Ikatan Pencak Silat Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rioblahbloh (bicara | kontrib)
 
(119 revisi perantara oleh 66 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Organization
| name = Ikatan Pencak Silat Indonesia
|image logo = IPSILogoIPSI (1).gifpng
|size logo_size =
|alt abbreviation = IPSI
|caption formation = Lambang18 Mei IPSI1948
| founding_location = Surakarta
|start_date = [[18 Mei]] [[1948]]
|country language = [[Bahasa Indonesia]]
|map type = Organisasi [[Pencak silat]]
| headquarters = Padepokan Nasional Pencak Silat Indonesia, Jalan [[Taman Mini Indonesia Indah]] I, [[Jakarta Timur]], [[Indonesia]]
|msize =
|malt leader_title = Ketua Umum
| leader_name = [[Jenderal]] [[TNI]] ([[HOR]]).([[Purnawirawan|Purn.]]) H. [[Prabowo Subianto]]
|mcaption =
| website = {{URL|https://pbipsi.com/}}
|formation =
|type = Organisasi Pencak Silat
|purpose =
|headquarters = [[Taman Mini Indonesia Indah]] (TMII), [[Jakarta Timur]], [[Indonesia]]
|region_served =
|membership = Seluruh [[Indonesia]]
|leader_title = Ketua Umum
|leader_name = [[Letjen]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) [[Prabowo Subianto]]
| key_people =
|website = [http://ipsi.or.id/ www.ipsi.or.id]
| tag =
}}
'''Ikatan Pencak Silat Indonesia''' atau disingkat IPSI adalah wadah organisasi bagi seluruh jajaran pencak silat [[Indonesia]].
'''Ikatan Pencak Silat Indonesia''' (disingkat '''IPSI''') adalah induk organisasi resmi pencak [[silat]] di [[Indonesia]] di bawah naungan [[KONI]] ([[Komite Olahraga Nasional Indonesia]]). Pencak silat merupakan olahraga seni beladiri yang berasal dari bangsa Melayu, termasuk Indonesia. Jumlah perguruan pencak silat sangat banyak, berdasarkan catatan PB IPSI sampai dengan tahun 1993 telah mencapai 840 perguruan pencak silat di Indonesia. Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah '''IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia)'''. IPSI didirikan pada tanggal [[18 Mei]] [[1948]] di [[Surakarta]], [[Jawa Tengah]].<ref>[http://silekminangpandekacupak.blogspot.co.id/2012/03/sejarah-berdirinya-ipsi-ikatan-pencak.html "SEJARAH BERDIRINYA IPSI (IKATAN PENCAK SILAT SELURUH INDONESIA)"]</ref>
 
IPSI didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di [[Kota Surakarta|Surakarta]], [[Jawa Tengah]].<ref name="Pasal2AD">Pasal 2 Anggaran Dasar IPSI</ref>
 
IPSI didirikan dengan maksud mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan kegiatan pencak silat di dalam pelestarian, pengembangan, dan peningkatan kualitas seni dan budaya serta prestasi pencak silat secara menyeluruh dan berkesinambungan.<ref name="Pasal6AD">Pasal 6 Anggaran Dasar IPSI</ref>
 
IPSI bertujuan mempersatukan, membina persaudaraan dan kesetiakawanan antar perguruan pencak silat dalam rangka meningkatkan peran serta pencak silat untuk membangun Indonesia seutuhnya, serta mengangkat harkat dan martabat bangsa.<ref name="Pasal7AD">Pasal 7 Anggaran Dasar IPSI</ref>
 
IPSI bersifat kekeluargaan, persaudaraan, kebersamaan, dan kesetiakawanan, dalam kerangka Negara Kesatuan Republik [[Indonesia]], nirlaba, serta tidak berafiliasi, berorientasi, dan berfungsi politik.<ref name="Pasal4AD">Pasal 4 Anggaran Dasar IPSI</ref>
 
== Sejarah IPSI ==
{{Unreferenced section}}
Upaya untuk mempersatukan pencak silat sebetulnya sudah dimulai pada masa penjajahan [[Belanda]]. Pada tahun 1922 di Segalaherang, [[Subang]], [[Jawa Barat]], didirikan Perhimpunan Pencak Silat Indonesia untuk menggabungkan aliran pencak Jawa Barat yang tersebar di seluruh kepulauan nusantara. Pada masa pendudukan [[Jepang]], [[Presiden]] [[Soekarno]] pernah menjadi pelindungnya. Upaya serupa juga diadakan di [[Yogyakarta]]. Pada tahun 1943, beberapa pendekar pencak silat, yaitu R Brotosoetarjo dari Budaya Indonesia Mataram, Mohamad Djoemali dari Taman Siswa, RM Harimurti dari Krisnamurti, Abdullah dari Pencak Kesehatan, R Soekirman dari Rukun Kasarasaning Badan, Alip Purwowarso dari Setia Hati Organisasi, Suwarno dari Setia Hati Terate, R Mangkupujono dari Persatuan Hati dan RM Sunardi Suryodiprojo dari Reti Ati, mendirikan organisasi yang bernama Gapema (Gabungan Pencak [[Mataram]]) untuk bersama-sama menggalang pencak silat yang tumbuh di [[Kesultanan Yogyakarta]]. Gapema ini merupakan sebuah batalyon yang seluruh anggotanya adalah pesilat dan turut berjuang dalam perang kemerdekaan [[Republik Indonesia]].
Pencak silat merupakan olahraga seni beladiri yang berasal dari bangsa rumpun Melayu, termasuk [[Indonesia]]. Jumlah perguruan pencak silat sangat banyak, berdasarkan catatan PB IPSI sampai dengan tahun 1993 telah mencapai 840 perguruan pencak silat di [[Indonesia]].<ref name="Murhananto">Murhananto. 1993. Menyelami Pencak Silat. Jakarta: Puspa Swara.</ref> Induk organisasi pencak silat di [[Indonesia]] adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). IPSI didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di [[Kota Surakarta|Surakarta]], [[Jawa Tengah]].<ref name="Pasal2AD"/>
 
Upaya untuk mempersatukan pencak silat sebenarnya sudah dimulai pada masa penjajahan [[Belanda]]. Pada tahun 1922 di [[Sagalaherang, Subang|Sagalaherang]], [[Kabupaten Subang|Subang]], [[Jawa Barat]], didirikan Perhimpoenan Pentjak Silat Indonesia untuk menggabungkan aliran pencak [[Jawa Barat]] yang tersebar di seluruh kepulauan nusantara. Pada masa pendudukan [[Jepang]], Presiden [[Soekarno]] pernah menjadi pelindungnya.<ref name="Oong">Maryono, O’ong. 1999. Pencak Silat Merentang Waktu. Yogyakarta: Galang Press.</ref>
Setelah beberapa tahun, tepatnya pada tahun 1947, di Yogyakarta juga berdiri satu organisasi bernama Gapensi (Gabungan Pentjak Seluruh Indonesia) yang bertujuan mempersatukan aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Gapensi didirikan oleh Mohamad Djoemali dari Taman Siswa bersama beberapa tokoh pencak silat, yaitu RM Soebandiman Dirdjoatmodjo dari [[Perisai Diri]], Ki Widji Hartani dari Prisai Sakti Mataram, R Brotosoetarjo dari Budaya Indonesia Mataram dan Widjaja. Meskipun organisasi di [[Jawa Barat]] dan [[Yogyakarta]] ini bercita-cita nasional, keanggotaannya masih berskala lokal. Untuk itu PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia), yang kemudian berganti nama menjadi KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia), mengadakan sebuah Konperensi Bagian Pentjak di Solo pada tanggal 2 Juni 1948. Pertemuan tersebut sebelumnya telah diawali dengan rapat pembentukan Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia di Solo pada awal tahun 1947 yang diprakarsai oleh Mr Wongsonegoro, yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Dari hasil rapat ini dibentuklah panitia IPSI (Ikatan Pentjak Seloeroeh Indonesia) pada bulan Mei 1947 yang diketuai oleh Mr Wongsonegoro. IPSI bernaung di bawah Kementerian Pembangunan dan Pemuda.
 
