Negara Indonesia Timur: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(47 revisi perantara oleh 31 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 13:
|flag_s1 = Flag of Indonesia.svg
|image_flag = Flag of the State of East Indonesia.svg
|image_coat = Coat of arms of East Indonesia.svg
|image_map =
|image_map_caption = Wilayah N.I.T ditunjukkan pada warna
|government_type = [[Negara bagian]]
|title_leader =
|title_deputy = <!-- Default: "Prime minister" -->
|leader1 = [[Tjokorda Gde Raka Soekawati]]
|year_leader1 = 1946–1950
|deputy1 = [[Nadjamuddin Daeng Malewa]]
|year_deputy1 = 1947
|deputy2 = [[Semuel Jusof Warouw]]
|year_deputy2 = 1947
|deputy3 = [[Ida Anak Agung Gde Agung]]
|year_deputy3 = 1947–1949
|deputy4 = [[J.E. Tatengkeng]]
|year_deputy4 = 1949–1950
|deputy5 = D.P. Diapari
|year_deputy5 = 1950
|deputy6 = [[Martinus Putuhena]]
|year_deputy6 = 1950
|legislature = [[Parlemen Indonesia Timur]]
|capital = [[Makassar]]
|era =Perang Dingin
Baris 33 ⟶ 48:
|stat_year1 = 1946<!--<ref name="IAAGA148"/> ???-->
|stat_area1 = 349088
|stat_pop1 =
}}
'''Negara Indonesia Timur''' adalah negara bagian [[RIS]] yang meliputi wilayah [[Sulawesi]], [[Sunda Kecil]] (Bali & Nusa Tenggara) dan [[Kepulauan Maluku]], ibu kotanya [[Makassar]]. Negara ini dibentuk setelah dilaksanakan [[Konferensi Malino]] pada tanggal 16-22 Juli 1946 dan [[Konferensi Denpasar]] dari tanggal 7-24 Desember 1946 yang bertujuan untuk membahas gagasan berdirinya negara bagian tersendiri di wilayah Indonesia bagian timur oleh [[Belanda]]. Pada akhir Konferensi Denpasar 24 Desember 1946, negara baru ini dinamakan '''Negara Timur Raya''', tetapi kemudian diganti menjadi '''Negara Indonesia Timur''' pada tanggal 27 Desember 1946.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=J0D5OQrqAkQC&lpg=PA35&dq=borneo%20selatan&pg=PA37#v=onepage&q=borneo%20selatan&f=true Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia, Jurnal sejarah: pemikiran, rekonstruksi, persepsi, Yayasan Obor Indonesia, ISSN 1858-2117] {{id}}</ref>
== Pendirian ==
Negara Indonesia Timur didirikan untuk menyaingi dan memaksa [[Republik Indonesia]] untuk menerima bentuk negara federasi; dengan tujuan mengecilkan wilayah Republik Indonesia sehingga hanya menjadi salah satu negara bagian dari [[Republik Indonesia Serikat]].
== Pembagian wilayah ==
Negara Indonesia Timur terbagi menjadi 13 daerah otonomi:
# [[Daerah Sulawesi Selatan]]
Baris 47 ⟶ 65:
# [[Daerah Lombok]]
# [[Daerah Sumbawa]]
# [[Daerah Flores]]
# [[Daerah Sumba]]
# [[Daerah Timor dan kepulauan]]
Baris 53 ⟶ 71:
# [[Daerah Maluku Utara]]
Menurut hasil [[Konferensi Denpasar]], wilayah Negara Indonesia Timur
# [[
# [[
# [[
# [[
# [[
<!-----
Republik Indonesia, yang ditujukan pada negara kesatuan dan banyak kekuasaan dan pengaruh punya di Jawa dan Sumatera, melihat politik federalis (struktur federal Indonesia) sebagai upaya untuk Partai Republik untuk melemahkan dan sebagai "kebijakan membagi-dan-aturan "Belanda. Dia dianggap sebagai negara yang baru dibentuk pertama sebagai vasal Belanda. Pada awalnya, pemerintah Negara Indonesia Timur memang berorientasi ke Negeri Belanda. Tanpa Belanda (keuangan) mendukung negara tidak bisa ada. Pejabat pemerintah Belanda tetap waktu yang lama sebagai manajer atau konsultan di pemerintah dan dengan demikian memiliki pengaruh pada kebijakan. Tellingly, misalnya, adalah seorang Belanda, Mr Hamelink, adalah Menteri Keuangan.
