Nurcholish Madjid: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan kesalahan ketik Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(42 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox
|name = {{PAGENAME}}
|image = Cak Nur.jpeg
|imagesize = 250px
|caption =
|
|
|
|occupation = {{hlist|[[Akademisi]]|[[cendekiawan]]|[[budayawan]]}}
▲|deathplace = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|yearsactive = [[1965]]—[[2005]]
|spouse = Omie Komariah Madjid
Baris 17 ⟶ 16:
}}
{{wikiquote|Cak Nur}}
'''Prof. Dr. Nurcholish Madjid, M.A.''' ({{lahirmati|[[Mojotengah, Bareng, Jombang|Jombang]], [[Jawa Timur]]|17|3|1939|[[Jakarta]]|29|8|2005}}) atau populer dipanggil '''Cak Nur''', adalah seorang pemikir [[Islam]], cendekiawan, dan budayawan [[Indonesia]]. Pada masa mudanya sebagai aktivis & kemudian Ketua Umum [[Himpunan Mahasiswa Islam]] (HMI). Ia menjadi satu-satunya tokoh yang pernah menjabat sebagai ketua Umum HMI selama dua periode. Ide dan gagasannya tentang sekularisasi dan pluralisme pernah menimbulkan kontroversi dan mendapat banyak perhatian dari berbagai kalangan masyarakat. Nurcholish pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penasihat [[Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia]], dan sebagai Rektor [[Universitas Paramadina]], sampai dengan wafatnya pada tahun 2005.
==
=== Masa kecil dan pendidikan ===
Ia lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga [[kiai]] terpandang di Dusun Mojoanyar, [[Mojotengah, Bareng, Jombang|Desa Mojotengah, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang]], [[Jawa Timur]].{{sfn|Kuntowijoyo, dkk.|2003|pp=18}} Ayahnya adalah KH. Abdul Madjid, dikenal sebagai pendukung [[Masyumi]];{{sfn|Kuntowijoyo, dkk.|2003|pp=173}} sedangkan ibunya bernama Fatonah, putri Kiai Abdullah Sadjad dari Kediri.{{sfn|Kuntowijoyo, dkk.|2003|pp=18}}{{sfn|Malik|Ibrahim|1998|pp=122}} Ia mempunyai tiga orang adik.{{sfn|Kuntowijoyo, dkk.|2003|pp=18}}
Setelah melewati pendidikan di berbagai pesantren, di antaranya [[Pondok Pesantren Darul 'Ulum (Rejoso)|Pesantren Darul Ulum Rejoso]] di Jombang dan [[Pondok Modern Darussalam Gontor|Pesantren Gontor]] di Ponorogo, Cak Nur menempuh studi kesarjanaan [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|IAIN Jakarta]] ([[1961]]-[[1968]]) sekaligus aktif menjadi Ketua Umum di [[HMI]] & serta merumuskan Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI, yang kemudian menjadi buku pegangan ideologis HMI. Alasannya merumuskan NDP karena organisasi mahasiswa seperti [[CGMI|Central Gerakan Actie Mahasiswa]] (CGMI) yang beraliran komunis memiliki buku pegangan ideologis & [[Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia]] (GMNI) pun memiliki hal serupa. NDP ditulis olehnya tatkala ia sedang melanjutkan kuliahnya di Amerika Serikat ia saat itu berkesempatan untuk melakukan perjalanan keliling Timur Tengah, dari pengalamannya dalam melihat kondisi Islam secara global itulah yang membuatnya tergerak untuk menulis NDP yang kemudian hari jadi buku pegangan ideologis HMI dan membuatnya terpilih menjadi Ketua Umum untuk dua periode. Kemudian ia menjalani studi doktoral di [[Universitas Chicago]], [[Amerika Serikat]] ([[1978]]-[[1984]]),{{sfn|Kuntowijoyo, dkk.|2003|pp=18}} dengan disertasi tentang filsafat dan kalam [[Ibnu Taimiyah]].{{sfn|Kuntowijoyo, dkk.|2003|pp=173}}
=== Ide pembaharuan Islam ===
Cak Nur dianggap sebagai salah satu tokoh pembaruan pemikiran dan gerakan Islam di Indonesia. Cak Nur dikenal dengan konsep pluralismenya yang mengakomodasi keberagaman/ke-bhinneka-an keyakinan di Indonesia. Menurut Cak Nur, keyakinan adalah hak primordial setiap manusia dan keyakinan meyakini keberadaan Tuhan adalah keyakinan yang mendasar. Cak Nur mendukung konsep kebebasan dalam beragama, namun bebas dalam konsep Cak Nur tersebut dimaksudkan sebagai kebebasan dalam menjalankan agama tertentu yang disertai dengan tanggung jawab penuh atas apa yang dipilih. Cak Nur meyakini bahwa manusia sebagai individu yang paripurna, ketika menghadap Tuhan di kehidupan yang akan datang akan bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan, dan kebebasan dalam memilih adalah konsep yang logis.
