Cheng Ho: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ekpermana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(105 revisi perantara oleh 61 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{disambiginfo}}
{{short description|Chinese mariner and diplomat}}
[[Berkas:Zheng he.jpg|right|thumb|200px|Cheng Ho]]
{{Infobox person
'''Cheng Ho''' atau '''Zheng He''' ([[Hanzi tradisional]]:鄭和, [[Hanzi sederhana]]: 郑和
| name = Cheng Ho
, [[Hanyu Pinyin]]: ''Zhèng Hé'', [[Wade-Giles]]: '''Cheng Ho'''; nama asli: 马三宝 [[Hanyu Pinyin]]: Ma Sanbao; ([[1371]] - [[1433]]), adalah seorang pelaut dan penjelajah [[Tiongkok]] terkenal yang melakukan [[Pelayaran Cheng Ho ke Samudra Barat|beberapa penjelajahan]] antara tahun [[1405]] hingga [[1433]].
| image = 2016 Malakka, Stadhuys (09).jpg
| caption = Patung dari monumen modern Cheng Ho di [[Stadthuys|Stadthuys Museum]] di [[Kota Melaka]], Malaysia
| native_name = {{nobold|鄭和}}
| birth_name = Ma He
| birth_date = 1371{{sfn|Dreyer|2007|p=11}}
| birth_place = [[Kunming]], [[Yunnan]], [[Kerajaan Liang]], [[Dinasti Yuan|Yuan Tiongkok]]
| death_date = {{death year and age|1433|1371}} atau<br /> {{death year and age|1435|1371}}
| death_place =
| resting_place =
| native_name_lang = zh
| other_names = Ma He<br /> Ma Sanbao <br /> Zheng He <br> Mahmud Shams
| occupation = Laksamana, diplomat, [[Daftar penjelajah|penjelajah]], dan kasim istana
| era = [[Dinasti Ming]]
}}
{{Infobox Chinese
| title = '''Zheng He'''
| pic = Zheng He (Chinese characters).svg
| piccap = Nama Zheng dalam karakter Cina Tradisional (atas) dan Sederhana (bawah).
| picupright = 0.4
| s = 郑和
| t = 鄭和
| p = Zhèng Hé
| mi = {{IPAc-cmn|zh|eng|4|-|h|e|2}}
| myr = Jèng Hé
| w = Cheng<sup>4</sup> Ho<sup>2</sup>
| wuu = Zen Wu
| j = Zeng6 Wo4
| y = Jehng Wòh
| ci = {{IPAc-yue|z|eng|6|-|w|o|4}}
| poj = Tēⁿ Hô
| tl = Tēnn Hô
}}
 
[[Laksamana]] '''Cheng Ho''' atau '''Zheng He''' ({{zh|c=|s=郑和|t=鄭和|p=Zhènghé|w=Chêng-ho}}; 1371–1433 or 1435) adalah seorang [[sejarah angkatan laut Tiongkok|pelaut]] Tiongkok, [[Daftar penjelajah|penjelajah]], [[diplomat]], [[laksamana armada]], dan [[Kasim|kasim istana]] pada masa [[Sejarah Dinasti Ming|Dinasti Ming awal]] sering dianggap sebagai laksamana terhebat dalam [[Sejarah Tiongkok|sejarah Tiongkok]]. Ia awalnya lahir sebagai '''Ma He''' di keluarga [[Islam di Tiongkok|Muslim]] dan kemudian mengadopsi nama keluarga Zheng yang diberikan oleh [[Kaisar Yongle]].{{sfn|Dreyer|2007|pp=22–23}} Ditugaskan oleh Kaisar Yongle dan kemudian [[Kaisar Xuande]], Zheng memerintahkan tujuh ekspedisi [[Kapal khazanah Tiongkok|pelayaran harta karun]] ke [[Asia Tenggara]], [[Asia Selatan]], [[Asia Barat]], dan [[Afrika Timur]] dari tahun 1405 hingga 1433. Menurut legenda, kapalnya yang lebih besar membawa ratusan pelaut di empat dek dan panjangnya hampir dua kali lipat dari kapal kayu mana pun yang pernah tercatat.
== Biografi ==
Zheng He (di Indonesia lebih dikenal dengan nama Cheng Ho) adalah orang Suku Hui. Nama Persianya adalah Haji Mahmud Shamsuddin. Jika merunut leluhurnya enam generasi yang lalu adalah Sayyid Ajjal Shamsud-Din Omar al-Bukhari, seorang aristokrat dari Asia Tengah yang datang pada awal Dinasti Yuan. Adapun leluhur ketiga puluh enam Sayyid Ajjal adalah Muhammad, nabi pendiri Islam. Sebagai keturunan raja Bukhara, ia pernah menjabat sebagai xingfu pingzhang (pejabat setingkat gubernur) Propinsi Yunnan, dan setelah meninggal Sayyid Ajjal kemudian diberi gelar Raja Xianyang oleh Khubilai Khan. Sejak itu, klannya menyebut keluarga mereka Keluarga Xianyang.
 