Tjokorda Gde Sukawati Rake adalah yang pertama dan satu-satunya presiden negara ini . Ada lembaga perwakilan sementara terpilih dan pemerintah . Pemilihan perwakilan lebih atau kurang demokratis
Ide Anak Agung Gde Agung selanjutnya menjadi Perdana Menteri. Dia mau kerja sama adalah dengan Republik Indonesia. Dia terlihat oleh kedua belah pihak sebagai seorang politisi mampu dan administrator . Dia ingin bekerja sama dengan Partai Republik
Dia berhasil di negara bagian untuk mengambil posisi lebih independen. Partai Republik mengakui sebagai hasilnya, pada tahun 1948, Indonesia Timur, bahkan sebagai negara. Hasilnya adalah bahwa ada Partai Republik lainnya di Eastern Indonesia bersedia bekerja sama atau setidaknya penentangan mereka terhadap negara dimoderasi. Tetapi kontras antara "federalis" dan "Unitarian" tetap. Para pejabat pemerintah Belanda, yang masih dipekerjakan oleh negara umumnya setia kepada pemerintah negara bagian, bahkan jika itu bertentangan dengan kebijakan pemerintah Belanda / India di Batavia, tapi negara tetap secara finansial tergantung pada mereka.
Baris 70 ⟶ 88:
Di (Sementara) parlemen adalah (seperti yang dilaporkan sebelumnya) fraksi kuat yang republikan (nasionalis, Unitarian) yang keraguan yang kuat tetap bercokol di N.I.T atau bahkan ditolak dan ingin bersambung dengan Republik Indonesia, tapi ada juga pendukung yang signifikan federalisme dan negara. NIT ini terdiri dari kurang lebih independen provinsi, daerahs disebut. Bangunan melalui daerahs sulit, terutama karena harus ada kompromi antara manusia lama pangeran pribumi, yang berjuang untuk melepaskan posisi mereka dan kekuasaan mereka dan demokratisasi dewan ditemukan. Democratsisering oleh karena itu datang hanya dengan susah payah. The daerahs juga cenderung self-negara. Band dari populasi dengan Daerah sendiri umumnya lebih kuat dibandingkan dengan yang lebih abstrak "Negara".
----->
== Pembubaran ==
Negara Indonesia Timur dibubarkan pada tanggal 19 Mei 1950.<ref>{{Cite book|last=Sururoh, L., dkk.|date=2020|url=https://yappika-actionaid.or.id/uploads/downloads/Sulawesi_Tengah_compressed.pdf|title=Sulawesi Tengah: Memori dan Pengetahuan Lokal tentang Bencana|location=Jakarta Selatan|publisher=Perkumpulan Skala Indonesia|editor-last=Sururoh|editor-first=Lien|pages=6|url-status=live}}</ref> Semua [[wilayah]] Negara Indonesia Timur melebur ke dalam Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950.
