Keselamatan dalam Kekristenan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
en
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(21 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{disambiginfo|Keselamatan (disambiguasi)}}
{{Christianity}}
{{Salvation}}
Dalam [[Kekristenan]], '''Keselamatan dalam Kekristenan''', σωτηρία, adalah penyelamatan [[jiwa]] dari [[Dosa (Kristen)|dosa]] dan kematian.<ref>{{en}} "The saving of the soul; the deliverance from sin and its consequences" ''[[Oxford English Dictionary]]'' 2nd ed. 1989.</ref> Keselamatan dapat juga disebut "pembebasan" ataupun "keamanan" dari kodrat berdosa, dan merupakan janji akan [[kehidupan kekal (Kekristenan)|kehidupan kekal]] melalui roh. Keselamatan adalah kebebasan dari hasrat duniawi dan godaan yang mengarahkan manusia keluar dari penerangan dan persekutan penuh dengan Allah.
 
Ragam pandangan mengenai [[Keselamatan (agama)|keselamatan]] merupakan salah satu garis patahan utama yang membagi-bagi berbagiberbagai [[denominasi Kristen]], menjadi satu titik ketidaksepakatan di antara kalangan [[Ortodoks Timur]], [[Katolik Roma]], dan [[Protestan]], serta di dalam kalangan Protestan sendiri, terutama dalam [[Sejarah perdebatan Calvinis–Arminian|perdebatan Calvinis–Arminian]]. Garis pemisah ini mencakup definisi-definisi yang saling bertentangan mengenai [[kerusakan total|kerusakan moral]], [[predestinasi]], [[Pendamaian dalam Kekristenan|pendamaian]], dan—yang paling tegas—[[Pembenaran (teologi)|pembenaran atau justifikasi]].
 
== Ringkasan ==
Menurut keyakinan Kristen, keselamatan dari [[Dosa (Kristen)|dosa]] secara umum dan dari [[dosa asal]] secara khusus dimungkinkan melalui kehidupan, wafat, dan [[kebangkitan Yesus]], yang dalam konteks keselamatan disebut sebagai "[[Pendamaian dalam Kekristenan|pendamaian]]".<ref name=CDOS>{{en}} "Christian Doctrines of Salvation." Religion facts. June 20, 2009. http://www.religionfacts.com/christianity/beliefs/salvation.htm {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150401055737/http://www.religionfacts.com/christianity/beliefs/salvation.htm |date=2015-04-01 }}</ref> [[Soteriologi]] Kristen berkisar dari konsep [[Keselamatan_Keselamatan (agama)#Kekristenan|keselamatan eksklusif]]<ref>{{en}} Newman, Jay. ''Foundations of religious tolerance.'' University of Toronto Press, 1982. ISBN 0-8020-5591-5</ref>{{rp|p.123}} sampai [[rekonsiliasi universal]].<ref>{{en}} Parry, Robin A. ''Universal salvation? The Current Debate.'' Wm. B. Eerdmans Publishing, 2004. ISBN 0-8028-2764-0</ref> Kendati beberapa perbedaan tersebar luas sebagaimana Kekristenan itu sendiri, hampir semua kalangan sepakat bahwa keselamatan Kristen dimungkinkan melalui karya [[Yesus Kristus]], [[Putra Allah]], yang wafat di kayu salib.
 
{{quote|Inti [[iman Kristen]] adalah realitas dan harapan akan keselamatan dalam Yesus Kristus. Iman Kristen adalah iman dalam Allah keselamatan yang diwahyukan dalam Yesus dari Nazaret. Tradisi Kristen selalu menyamakan keselamatan ini dengan penggenapan eskatologis dan transenden dari keberadaan manusia dalam suatu kehidupan yang bebas dari dosa, keterbatasan, dan mortalitas, serta dipersatukan dengan Allah Tritunggal. Hal ini mungkin merupakan butir iman Kristen ''yang'' tidak dapat dinegosiasikan. Apa yang menjadi bahan perdebatan adalah hubungan antara keselamatan dengan aktivitas kita di dunia ini.|Anselm Kyongsuk Min<ref name="Min">{{en}} Min, Anselm Kyongsuk. ''Dialectic of Salvation: Issues in Theology of Liberation.'' Albany, N.Y.: State University of New York Press, 1989. ISBN 978-0-88706-908-6</ref>{{rp|p.79|date=June 2009}}}}
Baris 18 ⟶ 19:
{{Main article|Teori pengaruh moral mengenai pendamaian}}
 