Upaya serupa juga diadakan di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]. Pada tahun 1943, beberapa pendekar pencak silat, yaitu R. Brotosoetarjo (pendiri perguruan silat Budaya Indonesia Mataram), Mohamad Djoemali (pendekar pencak Setia Hati dari [[Sekolah Taman Siswa]]), R.M. Harimoerti (pendiri aliran pencak Tejokusuman), Abdoellah (pendekar Pencak Kesehatan), R. Soekirman (pendekar pencak Rukun Kasarasaning Badan), Alip Poerwowarso (pendekar pencak Setia Hati Organisasi), Soewarno (pendekar pencak Setia Hati Terate), R. Soepono Mangkoepoedjono (pendiri perguruan pencak Persatuan Hati), dan R.M. Soenardi Soerjodiprodjo (pendiri perguruan pencak [[Tunggal Hati Seminari|Tunggal Hati]]), mendirikan organisasi dengan nama Gaboengan Pentjak Mataram yang disingkat Gapema untuk bersama-sama menggalang pencak silat yang tumbuh di Kesultanan [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]. Gapema diketuai oleh K.P.H. Nototaruno, adik Sri Paduka [[Paku Alam VIII]].<ref name="AgusWin">Win, Agus. 2016. Nunchaku Pencak Silat. Yogyakarta: Diandra Kreatif.</ref>
=== Tokoh Pendiri IPSI ===
 
Para pendiri IPSI pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta adalah :
Setelah beberapa tahun, tepatnya pada tahun 1947, di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] juga berdiri satu organisasi bernama Gabungan Pentjak Seluruh Indonesia yang disingkat Gapensi dengan tujuan mempersatukan aliran pencak silat di seluruh [[Indonesia]]. Gapensi didirikan oleh Mohamad Djoemali (pendekar pencak Setia Hati dari [[Sekolah Taman Siswa]]) bersama beberapa tokoh pencak silat lainnya, yaitu R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo (pendiri perguruan silat Perisai Diri), Ki Netra Widjihartani (pendiri perguruan pencak silat Prisai Sakti Mataram), R. Brotosoetarjo (pendiri perguruan silat Bima), dan Widjaja.<ref name="AgusWin"/>
* Mr Wongsonegoro, Ketua Pusat Kebudayaan Kedu
 
Meskipun organisasi di [[Jawa Barat]] dan [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] ini bercita-cita nasional, namun keanggotaannya masih berskala lokal. Untuk itu PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia), yang kemudian berganti nama menjadi KONI ([[Komite Olahraga Nasional Indonesia]]), mengadakan sebuah Konferensi Bagian Pencak di [[Solo]] pada tanggal 2 Juni 1948.<ref name="Oong"/>
 
Pertemuan tersebut sebelumnya telah diawali dengan rapat pembentukan Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia di [[Solo]] pada awal tahun 1947 yang diprakarsai oleh Mr. K.R.M.T. [[Wongsonegoro]], yang di kemudian hari beliau menjabat sebagai [[Menteri Pendidikan dan Kebudayaan]].<ref>{{cite web |url=https://www.kemdikbud.go.id/main/tentang-kemdikbud/daftar-menteri-pendidikan|title=Situsweb Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|last= |first= |date= |website= |publisher= |access-date=25 Desember 2021 |quote=}}</ref> Dari hasil rapat ini dibentuklah panitia IPSI (Ikatan Pentjak Seluruh Indonesia) pada bulan Mei 1947 yang diketuai oleh Mr. K.R.M.T. [[Wongsonegoro]]. IPSI bernaung di bawah Kementerian Negara Urusan Pemuda.
 
Para pendiri IPSI pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta adalah :<ref name="AgusWin"/>
 
* Mr. K.R.M.T. [[Wongsonegoro]], [[Gubernur Jawa Tengah]]
* Soeratno Sastroamidjojo, Sekretaris Pusat Kebudayaan Kedu
* MarjoenR. Marijoen Soedirohadiprodjo dari Setia Hati Organisasi
* Dr. Sahar dari Silat [[Sumatra|Sumatera]]
* Soeria Atmadja dari Pencak [[Jawa Barat]]
* Soeljohadikoesoemo dari Setia Hati [[Kota Madiun|Madiun]]
* Rachmad Soeronegoro dari Setia Hati [[Kota Madiun|Madiun]]
* Moenadji dari Setia Hati [[Solo]]
* Roeslan dari Setia Hati [[Kota Kediri|Kediri]]
* Roesdi Imam Soedjono dari Setia Hati [[Kota Kediri|Kediri]]
* S. Prodjosoemitro, Ketua PORI Bagian Pencak
* Mohamad Djoemali dari [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]
* Margono dari Setia Hati [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]
* Soemali Prawiro Soedirdjo dari Ketua Harian Persatuan Olahraga Republik Indonesia
* Karnandi dari Kementerian Pembangunan dan Pemuda
* Ali Marsaban dari [[Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan]]
 