Sebagai favorit Kaisar Yongle, yang dibantu Zheng dalam [[kampanye Jingnan|menggulingkan]] [[Kaisar Jianwen]], Cheng Ho naik ke puncak [[Dinasti Ming|hierarki kekaisaran]] dan menjabat sebagai komandan ibu kota selatan [[Nanjing]].
Kakek dari pihak ayah Zheng He, Bayan, pada tahun ke 11 Dade Dinasti Yuan (1307 M) menjabat sebagai zhongshu pingzhang, nenek buyutnya aslinya bermarga Ma. Kakek dari pihak ayah Zheng He, Bayan, adalah seorang haji, sedangkan nenek dari pihak ayah berasal dari Keluarga Wen. Nama asli ayah Zheng He adalah Milijin, nama Hannya adalah Haji Ma (Marga Ma adalah transliterasi nama Arab Muhammad dalam Bahasa China). ia mewarisi gelar Dianyang Hou, ibunya aslinya bermarga Wen.
 
== Biografi ==
Cheng Ho <ref>Buku Laksamana Cheng Ho: Panglima Muslim Tionghoa
Terbitan; Araska Publisher.</ref> adalah seorang [[Orang kasim|kasim]] yang menjadi orang kepercayaan [[Kaisar Yongle]] dari Tiongkok (berkuasa tahun 1403–1424), kaisar ketiga dari [[Dinasti Ming]]. Nama aslinya adalah Ma He, juga dikenal dengan sebutan Ma Sanbao (馬 三保)/Sam Po Bo,<ref name="Muljana">{{id}} {{cite book|last=Muljana|first=Slamet|year=2005|url=http://books.google.co.id/books?id=j9ZOKjMxVdIC&lpg=PA78&dq=suma%20oriental&pg=PA61#v=onepage&q=suma%20oriental&f=false|title=Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|isbn=9798451163|pages=61}}ISBN 978-979-8451-16-4</ref> berasal dari provinsi [[Yunnan]]. Ketika pasukan Ming menaklukkan Yunnan, '''Cheng Ho''' ditangkap dan kemudian dijadikan [[orang kasim]]. Cheng Ho adalah keturunan [[suku Hui]], suku bangsa yang secara fisik mirip dengan [[suku Han]] tetapi memeluk agama Islam.
 
Cheng Ho melakukan pelayaran ke [[Malaka]] pada abad ke-15.
Zheng He dilahirkan di tahun keempat Hongwu Dinasti Ming (1371 M) sebagai anak kedua Haji Ma. Ia berasal dari Kunyang, provinsi [[Yunnan]]. Nama aslinya adalah Ma He, juga dikenal dengan sebutan "Sanbao" (三寶) selama masa pengabdiannya di istana Pangeran Yan.<ref>Levathes 1996, 63.</ref> Nama "Sanbao" mengacu pada Tiga Mustika dalam agama [[Buddha]]<ref>Dreyer 2007, 12.</ref>. Selain itu, ia juga dikenal dengan nama Sam Po Bo<ref name="Muljana">{{id}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=j9ZOKjMxVdIC&lpg=PA78&dq=suma%20oriental&pg=PA61#v=onepage&q=suma%20oriental&f=false|title=Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara|last=Muljana|first=Slamet|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|year=2005|isbn=9798451163|pages=61}}ISBN 978-979-8451-16-4</ref>
 
Pada tahun [[1424]], Kaisar Yongle wafat. Penggantinya, [[Kaisar Hongxi]] (berkuasa tahun [[1424|1424–]][[1425]]), memutuskan untuk mengurangi pengaruh kasim di lingkungan kerajaan. Cheng Ho melakukan satu ekspedisi lagi pada masa kekuasaan [[Kaisar Xuande]] (berkuasa 1426–1435).
Cheng Ho adalah seorang [[Orang kasim|kasim]] yang menjadi orang kepercayaan [[Kaisar Yongle]]<nowiki/> (1403-1424), kaisar ketiga dari [[Dinasti Ming]]. Ketika pasukan Ming menaklukkan Yunnan, '''Cheng Ho''' ditangkap dan kemudian dijadikan Kasim. Ia adalah seorang bersuku Hui, suku bangsa yang secara fisik mirip dengan suku Han, namun beragama Islam.
 
== Penjelajahan ==
[[Berkas:Stamps of Indonesia, 026-05.jpg|thumbjmpl|Prangko peringatan 600 tahun perjalanan AdmiralLaksamana Cheng Ho]]
'''Cheng Ho''' melakukan ekspedisi ke berbagai daerah di [[Asia]] dan [[Afrika]], antara lain:{{fact|date=September 2012}}
* [[Vietnam]]
* [[Taiwan]]
* [[Malaka]] / bagian dari [[Malaysia]]
* [[Aceh]] dan [[Palembang]], [[Sumatra]] / bagian dari [[Indonesia]]
* [[Jawa]] / bagian dari [[Indonesia]]
* [[Sri Lanka]]
Baris 28 ⟶ 63:
* [[Laut Merah]], ke utara hingga [[Mesir]]
* [[Afrika]], ke selatan hingga [[Selat Mozambik]]
Ma He adalah seorang Hui beragama Islam. Ahli Sejarah Ming (''Ming Shi'') Tuan Wu Han menjelaskan bahwa karena di banyak negara di Asia Tenggara, agama Islam dan Buddha merupakan kepercayaan utama, maka pemerintah Ming memilih seorang Muslim supaya dapat ‘mengurangi kesalahpahaman dan melakukan tugas dengan baik’. Sebagai diplomat, Cheng Ho mengambil kebijaksanaan untuk bersikap toleran dan hormat pada agama-agama lain.
 