Pandangan [[Teori pengaruh moral mengenai pendamaian|transformasi moral]] adalah pemahaman tentang keselamatan yang paling dominan di antara [[Gereja perdana|kalangan Kristen selama tiga abad pertama Masehi]],<ref>{{en}} A. J. Wallace, R. D. Rusk, ''Moral Transformation: The Original Christian Paradigm of Salvation'' (New Zealand: Bridgehead, 2011), pp 249-271.</ref><ref>{{en}} Hastings Rashdall, ''The Idea of Atonement in Christian Theology'' (London: Macmillian, 1919), pp 190-292.</ref><ref>{{en}} Robert S. Franks, ''[https://archive.org/stream/historyofdoctrin01franuoft A history of the doctrine of the work of Christ in its ecclesiastical development]'' vol. 1 (London: Hodder and Stoughton), p. 14: 'The above point of view of the Apostolic Fathers may be generally described as a Christian moralism.'.</ref><ref>{{en}} [[Michael Green (theologian)|Michael Green]], ''The Empty Cross of Jesus'' (Eastbourne: Kingsway, 2004; first published 1984), pp. 64-5: 'The simplest and most obvious understanding of the cross is to see it as the supreme example. ... This is a favourite theme in the early Fathers, as H.E.W. Turner showed in ''The Patristic Doctrine of Redemption''. ... It can scarcely be denied that much of the second century understanding of the cross was frankly exemplarist.'</ref><ref>{{en}} [[James Bethune-Baker|J. F. Bethune-Baker]], ''[https://archive.org/stream/anintroductionto00bethuoft An introduction to the early history of Christian doctrine to the time of the Council of Chalcedon]'' (London: Methuen & Co, 1903), pp. 351-2 : 'From this review of the teaching of the Church it will be seen that... in the earliest centuries... the main thought is that man is reconciled to God by the Atonement, not God to man. The change, that is, which it effects is a change in man rather than a change in God. It is God's unchangeable love for mankind that prompts the Atonement itself, is the cause of it, and ultimately determines the method by which it is effected.'</ref> dan tetap dipegang hingga saat ini oleh beberapa denominasi, seperti misalnya Ortodoks Timur. Dalam pandangan ini, Yesus menyelamatkan manusia dari keberdosaan melalui ajaran-ajaran dan kehidupan-Nya, sehingga mengubah karakternya menjadi "benar" (''righteous''). Keselamatan ini dipandang tidak pantas, karena Allah dengan murah hati mengutus Yesus untuk menyelamatkan manusia ketika mereka tidak benar dan karenanya manusia sama sekali tidak pantas mendapat pertolongan semacam itu. Dalam paradigma transformasi moral, seseorang diselamatkan dari keberdosaan dengan cara setia mengikuti semua ajaran Yesus dan teladan yang Ia tetapkan mengenai bagaimana menjalani hidup. Konsekuensinya orang tersebut menjadi benar di hadapan Allah, dan dapat mengharapkan [[Pengadilan Terakhir|penghakiman akhir]] yang positif dari Allah. Kesempurnaan tidak diperlukan, dan kesalahan diampuni setelah per[[tobat]]an. Menurut pandangan ini, [[penyaliban Yesus]] utamanya dipahami sebagai suatu ke[[martir]]an.<ref>{{en}} For a recent defence of the moral transformation view, see A. J. Wallace, R. D. Rusk, ''Moral Transformation: The Original Christian Paradigm of Salvation'' (New Zealand: Bridgehead, 2011).</ref>
 
Pandangan transformasi moral telah dikritik dan ditolak oleh banyak kalangan [[Kristen Protestan]] karena berbagai alasan. Para kritikus meyakini bahwa pandangan transformasi moral bertentangan dengan berbagai ayat dalam Alkitab (terutama ayat-ayat dari [[Rasul Paulus]] mengenai 'iman' dan 'perbuatan'), meremehkan kadar keseriusan dosa, dan menyangkal [[pendamaian dalam Kekristenan|nilai pendamaian]] dari wafatnya Yesus.{{Citation needed|date=January 2012}}
 
=== ''Christus Victor'' ===
Dalam pandangan ''Christus Victor'' ([[Kristus Pemenang]]), manusia membutuhkan keselamatan dari kuasa kejahatan. Yesus membawa keselamatan bagi manusia dengan cara mengalahkan kuasa kejahatan, khususnya [[Iblis dalam Kekristenan|Setan]]. Pandangan ini tampak dalam tulisan-tulisan para [[Bapa Gereja]] hingga abad ke-4 M, meski tetap populer selama beberapa abad selanjutnya. Beberapa perspektif mengenai gagasan ini masih ada, yang secara kasar dapat dibagi menjadi penaklukan Setan dan penyelamatan dari kuasa Setan. Dalam versi penaklukan Setan, para penulis seperti [[Eusebius dari Kaisarea]] menggambarkan kalau Yesus mengalahkan Setan dalam suatu pertempuran rohani yang luar biasa yang terjadi antara wafat dan kebangkitan-Nya.<ref>{{en}} Eusebius, ''Proof of the Gospel'', 9.7.</ref> Dengan memenangkan pertempuran tersebut, Yesus mengalahkan Setan dan menyelamatkan manusia dari kekuasaannya. Pandangan ''Christus Victor'' tidak banyak dianut di [[Kekristenan Barat|Barat]].{{citation needed|date=May 2016}}
 
