Sutawijaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Inayubhagya (bicara | kontrib)
k digabung ke Senapati dari Mataram
Tag: Pengalihan baru
 
(32 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
#ALIH [[Senapati dari Mataram]]
{{Infobox_Monarch
|name =Sunan Seda Jenar, Mas Ngabehi Loring Pasar, Ngabei Loring Pasar
|title =Panembahan Senopati Khalifatullah Sayyidin Penatagama
|image =Lukisan Panembahan Senopati.png
|caption =Lukisan Panembahan Senopati
|reign =[[1587]] – [[1601]]
|predecessor =[[Ki Ageng Pamanahan|Ki Ageng Pemanahan]]
|successor =[[Panembahan Hanyakrawati]]
|reg-type =Perdana Menteri
|regent =[[Daftar Perdana Menteri Thailand|''Lihat daftar'']]
|consort =[[Raden Ayu Retno Dumilah]] putri [[Pangeran Timur/Rangga Jumena]]<br />[[Waskita Jawi]] putri [[Ki Ageng Penjawi]]<br />[[Nyai Adisara]]<br />[[Rara Semangkin]]
|royal house =[[Berkas:Flag of the Sultanate of Mataram.svg|22px]] [[Dinasti Mataram]]
|father =[[Ki Ageng Pamanahan]]
|mother =[[Nyai Sabinah]]
|date of birth =[[1593]]
|place of birth =[[Berkas:Flag of the Sultanate of Mataram.svg|22px]] [[Kutagede]], [[Kesultanan Mataram|Mataram]]
|date of death =[[1601]]
|place of death =[[Berkas:Flag of the Sultanate of Mataram.svg|22px]] [[Pleret, Bantul|Kerta]], [[Kesultanan Mataram|Mataram]]
|}}
'''Danang Sutawijaya''' (lahir: ? - wafat: Jenar, [[1601]]) adalah pendiri [[Kesultanan Mataram]] yang memerintah sebagai raja pertama pada tahun [[1587]]-[[1601]], bergelar '''Panembahan Senopati ing Alaga Sayidin Panatagama Khalifatullah Tanah Jawa'''. Tokoh ini dianggap sebagai peletak dasar-dasar Kesultanan Mataram. Riwayat hidupnya banyak digali dari kisah-kisah tradisional, misalnya naskah-naskah babad karangan para pujangga zaman berikutnya.
 
== Asal-Usul ==
Danang Sutawijaya atau ''Dananjaya'' adalah putra sulung pasangan [[Ki Ageng Pamanahan]] dan Nyai Sabinah. Menurut naskah-naskah babad, ayahnya adalah keturunan [[Brawijaya]] raja terakhir [[Majapahit]], sedangkan ibunya adalah keturunan [[Sunan Giri]] anggota [[Walisanga]]. Hal ini seolah-olah menunjukkan adanya upaya para pujangga untuk mengkultuskan raja-raja Kesultanan Mataram sebagai keturunan orang-orang istimewa.
 
Nyai Sabinah memiliki kakak laki-laki bernama [[Ki Juru Martani]], yang kemudian diangkat sebagai [[patih]] pertama Kesultanan Mataram. Ia ikut berjasa besar dalam mengatur strategi membunuh dan menumbangkan kekuasaa [[Arya Penangsang]] sebagai Sultan Demak 5 pada tahun [[1549]].
 
