Azan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Lafal azan: Penambahan pranala
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
k Penambahan foto
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(92 revisi perantara oleh 39 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}
[[File:Hermitage Masjid - The Azan (Call to Prayer).jpg|thumb|Seorang Muslim Sedang Mengumandangkan Azan ]]
'''Azan''' (ejaan [[KBBI]]) atau '''adzan''' ([[Bahasa Arab|Arab]]:<font size=5> أذان</font>) merupakan panggilan bagi umat [[Islam]] untuk memberitahu masuknya [[salat]] fardu. Dikumandangkan oleh seorang [[muadzin]] setiap [[salat lima waktu]].
'''Azan''' atau '''''adzan''''' ({{lang-ar|أَذَان|ażān}} {{IPA-ar|ʔaˈðaːn|}}), juga ditulis sebagai '''''athan''''', '''''adhane''''' ([[bahasa Prancis]]),<ref name=":3">{{Cite web|title=Adhane - Appel à la prière depuis la Mecque|url=https://m.youtube.com/watch?v=6okulgC3FWo|website=[[YouTube]]}}</ref> '''azaan''' (di [[Asia Selatan]]), dan '''''ezan''''' ([[bahasa Turki]])<ref name=":4">{{Cite book|last=Dessing|first=Nathal M.|year=2001|title=Rituals of Birth, Circumcision, Marriage, and Death Among Muslims in the Netherlands|publisher=Peeters Publishers|isbn=978-9-042-91059-1|page=25}}</ref> atau '''bang'''<ref>{{kamus|bang}}</ref> (dari bahasa Persia, بانگ) merupakan panggilan ibadah bagi umat [[Islam]] untuk menunaikan [[salat]].
 
Azan merupakan panggilan pertama yang diperdengarkan secara keras dari [[masjid]] setiap [[salat lima waktu]], dan dahulu dari [[menara masjid]], sebelum diperkenalkannya [[pengeras suara]]. Panggilan kedua setelah azan dinamakan ''[[Ikamah|iqamah]]'' digunakan untuk memberitahu [[makmum]] bahwa ibadah salat akan segera dimulai. Hanya di Turki, ''ezan'' diperdengarkan dengan lima macam gaya berbeda pada tiap periode; ''saba, uşşak, hicaz, rast, segah''.<ref>{{cite web|title=Orhan SELEN - EZAN MAKAMLARI|url=https://www.anayurtgazetesi.com/yazar/EZAN-MAKAMLARI/28088/}}</ref>
== Lafal azan ==
=== Lafal azan sunni ===
[[Berkas:Adhan wiki ogg.ogg|thumb|Versi azan sunni, dengan logat Arab]]
Lafal azan terdiri dari tujuh bagian:
# ''[[Allahu Akbar|Allahu Akbar, Allahu Akbar]]'' (2 kali) <br />"[[Allah]] Maha Besar, Allah Maha Besar"
# ''Asyhadu alla ilaha illallah'' (2 kali) <br />"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah"
# ''Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah'' (2 kali) <br />"Aku bersaksi bahwa [[Muhammad]] adalah Rasul Allah"
# ''Hayya 'alash sholah'' (2 kali) <br />"Mari menunaikan [[salat]]"
# ''Hayya 'alal falah'' (2 kali) <br />"Mari meraih kemenangan"
# ''Ashsalatu khairum minan naum'' (2 kali) <br />"Salat itu lebih baik daripada tidur" (hanya diucapkan dalam azan Awal sebelum adzan shubuh untuk membangunkan orang untuk sholat malam,di dalam adzan shubuh lafal ini tidak diucapkan)
# ''Allahu Akbar, Allahu Akbar'' (1 kali) <br />"[[Allah]] Maha Besar, Allah Maha Besar"
# ''Lailaha ilallah'' (1 kali) <br />"Tiada Tuhan selain Allah"
 
== Sejarah azan dan iqamahEtimologi ==
Kata ''azan'' sendiri berasal dari kata ''ażina'' {{lang|ar|أَذَّنَ}} yang berarti "mendengar" atau "diberitahukan".<ref name=":3" /><ref name=":4" />
Azan mulai disyariatkan pada tahun kedua [[Hijriah]]. Mulanya, pada suatu hari Nabi [[Muhammad]] {{SAW}} mengumpulkan para sahabat untuk memusyawarahkan bagaimana cara memberitahu masuknya waktu [[salat]] dam mengajak orang ramai agar berkumpul ke [[masjid]] untuk melakukan salat berjamaah.
 
Kata lainnya yang diturunkan dari ''ażina'' adalah ''użun'' ({{lang|ar|أُذُن}}), berarti "telinga".
Di dalam musyawarah itu ada beberapa usulan. Ada yang mengusulkan supaya dikibarkan [[bendera]] sebagai tanda [[waktu]] salat telah masuk. Apabila benderanya telah berkibar, hendaklah orang yang melihatnya memberitahu kepada umum. Ada juga yang mengusulkan supaya ditiup [[trompet]] seperti yang biasa dilakukan oleh pemeluk agama [[Yahudi]].
 
== Sejarah ==
Ada lagi yang mengusulkan supaya dibunyikan [[lonceng]] seperti yang biasa dilakukan oleh orang [[Nasrani (sekte)|Nasrani]]. Ada seorang sahabat yang menyarankan bahwa manakala waktu salat tiba, maka segera dinyalakan [[api]] pada tempat yang tinggi di mana orang-orang bisa dengan mudah melihat ke tempat itu, atau setidaknya, asapnya bisa dilihat orang walaupun berada di tempat yang jauh. Yang melihat api itu, hendaklah datang menghadiri salat berjamaah.
=== Sunni ===
[[Sunni]] menyatakan bahwa azan tidak ditulis atau diucapkan oleh nabi Islam, Muhammad, tetapi oleh salah satu [[Sahabat Nabi|Sahabatnya]] (para sahabatnya). Abdullah ibn Zayd, seorang sahabi Muhammad, mendapat penglihatan dalam mimpinya, di mana azan diwahyukan kepadanya oleh Tuhan. Dia kemudian menceritakan hal ini kepada teman-temannya. Sementara itu, kabar ini sampai ke Muhammad, yang membenarkannya. Karena suaranya yang menakjubkan, Muhammad memilih seorang budak Habeshan yang telah dibebaskan bernama [[Bilal bin Rabah|Bilal ibn Rabah al-Habashi]] untuk mengumandangkan azan. Muhammad lebih menyukai seruan itu daripada penggunaan [[lonceng]] (seperti yang digunakan oleh umat [[Kristen]]) dan [[terompet]] (seperti yang digunakan oleh umat [[Yahudi]]).<ref name="Sunan Abu Dawood">{{Cite web |title=Sahih Muslim |url=https://sunnah.com/muslim/4 |access-date=2020-03-18 |website=sunnah.com}}</ref><ref name="Sunan al-Tirmidhi">Sunan al-Tirmidzi (Arab) Bab Fitan, 2:45 (India) dan 4:501 Hadis #2225 (Mesir); Hadits #2149 (penomoran al-'Alamiyyah)</ref><ref>{{cite book |last=Haykal |first=Muhammad Husayn |author-link=Muhammad Husayn Haykal |title=The Life of Muhammad |url=https://books.google.com/books?id=fOyO-TSo5nEC&pg=PA200 |isbn= 9789839154177|page=200|date=Mei 1994}}</ref>
 