Dengan didirikannya organisasi ini diharapkan bahwa pencak silat dapat digerakkan dan disebarluaskan sampai ke berbagai pelosok di tanah air sebagai suatu ekspresi kebudayaan nasional. Masyarakat juga mengharapkan bahwa pencak silat distandarisasi agar dapat diajarkan sebagai pendidikan jasmani di sekolah-sekolah dan dapat dipertandingkan dalam even-even olahraga nasional.
Dengan didirikannya organisasi ini diharapkan bahwa pencak silat dapat digerakkan dan disebarluaskan sampai ke berbagai pelosok di tanah air sebagai suatu ekspresi kebudayaan nasional. Masyarakat juga mengharapkan bahwa pencak silat distandarisasi agar dapat diajarkan sebagai pendidikan jasmani di sekolah-sekolah dan dapat dipertandingkan dalam even-even olahraga nasional. Sesuai dengan keinginan tersebut, langkah pertama yang diusahakan oleh IPSI adalah terbentuknya suatu sistem pencak silat nasional yang dapat diterima oleh seluruh perguruan pencak silat yang ada di tanah air. Untuk sementara waktu, diadopsikan sebagai standaard system pelajaran pencak silat dasar yang sudah disusun oleh RM S Prodjosoemitro dan diajarkan di sekolah-sekolah di wilayah Solo dengan dukungan Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Balai Kota Surakarta. Hasil dari usaha standarisasi awal pencak silat ini dipertunjukkan oleh kurang lebih 1.000 pesilat anak-anak dalam demonstrasi senam pencak silat massal pada Pembukaan PON I tanggal 8-12 September 1948 di Solo. Sejak PON I tersebut, pencak silat dilombakan sebagai demonstrasi dalam kategori solo dan ganda, baik tangan kosong maupun senjata. Tidak semua aliran dan perguruan pencak silat sepakat mengenai perlunya organisasi nasional. Ada yang khawatir bahwa dengan penyusunan sistem pencak silat nasional maka persatuan aliran-aliran pencak silat tidak akan terlaksana, bahkan akan terdapat perpecahan karena tiap aliran atau perguruan pencak silat akan mengklaim dirinya yang terbaik. Pada awalnya Gapensi ikut menolak karena anggota panitia IPSI dianggap didominasi oleh anggota perguruan pencak silat Setia Hati. Selain itu, beberapa perguruan pencak silat di daerah Kauman, yang saat ini dikenal dengan nama Tapak Suci, ikut menolak karena Mr Wongsonegoro yang dijadikan Ketua IPSI dikenal sebagai salah seorang tokoh aliran kebatinan. Salah satu anggota Gapensi, yaitu Sukowinadi, kemudian mendirikan organisasi yang bernama Perpi (Persatuan Pencak Indonesia) yang menaungi perguruan pencak silat Benteng Mataram, Mustika, Bayu Manunggal, Bima Sakti dan Trisno Murti. Organisasi baru ini didukung oleh Phasadja Mataram dan Tapak Suci. Persatuan dan kesatuan jajaran pencak silat di Indonesia masih belum benar-benar terwujud dengan adanya berbagai organisasi pencak silat tersendiri di luar IPSI seperti Gapensi, Perpi, Putra Betawi, dan lainnya. Ditambah lagi pada tahun 1950 ketika terjadi pergolakan pemberontakan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dilakukan oleh kelompok gerakan separatis DI/TII. Panglima Teritorium III, Kolonel RA Kosasih, dibantu oleh Kolonel Hidayat dan Kolonel Harun, pada bulan Agustus 1957 mendirikan PPSI (Persatuan Pencak Silat Indonesia) di Bandung yang bertujuan menggalang kekuatan jajaran pencak silat untuk menghadapi DI/TII yang berkembang di wilayah Lampung, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah bagian barat dan DI Yogyakarta. Sesuai dengan wilayah pembinaannya, yang masuk dalam PPSI adalah perguruan pencak silat aliran Pasundan.
 
Sesuai dengan keinginan tersebut, langkah pertama yang diusahakan oleh IPSI adalah terbentuknya suatu sistem pencak silat nasional yang dapat diterima oleh seluruh perguruan pencak silat yang ada di tanah air. Untuk sementara waktu, diadopsikan sebagai standaard systeem pelajaran pencak silat dasar yang sudah disusun oleh R.M. S. Prodjosoemitro dan diajarkan di sekolah-sekolah di wilayah [[Solo]] dengan dukungan [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]] Balai Kota Surakarta. Hasil dari usaha standarisasi awal pencak silat ini dipertunjukkan oleh kurang lebih 1.000 pesilat anak-anak dalam demonstrasi senam pencak silat massal pada Pembukaan [[Pekan Olahraga Nasional|PON]] I tanggal 8-12 September 1948 di Solo. Sejak [[Pekan Olahraga Nasional|PON]] I tersebut, pencak silat dilombakan sebagai demonstrasi dalam kategori solo dan ganda, baik tangan kosong maupun senjata.<ref name="Oong"/>
Akibat dibentuknya PPSI menimbulkan dualisme pembinaan dan pengendalian pencak silat di Indonesia. Pendekar-pendekar Jawa Barat merasa bahwa kegiatan yang diprakarsai IPSI didominasi Jawa Tengah dan Jawa Timur, tidak mencapai Jawa Barat. Menurut pendekar Jawa Barat tetap diperlukan suatu organisasi khusus untuk mengayomi dan mengembangkan perguruan-perguruan pencak silat yang beraliran Jawa Barat. Pada tahun 1950-an IPSI dan PPSI bersaing berebut pengaruh di dunia persilatan dengan saling banyak mendirikan cabang di seluruh provinsi di Indonesia. PPSI berkembang di daerah Jawa Barat, Lampung dan Jawa Timur bagian timur. Pada tanggal 21-23 Desember 1950 di Yogyakarta diadakan Kongres IPSI II yang memutuskan untuk mengukuhkan organisasi dan menyusun Pengurus Besar IPSI di mana Mr Wongsonegoro diangkat sebagai Ketua Umum, Sri Paduka Paku Alam sebagai Wakil Ketua Umum dan Rachmad sebagai Penulis I. Gapensi dan Perpi ikut bergabung dengan IPSI. Tokoh-tokoh Gapensi dan Perpi menduduki jabatan penting dalam keorganisasian IPSI. RM Soebandiman Dirdjoatmodjo kemudian diangkat sebagai Kepala Seksi Pencak di Inspeksi Pendidikan Jasmani yang berada di bawah Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Jawa Timur. Pada tahun 1952 dibentuk Lembaga Pencak Silat di bawah Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Pada tahun 1953 aktivitas pencak silat dipindahkan dari Jawatan Pendidikan Masyarakat ke Jawatan Kebudayaan. Pada tahun tersebut juga diadakan Kongres IPSI III di Bandung. Demonstrasi pencak silat yang bersifat internasional dalam misi kebudayaan Indonesia dilakukan pada tahun 1955 di Praha, Leningrad, Budapest dan Kairo. Sistem pencak silat nasional yang telah distandarisasi oleh IPSI ternyata belum dapat memenuhi harapan masyarakat, sehingga peralihan pencak silat dari sarana beladiri menjadi sejenis senam jasmani memakan waktu yang cukup lama. Tim ahli teknik IPSI yang terdiri dari pakar-pakar dari berbagai aliran dan perguruan pencak silat mempelajari ratusan kaidah dan gerak kemudian mencoba menyatukan mereka tanpa menghilangkan warna-warni yang khas. Mereka juga harus menyesuaikan sistem pelajaran tradisional pencak silat yang berpatokan kepada jurus (seri atau kumpulan gerakan) dengan prinsip olahraga modern.
 