Bukti Laksamana Cheng Ho beragama Islam, di temukan makamnya berada di kawasan Niu Shou Shan ( Gunung Niu Shou ) kota Nanjing Provinsi Jiangsu, dengan bukti di temukan baju kebesaran laksamana Cheng Ho di makam tersebut, dan di atas makam tersebut ada tulisan kalimat thayyibah [[Basmalah]] dalam bahasa Arab.[https://www.lifeofguangzhou.com/wap/silkRoad/content.do?contextId=8418&frontParentCatalogId=229&frontCatalogId=232]
Selain itu dalam rombongan yang pergi ke Lautan Hindia terdapat para penganut Islam yaitu Ma Huan (penulis buku Yingya Shenglan tentang perjalanan Zheng He), Guo Chongli (ulama Masjid Agung Xian), Hasan dari Quanzhou (keturunan Pu Shougeng, seorang pedagang Arab yang menetap di Quanzhou pada akhir Dinasti Song), Pu Rihe (imam masjid Quanzhou), Xia Wennan (cucu Xia Bulu Han), dan lain-lain.
 
Perintah laksamana Cheng Ho membangun kembali Masjid Jingjue, Masjid Jingjue didirikan pada 1388 masehi oleh kaisar pertama Dinasti Ming, [[Hongwu|Zhu Yuanzhang]]. Namun Masjid Jingjue sempat hancur terbakar pada 1430 masehi. Akhirnya, masjid ini dibangun kembali di bawah perintah Laksamana Cheng Ho pada 1492 masehi.[https://travel.detik.com/travel-news/d-4223994/pesona-masjid-tertua-peninggalan-dinasti-ming-di-nanjing][[Berkas:KangnidoMap.jpg|jmpl|300px|[[Peta Kangnido]] (1402) sebelum Pelayaran Cheng Ho dan diperkirakan ia memiliki informasi geografi detail pada sebagian besar [[Dunia Lama]].]]
Karena beragama [[Islam]], para temannya tersebut juga mengetahui bahwa Cheng Ho sangat ingin melakukan [[Haji]] ke [[Mekkah]] seperti yang telah dilakukan oleh almarhum ayahnya, tetapi para [[arkeolog]] dan para [[ahli]] [[sejarah]] belum mempunyai bukti kuat mengenai hal ini. Cheng Ho melakukan ekspedisi paling sedikit tujuh kali dengan menggunakan [[armada]]nya. Setelah kematian kaisar Yongle pada tahun [[1424]], [[Kaisar Hongxi]] ([[1424]]-[[1425]]), memutuskan untuk mengurangi pengaruh kasim di lingkungan kerajaan. Selanjutnya, Cheng Ho melakukan satu ekspedisi lagi pada masa kekuasaan [[Kaisar Xuande]] (1426-1435).
 
== Pelayaran ==
[[Berkas:KangnidoMap.jpg|thumb|300px|[[Peta Kangnido]] (1402) sebelum Pelayaran Cheng Ho dan diperkirakan ia memiliki informasi geografi detail pada sebagian besar [[Dunia Lama]].]]
 
{|class="wikitable"
! width=20% | Pelayaran
! width=20% | Waktu
! width=40% | Daerah yang dilewati<ref>Maritime Silk Road 五洲传播出版社. ISBN 7-5085-0932-3</ref>
|-
| Pelayaran ke-1 ||1405-1407 1405–1407 || [[Champa]], [[Jawa]], [[Palembang]], [[Malaka]], [[Kepulauan Aru|Aru]], [[Sumatra]], [[Lambri]], [[Sri Lanka|Ceylon]], [[Kollam]], [[Kochi (India)|Cochin]], [[Calicut]]
|-
| Pelayaran ke-2 ||1407-1408 1407–1408 || Champa, Jawa, [[Siam]], Sumatra, Lambri, Calicut, Cochin, Sri LankaCeylon
|-
| Pelayaran ke-3 ||1409-1411 1409–1411 || Champa, JawaJava, MalakaMalacca, Sumatra, Sri LankaCeylon, [[Quilon]], Cochin, KalkutaCalicut, Siam, Lambri, [[Kaya]], [[Coimbatore]], [[Puttanpur]]
|-
| Pelayaran ke-4 ||1413-1415 1413–1415 || Champa, JawaJava, Palembang, MalakaMalacca, Sumatra, Sri LankaCeylon, Cochin, KalkutaCalicut, Kayal, [[Pahang]], [[Kelantan]], Aru, Lambri, [[Hormozgān Province|Hormuz]], [[Maladewa]], [[Mogadishu]], [[Brawa]], [[Malindi]], [[Aden]], [[Muscat, Oman|Muscat]], [[Dhofar|Dhufar]]
|-
| Pelayaran ke-5 ||1416-1419 1416–1419 || Champa, Pahang, JawaJava, MalakaMalacca, Sumatra, Lambri, Sri LankaCeylon, [[Sharwayn]], Cochin, Calicut, Hormuz, Maldives, Mogadishu, Brawa, Malindi, Aden
|-
| Pelayaran ke-6 ||1421-1422 1421–1422 || Hormuz, [[Afrika Timur]], negara-negara di [[Jazirah Arab]]
|-
| Pelayaran ke-7 ||1430-1433 1430–1433 || Champa, JawaJava, Palembang, MalakaMalacca, Sumatra, Sri LankaCeylon, Calicut, Hormuz... (17 politics indaerah totalsemuanya)
|}
 