=== Tebusan dari Setan ===
[[Teori tebusan mengenai pendamaian]] mengandung gagasan bahwa Setan memiliki kuasa atas jiwa-jiwa yang berdosa di dalam [[kehidupan setelah kematian]], tetapi Kristus menyelamatkan mereka dari kuasanya. Wafat Kristus kerap memainkan peranan penting dalam penyelamatan tersebut. Pandangan ini tampaknya timbul selama abad ke-3,<ref>{{en}} H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption: A Study of the Development of Doctrine During the First Five Centuries (Eugene, OR: Wipf & Stock Publish-ers, 2004), p. 54.</ref> dalam tulisan-tulisan [[Origenes]] dan teolog-teolog lainnya. Dalam salah satu versi dari gagasan ini, Setan berupaya untuk membawa jiwa Yesus setelah Ia wafat, namuntetapi perbuatan itu di luar kewenangannya, karena Yesus tidak pernah berdosa. Sebagai konsekuensinya, Setan sepenuhnya kehilangan kewenangannya, dan semua umat manusia memperoleh kebebasan. Dalam versi lainnya, Allah mengadakan kesepakatan dengan Setan, menawarkan untuk melakukan pertukaran antara jiwa Yesus dengan jiwa-jiwa semua manusia, tetapi setelah pertukaran itu [[kebangkitan Yesus|Allah membangkitkan Yesus dari antara orang mati]] dan meninggalkan Setan dengan tangan hampa. Versi lainnya menyatakan bahwa [[keilahian]] Yesus diselubungi oleh rupa kemanusiaannya, maka Setan berupaya untuk mengambil jiwa Yesus tanpa menyadari bahwa keilahian-Nya akan menghancurkan kuasanya. Gagasan lainnya lagi mengatakan bahwa Yesus datang untuk mengajarkan bagaimana untuk tidak berbuat dosa dan Setan, yang marah karenanya, berupaya untuk mengambil jiwa-Nya. Teori tebusan tidak banyak dianut di Barat.
 
=== Pemenuhan ===
Baris 32 ⟶ 33:
 
=== Pengganti hukuman dan iman ===
[[FileBerkas:Jesus Saves Neon Cross Sign Church 2011 Shankbone.jpg|thumbjmpl|[[Neon]] salib 'Jesus Saves' di luar sebuah gereja Protestan di [[Kota New York]].]]
 
Pada abad ke-16, para [[Reformasi Protestan|Reformis Protestan]] menafsirkan kembali teori pemenuhan Anselmus di dalam suatu paradigma hukum. Dalam sistem hukum, pelanggaran menuntut hukuman, dan tidak ada pemenuhan yang dapat diberikan untuk menghindari kebutuhan ini. Mereka mengajukan suatu teori yang dikenal sebagai [[pengganti hukuman]], yang melaluinya Kristus mengambil hukuman atas dosa umat manusia sebagai pengganti mereka, dengan demikian menyelamatkan umat manusia dari [[pembalasan ilahi|murka Allah]] terhadap dosa. Substitusi atau pengganti hukuman karenanya menghadirkan Yesus yang menyelamatkan umat manusia dari hukuman ilahi atas kesalahan masa lalu mereka. Namun, keselamatan ini tidak tersaji secara otomatis dan seseorang perlu memiliki [[Iman dalam Kekristenan|iman]] untuk dapat menerima anugerah keselamatan yang cuma-cuma ini. Dalam pandangan pengganti hukuman, keselamatan tidak tergantung pada perbuatan atau upaya manusia.
 
Paradigma pengganti hukuman dianut secara luas di antara kalangan Protestan, yang sering menganggapnya hal sentral dalam Kekristenan. Bagaimanapun, teori ini juga banyak dikritik bahkan di dalam kalangan Protestan sendiri.<ref>{{en}} A. J. Wallace, R. D. Rusk ''Moral Transformation: The Original Christian Paradigm of Salvation'', (New Zealand: Bridgehead, 2011) ISBN 978-1-4563-8980-2</ref><ref>{{en}} David. A. Brondos, ''Paul on the Cross: Reconstructing the Apostle's Story of Redemption'' (Minneapolis, MN: Fortress Press, 2006) ISBN 978-0-8006-3788-0</ref><ref>{{en}} Stephen Finlan, ''Problems With Atonement: The Origins Of, And Controversy About, The Atonement Doctrine'' (Liturgical Press, 2005) ISBN 978-0-8146-5220-6</ref><ref>{{en}} Joel B. Green, Mark D. Baker, ''Recovering the Scandal of the Cross: Atonement in New Testament & Contemporary Contexts'' (IVP Academic, 2000) ISBN 978-0-8308-1571-5</ref> Para pendukung [[Perspektif Baru tentang Paulus]] juga berpendapat bahwa banyak kitab Perjanjian Baru yang ditulis oleh [[Rasul Paulus]], yang digunakan untuk mendukung teori pengganti hukuman, yang seharusnya ditafsirkan secara berbeda.
 
