Invasi Melaka Portugis oleh Kesultanan Demak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler karakter berulang [ * ]
Illchy (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(38 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
SetelahSejak [[MalakaKesultanan Melaka|Melaka]] [[Melaka Portugis|jatuh ke tangan [[Portugal]] pada 1511]], Sultan Malaka [[Mahmud Syah dari Melaka|Mahmud Syah]] yang mengungsi di [[Pulau Bintan]] meminta bantuan kepada [[Dinasti Ming]] di China dan kesultanan-kesultananbeberapa Muslimkerajaan Islam di [[Nusantara]] untuk merebut kembali MalakaaaaaaaaaaMalaka.
 
[[Pati Unus]] sangat mengerti bahwa kekuatan utama Portugis adalah pada armada lautnya. Portugis memiliki kapal yang kuat, bahkan lebih kuat dibandingkan dengan kapal Majapahit. Selain itu, Portugis sudah menggunakan meriam yang dipasang di masing - masing kapal di mana pada waktu itu meriam adalah senjata pamungkas yang tidak bisa ditandingi oleh senjata apapun.
 
Oleh karena itu, langkah pertama Pati Unus adalah menghidupkan kembali kekuatan armada [[Majapahit]] yang tertidur lama pada saat masa - masa perebutan kekuasaan ([[Perang paregregRegreg]]), Perang. Kapal - kapal baru tersebut juga dilengkapi dengan [[Cetbang]], yaitu meriam apiisian belakang (''breech loader''), di mana kapal dan cetbang juga merupakan kekuatan andalan Armada Majapahit. Pusat produksi kapal-kapal ini adalah Semarang, dan Jepara, dengan bantuan orang-orang Muslim Tionghoa lokal.<ref>Keat Gin Ooi; Santa Barbara, Calif. : ABC-CLIO(2004).
Southeast Asia : a historical encyclopedia from Angkor Wat to Timor.
</ref>
 
== Ekspedisi DemakJihad PertamaI nomer 10==
 
Pada 1513 Armada [[Kesultanan Demak]] , [[Kesultanan Palembang]] dan armada Melayu melakukan serangan pertama di bawah pimpinan [[Pati Unus]]. Armada kesultanan Demak dari Jepara terdiri dari 100 kapal dan 500012.000 personil. Armada Demak terdiri dari berbagai jenis kapal dan perahu, diantaranya :
* [[Djong (kapal)|Kapal jungjong]] -(bahasa merupakanPortugis: ''junco'') — Merupakan kapal layar besar yang berukuran beberapa ratus ton.
* [[Lancaran -(kapal)|Lancaran]] (bahasa Portugis: ''lanchara'') — [[Perahu]] dengan satu hingga tiga tiang dan bisa didayung.
* Pangajava[[Penjajap]] -(bahasa Portugis: ''pangajava''/''pangajaua'') — merupakanKapal kapalkargo yang dibuatdiubah khususmenjadi untuk perang dan dapat dipersenjatai dengan meriam, tenagabisa penggeraknya adalahdigerakkan layar dan dayung. <ref>{{Cite web|url=http://www.dicionarioinformal.com.br/pangajava/|title=Significado de "pangajava"|website=www.dicionarioinformal.com.br|access-date=2017-01-12}}</ref><ref>Pires, Tome.name=":02" The Suma Oriental of Tome Pires & The Book of Fransisco Rodrigues, McGill University Library (1944)</ref>
Pertempuran hebat terjadi di selat Malaka, dimana armada gabungan nusantara dan armada Portugis bertempur habis-habisan. Pada pertempuran 60 kapal demak berhasil dihancurkan oleh Portugis<ref>179, C. Guillot; Denys Lombard; Roderich Ptak, eds. (1998). [https://books.google.com/books?id=aSEJqSQS7wkC&pg=PA179 ''From the Mediterranean to the China Sea: miscellaneous notes''].</ref> dan 800 pasukan demak tewas di medan pertempuran<ref>Chronological table, 489. History of the Indian Archipelago: Containing an Account of the Manners, Art, Languages, Religions, Institutions, and Commerce of Its Inhabitants. John Crawfurd,Cambridge University Press (2013)</ref>. Namun serangan bersama ini gagal mengusir Portugis dari Malaka.<ref>Keat Gin Ooi; Santa Barbara, Calif. : ABC-CLIO(2004).
* [[Kelulus]] (bahasa Portugis: ''calaluz'') — Perahu dayung kecil dan kadang kala juga menggunakan layar, digunakan untuk menurunkan orang ke pantai.
Southeast Asia : a historical encyclopedia from Angkor Wat to Timor.
 