Mulanya, pada suatu hari Nabi Muhammad mengumpulkan para sahabatnya untuk meminta pendapat mereka mengenai bagaimana metode terbaik untuk memberi tahu umat muslim tentang masuknya waktu [[salat]]. Beberapa dari mereka mengusulkan penggunaan [[trompet]], tetapi Nabi tidak menyukainya karena itu menyerupai orang-orang [[Agama Yahudi|Yahudi]]. Lalu ada yang mengajukan penggunaan [[lonceng]], tetapi itu juga tidak disukai oleh Nabi karena menyerupai orang-orang [[Kristen|Nasrani]].<ref>{{Cite web|title=Hadits Majah No. 699 {{!}} Memulai adzan|url=http://www.hadits.id/hadits/majah/699|website=Hadits.id|access-date=2022-02-22}}</ref> Apalagi dengan fakta bahwa Nabi Muhammad di lain kesempatan bersabda, "Lonceng (''الجرس'') adalah alat musik setan",<ref name=":0">{{Cite web|title=Sahih Muslim 2114 - The Book of Clothes and Adornment - كتاب اللباس والزينة - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:2114|website=sunnah.com|access-date=2022-02-22}}</ref> dan "Malaikat tidak menemani para pejalan yang ada lonceng dan [[anjing]] bersamanya."<ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 2113a - The Book of Clothes and Adornment - كتاب اللباس والزينة - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:2113a|website=sunnah.com|access-date=2022-02-22}}</ref> Namun terdapat pula riwayat-riwayat [[Shahih (disambiguasi)|sahih]] yang berisi bahwa ketika Nabi Muhammad ditanyakan bagaimana wahyu dari Allah turun kepada beliau, Sang Nabi menjawab, wahyu dari Allah "terkadang turun kepadaku seperti bunyi lonceng (''الجرس'' )."<ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 2333b - The Book of Virtues - كتاب الفضائل - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:2333b|website=sunnah.com|access-date=2022-02-22}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3215 - Beginning of Creation - كتاب بدء الخلق - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:3215|website=sunnah.com|access-date=2022-02-22}}</ref>
Semua usulan yang diajukan itu ditolak oleh Nabi. Tetapi, dia menukar lafal itu dengan ''assalatu jami’ah'' (marilah salat berjamaah). (KYP3095) Lantas, ada usul dari [[Umar bin Khattab]] jika ditunjuk seseorang yang bertindak sebagai pemanggil kaum Muslim untuk salat pada setiap masuknya waktu salat. Kemudian saran ini bisa diterima oleh semua orang dan Nabi [[Muhammad]] {{SAW}} juga menyetujuinya.
<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 2 - Revelation - كتاب بدء الوحى - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:2|website=sunnah.com|access-date=2022-02-22}}</ref>
<ref>Traditionally 4x.{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 2 - Revelation - كتاب بدء الوحى - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:2|website=sunnah.com|access-date=2022-02-22}}Followers of the [[Maliki]] [[madhhab]] also repeat this line four times.</ref>
 
Kemudian pada suatu malam, salah seorang sahabat Nabi dari kaum [[Kaum Anshar|Ansar]], yakni Abdullah bin Zaid, mendapatkan mimpi di mana ia bertemu dengan seorang pria yang membawa lonceng yang memberitahunya mengenai lafal adzan. Tercatat salah satunya pada hadis berikut:
=== Asal muasal azan dan iqamat ===
{{cquote|Diriwayatkan dari Abdullah bin Zaid bahwa sewaktu [[Muhammad|Rasulullah]] (ﷺ) memerintahkan agar dibuatkannya sebuah lonceng supaya nantinya dipukul untuk mengumpulkan orang-orang agar mengerjakan salat, seseorang yang membawa lonceng datang menghampiriku dalam tidurku, dan aku berkata: "Wahai hamba Allah, akankah kau menjual lonceng itu?", Pria itu menjawab: "Akan kau gunakan untuk apa?", Aku menjawab, "Kami akan menggunakannya untuk memanggil orang-orang untuk salat." Ia berkata: "Maukah bila kuusulkan hal yang lebih baik dari itu." Aku menjawab, "Tentu", Lalu dia memberitahuku untuk mengucapkan
Lafal azan tersebut diperoleh dari hadis tentang asal muasal adzan dan [[iqamah]]:
* ''Allāhu akbar, Allāhu akbar'' (2 kali)
{{cquote|
* ''Asyhadu an lā ilāha illāllāh'' (2 kali)
[[Abu Daud]] mengisahkan bahwa [[Abdullah bin Zaid]] berkata sebagai berikut: "Ketika cara memanggil kaum muslimin untuk salat dimusyawarahkan, suatu malam dalam tidurku aku bermimpi. Aku melihat ada seseorang sedang menenteng sebuah lonceng. Aku dekati orang itu dan bertanya kepadanya, "apakah ia bermaksud akan menjual lonceng itu? Jika memang begitu, aku memintanya untuk menjual kepadaku saja". Orang tersebut justru bertanya," Untuk apa?" Aku menjawabnya, "Bahwa dengan membunyikan lonceng itu, kami dapat memanggil kaum muslim untuk menunaikan salat". Orang itu berkata lagi, "Maukah kamu kuajari cara yang lebih baik? dan aku menjawab, "ya" dan dia berkata lagi dengan suara yang amat lantang:
* ''Asyhadu anna Muḥammadar rasūlullāh'' (2 kali)
* ''Allahu Akbar Allahu Akbar''
* ''Ḥayya ʿalaṣ-ṣalāh'' (2 kali)
* ''Asyhadu alla ilaha illallah''
* ''Ḥayya ʿalal-falaḥ'' (2 kali)
* ''Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah''
* ''Allāhu akbar, Allāhu akbar''
* ''Hayya 'alash sholah'' (2 kali)
* ''Hayya 'alalilāha falahillāllāh'' (2 kali)
* ''Allahu Akbar Allahu Akbar''
* ''La ilaha illallah''
 
Ia lalu mundur beberapa langkah, dan berkata: "Untuk [[ikamah]], ucapkanlah:
Ketika esoknya aku bangun, aku menemui Nabi [[Muhammad]] {{SAW}}, dan menceritakan perihal mimpi itu kepadanya, kemudian Nabi Muhammad {{SAW}}, berkata, "Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah disamping [[Bilal bin Rabbah|Bilal]] dan ajarilah dia bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia harus mengumandangkan adzan seperti itu dan dia memiliki suara yang amat lantang." Lalu akupun melakukan hal itu bersama Bilal." Rupanya, mimpi serupa dialami pula oleh Umar. Ia juga menceritakannya kepada Nabi Muhammad {{SAW}}.
* ''Allāhu akbar, Allāhu akbar''
* ''Asyhadu an lā ilāha illāllāh''
* ''Asyhadu anna Muḥammadan rasūlullāh''
* ''Ḥayya ʿalaṣ-ṣalāh''
* ''Ḥayya ʿalal-falaḥ''
* ''Qad qāmatiṣ-ṣalāh'' (2 kali)
* ''Allāhu akbar, Allāhu akbar''
* ''Lā ilāha illāllāh''
 
