Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
(6 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Cover Gerpolek Tan Malaka.jpg|jmpl|Buku Sampul Gerpolek karya Tan Malaka yang diterbitkan oleh Djembatan[[Penerbit Djambatan|Djambatan]]]]
'''Gerpolek''' atau, disingkat dari '''Gerilya, Politik, Ekonomi''', adalah buku yang ditulis oleh [[Tan Malaka]] ketika dia sedang meringkuk di dalam penjara Madiun. Tulisan tersebut adalah hasil dari kekecewaannya terhadap situasi bangsa pada waktu itu dimana menciutnya wilayah Indonesia akibat negara boneka yang dibuat oleh Belanda.<ref>{{Cite news|url=http://www.berdikaribook.red/gerpolek.html|title=GERPOLEK|newspaper=Berdikari Book|language=en-US|access-date=2017-09-25|archive-date=2021-04-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20210411165202/https://www.berdikaribook.red/gerpolek.html|dead-url=no}}</ref> Seluruh buku ini adalah hasil pemikiran, pengetahuan dan semangat kepemimpinan Tan Malaka untuk menjaga negara Indonesia dari segala bentuk kekuatan kolonialisme dan imperialisme. Buku ini mengusulkan pendirian sistem ekonomi yang didasarkan pada produksi oleh rakyat untuk menghadapi gempuran Belanda agar Indonesia juga dapat menjadi negara yang berdikari. [[Soedirman|Jendral Sudirman]] memandang bahwa Gerpolek adalah buku [[strategi militer]].<ref>{{Cite news|url=http://suaraindonesiaraya.id/artikel/tan-malaka-pejuang-penuh-kontroversi|title=TAN MALAKA : Pejuang penuh Kontroversi|language=en|access-date=2017-09-25|archive-date=2017-09-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20170925134813/http://suaraindonesiaraya.id/artikel/tan-malaka-pejuang-penuh-kontroversi|dead-url=yes}}</ref> Didalam buku juga dituliskan apa fungsi sesungguhnya dari Gerpolek itu, Tan Malaka menuliskan bahwa Gerpolek adalah sebuah senjata untuk membela Proklamasi 17 Agustus dan melaksanakan kemerdekaan yang 100 persen.<ref>{{Cite book|title=GERPOLEK Gerliliya-Ekonomi-Politik|last=Malaka|first=Tan|publisher=Moerhan Collection|year=1948|isbn=|location=|pages=11}}</ref> Ide Merdeka 100 Persen yang disampaikan Tan Malaka adalah bagaimana Indonesia bisa menentukan takdirnya sendiri tanpa harus ada campur tangan negara lain dan tidak bisa di toleransi, tetapi gagasan Tan Malaka jika di tinjau dengan era Globalisasi dianggap kurang relevan mengingat sebuah negara tidak bisa menentukan sikap dan segala sesuatu dengan sendirinya melainkan saling membutuhkan bantuan negara-negara lain atau yang biasa dikenal dengan [[Multilateralisme|kerjasama internasional]].
