Suku Kutai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Etnik
 
(83 revisi perantara oleh 47 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{ethnic group|
|group=
|image=[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van de kroonprinses van Koetai de vrouw van de latere Sultan Ali Muhammad Alimuddin in bruidskleding TMnr 60042303.jpg ‎|200px|Bangsawan Kutai]]
Suku Kutai<br/>Urang Kutai<br/>اورڠ كوتاي
|group=Suku Kutai
|image=[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van de kroonprins van Koetai waarschijnlijk de latere Sultan Ali Muhammad Alimuddin in bruidskleding TMnr 60042304.jpg|150px]]<br>Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-18<br>[[File:Sultan Aji Muhammad Salehuddin II.JPG|150px]]<br>(Sutan Aji Muhammad Salehuddin II)<br>Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-20
|poptime='''368.000'''
|popplacepoptime=[[Kalimantan Timur]]:~ '''368402.000'''{{br}}
|region1 =
|langs=[[bahasa Kutai|Kutai]], [[bahasa Indonesia|Indonesia]]
'''{{flagcountry|Indonesia}}'''
|rels=[[Islam]], [[Kristen]], [[Kaharingan]]
|pop1 = (?)
|related=[[Dayak]] ([[suku Dayak Tunjung|Tunjung]], [[Suku Dayak Benuaq|Benuaq]], [[Suku Dayak Kenyah|Kenyah]]), [[suku Banjar|Banjar]], [[Suku Melayu|Melayu]] }}
|ref1 =
|last =
|first =
|publisher=
|title =
|date =
|year =2011
|url =
|accessdate =
|isbn =
|url =
|region2 = •'''[[Kalimantan Timur]]'''
----
|pop2 = 570.000
|ref2 =
|region3 ='''{{flagcountry|MYS}}'''
|pop3 = '''?'''
|ref3 =
|region4 = • '''{{flag|Sarawak}}'''
|pop4 = 24.000
|ref4 =
|region5 = •'''{{flag|Sabah}}'''
|pop5 =10.000
|ref =
|langs=[[bahasa Kutai|Kutai]], [[bahasa Indonesia|Indonesia]], [[bahasa Melayu|Melayu]]
|rels=[[Islam]], [[Kaharingan]]
|related=[[Dayak]] ([[suku Dayak Tunjung|Tunjung]], [[Suku Dayak Benuaq|Benuaq]], [[Suku Dayak Kenyah|Kenyah]]), [[suku Banjar|Banjar]], [[Suku Melayu|Melayu]]
}}
 
'''Suku Kutai''', atau '''Urang Kutai''' ([[Aksara Jawi|Jawi]]: كوتاي) adalah sukusalah satu dari rumpun masyarakat asli Kalimantan yang mendiami wilayah [[Kalimantan Timur]] yang mayoritas saat ini beragama Islam dan hidup di tepi sungai.
 
Pada awalnya Kutai merupakan nama suatu teritori tempat bermukimnya masyarakat asli Kalimantan. Suku Kutai ini kemudian banyak menyerap nilai nilai kebudayaan suku Banjar dan Melayu pesisir yang berada di Kalimantan Timur.
Suku Kutai merupakan bagian dari rumpun [[Suku Dayak]], khususnya dayak rumpun [[ot danum]] ( tradisi lisan orangtua beberapa Suku Kutai yang mengatakan [[Suku Dayak Lawangan]] yang kemudian berdiam di Kalimantan Timur melahirkan [[Suku Dayak Tunjung]] dan [[Suku Dayak Benuaq]], kemudian dengan masuknya budaya melayu dan muslim melahirkan terbentuknya Masyarakat Suku Kutai yang berbeda budaya dengan [[Suku Dayak]]).
 