Sutawijaya juga diambil sebagai anak angkat oleh [[Jaka Tingkir|Hadiwijaya]] bupati [[Pajang]] sebagai pancingan, karena pernikahan Hadiwijaya dan istrinya sampai saat itu belum dikaruniai anak. Sutawijaya kemudian diberi tempat tinggal di sebelah utara pasar sehingga ia pun terkenal dengan sebutan '''Raden Ngabehi Loring Pasar'''.
* [http://www.babadbali.com/babad/silsilah.php?id=550977&pr=babadpage|Silsilah Silsilah Panembahan Senopati versi Mangkunegaran]
* Silsilah Keturunan Lengkap :
# '''[[Sutawijaya|Kanjeng Panembahan Senopati]]''' / Raden Sutawijaya (Sultan Mataram ke 1, pendiri, 1587-1601) menikah dengan 3 istri melahirkan putra-putri 14 orang :
## Gusti Kanjeng Ratu Pambayun / Retna Pembayun
## Pangeran Ronggo Samudra (Adipati Pati)
## Pangeran Puger / Raden Mas Kentol Kejuro (Adipati Demak)
## Pangeran Teposono
## Pangeran Purbaya / Raden Mas Damar
## Pangeran Rio Manggala
## Pangeran Adipati Jayaraga / (Raden Mas Barthotot)
## '''[[Panembahan Hanyakrawati|Panembahan Hadi Prabu Hanyokrowati/Panembahan Seda ing Krapyak]]''' (Sultan Mataram ke 2, 1601-1613) menikah dengan Ratu Tulung Ayu dan Dyah Banowati / Ratu Mas Hadi (Cicit dari Raden Joko Tingkir & Ratu Mas Cempaka), menurunkan putra-putri 12 orang :
### '''[[Sultan Agung|Sultan Agung / Raden Mas Djatmika (1593-1645)]]''', Sultan Mataram ke 3 (1613-1645) menikah dengan Permaisuri ke 1 Kanjeng Ratu Kulon / Ratu Mas Tinumpak (putri Panembahan Ratu Cirebon ke 4 setelah Sunan Gunung Jati), permaisuri ke 2 Kanjeng Ratu Batang / Ratu Ayu Wetan / Kanjeng Ratu Kulon mempunyai 9 orang putra-putri :
#### Raden Mas Sahwawrat / Pangeran Temenggong Pajang
#### Raden Mas Kasim / Pangeran Demang Tanpa Nangkil
#### Pangeran Ronggo Kajiwan
#### Gusti Ratu Ayu Winongan
#### Pangeran Ngabehi Loring Pasar
#### Pangeran Ngabehi Loring Pasar
#### '''[[Amangkurat I|Sunan Prabu Amangkurat Agung / Amangkurat I / Raden Mas Sayidin]]''' (Sultan Mataram ke 4, 1646-1677) wafat 13 Juli 1677 di Banyumas.
##### '''[[Amangkurat II|Sunan Prabu Mangkurat II / Sunan Amral / Raden Mas Rahmat]]''' (Sunan Kartasura ke 1, 1677-1703)
###### '''[[Amangkurat III|Sunan Prabu Amangkurat III]]''' (Sunan Kartasura ke 2, 1703-1705)
##### '''[[Pakubuwana I|Susuhunan Pakubuwono I / Pangeran Puger / Raden Mas Drajat]]''' (Sunan Kartasura ke 3, 1704-1719)
###### Raden Mas Sengkuk
###### '''[[Amangkurat IV|Prabu Amangkurat IV (Mangkurat Jawi)]] wafat 20 April 1726'''
####### '''[[Mangkunegara I|Kanjeng Pangeran Arya Mangkunegara]]''' (Mangkunegara I, 1757-1795)
####### Gusti Raden Ayu Suroloyo, di Brebes
####### Gusti Raden Ayu Wiradigda
####### Gusti Pangeran Hario Hangabehi
####### Gusti Pangeran Hario Pamot
####### Gusti Pangeran Hario Diponegoro
####### Gusti Pangeran Hario Danupaya
####### '''[[Pakubuwana II|sri Susuhunan Pakubuwono II / Raden Mas Prabasuyasa]]''' (Sunan Surakarta ke 1, 1726-1742)
####### Gusti Pangeran Hario Hadinagoro
####### Gusti Kanjeng Ratu Maduretno, Garwa Pangeran Hindranata
####### Gusti Raden Ajeng Kacihing, Dewasa Sedho
####### Gusti Pangeran Hario Hadiwijoyo
####### Gusti Raden Mas Subronto, Wafat Dalam Usia Dewasa
####### Gusti Pangeran Hario Buminoto
####### '''[[Hamengkubuwana I|Pangeran Hario Mangkubumi Hamengku Buwono I]]''' (Sultan Yogyakarta Ke 1, 1717-1792)
####### Sultan Dandunmatengsari
####### Gusti Raden Ayu Megatsari
####### Gusti Raden Ayu Purubaya
####### Gusti Raden Ayu Pakuningrat di Sampang
####### Gusti Pangeran Hario Cokronegoro
####### Gusti Pangeran Hario Silarong
####### Gusti Pangeran Hario Prangwadono
####### Gusti Raden Ayu Suryawinata di Demak
####### Gusti Pangeran Hario Panular
####### Gusti Pangeran Hario Mangkukusumo
####### Gusti Raden Mas Jaka
####### Gusti Raden Ayu Sujonopuro
####### Gusti Pangeran Hario Dipawinoto
####### Gusti Raden Ayu Adipati Danureja I
###### Pangeran Diposonto / Ki Ageng Notokusumo
###### Raden Ayu Lembah
###### Raden Ayu Himpun
###### Raden Suryokusumo
###### Pangeran Blitar
###### Pangeran Dipanegara Madiun
###### Pangeran Purbaya
###### Kyai Adipati Nitiadiningrat I Raden Garudo (groedo)
###### Raden Suryokusumo
###### Tumenggung Honggowongso / Joko Sangrib (Kentol Surawijaya)
##### Gusti Raden Ayu Pamot
##### Pangeran Martosana
##### Pangeran Singasari
##### Pangeran Silarong
##### Pangeran Notoprojo
##### Pangeran Satoto
##### Pangeran Hario Panular
##### Gusti Raden Ayu Adip Sindurejo
##### Raden Ayu Bendara Kaleting Kuning
##### Gusti Raden Ayu Mangkuyudo
##### Gusti Raden Ayu Adipati Mangkupraja
##### Pangeran Hario Mataram
##### Bandara Raden Ayu Danureja / Bra. Bendara
##### Gusti Raden Ayu Wiromenggolo / R.Aj. Pusuh
#### Gusti Raden Ayu Wiromantri
#### Pangeran Danupoyo/Raden Mas Alit
### Pangeran Mangkubumi
### Pangeran Bumidirja
### Pangeran Arya Martapura / Raden Mas Wuryah (1605-1688)
### Ratu Mas Sekar / Ratu Pandansari
### Kanjeng Ratu Mas Sekar
### Pangeran Bhuminata
### Pangeran Notopuro
### Pangeran Pamenang
### Pangeran Sularong / Raden Mas Chakra (wafat Desember 1669)
### Gusti Ratu Wirokusumo
### Pangeran Pringgoloyo
## Gusti Raden Ayu Demang Tanpa Nangkil
## Gusti Raden Ayu Wiramantri
## Pangeran Adipati Pringgoloyo I (Bupati Madiun, 1595-1601)
## Ki Ageng Panembahan Djuminah/Pangeran Djuminah/Pangeran Blitar I (Bupati Madiun, 1601-1613)
## Pangeran Adipati Martoloyo / Raden Mas Kanitren (Bupati Madiun 1613-1645)
## Pangeran Tanpa Nangkil
 
