Sraten, Tuntang, Semarang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎top: Bot: Menambah referensi, removed stub tag
 
(21 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{desa
|peta =
[[Berkas:Peta sraten.jpg|jmpl]]
|nama =Sraten
|provinsi =Jawa Tengah
Baris 7 ⟶ 8:
|kecamatan =Tuntang
|kode pos =50773
|luas =168,859 Ha
|nama pemimpin =Rohmad
|luas penduduk =3...997 km²jiwa
|penduduk =... jiwa
|kepadatan =... jiwa/km²
|akun youtube=https://www.youtube.com/channel/UCqIMv6AeDiRTu2GzenrW8VQ|kepala desa=Rokhmad, S.H.|situs web=https://sraten.pkm.my.id/|email=pemdessratentuntang@gmail.com|website=https://sraten.tuntang.semarangkab.go.id/}}
|kode pos =50773
'''Sraten''' adalah sebuah nama salah satu [[desa]] yang terletak di [[Tuntang, Semarang|kecamatan Tuntang]], [[kabupaten Semarang]].
}}
'''Sraten''' adalah nama salah satu [[desa]] yang terletak di [[Tuntang, Semarang|kecamatan Tuntang]], [[kabupaten Semarang]].
 
Desa Sraten merupakan wilayah Kecamatan Tuntang dengan luas wilayah 168,859 hektar dengan kepadatan penduduk mencapai 3.997 jiwa. Letak Geografis Desa Sraten berada di Wilayah bagian Tenggara dari Kabupaten Semarang dengan ketinggian ± 35m mdpl. Keadaan Wilayah Desa Sraten hampir 75% persawahan dari luas Desa Sraten. Letak desa yang begitu dekat dengan Rawa Pening membuat persawahan subur. Jarak tempuh ke Ibukota Kecamatan sejauh 6,9 km dengan lama tempuh 20 menit. Fasilitas pemerintah seperti jalan raya membuat mudah akses menuju ibukota kecamatan. Selain itu jalan raya desa sraten menjadi salah satu pilihan alternatif jalan menuju ibukota kecamatan dari arah kota Salatiga. Kota Salatiga berada disebelah timur desa sraten dengan jarak tempuh 5 menit.
== [http://semarangsraten.desa.kemendesa.go.id/pages/detail/55-profil-desa Sejarah Desa] ==
Pada mulanya suatu wilayah yang sekarang bernama Desa Sraten tidak ada namanya, Tahun 1770 pada suatu ketika ada seorang punggowo keraton Surakarta Hardiningrat yang dikawal oleh beberapa orang  prajurit datang di desa ini. Punggawa Keraton Surakarta itu dalam rangka mengembann tugas raja Surakarta. Untuk pemantauan wilayah. Hal ini salah satu bukti bahwa wilayah semasa kejayaan kerajaan Surakarta menjadi wilayahnya / wewenangnya.
 
'''Adapun kondisi Geografis Desa Sraten adalah sebagai berukut :'''
Punggawa Keraton Surakarta itu ketika datang di desa ini mengendarai seekor gajah yang dikawal prajurit berkuda. Dalam perjalanan yang melelahkan  dari Surakarta Punggawa Keraton dan Para Pengawal beristirahat di tengah – tengah desa di bawah rerimbunan pepohonan.
 
1) Batas Wilayah
Saat Punggawa Keraton dan para pengawal berisirahat, tiba – tiba dikejutkan dengan suara gajah yang keras, gajah berlari kesana – kemari menerjang apa saja yang ada  di sekelilingnya. Warga di desa ini berlarian ketakutan, Sang Punggawa dan Prajurit kepanikan tidak bisa mengatasi amukan gajah, Dalam situasi kepanikan dan ketakutan itu Sang Punggawa kemudian mengumpulkan semua warga desa di suatu tempat yang lapang, Sang Punggawa itu mengumumkan sayembara siapapun orangnya yang bisa menakhlukkan / nyrateni gajah yang ngamuk itu akan diberikan hadiah dari Keraton.
 
