Rence Alfons: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(15 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Nama Maluku|([[Suku Ambon|Ambon]])|Alfons}}{{Infobox officeholder
|name = {{PAGENAME}}Rence Alfons
|honorific-suffix =<small> [[Sarjana|S.Sn]]
|name = Rence Alfons
<!-- Disembunyikan sebagai komentar: |image = Rence Alfons.jpgjpeg -->
|imagesize =
|caption =
|background = Musisi
|birthdate = {{birth date and age|19661967|1|18}}
|birthplace = {{negara|Indonesia}} [[Ambon]], [[Indonesia]]
|birthname = Meynard Reynold Nathanael Alfons
|deathdate =
Baris 32:
|Facebook =
}}
'''Meynard Reynold Nathanael Alfons''' atau lebih dikenal dengan '''Rence Alfons''' ({{Lahirmati|[[Ambon]]|18|1|1966}}) adalah pendiri dari [[Molucca Bamboowind Orchestra]] (MBO)<ref>{{cite web|url= http://nasional.kompas.com/read/2011/02/10/01400920/Suara.Damai.dari.Maluku}}</ref> dan sampai sekarang masih memegang tampuk [[konduktor]] orkestra. Selain seorang konduktor, Rence juga dikenal sebagai [[gitaris]], [[komponis]], ''[[arranger]]'', dan juga aktif sebagai [[Pegawai Negeri Sipil|PNS]] yang sehari harinya berkantor di Taman Budaya [[Propinsi]] [[Maluku]]<ref>{{citeCite webnews|urleditor-last=https://m.antaranews.com/berita/303233/mbwoYudono|editor-akan-bernostalgia-di-pesta-teluk}}</ref>first=Jodhi|title=Suara <ref>{{citeDamai webdari Maluku|url=http://mnasional.bisniskompas.com/traveling/read/201209292011/22402/9803910/javascript01400920/Suara.Damai.dari.Maluku|work=[[Kompas.com]]}}</ref>
 
== Kiprah Seni ==
 
Meynard Reynold Nathanael Alfons biasa dipanggil [[Rence Alfons]], menggali budaya musik Maluku, lewat suling bambu yang ditiup secara horizontal, yang tumbuh di masyarakat Kristen Ambon; dan suling bambu yang ditiup ke arah vertikal yang hidup di komunitas Muslim Ambon.<ref>{{Cite news|url=https://m.antaranews.com/berita/303233/mbwo-akan-bernostalgia-di-pesta-teluk|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]}}{{Pranala mati|date=Mei 2021|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}</ref>
 
Berawal dari kegelisahan Rence sebagai lulusan musicology [[Institut Seni Indonesia]] [[Yogyakarta]] , musik suling bambu mulai ditinggalkan oleh generasi muda . Di mata anak muda musik suling bambu sama sekali tidak menarik.<ref>{{Cite news|last=Aziliya|first=Dara|editor-last=Editor|editor-first=News|title=Mau konser ke luar negeri, Wamenparekfraf siap fasilitasi|url=http://m.bisnis.com/traveling/read/20120929/224/98039/javascript|work=[[Bisnis Indonesia|Bisnis.com]]}}</ref>
 
Suling bambu dikenalkan oleh [[Joseph Kam]], penginjil asal [[Belanda]], yang datang ke [[Ambon]] awal abad ke-16. Dia punya latar belakang musik flute, mungkin karena di sini banyak pohon bambu, jadi yang dikembangkan suling bambu. Rence menceritakan suling bambu Maluku kerap dipakai masyarakat untuk mengiringi liturgi di gereja. Tapi, kebiasaan memainkan alat musik ini mulai punah.
Baris 44:
Awal membangun MBO ini pun tidak mudah, hanya sedikit orang yang tertarik. Namun karena niat bulatnya, ia pun menggunakan pendekatan kultural. Ia mulai mengajak orang-orang di sekitarnya memainkan kembali suling bambu Maluku. Ia giat keluar-masuk kedai, sambil minum tuak, dan mengundang orang-orang bergabung dalam orkesnya. Awalnya, hanya lima orang yang berminat. "Mereka orang-orang yang sudah tua," cerita Rence.
 
Dengan kondisi seadanya, kelompok kecil ini mulai berlatih. Karena alat musik ini tidak dijual di toko, maka ia memproduksi sendiri. Bambu diolah dijadikan alat musik. Setiap nada dipastikan presisi dengan tunner (alat penyelaras nada skala diatonik). Agar seperti orkestra, jangkauan nada pun dibagi menjadi lima kelompok suara. Register nada tinggi dipegang suara satu, nada menengah untuk suara dua dan tiga, terakhir nada rendah untuk suara empat dan lima.<ref>{{cite web|title=Salinan arsip|url=http://www2.jawapos.com/baca/artikel/18064/sempat-mati-suri-setelah-kerusuhan-ambon|archive-url=https://web.archive.org/web/20180527153638/http://www2.jawapos.com/baca/artikel/18064/sempat-mati-suri-setelah-kerusuhan-ambon|archive-date=2018-05-27|dead-url=yes|access-date=2017-09-25}}</ref>
 
Kekonsistenan yang dibangun Rence membuahkan hasil, anggota pun kian bertambah. Namun tidak semua memiliki latar belakang dan pengetahuan musik yang sama. Maka, Rence harus mengajari dari awal. "Saya ajari satu-satu bagaimana cara menempelkan bibir ke suling, bagaimana cara meniup," ujar Rence. Anggota orkestra juga ternyata kesulitan membaca not balok. Dengan kesabaran, Rence menuliskan notasi angka di setiap lembarnya.<ref>{{Cite news|editor-last=Baiduri|editor-first=MC Nieke Indrietta|title=Ratusan Artis Ambon Konser Musik di Ritz-Carlton|url=https://m.tempo.co/read/446608/ratusan-artis-ambon-konser-musik-di-ritz-carlton|work=[[Tempo.co]]|language=id}}</ref>
 
Lewat kerja keras sepuluh tahun, perlahan musik suling hidup dan kini menunjukkan geliat yang luar biasa. Kini anggota MBO sudah lebih dari 100 personil sudah tampil di hadapan publik Kota Ambon, pembukaan [[Pesparawi]] Nasional, Pembukaan MTQ Nasional, di Jakarta hingga Negeri Belanda. Anggota orkestra ini juga berasal dari berbagai latar belakang, seperti dosen, mahasiswa, pegawai negeri sipil, penyadap nipar (gula aren), hingga tukang ojek. Mereka diterima tanpa memandang latar belakang agama. Rentang usianya pun bervariasi, 11-70 tahunan.
 
Yang membuat Rence bangga adalah Kehadiran generasi muda dalam kelompok ini, yang berarti suling bambu tidak akan mati.<ref>{{Cite news|editor-last=Yuliastuti|editor-first=Dian|title=Nanti Malam, Cerita Perlawanan Pattimura Dipentaskan|url=https://m.tempo.co/read/720333/nanti-malam-cerita-perlawanan-pattimura-dipentaskan|work=[[Tempo.co]]|language=id}}</ref>
 
== Referensi ==
Baris 56:
 
{{lifetime|1966||Alfons, Rence}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Tokoh dari Kota Ambon]]