Cheng Ho memimpin tujuh ekspedisi ke tempat yang disebut oleh orang Tionghoa disebut '''''Samudera Barat''''' ([[Samudera Indonesia]]). Ia membawa banyak hadiah dan lebih dari 30 utusan kerajaan ke Tiongkok - termasuk Raja [[Alagonakkara]] dari [[Sri Lanka]], yang datang ke Tiongkok untuk meminta maaf kepada Kaisar.
 
Catatan perjalanan Cheng Ho pada dua pelayaran terakhir, yang diyakini sebagai pelayaran terjauh, sayangnya dihancurkan oleh Kaisar dari [[Dinasti ching|Dinasti Ching]]
 
<!--The records of Zheng's last two voyages, which are believed to be his farthest, were unfortunately destroyed by the [[Ming Dynasty|Ming]] emperor. Therefore it is never certain where Zheng has sailed in these two expeditions. The traditional view is that he went as far as to [[Iran|Persia]]. It is now the widely accepted view that his expeditions went as far as the [[Mozambique Channel]] in East Africa, from the Chinese ancient artifact discovered there. The latest view, advanced by [[Gavin Menzies]] (see below) suggested Zheng's fleet has travelled every part of the world. However, virtually every authority in the field denounces Menzies' claims as baseless.
 
[[Berkas:FraMauro1420Ship.png|thumb|Detail of the [[Fra Mauro map]] relating the travels of a [[Junk (sailing)|junk]] into the Atlantic Ocean in 1420. The ship also is illustrated above the text.]]
There are speculations that some of Zheng's ships may have traveled beyond the [[Cape of Good Hope]]. In particular, the [[Venice|Venetian]] monk and cartographer [[Fra Mauro]] describes in his [[1457]] [[Fra Mauro map]] the travels of a huge "[[junk (ship)|junk]] from India" 2,000 miles into the [[Atlantic Ocean]] in 1420 .
 
Zheng himself wrote of his travels:
 
<blockquote><p>We have traversed more than 100,000 [[Li (Chinese unit)|li]] (50,000 kilometers) of immense water spaces and have beheld in the ocean huge waves like mountains rising in the sky, and we have set eyes on barbarian regions far away hidden in a blue transparency of light vapors, while our sails, loftily unfurled like clouds day and night, continued their course [as rapidly] as a star, traversing those savage waves as if we were treading a public thoroughfare…</p>
<p>— (Tablet erected by Zheng He, [[Changle]], [[Fujian]], [[1432]]. Louise Levathes</p></blockquote>
 
His voyages, records, and maps are suggested to be the sources of some of the other [[Ancient world maps]], which are claimed by Menzies to have depicted the [[Americas]], [[Antarctica]], and the tip of [[Africa]] before the (European) official discovery and drawings of the [[Fra Mauro map]] or the [[De Virga world map]].
 
Former submarine commander [[Gavin Menzies]] in his book ''[[1421: The Year China Discovered the World]]'' claims that several parts of Zheng's fleet explored virtually the entire globe, discovering West Africa, North and South America, Greenland, Iceland, Antarctica and Australia (except visiting Europe). Menzies also claimed that Zheng's wooden fleet passed the Arctic Ocean. However none of the citations in ''1421'' are from Chinese sources and scholars in China do not share Menzies's assertions.
 
