title=Kota Pekalongan Launching Logo Baru Tapi Lama|url=https://tribratanews.jateng.polri.go.id/2017/05/19/kota-pekalongan-launching-logo-baru-tapi-lama/|website=Tribrata News Jawa Tengah|language=id-ID|access-date=2021-12-19|archive-date=2021-12-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20211219024828/https://tribratanews.jateng.polri.go.id/2017/05/19/kota-pekalongan-launching-logo-baru-tapi-lama/|dead-url=no}}</ref>
== Geografi ==
Kota Pekalongan membentang antara 6º50’42”–6º55’44” LS dan 109º37’55”–109º42’19” BT. Berdasarkan koordinat fiktifnya, Kota Pekalongan membentang antara 510,00–518,00 km membujur dan 517,75–526,75 km melintang, dimana semuanya merupakan daerah datar, tidak ada daerah dengan kemiringan yang curam, terdiri dari tanah kering 67,48% Ha dan tanah sawah 32,53%.<ref>{{Cite web |url=https://pekalongankota.bps.go.id/publication/2017/08/11/8a0c62d61c6ed7d8bf1771bd/kota-pekalongan-dalam-angka-2017.html |title="Kota Pekalongan Dalam Angka 2017" (BPS Kota Pekalongan), diakses 13 Juni 2018 |access-date=2018-06-13 |archive-date=2021-05-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210513202916/https://pekalongankota.bps.go.id/publication/2017/08/11/8a0c62d61c6ed7d8bf1771bd/kota-pekalongan-dalam-angka-2017.html |dead-url=no }}</ref>
Berdasarkan jenis tanahnya, di Kota Pekalongan memiliki jenis tanah yang berwarna agak kelabu dengan jenis aluvial kelabu kekuningan dan aluvial yohidromorf. Jarak terjauh dari Utara ke Selatan mencapai ± 9 km, sedangkan dari Barat ke Timur mencapai ± 7 km.
=== Batas wilayah ===
Batas wilayah administrasi Kota Pekalongan yaitu:
{{Batas_USBT
|utara = [[Laut Jawa]]
|selatan = [[Kabupaten Pekalongan]] dan [[Kabupaten Batang]]
|barat = [[Kabupaten Pekalongan]]
|timur = [[Kabupaten Batang]]
}}
=== Iklim dan cuaca ===
Kota Pekalongan merupakan daerah beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 40 mm–300 mm per bulan, dengan jumlah hari hujan 120 hari. Keadaan suhu rata-rata di Kota Pekalongan dari tahun ke tahun tidak banyak berubah, berkisar antara 17–35 °C.
{{Weather box
Baris 115 ⟶ 161:
|Dec precipitation days=17.6
|year precipitation days=140.0
|source 1= <ref name="Weatherbase">{{Cite web |url=http://www.weatherbase.com/weather/weather.php3?s=602464&cityname=Pekalongan-Indonesia |title=Pekalongan, Indonesia Travel Weather Averages |website=Weatherbase |accessdate=7 Februari 2016 |archive-date=2019-04-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190415045040/http://www.weatherbase.com/weather/weather.php3?s=602464&cityname=Pekalongan-Indonesia |dead-url=no }}</ref>
}}
== Pemerintahan ==
===
{{utama|Daftar Wali Kota Pekalongan}}
Wali kota Pekalongan saat ini dijabat oleh [[Achmad Afzan Arslan Djunaid]], didampingi wakil wali kota [[Salahudin (politikus)|Salahudin]]. Achmad dan Salahudin adalah pemenang pada pemilihan umum walikota Pekalongan 2020, dan dilantik pada 26 Februari 2021, untuk masa jabatan 2021-2026.<ref>{{cite web|url=https://protokol.pekalongankota.go.id/berita/resmi-dilantik-wali-kota-dan-wakil-wali-kota-pekalongan-periode-20212026.html|title=Resmi Dilantik Wali Kota Dan Wakil Wali Kota Pekalongan Periode 2021-2026|website=pekalongankota.go.id|accessdate=17 Oktober 2023}}</ref>
{| class="wikitable mw-collapsible"
|-
!
! colspan=2|Wali Kota
! Mulai jabatan
! Akhir jabatan
! Prd.