Ketika subuh tiba, aku datang mengunjungi Rasulullah (ﷺ) dan memberitahukan beliau akan apa yang aku lihat dalam mimpiku. Beliau berkata: "itu adalah penglihatan yang nyata, dan dia (Bilal) mesti menggunakan itu untuk memanggil orang untuk salat, karena dia lebih keras suaranya daripada kalian." Lalu aku berdiri bersama Bilal dan mulai mengajarkan kata-kata tersebut dan ia menggunakannya dalam memanggil orang-orang untuk sholat. [[Umar bin Khattab]] (''radiyallahu 'anhu'') mendengarnya ketika berada di rumahnya dan datang dengan jubahnya terseret-tereseret dan berkata: "Rasulullah. Demi Zat yang telah mengirimkanmu kebenaran, aku juga melihat hal yang sama dengan apa yang dipertunjukkan kepadanya." Rasulullah pun berkata: "Maka segala puji hanya bagi Allah."<ref>{{Cite web|title=Sunan Abi Dawud 499 - Prayer (Kitab Al-Salat) - كتاب الصلاة - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/abudawud:499|website=sunnah.com|access-date=2022-02-22}}</ref><ref>Hadis riwayat Abu Dawud (499), at-Tirmidzi (189) secara ringkas tanpa cerita Abdullah bin Zaid tentang mimpinya, al-Bukhari dalam ''Khalq Af'al al-Ibad'', ad-Darimi (1187), Ibnu Majah (706), Ibnu Jarud, ad-Daruquthni, al-Baihaqi, dan Ahmad (16043-redaksi di atas). At-Tirmidzi berkata: "Ini hadits hasan shahih". Juga dishahihkan oleh jamaah imam ahli hadits, seperti al-Bukhari, adz-Dzahabi, an-Nawawi, dan yang lainnya. Demikian diutarakan [[Muhammad Nashiruddin Al-Albani|al-Albani]] dalam al-Irwa (246), Shahih Abu Dawud (512), dan Takhrij al-Misykah (I: 650).</ref>}}
Setelah lelaki yang membawa lonceng itu melafalkan azan, dia diam sejenak, lalu berkata: "Kau katakan jika salat akan didirikan:
* ''Allahu Akbar, Allahu Akbar''
* ''Asyhadu alla ilaha illallah''
* ''Asyhadu anna Muhammadarrasullulah''
* ''Hayya 'alash sholah''
* ''Hayya 'alal falah''
* ''Qod qomatish sholah'' (2 kali), artinya "Salat akan didirikan"
* ''Allahu Akbar, Allahu Akbar''
* ''La ilaha illallah''
 
Kejadian dalam hadis tersebut terjadi di [[Madinah]] pada tahun pertama [[Hijriah]] atau 622 M.<ref>{{id}}Saiyid Sabiq. [[1974]] ''Fikih Sunnah 1'', Bandung: PT Alma'arif. h. 197.</ref>
Begitu [[subuh]], aku mendatangi Rasulullah {{SAW}} kemudian kuberitahu dia apa yang kumimpikan. Diapun bersabda: "Sesungguhnya itu adalah mimpi yang benar, insya [[Allah]]. Bangkitlah bersama Bilal dan ajarkanlah kepadanya apa yang kau mimpikan agar diadzankannya (diserukannya), karena sesungguhnya suaranya lebih lantang darimu." Ia berkata: Maka aku bangkit bersama Bilal, lalu aku ajarkan kepadanya dan dia yang berazan. Ia berkata: Hal tersebut terdengar oleh Umar bin al-Khaththab ketika dia berada di rumahnya. Kemudian dia keluar dengan selendangnya yang menjuntai. Dia berkata: "Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan benar, sungguh aku telah memimpikan apa yang dimimpikannya." Kemudian Rasulullah {{SAW}} bersabda: "Maka bagi [[Allah]]-lah segala puji."<ref>Hadis riwayat Abu Dawud (499), at-Tirmidzi (189) secara ringkas tanpa cerita Abdullah bin Zaid tentang mimpinya, al-Bukhari dalam ''Khalq Af'al al-Ibad'', ad-Darimi (1187), Ibnu Majah (706), Ibnu Jarud, ad-Daruquthni, al-Baihaqi, dan Ahmad (16043-redaksi di atas). At-Tirmidzi berkata: "Ini hadits hasan shahih". Juga dishahihkan oleh jamaah imam ahli hadits, seperti al-Bukhari, adz-Dzahabi, an-Nawawi, dan yang lainnya. Demikian diutarakan [[Muhammad Nashiruddin Al-Albani|al-Albani]] dalam al-Irwa (246), Shahih Abu Dawud (512), dan Takhrij al-Misykah (I: 650).</ref>}}
 
Pada saat [[salat Jumat]] (''Salat al-Jumu'ah''), ada satu azan tetapi sebagian Muslim Sunni menambahnya menjadi dua azan; yang pertama adalah mengajak masyarakat ke masjid, yang kedua diucapkan sebelum Imam memulai khutbah (khutbah). Tepat sebelum salat dimulai, seseorang di antara jamaah membacakan iqama seperti dalam semua salat. Dasarnya adalah pada masa Khalifah Utsman beliau memerintahkan untuk mengumandangkan dua kali azan, azan pertama dikumandangkan di pasar untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa salat Jumat akan segera dimulai, dan azan kedua akan segera dimulai. menjadi acara rutin yang diadakan di masjid. Tidak semua kaum Sunni lebih menyukai dua kali azan karena kebutuhan untuk memperingatkan masyarakat akan waktu salat yang akan datang sudah tidak penting lagi karena sekarang waktu salat sudah diketahui.{{cn}}
Kejadian dalam hadits tersebut terjadi di [[Madinah]] pada tahun pertama [[Hijriah]] atau 622 M.<ref>{{id}}Saiyid Sabiq. [[1974]] ''Fikih Sunnah 1'', Bandung: PT Alma'arif. h. 197.</ref>
 
=== Adab azanSyiah ===
Sumber-sumber [[Syiah]] menganggap bahwa azan diperintahkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad untuk mengajak umat muslim salat. Bagi mereka, tidak ada seorang pun yang berkontribusi dalam komposisi dan lafal azan. Sementara itu, [[Bilal bin Rabah]] kenyataannya merupakan orang pertama yang mengumandangkan azan secara keras di muka jamaah.<ref name="Sunan Abu Dawood" /><ref name="Sunan al-Tirmidhi" /><ref name="Quran 1">[[Quran]] [http://al-quran.info/?x=y#&&sura=32&aya=21&trans=en-ali_quli&show=both,quran-uthmani&ver=2.00 : Surah Sajda: Ayat 24-25]</ref>
Adapun adab melaksanakan azan menurut [[jumhur]] ulama adalah sebagai berikut:
=== Kriteria muazin ===
# Muslim dan berakal;<ref>"...dan kalaulah mereka berbuat syirik niscaya gugurlah amalan mereka semuanya.” (Al An’am: 88)</ref>
# Baik agamanya;
# Diutamakan orang dewasa, namun jika terpaksa anak kecil tidak mengapa;
# Memiliki sifat amanah;<ref>“Imam adalah penanggung jawab sedangkan muadzin adalah orang yang bisa dipercaya…” (HR. Ahmad (6872), dll dari Abu Hurairah)</ref>
# Tidak menerima upah azan;<ref>“Jadikan muadzin yang tidak mengambil upah dalam adzannya.” (HR. Abu Dawud (447) dari Utsman bin Abil Ash)</ref>
# Suara muazin lantang dan merdu;<ref>Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Abdullah bin Zaid: “Lakukanlah bersama Bilal, ajarkan kepadanya apa yang kamu lihat dalam mimpimu, dan hendaklah dia beradzan karena dia lebih tinggi dan bagus suaranya dari kamu.” (HR. Tirmidzi (174) dan Ibnu Majah (698) dari Abdullah bin Zaid)</ref><ref>“Jika kalian adzan, angkatlah suara kalian karena tidaklah ada makhluk Allah yang mendengar adzan kalian, baik jin, manusia, atau apa saja kecuali masing-masing mereka akan menjadi saksi pada hari kiamat.” (HR. Bukhari (574) dari Abu Said Al Khudri)</ref><ref>“Sesungguhnya dia (Bilal) lebih lantang dan merdu suaranya dibandingkan engkau (Abdullah bin Zaid).” (HR. Tirmidzi dari Abdullah bin Zaid)</ref>
 