== Peran Awal ==
Sayembara menumpas [[Arya Penangsang]] tahun [[1549]] merupakan pengalaman perang pertama bagi [[Sutawijaya]]. Ia diajak ayahnya Ki Ageng Pamanahan untuk ikut serta dalam rombongan pasukan menumpas Arya Penangsang. [[Hadiwijaya]] pun merasa tidak tega dan menyertakan pasukan [[Pajang]] sebagai bala bantuan. Saat itu [[Sutawijaya]] masih berusia belasan tahun.
 
[[Arya Penangsang]] adalah [[Bupati Jipang Panolan]] yang telah membunuh [[Sunan Prawoto]] raja terakhir [[Kesultanan Demak]]. Ia sendiri akhirnya tewas di tangan Sutawijaya. Akan tetapi sengaja disusun laporan palsu bahwa kematian [[Arya Penangsang]] akibat dikeroyok [[Ki Ageng Pamanahan]] dan [[Ki Panjawi]], karena jika [[Sultan Hadiwijaya]] sampai mengetahui kisah yang sebenarnya (bahwa pembunuh [[Bupati Jipang Panolan]] adalah anak angkatnya sendiri), dikhawatirkan ia akan lupa memberikan hadiah.
 
== Memberontak Terhadap Pajang ==
Usai sayembara, Ki Panjawi mendapatkan tanah [[Pati]] dan menjadi bupati di sana sejak tahun [[1549]], sedangkan [[Ki Ageng Pamanahan]] baru mendapatkan tanah [[Mataram]] sejak tahun [[1556]]. Sepeninggal Ki Ageng Pamanahan tahun [[1575|1584]], Sutawijaya menggantikan kedudukannya sebagai pemimpin Mataram, bergelar '''Senapati Ingalaga''' (yang artinya “panglima di medan perang”).
 
Pada tahun [[1576]] Ngabehi Wilamarta dan Ngabehi Wuragil dari [[Pajang]] tiba untuk menanyakan kesetiaan Mataram, mengingat Senapati sudah lebih dari setahun tidak menghadap [[Sultan Hadiwijaya]]. Senapati saat itu sibuk berkuda di desa Lipura, seolah tidak peduli dengan kedatangan kedua utusan tersebut. Namun kedua pejabat senior itu pandai menjaga perasaan Sultan Hadiwijaya melalui laporan yang mereka susun.
 