Adat-istiadat lama Suku Kutai memiliki beberapa kesamaan kesamaan dengan adat-istiadat Suku Dayak rumpun Ot Danum (khususnya Tunjung-Benuaq) misalnya; Erau (upacara adat yang paling meriah), belian (upacara tarian penyembuhan penyakit), memang, dan mantra-mantra serta ilmu gaib seperti; parang maya, panah terong, polong, racun gangsa, perakut, peloros, dan lain-lain. Di mana adat-adat tersebut dimiliki oleh Suku Kutai dan Suku Dayak. Bahkan hingga saat ini masih ada Suku Kutai di Desa Kedang Ipil, [[Kutai Kartanegara]] yang menganut agama [[Kaharingan]] sama halnya dengan [[Suku Dayak]]. Selain itu Suku Kutai juga memiliki kedekatan budaya dengan Suku Banjar karena terjadi asimilasi dengan budaya melayu banjar seperti pertunjukan [[Mamanda]], serta budaya Melayu seperti Jepen/Zapin, musik Panting Gambus, budaya bersyair seperti Tarsul dl
Pada awalnya Kutai merupakan nama suatu teritori tempat bermukimnya masyarakat asli Kalimantan atau Dayak. Suku Kutai berdasarkan jenisnya adalah termasuk suku melayu tua sebagaimana Suku Dayak di Kalimantan Timur. Oleh karena itu secara fisik Suku Kutai mirip dengan Suku Dayak rumpun Ot Danum. Hubungan Kekerabatan Suku Kutai dengan Suku Dayak diceritakan juga dalam tradisi lisan Suku Dayak dengan berbagai versi di beberapa subsuku rumpun Ot Danum (karena masing - masing subsuku memiliki sejarah tersendiri).
 
Adat-istiadat lama Suku Kutai banyak kesamaan dengan adat-istiadat Suku Dayak rumpun ot danum (khususnya Tunjung-Benuaq) misalnya; Erau (upacara adat yang paling meriah), belian (upacara tarian penyembuhan penyakit), memang, dan mantra-mantra serta ilmu gaib seperti; parang maya, panah terong, polong, racun gangsa, perakut, peloros, dan lain-lain. Di mana adat-adat tersebut dimiliki oleh Suku Kutai dan Suku Dayak. Bahkan hingga saat ini masih ada Suku Kutai di Desa Kedang Ipil, [[Kutai Kartanegara]] yang menganut kepercayaan kaharingan sama halnya dengan [[Suku Dayak]].
 
== Etimologi ==
 
Pada awalnya [[Kutai]] bukanlah nama suku, akan tetapi nama tempat/wilayah dan nama Kerajaan tempat ditemukannya prasasti Yupa oleh peneliti Belanda. Seluruh masyarakat asli Kalimantan sendiri sebenarnya adalah Serumpun, Antara Ngaju, Maanyan, Iban, Kenyah, Kayatn, Kutai ( Lawangan - Tonyoi - Benuaq ), Banjar ( Ngaju, Iban , maanyan, dll ), Tidung, Paser, dan lainnya. Hanya saja Permasalahan Politik Penguasa dan Agama menjadi jurang pemisah antara keluarga besar ini. Mereka yang meninggalkan kepercayaan lama akhirnya meninggalkan adatnya karena lebih menerima kepercayaan baru dan berevolusi menjadi Masyarakat Melayu Muda. Khususnya dalam Islam maupun Nasrani, hal - hal adat yang bertolak belakang dengan ajaran akan ditinggalkan. Sedangkan yang tetap teguh dengan kepercayaan lama disebut dengan Dayak.
 
[[Kutai]] menjadi nama suku akibat dari politik kepentingan penguasa saat itu yang berambisi menyatukan Nusantaradua kerajaan yaitu Maharaja aji batara agung dewa sakti Kertanegara penerusdari Singasarijahitan layar yang berasal dari Jawakutai lama dengan kerajaan kutai martadipura yang berasal dari muara kaman tujuan untuk memperbesar wilayah kutai kartanegara dan juga untuk menahan perluasan kekuasaan Kubilai Khan dari Dinasti Mongol. Disaat itu selama kekuasaan Kertanegara sebagian masyarakat asli Borneo yang biasa disebut dengan Masyarakat Dayak akhirnya bertransformasi menjadi Masyarakat Kutai saat berdiam di wilayah Kekuasaan Kerajaan Kertanegara dan diharuskan mematuhi peraturan Penguasa. Yang menolak dan memiliki kesempatan melarikan diri akhirnya masuk ke pedalaman dan tetap menjadi Masyarakat Dayak. Versi lain menyebutkan bahwa istilah [[dayak]] juga bukan merupakan nama suku dulunya karena istilah [[dayak]] merupakan nama pemberian Belanda yang digunakan oleh para kolonial Belanda untuk menghina masyarakat.
 