Tidak semua aliran dan perguruan pencak silat sepakat mengenai perlunya organisasi nasional. Ada yang khawatir bahwa dengan penyusunan sistem pencak silat nasional maka persatuan aliran-aliran pencak silat tidak akan terlaksana, bahkan akan terdapat perpecahan karena tiap aliran atau perguruan pencak silat akan mengklaim dirinya yang terbaik.
Pada tahun 1960, PB IPSI membentuk Laboratorium Pencak Silat yang bertujuan untuk menyusun peraturan pertandingan pencak silat yang baku dan memenuhi kriteria suatu pertandingan olahraga yang dapat dipertandingkan di tingkat nasional. Anggota laborat tersebut terdiri dari Arnowo Adji HKP dari Perisai Diri, Januarno dan Imam Suyitno dari Setia Hati Terate, Mochamad Hadimulyo dibantu Dr Rachmadi Djoko Suwignjo dan Dr Mohamad Djoko Waspodo dari Nusantara. Selain mengalami kesulitan teknis dalam mengembangkan metode dan sistematika olahraga yang dapat diterima oleh semua pihak, IPSI juga mendapat resistensi dari kalangan pendekar tradisional yang enggan menerima pemikiran-pemikiran baru karena tidak menginginkan reduksi pencak silat hanya kepada satu bentuknya, yaitu olahraga. Mereka khawatir bahwa aspek integral yang lain, khususnya aspek seni dan aspek spiritual, akan diabaikan dan tidak dapat dirasakan lagi sebagai unsur-unsur yang saling terkait dalam satu totalitas sosiokosmik. Kesulitan juga datang dari luar dunia pencak silat, karena persaingan yang ketat dari beladiri impor. Antara tahun 1960 - 1966, pada waktu terjadi kemerosotan ekonomi dan politik negara yang turut berdampak terhadap IPSI, beladiri karate dari Jepang secara resmi masuk Indonesia dan dengan tangkasnya memasuki kalangan pelajar dan militer. Pada awalnya, karate dan judo dipraktikkan sebagai olahraga dan dipertandingkan di depan umum. Penerimaan yang positif terhadap beladiri asing, memaksa kalangan pencak silat untuk berpikir dan berbuat lebih baik dalam usaha mengembangkan pencak silat olahraga. Kehadiran karate di Indonesia merupakan cambuk yang benar-benar efektif untuk membangunkan kalangan pencak silat dari tidurnya. Penggeseran konseptual akhirnya terjadi, meskipun beberapa pendekar pencak silat keberatan apabila makna pencak silat sebagai unsur kebudayaan dalam arti luas dipersempit agar aspek olahraga dapat diutamakan. Pada bulan Januari 1961 IPSI dipindahkan dari Jawatan Kebudayaan ke Jawatan Pendidikan Jasmani, kemudian pada tanggal 31 Desember 1967 IPSI turut aktif dalam mendirikan KONI. Jawatan Pendidikan Jasmani menyelenggarakan Seminar Pencak Silat Seluruh Indonesia yang membahas masalah penyusunan cara pertandingan pencak silat nasional. Kemudian dilakukan uji coba pertandingan bebas full body contact di Solo dan Madiun. Pada tahun yang sama berlangsung PON V di Bandung yang juga mempertandingkan pencak silat. Pada tahun 1970-an muncul kerangka konseptual di mana induk-induk olahraga beladiri dianggap sebagai alat pertahanan nasional. Sebagai akibatnya cabang-cabang ilmu beladiri mulai ditempatkan di bawah pimpinan tokoh-tokoh militer. Pada Kongres IPSI IV tahun 1973 di Jakarta, Ketua Umum PB IPSI Mr Wongsonegoro yang saat itu usianya sudah sangat tua diganti oleh Brigjen TNI Tjokropranolo, Gubernur DKI Jakarta. Pada tanggal 20-24 Nopember 1973 diadakan Seminar Pencak Silat III di Bogor, nama Ikatan Pentjak Seloeroeh Indonesia diubah menjadi Ikatan Pencak Silat Indonesia. Dia dengan dibantu oleh beberapa perguruan pencak silat melakukan pendekatan kepada pimpinan PPSI yang akhirnya dalam keputusan Kongres IPSI IV ini PPSI bergabung ke dalam IPSI walaupun masih ada beberapa anggotanya yang tetap bertahan. Kebetulan ketiga pimpinan PPSI satu corps dengan dia di Corps Polisi Militer. Perguruan-perguruan tersebut dianggap telah berhasil mempersatukan kembali seluruh jajaran pencak silat ke dalam organisasi IPSI.
 
Pada awalnya Gapensi ikut menolak karena anggota panitia IPSI dianggap didominasi oleh anggota perguruan pencak silat Setia Hati. Selain itu, beberapa perguruan pencak silat di daerah [[Kauman, Yogyakarta|Kauman]], yang saat ini dikenal dengan nama [[Tapak Suci Putera Muhammadiyah|Tapak Suci]], ikut menolak karena Mr. K.R.M.T. [[Wongsonegoro]] yang dijadikan Ketua IPSI dikenal sebagai salah seorang tokoh aliran kebatinan. Salah satu anggota Gapensi, yaitu Soeko Winadi, kemudian mendirikan organisasi yang bernama PerPI (Persatuan Pentjak Indonesia) yang menaungi perguruan pencak silat Benteng Mataram, Mustika, Bayu Manunggal, Bima Sakti, dan Trisno Murti. Organisasi baru ini didukung oleh Phashadja Mataram dan [[Tapak Suci Putera Muhammadiyah|Tapak Suci]].<ref name="Oong"/>
Pada masa kepemimpinan [[Eddie Marzuki Nalapraya|Mayjen TNI Eddie Marzuki Nalapraya]], perguruan-perguruan yang ikut aktif dalam memperjuangkan keutuhan IPSI tersebut diberi istilah Perguruan Historis dan dijadikan Anggota Khusus IPSI. Mereka dipandang mempengaruhi sejarah dan perkembangan IPSI serta pencak silat pada umumnya antara tahun 1948 dan 1973 dengan memberikan kontribusi kepada kesatuan pemikiran dalam pembentukan organisasi nasional tunggal pencak silat Indonesia yang diberi nama IPSI, kesatuan tekad untuk mempertahankan IPSI sebagai satu-satunya organisasi nasional pencak silat di Indonesia, kesatuan dukungan untuk menjadikan IPSI sebagai anggota KONI dan kesatuan dukungan untuk memasukkan pencak silat dalam PON sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan. Sepuluh Perguruan Historis tersebut adalah :
 
Persatuan dan kesatuan jajaran pencak silat di [[Indonesia]] masih belum benar-benar terwujud dengan adanya berbagai organisasi pencak silat tersendiri di luar IPSI seperti Gapensi, PerPI, Putra Betawi, dan sebagainya. Ditambah lagi pada tahun 1950 ketika terjadi pergolakan pemberontakan terhadap Negara Kesatuan Republik [[Indonesia]] yang dilakukan oleh kelompok gerakan separatis [[Negara Islam Indonesia|DI/TII]]. Panglima Komando Tentara dan Teritorium III [[Komando Daerah Militer III/Siliwangi|Siliwangi]], Kolonel R.A. Kosasih, dibantu oleh Kolonel Hidajat dan Kolonel Haroen, pada bulan Agustus 1957 mendirikan PPSI (Persatuan Pentjak Silat Indonesia) di Bandung yang bertujuan menggalang kekuatan jajaran pencak silat untuk menghadapi [[Negara Islam Indonesia|DI/TII]] yang berkembang di wilayah [[Lampung]], [[Jawa Barat]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Jawa Tengah]] bagian barat, dan [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]. Sesuai dengan wilayah pembinaannya, yang masuk di dalam PPSI adalah perguruan pencak silat aliran daerah [[Sunda|Pasundan]].<ref name="Oong"/>
* Persaudaraan Setia Hati
* [[Persaudaraan Setia Hati Terate]]
* Kelatnas Indonesia Perisai Diri
* PSN Perisai Putih
* [[Tapak Suci Putera Muhammadiyah]]
* Phasadja Mataram
* Perpi Harimurti
* Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI)
* PPS Putra Betawi
* KPS Nusantara
 
