Otis Hahijary: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(101 revisi perantara oleh 48 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{refimprove|date=Juli 2017}}
{{NPOV}}
{{Infobox person
| name = Otis Hahijary
| image
| birth_name = Otis Hahijary
| imagesize =
| birth_date =
| birth_place = [[Jakarta]],
| occupation =
| years_active = 2003-sekarang
| nationality
| employer =
| known_for = [[
| spouse
| children =
}}
[[Doktor|Dr.]] '''Otis Hahijary''', [[Sarjana Pendidikan|S.Pd]] ({{Lahirmati|[[Jakarta]], [[Indonesia]]|12|12|1969}}) adalah salah satu tokoh
==
* [[SDN Menteng 01|SD Menteng 01]] (1985-1991)
=== Pendidikan ===▼
▲* [[Lancaster University]] (1995-1996)
== Karier ==
=== Era Lativi (2003-2008) ===
Sebelum terjun di dunia penyiaran, Otis sempat bekerja di [[Pasaraya Departement Store]], sebuah perusahaan ritel di bawah naungan [[ALatief Corporation]] milik pengusaha [[Abdul Latief (pengusaha)|Abdul Latief]] sebagai Managing Director pada tahun 2000 hingga 2003. Ketika bekerja di [[Pasaraya Departement Store]], Otis dituntut untuk cermat dalam mengelola tata ruangan produk fashion dan kosmetik, agar produk tersebut dapat lebih mudah dijangkau oleh pelanggan.<ref name=":0">{{Cite
Sayangnya setelah terjadinya kasus pada anak berusia 9 tahun yang tewas seusai menyaksikan Smackdown pada akhir tahun 2006, pada tahun 2007 Lativi berpindah kepemilikan ke [[Visi Media Asia|VIVA]], anak perusahaan [[Grup Bakrie]] karena telah terbebas dari kepungan kewajiban hutang ke [[Bank Mandiri]] sebagai dampak dari kredit macet yang terungkap ke publik pada Mei 2005.
Pada tahun 2008, Otis membuat gebrakan baru di dunia pertelevisian Indonesia yakni melakukan peluncuran ulang terhadap stasiun televisi [[Lativi]] menjadi [[tvOne]] tepat pada 14 Februari 2008. Dengan mengusung tema sebagai televisi berita, olahraga, dan hiburan (secara selektif), Otis berhasil menjadikan [[tvOne]] sebagai referensi utama pemirsa Indonesia dalam mencari informasi teraktual serta disajikan secara lebih atraktif dibandingkan pendahulunya, [[Metro TV]]. Target pasar utama yang dibidik Otis untuk [[tvOne]] adalah pria berusia 15 tahun ke atas dengan status ekonomi sosial menengah ke atas. Otis pun mengubah tampilan dan penyajian tayangan berita di layar kaca [[tvOne]] seperti halnya tayangan berita di saluran [[FOX News]], serta menambahkan konten olahraga dan hiburan di dalamnya. Sehingga, [[tvOne]] secara konsisten sukses menjadi televisi berita nomor satu di Indonesia (berdasarkan data dari [[AC Nielsen]]) serta menjadi rujukan utama sejumlah media asing untuk memperoleh informasi penting dari [[Indonesia]]. Program berita dan talkshow unggulan seperti [[Kabar Petang]], [[Apa Kabar Indonesia]], dan [[Indonesia Lawyers Club]] yang sukses memimpin pasar dibandingkan program sejenis di televisi berita lainnya merupakan bukti dari hasil tangan dingin Otis bersama [[Karni Ilyas]] selaku pemimpin redaksi [[tvOne]]. Beberapa program olahraga yang ditayangkan oleh [[tvOne]] juga sukses menarik perhatian pemirsa, seperti [[Liga Inggris]], [[Liga Spanyol]], [[Indonesia Super League]], [[Live World Boxing]], hingga [[Piala Dunia 2014]]. [[tvOne]] juga sukses dalam menggelar ajang [[One Pride MMA]] sejak tahun 2016 hingga kini. Otis juga berhasil membawa [[tvOne]] sukses menayangkan program religi Islam bertajuk [[Damai Indonesiaku]] yang kerap menghadirkan ceramah dari ulama Ahlusunnah Wal Jamaah yang dikemas secara ringan dan menarik bagi pemirsa namun tidak mengurangi esensi acara itu sendiri.▼
Setelah Lativi bergabung dengan VIVA, Otis kemudian merubah tubuh programming Lativi dengan menghadirkan rerun film layar lebar milik [[Warkop DKI]] dan sinetron-sinetron lawas mereka seperti [[Aladin (sinetron 1999—2000)|Aladdin]] (sebelumnya tayang di [[SCTV]]), [[Untung Ada Jinny]] (sebelumnya tayang di [[ANTV|antv]]), [[Tuyul dan Mbak Yul]] (sebelumnya tayang di [[RCTI]] dan [[TPI]]) serta menambahkan sinetron produksi baru saat itu yakni [[Duyung Kembar Ketemu Tuyul]] yang diproduksi oleh Imperial Pictures. Konsep ini juga kemudian diterapkan oleh ANTV sejak Juli 2016, 3 tahun setelah Otis bergabung dengan ANTV.