A related book, [http://www.islandofsevencities.com/ ''The Island of Seven Cities: Where the Chinese Settled When They Discovered America''] by [[Paul Chiasson]] maintains that a nation of native peoples known as the [[Mi'kmaq]] on the east coast of Canada are descendants of Chinese explorers, offering evidence in the form of archaeological remains, customs, costume, artwork, etc. It is worth noting that several advocates of these theories believe that Zheng He also discovered modern day New Zealand on either his sixth or seventh expedition.-->
== Armada ==
 
Armada Cheng Ho terdiri dari 27.000 anak buah kapal dan 307 (armada) kapal laut yang terdiri dari kapal besar dan kecil, mulai dari kapal bertiang layar tiga hingga bertiang layar sembilan. Kapal terbesar berukuran 5.000 ''liao'' memiliki dimensi panjang sekitar 70,75 m, lebar 15,24 m, dan sarat air 6,16 m, sedangkan kapal berukuran 2.000 ''liao'' berdimensi panjang sekitar 52,62 m, lebar 11,32 m, dan sarat air 4,6 m, sedangkan kapal 1.500 ''liao'' berdimensi panjang 47,71 m, lebar 10,26 m, dan sarat air 4,17 m.<ref>{{citation |last=Ming |first=Zheng |year=2011 |title=再议明代宝船尺度——洪保墓寿藏铭记五千料巨舶的思考 (Re-discussion on the Scale of Treasure Ships in the Ming Dynasty: Reflections on the Five Thousand Ships Remembered in the Life Collection of Hong Bao's Tomb) |journal=郑和研究 (Zheng He Research) |volume=2 |pages=13–15 |url=https://www.doc88.com/p-2495318246868.html }}</ref><ref>{{Cite web|last=Dandan|first=Chuan|date=2017|title=为什么郑和时期宝船体积庞大,后期明朝军舰再无如此规模的战船?(Why did the treasure ship of Zheng He's period be huge, and there was no warship of this size in the later Ming Dynasty?)|url=https://www.zhihu.com/question/35256448|archive-url=https://web.archive.org/web/20210312095257/https://www.zhihu.com/question/35256448|archive-date=12 March 2021}}</ref> Rangka layar kapal terdiri dari [[Bambu cina|bambu Tiongkok.]]
[[Berkas:Treasure Ship and Santa Maria.gif|thumb|200px|right|Perbandingan antara kapal jung Cheng Ho ("kapal harta") ([[1405]]) dengan kapal "[[Santa Maria (kapal)|Santa Maria]]" [[Christopher Columbus|Colombus]] ([[1493|1492/93]])]]
Selama berlayar mereka membawa perbekalan yang beragam termasuk binatang seperti sapi, ayam dan kambing yang kemudian dapat disembelih untuk seluruh anak buah kapal selama di perjalanan. Selain itu, mereka juga membawa banyak [[Bambu cina|bambu Tiongkok]] sebagai suku cadang jika rangka tiang kapal mengalami kerusakan. Tidak ketinggalan mereka pun membawa kain [[sutra]] untuk dijual.
 
[[Armada]] ini terdiri dari 27.000 anak buah kapal dan 307 (armada) kapal laut. Terdiri dari kapal besar dan kecil, dari kapal bertiang layar tiga hingga bertiang layar sembilan buah. Kapal terbesar mempunyai panjang sekitar 400 ''feet'' atau 120 meter dan lebar 160 ''feet'' atau 50 meter. Rangka layar kapal terdiri dari bambu [[Tiongkok]]. Selama berlayar mereka membawa perbekalan yang beragam termasuk binatang seperti sapi, ayam dan kambing yang kemudian dapat disembelih untuk para anak buah kapal selama di perjalanan. Selain itu, juga membawa begitu banyak bambu [[Tiongkok]] sebagai [[suku]] [[cadang]] rangka tiang kapal berikut juga tidak ketinggalan membawa kain [[Sutera]] untuk dijual.
 
== Kepulangan ==
[[Berkas:《鄭和歸來》。 藝術家弗拉基米爾·科索夫 2018.jpg|al=Ilustrasi kapal jeng he|jmpl|262x262px|Ilustrasi kapal Cheng Ho]]
Dalam ekspedisi ini, Cheng Ho membawa balik berbagai penghargaan dan utusan lebih dari 30 kerajaan - termasuk Raja [[Alagonakkara]] dari [[Sri Lanka]], yang datang ke [[Tiongkok]] untuk meminta maaf kepada kaisar Tiongkok. Pada saat pulang Cheng Ho membawa banyak barang-barang berharga diantaranya kulit dan getah pohon [[Kemenyan]], batu permata ([[ruby]], [[emerald]] dan lain-lain) bahkan beberapa orang [[Afrika]], [[India]] dan [[Arab Saudi|Arab]] sebagai bukti perjalanannya. Selain itu juga membawa pulang beberapa binatang asli [[Afrika]] termasuk sepasang [[jerapah]] sebagai hadiah dari salah satu [[Monarki|Raja]] [[Afrika]], tetapi sayangnya satu jerapah mati dalam perjalanan pulang.
Sepulangnya dari ekspedisi, Cheng Ho kembali dengan membawa berbagai penghargaan dan utusan lebih dari 30 kerajaan — termasuk Raja [[Alagonakkara]] dari [[Sri Lanka]], yang datang ke [[Tiongkok]] untuk meminta maaf kepada kaisar Tiongkok.
Pada saat pulang Cheng Ho membawa banyak barang berharga, di antaranya kulit dan getah pohon [[kemenyan]]; batu permata ([[ruby]], [[emerald]], dan lain-lain); dan beberapa orang [[Afrika]], [[India]] dan [[Arab Saudi|Arab]] sebagai bukti perjalanannya.
Cheng Ho bahkan membawa pulang beberapa binatang asli [[Afrika]] termasuk sepasang [[jerapah]] hadiah dari salah satu [[Monarki|Raja]] [[Afrika]], tetapi sayangnya satu jerapah mati dalam perjalanan pulang.
 