Akibat dibentuknya PPSI menimbulkan dualisme pembinaan dan pengendalian pencak silat di [[Indonesia]]. Pendekar-pendekar [[Jawa Barat]] merasa bahwa kegiatan yang diprakarsai IPSI didominasi [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]], tidak mencapai [[Jawa Barat]]. Menurut pendekar [[Jawa Barat]] tetap diperlukan suatu organisasi khusus untuk mengayomi dan mengembangkan perguruan-perguruan pencak silat yang beraliran [[Jawa Barat]]. Pada tahun 1950-an IPSI dan PPSI bersaing berebut pengaruh di dunia persilatan dengan saling banyak mendirikan cabang di seluruh provinsi di Indonesia. PPSI berkembang di daerah [[Jawa Barat]], [[Lampung]], dan [[Jawa Timur]] bagian timur.<ref name="Oong"/>
Keputusan Kongres IPSI IV ini juga mengesahkan peraturan pertandingan pencak silat untuk dipergunakan dalam PON VIII tahun 1973 di Jakarta. Pada PON itu cabang pencak silat diikuti oleh 15 daerah dengan 106 atlet putra dan 22 atlet putri. Pada tanggal 27 April sampai 1 Mei 1975 dilangsungkan Kejuaraan Nasional Pencak Silat I di Semarang yang diikuti oleh 18 provinsi. Pada Munas IPSI tahun 2003, Ketua Umum PB IPSI yang dijabat oleh Mayjen TNI Eddie Marzuki Nalapraya digantikan oleh Letjen TNI Prabowo Subianto.
 
Pada tanggal 21-23 Desember 1950 di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] diadakan Kongres IPSI II yang memutuskan untuk mengukuhkan organisasi dan menyusun Pengurus Besar IPSI di mana Mr. K.R.M.T. [[Wongsonegoro]] diangkat sebagai Ketua Umum, Sri Paduka [[Paku Alam VIII]] sebagai Wakil Ketua Umum, dan Rachmad sebagai Sekretaris Umum. Gapensi dan PerPI ikut bergabung dengan IPSI. Tokoh-tokoh Gapensi dan PerPI menduduki jabatan penting dalam keorganisasian IPSI.<ref name="Oong"/>
== Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa) ==
Dengan kerja keras PB IPSI di bawah kepemimpinan [[Eddie Marzuki Nalapraya|Mayjen TNI Eddie Marzuki Nalapraya]] serta dukungan pemerintah dan Presiden Soeharto sebagai Pembina Utama saat itu, IPSI dengan cepat menyebar luas ke dalam maupun ke luar negeri. Kehadiran IPSI sudah menjadi bagian dari Pemerintah Daerah. Pada tanggal 7-11 Maret 1980 di Jakarta telah berlangsung pertemuan antar negara, yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura serta peninjau dari Brunei Darussalam untuk pembentukan federasi internasional pencak silat. Musyawarah dilakukan di Anjungan Jawa Barat, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Hasil musyawarah ini adalah peresmian berdirinya Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa). Sebagai Ketua Presidium Persilat ditunjuk Mayjen TNI Eddie Marzuki Nalapraya yang saat itu juga menjabat sebagai Ketua Umum PB IPSI. Dan untuk membantu dia, sebagai Sekretaris Jenderal ditunjuk Oyong Karmayuda, SH.
 
Pada tahun 1952 dibentuk Lembaga Pencak Silat di bawah [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]]. Pada tahun 1953 aktivitas pencak silat dipindahkan dari Jawatan Pendidikan Masyarakat ke Jawatan Kebudayaan. Pada tahun tersebut juga diadakan Kongres IPSI III di [[Kota Bandung|Bandung]]. Demonstrasi pencak silat yang bersifat internasional dalam misi kebudayaan Indonesia dilakukan pada tahun 1955 di [[Praha]], [[Leningrad]], [[Budapest]], dan [[Kairo]].<ref name="Oong"/>
Disepakati pula untuk menetapkan keempat negara pendiri sebagai sumber pencak silat, yaitu :
# Indonesia : IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia)
# Singapura : Persisi (Persekutuan Silat Singapura)
# Malaysia : Pesaka (Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia)
# Brunei Darussalam : Persib (Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalam)
Selain Anggota Pendiri, Persilat memiliki Anggota Berserikat (organisasinya telah diakui oleh instansi pemerintah negara yang bersangkutan) dan Anggota Gabungan (bertaraf perguruan dan belum diakui oleh instansi pemerintah negara yang bersangkutan).
 
Sistem pencak silat nasional yang telah distandarisasi oleh IPSI ternyata belum dapat memenuhi harapan masyarakat, sehingga peralihan pencak silat dari sarana beladiri menjadi sejenis senam jasmani memakan waktu yang cukup lama. Tim ahli teknik IPSI yang terdiri dari pakar-pakar dari berbagai aliran dan perguruan pencak silat mempelajari ratusan kaidah dan gerak kemudian mencoba menyatukannya tanpa menghilangkan warna-warni yang khas. Mereka juga menyesuaikan sistem pelajaran tradisional pencak silat yang berpatokan kepada jurus (seri atau kumpulan gerakan) dengan prinsip olahraga modern.
Sampai pertengahan tahun 2006, pencak silat telah menyebar di 28 negara dan telah diwadahi dalam organisasi-organisasi pencak silat sebagai berikut :
# Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)
# Persekutuan Silat Singapura (Persisi)
# Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (Pesaka)
# Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalan (Persib)
# Pencak Silat Association of Thailand (PSAT)
# Ikatan Pencak Silat Vietnam (Isavie)
# Philippines Pencak Silat Association (Philsilat)
# Myanmar Pencak Silat Association (MPSA)
# Pencak Silat of Laos (PSL)
# Western Australia Pencak Silat Association (WAPSA)
# Nederlandse Pencak Silat Bond (NPSB)
# Japan Pencak Silat Association (Japsa)
# Federation Espanola Pencak Silat (FEPS)
# Pencak Silat Verband Oesterreichs (PSVO)
# Suriname Pencak Silat Association (SPSA)
# Pencak Silat Federation of The United Kingdom (PSFUK)
# Pencak Silat Union of Belgium (PSUB)
# Pencak Silat Union Deutschland (PSUD)
# Association France Pencak Silat (AFPS)
# Pencak Silat Switzerland (PSS)
# Turkish National Pencak Silat Association (TNPSA)
# Persekutuan Kanada Silat (Perkasa)
# Palestine Association of Seni Silat (PASS)
# Yemen Pencak Silat Federation (YPSF)
# Nepal Silat Association (NSA)
# Russian Pencak Silat Federation (RPSF)
# Indian Pencak Silat Association (IPSA)
# Federazione Italiana Pencak Silat (FIPS)
 