Menurut informasi lain, Nama Kutai berawal dari nama Kerajaan Kutai Martadipura di Muara Kaman, sebenarnya nama kerajaan ini awalnya disebut Queitaire (Kutai) oleh Pendatang dan Pedagang awal abad masehi yang datang dari India selatan yang artinya Belantara dan IbukotaIbu kota Kerajaannya bernama Maradavure (Martapura) berada di Pulau Naladwipa ( istilah Kalimantan di kitab Jawa )dan letaknya di tepi Sungai Mahakam di seberang Persimpangan Sungai Kanan Mudik Mahakam yakni Sungai Kedang Rantau asal nama Kota Muara Kaman sekarang. Dalam berita Champa atau Cina disebut Kho-Thay artinya Kota Besar atau Bandar Kerajaan Besar. Ada pendapat lain, dari sudut pandang masyarakat Jawa, bahwa Sumpah Palapa Patih Gajah Mada di Majapahit sempat menyebutkan Tunjung Kuta, ada pula yang mengatakan tulisan yang benar adalah Tunjung Kutai, akan tetapi ini pada masa [[Kerajaan Kutai Kartanegara|Kerajaan Kartanegara]].
 
Menurut Legenda Kerajaan Sendawar dengan Raja Tulur Aji Jangkat bersama permaisuri Mok Manor Bulatn dan mereka memupnyaimempunyai 5 orang anak : Sualas Gunaaqn (Menjadi Keturunan Dayak Tunjung), Jelivan Benaaq (Menjadi Keturunan Dayak Bahau), Nara Gunaa (Menjadi Keturunan Dayak Benuaq), dan Puncan Karnaaq (Menjadi Keturunan Dayak Kutai ).
 
Adapaun tradisi lisan di tiap keluarga masyarakat kutai yang mengatakan bahwa leluhur mereka berasal dari negeri cina, mirip dengan tradisi lisan masyarakat Dayak Kenyah. Sehingga ada anggapan bahwa Kutai ini adalah persatuan dari banyak subsuku masyarakat Dayak dalam rangka mencari identitas baru.
 
Dari pemaparan di atas diketahui bahwa [[Kutai]] pada masa itu adalah nama Kerajaan/kota/wilayah tempat penemuan prasasti bukan nama suku (etnis) dan hubungan kekerabatan Suku Kutai dan [[Suku Dayak]] sangat kuat. Hanya saja pengaruh agama Islam dan akulturasi pendatang yang menyebarkan agama Islam ( Sumatra, Cina, Banjar, Jawa ) serta perang antar kerajaan ( Dinasti Kartanegara dari Majapahitkutai lama yang memenangkan peperangan melawan kerajaan Kutai Martadipura ) pada saat itu mengakibatkan budaya Suku Kutai menjadi agak berbeda dengan [[Suku Dayak]] saat ini. Oleh karena itulah Suku Kutai asli akan menyebut [[Suku Dayak]] dengan istilah ''Densanak Tuha'' yang artinya Saudara Tua karena masih satu leluhur.
 
== Kelompok etnis Kutai di Kalimantan ==
 
{{Pie chart
| thumb = right
| caption = Etnik/Bahasa di regional [[Kalimantan (wilayah Indonesia)]]
| label1 = [[Suku Banjar|Banjar]]
| value1 = 26.24
| color1 = Green
| label2 = [[Suku Dayak|Dayak]]
| value2 = 21.78
| color2 = Purple
| label3 = [[Suku Jawa|Jawa]]
| value3 = 18.18
| color3 = Yellow
| label4 = [[Orang Melayu Indonesia|Melayu]]
| value4 = 11.51
| color4 = Blue
| label5 = [[Suku Bugis|Bugis]]
| value5 = 7.22
| color5 = Red
| label6 = [[Suku Madura|Madura]]
| value6 = 3.04
| color6 = Violet
| label7 = [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]
| value7 = 2.98
| color7 = Brown
| label8 = Kutai
| value8 = 2.01
| color8 = Black
| label9 = [[Suku Sunda|Sunda]]
| value9 = 1.15
| color9 = Grey
| label10 = [[Suku Batak|Batak]]
| value10 = 0.64
| color10 = Magenta
| label11 = Suku-suku lain
| value11 = 5.26
| color11 = Pink
}}
 