Sebagai tokoh pembaruan dan
=== Reformasi 1998 ===
Namun, ia juga berjasa ketika bangsa Indonesia mengalami krisis kepemimpinan pada tahun [[1998]]. Cak Nur sering diminta nasihat oleh [[Presiden]] [[Soeharto]] terutama dalam mengatasi gejolak pasca [[kerusuhan Mei 1998]] di [[Jakarta]] setelah Indonesia dilanda krisis hebat yang merupakan imbas [[krisis 1997]]. Atas saran Cak Nur, Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya untuk menghindari gejolak politik yang lebih parah. Ia juga menjadi salah satu pendiri [[Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan]], sebuah [[lembaga swadaya masyarakat]] yang berusaha mewujudkan tata pemerintahan yang baik di [[Indonesia]] secara berkelanjutan.<ref>http://www.kemitraan.or.id/main_ind/content3/21/25/26 {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120520072242/http://www.kemitraan.or.id/main_ind/content3/21/25/26 |date=2012-05-20 }} Para Pendiri</ref>
[[File :Emha Ainun Nadjib, Nurcholish Madjid, Abdurrahman Wahid, Yusril Ihza Mahendra.jpg|jmpl|Nurcholish Madjid bersama Abdurrahman Wahid, Emha Ainun Nadjib, dan Yusril Ihza Mahendra dalam diskusi tentang demokrasi Islam di Jakarta tahun 1998.]]
=== Kontroversi ===▼
Ide dan
▲== Kontroversi ==
▲Ide dan Gagasan Cak Nur tentang [[sekularisasi]] dan [[pluralisme]] tidak sepenuhnya diterima dengan baik di kalangan masyarakat Islam Indonesia. Terutama di kalangan masyarakat Islam yang menganut paham tekstualis literalis ([[tradisional]] dan [[konservatif]]) pada sumber ajaran Islam. Mereka menganggap bahwa paham Cak Nur dan Paramadinanya telah menyimpang dari teks-teks [[Alquran]] dan [[As-sunnah]]. Gagasan Cak Nur yang paling kontroversial adalah saat dia mengungkapkan gagasan "''Islam Yes, Partai Islam No?''" yang ditanggapi dengan polemik berkepanjangan sejak dicetuskan tahun 1960-an <ref>[http://www.jakartapress.com/www.php/news/id/10573/Islam-Yes-Partai-Islam-No-Tetap-Jadi-Polemik.jp "Islam Yes, Partai Islam No" Tetap Jadi Polemik] - ''[[Jakarta Press]]'' [[Daring]], 22 Desember 2009. Diakses 22 April 2010.</ref>, sementara dalam waktu yang bersamaan sebagian masyarakat Islam sedang gandrung untuk berjuang mendirikan kembali partai-partai yang berlabelkan Islam. Konsistensi gagasan ini tidak pernah berubah ketika setelah terjadi reformasi dan terbukanya kran untuk membentuk partai yang berlabelkan agama.
== Meninggal ==
Cak Nur meninggal dunia pada [[29 Agustus]] [[2005]] akibat penyakit [[sirosis hati]] yang dideritanya. Ia dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]] meskipun merupakan warga sipil karena dianggap telah banyak berjasa kepada negara, sebagai penerima [[Bintang
== Pendidikan ==
Baris 66:
* Profesor Tamu, [[Universitas McGill]], [[Montreal]], Kanada, 1991–1992
* Wakil Ketua, Dewan Penasehat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia ([[ICMI]]), 1990–1995
* Anggota Dewan Penasehat
* Penerima Cultural Award
* Rektor Universitas Paramadina Mulya, Jakarta 1998–2005
* Penerima [[Bintang
== Penerbitan (sebagian) ==
Baris 127:
== Pranala luar ==
* {{id icon}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/n/nurcholis-madjid/index.shtml Nucholish Madjid di situs Ensiklopedia Tokoh Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20051122215856/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/n/nurcholis-madjid/index.shtml |date=2005-11-22 }}
{{lifetime|1939|2005|Madjid, Nurcholish}}{{Islam di Indonesia}}
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:Tokoh HMI]]▼
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]▼
[[Kategori:Tokoh dari Jombang]]▼
[[Kategori:Rektor Universitas Paramadina]]
[[Kategori:
[[Kategori:Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
▲[[Kategori:Tokoh dari Jombang]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 66]]
▲[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Himpunan Mahasiswa Islam]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]]
[[fr:Madjid]]
|