Sukses menjadikan [[tvOne]] sebagai televisi berita nomor satu di Indonesia, Otis pun ditugaskan oleh [[Visi Media Asia]] untuk melakukan pembenahan kinerja dan reposisi pasar pada stasiun televisi [[ANTV]] terhitung sejak Oktober 2013. Target pasar utama [[ANTV]] diubah dari yang semula menyasar kalangan remaja (yang identik dengan tayangan musik dan olahraga khususnya [[Liga Indonesia]]), menjadi televisi hiburan keluarga dengan penekanan pada pemirsa wanita (khususnya ibu rumah tangga) dan anak-anak. Titik awal [[ANTV]] melejit menjadi salah satu televisi dengan jumlah penonton terbanyak di Indonesia dimulai dari meledaknya serial [[Mahabharata]] versi 2013, yang turut melambungkan popularitas [[Shaheer Sheikh]] di kalangan masyarakat Indonesia. Sejak saat itulah, [[ANTV]] dikenal sebagai trendsetter penayangan serial India di Indonesia, dengan menghadirkan berbagai judul yang meledak di pasaran seperti [[Jodha Akbar]], [[Uttaran]], [[Thapki]], [[Anandhi]], [[Gopi]], [[Archana Mencari Cinta]], [[Lonceng Cinta]], [[Mohabbatein]], dan masih banyak lagi. Tidak cukup dengan serial India, Otis juga sukses menjadikan [[ANTV]] sebagai trendsetter penayangan serial Turki yang dimulai dari [[Abad Kejayaan]], kemudian disusul dengan judul lainnya yakni [[Shehrazat]], [[Cansu & Hazal]], [[Antara Nur & Dia]], [[Fatmagul]], [[Bunga Yang Terluka]], dan lain-lain. Namun mengingat adanya regulasi terhadap batasan konten dalam negeri dan luar negeri, Otis pun juga menghadirkan tayangan ulang beberapa sinetron produksi dalam negeri yang pernah berjaya di masanya seperti [[Jinny Oh Jinny]], [[Tuyul dan Mbak Yul]], [[Jin dan Jun]], [[Putri Duyung]], dan lain-lain (beberapa di antaranya diproduksi ulang dalam versi baru oleh rumah produksi dari masing-masing judul). Termasuk juga menghadirkan sinetron dalam negeri yang menggabungkan artis Indonesia dengan beberapa artis India yang membintangi serial India yang ditayangkan oleh [[ANTV]], serta mengembangkan beberapa program ''in-house'' seperti [[Pesbukers]], yang pada tahun 2017 berhasil meraih prestasi tertinggi sepanjang sejarah penayangannya dengan sedikit memasukkan dan memodifikasi konsep program [[Yuk Keep Smile]] yang pada akhirnya juga mempopulerkan goyangan dengan nama "Chicken Dance" versi India. Otis juga sukses merebut hati pemirsa anak-anak dengan menghadirkan tayangan animasi asal [[Rusia]] yakni [[Masha & The Bear]], serta beberapa tayangan animasi dari India seperti [[Shiva]] dan [[Burka Avenger]]. Selama menangani [[ANTV]], Otis melakukan beberapa hal di antaranya menghidupkan kembali peran divisi programming, menjadikan setiap bagian waktu (''daypart'') merupakan ''primetime'' bagi setiap kelompok pemirsanya<ref name=":0" />, menerapkan strategi kombinasi program ''in-house'' dan ''out-house'', menerapkan strategi pemasaran 360 derajat (dengan penekanan pada optimalisasi seluruh jaringan media sosial yang ada dan banyak digunakan pemirsa), serta meningkatkan nilai tambah bagi pemirsa [[ANTV]] (misalnya dengan menggelar program turunan dari serial India yang ditayangkan [[ANTV]] seperti Mahabharata Show).▼
Di era inilah, Otis juga memperluas divisi programnya dengan menghadirkan program [[Kabar (acara televisi)|Kabar]] (program berita), Telusur (Investigasi), Panji Sang Penakluk (dokumenter) dan Nuansa 1000 Pulau (dokumenter). Empat program ini masih berlanjut tayang setelah berganti nama menjadi tvOne.