Pada tahun 1960, PB IPSI membentuk Laboratorium Pencak Silat yang bertujuan untuk menyusun peraturan pertandingan pencak silat yang baku dan memenuhi kriteria suatu pertandingan olahraga yang dapat dipertandingkan di tingkat nasional. Anggota laborat tersebut terdiri dari R. Arnowo Adji H.K.P. dari [[Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri|Perisai Diri]], Janoearno dan Imam Soejitno dari Setia Hati Terate, Mohamad Hadimoeljo dibantu dr. Rachmadi Djoko Soewignjo dan dr. Mohamad Djoko Waspodo dari [[KPS Nusantara|Studi Grup Pencak Silat Nusantara]].<ref name="Oong"/>
Tahun 1982 pencak silat mulai dipertandingkan pada tingkat internasional dengan Invitasi Pencak Silat Internasional ke-I di Stadion Senayan, Jakarta. Yang ke-II diadakan tahun 1984 di Jakarta dan yang ke-III tahun 1986 di Wina, Austria. Nama ini kemudian diganti menjadi Kejuaraan Dunia dan diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia, tahun 1987. Berikutnya diadakan tahun 1989 di Den Haag, Belanda. Pada tahun 1992 kembali diadakan di Jakarta dan tahun 1995 diadakan di Thailand. Selain Kejuaraan Dunia, pencak silat juga dipertandingkan pada SEA Games.
 
Selain mengalami kesulitan teknis dalam mengembangkan metode dan sistematika olahraga yang dapat diterima oleh semua pihak, IPSI juga mendapat resistensi dari kalangan pendekar tradisional yang enggan menerima pemikiran-pemikiran baru karena tidak menginginkan reduksi pencak silat hanya kepada satu bentuknya, yaitu olahraga. Mereka khawatir bahwa aspek integral yang lain, khususnya aspek seni dan aspek spiritual, akan diabaikan dan tidak dapat dirasakan lagi sebagai unsur-unsur yang saling terkait dalam satu totalitas sosiokosmik.
Sebagai usaha memasukkan pencak silat ke Asian Games, IPSI dan anggota Persilat lainnya telah membentuk organisasi pencak silat Asia Pasific pada bulan Oktober 1999. Pada Asian Games 2002 di Korea Selatan, pencak silat masuk dalam agenda Sport Cultural Event. Sasaran selanjutnya adalah upaya memasukkan pencak silat resmi menjadi cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Games mendatang.
 
Kesulitan juga datang dari luar dunia pencak silat, karena persaingan yang ketat dari beladiri impor. Antara tahun 1960 s.d. 1966, pada waktu terjadi kemerosotan ekonomi dan politik negara yang turut berdampak terhadap IPSI, beladiri [[karate]] dari [[Jepang]] secara resmi masuk [[Indonesia]] dan dengan tangkasnya memasuki kalangan pelajar dan [[militer]]. Pada awalnya, [[karate]] dan [[judo]] dipraktikkan sebagai olahraga dan dipertandingkan di depan umum. Penerimaan yang positif terhadap beladiri asing, memaksa kalangan pencak silat untuk berpikir dan berbuat lebih baik dalam usaha mengembangkan pencak silat olahraga. Kehadiran karate di Indonesia merupakan cambuk yang benar-benar efektif untuk membangunkan kalangan pencak silat dari tidurnya.
=== Referensi ===
 
Penggeseran konseptual akhirnya terjadi, meskipun beberapa pendekar pencak silat keberatan apabila makna pencak silat sebagai unsur kebudayaan dalam arti luas dipersempit agar aspek olahraga dapat diutamakan. Pada bulan Januari 1961 IPSI dipindahkan dari Jawatan Kebudayaan ke Jawatan Pendidikan Jasmani. Kemudian pada tanggal 31 Desember 1967 IPSI turut aktif dalam mendirikan KONI. Jawatan Pendidikan Jasmani menyelenggarakan Seminar Pencak Silat Seluruh Indonesia yang membahas masalah penyusunan cara pertandingan pencak silat nasional. Kemudian dilakukan uji coba pertandingan bebas full body contact di [[Solo]] dan [[Kota Madiun|Madiun]]. Pada tahun yang sama berlangsung [[Pekan Olahraga Nasional|PON]] V di Bandung yang juga mempertandingkan pencak silat.<ref name="Oong"/>
 
Pada tahun 1970-an muncul kerangka konseptual dimana induk-induk olahraga beladiri dianggap sebagai alat pertahanan nasional. Sebagai akibatnya cabang-cabang ilmu beladiri mulai ditempatkan di bawah pimpinan tokoh-tokoh militer.
 
Pada Kongres IPSI IV tahun 1973 di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], Ketua Umum PB IPSI Mr. K.R.M.T. [[Wongsonegoro]] yang usianya sudah sangat tua diganti oleh Letjen TNI [[Tjokropranolo]], yang di kemudian hari beliau menjabat sebagai [[Gubernur Jakarta|Gubernur DKI Jakarta]]. Letjen TNI [[Tjokropranolo]] atau yang akrab dengan panggilan Bang Nolly ini dulunya adalah pengawal pribadi Panglima Besar Jenderal [[Soedirman]] pada masa revolusi nasional [[Indonesia]] melawan pendudukan penjajah [[Belanda]]. Pada tanggal 20-24 Nopember 1973 diadakan Seminar Pencak Silat III di [[Kota Bogor|Bogor]], nama Ikatan Pentjak Seluruh Indonesia diubah menjadi Ikatan Pencak Silat Indonesia.<ref name="Oong"/>
 
Beliau dengan dibantu oleh beberapa perguruan pencak silat melakukan pendekatan kepada pimpinan PPSI yang akhirnya dalam keputusan Kongres IPSI IV ini PPSI bergabung ke dalam IPSI. Kebetulan ketiga pimpinan PPSI satu korps dengan beliau di Corps [[Polisi militer|Polisi Militer]]. Perguruan-perguruan tersebut dianggap telah berhasil mempersatukan kembali seluruh jajaran pencak silat ke dalam organisasi IPSI.
 
Pada masa kepemimpinan Mayjen TNI Eddie Mardjoeki Nalapraya, perguruan-perguruan yang ikut aktif dalam memperjuangkan keutuhan IPSI tersebut diberi istilah Perguruan Historis Pencak Silat dan dijadikan Anggota Khusus IPSI. Mereka dipandang mempengaruhi sejarah dan perkembangan IPSI serta pencak silat pada umumnya antara tahun 1948 dan 1973 dengan memberikan kontribusi kepada kesatuan pemikiran dalam pembentukan organisasi nasional tunggal pencak silat [[Indonesia]] yang diberi nama IPSI, kesatuan tekad untuk mempertahankan IPSI sebagai satu-satunya organisasi nasional pencak silat di [[Indonesia]], kesatuan dukungan untuk menjadikan IPSI sebagai anggota [[Komite Olahraga Nasional Indonesia|KONI]], dan kesatuan dukungan untuk memasukkan pencak silat dalam [[Pekan Olahraga Nasional|PON]] sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan.<ref name="Oong"/>
 