== Pandangan Katolik ==
{{See also|Gereja Katolik}}
 
Perbedaan penting antara pemahaman [[teologi Katolik|Katolik]] dengan [[Calvinisme#Teologi|Calvinis]] mengenai keselamatan adalah bahwa, tidak seperti Calvinisme, Katolisisme meyakini bahwa, setelah peristiwa [[Kejatuhan manusia|Kejatuhan]], umat manusia tidak rusak sepenuhnya (berdasarkan pandangan "[[kerusakan total]]", yang menghalangi manusia dari melakukan segala bentuk kebaikan untuk memperoleh keselamatan), namuntetapi hanya "terlukai oleh dosa", dan "membutuhkan keselamatan dari Allah". Namun demikian, "kodrat manusia sedemikian jatuh, terlucuti dari rahmat yang menyelubunginya, terlukai dalam daya alaminya sendiri dan tunduk pada kuasa kematian, yang ditransmisikan kepada semua orang..."<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.vatican.va/holy_father/paul_vi/motu_proprio/documents/hf_p-vi_motu-proprio_19680630_credo_en.html|title=Solemni Hac Liturgia (Credo of the People of God) (June 30, 1968) - Paul VI|publisher=}}</ref>
 
Pertolongan ilahi datang di dalam Kristus melalui hukum yang membimbing dan rahmat yang menopang, yang melaluinya jiwa-jiwa mengerjakan "keselamatan {{interp|orig=mu|mereka sendiri}} dengan takut dan gentar".<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p3s1c3.htm|title=Catechism of the Catholic Church - God's salvation: law and grace|publisher=}}</ref> Pertolongan ilahi, [[Rahmat dalam Kekristenan|rahmat]] tersebut, adalah suatu kemurahan hati, suatu anugerah yang cuma-cuma dan tidak sepatutnya dari Allah yang membantu manusia dalam menanggapi undangan-Nya untuk memasuki suatu relasi yang dikehendaki Allah.<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p3s1c3a2.htm#II|title=Catechism of the Catholic Church - Grace and justification|publisher=}}</ref>
Baris 49 ⟶ 50:
{{quote|"...{{interp|orig=Ia|Gereja}} mewartakan, dan harus selalu mewartakan Kristus sebagai 'jalan dan kebenaran dan hidup' (Yohanes 14:6), yang di dalam-Nya manusia dapat menemukan kepenuhan dari kehidupan religius, yang di dalam-Nya Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya sendiri."<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.vatican.va/archive/hist_councils/ii_vatican_council/documents/vat-ii_decl_19651028_nostra-aetate_en.html|title=Nostra aetate|publisher=}}</ref>}}
 
Dalam [[Gereja Katolik]], pembenaran diberikan oleh Allah pertama-tama melalui tindakan (''[[ex opere operato]]'') dari [[pembaptisan]],<ref>{{KGK|1992|long=yes|quote=Justification is conferred in Baptism, the sacrament of faith.}}</ref> dengan mana orang tersebut secara formal dibenarkan dan dikuduskan oleh kekudusan dan keadilan pribadinya sendiri (''causa formalis''),<ref>{{en}} {{cite web|last=Pohle|first=Joseph|title=The Catholic Encyclopedia.|url=http://www.newadvent.org/cathen/06701a.htm|work=Sanctifying Grace|publisher=New Advent|accessdate=21 April 2014}}</ref> alih-alih diadaptasi oleh iman yang hidup semata sebagaimana menurut ''[[sola fide]]'', dan secara normal melalui [[Sakramen Tobat (Gereja Katolik)|Sakramen Rekonsiliasi]] apabila suatu [[dosa berat]] diperbuat. Kristus dapat berkarya di luar sakramen baptisan, sebagaimana hasrat untuk dibaptis merupakan rahmat yang cukup untuk memperoleh keselamatan, karena karya Allah tidak terbatas pada sakramen-sakramen saja.<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.usccb.org/beliefs-and-teachings/what-we-believe/catechism/catechism-of-the-catholic-church/epub/OEBPS/26-chapter9.xhtml|title=Catechism of the Catholic Church|publisher=|access-date=2017-05-25|archive-date=2016-03-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20160303232843/http://www.usccb.org/beliefs-and-teachings/what-we-believe/catechism/catechism-of-the-catholic-church/epub/OEBPS/26-chapter9.xhtml|dead-url=yes}}</ref> Namun demikian, Kristus melembagakan Sakramen Tobat bagi semua anggota Gereja yang berdosa: terutama bagi mereka yang, setelah Baptisan, telah jatuh ke dalam dosa berat, dan karenanya kehilangan rahmat pembaptisan mereka dan melukai persekutuan gerejani. Kepada mereka Sakramen Tobat menawarkan kemungkinan baru untuk melakukan perubahan dan memulihkan rahmat pembenaran. Para Bapa Gereja menyajikan [[Sakramen (Katolik)|sakramen]] ini sebagai "papan kedua [dari keselamatan] setelah kapal karam yang merupakan hilangnya rahmat". Sakramen ini bukan satu-satunya cara agar dosa dapat memperoleh pengampunan, karena, dalam kasus-kasus tertentu dan adanya [[penyesalan]], dosa dapat diampuni dengan mengakukannya secara langsung kepada Allah. Hal ini adalah salah satu sebab mengapa Gereja Katolik mengajarkan bahwa umat Kristen di luar Gereja dimungkinkan untuk memperoleh keselamatan, karena dalam banyak kasus denominasi Kristen lainnya tidak memiliki imamat yang dilembagakan dari Yesus Kristus dan karena itu tidak memiliki akses kepada kuasa "mengikat dan melepaskan" yang dipraktikkan para [[imam]] dari Perjanjian Baru melalui sakramen ini.<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.vatican.va/archive/hist_councils/ii_vatican_council/documents/vat-ii_decree_19641121_unitatis-redintegratio_en.html|title=Unitatis redintegratio|publisher=}}</ref> Dosa berat menjadikan [[pembenaran (teologi)|pembenaran]] hilang sekalipun iman (persetujuan intelektual) masih ada.
 