<!-- hindari menaruh navbox untuk menggantikan isi. Daftarkan saja suku-suku yang paling besar
{{Grup etnik di Kalimantan|state=show}} -->
Berikit 10 etnis terbesar di Kalimantan menurut Sensus 2010:
{| class="wikitable sortable"
|-
! Urutan
! Suku Bangsa
! [[Kalimantan Barat]] <ref>[[Kalimantan Barat#Suku Bangsa|Kalimantan Barat - Suku Bangsa]]</ref>
! [[Kalimantan Tengah]] <ref>[[Kalimantan Tengah#Suku Bangsa|Kalimantan Tengah - Suku Bangsa]]</ref>
! [[Kalimantan Selatan]] <ref>[[Kalimantan Timur#Suku Bangsa|Kalimantan Selatan - Suku Bangsa]]</ref>
! [[Kalimantan Timur]] dan [[Kalimantan Utara]] <ref>[[Kalimantan Timur#Suku Bangsa|Kalimantan Timur - Suku Bangsa]]</ref>
! Jumlah
! Keterangan
|-
| 1
| [[Suku Banjar]]
| style="text-align: right;" | 14.430{{br}} (0,33%)
| style="text-align: right;" | 464.260{{br}} (21,03%)
| style="text-align: right;" | 2.686.627{{br}} (74,34%)
| style="text-align: right;" | 440.453{{br}} (12,45%)
| style="text-align: right;" | 3.605.770{{br}} (26,24%)
| Menempati Kalimantan Selatan dan menyebar hingga Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan sedikit di Kalimantan Barat.
|-
| 2
| [[Suku Dayak]]
| style="text-align: right;" | 1.531.989{{br}} (34,93%)
| style="text-align: right;" | 1.029.182{{br}} (46,62%)
| style="text-align: right;" | 80.708{{br}} (2,23%)
| style="text-align: right;" | 351.437{{br}} (9,94%)
| style="text-align: right;" | 2.993.316{{br}} (21,78%)
| Menempati daerah pedalaman Kalimantan, terutama Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan sedikit di Kalimantan Selatan.
|-
| 3
| [[Suku Jawa]]
| style="text-align: right;" | 427.238{{br}} (9,74%)
| style="text-align: right;" | 478.393{{br}} (21,67%)
| style="text-align: right;" | 523.276{{br}} (14,51%)
| style="text-align: right;" | 1.069.605{{br}} (30,24%)
| style="text-align: right;" | 2.498.512{{br}} (18,18%)
| Orang Jawa transmigran umumnya menempati desa-desa kawasan transmigrasi di seluruh Kalimatan. Terdapat pula orang Jawa perantauan yang juga menyebar di kawasan perkotaan di Kalimantan.
|-
| 4
| [[Orang Melayu Indonesia|Suku Melayu]]
| style="text-align: right;" | 1.484.085{{br}} (33,84%)
| style="text-align: right;" | 87.348{{br}} (3,96%)
| style="text-align: right;" | 3.681{{br}} (0,10%)
| style="text-align: right;" | 6.053{{br}} (0,17%)
| style="text-align: right;" | 1.581.167{{br}} (11,51%)
| Menempati pesisir Kalimantan Barat dan pesisir barat Kalimantan Tengah.
|-
| 5
| [[Suku Bugis]]
| style="text-align: right;" | 137.282{{br}} (3,13%)
| style="text-align: right;" | 17.104{{br}} (0,77%)
| style="text-align: right;" | 101.727{{br}} (2,81%)
| style="text-align: right;" | 735.819{{br}} (20,81%)
| style="text-align: right;" | 991.932{{br}} (7,22%)
| Menempati kawasan pesisir pantai dan perkotaan terutama di Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat.
|-
| 6
| [[Suku Madura]]
| style="text-align: right;" | 274.869{{br}} (6,27%)
| style="text-align: right;" | 42.668{{br}} (1,93%)
| style="text-align: right;" | 53.002{{br}} (1,47%)
| style="text-align: right;" | 46.823{{br}} (1,32%)
| style="text-align: right;" | 417.362{{br}} (3,04%)
| Terutama tersebar di Kalimantan Barat namun juga cukup banyak jumlahnya di daerah Kalimantan lainnya, baik di perkotaan maupun kawasan trasnmigrasi.
|-
| 7
| [[Tionghoa-Indonesia|Suku Tionghoa]]
| style="text-align: right;" | 358.451{{br}} (8,17%)
| style="text-align: right;" | 5.130{{br}} (0,23%)
| style="text-align: right;" | 13.000{{br}} (0,36%)
| style="text-align: right;" | 32.757{{br}} (0,93%)
| style="text-align: right;" | 409.338{{br}} (2,98%)
| Banyak bermukim di kawasan perkotaan terutama di Kalimantan Barat, seperti kota Singkawang dan Pontianak.
|-
| 8
| Suku Kutai
| style="text-align: right;" | Tidak ada data
| style="text-align: right;" | Tidak ada data
| style="text-align: right;" | Tidak ada data
| style="text-align: right;" | 275.696{{br}} (7,80%)
| style="text-align: right;" | 275.696{{br}} (2,01%)
| Menempati wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Timur dan Kutai Barat di Kalimantan Timur.
|-
| 9
| [[Suku Sunda]]
| style="text-align: right;" | 49.530{{br}} (1,13%)
| style="text-align: right;" | 28.580{{br}} (1,29%)
| style="text-align: right;" | 24.592{{br}} (0,68%)
| style="text-align: right;" | 55.659{{br}} (1,57%)
| style="text-align: right;" | 158.361{{br}} (1,15%)
| Juga menempati sebagian daerah transmigrasi dan juga terdapat di perkotaan.
|-
| 10
| [[Suku Batak]]
| style="text-align: right;" | 26.486{{br}} (0,60%)
| style="text-align: right;" | 12.324{{br}} (0,56%)
| style="text-align: right;" | 12.408{{br}} (0,34%)
| style="text-align: right;" | 37.145{{br}} (1,05%)
| style="text-align: right;" | 88.363{{br}} (0,64%)
| Menempati kawasan perkotaan dan biasanya mengisi jabatan birokrasi dan sedikit terdapat di pedalaman biasanya bekerja sebagai pekerja tambang atau sawit.
|-
|
| Lainnya
| style="text-align: right;" | 80.996{{br}} (1,85%)
| style="text-align: right;" | 42.378{{br}} (1,92%)
| style="text-align: right;" | 114.971{{br}} (3,18%)
| style="text-align: right;" | 485.056{{br}} (13,72%)
| style="text-align: right;" | 723.401{{br}} (5,26%)
| Suku-suku lainnya yang tidak masuk 10 besar seperti Toraja, Buton, Mandar, Makassar, Minahasa, Bali, Sasak, Bima, Flores, Palembang, Minangkabau dan lain-lain
|-
|
| Total
| style="text-align: right;" | 4.385.356{{br}} (100%)
| style="text-align: right;" | 2.207.367{{br}} (100%)
| style="text-align: right;" | 3.613.992{{br}} (100%)
| style="text-align: right;" | 3.536.503{{br}} (100%)
| style="text-align: right;" | 13.743.218{{br}} (100%)
|
|}
 