<!--{| class="wikitable"
|+ Sepuluh Perguruan Historis Pencak Silat tersebut adalah :<ref name="Pasal3ART">Pasal 3 Anggaran Rumah Tangga IPSI</ref>
|-
| <gallery>Sh-logo.jpg|jmpl|Persaudaraan Setia Hati</gallery>
|| <gallery>
Berkas:Logo-psht.jpg|[[Persaudaraan Setia Hati Terate]]
</gallery>
|| <gallery>Keluarga_Silat_Nasional_Indonesia_Perisai_Diri.png|jmpl|Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri</gallery> || <gallery>Perguruan_Silat_Nasional_Perisai_Putih.png|jmpl|Perguruan Silat Nasional Perisai Putih</gallery> || <gallery> Lambang Tapak Suci Putera Muhammadiyah.gif|jmpl|Perguruan Seni Bela Diri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah</gallery>
|-
| <gallery>Perguruan_Pencak_Silat_Phashadja_Mataram.png|jmpl|Perguruan Pencak Silat Phashadja Mataram</gallery> || <gallery>Perguruan_Pencak_Indonesia_Harimurti.png|jmpl|Perguruan Pencak Indonesia Harimurti</gallery> || <gallery>Persatuan_Pencak_Silat_Indonesia.png|jmpl|Persatuan Pencak Silat Indonesia</gallery> || <gallery>Persatuan_Pencak_Silat_Putra_Betawi.png|jmpl|Persatuan Pencak Silat Putra Betawi</gallery> || <gallery>Keluarga_Pencak_Silat_Nusantara.png|jmpl|Keluarga Pencak Silat Nusantara</gallery>
|}
 
Keputusan Kongres IPSI IV ini juga mengesahkan peraturan pertandingan pencak silat untuk dipergunakan dalam [[Pekan Olahraga Nasional|PON]] VIII tahun 1973 di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Pada [[Pekan Olahraga Nasional|PON]] itu cabang pencak silat diikuti oleh 15 daerah dengan 106 atlet putra dan 22 atlet putri. Pada tanggal 27 April sampai dengan 1 Mei 1975 dilangsungkan Kejuaraan Nasional Pencak Silat I di [[Kota Semarang|Semarang]] yang diikuti oleh 18 provinsi.
 
Dengan kerja keras PB IPSI di bawah kepemimpinan Mayjen TNI Eddie Mardjoeki Nalapraya serta dukungan pemerintah dan Presiden [[Soeharto]] sebagai Pembina Utama saat itu, IPSI dengan cepat menyebar luas di dalam negeri maupun ke luar negeri. Kehadiran IPSI sudah menjadi bagian dari pemerintah daerah.
 
Pada tanggal 7-11 Maret 1980 di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] telah berlangsung pertemuan antar negara, yaitu [[Indonesia]], [[Malaysia]], dan [[Singapura]], serta peninjau dari [[Brunei Darussalam]], untuk pembentukan federasi internasional pencak silat. Musyawarah dilakukan di [[Anjungan Jawa Barat]], [[Taman Mini Indonesia Indah]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Hasil musyawarah ini adalah peresmian berdirinya Persilat ([[Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa]]). Sebagai Ketua Presidium Persilat ditunjuk Mayjen TNI Eddie Mardjoeki Nalapraya yang saat itu juga menjabat sebagai Ketua Umum PB IPSI. Dan untuk membantu beliau, sebagai Sekretaris Jenderal ditunjuk [[Oyong Karmayudha]], S.H.<ref name="Oong"/>
<!---- bahagian ini diusulkan untuk dipecah ke dalam sejarah federasi pencak silat internasional
Disepakati pula untuk menetapkan keempat negara pendiri sebagai sumber pencak silat, yaitu:
 
{| class="wikitable"
|+ PENDIRI SUMBER PENCAK SILAT<br/>
|-
| <gallery>Ikatan_Pencak_Silat_Indonesia.png|jmpl|Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)</gallery> || <gallery>Persekutuan_Silat_Singapura.png|jmpl|Persekutuan Silat Singapura (PERSISI)</gallery> || <gallery>Persekutuan_Silat_Kebangsaan_Malaysia.png|jmpl|Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA)</gallery> || <gallery>Persekutuan_Silat_Brunei.png|jmpl|Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB)</gallery>
|}-->
 
Sampai pertengahan tahun 2020, pencak silat telah menyebar ke 66 negara, diwadahi organisasi sebagai berikut :<ref>{{cite web |url=https://www.persilat.net/p/national-federations.html|title=Situsweb Persilat International Pencak Silat Federation|last= |first= |date= |website= |publisher= |access-date=25 Desember 2021 |quote=}}</ref>
 
* Ikatan Pencak Silat [[Indonesia]]
* Persekutuan Silat [[Singapura]]
* Persekutuan Silat Kebangsaan [[Malaysia]]
* Persekutuan Silat Kebangsaan [[Brunei Darussalam|Brunei]]
* Philsilat Sports Association Inc
* Pencak Silat Association of [[Thailand]]
* [[Vietnam]] Pencak Silat Federation
* [[Kamboja|Cambodian]] Pencak Silat Federation
* Pencak Silat of [[Laos]]
* [[Myanmar]] Pencak Silat Association
* Federasi Pencak Silat [[Timor Leste]]
* [[Arab Saudi|Saudi Arabian]] Pencak Silat Federation
* [[Australia|Australian]] Pencak Silat Federation
* Pencak Silat Verband [[Austria|Osterreich]]
* [[Belanda|Netherlands]] Pencak Silat Federation
* [[Brasil|Brazilian]] Pencak Silat Federation
* [[Jerman|German]] Pencak Silat Federation
* Pencak Silat Federation of the [[Britania Raya|United Kingdom]]
* Federazione [[Italia|Italiana]] Pencak Silat
* [[Jepang|Japan]] Pencak Silat Association
* [[Korea Selatan|Korea]] Pencak Silat Federation
* [[Mesir|Egyptian]] Federation of Pencak Silat
* [[Palestina (wilayah)|Palestine]] Association of Seni Silat
* Association [[Prancis|France]] Pencak Silat
* [[Rusia|Russian]] Pencak Silat Federation
* Federacion [[Spanyol|Espanola]] de Pencak Silat
* Pencak Silat Verband [[Swiss|Schweiz]]
* dan sebagainya.
 
Tahun 1982 pencak silat mulai dipertandingkan pada tingkat internasional melalui Invitasi Pencak Silat Internasional ke-1 di [[Gelanggang Olahraga Bung Karno|Istana Olahraga Senayan]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Yang ke-2 diadakan tahun 1984 di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] dan yang ke-3 tahun 1986 di [[Wina]], [[Austria]]. Pada tahun 1987, nama ini diganti menjadi Kejuaraan Dunia Pencak Silat yang diselenggarakan di [[Kuala Lumpur]], [[Malaysia]]. Selain Kejuaraan Dunia, pencak silat juga dipertandingkan di SEA Games.<ref name="Oong">Maryono, O’ong. 1999. Pencak Silat Merentang Waktu. Yogyakarta: Galang Press.</ref>
 
Sebagai usaha memasukkan pencak silat ke Asian Games, IPSI dan anggota Persilat lainnya telah membentuk organisasi pencak silat [[Asia-Pasifik|Asia Pasifik]] pada bulan Oktober 1999. Pada Asian Games 2002 di [[Korea Selatan]], pencak silat masuk dalam agenda sport cultural event.<ref name="Oong">Maryono, O’ong. 1999. Pencak Silat Merentang Waktu. Yogyakarta: Galang Press.</ref>
---->
Pada Munas IPSI tahun 2003, Ketua Umum PB IPSI yang dijabat oleh Mayjen TNI Eddie Mardjoeki Nalapraya digantikan oleh Letjen TNI [[Prabowo Subianto]]. Baru pada tahun 2018, pencak silat berhasil menjadi cabang olahraga resmi yang dipertandingkan di [[Pesta Olahraga Asia|Asian Games]].
 