! colspan=2|Wakil Wali Kota
|-
|<center>24<center>
|[[Berkas:Achmad Afzan Arslan Djunaid.jpg|100px]]
|[[Achmad Afzan Arslan Djunaid]]
|<center>26 Februari 2021
|
|<center>26
|
|<center>[[Salahudin (politikus)|Salahudin]]
|}
===
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pekalongan}}
=== Kecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Pekalongan}}
Berikut ini adalah daftar [[kecamatan]] dan [[kelurahan]] di Kota Pekalongan. <onlyinclude>Kota Pekalongan memiliki 4 kecamatan dan 27 kelurahan pasca-penggabungan (berdasarkan Perda Kota Pekalongan No.8 Tahun 2013).<ref>{{Cite web|url=http://www.jdih.setjen.kemendagri.go.id/|title=Biro Hukum|website=www.jdih.setjen.kemendagri.go.id|language=en-US|access-date=2018-10-12}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Pekalongan}}
== Demografi ==
=== Agama ===
[[Berkas:Masjid Agung Al-Jami'.jpg|jmpl|250px|ki|[[Masjid Agung Al-Jami' Pekalongan]].]]
[[Berkas:Gereja Katolik Paroki St. Petrus Pekalongan.jpg|jmpl|ka|250px|Gereja Katolik St. Petrus Pekalongan]]
Sejak dahulu, Kota Pekalongan dikenal sebagai salah satu kota dengan tingkat religiositas yang cukup tinggi, indikatornya adalah dengan banyaknya jumlah pondok pesantren yang ada yakni 44 buah dengan jumlah santri mencapai 4.706 orang. Keberagaman pemeluk agama tidak lagi menimbulkan permasalahan yang berarti menunjukkan kondusifnya kehidupan antar umat beragama Kota Pekalongan.
Agama [[Islam]] merupakan agama mayoritas penduduk Kota Pekalongan, sedangkan agama lain yang dianut sebagian warga Kota Pekalongan adalah [[Kristen Protestan|Kristen]], [[Katolik]], [[Agama Hindu|Hindu]], [[Budha]] dan [[Kong Hu Cu|Konghucu]]. Untuk memenuhi kebutuhan peribadatan, di Kota Pekalongan terdapat berbagai jenis tempat ibadah berupa Masjid 106 unit, Musholla 613 unit, 13 buah Gereja Kristen, 2 Gereja Katolik, 1 Pura dan 5 Wihara yang tersebar diseluruh kecamatan Kota Pekalongan.<ref>{{cite web|url=https://jateng.bps.go.id/statictable/2021/04/09/2249/jumlah-penduduk-menurut-kabupaten-kota-dan-agama-yang-dianut-di-provinsi-jawa-tengah-2020.html|title=Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota dan Agama di Provinsi Jawa Tengah, 2020|publisher=Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah|date=14 April 2021|accessdate=4 Maret 2022|archive-date=2022-09-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20220913152650/https://jateng.bps.go.id/statictable/2021/04/09/2249/jumlah-penduduk-menurut-kabupaten-kota-dan-agama-yang-dianut-di-provinsi-jawa-tengah-2020.html|dead-url=no}}</ref>
===
Kota Pekalongan secara etnik didominasi oleh [[Suku Jawa]] yang bertutur dengan Bahasa Jawa dialek Pekalongan yang secara dialek dekat dengan [[bahasa Banyumasan|Bahasa Jawa Banyumasan]] dialek Tegal ataupun [[Bahasa Jawa Semarang]]. Sejarah Pekalongan sebagai kota pelabuhan dan perdagangan membuatnya memiliki sejumlah komunitas pendatang yang menonjol, seperti etnis [[Cina]] dan [[Arab]], selain tentu saja suku-suku Nusantara lain seperti suku [[Melayu]] dan [[Banjar]].
Karena letaknya sangat strategis yaitu di antara Jakarta dan Surabaya, perekonomian Kota Pekalongan cukup maju di antara kota-kota lain di Jawa Tengah yaitu dalam bidang industri, perikanan dan properti. Dalam bidang perikanan, Kota Pekalongan memiliki sebuah pelabuhan perikanan terbesar di [[Pulau Jawa]].