Senapati memang ingin menjadikan Mataram sebagai kerajaan merdeka. Ia sibuk mengadakan persiapan, baik yang bersifat material ataupun spiritual, misalnya membangun benteng, melatih tentara, sampai menghubungi [[Ratu Laut Selatan|penguasa Laut Kidul]] dan [[Gunung Merapi]]. Senapati juga berani membelokkan para ''mantri pamajegan'' dari [[Kedu]] dan [[Kabupaten Purworejo|Bagelen]] yang hendak menyetor pajak ke Pajang. Para mantri itu bahkan berhasil dibujuknya sehingga menyatakan sumpah setia kepada Senapati.
 
Sultan Hadiwijaya resah mendengar kemajuan anak angkatnya. Ia pun mengirim utusan menyelidiki perkembangan Mataram. Yang diutus adalah Arya Pamalad Tuban, [[Pangeran Benawa]], dan Patih Mancanegara. Semuanya dijamu dengan pesta oleh Senapati. Hanya saja sempat terjadi perselisihan antara Raden Rangga (putra sulung Senapati) dengan Arya Pamalad.
 
== Memerdekakan Mataram ==
Pada tahun [[1582]] Sultan Hadiwijaya menghukum buang Tumenggung Mayang ke [[Semarang]] karena membantu anaknya yang bernama [[Raden Pabelan]], menyusup ke dalam keputrian menggoda Ratu Sekar Kedaton, putri bungsu Sultan. Raden Pabelan sendiri dihukum mati dan mayatnya dibuang ke Sungai Laweyan.
 
Ibu Pabelan adalah adik Senapati. Maka Senapati pun mengirim para ''mantri pamajegan'' untuk merebut Tumenggung Mayang dalam perjalanan pembuangannya.
 
Perbuatan Senapati ini membuat [[Sultan Hadiwijaya]] murka. Sultan pun berangkat sendiri memimpin pasukan [[Pajang]] menyerbu [[Mataram]]. Perang terjadi. Pasukan Pajang dapat dipukul mundur meskipun jumlah mereka jauh lebih banyak.
 
Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dalam perjalanan pulang ke Pajang. Ia akhirnya meninggal dunia namun sebelumnya sempat berwasiat agar anak-anaknya jangan ada yang membenci Senapati serta harus tetap memperlakukannya sebagai kakak sulung. Senapati sendiri ikut hadir dalam pemakaman ayah angkatnya itu.
 
== Menjadi Raja ==
[[Arya Pangiri]] adalah menantu [[Sultan Hadiwijaya]] yang menjadi adipati [[Demak]]. Ia didukung Panembahan Kudus berhasil merebut takhta [[Pajang]] pada tahun [[1583]] dan menyingkirkan [[Pangeran Benawa]] menjadi adipati Jipang.
 
Pangeran Benawa kemudian bersekutu dengan Senapati pada tahun [[1586]] karena pemerintahan Arya Pangiri dinilai sangat merugikan rakyat Pajang. Perang pun terjadi. Arya Pangiri tertangkap dan dikembalikan ke Demak.
 
Pangeran Benawa menawarkan takhta Pajang kepada Senapati namun ditolak. Senapati hanya meminta beberapa pusaka Pajang untuk dirawat di Mataram.
 
Pangeran Benawa pun diangkat menjadi raja Pajang sampai tahun [[1587]]. Sepeninggalnya, ia berwasiat agar Pajang digabungkan dengan Mataram. Senapati dimintanya menjadi raja. Pajang sendiri kemudian menjadi bawahan Mataram, dengan dipimpin oleh Pangeran Gagak Baning, adik Senapati.
 
Maka sejak itu, Senapati menjadi raja pertama Mataram bergelar ''Panembahan''. Ia tidak mau memakai gelar Sultan untuk menghormati Sultan Hadiwijaya dan Pangeran Benawa. Istana pemerintahannya terletak di [[Kotagede]].
 
== Memperluas Kekuasaan Mataram ==
Sepeninggal [[Sultan Hadiwijaya]], daerah-daerah bawahan di [[Jawa Timur]] banyak yang melepaskan diri. Persekutuan adipati Jawa Timur tetap dipimpin [[Surabaya]] sebagai negeri terkuat. Pasukan mereka berperang melawan pasukan [[Mataram]] di [[Mojokerto]] namun dapat dipisah utusan [[Giri Kedaton]].
 
Selain [[Pajang]] dan [[Demak]] yang sudah dikuasai Mataram, daerah [[Pati]] juga sudah tunduk secara damai. Pati saat itu dipimpin [[Adipati Pragola]] putra Ki Panjawi. Kakak perempuannya (Ratu Waskitajawi) menjadi permaisuri utama di Mataram. Hal itu membuat Pragola menaruh harapan bahwa Mataram kelak akan dipimpin keturunan kakaknya itu.
 