Dalam kanon 9 dari [[Konsili Trente]] sesi VI, Gereja Katolik menyatakan bahwa, "Apabila ada orang berkata bahwa orang berdosa dibenarkan oleh iman saja, yang berarti bahwa tidak diperlukan hal lain untuk bekerja sama dalam rangka memperoleh rahmat pembenaran, dan bahwa sama sekali ia tidak perlu mempersiapkan diri dan bertanggung jawab atas tindakan dari kehendaknya sendiri, biarlah ia menjadi anatema."<ref>{{en}} {{cite web|last=Church|first=Catholic|title=The Council of Trent|url=http://www.ewtn.com/library/councils/trent6.htm}}</ref> Juga dikatakan dalam sesi VII melalui kanon IV, "Apabila ada orang berkata, bahwa sakramen-sakramen dari Hukum Baru tidak diperlukan untuk keselamatan, dan bahwa tanpa sakramen-sakramen tersebut, ataupun tanpa menginginkannya, manusia memperoleh rahmat pembenaran dari Allah melalui iman saja; kendati memang tidak semua (sakramen) diperlukan setiap individu; biarlah ia menjadi anatema (ter[[ekskomunikasi]]).<ref>{{en}} {{cite web|title=The Council of Trent Session 7|url=http://history.hanover.edu/texts/trent/ct07.html}}</ref>
Baris 60 ⟶ 61:
{{quote|"Gereja mengakui bahwa dalam banyak hal ia terkait dengan mereka, yang dibaptis, yang dihormati dengan nama Kristen, walaupun mereka tidak mengakukan iman dalam kepenuhannya atau juga tidak memelihara kesatuan persekutuan dengan pengganti Petrus. (bdk. Gal. 4:6; Rom. 8:15-16 dan 26)
 
Karena ada banyak orang yang menghormati Kitab Suci, menerimanya sebagai norma keyakinan dan pola hidup, dan yang memperlihatkan semangat yang tulus. Mereka dengan penuh cinta percaya kepada Allah Bapa Yang Mahakuasa dan kepada Kristus, Putra Allah dan Juruselamat. (bdk. Yoh. 16:13) Mereka dikuduskan dengan baptisan, yang di dalamnya mereka dipersatukan dengan Kristus. Mereka juga mengakui dan menerima sakramen-sakramen lain di dalam Gereja mereka sendiri ataupun komunitas-komunitas gerejani [Protestan]... Mereka juga berbagi dengan kita dalam doa dan manfaat rohani lainnya. Demikian juga kita dapat mengatakan bahwa dengan beberapa cara nyata mereka bergabung dengan kita dalam Roh Kudus, karena kepada mereka juga Ia memberikan anugerah dan rahmat-Nya dengan mana Ia bekerja di antara mereka dengan kuasa pengudusan-Nya. Bahkan beberapa orang telah Ia kuatkan hingga menumpahkan darah mereka..."<ref name="Lumen gentiumGentium 14"/>}}
 
{{quote|"...orang-orang yang percaya kepada Kristus dan telah benar-benar dibaptis berada dalam persekutuan dengan Gereja Katolik meskipun persekutuan ini tidak sempurna. ...tetaplah benar bahwa semua orang yang telah dibenarkan oleh iman dalam Baptisan adalah anggota-anggota dari tubuh Kristus, dan memiliki hak untuk disebut Kristen, sehingga benar-benar diterima sebagai saudara-saudari oleh putra-putri dari Gereja Katolik... Karena Roh Kristus tidak menahan diri untuk menggunakan mereka sebagai sarana keselamatan yang memperoleh daya gunanya dari kepenuhan rahmat dan kebenaran yang dipercayakan kepada Gereja..." "Adalah benar dan bermanfaat mengenali kekayaan Kristus dan karya kebajikan dalam kehidupan orang-orang lain yang menjadi saksi Kristus, terkadang bahkan sampai pada penumpahan darah mereka. Karena Allah selalu indah dalam karya-karya-Nya dan layak menerima segala pujian."<ref>{{en}} {{cite web|title=Unitatis Redintegratio|url=http://www.vatican.va/archive/hist_councils/ii_vatican_council/documents/vat-ii_decree_19641121_unitatis-redintegratio_en.html|work=Second Vatican Council|publisher=Vatican|accessdate=21 April 2014}}</ref>}}
 