Pelabuhan ini sering menjadi transit dan area pelelangan hasil tangkapan laut oleh para nelayan dari berbagai daerah. Selain itu di Kota Pekalongan banyak terdapat perusahaan pengolahan hasil laut, seperti [[ikan asin]], [[terasi]], [[Sarden (makanan)|sarden]], dan kerupuk ikan, baik perusahaan berskala besar maupun industri rumah tangga.
== Pariwisata ==
[[File:City branding logo of Pekalongan World's City of Batik.svg|thumb|''City branding'' Kota Pekalongan, diluncurkan dengan Perda No. 5 Tahun 2014 tentang ''Branding Kota Pekalongan'' tanggal 3 September 2014. Memuat huruf kursif yang melambangkan dinamika kota yang kaya akan budaya dan tradisi dengan masyarakat yang sangat hangat, dan bersahabat, diakhiri dengan lengkungan batang bunga ke atas yang menggambarkan tumbuh kembangnya kota serta bertuliskan World’s City of Batik di bawahnya yang berartikan Kota Batik Dunia.<ref>{{cite document|url=https://jdih.pekalongankota.go.id/produk/downloadProduk/103|title=Peraturan Daerah Kota Pekalongan No. 5 Tahun 2014|access-date=2022-03-11|archive-date=2022-09-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20220914042755/https://jdih.pekalongankota.go.id/produk/downloadProduk/103|dead-url=no}}</ref>]]
Kota Pekalongan dikenal akan batiknya yang telah mendunia, banyak wisatawan yang datang atau sekadar singgah di Kota Pekalongan. Tempat wisata di Kota Pekalongan tidak hanya wisata batik saja, tetapi terdapat juga wisata keagamaan, sejarah dan alam.
=== Tempat wisata ===
{{col|3}}
* [[Museum Batik Pekalongan]]
* Kampoeng Batik Kauman
* Kampung Wisata Batik Pesindon
* Kampung Wisata ATBM [[Medono, Pekalongan Barat, Pekalongan|Medono]]
Baris 254 ⟶ 239:
* Taman Kota Kawasan Mataram
* Monumen 03-10-1945
{{EndDiv}}
== Kuliner ==
[[Berkas:Soto Pekalongan.jpg|jmpl|250px|[[Tauto Pekalongan]].]]
Kota Pekalongan memiliki kuliner khas, diantaranya:
* [[Tauto Pekalongan|Tauto]], merupakan salah satu makanan khas Kota Pekalongan, makanan ini merupakan sebagaimana makanan soto namun menggunakan daging kerbau dengan bumbu khas yaitu
* [[Kopi tahlil]], sebuah minuman kopi yang diracik dengan menggunakan bahan rempah-rempah seperti jahe, kapulaga, pandan.
* Gule kambing kacang hijau, makanan ini dipengaruhi budaya khas [[Timur Tengah]], gule kambing ini disajikan dengan dicampur bersama kacang hijau.
* [[Nasi kebuli]], merupakan nasi yang dimasak menggunakan rempah-rempah yang disajikan dengan potongan daging kambing yang dilengkapi acar nanas.
* Garang asem Pekalongan, makanan yang berkuah bening dari daging sapi dengan racikan tomat dan cabai rawit gelondongan yang disajikan dalam kondisi panas. Biasa disajikan bersama megono.
* [[Megono]], makanan yang terbuat dari nangka muda yang dirajang, diramu dengan bumbu dan dimasak dengan cara dikukus.
* Nasi uwet, makanan ini hampir mirip gulai kambing namun dengan kuah yang lebih encer karena tidak menggunakan santan.
*Nasi Otot, makanan yang terdiri dari nasi dan otot sapi yang diberi bumbu yang khas, serta ditambah dengan tambahan gorengan.
*[[Pindang tetel]] adalah makanan khas pekalongan yang berasal dari desa Ambokembang, Kedungwuni, Pekalongan dan Kota Pekalongan Selatan. Meskipun bernama pindang tetel, masakan ini lebih mirip rawon dan dibuat dari tetelan daging iga sapi, bukan ikan pindang.