Yang membedakan azan Sunni dan Syiah adalah keberadaan syahadat ketiga (syahadat [[imamah]]), serta ucapan ''ḥayya ʿalā khairil-ʿamal''{{smallsup|i}}.<ref>{{Cite web|date=2020-12-08|title=Apakah Boleh Menambah dan atau Mengurangi Lafal Adzan?|url=https://republika.co.id/share/qkzpjt320|website=Republika Online|language=id|access-date=2022-12-14}}</ref>
=== Ketentuan dan tata cara azan ===
 
# Muazin disunnahkan suci dari hadas besar dan kecil;<ref>“Suatu hari saya (bilal) berwudlu kemudian saya berdiri untuk melakukan adzan salat.” (HR. Abu Dawud, hasan shahih)</ref>
== Lafal ==
# Berdiri;<ref>“Berdirilah wahai Bilal kemudian serukanlah adzan untuk salat.” (HR. Tirmidzi (175) dari Abdullah bin Zaid)</ref>
{| class="wikitable" style="text-align: center"
# Muazin menghadap ke arah kiblat ketika mengumandangkan azan;
|+Bacaan azan serta perulangannya
# Melakukan azan ditempat tinggi, atau dengan pengeras suara;
! colspan="4" |Perulangan
# Memperhatikan tajwid, memperlambat azan dan mempercepat iqamah;
! rowspan="2" style="width:30%;" |Arab
# Meletakkan jari-jari di telinga ketika adzan;<ref>Dari Abu Juhaifah ia berkata, “Aku melihat Bilal adzan dan aku ikuti bibirnya ke arah sini dan ke arah situ dan jari tangannya berada di dalam kedua lubang telinganya.” (HR. Bukhari (598), Muslim (777) dari Abu Juhaifah)</ref>
! rowspan="2" style="width:30%;" |Transkripsi
# Menengok ke kanan dan ke kiri ketika haya’alatain;<ref>Nabi {{saw}}: “Saya berusaha mengikuti bibirnya, mengucapkan ke kanan dan kiri hayya ‘alash shalah – hayya ‘alal falaah.” (HR. Bukhari Muslim dari Abu Juhaifah)</ref>
! rowspan="2" style="width:30%;" |Terjemahan
|-
![[Sunni]]{{efn|Juga dipakai oleh orang [[Ahmadiyah]]}}<ref name="Sahih Bukhari2">[[Sahih Bukhari]] [http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/089.sbt.html#009.089.329 89.329] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081204000758/http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/089.sbt.html#009.089.329|date=2008-12-04}}</ref><ref name="Sahih Muslim2">[[Sahih Muslim]] [http://www.usc.edu/schools/college/crcc/engagement/resources/texts/muslim/hadith/muslim/020.smt.html : Book 020: Number 4477, 4478, 4480, 4481, 4482, 4483] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110820100533/http://www.usc.edu/schools/college/crcc/engagement/resources/texts/muslim/hadith/muslim/020.smt.html|date=2011-08-20}}</ref><ref name="Sunan Abu Dawood2">{{Cite web|title=Sahih Muslim|url=https://sunnah.com/muslim/4|website=sunnah.com|access-date=2020-03-18}}</ref><ref name="Sunan al-Tirmidhi2">Sunan al-Tirmidhi (Arabic) Chapter of Fitan, 2:45 (India) and 4:501 Tradition # 2225 (Egypt); Hadith #2149 (numbering of al-'Alamiyyah)</ref>
![[Syiah]]<ref name="Sunan Abu Dawood2" /><ref name="Sunan al-Tirmidhi2" /><ref name="Quran 12">[[Quran]] [http://al-quran.info/?x=y#&&sura=32&aya=21&trans=en-ali_quli&show=both,quran-uthmani&ver=2.00 : Surah Sajda: Ayah 24-25]</ref>
![[Zaidiyah]]
![[Quranisme]]
<ref>M. Ed., Loyola University-Maryland; B. S.. "What Do 'Submitters' or Quranists Believe?".</ref><ref>{{Cite web|title=Quranist Adhaan|url=https://www.youtube.com/watch?v=HgvclJpckP8|website=Quranist Dhikr|archive-url=https://ghostarchive.org/varchive/youtube/20211118/HgvclJpckP8|archive-date=2021-11-18|url-status=live}}{{cbignore}}</ref>
|-
|4× atau 2×{{efn|Mayoritas 4×.<ref>Kitab rab as-sad by Sana'ani</ref> Azan mazhab [[Maliki]] dapat diucapkan empat atau dua kali.}}
|4×
|8× atau 4× atau 2×
|2×
| dir="rtl" lang="ar" |ٱللَّٰهُ أَكْبَرُ
|[[Takbir|Allāhu akbar{{smallsup|u}}]]
|Allah Maha Besar
|-
! colspan="4" |2×
| dir="rtl" lang="ar" |أَشْهَدُ أَن لَّا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّٰهُ
|[[Syahadat|asyhadu an lā ilāha illallāh{{smallsup|u}}]]
|Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah
|-
! colspan="3" |2×
| dir="rtl" lang="ar" |Tidak ada
|أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ ٱللَّٰهِ
|asyhadu anna Muḥammadar rasūlullāh{{smallsup|i}}
|Aku bersaksi bahwa [[Muhammad]] adalah Utusan Allah
|-
|-
! colspan="4" |2×
| dir="rtl" lang="ar" |حَيَّ عَلَى ٱلصَّلَاةِ
----حَيَّ عَلَى ٱلصَّلَاةِ
|ḥayya ʾalaṣ-ṣalāh{{smallsup|ti}}
|Marilah kita Sholat
|-
! colspan="4" |2×
| dir="rtl" lang="ar" |حَيَّ عَلَى ٱلْفَلَاحِ
----حَيَّ عَلَى ٱلْفَلَاحِ
|ḥayya ʿalal-falāḥ{{smallsup|i}}
|Marilah kita Kemenangan
|-
|Tidak ada
! colspan="2" |2×
|Tidak ada
| dir="rtl" lang="ar" |حَيَّ عَلَىٰ خَيْرِ ٱلْعَمَلِ
|ḥayya ʿalā khairil-ʿamal{{smallsup|i}}
|Marilah beramal kebajikan
|-
|2x
{{small|([[Salat Subuh]] saja)}}
! colspan="3" |Tidak ada
| dir="rtl" lang="ar" |ٱلصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنَ ٱلنَّوْمِ
----ٱلصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنَ ٱلنَّوْمِ
|aṣ-ṣalātu khairun minan-naum{{smallsup|i}}
|Sholat itu lebih baik daripada tidur
|-
! colspan="4" |2×
| dir="rtl" lang="ar" |ٱللَّٰهُ أَكْبَرُ
|Allāhu akbar{{smallsup|u}}
|Allah Maha Besar
|-
|1×
|2×
|1×
|1×
| dir="rtl" lang="ar" |لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّٰهُ
|lā ilāha illāllāh{{smallsup|u}}
|Tiada Tuhan selain Allah
|}
Dalam kasus sangat jarang, muazin dapat mengucap ''Sallu fi buyutikum'' (Salatlah kalian di rumah) atau ''Sallu fi rihaalikum'' (Salatlah di tempat kalian berada sekarang) jika terjadi hujan sangat deras, badai, atau cuaca dingin. Kasus lainnya juga dipakai saat pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19. Pengucapan ini dapat digunakan di akhir azan atau dapat melewatkan ucapan ''Hayya ala salah'' dan ''Hayya alal falah''; dan cara lain tersebut pernah diriwayatkan.{{Notelist|notes=}}
 