== Bahasa ==
Baris 34 ⟶ 223:
Masyarakat Kutai yang terdiri dari banyak sub suku memiliki bahasa yang beragam. Beberapa bahasa sub suku yang sudah tidak dipergunakan lagi dan kemungkinan sudah punah adalah bahasa Umaa Wak, Umaa Palaa, Umaa Luhaat, Umaa Palog, Baang Kelo dan Umaa Sam. Bahasa-bahasa tersebut dulunya lazim digunakan oleh masyarakat Kutai di hulu maupun hilir mahakam.
 
Saat ini bahasa Kutai terbagi ke dalam 4 dialek yang letaknya tidak saling berdekatan :
# Kutai Tenggarong (<span class=plainlinks>[http://www.sil.org/iso639-3/documentation.asp?id=vkt vkt]</span>)
# Kutai Kota Bangun (<span class=plainlinks>[http://www.sil.org/iso639-3/documentation.asp?id=mqg mqg]</span>)
Baris 40 ⟶ 229:
# Kutai Sengata/Sangatta (belum ada kode bahasanya)
 
Disamping memiliki beberapa persamaan kosa katakosakata dengan [[bahasa Banjar]], Bahasa Kutai juga memiliki persamaan kosa katakosakata dengan bahasa Dayak lainnya, misalnya :
* nade (Bahasa Kutai Kota Bangun); nadai ([[Bahasa Kantu']]), artinya tidak
* celap (BahsaBahasa Kutai Tenggarong; celap ([[Bahasa Dayak Iban]], Bahasa Dayak [[Tunjung]]), jelap (Bahasa Dayak [[Benuaq]]) artinya dingin
* balu (Bahasa Kutai Tenggarong), balu ([[Bahasa Dayak Iban]], balu' Bahasa Dayak [[Benuaq]]), artinya janda
* hek (Bahasa Kutai Muara PahuTenggarong), he' (Bahasa Dayak [[Tunjung]]), artinya tidak
 