== Presiden ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM President Sukawati van Oost-Indonesië met zijn Franse vrouw tijdens een bezoek aan de Minahasa op Celebes TMnr 60048846.jpg|
{| class="wikitable"
|-
!rowspan=2|Presiden
!colspan=2|Periode
|-
!Dari
!Sampai
|-
|[[Tjokorda Gde Raka Soekawati]]
|<center>24 Desember 1946
|<center>17 Agustus 1950
|}
== Perdana Menteri dan Kabinet ==
{| class="wikitable"
!rowspan=2|No
!rowspan=2|Perdana Menteri
!rowspan=2|Kabinet
!colspan=2|Periode
|-
!Dari
!Sampai
|-
|rowspan=2|<center>1
|rowspan=2|[[Nadjamuddin Daeng Malewa]]
|<center>Kabinet Malewa I
|<center>13 Januari 1947
|<center>2 Juni 1947
|-
|<center>Kabinet Malewa II
|<center>2 Juni 1947
|<center>11 Oktober 1947
|-
|-
|<center>2
|[[Semuel Jusof Warouw]]
|<center>Kabinet Warouw
|<center>11 Oktober 1947
|<center>15 Desember 1947
|-
|-
|rowspan=2|<center>3
|rowspan=2|[[Ida Anak Agung Gde Agung]]
|<center>Kabinet Gde Agung I
|<center>15 Desember 1947
|<center>12 Januari 1949
|-
|<center>Kabinet Gde Agung II
|<center>12 Januari 1949
|<center>27 Desember 1949
|-
|<center>4
|[[J.E. Tatengkeng]]
|<center>Kabinet Tatengkeng
|<center>27 Desember 1949
|<center>14 Maret 1950
|-
|<center>5
|D.P. Diapari
|<center>Kabinet Diapari
|<center>14 Maret 1950
|<center>10 Mei 1950
|-
|<center>6
|[[Martinus Putuhena]]
|<center>Kabinet Putuhena
|<center>10 Mei 1950
|<center>17 Agustus 1950
|}
== Peristiwa ==
{| class="wikitable"
|-
! Tanggal
! Peristiwa<ref>Ensiklopedi Umum, Penerbit Kanisius, Edisi Kedua dengan EYD, 1977, hal.587, ISBN 978-979-413-522-8</ref>
|-
|27 Mei 1947
|Pengunduran diri ketua DPRS Tadjoeddin Noer
|-
|3 Desember 1947
|DPRS mengirim misi persaudaraan ke [[Republik Indonesia]] di [[Yogyakarta]]
|-
|30 Desember 1947
|Pihak oposisi mendirikan ''Gabungan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia'' (GAPKI) di Makassar, dipimpin oleh A. Mononutu
|-
|22 Januari 1948
|RI mengakui NIT sebagai negara bagian dari RIS yang akan dibentuk
|-
|18 Februari 1948
|Misi persaudaraan dari GAPKI tiba di Yogyakarta
|-
|Oktober 1948
|RI mengirim misi persaudaraan ke NIT yang diketuai Mr. Sartono
|-
|Desember 1948
|Kabinet NIT memprotes keras [[Agresi Militer II]] ke wilayah RI
|-
|6 Februari 1949
|PM Ide Anak Agung Gde Agung selaku penghubung BFO menemui Wapres Bung Hatta yang ditawan Belanda di Bangka
|}
==Orang-orang terkenal==
*[[Tjokorda Gde Raka Soekawati]], presiden
* [[Nadjamuddin Daeng Malewa]], perdana menteri pertama
* [[Semuel Jusof Warouw]], perdana menteri kedua
*[[Ide Anak Agung Gde Agung]], perdana menteri ketiga
* [[Jan Engelbert Tatengkeng]], perdana menteri keempat
* [[Patuan Doli Diapari]], perdana menteri kelima
* [[Martinus Putuhena]], perdana menteri keenam
* [[Eliza Urbanus Pupella]], perwakilan dari Maluku Selatan
*[[Muhammad Kaharuddin III]] anggota [[Senat Indonesia Serikat|Senat USI]]
* [[Tadjuddin Noor]] ketua [[Badan Perwakilan Sementara Indonesia Timur|Badan Legislatif NIT]], kemudian menjadi anggota Senat
* [[Melkias Agustinus Pellaupessy]], Ketua Senat
* [[Arnold Mononutu]], anggota parlemen sementara
* [[Julius Tahija]], perwakilan Indonesia Serikat di Batavia.
* [[Gabriel Manek]], anggota parlemen sementara
== Catatan kaki ==
Baris 102 ⟶ 216:
{{RIS}}
{{
[[Kategori:
[[Kategori:Republik Indonesia Serikat]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1946]]
|