Pada tahun 2017, Otis memberikan kejutan di ranah pertelevisian dengan menghidupkan kembali program hiburan di layar kaca [[tvOne]] yang sempat mati suri serta peningkatan intensitas penayangan program olahraga di stasiun televisi yang sama, setelah [[tvOne]] sempat terlalu terfokus pada program berita sepanjang tahun 2013 hingga 2016 (di luar penayangan [[Indonesia Super League]], [[Piala Dunia 2014]], serta beberapa turnamen [[FIFA]] lainnya). Menurut kabar yang berhembus di tahun 2012, Otis dan [[Karni Ilyas]] sempat berselisih mengenai alokasi jam tayang, ketika program musik [[Radio Show]] mendominasi waktu menjelang tengah malam secara kejar tayang, dan sempat mengalami pengurangan durasi ketika penayangan [[Indonesia Lawyers Club]] melebihi batas waktu yang ditentukan programming, hingga akhirnya program tersebut harus dihentikan hingga tahun 2016 (dan kembali tayang sejak Januari 2017 namun tidak memiliki jadwal tetap). Selain menghidupkan kembali program [[Radio Show]], Otis juga memindahkan beberapa program yang sebelumnya ditayangkan [[ANTV]] ke layar kaca [[tvOne]] yaitu berupa serial Turki dan program kuis [[Super Family 100]]. Otis juga kembali menghadirkan tayangan kompetisi sepakbola dengan mengambil kembali hak siar [[Liga Indonesia]] ([[Liga 1]] dan [[Liga 2]]) untuk memuaskan pecinta SportOne (sebutan untuk penggemar tayangan olahraga di [[tvOne]]) serta menambah porsi tayangan [[Live World Boxing]] dengan membeli hak siar beberapa pertandingan tinju di benua Eropa. Ke depan, [[tvOne]] diharapkan mampu menyalip peringkat kepemirsaan [[Trans TV]] dan [[Trans7]] dalam peringkat televisi nasional (dengan lebih banyak merangkul pemirsa usia remaja dan dewasa muda khususnya pria), meski sudah mapan menjadi televisi berita nomor satu di Indonesia.▼
=== Rebranding Lativi menjadi tvOne (2008-2017) ===
▲
Selama Otis bergabung dengan tvOne, Otis tidak sepenuhnya memegang tvOne selama [[Karni Ilyas]] menjadi pemimpin redaksi tvOne. Selain itu, tvOne juga menjadi stasiun televisi kedua yang menyajikan tayangan liputan seputar [[Pemilihan umum|pemilu]] dan [[Pemilihan kepala daerah|pilkada]] sekaligus menyiarkan ''Quick Count'' (hitung cepat) hasil cepat dari berbagai survei seperti [[Kompas|Litbang Kompas]], Indo Barometer, Charta Politika Indonesia, [[Lembaga Survei Indonesia]], dan masih banyak lagi terhitung sejak [[pemilihan umum]] 2009 dan berlanjut dalam tahap Pemilu ataupun Pilkada berikutnya setiap 5 tahun.
* Planning & Strategic Director [[Visi Media Asia]] (2008-sekarang)▼
* Managing Director [[ANTV]] (2013-sekarang)▼
{{main|Daftar acara ANTV}}
▲Sukses menjadikan [[tvOne]] sebagai televisi berita nomor satu di Indonesia, Otis pun ditugaskan oleh [[Visi Media Asia]] untuk melakukan pembenahan kinerja dan reposisi pasar pada stasiun televisi [[
Di masa reposisi ANTV sebagai stasiun televisi dengan penayangan series drama ini pula dimana pada tahun 2022 ANTV membangkitkan kembali program olahraga setelah 10 tahun vakum. Program tersebut ialah [[Lensa Olahraga]] dalam versi "reborn" dan berpindahnya [[One Pride MMA]] yang sebelumnya ditayangkan di tvOne. Untuk memperluas pemirsanya, strategi baru ANTV lainnya ialah menambahkan porsi tayangan olahraganya dengan menghadirkan tayangan [[Ultimate Fighting Championship]] (yang juga tayang di tvOne) yang mana ANTV dan tvOne juga menyiarkan program olahraga tersebut.