== Adab azan ==
{{Utama|Muazin}}
[[Berkas:Muezzin.jpg|jmpl|Seorang muazin mengumandangkan azan]]
Adab azan berdasarkan hukum-hukum Islam adalah:
# Muazin harus Islam, berakal sehat, dan cakap dalam ilmu agama dan ibadah.<ref>"...dan kalaulah mereka berbuat syirik niscaya gugurlah amalan mereka semuanya.” (Al An’am: 88)</ref>
# Amanah dan tidak pernah menerima upah.<ref>“Imam adalah penanggung jawab sedangkan muadzin adalah orang yang bisa dipercaya…” (HR. Ahmad (6872), dll dari Abu Hurairah)</ref><ref>“Jadikan muadzin yang tidak mengambil upah dalam adzannya.” (HR. Abu Dawud (447) dari Utsman bin Abil Ash)</ref>
# Suara muazin [[Maqamat|lantang dan merdu]].<ref>Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Abdullah bin Zaid: “Lakukanlah bersama Bilal, ajarkan kepadanya apa yang kamu lihat dalam mimpimu, dan hendaklah dia beradzan karena dia lebih tinggi dan bagus suaranya dari kamu.” (HR. Tirmidzi (174) dan Ibnu Majah (698) dari Abdullah bin Zaid)</ref><ref>“Jika kalian azan, angkatlah suara kalian karena tidaklah ada makhluk Allah yang mendengar azan kalian, baik jin, manusia, atau apa saja kecuali masing-masing mereka akan menjadi saksi pada hari kiamat.” (HR. Bukhari (574) dari Abu Said Al Khudri)</ref><ref>“Sesungguhnya dia (Bilal) lebih lantang dan merdu suaranya dibandingkan engkau (Abdullah bin Zaid).” (HR. Tirmidzi dari Abdullah bin Zaid)</ref>
# [[Taharah|Suci]] dari [[hadas]] dan [[najis]].<ref>“Suatu hari saya (bilal) berwudlu kemudian saya berdiri untuk melakukan azan salat.” (HR. Abu Dawud, hasan shahih)</ref>
# Berdiri menghadap kiblat di tempat yang tinggi atau menggunakan pengeras suara.<ref>“Berdirilah wahai Bilal kemudian serukanlah azan untuk salat.” (HR. Tirmidzi (175) dari Abdullah bin Zaid)</ref>
Azan dikumandangkan jika sudah memasuki waktu salat. [[Muazin]] umumnya berdiri saat mengumandangkan azan,<ref>{{Cite book|title=Mohammad Taqi al-Modarresi (26 March 2016). The Laws of Islam (PDF). Enlight Press. p. 470. ISBN 978-0994240989. Retrieved 8 August 2018}}</ref> serta meletakkan jari-jari di telinga ketika azan.<ref>Dari Abu Juhaifah ia berkata, “Aku melihat Bilal azan dan aku ikuti bibirnya ke arah sini dan ke arah situ dan jari tangannya berada di dalam kedua lubang telinganya.” (HR. Bukhari (598), Muslim (777) dari Abu Juhaifah)</ref> Setiap lafal azan dipisahkan dengan [[Tanda istirahat (musik)|jeda]] panjang diulang berdasarkan ketentuan urutan lafal. Muazin umumnya menengok ke kanan dan ke kiri ketika mengucapkan ''ḥayya alaṣ-ṣalāh{{smallsup|ti}}'' dan ''ḥayya ʿalal-falāḥ''{{smallsup|i}}.<ref>Nabi {{saw}}: “Saya berusaha mengikuti bibirnya, mengucapkan ke kanan dan kiri hayya ‘alash shalah – hayya ‘alal falaah.” (HR. Bukhari Muslim dari Abu Juhaifah)</ref> Jika [[lafal]] diulang dua kali, lafal pertama dalam azan umumnya memiliki batas [[Interval (musik)|interval]] yang terbatas, kurang melismatik, dan lebih pendek. Lafal [[Perulangan (musik)|kedua]] umumnya lebih panjang, penuh dengan [[melisma]], dan intervalnya dapat mencapai lebih dari satu [[oktaf]]. Bentuk azan dicirikan oleh nada-nada yang saling kontras serta berisi dua belas bagian melodi yang berpindah dari satu pusat nada ke pusat nada lain dalam satu [[maqamat]], dengan interval ''perfect'' 4 atau ''perfect'' 5. Banyak geografi Timur Tengah memiliki ciri khas maqamat: [[Madinah]], Arab Saudi menggunakan maqamat al-Bayati, sedangkan [[Makkah]] menggunakan maqamat Hijaz. [[Tempo]] azan biasanya lebih lambat; dan dapat dipercepat dengan sedikit melisma untuk Salat Magrib. Selama festival, azan dapat diperdengarkan secara [[antifon]] sebagai [[duet]].<ref>[[Habib Hassan Touma|Touma, Habib Hassan]] (1996). ''The Music of the Arabs'', p.157-158, trans. Laurie Schwartz. Portland, Oregon: Amadeus Press. {{ISBN|0-931340-88-8}}.</ref>
 
== Menjawab azan ==
=== Sunni ===
Apabila mendengar suara azan, disunahkan untuk menjawab azan tersebut sebagaimana yang diucapkan oleh [[muazin]], kecuali apabila muazin mengucapkan: "Hayya alash-shalah", "Hayya alal-falah", dan "Ashsalatu khairum minan-naum" (dalam azan Subuh).
Apabila mendengar suara azan, jamaah akan menjawab azan tersebut dengan mengucapkan lafal yang sama dengan yang diucapkan oleh [[muazin]], kecuali apabila muazin mengucapkan: ''ḥayya alaṣ-ṣalāh{{smallsup|ti}}'', ''ḥayya ʿalal-falāḥ{{smallsup|i}}'', dan ''aṣ-ṣalātu khairun minan-naum''{{smallsup|i}} <ref>Muwatta</ref>
 
Jawaban atas ''ḥayya alaṣ-ṣalāh{{smallsup|ti}}'' dan ''ḥayya ʿalal-falāḥ{{smallsup|i}}'', adalah "{{lang|ar|لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللَّٰهِ}}" (''lā ḥaula wa lā quwwata ʾillā bi-llāh{{smallsup|i}}'' "tidak ada daya dan upaya melainkan dengan Allah").<ref>Sahih Al-Bukhari #548</ref> Sementara itu, jawaban atas ''aṣ-ṣalātu khairun minan-naum{{smallsup|i}}'' adalah "{{Lang|ar|صَدَقْتَ وَبَرَرْتَ}}" (''ṣadaqta wa-bararta'' "Benar dan bagus ucapanmu").<ref>{{Cite web|last=Ramadhan|first=M.S.|date=2022-07-12|title=Bacaan Adzan Subuh: Arab, Latin, dan Terjemahan Beserta Cara Menjawabnya|url=https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/5b2Jlv4b-bacaan-adzan-subuh-arab-latin-dan-terjemahan-beserta-cara-menjawabnya|website=medcom.id|language=id|access-date=2023-01-02}}</ref>
 
Bacaan doa setelah azan adalah:
 