== Rekor ==
[[File:Patung Zheng He di Taman Persahabatan Kuching.png|thumb|Patung Cheng Ho (Zheng He) di Taman Persahabatan Kuching, Malaysia.]]
Majalah ''Life'' menempatkan laksamana Cheng Ho sebagai nomor 14 orang terpenting dalam milenium terakhir. Perjalanan Cheng Ho ini menghasilkan ''Peta Navigasi Cheng Ho'' yang mampu mengubah peta navigasi dunia sampai abad ke-15. Dalam buku ini terdapat 24 peta navigasi mengenai arah pelayaran, jarak di lautan, dan berbagai pelabuhan.
Majalah ''Life'' menempatkan Laksamana Cheng Ho sebagai orang terpenting ke-14 dalam milenium terakhir.
<!--[[Berkas:ChengHoTreasureBoat.gif|thumb|left|300px|Miniatur kapal Cheng Ho]]-->
Perjalanan Cheng Ho menghasilkan ''Peta Navigasi Cheng Ho'' yang mampu mengubah peta navigasi dunia sampai abad ke-15. Dalam buku tersebut ada 24 peta navigasi mengenai arah pelayaran, jarak di lautan, dan berbagai pelabuhan.
 
Cheng Ho adalah penjelajah dengan [[armada]] kapal terbanyak sepanjang sejarah dunia yang pernah tercatat hingga saat ini. IaSelain juga memiliki kapal kayu terbesar yang dinamakan 'Kapal Harta' yang berukuran panjang 420 kaki berdasarkan catatan sejarah yang akurat. Sebagai perbandingan, kapal Columbus dalam penjelajahannya ke Amerika adalah sepanjang 62 kaki. Pada ekspedisi pertamanyaitu, ia membawapun crewdikenal sebanyak 27.800 orang, 62 kapal harta dan 190 kapal besar lainnya uantuk mendukung Kapal Harta milik Cheng Ho. Selain itu dia adalahsebagai pemimpin yang arif dan bijaksana, mengingat dengan armadanyaarmada yangsebegitu begitubesar banyak, diaia dan para anak buahnya tidak pernah menjajah [[negara]] atau [[wilayah]] dimanapunmana pun tempat armadanya merapat.<ref>https://prezi.com/tmjeja_nfidi/zheng-he-who-was-also-known-as-ma-sanbao-ma-he-and-cheng-h/, diakses 23 Mei 2017</ref>
 
Semasa singgah di [[India]], termasuk ke [[Kalkuta]], para anak buah juga membawamempelajari [[seni]] [[beladiri]] lokal yang bernama ''Kallary Payatt,'' yang kemudianmana setelah dikembangkan di negeri [[Tiongkok]] menjadi salah satu cabang [[seni beladiri]] [[Kungfu]].
 
== Cheng Ho dan Indonesia ==
[[Berkas:Cakra Donya.JPG|thumbjmpl|Lonceng Cakra Donya]]
 
Cheng Ho mengunjungi kepulauanNusantara di(Kepulauan Indonesia) selamasebanyak tujuh kali. Ketika kesinggah di [[Kesultanan Samudera Pasai|Samudera Pasai]], ia memberimenghadiah Sultan Aceh sebuah lonceng raksasa "Cakra Donya" kepada Sultan Aceh, yang hingga kini tersimpan di museum [[Banda Aceh]].
 
Cheng Ho juga sempat berkunjung ke [[Kerajaan Majapahit]] pada masa pemerintahan Raja [[Wikramawardhana]].
Cheng Ho (Sam Po Kong) juga mengunjungi Lamuri dari ketujuh kali perjalanannya. Cheng Ho menyebutkan bila bertolak dari Kerajaan Samudera Pasai menuju ke arah barat, kapal akan sampai di Kerajaan Lambri (Lamuri), dengan lama perjalanan 3 hari 3 malam jika keadaan angin baik. Di pantai Lambri terdapat lebih dari seribu kepala keluarga, dimana baik sang raja maupun rakyatnya muslim.
 
Tahun 1415, Cheng Ho berlabuh di Muara Jati ([[Cirebon]]), dan menghadiahi beberapa cindera mata khas [[Tiongkok]] kepada Sultan Cirebon. Salah satu peninggalannya, sebuah piring yang bertuliskan ayat Kursi masih tersimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon.
 
Pernah dalam perjalanannya melalui [[Laut Jawa]], Wang Jinghong (orang kedua dalam armada Cheng Ho) sakit keras. Karena itu, Cheng Ho memerintahkan untuk membuang sauh dengan menyusuri sebuah sungai yang sekarang dikenal dengan sungai Kaligarang. Wang akhirnya turun di pantai sebuah desa bernama Simongan, [[Semarang]], dan memutuskan untuk menetap sementara waktu ditempat tersebut; sedangkan awak kapalnya yang sakit, dirawat dan diberi obat dari ramuan dedaunan yang ada disekitar tempat itu.
 