a. Sebelah Utara : Desa Jombor
Mendengar sayembara tersebut banyak pemuda yang mencoba  untuk nyrateni ( menaklukkan ) gajah, Akhirnya muncullah seorang pemuda bernama Truno mohon ijin kepada Punggawa untuk mencoba menakhlukkkan gajah yang sedang mengamuk itu. Seorang pemuda bernama Truno itu  dengan berbekal ilmu kanuragan yang dimiliki  mencoba menakhlukkan gajah tersebut. Memang tidak mudah mengalahkan gajah itu  dengan segala kesaktian yang dimiliki, gajah yang garang mengamuk itu dapat dikalahkan dan dijinakkan oleh Truno.
 
b. Sebelah Selatan : Desa Gedangan
Sang Punggawa Keraton kemudian mengumpulkan warga lagi untuk mendengarkan pernyataannya ;
# Sang Punggawa atas nama Keraton memberikan penghargaan kepada Truno
# Sang Punggawa  memberikan nama untuk desa ini dengan sebutan “SRATEN “ yang diambil dari kata “SRATI” yang berarti pawang gajah.
Legenda gajah ngamuk yang dapat disrateni ( dijinakkan ) oleh Truno dari generasi ke generasi hanya menjadi cerita untuk generasi berikutnya. Pada masa desa Srarten dipimpin oleh kepala desa Sastro Suharjo ( 1950 ) dibangun patung gajah untuk mengabadikan peristiwa yang pernah terjadi  di desa Sraten. Patung gajah didirikan di pintu gerbang masuk desa  Sraten  patung gajah dibangun tidak cukup besar , hanya kira – kira sebesar kambing jantan. Pada masa pemerintahan desa yang dipimpin oleh kepala desa bernama Isbandi ( 1980 )  patung gajah dipugar. Pemugaran diprakarsai oleh mahasiswa IKIP Semarang yang mengadakan KKN di desa Sraten. Patung dibuat sesuai dengan ukuran gajah sebenarnya, pembuatan patung  dibuat oleh seorang arsitek dari IKIP Semarang. Kini patung gajah berdiri kokoh di gerbang masuk ke desa Sraten dari arah timur. Bangunan ini menjadi kebanggaan masyarakat desa Sraten bahkan menjadi simbol untuk kelompok masyarakat tertentu, seperti klep sepak bola dan merk – merk produk tertentu dari Sraten.
 
c. Sebelah Timur : Desa Gedangan
== Pranala luar ==
* {{id}} http://sraten.multiply.com
* http://semarangsraten.desa.kemendesa.go.id
 
d. Sebelah Barat : Desa Rowosari
{{Tuntang, Semarang}}
 
2) Luas Wilayah
{{Kabupaten Semarang}}
 
Luas wilayah Desa Sraten adalah 168,859 Ha, terbagi dalam beberapa peruntukan sebagai berikut:
 
a. Perumahan Rakyat : 3,68 ha
 
b. Sawah : 105,672 ha
 
c. Makam : 2 ha
 
d. Tegalan/kebun : 18 ha
 
e. Perkantoran : 0,25 ha
 
f. Tanah lain-lain : 6,137 ha
 
3) Jumlah Dusun RT/RW
 
a. Jumlah RW : 7
 
b. Jumlah RT : 26
 
4) Jarak/KM
 
a. jarak dengan kecamatan : 6,9 Km
 
b. jarak dengan Kabupaten : 25 Km
 
c. jarak dengan Propinsi : 42 km
 
Desa Sraten memiliki wilayah yang dikelilingi areal persawahan dengan kondisi tanah yang cukup subur. Pengairan yang mengalir dari sumber mata air Rawa pening sangat membantu pertanian menjadi subur. Kesuburan tanah didaerah sekitar dapat dengan mudah ditanami pohon-pohon tinggi seperti kelapa, bambu, sengon, alpukat dll
 
Pohon-pohon tinggi ditanam disekitar sumber mata air sebagai resapan. Resapan air yang cukup tidak menjadikan masalah air bagi masyarakat Sraten karena air melimpah ruah. Sumber mata air terbesar berasal dari PDAM desa. Selain penggunaan PDAM desa masyarakat menggunakan sumur gali dan sumur bor dilingkungannya.
 