* Kesaksian iman
{{blockquote|{{lang|ar|وَأَنَا أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ رَضِيتُ بِٱللَّٰهِ رَبًّا وَمُحَمَّدٍ رَسُولًا وَبِٱلْإِسْلَامِ دِينًا}}
''{{transliteration|ar|wa anā asyhadu ʾan lā ʾilāha ʾillāllāhu waḥdahu lā syarīka lahu wa anna muḥammadan ʿabduhu wa-rasūluhu, raḍītu bi-llāhi rabban wa-bi-muḥammadin rasūlan wa-bi-lʾislāmi dīnā{{smallsup|n}}}}''
<br/>
“Dan aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Aku rela Allah Tuhanku, Muhammad rasulku, dan Islam agamaku.”<ref name="muslimgoogle.com">{{Cite web |url=https://www.muslimgoogle.com/2020/10/dua-after-adhan.html |title=Salinan arsip |access-date=2022-12-14 |archive-date=2020-10-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20201022174729/https://www.muslimgoogle.com/2020/10/dua-after-adhan.html |dead-url=yes }}</ref>|author=|title=|source=}}
 
* Selawat kepada Nabi Muhammad
{{blockquote|{{lang|ar|ٱللَّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ٱللَّٰهُمَّ بَارِكْ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ}}
''{{transliteration|ar|allāhumma ṣalli ʿalā muḥammadin wa-ʿalā āli muḥammadin, kamā ṣallaita ʿalā ibrāhīma wa-ʿalā āli ʾibrāhīma, innaka ḥamīdun majīd. allāhumma bārik ʿalā muḥammadin wa-ʿalā āli muḥammadin, kamā bārakta ʿalā ibrāhīma wa-ʿalā āli ibrāhīma innaka ḥamīdun majīd{{smallsup|un}}}}''
<br/>
“Ya Allah, berilah selawat kepada Nabi Muhammad dan [[ahlulbait|keluarganya]], sebagaimana telah diselawatkan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sungguh, Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia di seluruh alam. Ya Allah, berkahilah Nabi Muhammad dan [[ahlulbait|keluarganya]], sebagaimana telah diberkahi Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sungguh, Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia di seluruh alam.”<ref>Sahih Al-Bukhari 3370</ref>}}
 
* Doa setelah azan
{{blockquote|{{lang|ar|ٱللَّٰهُمَّ رَبَّ هَٰذِهِ ٱلدَّعْوَةِ ٱلتَّامَّةِ وَٱلصَّلَاةِ ٱلْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا ٱلْوَسِيلَةَ وَٱلْفَضِيلَةَ وَٱبْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا ٱلَّذِي وَعَدْتَهُ}}
''{{transliteration|ar|allāhumma rabba hāżihid-daʿwatit-tāmmah waṣ-ṣalātil-qā'imati, āti muḥammadanil-wasīlata wal-faḍīlata wabʿaṡhu maqāman maḥmūdanil-lażī waʿadtah{{smallsup|ū}}}}''
<br/>
“Ya Allah, Tuhan yang menguasai seruan yang sempurna ini dan salat yang didirikan ini, berilah Nabi Muhammad wasilah dan keutamaan, dan tempatkanlah ia ke tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan.”<ref name="muslimgoogle.com" />|author=|title=|source=}}
 
Berdasarkan riwayat [[Abu Daud]], Muhammad bersabda: "Ucapkanlah sebagaimana disebutkan oleh muazin. Lalu jika azan selesai, berdoalah, maka akan dikabulkan".<ref>Abu Dawud 524</ref>
 
=== Syiah ===
Apabila mendengar suara azan, jamaah akan menjawab azan tersebut dengan mengucapkan lafal yang sama dengan yang diucapkan oleh [[muazin]], kecuali apabila muazin mengucapkan: "{{lang|ar|أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّٰهُ}}" dan "{{lang|ar|أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ ٱللَّٰهِ}}" (''asyhadu an lā ilāha illā -llāh{{smallsup|u}}'' dan ''asyhadu anna Muḥammadan rasūlullāh{{smallsup|i}}'') mereka menjawabnya dengan:
 
{{blockquote|{{lang|ar|وَأَنَا أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّٰهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ ٱللَّٰهِ (صَلَّى ٱللَّٰهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ) أَكْتَفِي بِهَا عَمَّنْ أَبَىٰ وَجَحَدَ وَأُعِينُ بِهَا مَنْ أَقَرَّ وَشَهِدَ}}
''{{transliteration|ar|wa anā asyhadu an lā ilāha illallāhu wa asyhadu anna muḥammadan rasūlu -llāhi (ṣallā -llāhu ʿalayhi wa ālihi wa-sallama) aktafī bihā ʿamman abā wa-jaḥada wa uʿīnu bihā man aqarra wa-syahid{{smallsup|a}}}}''
<br/>
“Dan aku (juga) bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah, dan aku berlepas diri dari siapa pun yang menolak kesaksianku dan aku bersedia mendukung siapa saja yang turut bersaksi.”<ref name="Al-Kafi Adhan14">{{cite book |last=Al-Kulayni |first=Ya'qub |date=940 |title=الكافي |trans-title=[[Kitab al-Kafi|Al-Kafi]] |url=https://hubeali.com/books/English-Books/AlKafiVol3/AlKafiV3-TheBookOfSalat(2).pdf#page14 |language=ar, en |publisher=Hub-e-Ali }}</ref>}}
 
Ketika nama Muhammad disebut dalam azan, Syiah akan membaca [[selawat]],<ref name="Al-Kafi Adhan">{{cite book|last=Al-Kulayni|first=Ya'qub|date=940|url=https://hubeali.com/books/English-Books/AlKafiVol3/AlKafiV3-TheBookOfSalat(2).pdf#page8|title=الكافي|publisher=Hub-e-Ali|language=ar, en|trans-title=[[Kitab al-Kafi|Al-Kafi]]}}</ref> seperti ''{{transliteration|ar|ṣallāllāhu ʿalayhī wa ālihī wa-sallam{{smallsup|a}}}}'' ({{lang|ar|صَلَّى ٱللَّٰهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ}}), ''{{transliteration|ar|ṣallallāhu ʿalayhī wa ālih{{smallsup|ī}}}}'' ({{lang|ar|صَلَّى ٱللَّٰهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ}}), atau ''{{transliteration|ar|allāhumma ṣalli ʿalā muḥammadin wa āli muḥammad{{smallsup|in}}}}'' ({{lang|ar|ٱللَّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ}}).
 
Doa setelah azan menurut Syiah:
 
{{blockquote|{{lang|ar|ٱللَّٰهُمَّ ٱجْعَلْ قَلْبِي بَارًّا وَرِزْقِي دَارًّا وَٱجْعَلْ لِي عِنْدَ قَبْرِ نَبِيِّكَ (صَلَّى ٱللَّٰهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ) قَرَارًا وَمُسْتَقَرًّا}}
''{{transliteration|ar|ʾallāhummajʿal qalbī bārran wa-rizqī dārran wa-jʿal lī ʿinda qabri nabīyika (ṣallā -llāhu ʿalayhi wa ālihi wa-sallama) qarāran wa-mustaqarrā{{smallsup|n}}}}''
<br/>
“Ya Allah, luruskanlah hatiku, anugerahkanlah rezeki dari-Mu, dan tempatkanlah untukku di hadapan kubur nabi-Mu (semoga selawat dan salam tercurah padanya dan keluarganya) tempat tinggal dan peristirahatan yang damai.”<ref name="Al-Kafi Adhan14"/>}}
 