Gereja Katolik mengajarkan bahwa jemaat Protestan adalah bagian dari Kekristenan, satu-satunya "iman" yang benar (Gereja Katolik melihat agama non-Kristen sebagai "keyakinan" karena tidak berdasar pada wahyu Allah dalam sejarah).<ref name="vatican.va">{{en}} {{cite web|url=http://www.vatican.va/roman_curia/congregations/cfaith/documents/rc_con_cfaith_doc_20000806_dominus-iesus_en.html|title=Dominus Iesus|page=7}}</ref> Meskipun demikian, individu-individu Protestan yang menyadari kenyataan bahwa Kristus mendirikan Gereja Katolik, namuntetapi tidak mau bergabung dalam keanggotaannya, "tidak dapat diselamatkan" karena mereka hidup dalam rasa tidak hormat secara terbuka terhadap kebenaran yang disingkapkan Allah.<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.vatican.va/archive/hist_councils/ii_vatican_council/documents/vat-ii_const_19641121_lumen-gentium_en.html|titlename="Lumen gentium|publisher=}}<Gentium 14"/ref>
 
Sehubungan dengan umat [[Yahudi]] dan [[Muslim]], Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, ''[[Lumen gentium]]'', menyatakan:
{{quote|"Pertama-tama kita harus mengingat orang-orang [Yahudi] kepada siapa wasiat dan janji-janji itu diberikan dan dari siapa Kristus dilahirkan menurut daging. Karena para bapa mereka orang-orang ini tetap sangat dikasihi Allah, sebab Allah tidak menyesal atas anugerah yang Ia berikan atau juga atas panggilan yang Ia sampaikan. Tetapi rencana keselamatan juga mencakup orang-orang yang mengakui Sang Pencipta. Pada tempat pertama di antara mereka ini terdapat umat Muslim, yang, dengan mengaku memegang iman Abraham, bersama-sama dengan kita menyembah Allah yang satu dan penuh belas kasih, yang pada hari terakhir akan menghakimi umat manusia."<ref name="Lumen gentiumGentium 14">{{en}} {{cite web|url=http://www.vatican.va/archive/hist_councils/ii_vatican_council/documents/vat-ii_const_19641121_lumen-gentium_en.html|title=Lumen gentium|publisher=}}</ref>}}
 
Paragraf 16 dari ''Lumen gentium'' menyatakan lebih lanjut:
{{quote|"Allah juga tidak jauh dari mereka yang dalam bayang-bayang dan angan-angan mencari Allah yang tidak dikenal, karena Dialah yang memberi semua orang kehidupan dan nafas serta segala sesuatu, dan seperti yang Juruselamat kehendaki agar semua orang diselamatkan. Mereka juga dapat memperoleh keselamatan, yang bukan karena kesalahan mereka sendiri tidak mengenal Injil Kristus ataupun Gereja-Nya, namun secara sungguh-sungguh mencari Allah dan digerakkan oleh rahmat berjuang dengan perbuatan mereka untuk melakukan kehendak-Nya sebagaimana mereka ketahui melalui perintah-perintah hati nurani. Penyelenggaraan Ilahi juga tidak meniadakan bantuan-bantuan yang diperlukan untuk keselamatan bagi mereka yang, tanpa kesalahan di pihak mereka, belum sampai pada pengetahuan eksplisit tentang Allah dan dengan rahmat-Nya berusaha untuk menjalani kehidupan yang baik. Apa pun kebaikan atau kebenaran yang ditemukan dalam mereka dipandang oleh Gereja sebagai persiapan untuk Kabar Baik."<ref name="Lumen gentiumGentium 14"/>}}
 
Bagaimanapun, Yudaisme dan Islam tidak dapat dilihat oleh Gereja sebagai kepenuhan dalam diri mereka masing-masing. Umat Katolik diharapkan memanggil semua orang menuju iman Kristen, karena pada akhirnya Kristus sendiri yang harus menyelamatkan mereka. Sebagaimana diuraikan sebelumnya, kebenaran apa pun yang ditemukan dalam Yudaisme dan Islam digunakan sebagai "persiapan untuk kabar baik". Iman Kristen tidak dapat sekadar dilihat pada "hikmat manusia, suatu ilmu-semu kesejahteraan", sebab "semua orang dipanggil untuk itu dan ditetapkan untuk itu" karena mengandung kebenaran sepenuhnya.<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.vatican.va/holy_father/john_paul_ii/encyclicals/documents/hf_jp-ii_enc_07121990_redemptoris-missio_en.html|title=Redemptoris Missio (7 December 1990) - John Paul II|publisher=}}</ref> ''Lumen gentium'' menyatakan:
Baris 76 ⟶ 77:
 