Kapal-kapal ini dikumpulkan dari banyak kota di Jawa. Setelah peperangan berakhir, Tome Pires melaporkan bahwa banyak kota yang melemah kekuatan perdagangannya karena kapalnya telah digunakan oleh Pati Unus.
 
Pada akhir 1512 sampai Januari 1513 [[Pati Unus]] mencoba mengejutkan Malaka, membawa sekitar 100 kapal dengan 5.000 tentara Jawa dari [[Kabupaten Jepara|Jepara]] dan [[Kota Palembang|Palembang]]. Sekitar 30 dari mereka adalah jung besar seberat 350–600 ton (pengecualian untuk kapal utama Pati Unus), sisanya adalah kapal jenis [[Lancaran (kapal)|lancaran]], [[penjajap]], dan [[kelulus]]. Jung-jung itu sendiri membawa 12.000 orang. Kapal-kapal itu membawa banyak artileri yang dibuat di Jawa.<ref group="catatan">Menurut Horst H. Liebner, sebagian besar meriam tersebut berjenis meriam putar (''swivel'' ''gun''), kemungkinan dari jenis [[cetbang]] atau [[rentaka]], yaitu sejenis meriam ukuran kecil dan sedang yang biasa dipasang di pinggir kapal. Meriam tetap yang ukurannya lebih besar pada kapal-kapal Melayu biasanya dipasang di [[Apilan dan kota mara|apilan]] (''gunshield'' atau perisai meriam).</ref><ref name="Apilan">{{Cite book|last=Crawfurd|first=John|date=|year=1856|url=https://archive.org/details/adescriptivedic00crawgoog|title=A Descriptive Dictionary of the Indian Islands and Adjacent Countries|location=|publisher=Bradbury and Evans|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref>{{rp|23, 177}} Meskipun dikalahkan, Patih Unus berlayar pulang dan mendamparkan kapal perangnya sebagai monumen perjuangan melawan orang-orang yang disebutnya paling berani di dunia. Ini memenangkannya beberapa tahun kemudian dalam tahta Demak.<ref>{{Cite book|last=De Graaf|first=Hermanus Johannes|date=1974|url=https://archive.org/details/deeerstemoslimse0069graa/page/44/mode/2up?q=|title=De eerste Moslimse vorstendommen op Java: Studiën over de Staatkundige Geschiedenis van de 15de en 16de eeuw|location='s-Gravenhage|publisher=M. Nijhoff|isbn=|pages=44|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Winstedt|first=Richard Olaf|date=1935|title=A History of Malaya|journal=Journal of the Malayan Branch of the Royal Asiatic Society|volume=13|issue=1|pages=iii-270}}</ref>{{rp|70–71}} Dalam sebuah surat kepada Alfonso de Albuquerque, dari Cannanore, 22 Februari 1513, [[Fernão Pires de Andrade]], Kapten armada yang menghalau Pati Unus, mengatakan:<ref name=":02">{{Cite book|url=https://archive.org/details/McGillLibrary-136385-182|title=The Suma oriental of Tomé Pires : an account of the East, from the Red Sea to Japan, written in Malacca and India in 1512-1515 ; and, the book of Francisco Rodrigues, rutter of a voyage in the Red Sea, nautical rules, almanack and maps, written and drawn in the East before 1515 volume I|last=Cortesão|first=Armando|publisher=The Hakluyt Society|year=1944|isbn=9784000085052|location=London|pages=}} {{PD-notice}}</ref>{{rp|151-152}}
 