== Status hukum ==
 
=== Bangladesh ===
Pada 2016, oposisi [[Khaleda Zia]] merekomendasikan agar pemerintah melarang kumandang azan menggunakan pengeras suara, dengan pejabat pemerintah mengutip masalah keamanan untuk [[Daftar Perdana Menteri Bangladesh|perdana menteri]] [[Sheikh Hasina]]".<ref>{{Cite news|date=28 June 2016|title=Azan not being allowed thru loudhailers for Hasina's security: Khaleda|url=http://en.prothom-alo.com/bangladesh/news/110075/Azan-not-being-allowed-thru-loudhailers-for|newspaper=[[Prothom Alo]]|publisher=[[Prothom Alo]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20170110161622/http://en.prothom-alo.com/bangladesh/news/110075/Azan-not-being-allowed-thru-loudhailers-for|archive-date=2017-01-10|access-date=10 January 2017|url-status=dead}}</ref>{{citation needed|date=March 2017}}
 
=== Israel ===
Pada 2016, majelis kementerian [[Israel]] menyetujui RUU untuk membatasi volume pengeras suara luar azan, karena dianggap sebagai faktor penyumbang polusi suara.<ref>{{cite news|title=Israel to limit volume of prayer call from mosques|url=http://www.jordantimes.com/news/region/israel-limit-volume-prayer-call-mosques}}</ref><ref name=":02">{{cite news|date=14 November 2016|title=Israel to ban use of loudspeakers for 'Azaan' despite protest|url=http://www.thefinancialexpress-bd.com/2016/11/14/53061/Israel-to-ban-use-of-loudspeakers-for-%E2%80%98Azaan%E2%80%99|work=[[The Financial Express (Bangladesh)|The Financial Express]]|publisher=Ynet|access-date=10 January 2017}}</ref><ref name=":1">{{cite news|date=14 November 2016|title=Israeli PM backs bill to limit Azan|url=http://www.dawn.com/news/1296253|newspaper=[[Dawn (newspaper)|Dawn]]|agency=[[Agence France-Presse|AFP]]|access-date=10 January 2017}}</ref> RUU tersebut diajukan oleh [[Knesset|anggota Knesset]] [[Motti Yogev]] dari partai Zionis sayap kanan-jauh [[Rumah Yahudi]] dan Robert Ilatov dari partai sayap kanan [[Yisrael Beiteinu]].<ref name=":02" /> Aturan ini menyebabkan tiga masjid di pedesaan [[Abu Dis]], [[Yerusalem Timur]], dilarang azan untuk [[Salat Subuh]].<ref name=":2">{{cite news|last1=Hawwash|first1=Kamel|date=7 November 2016|title=Israel's ban on the Muslim call to prayer in Jerusalem is the tip of the iceberg|url=https://www.middleeastmonitor.com/20161107-israels-ban-on-the-muslim-call-to-prayer-in-jerusalem-is-the-tip-of-the-iceberg/|publisher=Middle East Monitor|agency=Middle East Monitor|access-date=10 January 2017}}</ref> RUU itu didukung oleh Perdana Menteri [[Benjamin Netanyahu]] yang mengatakan: "Aku tidak dapat menghitung berapa kali—mereka terlalu banyak—bahwa para warga telah berpaling kepadaku dari semua lapisan masyarakat Israel, dari semua agama, terkait keluhan atas kebisingan dan penderitaan yang ditimbulkan akibat kebisingan pengeras suara rumah ibadah."<ref name=":1" /> [[Institut Demokrasi Israel]], sebuah wadah pemikir non-partisan, prihatin RUU tersebut menghambat hak-hak umat Islam, dan membatasi kebebasan beragama mereka..<ref name=":1" /><ref name=":2" />
 
=== Turki ===
Setelah gelombang [[Reformasi Atatürk|reformasi]] yang berakhir dengan berdirinya [[Republik Turki]] pada 1923, pemerintahan [[Mustafa Kemal Atatürk|Atatürk]] memperkenalkan sekularisme di Turki. <!-- As he declared the speech in opening ceremony of the [[Grand National Assembly of Turkey]] on November 1, 1937, ''bizim devlet idaresindeki ana programımız, chp programıdır. bunun kapsadığı prensipler, idarede ve siyasette bizi aydınlatıcı ana hatlardır. fakat bu prensipleri, gökten indiği sanılan kitapların dogmalarıyla asla bir tutmamalıdır. biz, ilhamlarımızı gökten ve gaipten değil, doğrudan doğruya hayattan almış bulunuyoruz.''<ref>[http://www.tbmm.gov.tr/tarihce/ataturk_konusma/01_11_1937.pdf TBMM]</ref> --> Salah satu program kerjanya adalah mengubah kalimat azan dari [[bahasa Arab]] ke dalam [[bahasa Turki]].<ref>[http://www.islamonline.net/english/ArtCulture/2004/01/article01.shtml The Adhan in Turkey] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090412072422/http://www.islamonline.net/english/ArtCulture/2004/01/article01.shtml|date=April 12, 2009}}</ref> Setelah debat berkepanjangan, per 1 Februari 1932, Azan dikumandangkan dengan bahasa Turki selama 18 tahun ke depan. Kejadian ini menyebabkan banyak protes mengenai azan bahasa Turki dan protes melonjak. Untuk meredam protes tersebut, pada tahun 1941 dikeluarkan undang-undang baru yang menyatakan bahwa setiap orang yang azan dengan bahasa Arab dipidana dengan pidana penjara 3 bulan dan/atau denda 300 lira.
 
Pada 17 Juni 1950, pemerintahan baru yang dipimpin [[Adnan Menderes]], mengembalikan bahasa Arab sebagai [[bahasa liturgi]].<ref>{{Cite web|last=Aydar|first=Hidayet|date=2006|title=The issue of chanting the Adhan in languages other than Arabic and related social reactions against it in Turkey|url=http://dergipark.gov.tr/download/article-file/10182|website=dergipark.gov.tr|pages=59–62|access-date=2019-01-12|archive-date=2019-01-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20190112195037/http://dergipark.gov.tr/download/article-file/10182|dead-url=yes}}</ref>
 