*[[Kuluban|Kluban]], kuliner tradisional khas Pekalongan, menjadi pilihan tepat bagi pecinta sayuran. Banyak orang yang sulit membedakan antara kluban dan urap karena tampilannya yang serupa. Namun, kedua hidangan ini memiliki perbedaan tersendiri.
== Pendidikan ==
Kota Pekalongan memiliki sekitar 2.687 sekolah, 451.609 siswa dan 22.137 guru
=== Perguruan
* [[Universitas Pekalongan]] (UNIKAL)
* [[
* [[Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Widya Pratama Pekalongan]] (STMIK Widya Pratama)
* [[Akademi Kebidanan Harapan Ibu]] (AKBID Harapan Ibu)
*
== Kesehatan ==
=== Rumah sakit ===
{{utama|Daftar rumah sakit di Kota Pekalongan}}
{{:Daftar rumah sakit di Kota Pekalongan}}
[[Berkas:RSUD Bendan - panoramio.jpg|al=|jmpl|250x250px|RSUD Bendan Milik Pemerintah Kota Pekalongan]]
== Transportasi ==
[[Berkas:Sta-PK01a.JPG|
Kota Pekalongan mudah dijangkau karena merupakan kota perlintasan yang terletak di lintas utara Jawa, menghubungkan Jakarta
* [[Stasiun Pekalongan]], semua kereta api penumpang berhenti di stasiun ini
* Terminal Bus
* Terminal
* Terminal
* Terminal
* Terminal
* Terminal
* [[Jalan Tol Pemalang-Batang]], exit [[Kota Pekalongan]] di Sentono
== Olahraga ==
Di Kota Pekalongan terdapat fasilitas olahraga pada berbagai cabang olahraga, diantaranya:
* [[Stadion Kota Batik|Stadion Jenderal Hoegeng]]
* Stadion Bumirejo
* Stadion Kuripan Lor
* Kolam Renang Tirta Sari (Sudah dibongkar)
* Gedung GOR Jetayu
* Gedung GOR Peritis Kemerdekaan
* Gedung GOR Medono
* Lapangan Tenis Prabajaya
* Lapangan Tenis PDAM
* Sungai Cemoro Sewu
* Lapangan
* Lapangan Golf Setono
==
<gallery>
Berkas:De haven van Pekalongan, KITLV 3743.tiff|Pelabuhan Pekalongan (1911).
Berkas:De sociëteit Delectatio te Pekalongan, KITLV 116682.tiff|GOR Jatayu (1915).
Berkas:Weg naar een woning, vermoedelijk te Pekalongan, KITLV 116698.tiff|Jalan Jatayu menuju rumah jabatan Residen Pekalongan (1916).
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Huis van een Arabisch hoofd Pekalongan Oost-Java TMnr 10021095.jpg|Rumah kediaman [[Kapitan Arab]] di Pekalongan (1920).
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Eén van de Chinese erepoorten te Pekalongan TMnr 60019870.jpg|Kawasan [[Pecinan]] di Pekalongan (1923).
Berkas:Gevangenis te Pekalongan, KITLV 17254.tiff|Lapas Kelas IIA Pekalongan (1935).
Berkas:Protestantse Kerk, Pekalongan, KITLV 1403966.tiff|Gereja Protestan di Pekalongan (antara abad ke-19 dan 20).
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Brug te Pekalongan Midden-Java TMnr 10021579.jpg|Jembatan loji di sungai Kupang (sekitar 1900-1940).
</gallery>
==Catatan kaki==
{{reflist|group=lower-alpha}}
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
{{commonscat|Pekalongan}}
{{wikivoyage|Pekalongan}}
* {{Official|https://pekalongankota.go.id/}}
* [http://meta.wikimedia.org/wiki/Requests_for_new_languages/Wikipedia_Boso_Kalongan Proposal Bahasa Pekalongan di Wikipedia]
{{Sister project links|Pekalongan}}
{{Kota Pekalongan}}
{{Pekanpetang}}
{{Jawa Tengah}}
[[Kategori:Kota Pekalongan| ]]
[[Kategori:Kota di Jawa Tengah|Pekalongan]]
[[Kategori:Kota di Indonesia|Pekalongan]]
|