== Keanggotaan IPSI ==
Anggota IPSI adalah perguruan pencak silat.<ref name="Pasal11AD">Pasal 11 Anggaran Dasar IPSI</ref>
 
Keanggotaan IPSI terdiri dari :<ref name="Pasal1ART">Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga IPSI</ref>
 
# Keanggotaan IPSI Pusat
# Keanggotaan IPSI Provinsi
# Keanggotaan IPSI Kabupaten/Kota
# Keanggotaan IPSI Kecamatan
 
Untuk menjadi anggota IPSI Kecamatan, perguruan pencak silat yang bersangkutan harus mempunyai anggota aktif sekurang-kurangnya 25 orang dan memiliki domisili dan/atau sekretariat yang jelas.<ref name="Pasal5ART">Pasal 5 Anggaran Rumah Tangga IPSI</ref>
 
Untuk menjadi anggota IPSI Kabupaten/Kota, perguruan pencak silat yang bersangkutan harus mempunyai jumlah pengurus tingkat kecamatan yang seluruhnya telah menjadi anggota IPSI Kecamatan, sekurang-kurangnya seperempat dari jumlah IPSI Kecamatan yang terdapat di wilayah kerja IPSI Kabupaten/Kota bersangkutan. Ketentuan ini tidak berlaku bagi Kabupaten/Kota yang belum mempunyai IPSI Kecamatan dan hanya ada satu perguruan pencak silat di wilayahnya, perguruan pencak silat bersangkutan dapat secara langsung mendaftar menjadi anggora IPSI Kabupaten/Kota yang terkait.<ref name="Pasal5ART"/>
 
Untuk menjadi anggota IPSI Provinsi, perguruan pencak silat yang bersangkutan harus mempunyai jumlah pengurus tingkat cabang yang seluruhnya telah menjadi anggota IPSI Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya setengah dari jumlah IPSI Kabupaten/Kota yang terdapat di wilayah kerja IPSI Provinsi bersangkutan.<ref name="Pasal5ART"/>
 
Untuk menjadi anggota biasa IPSI Pusat, perguruan pencak silat yang bersangkutan harus mempunyai jumlah wilayah dan/atau cabang yang seluruhnya telah menjadi anggota IPSI Provinsi sekurang-kurangnya setengah ditambah satu IPSI Provinsi.<ref name="Pasal5ART"/>
 
Untuk mendapatkan keanggotaan IPSI, perguruan pencak silat harus mengajukan surat permohonan dengan mengisi formulir yang dapat diperoleh dari pengurus IPSI setempat dan menyerahkan kembali bersama dengan lampiran-lampiran lain, yaitu :<ref name="Pasal6ART">Pasal 6 Anggaran Rumah Tangga IPSI</ref>
 
# Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga perguruan yang sejiwa dan selaras dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPSI.
# Penjelasan tentang sumber aliran dan sejarah berdirinya perguruan pencak silat bersangkutan.
# Susunan pengurus dan jumlah anggota.
# Surat pernyataan kesanggupan menjunjung tinggi nama dan kehormatan IPSI dan mendukung serta berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kebijakan dan program IPSI.
 
Formulir yang telah diisi dan lampiran-lampirannya diserahkan kepada pengurus IPSI yang bersangkutan, yaitu :<ref name="Pasal6ART"/>
 
* Untuk keanggotaan IPSI Pusat kepada PB IPSI
* Untuk keanggotaan IPSI Provinsi kepada Pengprov IPSI
* Untuk keanggotaan IPSI Kabupaten/Kota kepada Pengkab/Pengkot IPSI
* Untuk keanggotaan IPSI Kecamatan kepada Pengcam IPSI
 
Pengurus IPSI yang bersangkutan melakukan penilaian terhadap kebenaran syarat-syarat dan pengisian formulir keanggotaan IPSI dan lampiran-lampiran yang telah ditentukan.<ref name="Pasal6ART"/>
 
Apabila semua syarat dan formulir keanggotaan IPSI beserta lampirannya dinilai benar, maka perguruan pencak silat yang bersangkutan diberi sertifikat atau surat keterangan keanggotaan IPSI. Duplikat sertifikat tersebut dikirim kepada pengurus IPSI setingkat di atasnya dan kepada PB IPSI.<ref name="Pasal6ART"/>
 
Berdasarkan AD/ART IPSI IPSI hasil Munas XIV tahun 2016, terdapat 16 perguruan pencak silat yang terdaftar sebagai anggota IPSI Pusat, yang terdiri dari 10 anggota khusus dan 6 anggota biasa sebagai berikut :<ref name="Pasal4ART">Pasal 4 Anggaran Rumah Tangga IPSI</ref>
 
 
# [[Persaudaraan Setia Hati]]
# [[Persaudaraan Setia Hati Terate]]
# [[Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri]]
# [[Perisai putih|Perguruan Silat Nasional Perisai Putih]]
# [[Tapak Suci Putera Muhammadiyah|Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah]]
# [[Perguruan Pencak Silat Phashadja Mataram]]
# [[Perguruan Pencak Indonesia Harimurti]]
# [[Persatuan Pencak Silat Indonesia]]
# [[Persatuan Pencak Silat Putra Betawi]]
# [[KPS Nusantara|Keluarga Pencak Silat Nusantara (KPS Nusantara)]]
*** Dibawah ini adalah Organisasi yang masuk IPSI setelah Pembentukan IPSI
# [[Merpati Putih|Perguruan Pencak Silat Bela Diri Tangan Kosong Merpati Putih]]
# [[Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia]]
# [[Persinas ASAD|Perguruan Silat Nasional ASAD (Persinas ASAD)]]
# [[Pencak Silat Tenaga Dasar Indonesia]]
# [[TETADA Kalimasada Indonesia]]
# [[Pagar Nusa|Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa]]
Kedudukan sebagai anggota biasa di tingkat IPSI Pusat dan anggota di tingkat IPSI Provinsi dapat dilakukan evaluasi tentang terpenuhinya syarat-syarat untuk menjadi anggota.<ref name="Pasal4ART"/>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [httphttps://ipsipbipsi.or.idcom/ Situs webSitusweb IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia)]
* [https://www.persilat.net Situsweb Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210826010327/https://www.persilat.net/ |date=2021-08-26 }}
 
* [https://www.koni.or.id Situsweb KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia)]
[[Kategori:Pencak silat]]
* [https://www.kemdikbud.go.id Situsweb Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi]
[[Kategori:Perguruan pencak silat di Indonesia]]
{{Organisasi olahraga Indonesia}}
[[Kategori:Seni bela diri]]
[[Kategori:Olahraga Seni Beladiri]]
[[Kategori:Pencak silat di Indonesia]]
[[Kategori:Organisasi olahraga Indonesia]]
[[Kategori:Olahraga di Indonesia]]