=== Swedia ===
[[Masjid Fittja]] di [[Botkyrka]], selatan [[Stockholm]], sejak 2013 adalah adalah masjid pertama yang diizinkan mengumandangkan azan untuk [[Salat Jumat]], dengan syarat volume maksimal 60&nbsp;dB.<ref>{{cite web|date=24 April 2014|title=Ljudkablar dras för första böneutropet|url=http://www.dn.se/sthlm/ljudkablar-dras-for-forsta-boneutropet|publisher=[[Dagens Nyheter]]|language=sv|trans-title=Cables laid out for the first call to prayer}}</ref> Di [[Karlskrona]] (provinsi [[Blekinge]], selatan Swedia) sejumlah komunitas Muslim mendirikan [[menara masjid]] pada 2017 dan menggelar azan mingguan sejak itu.<ref>{{cite news|last1=Nyheter|first1=S. V. T.|date=13 Oct 2017|title=Blekinge har fått sin första minaret|trans-title=Blekinge has gotten its first minaret|url=https://www.svt.se/nyheter/lokalt/blekinge/blekinge-har-fatt-sin-forsta-minaret|newspaper=SVT Nyheter|language=sv|publisher=[[Sveriges Television]]|access-date=21 March 2018}}</ref><ref>{{cite web|date=17 Nov 2017|title=Swedish town allows calls to prayer from minaret|url=https://aa.com.tr/en/europe/swedish-town-allows-calls-to-prayer-from-minaret/968559|publisher=[[Anadolu Agency]]|access-date=21 March 2018}}</ref> Masjid sementara di [[Växjö]] juga mengajukan proposal serupa pada Februari 2018,<ref>{{cite news|last1=Nyheter|first1=S. V. T.|date=12 February 2018|title=Moskén i Växjö vill ha böneutrop|trans-title=The mosque in Växjö wants prayer calls|url=https://www.svt.se/nyheter/lokalt/smaland/vaxjos-muslimer-vill-ha-boneutrop|newspaper=SVT Nyheter|language=sv|publisher=[[Sveriges Television]]|access-date=20 March 2018}}</ref> yang menyebabkan debat berkepanjangan skala nasional.<ref>{{cite news|date=15 March 2018|title=Christian Democrat leader opposes Muslim call to prayer in Sweden|url=http://sverigesradio.se/sida/artikel.aspx?programid=2054&artikel=6907797|newspaper=Sveriges Radio|publisher=[[Radio Sweden]]|access-date=20 March 2018}}</ref><ref>{{cite web|author=Lawal Olatunde|date=14 February 2018|title=Swedish church supports Muslims Adhan|url=http://www.islamichotspot.com/swedish-church-supports-muslims-adhan/|publisher=[[Islamic Hotspot]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20180320110727/http://www.islamichotspot.com/swedish-church-supports-muslims-adhan/|archive-date=20 March 2018|access-date=20 March 2018|url-status=dead}}</ref><ref>{{cite web|date=19 March 2018|title=This Jewish leader is defending the Muslim call to prayer in Sweden|url=https://www.alaraby.co.uk/english/news/2018/3/19/this-jewish-leader-is-defending-muslim-mosques-in-sweden|publisher=[[The New Arab]]|access-date=20 March 2018}}</ref> Izin selama setahun akhirnya dikeluarkan oleh Kepolisian Swedia pada bulan Mei tahun yang sama.<ref>{{cite web|last=Thorneus|first=Ebba|date=May 8, 2018|title=Polisen tillåter böneutrop via högtalare|url=https://www.aftonbladet.se/nyheter/a/l10A2y/polisen-tillater-boneutrop-via-hogtalare|website=[[Aftonbladet]]|language=sv|access-date=December 27, 2018}}</ref><ref>{{cite news|last=Broke|first=Cecilia|date=May 8, 2018|title=Polisen ger klartecken till böneutrop i Växjö|trans-title=The Police gives clearance for prayer calls in Växjö|url=https://www.svt.se/nyheter/lokalt/smaland/polisen-ger-klartecken-boneutrop-i-vaxjo|language=sv|access-date=December 27, 2018|website=[[Sveriges Television|SVT]]}}</ref>
 
=== Kuwait dan UEA ===
Dengan mewabahnya [[penyakit koronavirus 2019]], sejumlah kota di Kuwait mengubah teks azan dari ''ḥayya alaṣ-ṣalāh{{smallsup|ti}}'', menjadi to ''as-salatu fi buyutikum'' "salatlah di rumah kalian" atau ''ala sallu fi rihalikum'' "salatlah di mana pun kamu berada".<ref>[https://www.alaraby.co.uk/english/news/2020/3/14/kuwait-mosques-tell-believers-to-pray-at-home Kuwait mosques tell believers to pray at home amid coronavirus pandemic] alaraby.co.uk</ref>
 
Negara Muslim lainnya (khususnya Arab Saudi, Malaysia, dan Indonesia) juga melakukan perubahan ini karena umat Islam dilarang salat di masjid selama pandemi sebagai langkah preventif untuk memutus mata rantai pandemi tersebut. Dasar kewenangan mengubah suatu frasa dalam azan dibenarkan dengan petunjuk Nabi Muhammad saat menyerukan azan pada kondisi yang tidak menguntungkan.<ref>[https://sahih-bukhari.com/Pages/Bukhari_1_11.php] Bukhari: Volume 1, Book 11, Number 605</ref>
 
=== Tajikistan ===
Penggunaan pengeras suara masjid untuk azan dilarang dengan berlakunya Undang-Undang No. 489 tanggal 26 Maret 2009 tentang Kebebasan Beragama.<ref>{{Cite journal|last=Roznai|first=Yaniv|date=2017-06-07|title=Negotiating the Eternal: The Paradox of Entrenching Secularism in Constitutions|url=https://papers.ssrn.com/abstract=2982275|journal=Michigan State Law Review|language=en|location=Rochester, NY|volume=253|pages=282|doi=10.2139/ssrn.2982275|ssrn=2982275}}</ref>
 
=== Uzbekistan ===
Pada 2005, mantan presiden Uzbek [[Islam Karimov]] melarang azan dikumandangkan di negara itu; larangan itu dicabut pada November 2017 oleh penggantinya, [[Shavkat Mirziyoyev]].<ref>{{Cite news|title=An Uzbek spring has sprung, but summer is still a long way off|url=https://www.economist.com/asia/2017/12/14/an-uzbek-spring-has-sprung-but-summer-is-still-a-long-way-off|work=The Economist|issn=0013-0613|access-date=2022-11-13}}</ref>
 
Di negara lain, tidak ada hukum tertulis yang melarang azan di masjid dan musala.{{fact|date=December 2022}}
 
== Penggunaan di media ==
 
=== Televisi ===
Di negara mayoritas [[Dunia Muslim|Muslim]], setiap stasiun televisi dan radio menyiarkan azan pada jam-jam salat. Di Indonesia dan Malaysia, azan wajib disiarkan hanya pada salat Subuh dan Magrib, kecuali stasiun TV dan radio yang dikhususkan untuk pemirsa non-Islam. Untuk [[Jaringan televisi Islam|stasiun TV Islam]], azan boleh diperdengarkan setiap salat 5 waktu. Azan umumnya disiarkan dengan tayangan sinematik yang menampilkan masjid, muazin, dan para jamaah yang akan salat di masjid. Bahkan beberapa stasiun TV menyertakan pendekatan artistik dan budaya yang melibatkan banyak aktor dan alur cerita religius.<ref>{{YouTube|id=F7yawnsPJH8|title=Adzan Maghrib RCTI 2015}}</ref>
 
Rekaman muazin [[Masjidilharam]], [[Ali Ahmed Mulla|Ali Ahmad Mulla]], banyak digunakan di TV dan radio.
 
=== Lagu kebangsaan Turki ===
Bait kedelapan ''[[İstiklâl Marşı]],'' lagu kebangsaan Turki, memuat kata "Azan":
{{blockquote|Ruhumun senden İlahî, şudur ancak emeli:<br/>Değmesin mabedimin göğsüne namahrem eli.<br/>Bu '''ezanlar''', ki şehadetleri dinin temeli,<br/>Ebedî, yurdumun üstünde benim inlemeli.}}
 
=== "The Armed Man" ===
Apabila muazin mengucapkan "Hayya alash-shalah" atau "Hayya alal-falah", disunahkan menjawabnya dengan lafal "La haula wa la quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhim" yang artinya "Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah". Apabila muazin mengucapkan "Ashsalatu khairum minan-naum" dalam azan Subuh, disunahkan menjawabnya dengan lafal "Shadaqta wa bararta wa ana 'ala dzalika minasy syahidin" yang artinya "Benarlah engkau dan baguslah ucapanmu dan saya termasuk orang-orang yang menyaksikan kebenaran itu".
Azan muncul dalam komposisi [[The Armed Man|"The Armed Man: A Mass For Peace"]] karya [[Karl Jenkins]].
 
== Lihat pula ==
* [[Iqamah]]
* [[WudhuMuazin]]
* [[Selawat Tarhim]], bacaan selawat sebelum azan di Indonesia.
* [[Salat]]
* [[Zikir]]
* [[Ma'rifat]]
* [[Puasa]]
* [[Zakat]]
* [[Haji]]
 
== Daftar pustaka ==
* ''Ensiklopedia Islam''. [[1997]] Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam. [[Jakarta]]: Ichtiar Baru Van Hoeve.
 
== Catatan kakiRujukan ==
{{reflist}}