Setelah sampai didaratan, ia menemukan sebuah gua batu dan dipergunakan sebagai tempat untuk bersemedi dan bersembahyang. Lambat laun, akhirnya dia memutuskan untuk mendirikan sebuah masjid di tepi pantai tersebut, yang sekarang telah berubah fungsi menjadi sebuah kelenteng. Kelenteng tersebut bernama [[Kelenteng Sam Po Kong]] (Gedung Batu) serta terdapat sebuah patung yang disebut Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang Sam Po Kong. Tanda yang menunjukan bahwa kelenteng tersebut bekas petilasan yang berciri keislamanan adalah dengan ditemukannya tulisan berbunyi “marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al Qur’an”. Disebut Gedung Batu karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Orang Indonesia keturunan China menganggap bangunan itu adalah sebuah kelenteng, mengingat bentuknya yang berarsitektur China.{{Http://www.tionghoa.info/laksamana-zheng-he-cheng-ho/}}
 
Cheng Ho juga sempat berkunjung ke [[Kerajaan Majapahit]] pada masa pemerintahan raja [[Wikramawardhana]].
 
== Keterkaitan Syekh Quro dengan Syekh Nurjati ==
[[Syekh Quro]] dan [[Syekh Datuk Kahfi]] adalah sama-sama saudara seketurunan dari Amir Abdullah Khanudin generasi keempat. [[Syekh Quro]] datang terlebih dahulu ke Amparan bersama rombongan dari angkatan laut Cina dari Dinasti Ming yang ketiga dengan Kaisarnya, Yung Lo (''Kaisar Cheng-tu''). Armada angkatan laut tersebut dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho alias ''Sam Po Tay Kam''. Mereka mendarat di Muara Jati pada tahun 1416 M. Mereka semua telah masuk Islam. Armada tersebut hendak melakukan perjalanan melawat ke Majapahit dalam rangka menjalin persahabatan. Ketika armada tersebut sampai di [[Tanjungpura, Karawang Barat, Karawang|Pura]] [[Karawang]], [[Syekh Quro]] (Syekh Hasanudin) beserta pengiringnya turun. [[Syekh Quro]] pada akhirnya tinggal dan menyebarkan ajaran agama Islam di Karawang. Kedua tokoh ini dipandang sebagai tokoh yang mengajarkan Islam secara formal yang pertama kali di Jawa Barat. Syekh Quro di Karawang dan Syekh Nurjati di Cirebon.
 
== Referensi ==
=== Sumber ===
{{reflist}}
 
=== BacaanDaftar lanjutanpustaka ===
{{Library resources box|by=no|onlinebooks=yes|viaf=72199054}}
* {{cite book | last=Chan | first=Hok-lam | title=The Cambridge History of China, Volume 7: The Ming Dynasty, 1368–1644, Part 1 | year=1998 | publisher=Cambridge University Press | location=Cambridge | isbn=9780521243322 | chapter=The Chien-wen, Yung-lo, Hung-hsi, and Hsüan-te reigns, 1399–1435}}
* Deng, Gang (2005). ''Chinese Maritime Activities and Socioeconomic Development, c. 2100 BC – 1900 AD''. Greenwood Press. {{ISBN|0-313-29212-4}}.
* {{cite book|title=Zheng He and the Afro-Asian World.|first1=Chia Lin |last1=Sien |first2=Sally K. |last2=Church |publisher=Perbadanan Muzium | location=Melaka |year=2012 |isbn=978-967-11386-0-1 |chapter=1 A Naval Architectural Analysis of the Plausibility of 450-ft Treasure Ships by Sally K. Church, John C. Gebhardt & Terry H. Little}}
* {{cite book|title=Zheng He and the Afro-Asian World.|first1=Chia Lin |last1=Sien |first2=Sally K. |last2=Church |publisher=Perbadanan Muzium | location=Melaka |year=2012 |isbn=978-967-11386-0-1 |chapter=2 A Nautical Perspective on Cheng Ho, Admiral of the Western Oceans Concerning the Ming Voyages by P.J. Rivers}}
* {{cite book|title=Zheng He and the Afro-Asian World.|first1=Chia Lin |last1=Sien |first2=Sally K. |last2=Church |publisher=Perbadanan Muzium | location=Melaka |year=2012 |isbn=978-967-11386-0-1 |chapter=12 Zheng He and the African Horizon: An Investigative Study into the Chinese Geography of Early Fifteenth-Century Eastern Africa by Clifford J. Pereira}}
* {{cite book|last=Dreyer|first= Edward L. |date=2007|title=Zheng He: China and the Oceans in the Early Ming, 1405–1433|series=Library of World Biography |publisher= Longman| ISBN= 0-321-08443-8|ref=harv}}
* {{cite journal | last=Duyvendak | first=J.J.L. | title=The True Dates of the Chinese Maritime Expeditions in the Early Fifteenth Century | journal=T'oung Pao | year=1938 | volume=34 | issue=5 | pages=341–413 | authorlink=J.J.L. Duyvendak | jstor=4527170 | ref=harv | doi=10.1163/156853238X00171 | issn=0082-5433 }}
* Levathes, Louise (1996). ''When China Ruled the Seas: The Treasure Fleet of the Dragon Throne, 1405–1433.'' Oxford University Press {{ISBN|0-19-511207-5}}.
* {{cite book|last=Mills|first= J. V. G. |year=1970|title=Ying-yai Sheng-lan, The Overall Survey of the Ocean's Shores (1433)|others= translated from the Chinese text edited by Feng Ch'eng Chun with introduction, notes and appendices by J. V. G. Mills|publisher= White Lotus Press| ISBN= 974-8496-78-3|ref=harv}}
* Ming-Yang, Dr Su. 2004 Seven Epic Voyages of Zheng He in Ming China (1405–1433)
* {{cite journal | last=Ray | first=Haraprasad | title=An Analysis of the Chinese Maritime Voyages into the Indian Ocean During Early Ming Dynasty and Their Raison d'Etre | journal=China Report | year=1987 | volume=23 | issue=1 | pages=65–87 | doi=10.1177/000944558702300107 }}
* Viviano, Frank (2005). "China's Great Armada." ''National Geographic'', 208(1):28–53, Juli.
* [https://web.archive.org/web/20050623222048/http://chinaheritagenewsletter.org/articles.php?searchterm=002_zhenghe.inc&issue=002 ''Shipping News: Zheng He's Sexcentenary''] – China Heritage Newsletter, Juni 2005, {{ISSN|1833-8461}}. Diterbitkan oleh ''China Heritage Project'' dari Universitas Nasional Australia.
 