== Asal Mula ==
Baris 57 ⟶ 246:
# Puak Sendawar
# Puak Pahu
# Puak MelaniMelanti
 
'''<big>Puak Pantun (Kutai Muara Kaman/Kutai Tua-Eks Hindu))</big>'''
Puak Pantun adalah suku tertua di [[Kalimantan Timur]], dan merupakan suku atau Puak yang paling Tua di antara 5 Suku atau Puak Kutai lainya, mereka adalah suku yang mendirikan kerajaan tertua di Nusantara yaitu kerajaan Kutai Martadipura di Muara Kaman pada abad 4 Masehi. Suku ini mendiami daerah [[Muara Kaman, Kutai Kartanegara |Muara Kaman]] Kab. Kutai Kartanegara dan sampai Daerah Wahau dan Daerah Muara Ancalong, serta Daerah Muara Bengkal, Daerah Kombeng di dalam wilayah Kab.Kutai Timur sekarang, suku Kutai pantun dapat dikatakan sebagai turunan para bangsawan dan Pembesar di Kerajaan Kutai Martapura (Kutai Mulawarman). Raja pertamanya dikenal dengan nama Kudungga, dan kerajaan ini jaya pada masa dinasti ketiganya yaitu pada masa Raja Mulawarwan.
 
Dibawah pimpinan Maharaja Mulawarman, kehidupan sosial dan kemasyarakatan diyakini berkembang dengan baik. Pemerintahan berpusat di Keraton yang berada di Martapura wilayah kekuasaannya terbentang dari Dataran Tinggi Tunjung (Kerajaan Pinang Sendawar), Kerajaan Sri Bangun di [[Kota Bangun, Kutai Kartanegara |Kota Bangun]], Kerajaan Pantun di Wahau, Kerajaan Tebalai, hingga ke pesisir Kalimantan Timur, seperti Sungai China, Hulu Dusun dan wilayah lainnya. Dengan penaklukan terhadap kerajaan-kerajan kecil tersebut, kondisi negara dapat stabil sehingga suasana tenteram dapat berjalan selama masa pemerintahannya. Suku ini mendiami daerah [[Muara Kaman, Kutai Kartanegara |Muara Kaman]] Kab. Kutai Kartanegara dan sampai Daerah [[Muara Wahau, Kutai Timur|Wahau]] dan Daerah [[Muara Ancalong, Kutai Timur|Muara Ancalong]], serta Daerah [[Muara Bengkal, Kutai Timur |Muara Bengkal]], Daerah [[Kongbeng, Kutai Timur |Kombeng]] di dalam wilayah Kab.Kutai Timur sekarang.
Puak Pantun adalah suku tertua di [[Kalimantan Timur]], dan merupakan suku atau Puak yang paling Tua di antara 5 Suku atau Puak Kutai lainya, mereka adalah suku yang mendirikan kerajaan tertua di Nusantara yaitu kerajaan Kutai Martadipura di Muara Kaman pada abad 4 Masehi. Suku ini mendiami daerah Muara Kaman Kab. Kutai Kartanegara dan sampai Daerah Wahau dan Daerah Muara Ancalong, serta Daerah Muara Bengkal, Daerah Kombeng di dalam wilayah Kab.Kutai Timur sekarang, suku Kutai pantun dapat dikatakan sebagai turunan para bangsawan dan Pembesar di Kerajaan Kutai Martapura (Kutai Mulawarman). Raja pertamanya dikenal dengan nama Kudungga, dan kerajaan ini jaya pada masa dinasti ketiganya yaitu pada masa Raja Mulawarwan.
 
Dibawah pimpinan Maharaja Mulawarman, kehidupan sosial dan kemasyarakatan diyakini berkembang dengan baik. Pemerintahan berpusat di Keraton yang berada di Martapura wilayah kekuasaannya terbentang dari Dataran Tinggi Tunjung (Kerajaan Pinang Sendawar), Kerajaan Sri Bangun di Kota Bangun, Kerajaan Pantun di Wahau, Kerajaan Tebalai, hingga ke pesisir Kalimantan Timur, seperti Sungai China, Hulu Dusun dan wilayah lainnya. Dengan penaklukan terhadap kerajaan-kerajan kecil tersebut, kondisi negara dapat stabil sehingga suasana tentram dapat berjalan selama masa pemerintahannya. Suku ini mendiami daerah Muara Kaman Kab. Kutai Kartanegara dan sampai Daerah Wahau dan Daerah Muara Ancalong, serta Daerah Muara Bengkal, Daerah Kombeng di dalam wilayah Kab.Kutai Timur sekarang.
 