<blockquote>Jung milik Pati Unus adalah yang terbesar yang dilihat oleh orang-orang dari daerah ini. Ia membawa seribu orang tentara di kapal, dan Yang Mulia dapat mempercayaiku ... bahwa itu adalah hal yang sangat luar biasa untuk dilihat, karena Anunciada di dekatnya tidak terlihat seperti sebuah kapal sama sekali. Kami menyerangnya dengan ''bombard'', tetapi bahkan tembakan yang terbesar tidak menembusnya di bawah garis air, dan (tembakan) ''esfera'' (meriam besar Portugis)<ref group="catatan">''Espera'' atau ''esfera'' adalah meriam besar Portugis yang diisi dari depan. Memiliki panjang 2–5 meter dengan berat hingga 1800 kg, biasanya digunakan pada karavel. ''Espera'' menembakkan bola meriam seberat 12–20 pon (5,44–9,1 kg). Lihat Earle, T. F. (1990). ''Albuquerque: Caesar of the East: Selected texts by Alfonso de Albuquerque and his son''. Pers Universitas Oxford. hlm. 287.</ref> yang saya miliki di kapal saya berhasil masuk tetapi tidak tembus; kapal itu memiliki tiga lapisan logam, yang semuanya lebih dari satu ''cruzado'' tebalnya.<ref group="catatan">Sejenis uang Portugis berdiameter 3,8 cm.</ref> Dan kapal itu benar-benar sangat mengerikan bahkan tidak ada orang yang pernah melihat sejenisnya. Butuh waktu tiga tahun untuk membangunnya, Yang Mulia mungkin pernah mendengar cerita di Malaka tentang Pati Unus, yang membuat armada ini untuk menjadi raja Malaka.<br>-Fernão Pires de Andrade, ''Cartas'', III, hlm. 59</blockquote>
 
Pertempuran hebat terjadi di selat Malaka, dimana armada gabungan nusantara dan armada Portugis bertempur habis-habisan. Pada pertempuran 6070 kapal demakdan perahu Demak berhasil dihancurkan oleh Portugis<ref>179, C. Guillot; Denys Lombard; Roderich Ptak, eds. (1998).  [https://books.google.com/books?id=aSEJqSQS7wkC&pg=PA179 ''From the Mediterranean to the China Sea: miscellaneous notes''].</ref> dan 800 pasukan demak tewas di medan pertempuran.<ref>Chronological table, 489. History of the Indian Archipelago:  Containing an Account of the Manners, Art, Languages, Religions, Institutions, and Commerce of Its Inhabitants. John Crawfurd, Cambridge University Press (2013).</ref>. Namun serangan bersama ini gagal mengusir Portugis dari Malaka.<ref>Keat Gin Ooi; Santa Barbara, Calif. : ABC-CLIO(2004).
Southeast Asia : a historical encyclopedia from Angkor Wat to Timor.
Merle Calvin Ricklefs; Stanford University Press (1993).
A History of Modern Indonesia Since C. 1300.
</ref> Karena keberanian Pati Unus memimpin penyerangan ke [[Malaka Portugis]], ia mendapat julukan ''Pangeran Sabrang Lor''.
 
== Ekspedisi DemakJihad keduaII ==
Memasuki tahun 1521, ke 375 kapal telah selesai dibangun. Armada kesultanan Demak melancarkan serang kedua ke Malaka untuk membantu Sultan [[Mahmud Syah dari Malaka]] mengambil kembali kota Malaka dari tangan Portugis. Armada ekspedisi kedua kesultanan Demak ini dipimpin kembali oleh [[Pati Unus]] yang saat itu telah menjabat sebagai Sultan Demak. Pertempuran hebat terjadi di malaka selama 3 hari 3 malam baik di laut maupun di darat. Pada pertempuran sengit ini Pati Unus terbunuh di medan perang. Posisi Sultan di demak digantikan oleh [[Trenggana]]. Serangan Kedua ini juga belum berhasil menggulingkan kekuasaan Portugis di Malaka.
 