Setelah mencoba berbagai eksperimen menghadirkan program yang berbeda, di awal tahun 2024 Otis kembali mencoba percobaan baru di ANTV dengan menghadirkan tayangan film layar lebar Mandarin dalam blok "Bioskop Asia", maupun film layar lebar yang dibintangi [[Suzzanna]] dengan blok "Film Spesial [[Suzzanna]]" serta dengan menghilangkan secara permanen tayangan serial animasi yang sebelumnya menjadi program andalan [[ANTV]]. Langkah ini juga ditandai dengan mengganti slot tayangan serial anak dengan berbagai program hiburan lainnya yang ditandai dengan kehadiran siaran ulang program dokumenter ''Panji Sang Penakluk'' yang sebelumnya tayang di [[tvOne]] (saluran yang juga satu kepemilikan dengan ANTV) di awal berdirinya pada tahun 2008-2009 di waktu yang sama.
=== Rejuvenasi tvOne (2017-sekarang) ===
▲Pada tahun 2017, Otis memberikan kejutan di ranah pertelevisian dengan menghidupkan kembali program hiburan di layar kaca [[tvOne]] yang sempat mati suri serta peningkatan intensitas penayangan program olahraga di stasiun televisi yang sama, setelah [[tvOne]] sempat terlalu terfokus pada program berita dan olahraga (plus religi) (hanya saja saat itu porsi berita lebih banyak mendominasi) sepanjang tahun 2013 hingga 2016,<ref>{{Cite
Menurut salah satu kabar, rata-rata, rating program drama [[Turki]] dan acara permainan yang disiarkan di tvOne berada di bawah 1 dan share-nya di bawah 3 (persen). Share 3 persen artinya, di antara semua orang yang menonton TV, 3 persen di antaranya menonton program yang dimaksud.
Satu minggu setelah reposisi, yakni 21 dan 24 April 2017, misalnya, “Orphan Flowers” hanya memiliki share 1,9 dan 2,3. “Shehrazat” hanya 2,7 dan 2,4. Saat itu, rate and share penayangan drama Turki “Winter Sun” lah yang justru sedikit lebih baik di 2,8 dan 3,0. Sedangkan “Torn Apart” berkisar 2,6 dan 2,3.
Berbeda dengan program-program berita yang disiarkan, yakni “[[Kabar (acara televisi)|Kabar Pagi]]” yang terkadang share programnya bisa mencapai 4,8. Atau tayangan olahraga tvOne seperti “Live World Boxing”, "Best World Boxing", "[[One Pride MMA]]" (pada tahun 2022 pindah ke [[antv]]) dan sepak bola yang bisa mencapai antara 6-8 persen. Bahkan program berita lainnya seperti “Bedah Kasus” (sekarang Ragam Perkara) saja mampu mendulang share hingga 3,2.
Namun sayangnya, proses reposisi [[tvOne]] harus terhenti per 31 Juli 2017 hingga batas waktu yang tidak ditentukan, diduga karena adanya friksi antara redaksi dengan programming mengenai penjadwalan.
* Direktur Pengatur PT Pasaraya Tosersajaya (2003)
* Direktur Pemrograman & Pemasaran [[Lativi]] (2003-2008)
* Direktur Pemasaran [[tvOne]] (2008-2016)
* Wakil Direktur Utama [[antv|ANTV]] (2013-2021)
* Wakil Komisaris Utama [[Intermedia Capital]] (2020-2021)
* Komisaris [[Intermedia Capital]] (2021-sekarang)
* Direktur Utama [[VTV (Indonesia)|VTV]] (2024-sekarang)
== Referensi ==
<references />
== Pranala
* {{twitter|O_H12123}}
* {{Instagram|otis__hahijary}}
[[Kategori:Tokoh televisi Indonesia]]
|