Gereja Katolik berpegang pada kemungkinan akan keselamatan umat non-Kristen dari [[Pandangan Kristen tentang neraka|neraka]]. Seperti yang dinyatakan [[Paus Yohanes Paulus II]] dalam [[ensiklik]] ''[[Redemptoris Missio]]'',
{{quote|"Universalitas keselamatan berarti bahwa hal itu diberikan tidak hanya kepada mereka yang secara eksplisit percaya kepada Kristus dan telah memasuki Gereja. Karena ditawarkan kepada semua orang, tersedia secara nyata untuk semua orang. Tetapi jelas bahwa saat ini, sebagaimana pada masa lampau, banyak orang tidak memiliki kesempatan untuk mengenal atau menerima wahyu Injil atau juga memasuki Gereja. Kondisi-kondisi sosial dan budaya tempat mereka tinggal tidak memungkinkan hal ini, dan seringkalisering kali mereka dibesarkan dalam tradisi keagamaan lainnya. Bagi orang-orang seperti demikian keselamatan di dalam Kristus dapat diakses karena rahmat yang, meski memiliki suatu relasi yang misterius dengan Gereja, tidak membuat mereka secara formal menjadi bagian dari Gereja, namun menerangi mereka dengan suatu cara yang disediakan sesuai situasi rohani dan jasmani mereka. Rahmat ini berasal dari Kristus, adalah hasil dari Pengurbanan-Nya dan disampaikan oleh Roh Kudus. Ini memungkinkan setiap orang untuk memperoleh keselamatan melalui kerja samanya secara bebas."<ref>{{en}} [http://www.vatican.va/edocs/ENG0219/__P3.HTM Redemptoris mission paragraph 10]</ref>}}
 
Jumlah umat non-Kristen yang diselamatkan hanya diketahui oleh Allah saja dan harus melalui pendamaian Kristus atas dosa-dosa dunia ini---suatu pendamaian yang secara khusus disebut "misterius" (penjelasan di atas, ''Dominus Iesus'' hlm. 21).<ref name="vatican.va"/> Namun demikian, umat Katolik yang telah memperoleh nasihat dalam banyak ensiklik kepausan belakangan ini hendaknya tidak melupakan misi ''ad gentes'' (kepada umat non-Kristen), karena evangelisasi dunia non-Kristen tetap merupakan sentra misi Gereja karena dorongan kuat dari Yesus: "Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum."(Markus 16:16, ''Dominus Iesus'' hlm. 21-22<ref name="vatican.va"/>). Mereka yang mewartakan selain eksklusivitas Kekristenan sebagai kepenuhan wahyu Allah dan satu-satunya cara untuk diselamatkan, mengajarkan sesuatu yang menentang ajaran Kristus dan Gereja (''Dominus Iesus'' hlm. 5-9).<ref name="vatican.va"/>
Baris 86 ⟶ 87:
{{See also|Kekristenan Timur}}
 
[[Kekristenan Timur]] kurang begitu dipengaruhi oleh tulisan-tulisan teologis [[Agustinus dari Hippo]]. Mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan berbeda, dan umumnya kurang begitu memandang keselamatan dalam istilah-istilah yuridis (seperti pengampunan dari hukuman), namuntetapi lebih dalam rupa istilah-istilah terapeutik (penyembuhan dari penyakit, luka, dll.). Mereka lebih banyak memandang keselamatan dalam konteks [[pengilahian (Kristen)|pengilahian]] atau ''[[Theosis (teologi Kristen Timur)|theosis]]'', suatu upaya untuk menjadi kudus atau mendekat kepada Allah melalui persatuan dengan Dia dalam kehendak dan perbuatan sebagai perpanjangan tangan Allah di dunia ini, suatu konsep tradisional yang diajarkan dalam [[Gereja Ortodoks Timur]], [[Gereja Ortodoks Oriental]], dan [[Gereja Katolik Timur]]. Ditekankan juga ajaran tentang [[pengampunan]].
 
''Katekismus Panjang dari Gereja Timur, Katolik, Ortodoks'', yang juga dikenal sebagai ''Katekismus St. Filaret'',<ref>{{en}} {{cite web |url=http://www.pravoslavieto.com/docs/eng/Orthodox_Catechism_of_Philaret.htm |title=The Longer Catechism of the Orthodox, Catholic, Eastern Church |accessdate=14 Feb 2009}}</ref> memuat ragam pertanyaan dan jawaban seperti berikut:
Baris 94 ⟶ 95:
[[Teologi Kristen Ortodoks Timur]] mengajarkan [[rahmat yang mendahului]], yang berarti bahwa Allah bertindak terlebih dahulu dalam diri manusia, dan bahwa keselamatan tidak mungkin diperoleh dari kehendak manusia semata. Manusia dikaruniai dengan [[kehendak bebas]], dan seseorang dapat menerima ataupun menolak rahmat Allah. Dengan demikian seorang individu harus bekerja sama dengan rahmat Allah agar dapat diselamatkan, dan ia tidak dapat mengklaim kredit apapun atas hal itu, karena setiap kemajuan yang ia lakukan hanya dimungkinkan karena rahmat Allah.
 