== Ekspedisi Susulan ==
Sepeninggal Pati Unus., Tercatattercatat beberapa ekspedisi dikirim dari wilayah kesultanan Demak untuk mengusir portugis dari Malaka.
# Tahun 1550, [[Ratu Kalinyamat]], puteri [[Sultan Trenggana]] mengirimkan bantuan 40 kapal dan 4000 personil atas permintaan Sultan Johor untuk menyerang Malaka. Gabungan Armada Jepara, Melayu dan Aceh berjumlah total 200 kapal mengepung Malaka. Kekuatan gabungan ini berhasil memukul mundur Portugis dan mengambil alih sebagian besar kota Malaka, sebelum akhirnya berhasil Portugis berhasil menyerang balik. Prajurit-prajurit Melayu berhasil dipukul mundur ke kapal, sementara prajurit-prajurit jawaJawa dari Jepara tatap bertahan di darat. Setelah Portugis berhasil membunuh pemimpin pasukan Jawa dan menewaskan 2000 prajurit jawa barulah pasukan Jawa mundur ke kapal. Namun badai di laut mengakibatkan 2 kapal Jepara terdampar di pantai dan menjadi sasaran empuk Portugis. Lebih dari setengah pasukan Jepara gugur di medan pertempuran.<ref>Andreas Gosana, Xlibris Corporation (2016). Warawiri: Life Consists of Endless Back and Forth Journeys in Time.</ref><ref>H. Kahler, Brill Archive (1981) Modern Times.</ref>
# Tahun 1574, Ratu Kalinyamat dari Jepara mengirimkan kapal bantuan untuk ekspedisi Kesultanan Aceh menyerang Portugis di Malaka berjumlah 300 kapal (80 diantaranya adalah junkjung besar berbobotdengan berat ''[[burthen]]'' sampai dengan 400 ton) serta 15.000 personil. Setelah pengepungan dan pertempuran sengit selama 3 bulan. Dua per tiga pasukan Jepara gugur, hanya sekitar 5000 pasukan yang masih selamat dan kembali ke Jepara.<ref>SumatraMarsden,431. William Marsden, Cambridge University Press (20121783). ''[[iarchive:historySumatra00Mars/page/350/mode/2up|The History of Sumatra:  Containing an Account of the Government, Laws, Customs, and Manners of the Native Inhabitants]].'' London: W. Marsden. hlm. 350-351.</ref><ref name=":17">Manguin, Pierre-Yves (1993). 'The Vanishing Jong: Insular Southeast Asian Fleets in Trade and War (Fifteenth to Seventeenth Centuries)', dalam Anthony Reid (ed.), ''[[iarchive:southeast-asia-in-the-early-modern-era-trade-power-and-belief/page/n105/mode/2up|Southeast Asia in the Early Modern Era]]'' (Ithaca: Cornell University Press), hlm. 197-213.</ref>{{rp|212}} Namun serangan ini menyebabkan posisi Portugis di kepulauan Maluku terjepit karena bala bantuan dari Malaka terhambat, sehingga Sultan [[Baabullah dari Ternate]] berhasil mengusir Portugis dari kesultanan Ternate pada tahun 1575.<ref>.S.A. de Clercq, Bijdragen tot de kennis der Residentie Ternate, Leiden-E,J Brill (1890) </ref><ref>Muridan Satrio Widjojo, The Revolt of Prince Nuku: Cross-Cultural Alliance-making in Maluku, C.1780-1810. BRILL (2009)</ref>
 
== Catatan ==
<references group="catatan" />
== Sumber ==
 
* Keat Gin Ooi; Santa Barbara, Calif. : ABC-CLIO (2004).
{{reflist}}
* [[Tomé Pires|Pires, Tomé]], ''Suma Oriental''
 
* [[Merle Ricklefs|Ricklefs, M. C.]], ''A History of Modern Indonesia since c. 1300'', Standford University Press (1993).
== Bacaan lanjutan ==
 
* Keat Gin Ooi; Santa Barbara, Calif. : ABC-CLIO (2004).
* [[Tomé Pires|Pires, Tomé]],  ''Suma Oriental''
* [[Merle Ricklefs|Ricklefs, M. C.]],  ''A History of Modern Indonesia since c. 1300'', Standford University Press (1993).
* Fernão Mendes Pinto, Rebecca D. Catz, The Travels of Mendes Pinto, University of Chicago Press (1989)