Berdasarkan pada data Administrasi Pemerintah Sraten, jumlah penduduk yang tercatat dalam Administrasi adalah sebagai berikut :
 
Jumlah KK : 1.278 Kepala keluarga
 
Laki-laki : 2.008 jiwa
 
Perempuan : 1.989 jiwa
 
Jumlah Keseluruhan : 3.997 jiwa
 
'''Kondisi Sosial Ekonomi'''
 
Masyarakat Desa Sraten merupakan masyarakat golongan menengah keatas, yang pencahariannya sebagai karyawan swasta dan sebagian lagi dibidang perdagangan. Perkembangan perekonomian di Desa Sraten cukup signifikan, ini ditandai dari pendapatan perkapita masyarakat yang meningkat. Berawal dari sektor perindustrian, dahulu masyarakat hanya sebagai karyawan swasta pabrik namun sekarang banyak mendirikan usaha kecil seperti Kripik pare dan Keju Mozarela
 
'''Kondisi Sosial Budaya'''
 
Masyarakat Desa Sraten sebagian beretnis jawa mempunyai corak kehidupan sosial seperti masyarakat jawa lainnya. Namun, keadaan sosial budaya Desa Sraten sebagian besar dipengaruhi oleh ajaran Islam. Budaya tersebut dipertahankan oleh masyarakat Desa Sraten sejak dahulu sampai sekarang. Adapun budaya tersebut antara lain selamatan desa dengan menggelar doa bersama setiap malam satu Safar dengan tujuan menolak bala dan menghormati sesepuh. Budaya tersebut sangat dirawat sebagai bentuk penghormatan terhadap kearifan budaya lokal yang diwariskan secara turun temurun
 
'''Kondisi Sosial Keagamaan'''
 
Dalam bidang keagamaan desa Sraten tergolong desa yang agamais. Mayoritas warganya memeluk agama Islam. Nuansa islami ini terlihat sangat tampak sekali dengan banyaknya kegiatan syiar agama yang dilaksanakan di maisng – masing dusun di Desa Sraten. Kehidupan keberagamaan yang kami lihat selama Kuliah Kerja Nyata (KKN) terkesan memiliki warna tersendiri. Kegiatan keagamaan dilakukan dari tingkat lingkungan, dusun, bahkan desa.
Di Desa Sraten Memiliki Masjid dan Musholla. Kegiatan syiar agama banyak dilakukan dalam beberapa bentuk kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa antara lain:
 
1. Maulidiyahan, kegiatan ini dilakukan oleh bapak-bapak dan ibu-ibu dengan cara membaca kitab Al-Barjanji. Pada malam maulid Nabi membaca kitab Al-Barjanji dilakukan setiap hari seusai shalat Maghrib hingga Isya.
 
2. Muslimatan, budaya ini dilakukan dalam kurun selapanan sekali yakni setiap Kamis yang diikuti oleh ibu-ibu dengan membaca tahlilan bersama, Asmaul Husna, sekaligus arisan.
 
3. Fatayatan, budaya ini dilakukan sebulan sekali dengan acara membaca tahlilan bersama, Asmaul Husna dan arisan.
 
4. Tahlil, kegiatan ini merupakan kegiatan rutin masyarakat yang dilaksanakan setiap malam Jum’at di masjid terdekat setiap ba’da Isya secara rutin
 
'''PENYUNTING KKN UIN WALISONGO TAHUN 2019'''
 
{{Tuntang, Semarang}}
 
{{Authority control}}
{{kelurahan-stub}}