[[Gereja Ortodoks Timur]] selanjutnya mengajarkan bahwa seorang individu perlu tinggal di dalam Kristus dan memastikan keselamatannya tidak hanya melalui karya-karya kasih, tetapi juga dengan sabar menjalani penderitaan karena berbagai kesedihan, penyakit, kemalangan maupun kegagalan. (Lukas 16:19-31, Markus 8:31-38, Roma 6:3-11, Ibrani 12:1-3, Galatia 6:14).<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.struggler.org/IllnessPart1.html|title=struggler.org|publisher=|access-date=2017-05-25|archive-date=2012-04-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20120426001310/http://www.struggler.org/IllnessPart1.html|dead-url=yes}}</ref>
 
== Pandangan Protestan ==
Baris 101 ⟶ 102:
Perspektif [[Kristen Protestan]] mengenai keselamatan adalah bahwa tidak seorang pun dapat memperoleh rahmat Allah tersebut dengan melakukan [[ritual]], [[perbuatan baik]], [[asketisme]] maupun [[Meditasi Kristen|meditasi]], karena rahmat atau kasih karunia merupakan hasil dari inisiatif Allah tanpa memperhatikan apapun dalam diri orang yang memulai pekerjaan. Secara garis besar, umat Protestan berpegang pada [[lima sola]] yang dihasilkan dalam [[Reformasi Protestan]], yang menyatakan bahwa keselamatan diraih dengan ''[[sola gratia|rahmat saja]]'' dalam ''[[Solus Christus|Kristus saja]]'' melalui ''[[sola fide|iman saja]]'' untuk ''[[Soli Deo gloria|Kemuliaan Allah saja]]'' sebagaimana disampaikan dalam ''[[Sola scriptura|Alkitab saja]]''.
 
Beberapa kalangan Protestan, seperti [[Lutheran]] dan [[Reformed]], memahami hal ini dalam arti bahwa Allah menyelamatkan semata-mata karena anugerah (rahmat), dan perbuatan yang menyertainya merupakan konsekuensi penting dari anugerah keselamatan. Kalangan lainnya, seperti [[Metodis]] (dan [[Arminianisme|Arminian]] yang lain), percaya bahwa keselamatan adalah karena iman saja, tetapi keselamatan itu dapat hilang apabila tidak disertai dengan iman yang terus berlanjut dan perbuatan yang secara alami menyertainya. Sebagian besar kalangan Protestan percaya bahwa keselamatan diraih melalui anugerah Allah saja, dan begitu keselamatan dipastikan dalam diri seseorang, maka perbuatan baik akan dihasilkan darinya, memungkinkan perbuatan baik untuk seringkalisering kali berfungsi sebagai penanda untuk keselamatan. Sebagian kecil Protestan percaya bahwa keselamatan diraih dengan [[sola fide|iman saja]] tanpa merujuk pada perbuatan apapun, termasuk perbuatan yang mungkin menyertai keselamatan (lihat [[teologi Anugerah Bebas]]).
 
=== Keselamatan universal ===
Baris 128 ⟶ 129:
|'''Kehendak manusia/{{br}}[[Kehendak bebas]]'''
|Kerusakan total tanpa memiliki kehendak bebas
|[[Calvinisme#TULIP|Kerusakan total]] tanpadan dalam natur manusia memiliki kehendak bebas<ref>{{Cite book|title=Pengakuan iman Westminster|last=Williamson|first=Gerald Irvin (G. I.)|publisher=Momentum Christian Literature|year=2012|isbn=978-979-8131-23-3|location=Surabaya|pages=130-133|url-status=live}}</ref>
|Manusia memiliki [[kehendak bebas]] untuk memilih yang baik dan yang jahat
|-
Baris 140 ⟶ 141:
|[[Sola fide|Penebusan untuk semua orang]] telah selesai ketika Kristus mati.
|[[Calvinisme#TULIP|Penebusan terbatas]] hanya pada umat pilihan Allah, telah selesai ketika Kristus mati.
|[[Pembenaran (teologi)|Pembenaran]] dimungkinkan untuk semua orang (penebusan universal), namuntetapi hanya terjadi ketika seseorang memanfaatkannya/menentukan pilihan yang didasarkan oleh imannya. Semua umat manusia mempunyai kemungkinan untuk dapat ditebus sebagai akibat dari pekerjaan Kristus di kayu salib.
|-
|'''Pekerjaan Roh Kudus/{{br}}Anugerah keselamatan'''
Baris 149 ⟶ 150:
|-style="background-color: #EDEDED"
|'''Perlindungan'''
|Orang percaya dapat jatuh, namuntetapi Allah memberi jaminan preservasi
|[[Calvinisme#TULIP|Ketekunan orang-orang kudus]], sekali diselamatkan, akan tetap selamat
|Orang percaya dilindungi imannya oleh Allah namun memiliki kemungkinan kehilangan anugerah Allah tersebut.