'''<big>Puak Punang (Kutai Kedang)</big>'''
 
Puak Punang (Puak Kedang) adalah suku yang mendiami wilayah pedalaman. Diperkirakan suku ini adalah hasil percampuran antara puak pantun dan puak sendawar (tunjung-benuaq). Oleh karena itu, logat bahasa Suku Kutai Kedang mengalunkan Nada yang bergelombang. MisalyaMisalnya bahasa Indonesia “Tidak”, Bahasa Kutai “Endik”, Bahasa Kutai Kedang “Inde”…. tegas alas gelombang. Suku ini mendirikan kerajaan Sri Bangun di Kota Bangun (atau dikenal dengan nama Negeri Paha pada masa pemerintahan Kutai Matadipura). Puak punang ini tersebar diwilayah Kota Bangun, Muara Muntai, danau semayang, Sungai Belayan dan sekitarnya. Kelompok ini menggunakan [[Bahasa Kutai Kota Bangun]].<ref>http://multitree.org/codes/mqg</ref>
 
Dalam pemerintahan Kerajaan Kutai Martapura dari tahun, 350-1605, yang beribukotaberibu kota di Muara Kaman, kawasan Kota Bangun diketahui bahwa wilayahnya bernama NEGERI PAHA meliputi daerah : KEHAM, KEDANG DALAM, [[Kedang Ipil, Kota Bangun Darat, Kutai Kartanegara |KEDANG IPIL]], [[Lebak Mantan, Muara Wis, Kutai Kartanegara |LEBAK MANTAN]], [[Lebak Cilong, Muara Wis, Kutai Kartanegara|LEBAK CILONG]].
 
Negeri ini setingkat Provinsi dipimpin seorang Mangkubumi (Adipati Wilayah), suku ini disebut Suku Kutai Kedang (Orang Adat Lawas) adapun pimpinannya berigelar Sri Raja (Raja Kecil) dan Sri Raja terakhir bernama Sri Raja TALIKAT merupakan kerabat Raja di Muara Kaman, dan memerintah di ibukotaibu kota Keham sampai sekarang masyarakat Adat Lawas masih mendiami daerah tersebut diatas.<ref>[http://kutaihulu.blogspot.com/2010/08/sejarah-pemerintahan-di-kota-bangun.html SEJARAH PEMERINTAHAN DI KOTA BANGUN ]</ref>
 
'''<big>Puak Tulur</big>'''
Baris 87 ⟶ 276:
* Suku Basap menurut cerita merupakan keturunan orang-orang Cina yang kawin dengan suku Punan. Mereka mendiami wilayah kecamatan Sangkulirang.
 
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Temenggoeng_van_Kendisik_met_familie_en_notabelen_te_Kutai_Muara_Pahu_Borneo_TMnr_10001688.jpg|thumbjmpl|200px|Suku Kutai Puak Pahu, para lelakinya masih memakai cawat]]
 
* Suku Bakumpai berasal dari [[sungai Barito]], Kalimantan Tengah, secara rumpun bahasa, suku ini merupakan sub etnis Dayak Ngaju (Biaju) yang beragama Islam, sedangkan secara rumpun budaya, suku ini tergolong berbudaya Banjar, sehingga sering juga disebut '''Dayak Banjar''' atau '''Banjar Bakumpai'''. Posisi suku Bakumpai ini secara bahasa dan budaya berada di tengah-tengah menjembatani antara budaya Dayak Ngaju dan budaya Banjar (posisinya mirip suku Kutai puak Pahu). Mereka mendiami daerah kecamatan Long Iram.
Baris 95 ⟶ 284:
Puak Pahu adalah suku yang mendiami wilayah [[Sungai Kedang Pahu]]. Suku ini tersebar di Kecamatan [[Muara Pahu, Kutai Barat|Muara Pahu]] dan sekitarnya. Puak ini merupakan keturunan [[Dayak]] [[Benuaq]]-- "behaloq"—menjadi "haloq" meninggalkan "Adat Lawas -- Kaharingan" menjadi "Pahuuq" (Bahasa Dayak [[Benuaq]] --> Muslim (menganut Agama Islam).
 