Pada tahun [[1590]] gabungan pasukan Mataram, Pati, Demak, dan Pajang bergerak menyerang [[Madiun]]. Adipati Madiun adalah [[Rangga Jumena]] (putra bungsu [[Sultan Trenggana]]) yang telah mempersiapkan pasukan besar menghadang penyerangnya. Melalui tipu muslihat cerdik, Madiun berhasil direbut. Rangga Jemuna melarikan diri ke [[Surabaya]], sedangkan putrinya yang bernama Retno Dumilah diambil sebagai istri Senapati.
 
Pada tahun [[1591]] terjadi perebutan takhta di [[Kediri]] sepeninggal bupatinya. Putra adipati sebelumnya yang bernama Raden Senapati Kediri diusir oleh adipati baru bernama Ratujalu hasil pilihan Surabaya.
 
Senapati Kediri kemudian diambil sebagai anak angkat Panembahan Senapati Mataram dan dibantu merebut kembali takhta Kediri. Perang berakhir dengan kematian bersama Senapati Kediri melawan Adipati Pesagi (pamannya).
 
Pada tahun [[1595]] adipati [[Pasuruan|Pasuruhan]] berniat tunduk secara damai pada Mataram namun dihalang-halangi panglimanya, yang bernama Rangga Kaniten. Rangga Kaniten dapat dikalahkan Panembahan Senapati dalam sebuah perang tanding. Ia kemudian dibunuh sendiri oleh adipati Pasuruhan, yang kemudian menyatakan tunduk kepada Mataram.
 
Pada tahun [[1600]] terjadi pemberontakan Adipati Pragola dari Pati. Pemberontakan ini dipicu oleh pengangkatan Retno Dumilah putri Madiun sebagai permaisuri kedua Senapati. Pasukan Pati berhasil merebut beberapa wilayah sebelah utara Mataram. Perang kemudian terjadi dekat Sungai Dengkeng di mana pasukan Mataram yang dipimpin langsung oleh Senapati sendiri berhasil menghancurkan pasukan Pati.
 
== Akhir Pemerintahan ==
Panembahan Senapati alias Danang Sutawijaya meninggal dunia pada tahun [[1601]] saat berada di desa Kajenar. Ia kemudian dimakamkan di komplek [[Pasarean Mataram]], [[Kotagede]]. Putra yang ditunjuk sebagai raja selanjutnya adalah yang lahir dari putri [[Pati]], bernama [[Mas Jolang]].
 
== Kepustakaan ==
 
* [http://www.babadbali.com/babad/silsilah.php?id=550977&pr=babadpage|Silsilah Silsilah Panembahan Senopati versi Mangkunegaran]
* [http://www.royalark.net/Indonesia/solo2.htm The Kartasura Dinasty - Genealogy, Christopher Buyers, October 2001 - September 2008]
* [[Penyebaran Islam di Nusantara]]
* [[Ahmad al-Muhajir|Imam Leluhur Seikh dan Wali Nusantara]]
* [[Husain bin Ali|Jalur Keturunan Nabi Muhammad SAW melalui Husain bin Ali]]
* [http://kanzunqalam.com/2010/08/31/maulana-husain-pelopor-dakwah-nusantara/ Maulana Pelopor Dakwah Nusantara]
* [http://padepokankraton1000.wordpress.com/2012/10/21/berbagai-versi-cerita-tentang-jaka-tarub-kidang-telangkas/ Beberapa versi Asal-usul Jaka Tarub]
* [http://ketoprakjawa.wordpress.com/2011/06/25/jaman-mataram-islam-1-kiageng-penjawi/ Ki Ageng Penjawi]
* [http://www.karatonsurakarta.com/sejarah.html Sejarah Singkat Keraton-Keraton Lama Jawa]
* ''Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647''. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi
* H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. ''Kerajaan Islam Pertama di Jawa''. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
* M.C. Ricklefs. 1991. ''Sejarah Indonesia Modern'' (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
* Moedjianto. 1987. ''Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram''. Yogyakarta: Kanisius
* Purwadi. 2007. ''Sejarah Raja-Raja Jawa''. Yogyakarta: Media Ilmu
<br />
----
{{kotak mulai}}
{{s-reg}}
{{kotak suksesi|jabatan=Sultan Mataram|tahun=1587—1601|pendahulu=[[Pangeran Benawa]]<br />[[Ki Ageng Pemanahan]]|pengganti=[[Hanyakrawati]]}}
{{kotak selesai}}
 
 
{{Normdaten}}
 
[[Kategori:Kematian 1601]]
[[Kategori:Sultan Mataram]]
[[Kategori:Tokoh Yogyakarta]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]