== Pranala luar ==
* [http://www.solusihukum.com/resensi.php?id=33 Prof. Kong Yuanzhi. '''''Muslim Tionghoa Cheng Ho''', Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara.'' Penyunting: Prof. HM. Hembing Wijayakusuma. Pustaka Populer Obor, Oktober 2000, xliv + 299 halaman]
* {{id}}[http://www.600yearschengho.org/ind/ Situs resmi Perayaan 600 tahun sejak tibanya Cheng Ho di Indonesia]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.suaramerdeka.com/harian/0508/02/opi3.htm AM Adhy Trisnanto. '''''Dampak Pengakuan Keislaman Cheng Ho'''''. Suara Merdeka, 2 Agustus 2005]
* [http://web.iaincirebon.ac.id/tutorial/biografi-syekh-nurjati/ Biografi Syekh Nurjati] Situs resmi IAIN Nurijati Cirebon
* [http://dalmaspunya.blogspot.com/2013/02/perkembangan-islam-di-cirebon.html Biografi Syekh Nurjati] H. R. Bambang Irianto, BA dan Dra. Siti Fatimah, M.hum. 2009. Syekh Nurjati (Syekh Datul Kahfi) perintis Dakwah dan Pendidikan. Cirebon : Zulfana Cierbon
* '''Lamuri Dalam Catatan [http://historynusantara.com/lamuri-dalam-catatan-laksamana-cheng-ho/ Laksamana Cheng Ho]'''
 
=== Pranala luar ===
 
* {{id}}[http://www.600yearschengho.org/ind/ Situs resmi Perayaan 600 tahun sejak tibanya Cheng Ho di Indonesia]
* {{id}}[http://www.liputan6.com/fullnews/70848.html ''Laksamana Cheng Ho dalam Kanvas''. Liputan 6]
* {{id}}[http://www.sinarharapan.co.id/feature/wisata/2005/0804/wis01.html ''Peringatan 600 Tahun Pelayaran Cheng Ho. Ke Semarang, Mengenang Sang Raja Laut''. Sinar Harapan, 2003]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
 
==== Diskusi tentang Cheng Ho ====
 
=== Diskusi tentang Cheng Ho ===
* [http://www.mail-archive.com/budaya_tionghua@yahoogroups.com/msg00588.html Malaka Menjadi Negara Besar Karena Cheng Ho]
* [http://www.mail-archive.com/budaya_tionghua@yahoogroups.com/msg00579.html Laksamana Cheng Ho di Kalimantan]
* [http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/6137 Kaitan Semarang dan Cheng Ho]
* [http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/2044 Ekspedisi Cheng Ho] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100614230403/http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/2044 |date=2010-06-14 }}
 
{{Tokoh_Penjelajah_Laut}}
 
{{lifetime|1371|1435|}}
 
{{Authority control}}
 
{{DEFAULTSORT:Ho, Cheng}}
[[Kategori:Kelahiran 1371]]
[[Kategori:Kematian 1435]]
[[Kategori:Meninggal usia 64]]
[[Kategori:Orang kasim]]
[[Kategori:Penjelajah Tiongkok]]
[[Kategori:Tokoh Dinasti Ming]]
[[Kategori:TokohPelayaran Islam Tiongkokkhazanah]]