'''<big>Puak MelaniMelanti (Melayu Kutai/Kutai Tenggarong)</big>'''
 
Puak MelaniMelanti adalah masyarakat yang mendiami wilayah pesisir. Mereka merupakan puak termuda di antara puak-puak Kutai, di dalam masyarakat ini telah terjadi percampuran antara suku kutai asli yaitu Dayak, dengan suku pendatang yakni; Banjar, Jawa dan Melayu. Sehingga Puak ini memang sudah berkembang menjadi kesatuan etnis. Puak ini berkembang pada masa kerajaan Kutai Kartanegara, yaitu kerajaan jawamelayu yang berdiri di Tanah Kutai. Raja pertamanya bernama Aji Batara Agung Dewa Sakti. Puak ini umumnya mendiami wilayah pesisir seperti Kutai Lama dan Tenggarong. Kelompok ini menggunakan [[Bahasa Kutai Tenggarong]].<ref>http://multitree.org/codes/vkt</ref>
 
[[Berkas:Sultansulaiman-kukar.gif|thumbjmpl|220px|Kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara merupakan Suku Kutai Puak Melani]]
 
Dalam perkembangannya puak pantun, punang, pahu dan melanimelanti kemudian berkembang menjadi suku kutai yang memiliki bahasa yang mirip namun berbeda dialek. Sedangkan sebagian puak sendawar (puak tulur jejangkat) yang tidak berasimilasi dengan pendatang akhirnya hidup di pedalaman, oleh Peneliti Belanda disebut dengan istilah Orang Dayak.
 
== Kerajaan Tanah Kutai ==
 
Di Tanah Kutai diketahui berdiri 3 Kerajaan Besar, yaitu :
# [[Kerajaan Kutai Martadipura|Kerajaan Martadipura]] ( Corak Hindu-Kaharingan-Melayu Tua (penduduk borneo saat itu dayak, subsuku melayu muda nanti dibentuk masyarakat dayak)
# Kerajaan Sri Bangun ( Corak Budha-Melayu Sriwijaya dan Melayu Tua)
# [[Kesultanan Kutai Kartanegara|Kerajaan Kartanegara]] ( Corak Islam - Asimilasi Jawamelayu dan dayak ( Pengaruh penaklukan ) )
 
== Kisah Pecahnya Puak Tanah Kutai ==
Baris 124 ⟶ 313:
== Problematika klasifikasi Dayak atau Melayu ==
 
Perubahan Suku Kutai secara drastis setelah masuk Islam, hampir menghapus jejak asal muasalnya yaitu [[Suku Dayak Lawangan|Suku Lawangan]]. Kebudayaan Melayu yang dianggap lebih "beradab", membantu menghilangkan budaya Dayak pada Suku Kutai dengan cepat. Istilah "haloq" yang melekat pada Suku Kutai yang berarti "meninggalkan adat lawas" digunakan sebagai kebanggaan bagi yang beber"halooqhaloq". Tapi bagi suku Dayak Tunjung- dan Dayak Benuaq istilah itu digunakan sebagai stigma karenabagi orang yang tidak menghargai warisan leluhur. Sehingga suku Kutai kehilangan jejak agama [[Kaharingan]] dan adat budaya [[Suku /Dayak Lawangan]], walaupun sebagian kecil ada yg tersisa. Akibatnya orang lebih yakin Kutai adalah Melayu, padahal tidaklah demikian. Tentu saja segala hal dalam adat lawas dianggap syirik (bertentangan dengan agama) jadi harus dimusnahkan dan ditinggalkan.
 
SulitnyaSedikitnya datainformasi semakin mempersulit para peneliti untuk mencari jejak asal muasal Suku Kutai. Membuat hasil penelitian terlihat ambigu bahkan samar. Peneliti seringkalisering kali mengklasifikasikan berdasarkan bahasa, sedangkan menurut orang Kutai dan Tunjung-Benuaq mengenal tradisi lisan yang mengklasifikasikan golongan berdasarkan budaya dan sejarah budayanya serta geneologi. Oleh karena itulah Suku Kutai diklasifikasikan ke dalam [[suku Dayak]] berbudaya Melayu.
 
== Lagu Kutai ==
Baris 136 ⟶ 325:
 
== Pranala luar ==
* https://www.pustakaborneo.id/upload/pdf/buku_20171214061246.pdf
* [http://humas.kutaikartanegarakab.go.id/read/news/2012/6565/rayakan-hut-tenggarong-suku-kutai-lampong-adakan-ziarah.html Rayakan HUT Tenggarong, Kutai Suku Lampong Adakan Ziarah ]
* https://media.neliti.com/media/publications/49956-ID-kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.pdf
 
[[Kategori:Ot Danum]]
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Indonesia|Kutai, Suku]]
[[Kategori:Kelompok etnik di Malaysia|Kutai, Suku]]
[[Kategori:Suku bangsa di Kalimantan Timur|Kutai, Suku]]
[[Kategori:Kabupaten Kutai Kartanegara]]